IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 JUNI 2014
Team: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 16)
Subtema: BERPADANAN DENGAN PANGGILAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh
diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam
hari ini.
Sebelum kita membawa diri kita masing-masing rendah di
bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman Tuhan, surat Paulus
kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 10
(1:10) sehingga hidupmu
layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu
memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar
tentang Allah,
Dari ayat 10 ini, kita akan memperhatikan secara khusus: "sehingga
hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal...”,
artinya; berpadanan dengan injil Kristus.
Memang setiap orang yang terpanggil, harus berpadanan
dengan injil Kristus, supaya setiap orang yang terpanggil menjadi layak dan
berkenan kepada-Nya dalam segala sesuatu.
Filipi 1: 27
(1:27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila
aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu
teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul
dari Berita Injil,
Nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, yaitu: “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil
Kristus”
Berbicara injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), berarti
berbicara tentang pribadi Yesus Kristus seutuhnya, mulai dari Ia turun sampai
Ia naik kembali ke sorga.
Tanda bila seseorang berpadanan dengan injil Kristus.
Filipi 1: 29
(1:29)
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk
percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia,
Jadi ternyata, dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.
Inilah tanda bila seseorang berpadanan dengan injil
Kristus.
Kemudian, kalau pemberitaan firman hanya sebatas cukup
percaya, itu adalah ajaran yang tidak baik, dan di hari-hari terakhir ini
banyak ajaran yang mengajarkan hanya cukup percaya kepada Tuhan.
Sebenarnya tidak hanya sampai di situ, sebab itu baru
dasar/awal pengikutan kita kepada Tuhan, selanjutnya turut mengambil bagian
dalam penderitaan Kristus, itulah puncaknya.
Sekali lagi saya katakan;
Menderita untuk Dia, maksudnya; turut mengambil bagian
dalam penderitaan Kristus.
1 Petrus 4: 12-13
(4:12)
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi
atas kamu.
(4:13)
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Jangan heran terhadap nyala api siksaan sebagai ujian,
sebab setiap orang yang terpanggil tidak hanya percaya kepada Kristus tetapi
juga turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
1 Petrus 4: 14
(4:14)
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Sesungguhnya adalah kebahagiaan jika kita mengambil
bagian dalam penderitaan Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah menjadi
milik kita, menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita.
Jadi, tidak ada lagi cara lain untuk memiliki Roh
kemuliaan, Roh kudus itu.
Dalam pengikutan kita kepada Tuhan, tidak sedikit
penderitaan yang kita alami, dengan kata lain banyak penderitaan yang kita
alami. Kemudian, ukuran penderitaan itu kepada tiap-tiap orang hanya Tuhan yang
tahu.
Ada kalanya kita kuat, ada kalanya kita lemah, tetapi
saya mau katakan malam hari ini: tetaplah setia.
Mungkin saja malam hari ini kita seolah-olah tidak
berdaya, tetapi kalau kita tetap setia, maka Tuhan akan memberi pertolongan
kepada saya dan saudara, sampai betul-betul kita merasakan kebahagiaan di dalam
penderitaan Kristus.
1 Petrus 4: 15-16
(4:14)
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
(4:15)
Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
(4:16)
Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen,
maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah
ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Selanjutnya, JANGAN MALU jikalau mengambil bagian di
dalam penderitaan Kristus, justru kita harus berbahagia, sebab itulah kehidupan
orang Kristen.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung
adalah kasih karunia, itu adalah kehidupan yang sejati, dan itulah kehidupan
orang Kristen yang sejati.
Biarlah hal ini yang terjadi, jangan sampai mengalami
penderitaan karena kesalahan/kebodohan.
Kesalahan/kebodohan yang dimaksud di sini antara lain;
-
pembunuh = dosa membenci,
-
pencuri = mengambil milik Tuhan dan merampas hak orang lain,
-
penjahat = dikuasai roh jahat,
-
pengacau = dikuasai roh pengacau, supaya keadaan menjadi kacau
balau.
Sebagaimana pengalaman Rasul Paulus, kita kembali
memperhatikan ...
Filipi 1: 30
(1:30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu
kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
Rasul Paulus betul-betul berjuang, bergumul di
tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan, dia banyak mengalami penderitaan,
termasuk pergumulannya pada saat melayani jemaat di Filipi.
Mari kita lihat yang dimaksud dengan penderitaan Rasul
Paulus tersebut ...
Kisah Para Rasul 16: 19-22
(16:19)
Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat
penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke
pasar untuk menghadap penguasa.
(16:20)
Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,
berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini,
karena mereka orang Yahudi,
(16:21)
dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh
menerimanya atau menurutinya."
(16:22)
Juga orang banyak bangkit menentang mereka.
Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan
mendera mereka.
Rasul Paulus harus berjuang dalam pelayanan terhadap
jemaat di Filipi, sebab ia ditentang oleh orang banyak, ditentang oleh
pembesar-pembesar kota itu, karena ia berjuang dalam pemberitaan firman tentang
salib Kristus sampai akhirnya pakaiannya dikoyakkan dari tubuhnya, dan Rasul
Paulus juga harus didera dengan luar biasa.
Inilah yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Filipi 1: 30 tadi.
Yesus terlebih dahulu didera oleh orang-orang Yahudi, Dia
harus menanggung itu di atas kayu salib. Selanjutnya, pakaian-Nya ditanggalkan
dan dikoyakkan menjadi 4 bagian.
4 bagian à 4 penjuru bumi, yaitu Timur, Barat, Utara, Selatan =
Yesus menanggung dosa seluruh bumi.
Berarti, Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib
untuk menanggung dosa saya dan saudara. dan imam-imam sebetulnya harus menjadi
pendamaian; turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, jangan sampai menjadi
pengacau, pembunuh, pencuri, penjahat.
Kisah Para Rasul 16: 23-24
(16:23)
Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala
penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
(16:24)
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan
mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka
dalam pasungan yang kuat.
Selanjutnya Rasul Paulus dijebloskan ke dalam penjara
yang paling dalam (tengah) karena pedagang-pedagang dengan segala roh tenungnya
itu tidak menghendaki pelayanan dari Rasul Paulus di kota Filipi, karena
pelayanan Rasul Paulus menjadi penghambat/penghalang bagi pedagang-pedagang
oleh karena roh tenung, sehingga Rasul Paulus harus dipenjarakan. Setelah
mereka dijebloskan ke dalam penjara yang paling dalam, kaki mereka dibelenggu
dalam pasungan yang kuat.
Penjara, berarti; keterbatasan, tidak ada kebebasan untuk
melayani Tuhan.
Perlu untuk diketahui; roh tenung ini menghambat dan
membatasi pelayanan.
Kisah Para Rasul 16: 25
(16:25)
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa
dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain
mendengarkan mereka.
Nyali Rasul Paulus tidak menjadi surut/ciut, justru dalam
penjara itu Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menaikkan puji-pujian kepada
Allah = hidup dalam doa penyembahan
Ini juga menjadi pelajaran yang baik bagi kita, terkhusus
imam-imam, biarlah hati kita tidak surut untuk melayani Tuhan, kita terus berjuang
memuji Tuhan, dan hidup di dalam doa.
Kuasa Doa:
Kisah Para Rasul 16: 26
(16:26)
Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat,
sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan
seketika itu juga terbukalah semua pintu
dan terlepaslah belenggu mereka semua.
“tetapi terjadilah
gempa bumi yang hebat”, artinya; terjadi kegerakan besar di bumi ini.
Saya mendambakan kegerakan Roh Kudus hujan akhir terjadi,
kita semua dipakai dalam kegerakan yang besar ini, terkhusus dalam pembentukan
tubuh Kristus yang sempurna, dari timur ke barat.
Kemudian, pada saat terjadi kegerakan di bumi; “sendi-sendi penjara itu goyah”
Sendi-sendi apapun bisa kita taklukkan, dan sendi-sendi
itu bisa goyah kalau kegerakan besar terjadi di bumi ini, bahkan musuh sekalipun
bisa menjadi goyah, asal saja hati kita tidak surut, nyali kita tidak menjadi
ciut, kita tetap berkobar-kobar melayani Tuhan.
Dalam perjalanan menuju Serang, saya merenung mengenai pergumulan.
Dalam pikiran saya terbesit di mana saya tidak boleh menganggap pergumulan itu
besar, melainkan tetap memandang salib Kristus.
Kalau kita betul-betul berjuang di tengah-tengah
pelayanan, maka sendi-sendi musuh akan goyah.
Kemudian, pada saat itulah terjadi dua hal;
-
terbukalah semua pintu
= Tuhan membuka pintu kemurahan
= Tuhan membuka pintu kemurahan
-
terlepaslah belenggu
= ada kuasa kelepasan yang kita peroleh dari Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, asal saja hati kita tidak menjadi surut, nyali kita tidak ciut, tetap mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
= ada kuasa kelepasan yang kita peroleh dari Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, asal saja hati kita tidak menjadi surut, nyali kita tidak ciut, tetap mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Kuasa pelayanan Rasul Paulus:
Kisah Para Rasul 16: 16-18
(16:16)
Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan
seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya
tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.
(16:17) Ia
mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang
Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."
(16:18)
Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan
lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar
dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.
Rasul Paulus mengusir roh tenung dari hamba perempuan
tersebut, sebab roh tenung itu mengganggu/menghambat pelayanan Rasul Paulus.
Roh tenung itu seolah-olah mendukung pelayanan,
sebagaimana hamba perempuan itu berkata: “Orang-orang
ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan
kepada keselamatan”, tetapi sebetulnya itu cukup mengganggu, oleh sebab itu
Rasul Paulus mengusir roh tenung dari hamba perempuan itu.
1 Samuel 15: 2-3
(15:2)
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang
Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka,
ketika orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3)
Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang
Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya,
dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun
anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba,
unta maupun keledai."
Firman Tuhan datang kepada raja Saul yaitu untuk;
- menumpas habis orang
Amalek, membunuh seluruh orang Amalek, baik laki-laki perempuan, tua muda,
bahkan anak-anak yang menyusui sekalipun,
- selanjutnya semua yang
ada, termasuk binatang yang dimiliki oleh orang Amalek.
1 Samuel 15: 18-19
(15:18)
TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah
orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai
engkau membinasakan mereka.
(15:19)
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN?
Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Raja Saul melangkahi firman Tuhan, Ia tidak mendengar dan
tidak menuruti firman Tuhan.
Raja Saul tidak menumpas habis orang Amalek, mulai dari
rajanya sampai rakyat jelata, juga tidak menumpas habis semua yang dipunyai
orang Amalek termasuk seluruh binatang.
1 Samuel 15: 20-21
(15:20)
Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan
mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek
itu sendiri telah kutumpas.
(15:21)
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing
domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas
itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Alasan Saul kepada Samuel;
-
Telah membunuh semua
orang Amalek tetapi membiarkan Agag, raja Amalek hidup
- Semua binatang telah
ditumpas tetapi membiarkan kambing domba dan lembu yang terbaik, dengan
alasan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
alasan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Orang yang melangkahi firman Tuhan adalah orang yang suka
mencari alasan dan pandai mencari alasan.
1 Samuel 15: 22
(15:22)
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan
korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan, memperhatikan lebih baik dari
pada lemak domba-domba jantan.
Perlu untuk diketahui;
-
“Mendengarkan
fiman Tuhan lebih baik dari korban sembelihan.”
Kita
seringkali melayani dengan segala pengorbanan, penuh dengan jerih lelah, jerih
payah, tetapi sangat disayangkan jika imam-imam yang melayani tidak
dengar-dengaran.
Jadi, dengar-dengaran
itu jauh lebih baik.
-
“Memperhatikan
lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.”
Apabila
lemak itu dibakar, akan mengeluarkan aroma yang berbau harum, tetapi itu tidak
lebih baik dari pada memperhatikan firman Tuhan.
Jauh lebih baik bila saya dan saudara mendengar dan
memperhatikan firman Tuhan dari korban sembelihan dan dari lemak domba-domba
jantan.
1 Samuel 15: 23
(15:23)
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa
bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia
telah menolak engkau sebagai raja."
Menolak/melangkahi firman Tuhan merupakan pendurhakaan
kepada Tuhan, dan ini harus diperhatikan baik-baik.
Sedangkan dosa mendurhaka
setara dengan dosa tenung, inilah yang menjadi
penghambat dalam ibadah dan pelayanan.
Dan pada akhirnya, Saul pun jatuh dalam dosa roh
bertenung. Ia bertenung kepada hamba perempuan yang dapat memanggil
arwah-arwah.
Setelah Saul ditolak menjadi raja atas Israel, maka atas
seijin Tuhan roh jahat mengganggu Saul dan mengganggu jiwanya. Karena Saul
merasa bahwa Tuhan tidak lagi berpihak kepadanya, akhirnya Saul meminta
petunjuk kepada roh jahat iblis setan.
Seharusnya kita harus belajar mencari, meminta petunjuk
kepada Tuhan dalam hal sekecil apapun, janganlah kita merasa lebih pintar.
Kemudian ...
Pendurhakaan disebut juga pemberontakan kepada Tuhan.
Tuhan tidak menghendaki pendurhakaan dan pemberontakan
itu dalam kehidupan kita sekaliannya supaya tidak menghambat pelayanan dalam
kandang penggembalaan.
Bilangan 16: 1-3
(16:1)
Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab,
dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang
(16:2)
untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel,
pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.
(16:3)
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada
keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang
kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu
meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Korah memberontak kepada Musa dengan berani melawan Musa,
hamba Allah yang dipilih untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan memimpin
di padang gurun.
Untuk menjadi gembala, Musa sudah melewati proses yang
luar biasa; 40 tahun di Mesir, 40 tahun di Midian, 40 tahun di padang gurun.
Tetapi dengan mudahnya Korah memberontak melawan Musa.
Dipanggil menjadi hamba Tuhan selanjutnya menjadi
gembala, membutuhkan proses yang panjang, oleh sebab itu, jangan dengan mudah
kita memberontak kepada gembala, dengan mempengaruhi orang lain.
Di sini kita melihat; Korah mempengaruhi Datan dan
Abiram, juga dua ratus lima puluh orang Israel, semuanya orang-orang yang
kenamaan untuk memberontak melawan Musa.
Kemudian, APAKAH
TUHAN BERPIHAK KEPADA KORAH?
Bilangan 16: 32-33
(16:32)
dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka
dengan seisi rumahnya dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan
segala harta milik mereka.
(16:33)
Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke
dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari
tengah-tengah jemaah itu.
Bani Korah dan orang yang di sekitarnya termasuk anak dan
isteri ditelan oleh bumi dengan hidup-hidup.
Saudaraku, hati-hati dengan pendurhakaan/pemberontaan,
jangan berpihak ke sana, sebab salah berdiri saja, semua akan turut ditelan
bumi.
Tuhan tidak suka dengan roh tenung, roh
pendurhakaan/pemberontakan, oleh sebab itu, jangan turut-turut ke dalamnya!
Bumi membuka mulutnya à kehidupan yang kering-kering, tidak menghasilkan
apa-apa.
Oleh sebab itu ...
Bilangan 16: 20-21, 26
(16:20)
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun:
(16:21)
"Pisahkanlah dirimu dari tengah-tengah
umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata."
(16:26)
Berkatalah ia kepada umat itu: "Baiklah kamu menjauh dari kemah orang-orang fasik ini dan janganlah kamu kena
kepada sesuatu apa pun dari kepunyaan mereka, supaya kamu jangan mati lenyap
oleh karena segala dosa mereka."
Tuhan berfirman kepada Musa untuk memisahkan diri dari
bani Korah, sebab salah berdiri saja akan ditelan.
Jadi, jangan turut dengan segala pemberontakan, sebab itu
merupakan dosa kefasikan.
Jangankan tabiat dengan segala kefasikannya, dengan harta
bendanya saja tidak boleh mendekat.
Hal ini bertujuan supaya pelayanan ini tidak terhambat,
Tuhan menjauhkan kita dari roh tenung yang setara dengan pendurhakaan/pemberontakan.
Kiranya kita berpadanan dengan injil Kristus, jangan berpadanan dengan yang
tidak baik.
Bagi orang batak juga ada istilah “padan.” Sesungguhnya,
yang satu rumpun, ibaratnya seperti saya; Sitohang, Situmorang, Siringo-ringo,
tetapi karena ada istilah padan, sekalipun tidak satu marga/rumpun, akan
menjadi satu.
Biarlah kita berpadanan sesuai dengan panggilan kita,
sebab kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Kristus saja, melainkan
satu dengan penderitaan Kristus.
Sekali lagi; hati-hati, jangan salah berdiri! Kalau
saudara tahu itu salah, jangan ikut berdiri di situ.
Efesus 4: 1
(4:1)
Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan,
supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil
berpadanan dengan panggilan itu.
Nasihat yang sama kepada jemaat di Efesus, yaitu supaya
hidup orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Panggilan kita dikaruniakan bukan saja percaya kepada
Kristus, tetapi juga turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Ciri-cirinya:
Efesus 4: 2-6
(4:2) Hendaklah
kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
(4:3) Dan
berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera:
(4:4) satu tubuh, dan satu
Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu,
(4:5) satu Tuhan, satu
iman, satu baptisan,
(4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di
atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Cirinya;
1.
Selalu
rendah hati, berarti; menempatkan
diri di bawah, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut
pandang, gerak-gerik, dalam segala sesuatu selalu di bawah.
2.
Lemah
lembut, berarti; tidak berlaku kasar.
3.
Sabar, berarti; berharap sesuatu yang baik dari Tuhan
4.
Menunjukkan
kasih terlebih dalam saling membantu
Banyak hal
yang harus kita bantu terlebih dalam kandang penggembalaan ini, tidak boleh
tutup mata.
5.
Berusahalah
memelihara kesatuan Roh dengan
cara diikat oleh damai sejahtera.
Berarti,
berusaha menciptakan damai sejahtera.
6.
Satu tubuh
Berarti,
tidak mementingkan diri sendiri, tidak egois
7.
Satu Roh
Misalnya;
berlainan karunia-karunia, tetapi sekalipun demikian dikerjakan oleh roh yang
satu, yang sama = satu dengan yang lain saling mendukung dalam pelayanan
8.
Satu Tuhan, berarti; sekalipun pelayanan itu jenisnya banyak, namun
kita hanya melayani Tuhan, bukan melayani perut, bukan melayani karena
kepentingan-kepentingan.
9.
Satu iman.
Imam
adalah segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat.
Dengan
satu iman, maka kita satu pengharapan.
10. Satu baptisan.
Di
hari-hari terakhir ini ada banyak sekali jenis baptisan; ada yang menggunakan
bendera, ada yang dipercik, dan sebagainya, tetapi baptisan yang benar adalah
baptisan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, yaitu; baptisan permandian/ditenggelamkan,
sebagai tanda kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
11. Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan
oleh semua dan di dalam semua
Intinya; jikalau kita berpadanan dengan panggilan itu,
maka terlihat kesatuan tubuh Kristus. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
biarlah itu terjadi dalam kandang penggembalaan ini dengan anggota-anggota
tubuh Kristus yang lain/di luar kandang penggembalaan ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang