IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 APRIL 2015
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 38)
Subtema: MERINDUKAN KASIH KARUNIA YANG LEBIH BESAR
Shalom, salam sejahtera, salam
di dalam kasih Kristus, karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan pada malam hari ini.
Kembali kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari kitab Kolose.
Kolose 1:19
(1:19) Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Yesus Kristus Anak Allah).
Yohanes
1:16
(1:16) Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
Selanjutnya
dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu
kepada kasih karunia yang lain = limpah kasih
karunia.
Saudaraku,
oleh darah Anak Domba paskah kita telah dibebaskan dari dosa, selanjutnya atas
perkenanan Tuhan kita dijinkan untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok,
kemudian diberi kesempatan untuk melayani Tuhan ditengah-tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan sesuai dengan karunia-karunia yang
kita peroleh, semua itu adalah kasih karunia Tuhan, kasih karunia demi kasih
karunia telah kita terima.
Sekarang
kita perhatikan…
Keluaran
33:12-14
(33:12).
Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Memang Engkau berfirman kepadaku:
Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku,
siapa yang akan Kauutus bersama-sama dengan aku. Namun demikian Engkau
berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau
mendapat kasih karunia di hadapan-Ku.
(33:13)
Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu,
beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya
aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini
umat-Mu."
(33:14)
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak
membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."
Musa dan
bangsa Israel mendapat kasih karunia demi kasih karunia.
Sekalipun
bangsa Israel jatuh dalam dosa penyembahan berhala, namun disini kita melihat
penyertaan Tuhan berlangsung atas bangsa Israel disepanjang jalan-jalan yang
mereka tempuh, bahkan Musa sendiri mendapat kasih karunia lebih dari bangsa
Israel yaitu; Tuhan mengenal dia berarti; namanya ditulis di dalam kitab
kehidupan Anak Domba.
Keluaran
33:15-18
(33:15)
Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami,
janganlah suruh kami berangkat dari sini.
(33:16)
Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di
hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan
bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari
segala bangsa yang ada di muka bumi ini?"
(33:17)
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan
Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku
mengenal engkau."
(33:18)
Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya
kemuliaan-Mu kepadaku."
Tetapi Musa
tetap berharap supaya Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya. Itu sebabnya Musa berkata; "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu
kepadaku”.
Keluaran
33:19
(33:19) Tetapi firman-Nya: "Aku akan
melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari
depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia
kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang
Kukasihani."
Saudaraku,
Musa menginginkan kepastian dari Allah untuk menyertai bangsa Israel, oleh sebab
itu Musa berharap supaya Tuhan melewatkan kegemilangan-Nya dari depan Musa dan bangsa Israel.
Demikianlah
kita melihat kasih karunia demi kasih karunia Tuhan kepada bangsa Israel
terlebih kepada Musa.
Kita
kembali memperhatikan…
Yohanes
1:17-18
(1:17)
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus.
(1:18)
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada
di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Kembali
saya katakan kasih karunia demi kasih karunia kita telah terima, kasih karunia
yang satu kepada kasih karunia yang lain. Tuhan telah melepaskan kita dari
dosa, termasuk dosa hukum Taurat (kejahatan dibalas dengan kejahatan) serta
ibadah dan pelayanan yang dilangsungkan secara lahiriah.
Kalau kita
dilepaskan dari semua dosa tersebut, itu adalah kasih karunia, tetapi lebih
dari pada itu masih ada yang kita harapkan dari Tuhan yaitu; supaya kita dapat
melihat Allah, sebab disini dikatakan; “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.”
Nah,
kerinduan kita bukan hanya kasih karunia karena telah diampuni dosa dan diberi
kesempatan beribadah dan melayani, lebih dari pada itu, kita butuh kasih
karunia yang lebih besar yaitu; melihat Allah Bapa seperti Yesus dapat melihat
Allah Bapa.
1 Yohanes
4:9-11
(4:9)
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa
Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup
oleh-Nya.
(4:10)
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
(4:11) Saudara-saudaraku
yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga
saling mengasihi.
Allah
mengutus Anak-Nya yang Tunggal sebagai pendamaian bagi dosa – dosa manusia,
supaya kita hidup oleh-Nya.
Selanjutnya
saudaraku, kalau kita merasakan kasih dari Tuhan, berarti kita harus mengasihi
satu dengan yang lain, sebab bila tidak dengan cara demikian kita tidak mampu
melihat Allah.
Keluaran
33:20
(33:20) Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang
memandang Aku dapat hidup."
Tidak
seorangpun yang tahan memandang wajah Allah, sebab dikatakan; “tidak ada
orang yang memandang Aku dapat hidup."
Saudaraku,
andaikata saat ini kita melihat kedatangan Yesus untuk yang kedua kalinya, maka kita binasa,
karena keadaan dosa. Oleh sebab itu dikatakan; Engkau
tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat
hidup.", karena dosa. Tetapi
kalau kita mampu mengasihi sesama, menunjukkan bahwa Allah begitu mengasihi
kita, sehingga suatu saat nanti kita dapat melihat Allah, tidak ada yang mustahil.
Siapa yang
dapat bertahan dan berkata (dalam keadaan berdosa); “aku dapat
melihat dan memperoleh keselamatan?” saya kira tidak ada seorangpun yang
berani.
Tetapi puji
Tuhan karena kasih Allah, Ia telah mengutus Anak-Nya yang Tungga untuk
memperdamaikan dosa manusia, maka manusia hidup dalam kasih, sehingga satu
dengan yang lain saling mengasihi dan kelak kita dapat melihat Allah.
Keluaran 33:21-22
(33:21)
Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat
berdiri di atas gunung batu;
(33:22)
apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan
menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan
tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
Musa
berdiri diatas gunung batu (menunjuk kepada korban Kristus), tetapi apabila
kemuliaan Allah lewat maka Musa ditempatkan dilekuk gunung batu, selanjutnya
tangan Tuhan menudungi gunung batu itu, ini menunjuk kepada kuasa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus = kasih Allah. Dalam hal ini Musa telah merasakan
kasih Allah.
Tadi kasih
karunia demi kasih karunia telah diterima, dosa diampuni, Tuhan menyertai
perjalanan mereka, menopang, menolong mereka, dalam setiap jalan yang ditempuh,
tetapi lebih dari pada itu Musa telah merasakan kasih karunia Allah.
Kasih
karunia Allah ialah; mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya
dosa kita diperdamaikan kepada Allah Bapa, berarti; tinggal di dalam kasih Allah.
Sekarang
kita perhatikan…
1 Yohanes
4:13
(4:13) Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap
berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita
mendapat bagian dalam Roh-Nya.
“Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian
dalam Roh-Nya”, ini menunjuk kepada karunia-karunia Roh Kudus.
1 Korintus
12:7-10
(12:7)
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama.
(12:8)
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan.
(12:9)
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10)
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan
mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia
untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada
yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Ada 9 karunia
Roh;
1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat.
2. Karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
3. Karunia untuk memberikan iman.
4. Karunia untuk menyembuhkan.
5. Karunia untuk mengadakan mujizat.
6. Karunia untuk bernubuat.
7. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
8. Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh.
9. Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.
1 Korintus
12:11
(12:11) Tetapi semuanya
ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya
Semuanya itu
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.
Kalau kita menerima
karunia-karunia Roh kudus berarti menerima bagian di dalam Roh Allah itu sendiri.
Tetapi perlu
untuk diketahui; dikaruniakan pernyataan
Roh (9 karunia Roh) itu untuk kepentingan
bersama ditengah – tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan, bukan untuk kepentingan
pribadi.
1 Korintus
12:28-29
(12:28)
Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk
mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan
untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
(12:29)
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
Selanjutnya
Tuhan mengaruniakan 5 jabatan,
yaitu; rasul, nabi, penginjil, gembala, pengajar /
guru.
1 Korintus 12:30-31
(12:30)
atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk
menafsirkan bahasa roh?
(12:31) Jadi berusahalah
untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan
kepadamu jalan yang lebih utama lagi.
Tetapi tidak berhenti sampai menerima karunia-karunia
Roh dan menerima lima jabatan, selanjutnya; “berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia
yang paling utama”, itulah yang telah saya
sampaikan di atas tadi, supaya kita dapat melihat Allah.
Jadi, bukan hanya menerima kasih karunia demi
kasih karunia yaitu; diampuni dosanya, diberi kesempatan untuk
beribadah dan selanjutnya melayani sesuai dengan karunia yang diberikan, tidak
cukup sampai disitu, berusahalah memperolah karunia yang paling utama itulah;
tetap tinggal di dalam kasih Allah (satu
dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus).
Itu sebabnya
kalau kita perhatikan…
1 Korintus 13:1-3
(13:1).
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku
sama sekali tidak berguna.
(13:3)
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Ada 4 hal yang luar biasa, tetapi menjadi sia-sia
karena tanpa kasih;
-
Sekalipun dapat
berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika tidak
mempunyai kasih, sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.
Gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing artinya; tidak dapat mengikuti tinggi rendahnya, naik turunnya sebuah nada, itulah; pengalaman kematian dan kebangkitan.
-
Sekalipun
mempunyai karunia untuk bernubuat dan mengetahui segala rahasia dan memiliki
seluruh pengetahuan, semuanya itu menjadi sia – sia tanpa kasih.
-
Sekalipun memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung (tanda-tanda heran, tanda mujizat),
tetapi jika tidak mempunyai kasih, sama sekali tidak berguna.
-
Sekalipun
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya, bahkan menyerahkan tubuhnya untuk
dibakar, tetapi jika tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya .
Setiap tahun kita memperingati kematian Yesus (Jumat Agung), dan ada
yang rela membiarkan dirinya benar – benar disalib seperti Yesus, tetapi
sekalipun demikian bila tanpa kasih, tidak ada gunanya.
Adapun
kasih itu antara lain;
1 Korintus 13:4-7
(13:4).
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
sombong.
(13:5)
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak
mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain.
(13:6)
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran.
(13:7)
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu.
Ada 14 praktek kasih;
1. Kasih itu SABAR.
2. Kasih itu MURAH HATI.
3. Kasih itu TIDAK CEMBURU.
4. Kasih itu TIDAK
MEMEGAHKAN DIRI.
5. Kasih itu TIDAK SOMBONG.
6. Kasih itu TIDAK MELAKUKAN
YANG TIDAK SOPAN.
7. Kasih itu TIDAK MENCARI
KEUNTUNGAN.
8. Kasih itu TIDAK PEMARAH.
9. Kasih itu TIDAK MENYIMPAN
KESALAHAN ORANG LAIN.
10. Kasih itu TIDAK BERSUKACITA KARENA KETIDAKADILAN, tetapi
karena kebenaran.
11. Kasih itu MENUTUPI SEGALA SESUATU.
12. Kasih itu PERCAYA SEGALA SESUATU.
13. Kasih itu MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU.
14. Kasih itu sabar
MENANGGUNG SEGALA SESUATU.
-
Ada dua sifat yang telah melekat di dalam diri seseorang kalau ia memiliki
kasih Allah, yaitu; SABAR dan MURAH HATI
-
Ada delapan perbuatan / tindakan yang harus dikerjakan dihadapan Tuhan
yaitu; tidak CEMBURU, tidak
MEMEGAHKAN DIRI, tidak SOMBONG, tidak MELAKUKAN
YANG TIDAK SOPAN, tidak mencari
keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi
karena kebenaran.
- PERCAYA SEGALA SESUATU = iman,
mengharapkan segala sesuatu = harap,
sabar menanggung segala sesuatu = kasih
Namun, iman, harap dan kasih itu dapat terwujud berawal dari; MENUTUPI
SEGALA SESUATU.
1 Korintus 13:8-10
(13:8).
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap.
13:9
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
(13:10)
Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak
sempurna itu akan lenyap.
“Jika
yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap” itulah kasih, yang akan menyempurnakan kita,
sehingga kita dapat melihat Dia satu kali kelak.
Kita sudah menerima kasih karunia demi kasih
karunia, tetapi lebih dari itu; bagaimana cara supaya kita dapat melihat Allah. Hanya dengan
satu cara yaitu; miliki kasih / hidup dalam kasih, sehingga satu dengan yang lain saling mengasihi, itu saja titik.
Nubuat akan berakhir, bahasa Roh akan berhenti, pengetahuan
akan lenyap, tetapi kasih tidak berkesudahan, membawa kita kepada kekekalan, bertemu
dengan Allah.
Selanjutnya mari kita perhatikan ajakan-ajakan Juruselamat...
Matius 11:26-27
(11:26)
Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
(11:27)
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun
mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya.
“Tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” = tidak seorangpun yang dapat melihat Allah selain
Anak.
Matius 11:28
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Yesus menghimbau semua yang letih lesu dan berbeban berat. Ini adalah ajakan Juruselamat yang harus diperhatikan. Letih lesu dan berbeban berat menunjuk kepada orang yang jauh dari Tuhan dan penuh
dengan kuasa dosa.
Perhatikanlah ajakan Yesus ini dan datanglah kepada Dia.
Tujuan dari ajakan Juruselamat:
Matius 11:29
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.
“Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku”.
Ada dua ajakan Juruselamat yang harus kita perhatikan, yaitu;
Yang
pertama; “Pikullah kuk yang Kupasang” artinya; memikul salib Kristus.
Kuk adalah salib Kristus = sengsara salib = aniaya
karena firman = menangung penderitaan yang tidak harus ditanggung, berarti; menjadi hamba kebenaran.
1 Petrus 2:19-21
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung
adalah kasih karunia.
Inilah kasih karunia yang paling pertama sekali
bagi mereka yang dipanggil, dan segalanya
berawal dari sini.
Perhatikanlah ajakan Juruselamat! Sebab tidak ada
seorangpun yang mengenal Bapa selain Anak karena Allah sendiri yang
mengatakannya.
Pikullah salib, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung, itulah kasih karunia. Berarti awal dari kasih karunia adalah
memikul salib, aniaya karena firman, seperti Musa, diawali dari berdiri di atas
gunung batu, selanjutnya Musa harus berada dalam lekuk gunung, lalu tangan Allah menudungi Musa, setelah melewati lekuk gunung itu,
tangan-Nya ditarik, ini menunjuk kepada kuasa kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus = kasih Allah.
Ada dua ajakan Juruselamat yang harus kita perhatikan, yaitu;
Yang
kedua; “belajarlah kepada-Ku”.
Pelajaran yang dapat kita
petik dari Yesus Kristus adalah; Ia lemah lembut, bukan lemah gemulai.
Lemah lembut adalah sifat
yang baik, yang harus dipelajari setiap orang, karena pada dasarnya manusia itu
keras hati dan kasar, sehinmgga suka menyakiti orang
lain. Sedangkan lemah gemulai, terlihat baik tetapi belum tentu tujuannya baik,
sebab ada banyak orang lemah gemulai hanya supaya menarik perhatian.
Lemah lembut adalah gambaran
dari hisop.
Keluaran 12;22
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya
dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan
pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh
keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Hisop sanggup
menyerap darah Anak Domba Paskah sebanyak – banyaknya.
Demikianlah orang
yang lembah lembut; sanggup menyerap / mampu menghargai korban Kristus, meninggikan
salib Kristus.
Mazmur 51:9
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka
aku menjadi lebih putih dari salju!
Dengan menyerap
darah sebanyak-banyaknya maka manusia menjadi tahir, karena darah Anak Domba sanggup
menyucikannya, bahkan lebih putih dari salju.
Kemudian pelajaran
yang lain yang harus dipetik adalah; “Ia
rendah hati”
Filipi 2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah
hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Orang yang rendah
hati, akan menganggap orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, sehingga
ia tidak mencari kepentingannya sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Dampak positik memperhatikan ajakan
Juruselamat;
-
Untuk memberi kelegaan
bagi yang letih lesu dan berbeban berat (Matius
11:28).
Kelegaan = jalan
keluar dari setiap masalah, itulah yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang
letih lesu dan berbeban berat, sebab di dalam Dia ada jalan keluar.
-
Jiwa akan mendapat
ketenangan (Maitus 11:29).
Mazmur 62:2-3
(62:2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
(62:3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Hanya dekat Allah
saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatan, sebab Dialah gunung batu dan kota
benteng yang teguh = memberi ketenangan.
Inilah gambaran suasana di dalam kerajaan surga / kerajaan yang kekal.
Keluaran
33:23
(33:23) Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat
belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
Setelah
satu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, selanjutnya, Musa melihat bagian belakang Allah.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus menunjuk kepada
kasih Allah.
1 Korintus 13:12
(13:12) Karena
sekarang kita melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
Sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Ini situasi ketika Musa melihat belakang Allah, belum
melihat Allah dengan jelas.
Kesimpulannya; sekarang kita mengenal dengan tidak
sempurna, tetapi nanti akan mengenal Allah dengan sempurna seperti Dia mengenal
kita.
Sebagaimana rasul Yohanes di Pulau Patmos, ia melihat
Anak Manusia (Yesus Kristus) dengan jelas, bahkan sejelas-jelasnya, sebab muka
bertemu muka, sehingga Yohanes dapat melukiskan pribadi Yesus Kristus dengan
jelas di dalam kitab Wahyu 1:9-20.
Di awali dengan kitab
Musa, kemudian diakhiri dengan kitab
Wahyu yang ditulis oleh rasul Yohanes sesuai dengan
penglihatan-penglihatannya di Pulau Patmos.
Percayalah kepada Tuhan, satu kali kelak kita akan
melihat Dia, muka bertemu muka, di dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment