IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 APRIL 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: JANGAN
MEMBUAT/MENDIRIKAN PATUNG BAGIMU
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita patut
bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita.
Biarlah kiranya kita boleh merasakan kasih Tuhan malam
hari ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan dari
KITAB MALEAKHI.
Malam hari ini kita hanya memperhatikan ayat 18.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah
kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Orang benar =
orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik =
orang yang tidak beribadah kepada Allah.
Kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah kita lebih benar
dari pada ibadah-ibadah yang lain, namun satu hal yang patut kita syukuri
adalah sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terang-Nya pengajaran Tabernakel, yang disebut dengan firman pengajaran yang rahasianya
dibukakan, yang berkuasa untuk mengoreksi, menyelidiki kita masing-masing dan akan
membawa kita kepada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna/menjadi pengantin
perempuan.
Sebagaimana dalam ayat 17, di mana mereka akan menjadi
milik kesayangan Tuhan sendiri pada hari yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang
melayani dalam kesucian.
Sampai hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak
pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia sedang
menyediakan / mempersiapkan tempat sebanyak jiwa yang diselamatkan.
Mari kita lihat; ORANG YANG BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG
HIDUP.
Yosua 24: 15
(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk
beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan
beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami
akan beribadah kepada TUHAN!"
Yosua berkata kepada bangsa Israel: “Tetapi aku dan
seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”
Yosua menunjukkan sikap yang tegas kepada bangsa Israel, dalam
hal beribadah kepada Allah.
Respon bangsa Israel terhadap perkataan Yosua.
Yosua 24: 16-18
(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada
kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
(24:17) Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah
menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,
dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita
sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan
di antara semua bangsa yang kita lalui,
(24:18) TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori,
penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami
pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."
Bangsa Israel tidak beribadah kepada allah asing,
melainkan juga beribadah kepada Allah nenek moyang bangsa Israel; Allah
Abraham, Ishak, Yakub.
Adalah hal yang masuk akal kalau bangsa Israel beribadah
kepada Allah yang hidup, sesuai dengan alasan yang ada dalam ayat 17-18, antara lain;
1.
Allah telah menuntun bangsa Israel keluar
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, oleh darah Anak Domba Paskah.
2.
Allah telah melakukan tanda-tanda mujizat
yang besar di depan mata mereka di tengah perjalanan.
3.
Allah telah melindungi bangsa Israel
sepanjang jalan yang mereka tempuh di antara semua bangsa yang dilalui.
4.
Allah menghalau 7 penduduk negeri tanah
Kanaan sehingga mereka boleh beribadah kepada Tuhan Allah.
Sehingga kalau kita perhatikan (Maleakhi 3:13-14), bangsa Israel menikmati semua kemurahan Tuhan; mereka
memperoleh negeri Kanaan tanpa bersusah-susah, mendiami kota-kota yang tidak didirikan, dan
menikmati kebun-kebun anggur,
menikmati kebun-kebun pohon zaitun =
menikmati segala kemurahan hati Tuhan.
Biarlah kita setia beribadah kepada Allah yang hidup, supaya kita dapat
menikmati/memperoleh kasih karunia demi kasih karunia, sebab kita hidup bukan
karena gagah, hebat, kuat kita dan bukan suatu kebetulan, melainkan karena kemurahan hati Tuhan.
Syarat beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24: 19
(24:19) Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu:
"Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia
tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.
Beribadah kepada Tuhan, berarti memperhatikan 2 hal;
1.
Dialah Allah yang kudus.
2.
Dialah Allah yang cemburu.
Kalau seseorang tidak memperhatikan 2 hal ini, maka
siapapun tidak sanggup beribadah kepada Allah yang hidup.
Keterangan:
DIALAH ALLAH YANG CEMBURU, yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah.
Keluaran 20: 3-5
(20:3) Jangan ada padamu allah
lain di hadapan-Ku.
(20:4) Jangan membuat bagimu
patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di
bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
(20:5) Jangan sujud menyembah
kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Tuhan Allah bangsa Israel adalah Allah yang cemburu.
Kecemburuan Allah kepada bangsa Israel tidak sama seperti
kecemburuan manusia daging yang bersifat bodoh, karena
membabi buta.
Kecemburuan Allah disini bersifat prefentif, maksudnya
mencegah bangsa Israel supaya jangan jatuh dalam dosa.
Sebagai bukti;
YANG KEDUA: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun” (Keluaran 20: 4)
Imamat 26: 1
(26:1) "Janganlah
kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu
dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk
sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
Jangan membuat patung atau tugu berhala untuk diri
sendiri, bahkan jangan mendirikan batu berukir untuk dirinya.
Alasan Allah adalah:
Yesaya 40: 18-20
(40:18) Jadi dengan
siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan
Dia?
(40:19) Patungkah?
Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat
rantai-rantai perak untuknya.
(40:20) Orang yang
mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli
untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang.
Allah tidak dapat disamakan dengan patung atau arca
sekalipun patung itu dilapisi dengan emas, terbuat dari kayu pahatan yang tidak
lekas busuk, dan menegakkan patung yang tidak lekas goyah.
Perlu diketahui; Allah Israel di atas segala allah asing, tidak ada yang dapat menyamai Allah
Israel.
Yesaya 40: 21-22
(40:21) Tidakkah kamu
tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya?
Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
(40:22) Dia yang
bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang
membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!
Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya,
sesuai dengan firman Allah yang disampaikan dari sejak semula, sehingga:
-
Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya
seperti belalang;
-
Dia yang membentangkan langit seperti kain dan
memasangnya seperti kemah kediaman!
Yesaya 4: 23-24
(40:23) Dia yang
membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim
dunia sia-sia saja!
(40:24) Baru saja
mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar
di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan
diterbangkan oleh badai seperti jerami.
Allah yang menentukan segala sesuatunya bahkan hidup mati
manusia, Allah yang menentukannya.
Saudaraku, kita benar-benar telah merasakan kasih karunia
demi kasih karunia, merasakan kemurahan Tuhan sampai malam ini, sekalipun
banyak pelanggaran yang terjadi, namun Tuhan tetap bermurah
hati sehingga Ia masih memberi kesempatan bagi kita untuk beribadah dan melayani Dia.
Namun sekalipun kita merasakan kemurahan hati Tuhan,
seringkali kita membuat patung bagi diri sendiri termasuk harga diri, kekerasan
hati untuk memuliakan dirinya sendiri, baru
saja selesai beribadah namun kembali membuat patung bagi dirinya.
Padahal Allah berfirman: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun”, namun sadar atau tidak sadar, hal ini seringkali kita
langgar.
Mazmur 115: 1-4
(115:1) Bukan kepada
kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan,
oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!
(115:2) Mengapa
bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?"
(115:3) Allah kita di
sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
(115:4)
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
Segala kemuliaan hanya bagi Allah oleh karena kasih-Nya
yang besar dan oleh karena kesetiaan Allah bagi kita.
Kemuliaan itu hanya bagi Tuhan, namun terkadang kita
mencari kemuliaan bagi diri kita sendiri, supaya orang melihat kita lebih
benar, lebih baik, lebih suci, lebih cakap dari orang lain, inilah yang disebut
mendirikan patung.
Keluaran 32: 1-4
(32:1) Ketika bangsa
itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka
berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari,
buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini,
orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa
yang telah terjadi dengan dia."
(32:2) Lalu berkatalah
Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada
telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya
kepadaku."
(32:3) Lalu seluruh
bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan
membawanya kepada Harun.
(32:4) Diterimanyalah
itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya
anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah
Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Bangsa Israel membuat patung yang menyerupai allah bagi
mereka, yaitu patung anak lembu emas tuangan.
Mari kita lihat; PERASAAN TUHAN SAAT BANGSA ISRAEL
MEMBUAT PATUNG.
Ulangan 32: 21
(32:21) Mereka
membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit
hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka
dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang
bebal.
Bangsa Israel membangkitkan cemburu Allah dan menimbulkan
sakit hati Allah oleh karena patung/berhala yang mereka buat.
Ulangan 32: 5-6
(32:5) Berlaku busuk
terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu
angkatan yang bengkok dan belat-belit.
(32:6) Demikianlah
engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak
bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan
menegakkan engkau?
Bangsa Israel adalah bangsa yang bebal dan tidak
bijaksana.
Bebal = orang yang bodoh, selalu mengulangi kesalahan
yang sama.
Padahal mereka sadar betul kalau mereka keluar dari tanah
Mesir (tanah perbudakan, tempat peleburan besi) semua karena kasih kemurahan Tuhan,
dan berjalan di jalan yang mereka tempuh semua karena penyertaan Tuhan.
Ulangan 32: 10-11
(32:10) Didapati-Nya
dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman
padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji
mata-Nya.
(32:11) Laksana
rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya,
Sesungguhnya Tuhan menjaga dan melindungi bangsa Israel
di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara, laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi
sarangnya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas
kepaknya, supaya mereka tegak, mampu berjalan di padang gurun sampai akhirnya
tiba di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan-Nya.
Menggoyangbangkitkan isi sarangnya à kuasa
kematian & kebangkitan Yesus Kristus. Mereka mengenakan kasut & pakaian
selama 40 tahun perjalanan di padang gurun tetapi kasut & pakaian mereka
tidak usang, betul-betul Tuhan menyertai,
memelihara mereka.
Tandus = kering. Tuhan mampu memelihara anak-anak Tuhan
di tengah-tengah resesi kekeringan dunia, sampai akhirnya kita masuk dalam
Kerajaan Sorga, kalau kita setia.
Mazmur 115: 4-8
(115:4)
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
(115:5) mempunyai
mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat
melihat,
(115:6) mempunyai
telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat
mencium,
(115:7) mempunyai
tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat
berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
(115:8) Seperti itulah
jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
Mari kita lihat; PATUNG/TUGU BERHALA.
-
mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata = tidak dapat mengagungkan nama Tuhan.
-
mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat = buta rohani.
-
mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar = tidak dengar-dengaran
-
mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium = tidak ada doa penyembahan.
-
mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba = tidak dapat melayani Tuhan dengan benar.
-
mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, = tidak dapat melangkah maju bersama Kristus.
-
tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya = tidak dapat memuliakan Tuhan.
seperti itulah orang yang membuat patung/tugu baginya.
Saudaraku, kalau seseorang mendirikan patung baginya berupa kesibukan, pekerjaan (bisnis), kedudukan, jabatan,
harta benda, kekayaan, cinta akan uang, maka ia
tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan, dia tidak dapat memberikan yang
terbaik kepada Tuhan, selain memuliakan dirinya.
Kesimpulannya; membuat patung baginya adalah suatu kebodohan dan kesia-siaan.
Keluaran 32: 4
(32:4) Diterimanyalah
itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya
anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah
Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Setelah mereka membuat patung anak lembu emas tuangan,
Harun berkata: "Hai Israel, inilah
Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Dalam hal ini bangsa
Israel menjadi bodoh, mereka melupakan penciptanya. Sesungguhnya yang menuntun
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, tanah perbudakan adalah Allah yang
hidup, bukan patung anak lembu emas tuangan, sesuai dengan Keluaran 20: 1-2 ... “Lalu Allah mengucapkan segala firman ini Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”
Sesungguhnya Allah yang membebaskan bangsa Israel dari Mesir, dari rumah perbudakan, oleh karena darah Anak Domba Paskah.
Demikian halnya kalau kita berada di rumah Tuhan, di
dalam kota Raja Besar untuk beribadah melayani Tuhan, semua karena kemurahan
Tuhan, karena darah Anak Domba Paskah yang membebaskan kita dari ikatan dosa. Selama
seseorang masih terikat dengan dosa, hidup dengan segala
perbuatan yang sia-sia maka ia tidak akan sanggup beribadah melayani
Tuhan.
Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, emas & perak,
tidak dapat menebus kita dari dosa, hanya darah yang mahal, yang tak bernoda dan tak
bercacat cela.
Dampak negatif
mendirikan patung/tugu berhala.
Roma 1: 22-23
(1:22) Mereka berbuat
seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
(1:23) Mereka
menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan
manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau
binatang-binatang yang menjalar.
Seolah-olah penuh hikmat, padahal itu suatu
kebodohan, jikalau seseorang menggantikan kemuliaan
Allah yang tidak fana itu dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana,
burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang
menjalar / patung, tugu berhala.
Patung/tugu buatan tangan manusia tidak akan memberikan
kemuliaan bagi manusia, justru akan membuat seseorang bodoh, jauh dari Tuhan.
Ulangan 4: 14-18
(4:14) Dan pada waktu
itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan,
supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.
(4:15) Hati-hatilah
sekali -- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman
kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api –
(4:16) supaya jangan
kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa
pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;
(4:17) yang berbentuk
binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara,
(4:18) atau berbentuk
binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air
di bawah bumi;
Musa telah mengajarkan 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu sesuai dengan perintah Allah kepada Musa supaya bangsa Israel jangan membuat patung
bagi mereka, baik berbentuk binatang yang di bumi, atau
berbentuk burung bersayap yang terbang di udara atau berbentuk binatang yang
merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi, bahkan Allah sendiri berfirman dari tengah-tengah api kepada
bangsa Israel di gunung Horeb.
Tujuannya: supaya bangsa Israel jangan berlaku busuk. Jadi, bukan hanya Musa saja yang menyampaikan firman kepada bangsa
Israel, tetapi Allah sendiri berfirman kepada bangsa Israel,
sesungguhnya betapa besar kemurahan hati Tuhan kepada bangsa Israel, karena Allah sendiri menghampiri bangsa Israel di dalam
kemuliaan-Nya.
Kalau saja malam ini kita mendengarkan firman Allah yang rahasianya dibukakan dan membuat hati kita bergetar, seharusnya
bangsa Israel lebih lagi ketika Allah berbicara langsung kepada mereka bahkan Allah berkali-kali berfirman, namun bangsa Israel mengabaikannya.
Hal itu sesungguhnya kita alami sendiri, berkali-kali
kita mendengar firman lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah utama / pokok hari itu kita terharu, menerimanya dengan
senang hati dan gembira, tetapi baru saja lewat ibadah, kita kembali lagi
murtad.
Bukan kurang panjang Tuhan mengulurkan tangan-Nya, bukan kurang tajam telinga-Nya untuk
mendengarkan doa-doa kita, tetapi kita yang berkali-kali menyakiti hati Tuhan,
tidak mempedulikan perasaan
Tuhan.
Roma 1: 24-25
(1:24) Karena itu
Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga
mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
(1:25) Sebab mereka
menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk
dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
Membuat patung baginya = menggantikan kebenaran Allah dengan dusta = melupakan
penciptanya yang harus dipuji selama-lamannya.
Setara dengan 1 Yohanes
1:8-10, bila seseorang tidak mengaku dosa, berarti menjadikan Allah
pendusta dan kebenaran Allah tidak ada di dalam dirinya = menipu diri sendiri,
ini adalah kebodohan besar.
Tidak mengaku dosa, berarti menjadikan Allah pendusta dan
kebenaran Allah tidak ada di dalam dirinya = menipu dirinya sendiri.
Kekerasan hati membuat kita tidak mudah mengaku dosa.
kekerasan hati = membuat patung bagi diri sendiri.
Praktek membuat
patung bagi diri sendiri.
Keluaran 32: 2-3
(32:2) Lalu berkatalah
Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada
telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya
kepadaku."
(32:3) Lalu seluruh
bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan
membawanya kepada Harun.
Seluruh bangsa Israel, antara lain; isteri, anak
laki-laki dan anak perempuan, menanggalkan anting-anting emas yang ada pada
telinga mereka dan membawanya kepada Harun, lalu dibuatnyalah patung/tugu bagi
mereka.
Di sini tidak disebutkan para suami, hanya anting-anting
emas isteri, anak laki-laki dan anak perempuan.
Bandingkan dengan ...
1 Timotius 2: 8-10
(2:8) Oleh karena itu
aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan
yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
(2:9) Demikian juga
hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan
sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara
ataupun pakaian yang mahal-mahal,
(2:10) tetapi
hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan
yang beribadah.
Seorang perempuan dalam ibadah, hendaklah berdandan
dengan pantas, yaitu dengan perbuatan baik seperti yang layak bagi perempuan
yang beribadah kepada Allah yang hidup.
Maksudnya di sini ...
1 Timotius 2: 11-12
(2:11) Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan
patuh.
(2:12) Aku tidak
mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah
laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
Seharusnya perempuan berdiam diri dan menerima ajaran
dengan patuh = dengar-dengaran.
Dengar-dengaran à anting-anting emas di telinga.
Tetapi setelah anting-anting emas di telinga dilepaskan,
terbentuklah patung lembu emas tuangan.
Kalau tidak dengar-dengaran, tidak patuh pada ajaran yang
benar, maka seseorang sedang mendirikan patung/tugu berhala baginya, cerminannya adalah; seperti
orang yang berdandan dengan rambut yang berkepang-kepang, dan memakai
perhiasan dari emas, mutiara atau pakaian yang indah-indah = lebih mengutamakan
hal-hal yang lahiriah = memuliakan dirinya sendiri.
Keadaan bangsa Israel
ketika membuat patung anak lembu emas tuangan bagi mereka.
A.
Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat
bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu
bangsa yang tegar tengkuk.
Bangsa
Israel menjadi bangsa yang tegar tengkuk,
susah menundukkan kepala di hadapan Tuhan = penolakan terhadap segala kemurahan
hati Tuhan.
Sementara
di dalam Kristus; semua ya, tidak ada kata: tidak, supaya dengan demikian kita
mengucapkan Amin untuk memuliakan Allah.
Ukuran
tegar tengkuk hanya Tuhan yang tahu dan hati kita masing-masing. Tetapi yang
pasti, setiap orang yang mendirikan patung baginya, ujung-ujungnya keadaan
orang tersebut menjadi tegar tengkuk.
B.
Keluaran 32: 24-25
(32:24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang
empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku
melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun
telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
Bangsa
Israel digambarkan seperti kuda lepas
kandang, arti rohaninya; liar tidak tergembala dengan mengandalkan kekuatan
daging = menuruti kata hati.
Dalam Yeremia 17, dengan jelas dikatakan:
terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya jauh
dari Tuhan.
Yesaya 31:
1, 3
(31:1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta
pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang
begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi
tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
(31:3) Sebab orang Mesir
adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda
mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh
yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang
membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa
bersama-sama.
Kuda-kuda dari
Mesir itu adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Orang Mesir
adalah manusia, bukan Allah.
Kekuatan
daging, kekuatan manusia, kekuatan diri sendiri tidak seberapa, tetapi yang
membuat kita mampu menjalankan hidup, yang membuat kita mampu melangsungkan
ibadah dan pelayanan dihadapan
Tuhan adalah karena Roh Tuhan memberi kekuatan bagi
kita.
Oleh sebab
itu, jangan sekali-kali unjuk gigi di dalam ibadah, apalagi di atas/depan
mimbar, sebab kekuatan kita ini tidak seberapa. Biarlah kita dengan tulus ikhlas melayani Tuhan.
Dalam Keluaran 32: 25 dikatakan: “Harun telah
melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka”
Kalau
liar, tidak tergembala, karena lebih mengandalkan kekuatan daging, yang terjadi
bukanlah menjadi kesaksian, melainkan menjadi cemooh, buah bibir dalam hal yang
tidak baik.
Tidak berhenti sampai di situ, keadaan bangsa Israel
ketika mereka mendirikan tugu/patung bagi mereka ...
C. Ulangan 27: 15
(27:15) Terkutuklah orang
yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang
mendirikannya dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab:
Amin!
Orang yang
membuat patung pahatan atau patung tuangan, atau yang serupa dengan itu, adalah
suatu kekejian bagi Tuhan, dan orang yang demikian adalah orang yang terkutuk.
Kita
melihat dalam Keluaran 20: 5,
kecemburuan Allah itu dibalaskan kepada anak-anak mereka yang berbuat dosa oleh
karena membuat patung/tugu berhala bagi mereka, dan kutuk itu berlangsung
sampai kepada keturunan yang keempat.
Saudaraku,
perhatikanlah, ketika seseorang membuat patung dari kayu pahatan (keinginan
daging), patung tuangan (kekerasan hati), pasti dosa yang semacam ini turun
sampai pada keturunan yang keempat, sehingga anak juga menjadi imbasnya.
Tetapi
tetap saja, kebebalan itu berlangsung, mereka membuat patung bagi mereka, bukan
hanya di padang gurun, tetapi sesampainya di tanah kanaan, mereka membuat dua
patung anak lembu emas tuangan di Betel dan di Dan (1 Raja-raja 12:28-29), artinya kekerasan
hati bangsa Israel menjadi dua kali lipat. Berarti kesusahan hati Tuhan, kecemburuan
Tuhan yang mereka bangkitkan juga dua kali lipat.
Mazmur 97:
7
(97:7) Semua orang yang beribadah kepada patung akan
mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah
sujud menyembah kepada-Nya.
Semua
orang yang beribadah kepada patung, pada akhirnya akan mendapatkan malu.
Roma 1:
23-24
(1:23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak
fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung,
binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
(1:24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada
keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh
mereka.
Membuat
malu karena Allah menyerahkan mereka kepada keinginan
hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Kecemaran, berarti; mempermalukan diri sendiri.
Jalan keluarnya
Iamamt 26: 1-2
(26:1) "Janganlah
kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu
dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk
sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
(26:2) Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.
Jangan membuat patung/tugu berhala bagimu ataupun batu
yang berukir, sebaliknya memperhatikan 2 hal;
YANG PERTAMA: MEMELIHARA
HARI-HARI SABAT TUHAN
Keluaran 20: 8-10
(20:8) Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari
lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu.
Menguduskan hari Sabat bagi Tuhan Allah, bukan hanya
manusia, tetapi juga sampai kepada hewan atau binatang.
Sabat = hari ketujuh, hari perhentian bagi Tuhan Allah.
Pertanyaannya : Mengapa harus
menguduskan hari Sabat?
Keluaran 20: 11
(20:11) Sebab enam
hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
Berpatokan pada cara
kerja Tuhan, sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya, dan berhenti pada hari ketujuh.
Ketika kita berpatokan pada cara kerja Tuhan, maka segala
sesuatunya menjadi baik, hidup kita menjadi indah di
hadapan Tuhan, ibadah dan pelayanan dikenan oleh Tuhan.
Sama halnya ketika Adam dan Hawa berada di taman Eden,
mereka harus mengikuti aturan-aturan yang Tuhan tetapkan dengan demikian mereka menikmati kemurahan Tuhan, semuanya jadi
baik.
Ketika dua tangan dan dua kaki Tuhan dipatokkan di atas kayu salib, keadaan
manusia menjadi baik, sebab Yesus telah mati di atas
kayu salib, sehingga ada dua
hal yang terjadi;
Yang pertama; tulang-tulang / kaki Yesus tidak dipatahkan, artinya;
1. Terjadi persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala.
Tubuh menunjuk kepada
gereja Tuhan = isteri.
Kepala menunjuk kepada
Kristus = suami.
Dengan demikian, tubuh
tidak menjadi liangnya serigala = roh jahat.
Pekerjaan dari
serigala; mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu penggembalaan (Yohanes 10:10-12).
Kemudian, tubuh tidak
menjadi sarangnya burung = roh najis.
Pekerjaan dari roh
najis; menghambat pembangunan tubuh Kristus, itu sebabnya di dalam kitab Hagai, semua orang roh najis, tidak diijinkan bekerja
dalam pembangunan Bait Allah.
2.
Terjadi hubungan yang erat di
antara anggota-anggota tubuh.
Anggota – anggota tubuh
memang banyak tetapi hanya satu tubuh, artinya; saling memperhatikan satu
dengan yang lain.
Yang kedua; lambung Yesus ditombak, sehingga segeralah mengalir keluar air dan darah (Yohanes 19:33)
Darah menunjuk kepada pertobatan. Setiap kali seseorang bertobat dari segala dosa
kesalahan, ada tanda darah, itulah pengorbanan.
Air menunjuk kepada baptisan air. Berbicara baptisan
itu berbicara tentang kuasa kematian & kebangkitan Yesus
Kristus sehingga kita menjadi kehidupan yang baru, sama seperti anak yang baru
lahir dengan dua tanda (air ketuban dan darah), dengan demikian
menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.
Kemudian, kita perhatikan kemah / Tabernakel, menggunakan
patok-patok (pasak), itulah paku yang terbuat dari tembaga, sehingga 60 tiang-tiang
pelataran berdiri tegak, sebab fungsi dari patok yang ada di bagian dalam dan
luar pada tiang-tiang pelataran Tabernakel adalah untuk mengikat tali dari tiang pada patok sehingga tiang-tiang pelataran berdiri
dengan tegak.
Tiang pelataran berdiri dengan tegak arti rohaninya; menjadi terang bagi dunia.
Kalau kita berdiri tegak oleh karena patok-patok Tuhan,
menjadikan kita terang di tengah-tengah dunia ini, baik sikap, perkataan,
gerak-gerik, sudut pandang menjadi terang.
Pertanyaannya; mengapa
harus menguduskan hari sabat?
Ulangan 5: 15
(5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak
di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu
dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN,
Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
Belajar dari pengalaman hidup, sebab pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.
Setiap orang memiliki pengalaman pahit karena dosa, waktu diluar Tuhan. Jadikanlah
pengalaman itu guru yang baik, supaya kita jangan mengulangi dosa yang sama,
yang membuat hati kita pahit.
Ingatlah masa lalu supaya kita bisa menyongsong masa yang
akan datang, masa depan yang cerah. Tetapi kalau kita tidak belajar dari masa
lalu, kita tidak akan mampu menyongsong masa depan yang cerah.
Siapapun kita, jangan lupa diri, jangan lupakan masa
lalu.
Dahulu kita adalah sampah, lumpur yang hitam, tetapi oleh
karena darah Anak Domba Paskah, kita dilepaskan, dibebaskan dari perbudakan dosa, oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Jangan membuat patung/tugu berhala bagimu ataupun batu
yang berukir, sebaliknya memperhatikan 2 hal;
YANG KEDUA: MENGHORMATI
TEMPAT KUDUS TUHAN
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada ruangan maha suci. Di dalamnya terdapat
satu alat, itulah tabut perjanjian, alat yang paling utama dari semua alat yang
ada di dalam Tabernakel.
Tabut perjanjian dibagi menjadi 2 bagian:
Bagian pertama: TABUT/PETI PERJANJIAN terbuat dari kayu penaga, telah
dilapisi dengan emas luar dan dalamnya, sehingga tidak terlihat lagi tabiat
daging karena telah tertutupi oleh tabiat ilahi.
Emas yang melapisi à kesucian, kemurnian dari roh suci.
Kayu penaga itu;
-
berwarna hitam kemerah-merahan à warna
dosa (kegelapan).
-
keras à kekerasan hati.
-
berduri à pribadi yang senantiasa menusuk, menyakiti hati perasaan
orang lain.
Tetapi setelah dilapisi emas bagian luar dan dalam, tidak
terlihat lagi tabiat daging (luar dalam=tidak munafik) sehingga menjadi tempat tiga hal, yaitu;
-Buli buli emas berisi manna (firman pengajaran
yang permanen) = firman pengajaran mempelai.
-Tongkat harun yang bertunas (kuasa Roh kudus yang
permanen) = Roh mempelai.
-Dua loh batu (kasih Allah yang permanen) =
kasih mempelai.
Dengan demikian menjadi tempat 3
oknum Allah dan tabiatnya yang sifatnya permanen.
Bagian kedua: TUTUP PENDAMAIAN terbuat dari emas murni menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus sebagai kepala
dari tiap-tiap gereja, Mempelai Pria Surga, Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kemudian, di atas tutup pendamaian, terdapat 2 kerub.
Kerub pertama menunjuk Allah Bapa, dengan tabiatnya kasih,
kerub kedua menunjuk Roh Kudus = Kristus. Memimpin, menopang,
menghibur, mengajar, menginsafkan.
Tabut / peti perjanjian artinya; hadirat /tahta Allah.
Itulah tentang tabut/ peti perjanjian berada di tempat kudus Allah
Sekarang kita melihat
pribadi yang berdiri/berada di tempat kudus Allah.
Keluaran 3: 1-5
(3:1) Adapun Musa, ia
biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali,
ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat
TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak
duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak
dimakan api.
(3:3) Musa berkata:
"Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri
itu?"
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali
kamu tidak akan mati,
(3:5)
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka,
dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat."
Untuk berdiri di tempat kudus harus menanggalkan kasut, artinya; meninggalkan cara hidup yang lama.
Tempat dimana Musa berdiri itu, adalah tanah yang kudus,
karena hadirat / tahta Allah.
Sesungguhnya tempat dimana Musa berdiri itu, sama dengan
tanah-tanah yang lain, yang membedakannya adalah hadirat Allah.
Demikian halnya dengan kita, saat ini berada ditempat kudus, sebab tempat dimana kita berada adalah tempat kita untuk beribadah dan melayani Dia, Allah yang sempurna, Agung dan mulia.
Ibrani 4: 15-16
(4:15) Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
(4:16) Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya
Berdiri di tempat kudus, berarti; mempunyai keberanian untuk menghampiri takhta kasih
karunia yaitu tempat kudus.
Mempunyai keberanian menghadap tahta kasih karunia (tempat kudus),
berarti tidak takut;
-
mengaku dosa dihadapan Tuhan
dan sesama.
-
tidak malu merendahkan diri dan
tidak malu apabila direndahkan = berani melepaskan harga diri demi sebuah
kebenaran yang sejati.
1 Yohanes 4: 16-18
(4:16) Kita telah
mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih,
dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan
Allah di dalam dia.
(4:17) Dalam hal
inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai
keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga
ada di dalam dunia ini.
(4:18) Di dalam kasih
tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan
mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna
melenyapkan ketakutan.
Kasih Allah sempurna dalam kita apabila kita mempunyai
keberanian percaya pada hari penghakiman, mulai dari sekarang berdiri menghadap tahta kasih karunia / tempat kudus.
Mari kita tanggalkan kasut yang lama karena kita sedang menghampiri takhta kasih karunia,
dan kita harus memiliki keberanian untuk mengakui dosa, tidak perlu takut dan malu.
Ciri-ciri berdiri di tempat kudus: sama seperti semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar.
Artinya; melayani Tuhan dengan roh bernyala-nyala,
berapi-api, berkobar-kobar.
Tabiat dari api Roh Kudus sebetulnya menghanguskan tabiat
daging, tetapi di sini kita melihat, semak duri yang menyala tetapi tidak
terbakar artinya kehidupan kita akan tertolong kalau kita benar-benar berada di
tempat kudus, melayani Tuhan dengan meninggalkan cara hidup yang lama.
Ketika kita beribadah
dengan roh yang bernyala-nyala, ini adalah penglihatan yang hebat.
Biarlah kita melayani Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala, karena
itu adalah suatu penglihatan yang hebat. Kalau
kita beribadah dengan roh yang bernyala-nyala, kita tidak akan terbakar habis,
tidak akan binasa.
Roma 12:11
(12:11) Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Melayani Tuhan dengan Roh yang bernyala-nyala, berarti; kerajinan
jangan menjadi kendor.
Keluaran 2: 1, 4
(3:1) Adapun Musa, ia
biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali,
ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia
ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:4) Ketika dilihat
TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari
tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia
menjawab: "Ya, Allah."
Ketika Allah memanggil “Musa, Musa!”,
Musa menjawab “Ya, Allah”, artinya
ada hubungan yang begitu intim, yang begitu erat antara
musa dengan Allah.
Terjadinya hubungan intim
antara Musa dengan Allah, di
awali dari penggembalaan, sebab
Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro,
mertuanya. Yitro adalah seorang imam di Midian. Berarti tergembala dengan
sungguh-sungguh dalam kandang penggembalaan, di situlah hubungan itu akan terjalin dengan erat.
Kepercayaan itu diawali dari tergembala, barulah ada
hubungan intim, kemudian dipercaya.
Biarlah kiranya kita memperhatikan apa yang telah kita dengar. Tuhan sudah memberi jalan keluarnya menguduskan hari-hari Sabat dan
menghormati tempat kudus Allah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment