IBADAH JUMAT AGUNG, 3 APRIL 2015
Tema : “SUDAH SELESAI”
Shalom saudaraku, selamat malam, salam sejahtera, salam
di dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia – Nya yang abadi.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena pada saat ini kita boleh mendapat
kesempatan untuk merayakan Ibadah Raya Paskah atau yang disebut juga Jumat
Agung.
Saudaraku, dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu
salib Dia telah memperdamaikan dosa manusia kepada Allah Bapa, Dia adalah Imam
Besar, tugas-Nya; memperdamaikan dosa manusia, Dia juga adalah nabi tugas-Nya; untuk
mengoreksi dosa, Dia juga Raja yang berkuasa atas segala sesuatu, kemudian Dia
juga adalah gembala Agung yang menggembalakan kita dengan firman dan Roh-Nya sampai
kita dibawa masuk dalam penggembalaan yang besar itulah Yerusalem baru. Dia juga
Mesias, Anak Allah yang hidup, Dia yang diurapi, diutus untuk membawa kabar
baik, yang pasti Dia disebut juga Anak Domba Allah yang telah disembelih.
Pada saat ini kita memiliki kesempatan untuk
memperhatikan.....
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya.
Terlebih dahulu kita memperhatikan; ”lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya, menunjukkan
bahwa Yesus telah mati di atas kayu salib.
Lukas 23:45-46
(23:45) sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Kematian Yesus adalah kematian di dalam Tuhan, sebab Ia
menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Allah Bapa. Jadi kematian-Nya
betul-betul di dalam Tuhan.
Lebih jauh kita melihat.
Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Menyerahkan nyawa ke dalam tangan Tuhan berarti; menyangkal dirinya dan memikul salibnya.
Keterangan: Sangkal diri
Artinya; tidak mengakui keberadaan diri dengan segala
kelebihan-kelebihan yang ada.
Filipi 2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri;
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
-
Biarlah tiap-tiap orang jangan hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
-
Biarlah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.
-
Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
-
Tidak berhenti sampai disitu...
Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,
Selanjutnya tidak
mempertahankan hak-Nya sebagai milik yang harus dipertahankan = sangkal diri
dan pikul salib. Tidak mengakui keberadaan diri sendiri, termasuk kelebihan-kelebihan
yang ada.
Dia harus meninggalkan
sorga dengan segala sesuatu yang Dia punya di dalamnya.
Dengan keadaan yang seperti ini, akan terlihat dengan
jelas 3 hal, yaitu;
Filipi 2:7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yang pertama: mengosongkan diri.
Kosong = tidak ada isi, berarti; tidak merasa
diri bisa, tidak merasa lebih, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri lebih
hebat dari orang lain.
Kalau seseorang merasa diri lebih hebat dari
orang lain, disitulah justru terjadi kejatuhan dan pada akhirnya ia akan
menyangkal salib Kristus.
Yang kedua: mengambil rupa
seorang hamba berarti; menjadi pelayan.
Menempatkan diri sebagai pelayan, berarti;
mengerjakan apa yang bisa ia kerjakan, bukan mengambil rupa seorang tuan.
Mengambil rupa seorang tuan pasti gengsi melayani Tuhan, misalnya; mengajar
sekolah minggu, gengsi membawa gitar, gengsi melakukan apa saja yang
berhubungan dengan ibadah dan pelayanan, gengsi, gengsi dan gengsi.
Matius 20:26-28
(20:26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
(20:27) dan barangsiapa ingin menjadi
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang."
Anak Manusia (Yesus Kristus), datang ke dunia bukan untuk
dilayani melainkan untuk melayani, Dia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang.
Perlu diketahui:
-
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah
ia menjadi pelayanmu.
Kalau mau menjadi besar, harus melayani,
amin saudaraku?
-
Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu.
Kalau
ingin menjadi terkemuka harus menjadi hamba, amin saudaraku?
YANG KETIGA; sebagai manusia Ia telah
merendahkan diri-Nya.
Biarlah satu dengan yang lain saling merendahkan diri, saling
merendahkan diri kepada sesama dan kepada siapa saja, supaya tidak ada gejolak
antara yang satu dengan yang lain.
Itulah mengenai sangkal diri.
Keterangan; pikul salib
Artinya; memikul tanggung jawab di atas pundak sebagai
kebenaran yang sejati, diluar salib tidak ada lagi kebenaran.
Kita lihat TANGGUNG JAWAB
Kolose 3:18-25
(3:18) Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya
di dalam Tuhan.
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena
itulah yang indah di dalam Tuhan.
(3:21) Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar
hatinya.
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala
hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan
dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
(3:23) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang
ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
(3:25) Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu,
karena Tuhan tidak memandang orang.
Kolose 4:1-2
(4:1) Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu;
ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.
(4:2) Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil
mengucap syukur.
Seorang isteri, suami, anak, bapak, hamba, tuan, harus
memikul tanggung jawabnya masing-masing dihadapan Tuhan, semua orang tanpa
terkecuali, harus memikul tanggung jawabnya masing-masing dihadapan Tuhan.
Tanggung jawab seorang isteri; tunduk kepada suami
sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Jadi ketundukan seorang isteri kepada suami dalam segala
sesuatu, itulah yang seharusnya di dalam Tuhan. Kalau tidak tunduk berarti
bukan seorang isteri yang hidup di dalam Tuhan. Kalau tidak tunduk berarti
tidak menunjukkan tanggung jawabnya dihadapan Tuhan.
Seorang isteri tidak boleh merasa diri pandai, sehingga mengatur
suami yang kelihatannya culun dan bodoh, itu bukan tanggung jawab dari seorang
isteri.
Ketundukan itu penting, karena itu adalah tanggung jawab
seorang isteri kepada Tuhan.
Lebih jauh kita melihat.
1 Petrus 3:5
(3:5) Sebab demikianlah
caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka
tunduk kepada suaminya,
Seorang perempuan yang tunduk kepada suaminya adalah
seorang perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan.
Sekali lagi saya katakan; seorang isteri yang tunduk
kepada suami menunjukkan jati dirinya sebagai seorang isteri yang betul – betul
menaruh harapannya kepada Tuhan. Dalam 1
Yohanes 3:3 pengharapan itu menyucikan dirinya dihadapan Tuhan.
Bukti ketundukan seorang isteri:
-
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya.
Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan
ancaman.
Sara taat kepada
Abraham dan menamai / menyebut Abraham, suaminya dengan tuan.
Taat artinya; dengar-dengaran
terhadap firman Tuhan, sampai pada akhirnya setia.
-
1 Petrus 3:3-4
(3:3) Perhiasanmu janganlah
secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas
atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Selanjutnya memiliki
perhiasan manusia batiniah, bukan perhiasan secara lahiriah, yaitu;
· mengepang-ngepang
rambut.
· memakai
perhiasan emas.
·
mengenakan pakaian yang indah-indah.
Saudaraku, perhiasan
manusia batiniah berasal dari roh yang
lemah lembut dan tenteram, roh
yang seperti ini sangat berharga di mata Tuhan.
Seorang isteri seharusnya
menciptakan suatu ketenteraman di dalam rumah tangga. Secara rohani kita juga adalah
isteri dihadapan Tuhan, jadi, kita harus menunjukkan ketundukan itu dihadapan
Tuhan, berarti; memiliki perhiasan manusia batiniah, bukan perhiasan secara
lahiriah.
Tanggung jawab seorang suami; mengasihi isteri dan
jangan berlaku kasar.
1 Perus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami,
hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai
kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai
teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
-
Hiduplah dengan bijaksana dengan isteri,
menunjukkan bahwa ia adalah suami yang tidak kasar.
-
Suami menghormati isteri sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan ini.
Tujuannya hanya satu; ketika ia mengangkat tangan
dan menaikkan doanya kepada Tuhan, maka doa itu dijawab / dikabulkan oleh Tuhan.
Seorang suami tentu banyak pergumulan, banyak
tanggung jawab yang harus didoakan, dinaikkan kepada Tuhan, baik untuk dirinya
sendiri, baik dalam nikahnya.
Tanggung jawab sebagai bapa; jangan menyakiti hati anak supaya jangan tawar hati.
Orang yang tawar hati tidak dapat mencicipi
kebaikan dan kemurahan hati Tuhan.
Matius 7:9-11
(7:9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
(7:10) atau memberi ular,
jika ia meminta ikan?
(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian
yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan
yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Bapa yang baik bertanggung jawab dan memberi
yang baik kepada anaknya, sebagai bukti;
- tidak memberi batu ketika anaknya meminta
roti, artinya; tidak membiarkan anaknya hidup di dalam kekerasan hati.
-
tidak memberi ular jika ia meminta ikan,
artinya; mengajarkan anak hidup di dalam Roh Tuhan, bukan di dalam kejahatan
dan kenajisan, tidak membiarkan anak hidup di dalam kekerasan hati (hidup
menurut daging).
Tanggung jawab seorang hamba.
Seorang hamba taat kepada tuannya dalam
segala sesuatu untuk menyenangkan hati tuannya dengan tulus hati.
Dengan tulus hati berarti; tidak pura-pura,
tidak munafik, bukan untuk dilihat mata.
Saya menghimbau, jangan kiranya melayani
Tuhan karena untuk dilihat orang, berbuat baik jangan karena dilihat orang.
Kolose 3:23-24
(3:23) Apa pun juga yang
kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia.
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima
bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu
hamba-Nya.
Sikap yang baik dari seorang hamba; mengerjakan segala
sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan.
Kristus adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan, dan Ia akan
membalaskan setiap orang menurut perbuatannya.
Tanggung jawab seorang tuan adalah; berlaku adil
dan jujur kepada hamba-hambanya.
Sebagai seorang gembala sidang, pimpinan di dalam rumah
Tuhan, saya harus memperhatikan ini; saya harus berlaku adil dan jujur dihadapan
saudara dan saya kira saudara dapat melihat itu.
Misalnya; karena si A sepersepuluhnya lebih besar, maka saya harus begini, si B sepersepuluhnya
lebih kecil, maka saya berbuat begitu. Tidak. Kalau sidang jemaat melakukan
kesalahan saya tetap tegur dan setiap saya menegur tidak ada kebencian di
dalamnya, saudara tahu itu.
Tugas seorang tuan;
Kolose 4:2
(4:2) Bertekunlah dalam doa dan dalam
pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
Kemudian, tugas seorang tuan; bertekun di dalam doa.
Sebagai seorang gembala saya harus terus bertekun dan
berjaga-jaga sambil mengucap syukur.
Mana kala sidang jemaat ada yang kurang sungguh-sungguh,
mulai memberontak, saya harus bertanggung jawab, saya harus tegur dia, walaupun
resikonya tidak enak bagi saya, tetapi saya harus menerima semua itu sambil mengucap
syukur.
Oleh sebab itu perhatikanlah baik-baik segala sesuatunya,
bertanggungjawablah. Segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan, karena suatu
hari nanti kita akan menerima segala upahnya dari Tuhan.
Kolose 4:3
(4:3) Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus,
yang karenanya aku dipenjarakan.
Berdoa juga untuk
pemberitaan firman dan pembukaan rahasia firman Tuhan.
Tanggung jawab sebagai anak; taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam
Tuhan, selain itu dalam hukum yang kelima tertulis dengan jelas; hormatilah
ayahmu dan ibumu, dengan tujuan; supaya lanjut umur di tanah yang diberikan
Tuhan Allah = hidup yang indah.
Sebagai seorang
gembala, saya harus menghormati orang tua saya, sekalipun beliau anggota
jemaat, tujuannya; supaya umur saya panjang dan supaya saya menjadi indah
dihadapan Tuhan. Inilah tanggung jawab sebagai anak.
Kita sudah perhatikan
satu persatu tanggung jawab dimulai dari seorang isteri, suami, bapa, hamba, tuan dan tanggung
jawab dari seorang anak.
Sekarang kita
melihat....
Tanggung jawab semua manusia secara umum dihadapan Tuhan, tanpa terkecuali, yaitu;
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik.
Tekun dalam tiga macam ibadah utama (pokok), antara lain;
1.
Tekun dalam Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, ibadah ini menghasilkan iman.
2.
Tekun dalam Ibadah
Raya Minggu disertai dengan kesaksian, ibadah ini menghasilkan pengharapan.
3.
Tekun dalam Ibadah
Doa Penyembahan, ibadah ini menghasilkan kasih.
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang
hari Tuhan yang mendekat.
Hari-hari terakhir ini kita harus bertekun dalam tiga
macam ibadah pokok, jangan menjauhkan diri, justru harus semakin giat,
menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Lihatlah keadaan
dunia, semakin bergelora, dunia ini tidak lagi memberi kepastian dan jaminan.
Perhatikan saja, suatu kota semakin padat, tidak akan memberi jaminan untuk
penghidupan yang layak, tanpa ada ketenteraman dan damai.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban
untuk menghapus dosa itu.
Setelah kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran
secara khusus tentang tiga macam ibadah, tetapi dengan sengaja berbuat dosa /
melalaikan tiga macam ibadah utama (pokok), maka; korban penghapus dosa tidak berlaku lagi atas dia terlebih khusus
para imam-imam.
Oleh sebab itu jangan mau dipengaruhi oleh pengertian
yang tidak baik.
Memang semakin kita memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, tuntutannya semakin banyak, tetapi itu bertujuan supaya kita semakin
dikuduskan, benar dan layak dihadapan Tuhan. Oleh sebab itu jangan dihindari,
kalau dihindari justru akan binasa, sebab dikatakan; “umat-Ku binasa karena menolak pengenalan akan Allah” (Hosea 4:6).
Ibrani 10: 29
(10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang
harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap
najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih
karunia?
Dan lebih berat lagi hukuman yang dijatuhkan atas dia, karena
melalaikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, sama dengan;
·
menginjak-injak Anak Allah.
·
menganggap najis darah perjanjian yang
menguduskannya.
·
yang menghina Roh kasih karunia.
Ibrani 10:31
(10:31) Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah
yang hidup.
Lebih baik kita saat ini dengar-dengaran terhadap firman
yang rahasianya dibukakan, yang disebut juga firman penyucian, yang mendidik,
yang menghajar, yang mengoreksi, yang mengasihi kita, dari pada Tuhan sendiri
yang turun tangan memberi hukuman.
Perhatikan saja, dari masa lalu sampai masa sekarang, banyak
kebebalan dan kedursilaan, jangan sampai tangan Tuhan sendiri yang memukul kita.
Oleh sebab itu, belajarlah untuk intropeksi diri, pikullah tanggung jawab yang
sudah Tuhan percayakan, tidak boleh tidak.
Memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan (pikul
salib) adalah kebenaran yang sejati, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Perlu untuk diketahui; tidak ada anak yang terlepas dari
hajaran, kalau ada anak terlepas dari hajaran = anak gampang, anak yang lahir
di luar nikah, berujung kepada kematian.
Hal yang harus diperhatikan saat sangkal diri dan pikul
salib.
Kolose 4:5
(4:5) Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap
orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang
ada.
Hiduplah penuh hikmat terhadap orang-orang yang di luar Tuhan
dan pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dihadapan Tuhan. Waktu berdoa,
berdoalah, waktu melayani, melayanilah, waktu beribadah, beribadahlah.
Hiduplah penuh hikmat terhadap orang-orang yang diluar
Tuhan, jangan sampai karena terikat oleh satu perkara lahiriah, kita meninggalkan
Tuhan, terhilang dari Tuhan. Oleh sebab itu tumpas habis segala perkara-perkara
lahiriah.
Kenapa bangsa Israel bermasalah sampai hari ini, terkhusus
mengenai tanah / perbatasan? Itu karena mereka tidak dengar-dengaran, tidak
menumpas habis tujuh penduduk negeri Kanaan, dimana Tuhan sendiri telah
berfirman, tetapi mereka tidak menumpas habis. Akhirnya mereka menjadi pasangan
yang tidak seimbang dihadapan Tuhan, sebab anak perempuan bangsa Israel menjadi
isteri mereka dan sebaliknya.
Selanjutnya......
Kolose 4:6
(4:6) Hendaklah kata-katamu senantiasa
penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu
tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Kemudian perkataan itu senantiasa penuh kasih supaya
jangan hambar, tujuannya; supaya tahu bagaimana memberi jawab kepada semua
orang, baik di dalam Tuhan ataupun kepada orang-orang yang diluar Tuhan.
Hendaklah setiap perkataan jangan hambar, melainkan penuh
kasih dalam setiap perkataan.
Praktek sangkal diri dan pikul salib.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam
itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus meminum anggur asam.
Saudaraku, Yesus minum anggur asam bukan anggur yang
berkualitas tinggi.
Yesaya 5:2,7
5:2 Ia mencangkulnya dan
membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia
mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat
memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang
baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah
anggur yang asam.
5:7 Sebab kebun anggur
TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman
kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Anggur asam adalah; kelaliman
dan keonaran.
Kelaliman menunjuk kepada orang-orang yang berbuat jahat
= lalim.
Keonaran menunjuk kepada orang-orang yang membuat onar,
tidak menciptakan damai sejahtera, hanya bisa demonstrasi dan pemberontakan.
Matius 16:21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung
banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu
dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yesus Kristus menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari yang ketiga.
Selain tua-tua,imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, ada
pihak-pihak yang lain, antara lain:
Matius 27:35-40
(27:35) Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi
pakaian-Nya dengan membuang undi.
(27:36) Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.
(27:37) Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan
mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
(27:38) Bersama dengan Dia disalibkan dua
orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
(27:39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil
menggelengkan kepala,
(27:40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan
mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau
Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
1.
Prajurit–prajurit yang menyalibkan Yesus.
Disini kita melihat,
mereka mengambil pakaian Yesus dan membagi-bagikannya menjadi 4 bagian. Kemudian
mereka membuang undi untuk jubah Yesus.
2.
Raja Herodes.
Raja Herodes tidak
menghendaki Yesus Kristus menjadi raja atas orang Yahudi.
Seharusnya seorang
raja menampilkan keagungan, kewibawaan, kemuliaan dari seorang raja, tetapi
Herodes tidak.
“Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa
Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." (ayat 37)
3.
Kedua orang penyamun (penjahat di sebelah kanan dan
kiri Yesus).
Penyamun di sebelah kiri
Yesus mencela Yesus sebagai Anak Allah.
4.
Orang-orang Yahudi
Orang-orang Yahudi
menghujat dan tidak mengakui Yesus sebagai Raja.
5.
Saksi-saksi dusta
Yesus Kristus harus menanggung penderitaan dari saksi-saksi
dusta.
Saksi dusta; orang
yang tidak percaya atas pekerjaan Tuhan, tidak percaya bahwa Yesus sanggup mendirikan Bait Suci dan membangunnya dalam tiga hari.
6.
Imam besar Kayafas, pada saat Yesus diadili di mahkamah agama.
7.
Pilatus, wali negeri yang adalah penegak hukum, yang seharusnya menegakkan
hukum, memberi keadilan dengan seadil-adilnya tetapi justru lepas tangan (cuci
tangan), ia tidak memberi keadilan.
Kesimpulannya; Yesus
menanggung penderitaan dari semua pihak, inilah yang diajarkan Yesus
Kristus kepada 12 murid untuk layak melayani dan mengikut Tuhan (Matius 16:24).
Sekarang kita melihat apakah murid-murid mau menerima ajaran tentang salib
Kristus.
Matius 16:22
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke
samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau."
Disini kita melihat, Petrus tidak mau memikul salib,
tidak rela menanggung aniaya karena firman / sengsara salib, dilihat dari
perkataannya; "Tuhan, kiranya Allah
menjauhkan hal itu!”.
Secara logika Yesus adalah Tuhan, Ia seorang yang benar,
sehingga Yesus tidak pantas untuk disalibkan.
Matius 26:69-74
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di
halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya:
"Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia
dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama
dengan Yesus, orang Nazaret itu."
(26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan
bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada
Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata
dari bahasamu."
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan
bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu
berkokoklah ayam.
Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.
PENYANGKALAN PERTAMA.
Petrus berkata; “aku
tidak tahu apa yang engkau maksud” = Petrus pura-pura tidak tahu.
Orang yang pura-pura tidak tahu sangat berbahaya,
sebab orang ini tidak akan mengerti perasaan orang lain dan tidak mau menolong
orang lain di dalam kesusahan, pendeknya; tidak mau tahu dengan pekerjaan
Tuhan.
PENYANGKALAN KEDUA.
Petrus bersumpah dan berkata “aku tidak mengenal orang itu”.
Bersumpah artinya; tidak menghargai langit yang adalah kerajaan Surga, tidak menghargai bumi yang adalah tumpuan kaki-Nya,
tidak menghargai Yerusalem berarti; tidak
menghargai ibadah dan pelayanan, tidak menghargai kepala berarti tidak menempatkan Kristus sebagai kepala. (Matius 5:33-36)
Seharusnya YA di atas YA dan TIDAK di atas TIDAK, lebih
dari pada itu berasal dari si jahat / Iblis (Setan).
Selanjutnya Simon Petrus berkata aku tidak kenal orang itu, artinya; tidak mengakui Yesus di dalam dirinya, berarti;
tidak mengakui segala kebaikan dan kemurahan Tuhan, dia yang dahulu penjala
ikan kemudian dijadikan penjala jiwa, ini adalah kemurahan Tuhan, dahulu ia adalah
orang biasa, tidak berpendidikan, tetapi dijadikan murid oleh Yesus untuk menerima
hikmat dan pengertian, kemudian
dijadikan raja-raja dan imam bagi Allah, suatu kedudukan yang sangat tinggi, Petrus
juga menerima jabatan sebagai rasul, jabatan yang tidak diterima oleh
kebanyakan orang, tetapi disini kita melihat, Petrus menyangkal semua itu, ia
menyangkal kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Penyangkalan Petrus yang kedua ini sama artinya;
menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah yang menguduskannya dan menghina Roh kasih karunia (Ibrani 10:29).
PENYANGKALAN KETIGA.
Petrus mengutuk dan bersumpah serta berkata: “aku tidak mengenal orang itu”.
Penyangkalan Petrus yang ketiga semakin menunjukkan
pribadinya jauh dari hadapan Tuhan.
Kalau tadi bersumpah sekarang mengutuk berarti menunjukkan bahwa dirinya terkutuk
dihadapan Tuhan.
Tanah yang terkutuk; menghasilkan rumput duri dan semak
duri = suka menusuk dan menyakiti perasaan orang lain dan orang yang terkutuk
menunjukkan bahwa dirinya hidup di bawah hukum Taurat (membalas kejahatan dengan
kejahatan).
Mengutuk juga memberi arti; dari mulut yang sama keluar berkat
dan mulut yang sama keluar perkataan kutuk = lidah bercabang dua = mendua hati.
Perlu untuk diketahui;
Posisi Petrus saat penyangkalan yang pertama, ia berada
di halaman, kemudian penyangkalan yang kedua dan ketiga, posisi Petrus turun
yaitu berada di pintu gerbang.
Posisi Petrus berada di pintu gerbang, berarti; sedikit
lagi ia akan keluar dari pintu gerbang artinya; terhilang untuk selamanya. Ironis sekali. Oleh sebab itu, jangan
ada penyangkalan-penyangkalan lagi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada
Tuhan.
Kita sudah melihat, Yesus mau menyangkal diri dan pikul
salib dan menanggung banyak penderitaan dari banyak orang, dimulai dari
prajurit-prajurit, raja Herodes, kedua penyamun, orang-orang Yahudi, imam besar
Kayafas, Pilatus, dan semua pihak, Ia mau menanggungnya.
Hal ini diajarkan kepada 12 murid, tetapi 12 murid
diwakili oleh Simon Petrus, menyangkal-Nya, menolak ajaran Yesus. Tiga tahun
setengah 12 murid bersama-sama dengan Yesus (menerima ajaran tentang salib
Kristus). Dia adalah Guru besar, guru di atas segala guru, tetapi sekalipun
demikian, mereka tetap saja menyangkal Yesus dan salib-Nya, kurang apa lagi? Begitu
bebalkah hidup ini?
Dampak positif sangkal diri pikul salib.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Yesus bekata; “sudah
selesai.”
Berarti, Ia telah menyelesaikan pekerjaan Allah,
menyelesaikan seluruh pekerjaan Allah.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Tujuan kedatangan Yesus yang pertama adalah;
· Melakukan kehendak Allah Bapa.
· Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.
Ini misi kedatangan-Nya yang pertama, yang harus Ia
selesaikan. Kedatangan-Nya yang pertama untuk mencari orang yang berdosa (yang
terhilang) dan Ia telah menyelesaikannya (menemukannya).
Dengan bukti...
Yohanes 4:15-19
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air
itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba
air."
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan
datang ke sini."
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata
Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
(4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau
berkata benar."
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang
padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Buktinya; Ia menghapus dosa manusia di atas kayu salib
termasuk dosa perempuan Samaria, dengan segala kejahatannya dan kenajisannya.
“Lima suami dan yang ada
sekarang padamu, bukanlah suamimu” menunjuk dosa kenajisan.
Perempuan Samaria berada dalam kehausan sebelum menerima
air kehidupan, dengan bukti; satu laki-laki tidak cukup bagi dia, tetapi Yesus
datang dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, Ia memberi air hidup kepada perempuan
Samaria tersebut.
Yesus juga memberi roti hidup kepada Simon Petrus (Yohanes 6:33-34), yang bersifat
teguran, Matius 26:75 “Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan
Yesus kepadanya: "Sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar
dan menangis dengan sedihnya.”
Sudah selesai artinya; segala dosa sudah diampuni, tetapi
syaratnya;
-
jangan diulangi lagi / jangan berbuat dosa lagi.
-
Jangan mengungkit – ungkit dosa orang lain.
Kalau merasa dosa kita sudah diselesaikan di atas kayu
salib, sadari diri! Dan orang yang mau menyadari diri tidak akan mengungkit
dosa orang lain.
Hasilnya;
YANG PERTAMA
Yohanes 19:33
(19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka
tidak mematahkan kaki-Nya,
Saudaraku, tulang-tulang Yesus tidak dipatahkan, antara
tulang yang satu dengan tulang yang lain tetap utuh, tetap dalam satu kesatuan,
karena Yesus telah mati di atas kayu salib.
Sedangkan kaki para penyamun harus dipatahkan, karena
kedua penyamun / penjahat tersebut belum mati.
Tulang-tulang Yesus tidak dipatahkan artinya; Ia telah
memelihara tubuh-Nya, yaitu; gereja Tuhan / sidang jemaat.
Kejadian 2:22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu,
dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah
dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai
perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Adam berkata kepada isterinya; "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.”
Berarti, ketika tulang-tulang Yesus tidak dipatahkan
menunjukkan;
- Memang ada banyak anggota tubuh tetapi telah disatukan
lewat kematian Yesus di atas kayu salib (1
Korintus 12:14-20).
-
Tubuh
Kristus / gereja Tuhan, tidak terpisah dari kasih Kristus.
Tidak terpisah dari kasih Kristus berarti; hidup
di dalam kasih karunia / kemurahan.
Rasul Paulus juga
tidak mau terpisah dari kasih Kristus, apapun yang mau memisahkan ia dari kasih Kristus, baik itu penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan
atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang tidak ada yang
dapat memisahkan ia dari kasih Kristus, bahkan ia telah dianggap sebagai domba sembelihan
(Roma 8:35-39).
YANG KEDUA
Yohanes 19:34
(19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
“Seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
segera mengalir keluar darah dan air.”
Dalam pola Tabernakel;
-
Darah terkena kepada mezbah
korban bakaran, menunjuk kepada; pertobatan.
-
Air terkena kepada kolam
pembasuhan, menunjuk baptisan
air = disucikan dengan air dan
firman.
Kesimpulannya;
Segera keluar darah dan air berarti; dilahirkan
kembali, menjadi ciptaan baru. Yesus telah mati di atas kayu salib untuk melahirkan kita, menjadikan
kita ciptaan baru. Sama seperti anak yang baru lahir, diawali dari air ketuban
kemudian keluarlah darah.
Demikianlah, pekerjaan Yesus Kristus, Ia telah menyelesaikannya
di atas kayu salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment