IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 APRIL 2015
Tema: DARI
KITAB KOLOSE
(Seri 40)
Subtema: MENJADI AHLI WARIS
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di
dalam kasih Kristus, karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan pada malam hari ini.
Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose.
Kolose 1: 20
(1:20) dan oleh Dialah Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan
pendamaian oleh darah salib Kristus.
Oleh darah salib Kristus
(korban Kristus), Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang
ada di sorga, maupun yang ada di bumi.
Efesus 1: 10
(1:10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk
mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di
sorga maupun yang di bumi.
Dipersatukan dalam Kristus,
baik yang di sorga maupun yang di bumi, sebab Yesus Kristus adalah pengantara
antara Allah dengan manusia, Ia adalah Imam Besar yang tugasnya memperdamaikan
dosa manusia kepada Allah dengan darah-Nya sendiri.
Efesus 1: 11
(1:11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang
dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu
sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya --
Sehingga di dalam Kristus kita
mendapat bagian yang dijanjikan sesuai dengan apa yang ditentukan Allah dari
sejak semula.
Dalam 1 Yohanes 2: 2, Ia
adalah pendamaian untuk seluruh dosa dunia, sehingga dengan demikian, kita
mendapat bagian dari apa yang dijanjikan Allah di dalam Kristus Yesus.
Mari kita perhatikan lebih
jauh....
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah,
bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang
disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang
di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.
Bangsa kafir yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh
darah Kristus.
Yang dimaksud UKURAN JAUH adalah: orang yang bukan Yahudi
secara lahiriah dan tak bersunat secara lahiriah.
Pendeknya; tanpa Kristus berarti tanpa pengharapan (tanpa
Allah di dalam dunia).
Tanpa pengharapan à tulang-tulang kering, suatu saat nanti akan terhilang
dan lenyap (Yehezkiel 37: 11)
Pertanyaannya: APA MAKSUDNYA TANPA KRISTUS?
Artinya; tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dari ketentuan-ketentuan yang dijanjikan Allah dari sejak
semula.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur, kita memiliki
pengantara, Yesus Kristus, oleh darah salib Kristus, kita diperdamaikan dengan
Allah Bapa, segala sesuatu dipersatukan di dalam diri-Nya baik yang ada di sorga
maupun yang ada di bumi.
Kita adalah bangsa kafir, orang yang tidak bersunat,
bukan merupakan bangsa Israel secara lahiriah, tetapi yang dahulu jauh menjadi
dekat, oleh darah salib Kristus.
Mari kita lihat; SUATU GAMBARAN/KIASAN yang berkaitan
dengan hal di atas.
Galatia 4: 28-31
(4:28) Dan kamu,
saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.
(4:29) Tetapi seperti
dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan
menurut Roh, demikian juga sekarang ini.
(4:30) Tetapi apa kata
nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak
hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak
perempuan merdeka itu."
(4:31) Karena itu,
saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak
perempuan merdeka.
Tidak menjadi ahli waris, itulah anak dari hamba
perempuan karena diperanakkan menurut daging. Inilah bangsa kafir, orang-orang
yang jauh dari Allah, tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tidak menjadi ahli waris.
Galatia 4: 23-24
(4:23) Tetapi anak
dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan
anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.
(4:24) Ini adalah
suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal
dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --
Anak yang lahir dari perempuan hamba diperanakkan menurut
daging.
Kesimpulannya; hidup menurut daging adalah hamba dosa.
Dalam Galatia 5: 19-21 terdapat 15
tabiat daging, dengan menuruti 15 tabiat daging berarti menjadi hamba dosa.
1 Korintus 15: 50
(15:50)
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging
dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa
tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
Daging & darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah, sebab daging & darah suatu saat nanti akan dibinasakan = tidak
mendapat ketentuan-ketentuan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan Allah dari
sejak semula.
Galatia 4: 24-25
(4:24) Ini adalah
suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu
berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar –
(4:25) Hagar
ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang
sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.
Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab = Yerusalem yang
sekarang, gambaran dari manusia lahiriah/daging.
Orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging
akan menjadi hamba dosa, itulah manusia duniawi yang menjalankan hidup secara
lahiriah.
Galatia 4: 1-2
(4:1) Yang dimaksud
ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak
berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;
(4:2) tetapi ia berada
di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh
bapanya.
Seorang hamba dosa (karena diperanakkan menurut daging) berarti
belum akil balig = tidak layak menjadi ahli waris, tidak layak menjadi warga
Kerajaan Sorga dan tidak layak menerima semua janji-janji Allah.
Belum akil balig, arti rohaninya; belum dewasa rohani.
1 Korintus 3: 1-3
(3:1) Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa
dalam Kristus.
(3:2) Susulah yang
kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya.
Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
(3:3) Karena kamu
masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?
Kerohanian yang belum dewasa adalah gambaran dari manusia
duniawi dan hidup secara manusiawi.
Kerugian bila belum akil balig/belum dewasa secara
rohani: tidak mampu menerima makanan keras, itulah pemberitaan firman tentang
salib Kristus, yang bersifat teguran, hajaran, didikan, sehingga orang yang
semacam ini memiliki sifat iri hati, perselisihan, persungutan, dan sebagainya.
Kiranya, kalau ada di antara kita yang ditegur oleh firman,
jangan ada persungutan ataupun pemberontakan, supaya tidak ada iri hati dan
perselisihan.
Selama seseorang belum akil balig, ia tidak berhak
menjadi pewaris Kerajaan Sorga, tidak mendapat bagian dari apa yang dijanjikan
oleh Allah, sekalipun kita beribadah melayani Tuhan. Ukurannya bukanlah apa
yang kita persembahkan, bukan apa yang kita korbankan, melainkan seseorang
harus akil balig; harus dewasa rohani supaya jangan ada selisih (perbedaan-perbedaan
dalam pikiran, dalam memberi pendapat).
Seseorang yang belum akil balig lebih menyukai susu. Susu
à
pemberitaan firman tentang asas-asas pokok dari ajaran tentang Kristus yaitu;
hanya sebatas percaya, bertobat, kemudian di tengah-tengah itu adalah mujizat semata.
Tetapi orang yang dewasa rohani tidak lagi memerlukan
susu, melainkan makanan keras itulah; teguran dan hajaran, yaitu; didikan dari
Tuhan.
Dampak negatif belum
akil balig.
Galatia 4: 3
(4:3) Demikian pula
kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
Selama seseorang belum akil balig (dewasa rohani), maka
ia takluk juga kepada roh-roh dunia.
Kolose 2: 20-22
(2:20) Apabila kamu
telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah
kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih
hidup di dunia:
(2:21) jangan jamah
ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
(2:22) semuanya itu
hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah
dan ajaran-ajaran manusia.
Takluk kepada roh-roh dunia berarti tunduk kepada
perintah-perintah, aturan-aturan secara duniawi, tetapi tidak takluk, tidak
taat kepada ajaran yang benar, itulah firman Allah.
= manusia daging memikirkan hal-hal yang dari daging,
sebaliknya manusia Roh memikirkan hal-hal yang berasal dari Roh, itulah perkara
di atas, perkara rohani, yaitu; segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah
& pelayanan.
Lebih jauh kita melihat; ROH-ROH DUNIAWI.
Matius 15: 2-5
(15:2) "Mengapa murid-murid-Mu
melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum
makan."
(15:3) Tetapi jawab
Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun
melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?
(15:4) Sebab Allah
berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya
atau ibunya pasti dihukum mati.
(15:5) Tetapi kamu
berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada
padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk
persembahan kepada Allah,
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, mereka
takluk/tunduk kepada roh-roh duniawi, yaitu tetap berpegang pada adat istiadat
nenek moyang, salah satunya; sebelum makan mencuci tangan, tetapi mereka tidak
taat/takluk pada ajaran yang benar, sehingga mereka menjadi seteru dari firman
Allah.
Hanya demi adat istiadat mereka tidak menghormati orang
tua, tentu ini tidaklah benar, karena melanggar hukum yang kelima.
Saya tidak menyalahkan adat-adat yang ada di atas muka
bumi, termasuk adat orang batak, tetapi jangan sampai karena adat istiadat kita
melanggar firman Tuhan. Banyak orang batak melanggar aturan-aturan dari
Tuhan / tidak takluk pada aturan Tuhan
(firman Allah) hanya karena adat istiadat.
Markus 7: 2-8
(7:2) Mereka melihat,
bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan
yang tidak dibasuh.
(7:3) Sebab
orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak
melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat
istiadat nenek moyang mereka;
(7:4) dan kalau pulang
dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan
dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci
cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
(7:5) Karena itu
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa
murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi
makan dengan tangan najis?"
(7:6) Jawab-Nya kepada
mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku.
(7:7) Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia.
(7:8) Perintah Allah
kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Kalau takluk kepada roh-roh dunia, lebih menuruti aturan-aturan
dunia dari pada firman Allah, sama seperti orang yang memuliakan Allah dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari Tuhan.
Ibadah yang seperti ini adalah ibadah yang sia-sia, sebab
ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia, dan oleh karena perintah
manusia, mereka mengabaikan perintah Allah.
Lihat saja orang yang berpegang teguh pada adat istiadat;
akan lebih mengutamakan aturan-aturan (ruhut-ruhut) yang ada dalam adat
istiadatnya, dari pada berpegang pada firman Allah (aturan dari sorga).
Sehingga kalau kita perhatikan, mereka menjalankan
ibadahnya secara lahiriah (liturgis), sehingga hati mereka jauh dari Tuhan,
dengan bukti; ketika harus diselidiki, dikoreksi oleh firman Tuhan (penyucian
terhadap dosa), mereka bersungut-sungut.
Kolose 2: 23
(2:23)
Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya
penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti
merendahkan diri, menyiksa diri, tidak
ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.
Kalau menjalankan ibadah lahiriah, ibadah buatan sendiri,
terlihat penuh hikmat karena seperti merendahkan diri, menyiksa diri namun
tidak ada gunanya, selain untuk memuaskan manusia duniawi saja.
Apalah artinya kita menjalankan ibadah yang sia-sia,
kalau hanya memuaskan hawa nafsu duniawi.
Oleh sebab itu, saya berkali-kali melihat ibadah yang
dijalankan secara lahiriah, saya mau sering menangis dan hati saya hancur,
tetapi bagi saya itu adalah kebiasaan. Tetapi biarlah di dalam kandang
penggembalaan ini, kita menjalankan ibadah sesuai dengan aturan-aturan yang
ditetapkan Tuhan.
Kalau sidang jemaat bersungut-sungut ketika ditegor oleh
firman Tuhan maka timbul suatu pertanyaan, untuk apa kita beribadah dan untuk
apa menerima dan mendengar firman Tuhan.
Satu kali saya mengikuti ibadah natal Banten Barat,
selama ibadah berlangsung, ada yang jalan sana jalan sini dengan alasan ini dan
itu, buat saya itu tidak ada artinya, seharusnya apa yang harus dipersiapkan,
dipersiapkan sebelum ibadah dimulai/berlangsung.
Galatia 4: 21-22
(4:21) Katakanlah
kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu
mendengarkan hukum Taurat?
(4:22) Bukankah ada
tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi
hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?
Menjalankan ibadah secara lahiriah karena menuruti
perintah duniawi demi adat istiadat, menunjukkan bahwa mereka berada &
hidup di bawah hukum Taurat.
Hidup di bawah hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata
ganti mata = kejahatan dibalas kejahatan = kasih tidak sempurna; mengasihi
sesama tetapi membenci musuh.
Dan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat; bibir/mulut
memuji memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan.
Dalam Ibrani 10, Tuhan tidak berkenan kepada korban
bakaran dan korban penghapus dosa, sekalipun dipersembahkan menurut hukum
Taurat. Itu sebabnya Yesus datang dalam gulungan kitab untuk menggenapi hukum
Taurat di atas kayu salib, sebab hukum Taurat tidak sempurna adanya.
Roma 4: 14-15
(4:14) Sebab jika
mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan
Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
(4:15) Karena hukum
Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ
tidak ada juga pelanggaran.
Tidak ada pengharapan kalau seseorang hidup di bawah
hukum Taurat. Justru hukum Taurat itu membangkitkan murka Allah, sebaliknya
kalau tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada pelanggaran.
Kesimpulannya; hukum Taurat merangsang dosa +
membangkitkan murka Allah.
Yehezkiel 37: 1-2, 11
(37:1) Lalu kekuasaan
TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan
menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan
tulang-tulang.
(37:2) Ia membawa aku
melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak
bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
(37:11) Firman-Nya
kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel.
Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi
kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Tulang kering à kehidupan tanpa Kristus, tanpa pengharapan, suatu saat
nanti akan lenyap dan binasa.
Jalan keluarnya.
Efesus 1: 7
(1:7) Sebab di dalam
Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa,
menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Oleh darah salib
Kristus, kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, semua karena kekayaan
kasih karunia / limpah kasih karunia yang kita rasakan.
Lebih meningkat lagi ...
Roma 5: 8-9
(5:8) Akan tetapi
Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa.
(5:9) Lebih-lebih,
karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan
diselamatkan dari murka Allah.
Karena darah salib Kristus, kita telah dibenarkan sampai akhirnya kita pasti diselamatkan dari murka Allah.
Tidak tersembunyi kuasa Allah kalau kita mau tinggikan
korban Kristus; kita ditebus, diampuni, dibenarkan sampai diselamatkan, sebab
di dalam Dia, segala sesuatu telah dipersatukan, supaya kita berhak menerima
janji Allah, supaya kita berhak menjadi warga Kerajaan Sorga. Sebab apa artinya
kita beribadah melayani kalau akhirnya kita tidak menjadi warga Kerajaan Sorga?
Tentu itu adalah kerugian besar.
Semakin kita tinggikan korban, maka kita akan dibenarkan
dan diselamatkan, diawali dengan ditebus dan diampuni.
Sekarang pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA YANG MENINGGIKAN
KORBAN KRISTUS?
Galatia 4: 26-29
(4:26) Tetapi
Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
(4:27) Karena ada
tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!
Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit
bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak
dari pada yang bersuami."
(4:28) Dan kamu,
saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.
(4:29) Tetapi seperti
dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan
menurut Roh, demikian juga sekarang ini.
Ishak adalah anak janji yang dilahirkan dari
perempuan merdeka, itulah Sara, gambaran dari Yerusalem sorgawi, artinya; hidup
menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, itulah perkara-perkara di atas,
perkara-perkara rohani yang berkaitan dengan ibadah pelayanan dalam satu
kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Ishak adalah anak janji, berarti; menjadi ahli waris Kerajaan
Sorga.
Sesungguhnya disini dikatakan; “Yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut
Roh” = teraniaya berarti; meninggikan korban Kristus, sama artinya
diperdamaikan oleh darah salib Kristus.
Orang yang meninggikan salib Kristus adalah orang yang
telah ditentukan dalam Kristus Yesus, menerima janji-janji Allah, berhak
menjadi ahli waris, itulah yang Tuhan inginkan.
Jadilah pendamaian di tengah-tengah ibadah pelayanan, di
manapun kita berada; memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, berarti
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
2 Tesalonika 1: 4-5
(1:4) sehingga dalam
jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan
imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:
(1:5) suatu bukti
tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi
warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.
Kalau kita harus menanggung penderitaan, itulah sengsara
salib, maka layak menjadi warga Kerajaan Sorga, tetapi orang yang melepaskan
diri dari sengsara salib, tidak layak untuk mendapat bagian dari apa yang
dijanjikan Allah, dari sejak semula.
Perlu diketahui; dibalik salib ada kemuliaan yang
tersedia.
Kalau karena teguran akhirnya bersungut-sungut, lalu
bagaimana kita mendapat bagian dari apa yang dijanjikan Allah?
Filipi 3: 20
(3:20) Karena
kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan
Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
Kewargaan kita adalah di dalam sorga, dari situ juga kita
menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, itulah Yerusalem sorgawi,
dari situ kita menantikan Yesus datang.
Warga kerajaan surga menunjuk kepada orang yang
diperanakan menurut Roh, setia memikul salib di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan kepada Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang