IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 APRIL
2015
Tema: DARI KITAB KOLOSE
(Seri 39)
Subtema: KRISTUS adalah PENGANTARA
Shalom,
salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, karena kasih-Nya kita dapat
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.
Kembali
kita memperhatikan firman penggembalaan dari
surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose. Kolose
1:19
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah
berkenan diam di dalam Dia,
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, Yesus
Kristus Anak Tunggal Bapa.
Yohanes
1:16-17
(1:16)
Karena dari kepenuhan-Nya kita
semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17)
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus.
Karena kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia
yang lain, sampai akhirnya kita dapat bertemu dengan Allah, bertemu muka dengan
muka = limpah kasih karunia =
kekayaan kasih karunia.
Dalam ayat 17, hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1 Korintus 13: 12
(13:12)
Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu
gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku
sendiri dikenal.
Sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang
samar-samar = hanya mengenal dengan tidak sempurna.
Nanti kita akan melihat muka dengan muka = akan mengenal
Allah dengan sempurna seperti Dia mengenal kita sendiri.
Supaya kita dapat melihat kasih karunia demi kasih
karunia tersebut ...
Kolose 1: 20
(1:20) dan
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di
bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia
mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Oleh darah salib Kristus, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan
diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di
sorga.
Ini merupakan langkah awal bagi kita untuk menerima kelimpahan kasih karunia demi kasih karunia.
Berkaitan dengan penebusan itu.
Efesus 1: 6-7
(1:6)
supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia,
yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
(1:7)
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan
dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Kita semua beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa oleh
darah salib Kristus, yang merupakan langkah awal dari kasih karunia demi kasih
karunia (kelimpahan kasih karunia). Dengan demikian terpujilah
kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan kepada kita di dalam Dia yaitu
Yesus Kristus.
Efesus 1: 9-10
(1:9)
Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya
kepada kita, sesuai dengan rencana
kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang
dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
(1:10)
sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga
maupun yang di bumi.
Yesus Kristus telah menggenapi seluruh kehendak Allah
Bapa di atas kayu salib untuk mempersatukan segala sesuatu yang ada di dalam
diri-Nya, baik yang ada di sorga maupun yang ada di bumi.
Ini merupakan rencana Allah yang besar dari semula telah
ditetapkan-Nya di dalam Kristus Yesus dengan segala kerelaan, bukan dengan
keterpaksaan.
Kita mengetahui bahwa segala kepenuhan Allah berkenan
diam di dalam Kristus Yesus. Pribadi Yesus inilah yang ditetapkan dari sejak
semula untuk saya dan saudara dengan segala kerelaan bukan keterpaksaan.
Yesus Kristus adalah Anak Tunggal Bapa, anak
satu-satunya, namun Allah serahkan dengan
segala kerelaan.
Filipi 2: 12-14
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa
taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan
saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku
tidak hadir,
(2:13)
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, berarti; mengerjakan dengan segala kerelaan,
tanpa bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah, tanpa keterpaksaan, seperti
Allah dengan segala kerelaan-Nya.
Kita semua telah diberi kesempatan untuk beribadah &
melayani Tuhan oleh karena darah Anak Domba Paskah, biarlah kita mengerjakannya
dengan segala kerelaan hati, tanpa bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah,
dengan kata lain tanpa keterpaksaan.
Kalau gembala dan sidang jemaat berbantah-bantah karena aturan-aturan yang
ditetapkan dalam kandang penggembalaan, ini sangat disesalkan sekali.
Biarlah kita beribadah dan melayani dengan segala kerelaan, segala sesuatu
dikerjakan bukan dengan keterpaksaan, tanpa
bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah.
1 Tawarikh 29: 1-5
(29:1)
Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: "Salomo, anakku yang
satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang
pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk
TUHAN Allah.
(29:2)
Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku,
yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga
untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk
barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan
batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat
banyak pualam.
(29:3)
Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada
segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada
rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri
(29:4)
tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan
tujuh ribu talenta perak murni untuk
menyalut dinding ruangan,
(29:5)
yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk
segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang
rela memberikan persembahan kepada TUHAN?"
Mempersembahkan segala sesuatu dengan kerelaan untuk pembangunan bait Allah / tubuh Kristus. Secara khusus mereka
mempersembahkan emas dan perak.
Emas à kesucian Ilahi. Perak à kehidupan yang ditebus oleh darah Anak Domba.
Berarti hidup
dengan tabiat Ilahi dihadapan Allah serta kehidupan yang telah ditebus, harus dipersembahkan kepada Allah, menjadi imamat rajani =
melayani dengan penuh kuasa sehingga dosa tidak berkuasa.
Siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan
kepada TUHAN supaya pembangunan rumah Tuhan, pembangunan tubuh Kristus dapat
terwujud?
1 Tawarikh 29: 6-9
(29:6)
Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.
(29:7)
Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah
lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga
serta seratus ribu talenta besi.
(29:8)
Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson
itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN.
(29:9) Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka
masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka
memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat
bersukacita.
Bangsa Israel dengan segala kerelaan memberikan
persembahan sukarela kepada Tuhan supaya terwujudnya pembangunan rumah Tuhan.
Allah dengan segala kerelaan-Nya telah mempersembahkan
Anak-Nya yang tunggal untuk mempersatukan segala yang ada di
bumi dan yang ada di sorga.
Demikian juga, supaya terwujudnya pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, biarlah kita beribadah dengan segala kerelaan, melayani
dengan segala kerelaan, mempersembahkan segala sesuatunya dengan kerelaan..
Di sini kita perhatikan, tantangan itu dijawab langsung
oleh para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin
pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.
Mereka
semua adalah pemimpin-pemimpin, menunjuk pelayan-pelayan (orang-orang yang melayani Tuhan) = imamat rajani = melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Jadi saudaraku, jangan sampai sidang
jemaat beribadah tanpa kerelaan, kemudian imam-imam yang sudah melayani Tuhan, tidak melayani
dengan segala kerelaan.
Proses supaya terjadinya kerelaan hati.
Kisah Para Rasul 17: 10-11
(17:10)
Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya
di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi.
(17:11) Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya
dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman
itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka
menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar
demikian.
Menerima firman Tuhan dengan segala kerelaan hati bahkan
mereka menyelidiki Kitab Suci setiap hari.
Menyelidiki Kitab Suci berarti memberi diri/hati
dikoreksi oleh firman Allah yang rahasianya dibukakan.
Jadi, prosesnya: dengan rela hati memberi diri dikoreksi
oleh firman Tuhan, tidak bersungut-sungut ketika segala sesuatu yang ada di
dalam hati diperiksa oleh firman.
Sehingga
orang-orang Yahudi yang ada di Berea, lebih baik hatinya dari pada orang-orang
Yahudi di Tesalonika, karena orang-orang Yahudi di Berea dengan segala
kerendahan hati menerima firman Tuhan.
Wahyu 3: 19-20
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
(3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok;
jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan
bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Menerima didikan Tuhan yaitu teguran dan hajaran firman
harus dengan kerelaan hati, supaya Tuhan tinggal diam di dalam hati kita
masing-masing. Orang yang demikian, menunjukkan bahwa ia adalah orang yang
dikasihi Tuhan.
Kemudian Allah berkata “,
Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama
dengan Aku” artinya; menikmati suasana Kerajaan Sorga.
Siapakah mereka yang menikmati suasana Kerajaan Sorga?
Mereka adalah orang yang mencari Kerajaan Sorga dan kebenarannya.
Malam ini kita melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan =
mencari Kerajaan Sorga, dimana di dalamnya terdapat kebenaran.
Kalau dengan rela hati kita menikmati kebenaran firman
Tuhan, maka Ia akan duduk makan bersama-sama dengan kita, ada kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita dalam pimpinan Roh Kudus.
Teguran/hajaran Allah = mengetuk pintu hati, sedangkan panca indera adalah pintu untuk menuju ke dalam hati.
Ibrani 5: 14
(5:14)
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang
dewasa, yang karena mempunyai pancaindera
yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Kerohanian yang dewasa, memiliki panca indera yang terlatih karena mereka lebih
suka teguran/hajaran (makanan keras).
Panca indera yang terlatih antara lain:
1.
Memiliki pandangan
yang baik = pandangan nubuatan .
2.
Memiliki pendengaran
yang baik = dengar-dengaran.
3.
Memiiliki penciuman
yang baik = hidup di dalam doa.
4.
Memiliki mulut yang
baik = hidup dalam penyembahan, menyembah Allah yang hidup.
5.
Memiliki kulit yang
baik = tinggal di dalam kasih Allah.
Jadi panca
indera adalah pintu untuk menuju ke dalam hati.
Kalau memiliki panca indera yang terlatih; dapat
membedakan yang baik dari pada yang jahat, sehingga sesuatu yang tidak baik
tidak mudah untuk masuk ke dalam hati.
Kita kembali
memperhatikan…..
Efesus 1: 10
(1:10)
sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai
Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Yesus Kristus menggenapi seluruh kehendak Allah di atas
kayu salib untuk mempersatukan di dalam diri-Nya segala sesuatu, baik yang ada di sorga maupun
yang ada di bumi = pengantara, sebab Dia adalah Imam Besar.
1 Yohanes 2: 1-2
(2:1)
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
(2:2) Dan
Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja,
tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Kalau ada seorang yang berdosa, kita mempunyai seorang
pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil, ini adalah kasih karunia
kepada saya & saudara, Ia adalah pendamaian untuk segala dosa dunia, sebab
Ia adalah seorang Imam Besar yang mempersatukan segala sesuatu yang ada di bumi
maupun segala sesuatu yang ada di sorga.
Di sini dikatakan: “Yesus
Kristus, yang adil”, Ia adalah pribadi yang adil. Biarlah kita
adil di hadapan Tuhan sebagaimana Kristus adil di hadapan kita.
Adil, berarti sungguh-sungguh beribadah & melayani
Tuhan. Kebanyakan orang tidak adil, lebih
memperhatikan diri sendiri, dari pada memperhatikan ibadah & pelayanan.
Tetapi biarlah sebagaimana Dia adil, biarlah kita juga
berlaku adil. Jangan hanya masing-masing orang memperhatikan diri sendiri,
memperhatikan hidupnya, tidak memperhatikan ibadah & pelayanan, tidak
memperhatikan pekerjaan Allah.
Ibrani 5: 5
(5:5)
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman
kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari
ini",
Yesus Kristus tidak mempermuliakan diri-Nya sendiri
tetapi dimuliakan oleh Allah Bapa.
“Tidak
memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar” = bersikap adil.
Dimana letak Bapa memuliakan Yesus sebagai Imam Besar?
Dia adalah Anak Tunggal Bapa, kepada-Nyalah Allah berkenan, segala kepenuhan
Allah berkenan diam di dalam Yesus, sebagai Anak Tunggal Bapa.
Jadi, kepercayaan itu diberikan hanya kepada Anak.
Kepercayaan itu menunjukkan bahwa kita dipermuliakan.
Kalau kita dipercayakan menyebarluaskan firman
pengajaran mempelai dalam terangnya pengajaran Tabernakel, di dalam Buli-Buli Emas
Berisi Manna (www.gptserangcilegon.blogspot.com) itu semua karena kemurahan Tuhan, berarti lewat ini
Tuhan mempermuliakan kita. Tetapi kalau seseorang memuliakan diri sendiri, maka tidak ada kepercayaan
Tuhan kepada orang tersebut, dan
orang seperti ini tidak bersikap adil.
Ibrani 5: 6-7
(5:6)
sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk
selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7)
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang
sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan doa &
permohonan dengan ratap tangis dan dengan keluhan kepada Allah Bapa.
Kemudian, Allah mendengarkan doa & permohonan-Nya
karena kesalehan Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa, sehingga dengan demikian Ia
sanggup menyelamatkan manusia dari maut.
Ibrani 5: 8-10
(5:8) Dan
sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya,
(5:9) dan
sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi
bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
(5:10) dan
Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah,
menurut peraturan Melkisedek.
Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat
dari apa yang diderita-Nya. Jangan diputar balik, maksudnya jangan sampai karena derita, seseorang menjadi tidak taat.
Letak kesalehan Yesus Kristus sebagai Imam Besar: taat dari apa yang diderita-Nya,
sehingga menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi
semua orang yang taat kepada-Nya.
Dia dipanggil menjadi Imam Besar menurut peraturan
Melkisedek, kepada-Nyalah Bapa Abraham mempersembahkan sepersepuluhnya, betapa
besarnya, betapa salehnya Dia sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 7: 25-26
(7:25)
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh
Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita
perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari
orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Sebagai Imam Besar, Ia sanggup menyelamatkan dan menyempurnakan
semua orang bagi Allah, sebab Ia hidup senantiasa
untuk menjadi pengantara mereka. Imam Besar yang
demikianlah yang kita perlukan, sebab Ia adalah Imam Besar yang saleh (seperti
Ayub, ia tetap tekun dalam kesalehannya), tanpa salah (tidak ada perbuatan yang
salah), tanpa noda (tidak ada pengaruh-pengaruh yang tak suci), yang terpisah
dari orang-orang berdosa (hidup dalam kebenaran) dan
lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga = dimuliakan. Imam Besar yang seperti
inilah yang kita perlukan, Dia menjadi pengantara untuk memperdamaikan segala
sesuatu yang ada di bumi; antara manusia dengan Allah.
Ibrani 9: 11
(9:11)
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang
akan datang: Ia telah melintasi kemah yang
lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,
-- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
Yesus Kristus, Dialah Imam Besar melintasi kemah yang
lebih besar, kemah yang lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia,
itulah pribadi Yesus Kristus, tubuh-Nya sendiri, hidup-Nya tanpa cacat cela,
tanpa noda, tanpa salah.
Ibrani 9: 12-14
(9:12) dan
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13)
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu
muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14)
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Yesus sebagai Imam Besar, bukan membawa darah domba jantan dan
darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, Ia telah
mempersembahkan diri-Nya, sebagai persembahan yang tak bercacat untuk
membersihkan, menyucikan hati dan pikiran kita, menyucikan hidup kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga dengan demikian kita dapat
beribadah kepada Allah, semua karena kasih karunia demi kasih karunia, dengan
segala kekayaan kasih karunia-Nya
(kelimpahan kasih karunia).
Kalau seseorang
masih lebih menyukai / menikmati perbuatan-perbuatan yang sia-sia maka, orang
yang seperti ini tidak dapat beribadah kepada Tuhan (jauh dari Tuhan).
Ibrani 9: 15
(9:15)
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu
perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima
bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus
pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Dia adalah pengantara dari suatu perjanjian baru,
sedangkan pengantara dari perjanjian lama dengan membawa darah domba jantan dan
darah anak lembu.
Tetapi dalam Ibrani
10: 4-8 dengan jelas dikatakan: sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan
diri-Nya sebagai persembahan yang berkenan, sebab Ia telah menyerahkan diri-Nya
di atas kayu salib. Sedangkan korban bakaran dan
korban sembelihan tidak dikehendaki-Nya sekalipun dipersembahkan menurut
aturan-aturan hukum Taurat.
Efesus 1: 11-14
(1:11) Aku
katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat
bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima
bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja
menurut keputusan kehendak-Nya –
(1:12)
supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi
puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
(1:13) Di
dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu
Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
(1:14) Dan
Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Ada 2 hal yang kita perhatikan:
Yang
pertama: dipercayakan suatu pelayanan kepada Rasul
Paulus, sehingga ia menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya, kemudian dia
mendapat bagian yang dijanjikan.
Yang kedua: oleh karena Dia, kita mendengarkan firman kebenaran
yaitu injil keselamatan sehingga ketika kita percaya; dimeteraikan dengan Roh
Kudus yang dijanjikan-Nya. Roh Kudus adalah jaminan yang
menjadikan kita milik Allah, dan untuk memuji kemuliaan-Nya.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment