IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 SEPTEMBER 2013
Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
(Seri 58)
Subtema:
ANAK-ANAK
TUHAN MENERBITKAN MATAHARI KEPADA ORANG YANG MENGANIAYA (MUSUH)
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 13
saja.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.)
Bagian dari ayat 13 berkata: “ENGKAULAH YANG EMPUNYA ... KEMULIAAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA”, untuk
itu kita mengatakan: “Amin.”
Yesus Kristuslah yang empunya kemuliaan sampai
selama-lamanya, dalam hal ini kita harus berkata: “Amin”, sebab di dalam Dia semuanya “ya”, tidak serampangan (ya dan tidak), oleh sebab itu, untuk
memuliakan Dia kita mengatakan: “Amin.”
1 Petrus 4: 7-11
(4:7)
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8)
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab
kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9)
Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
(4:10)
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh
tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(4:11)
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang
menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia
melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan
dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus
Kristus, Ialah yang empunya kemuliaan + kuasa sampai selama-lamanya, untuk itu
kita mengatakan: “Amin.”
SUPAYA ALLAH DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA
BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA PERHATIKAN;
YANG KETIGA
(Bagian B)
1 Petrus 4: 9
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain
dengan tidak bersungut-sungut.
MEMBERI TUMPANGAN KEPADA ORANG LAIN DENGAN TIDAK
BERSUNGUT-SUNGUT.
Memberi tumpangan = MENJADI GANTUNGAN.
Kalau memberi tumpangan kepada orang lain, berarti;
menjadi gantungan bagi orang lain.
Roma 12: 13
(12:13)
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah
dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Lebih dipertegas lagi: “... usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”
Di sini kita lihat, penekanannya lebih tegas lagi, supaya
benar-benar menjadi gantungan bagi orang lain.
Jauh lebih baik menjadi gantungan bagi orang lain, dari
pada kita bergantung kepada orang lain.
Ciri-ciri menjadi gantungan bagi orang lain.
Roma 12: 14
(12:14) Berkatilah siapa yang menganiaya kamu,
berkatilah dan jangan mengutuk!
MEMBERKATI ORANG YANG MENGANIAYA (MUSUH) dan JANGAN
MENGUTUKINYA.
SEDIKIT KESAKSIAN;
saya banyak menerima hal-hal yang menyakitkan dari orang
lain, mulai dari pada sikap, perkataan, dan yang lain-lain, bahkan dilecehkan. Kemudian,
diancam dengan tindakan kekerasan, juga teror lewat SMS, itu pun saya terima.
Masih banyak hal yang tidak bisa saya sebutkan, walaupun bisa tetapi saya tidak
mau menyebutkannya. Saya belajar memberkati dan mendoakan, baik terhadap
tetangga yang menyakiti, supaya saya menjadi pendamaian. Pendamaian itu rela
berkorban, menanggung pengorbanan, dan memang itu menyakitkan.
Dan memang harus begitu, kalau tidak, apa yang membedakan
kita dengan orang-orang luaran sana?
Matius 5: 44
(5:44)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Memberkati musuh, berarti; MENGASIHI MUSUH sekaligus
mendoakan mereka yang menganiaya (musuh).
Berarti; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Matius 5: 45
(5:45)
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Mengasihi musuh disebut anak-anak Bapa di sorga /
anak-anak Tuhan yang memberi dampak positif kepada mereka yang benar dan yang tidak benar.
Ada dua hal dampak positif kalau mengasihi / memberkati
orang yang menganiaya (musuh).
DAMPAK POSITIF PERTAMA: MENERBITKAN MATAHARI BAGI ORANG YANG JAHAT.
Ada tiga benda penerang di langit / cakrawala, dan yang terbesar
adalah matahari, gambaran dari oknum Allah Bapa dengan tabiat-Nya KASIH.
Berarti, menerbitkan matahari bagi orang yang jahat,
artinya; MENYATAKAN KASIH ALLAH.
Efesus 5: 1-2
(5:1)
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
(5:2) dan
hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus
Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita
sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Anak-anak Bapa di sorga / anak-anak Tuhan hidup di dalam
kasih, seperti Yesus Kristus yang telah mengasihi saya dan saudara, Ia
menyerahkan nyawa-Nya, mempersembahkan hidup-Nya, sebagai korban persembahan
yang harum bagi Allah Bapa.
Berarti, Kristus Yesus telah menerbitkan matahari bagi
manusia, bahkan seluruh manusia = MENYATAKAN KASIH-NYA.
Mari kita simak ketika YESUS MENERBITKAN MATAHARI /
MENYATAKAN KASIH-NYA.
Lukas 23: 44-45
(23:44)
Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
(23:45)
sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir
Bait Suci terbelah dua.
Pada saat Yesus disalibkan di atas kayu salib terjadi
kegelapan meliputi daerah itu dari jam 12 sampai dengan jam 3 sore, karena
matahari tidak bersinar.
Kegelapan menunjuk kepada di mana dosa telah melanda
dunia.
Namun, mari kita lihat; YESUS MENERBITKAN MATAHARI KEPADA
ORANG YANG MENGANIAYA dan kepada ORANG YANG BERBUAT DOSA.
Lukas 23: 47-49
(23:47)
Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya:
"Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
(23:48)
Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan
itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
(23:49)
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang
mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Yesus menerbitkan matahari kepada tiga golongan:
YANG PERTAMA: Yesus
Kristus menerbitkan matahari kepada KEPALA PASUKAN (orang yang menganiaya /
musuh).
Dengan bukti: kepala pasukan MEMULIAKAN ALLAH, katanya: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!”
Dengan mulut ia berkata: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!”, ini merupakan kebenaran
iman.
Jadi, dia dibenarkan bukan karena melakukan hukum Taurat,
melainkan dibenarkan karena imannya terhadap apa yang sedang terjadi di depan
matanya.
Roma 10: 8-9
(10:8)
Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
(10:9)
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya
dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka
kamu akan diselamatkan.
Firman / kebenaran iman itu dekat, yakni di DALAM MULUT dan di DALAM HATI, sehingga;
-
Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Berarti, tidak
ada tuhan lain, allah lain yang disembah, selain Tuhan Yesus Kristus = terlepas
dari penyembahan berhala.
Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya;
·
melayani karena perut
(seperti nabi-nabi palsu melayani karena perut)
·
cinta akan uang sampai
akhirnya ia mencuri sepersepuluh (milik Tuhan)
·
meninggalkan ibadah
karena pekerjaan, dan masih banyak lagi berhala-berhala.
Saya
berdoa kepada kehidupan muda remaja yang sudah mendapat pekerjaan oleh karena pertolongan
Tuhan, supaya tetap tekun dalam tiga macam ibadah utama, dan kalau
sungguh-sungguh, Tuhan pasti tolong, tidak mungkin tidak.
-
Firman dekat di dalam hati, sehingga hati percaya bahwa
Allah telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Matius 27:
52-53
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar
dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan
menampakkan diri kepada banyak orang.
Sesudah
kebangkitan Yesus, orang-orang kudus juga bangkit dari kubur lalu masuk ke kota
kudus, itulah Yerusalem baru.
Yerusalem
baru disebut juga kota mempelai.
Roma 6: 4
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang baru.
Kuasa
kebangkitan itu hidup dalam hidup yang baru = HIDUP YANG DIUBAHKAN.
1 Korintus
15: 51-52
(15:51) Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia:
kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita
semuanya akan diubah,
(15:52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang
terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang
mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
Pada saat
orang-orang dibangkitkan, dalam sekejap mata akan diubahkan, sehingga menjadi
zat / keadaan yang tidak dapat binasa lagi.
Berbahagialah
orang-orang yang dibangkitkan pada masa kebangkitan yang kedua, pada saat itu
keadaan kita akan diubahkan sekejap mata, dan keadaan yang baru ini menjadi
keadaan yang tidak binasa lagi.
Praktek supaya
mengalami kuasa kebangkitan.
1 Korintus
15: 42-44
(15:42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang
mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan
dalam ketidakbinasaan.
(15:43) Ditaburkan dalam kehinaan,
dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan.
(15:44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang
dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika
ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
Yang
dibangkitkan itu adalah TUBUH ROHANIAH, bukan tubuh alamiah.
Jadi
mereka semua yang dibangkitkan akan diubahkan menjadi manusia rohaniah.
Tubuh
rohaniah, inilah keadaan / suatu zat yang tidak binasa, suatu zat yang tidak
akan habis.
Namun di
sini dikatakan; “Yang ditaburkan adalah
tubuh alamiah”, sehingga yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.
Supaya
mengalami kebangkitan, maka ada 3 hal yang
ditaburkan terlebih dahulu:
· DITABURKAN DALAM KEBINASAAN.
Artinya;
mengubur hidup yang lama, yaitu segala DOSA-DOSA KEJAHATAN.
Sebab
kebinasaan / binasa = maut, sedangkan upah dosa adalah maut.
Kalau kebinasaan
ditaburkan, dengan kata lain mengubur hidup lama, yaitu segala dosa kejahatan,
maka akan mengalami kebangkitan, yaitu DIBANGKITKAN
DALAM KETIDAKBINASAAN.
· DITABURKAN DALAM KEHINAAN.
Artinya; mengubur
hidup yang lama, yaitu DOSA KARENA TIDAK TAHAN TERHADAP UJIAN.
Kehinaan =
debu tanah, sedangkan debu adalah dosa karena tidak tahan terhadap ujian.
Sebagai
contoh;
1 Korintus
3:
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering
atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan
nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api
dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jenis
bangunan yang terbuat dari kayu, rumput kering dan jerami, kalau diuji oleh
nyala api akan terbakar hangus dan berubah menjadi abu.
Perubahan
dari manusia kayu ini menunjukkan bahwa dia jatuh di dalam dosa karena tidak
tahan terhadap ujian.
Orang yang jatuh dalam dosa adalah orang yang tidak tahan terhadap ujian dan dosa tidak tahan
terhadap ujian ini harus dikubur terlebih dahulu.
Sedangkan
ujian itu bermacam-macam, ada yang dari atas, dari bawah, juga ada yang dari
samping.
-
Ujian dari atas, itulah tipu muslihat dari iblis setan.
Sesungguhnya
perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan tipu muslihat
iblis setan. Tetapi kalau kita masuk dalam perangkap tipu muslihat iblis setan,
akhirnya membuat kita marah, geram dan emosi, ini menunjukkan bahwa kita tidak
tahan uji.
-
Ujian dari bawah, itulah ujian dalam bentuk dosa
kenajisan / roh najis.
Barangkali
tubuh kita terlihat rapi tersusun, tetapi hati, pikiran, perasaan dan
pertimbangan-pertimbangan kita sebagai manusia juga diselidiki oleh Tuhan,
sebab kalau seorang laki-laki memandang perempuan dan menginginkannya di dalam
hati, itu merupakan dosa perzinahan.
Sebaliknya,
perempuan jangan menggoda, jangan memikat, semua itu terdapat dalam hati,
pikiran, perasaan dan pertimbangan manusia. Kalau itu terjadi, berarti tidak
tahan uji.
-
Ujian dari samping, itulah ujian dalam bentuk dosa dusta.
Kalau
seseorang suka membenarkan diri dalam kebenarannya terhadap sesama (samping),
pasti orang itu suka berdusta.
Itu
sebabnya dosa tidak tahan uji harus dikubur, dan selanjutnya DIBANGKITKAN DALAM KEMULIAAN.
Oleh sebab
itu, biarlah kita melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan sorga, di dalamnya ada
kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga dikenan oleh Allah dan dihormati manusia.
· DITABURKAN DALAM KELEMAHAN.
Artinya;
mengubur hidup yang lama, yaitu DOSA KARENA BERMEGAH ATAS DIRI SENDIRI.
Bermegah,
berarti; bangga atas kelebihan-kelebihan, bangga atas apa yang dia miliki,
bangga atas kemampuan-kemampuan yang dia punya
2 Korintus
12: 5, 9-10
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas
diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku.
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku
lemah, maka aku kuat.
Rasul
Paulus tidak bermegah atas dirinya sendiri, atas kelebihan-kelebihan yang dia
terima dari Tuhan, justru ia bermegah atas kelemahannya, yaitu bermegah dalam
siksaan, kesukaran, dan sebagainya.
Sebab
ketika Rasul Paulus bermegah atas kelemahan, kuasa Kristus turun menaungi sesuai dengan pernyataan Rasul Paulus = “...
jikalau aku lemah, maka aku kuat.”
Jika dosa
bermegah atas diri sendiri ini dikuburkan, kemudian akan DIBANGKITKAN DALAM KEKUATAN.
1 Korintus
15: 43, 49
(15:43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam
kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
(15:49) Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang
alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa
dari yang sorgawi.
Kesimpulannya;
terlebih dahulu MENGUBUR HIDUP YANG LAMA, itulah dosa yang disebabkan oleh;
·
dosa-dosa kejahatan,
·
dosa karena tidak
tahan terhadap ujian,
·
dosa karena bermegah
atas diri sendiri,
hingga akhirnya
kita MEMILIKI RUPA SORGAWI, karena;
·
dibangkitkan dalam ketidakbinasaan,
·
dibangkitkan dalam kemuliaan,
·
dibangkitkan dalam kekuatan.
Ketiga hal
ini = keadaan yang tidak binasa, inilah manusia rohani.
Yesus menerbitkan matahari kepada tiga golongan:
YANG KEDUA: Yesus
Kristus menerbitkan matahari kepada SELURUH ORANG BANYAK YANG BERKERUMUN = umum
(gambaran dari manusia berdosa).
Dengan bukti: pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri
/ memukul-mukul dada.
Artinya; seluruh orang banyak yang berkerumun menyadari
diri sebagai orang berdosa.
Memukul-mukul diri / dada = menyadari diri sebagai orang
berdosa.
Ini adalah berkat yang luar biasa. Banyak orang melakukan
kesalahan, tetapi tidak menyadari bahwa ia melakukan kesalahan (hidup dalam dosa).
Tetapi kalau seseorang menyadari diri sebagai seorang
yang berdosa, berarti Yesus Kristus menerbitkan matahari kepadanya (menyatakan
kasih-Nya).
Menyadari diri, berarti;
-
BERTOBAT.
Artinya;
berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi, seperti dua tangan dan dua
kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, kembalilah kepada Allah.
-
MENGAKUI DOSA.
Dosa itu
diakui di tempat yang terang, sebab terang adalah kasih Allah.
1 Yohanes
1: 8-10
(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka
kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
(1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat
dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta
dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Kalau kita
mengaku dosa, maka Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
Memang ada
baiknya anak-anak Tuhan mudah untuk mengaku dosa. Semudah mengaku dosa, semudah
itulah Tuhan akan mengampuni dosa kita sekaligus menyucikan kita dari segala
dosa kejahatan.
Sebaliknya,
jika seseorang tidak mudah mengaku dosa, maka konsekuensinya;
·
Menjadikan Tuhan
pendusta.
·
Firman Allah, sebagai
kebenaran tidak diam di dalam dia.
Saya tetap
merindukan kepada Tuhan, supaya kita semua mudah mengaku segala
kekurangan-kekurangan kepada Tuhan, supaya kita berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, sebab segala yang tidak suci /
pengaruh-pengaruh yang tidak suci (dosa kejahatan dan kenajisan), itulah yang
menghambat kita untuk berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Sebab orang
yang menyembunyikan dosa, ia tidak percaya diri di tengah-tengah ibadah
pelayanan, sehingga ia tidak berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, sebab orang yang masih mempertahankan dosanya, ia sendiri akan merasa tertuduh.
-
INSAF.
Lukas 22:
32
(22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya
imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau
sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Orang yang
insaf seperti Simon Petrus, mampu menguatkan orang lain, mampu menguatkan
sesama, satu dengan yang lain saling menguatkan.
Selama
seseorang belum menyadari diri sebagai orang berdosa, orang semacam ini tidak
akan bisa menguatkan sesama, tidak akan bisa menguatkan orang lain.
Banyak
saudara-saudara kita, ada saudara-saudara sedaging, ada saudara seiman, ada
saudara semarga, ada saudara sesama manusia, mereka harus dikuatkan oleh orang
yang insaf.
Yesus menerbitkan matahari kepada tiga golongan:
YANG KETIGA: Yesus
Kristus menerbitkan matahari kepada SEMUA ORANG YANG MENGENAL YESUS.
Dengan bukti: semua orang yang mengenal Yesus berdiri
jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Artinya; orang yang mengenal Yesus menyaksikan kemurahan Tuhan.
Kalau mata tertuju kepada korban Kristus, berarti;
menyaksikan kemurahan Tuhan.
Tetapi kalau mata tertuju kepada keinginannya, kepada
hal-hal yang najis, itu bukanlah menyaksikan kemurahan Tuhan, melainkan
menyaksikan kehancuran dan kebinasaan.
Biarlah kita senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada
korban Kristus, sebab itu adalah kemurahan Tuhan, jangan arahkan pandangan
kepada keinginannya, jangan arahkan pandangan kepada yang tidak suci! Jangan mengarahkan pandangan kepada perkara-perkara lahiriah / di bawah.
Mazmur 27: 4
(27:4)
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN
seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN
dan menikmati bait-Nya.
Satu hal yang harus kita minta, yaitu tinggal di dalam
rumah Tuhan untuk menyaksikan kemurahan Tuhan, sampai menikmati segala kemurahan
Tuhan.
oleh sebab itu, biarlah kita tetap memandang korban
Kristus, memperhatikan pekerjaan di dalam rumah Tuhan, dan pekerjaan itu
betul-betul kita nikmati, bukan karena keterpaksaan tetapi karena kasih Agape.
Seberat apapun pekerjaan, bahkan walaupun sebesar gunung,
tetapi kalau pekerjaan itu dicintai, maka pekerjaan itu akan menjadi ringan dan
mampu kita lewati, sebaliknya seringan apapun pekerjaan, kalau tidak dicintai,
pekerjaan itu akan terasa berat.
Saksikanlah kemurahan Tuhan itu, dan nikmatilah!
Ayub 19: 25-27
(19:25)
Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
(19:26)
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat
Allah,
(19:27)
yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku
sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena
rindu.
Didalam rumah Tuhan Ayub menyaksikan segala kemurahan Tuhan, Ayub melihat karya Allah didalam dirinya dari awal sampai akhir, dimana segala yang dia punyai satupersatu hilang lenyap, bahkan Ayub menyaksikan itu semua tinggal kulit yang melekat pada tulang/Ayub menyaksikan kemurahan Tuhan tanpa daging.
Apa yang dialami Ayub dia saksikan, bukan kesaksian orang
lain, bukan apa yang dilihat orang lain, melainkan dia saksikan sendiri, tetapi
dia percaya Allah hidup, Allah bangkit di atas debu untuk memberikan semangat baru bagi kita yang hancur ketika menyaksikan kemurahan Tuhan, dan
biarlah kita nikmati kemurahan Tuhan walau raga kita habis, sampai tinggal kulit melekat pada
tulang,. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment