IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 APRIL 2015
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: “DIKUDUSKANLAH
NAMA-MU”
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang
dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita patut
bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan berharga ini kepada kita.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB MALEAKHI.
Malam hari ini kita hanya memperhatikan ayat 18.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah
kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya.
Orang benar =
orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik =
orang yang tidak beribadah kepada Allah.
Saat ini kita tidak dapat menunjukkan keberadaan kita
sebagai orang yang paling benar kepada orang-orang lain tetapi kita tahu dengan
pasti pengajaran mempelai dalam terang-Nya pengajaran Tabernakel, yang disebut
dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, akan membawa kita kepada
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan.
Sebagaimana dalam ayat
17, di mana mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri pada hari
yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang melayani dalam kesucian.
Sampai pada hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak
pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia sedang
menyediakan / mempersiapkan tempat sebanyak jiwa yang diselamatkan.
Pendeknya harus terlihat perbedaan antara orang benar
dengan orang fasik, antara orang yang beribadah dengan yang tidak. Inilah yang
Tuhan rindukan terhadap saya & saudara; sikap & perlakuan kita tidak
boleh sama dengan orang-orang yang diluaran sana.
Yosua 24: 15
(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk
beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan
beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai
Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami
akan beribadah kepada TUHAN!"
Yosua berkata: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami
akan beribadah kepada TUHAN!”
Dalam hal ini Yosua menunjukkan ketegasannya dalam hal
beribadah kepada bangsa Israel di hadapan Tuhan.
Sikap bangsa Israel setelah mendengar perkataan Yosua.
Yosua 24: 16-18
(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada
kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
(24:17) Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah
menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,
dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita
sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan
di antara semua bangsa yang kita lalui,
(24:18) TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori,
penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami
pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."
Bangsa Israel juga beribadah kepada Tuhan, sebab mereka
mengakui Tuhan adalah Allah mereka, mereka tidak beribadah kepada allah asing,
tidak menyembah berhala / allah yang mati.
Kalau kita beribadah kepada Tuhan sampai hari ini, itu adalah
hal yang masuk akal, alasannya (ayat
17-18):
1.
Allah telah menuntun bangsa Israel keluar
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, yang disebut juga api peleburan besi.
2.
Allah telah melakukan tanda-tanda mujizat
yang besar di depan mata mereka di tengah perjalanan.
3.
Allah telah melindungi bangsa Israel
sepanjang jalan yang mereka tempuh di antara semua bangsa yang dilalui.
4.
Allah menghalau 7 penduduk negeri tanah
Kanaan sehingga mereka boleh beribadah kepada Tuhan Allah.
Hal yang sama telah kita rasakan; oleh darah Anak Domba
Paskah membebaskan kita dari dosa, Allah telah melakukan banyak sekali
mujizat-mujizat, misalnya; mujizat yang pertama yaitu air menjadi anggur,
artinya; mengalami perubahan dalam hidup nikah jasmani dan rohani dan mujizat
yang kedua, yang sakit disembuhkan. Kemudian, kalau kita mendapat kesempatan
untuk beribadah dan melayani-Nya di dalam rumah Tuhan, semua karena Roh Kasih
karunia.
Syarat beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24: 19
(24:19) Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu:
"Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia
tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.
Beribadah kepada Tuhan, berarti memperhatikan 2 hal;
1.
Dialah Allah yang kudus.
2.
Dialah Allah yang cemburu.
Kalau tidak memperhatikan kedua hal tersebut, maka
siapapun tidak akan sanggup beribadah kepada Tuhan.
Keterangan:
DIALAH ALLAH YANG KUDUS dikaitkan dengan DOA BAPA KAMI.
Matius 6: 9
(6:9) Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Setelah mengucapkan: “Bapa
kami yang di sorga”, dilanjutkan dengan kalimat: “Dikuduskanlah nama-Mu”.
Berarti, tugas anak-anak Tuhan adalah untuk memperhatikan
kekudusan nama Tuhan, sebab nama Tuhan itu kudus.
Perlu untuk diketahui; nama baik bersumber dari kehidupan
yang baik. Nama yang kudus, bersumber dari hidup dalam kekudusan.
1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi
hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia
yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Kita dipanggil untuk menjadi kudus dalam seluruh hidup,
sehingga sama seperti Dia; kudus adanya.
Hidup terdiri dari 2 bagian;
1.
Tubuh, jiwa, roh harus dalam
kekudusan.
2.
Hati, pikiran, perasaan harus
dalam kekudusan.
Kalau terlihat baik tetapi hati, pikiran, perasaan tidak
dalam kekudusan, berarti; munafik.
Saya tidak berkata saya paling benar, tetapi saya
berupaya untuk tampil apa adanya. Jangan kelihatan baik di hadapan orang,
kelihatan ramah, tetapi pikiran & hati tidak baik.
Hiduplah dalam kekudusan supaya Tuhan mengindahkan hidup
kita dan mengindahkan korban yang kita persembahkan kepada Tuhan.
Petrus menyampaikan mengenai “kuduslah kamu sebab Aku kudus”
tertulis di dalam kitab Musa ...
Imamat 11: 44-45
(11:44) Sebab Akulah
TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus,
sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap
binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
(11:45) Sebab Akulah
TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu;
jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.
“Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus”,
berarti; jangan menajiskan diri dengan
setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
Jadilah kudus sebab Allah itu kudus adanya, dengan
demikian Dialah yang menjadi Tuhan Allah bagi kita sekaliannya.
Mari kita lihat
binatang yang najis tersebut...
Imamat 11: 4-7
(11:4) Tetapi inilah
yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku
belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram
itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci,
karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi
hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi
tidak memamah biak; haram itu bagimu.
Ada 4 jenis binatang yang haram/najis, antara lain; unta, pelanduk, kelinci, babi hutan.
Bagian pertama: “unta, pelanduk dan kelinci.”
Memamah biak tetapi tidak berkuku belah & bersela
panjang.
Artinya; beribadah melayani kepada Tuhan tetapi tidak
terbeban dengan pelayanan itu, persis seperti orang Farisi = tidak suci, tidak kudus
di hadapan Tuhan = najis.
Bagian kedua: “babi hutan.”
Memang berkuku belah dua & bersela panjang tetapi
tidak memamah biak, itu adalah binatang haram = najis.
Artinya; mengerti firman Tuhan (Perjanjian Lama &
Perjanjian Baru) tetapi tidak menjadi pelaku firman, persis seperti Ahli Taurat
= tidak suci, tidak kudus di hadapan Tuhan = najis.
Imamat 11: 3
(11:3) setiap binatang
yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak
boleh kamu makan.
Supaya tidak najis, makan dari binatang yang tidak haram,
yaitu berkuku belah dua & bersela panjang dan yang memamah biak, supaya
kita layak di hadapan Tuhan.
Berkuku belah dua & bersela
panjang à firman Allah yang tertulis dalam perjanjian Lama &
Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi. Tugas para nabi adalah bernubuat,
yaitu: membangun, menghibur, menasihati berarti menunjuk – nunjuk dosa =
menyelidiki, mengoreksi segala yang terkandung dalam hati = menyingkapkan dosa
yang terselubung dalam hati.
Perjanjian Baru ditulis oleh para rasul = firman Kristus. Keuntungan
mendengar firman Kristus: menimbulkan iman (Roma
10: 17). Firman Kristus adalah ayat menjelaskan ayat, ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain.
Memamah biak, artinya; melayani karena dengar-dengaran, berarti
terbeban dengan segala pekerjaan Tuhan = menjadi kudus di hadapan Tuhan.
Memamah biak, berarti; siang hari makan rumput, malam
hari dikunyah kembali sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman Allah
mendarah daging.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah
orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya
ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Orang-orang yang merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam
= memamah biak, orang yang semacam ini;
-
Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik =
tidak sombong, tidak angkuh, tidak tinggi hati.
-
Tidak berdiri di jalan orang berdosa = tidak
mempertahankan pendirian yang salah.
- Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
berarti; duduk makan sehidangan dengan Allah dalam Kerajaan-Nya, lewat ketekun
dalam 3 macam ibadah pokok untuk menikmati firman pengajaran mempelai.
Jadi, orang yang beribadah kepada Tuhan = orang yang
benar. Sedangkan orang najis = orang fasik yang tidak merenungkan firman Tuhan
siang & malam = orang yang tidak beribadah kepada Allah.
Wahyu 22: 11-14
(22:11) Barangsiapa
yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar,
biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat
kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan
dirinya!"
(22:12)
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan
kepada setiap orang menurut perbuatannya.
(22:13) Aku adalah
Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang
Akhir."
(22:14) Berbahagialah
mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon
kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Barangsiapa benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran.
Barangsiapa kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya di hadapan Tuhan,
mengingat kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Menguduskan diri sama seperti membasuh jubahnya.
Sewaktu Imam Besar Yosua memakai jubah yang kotor, di
mana disebelah kanannya berdiri iblis/Setan sedang mendakwa dia (Zakharia 3:10).
Seorang imam bila terus mempertahankan jubah yang kotor,
mengandung resiko. Oleh karena kemurahan Tuhan, para malaikat menanggalkan
jubah yang kotor dan memberikan jubah yang baru. Situasi seperti ini
digambarkan seperti puntung yang diambil dari api, artinya tinggal sedikit
lagi, ia akan terhilang & berujung pada kebinasaan. Itu sebabnya pengudusan
itu harus diperhatikan, yaitu dengan cara membasuh/mencuci jubahnya.
Jadi, jubah yang kotor tidak boleh dipakai, sebab
Iblis/Setan akan mendakwa saudara.
Mengapa seseorang kaku melayani? Karena seseorang merasa
tertuduh, jubah yang lama/jubah yang kotor masih dipakai untuk melayani.
Tetapi sekalipun demikian ...
Yesaya 1: 18-19
(1:18) Marilah,
baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah
seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
(1:19) Jika kamu
menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Jubah yang kotor dapat dibersihkan seperti bunyi firman Tuhan;
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”, inilah penghiburan bagi
kita.
Ketika kita berupaya untuk terus kudus di hadapan Tuhan /
berjuang untuk hidup dalam pengudusan (mencuci jubah), maka jubah yang kotor
karena noda dosa yang membandel sekalipun, akan menjadi putih seperti salju.
Kalau kita dengar-dengaran, kita akan menikmati segala
kemurahan di negeri yang Tuhan janjikan. Tuhan bagian kita, ibadah &
pelayanan ini menjadi milik pusaka kita (negeri yang Tuhan berikan).
Sebaliknya ...
Yesaya 1: 10
(1:20) Tetapi jika
kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang."
Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.
Kalau melawan, memberontak, maka Tuhan sendiri yang
beracara, tidak mendapat penghiburan melainkan penghukuman.
Sekarang kita akan
melihat orang-orang yang memakai jubah putih tersebut
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari
pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Kumpulan orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya dari
segala bangsa, suku, kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba dengan memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem
di tangan mereka.
Wahyu 7: 13-14
(7:13) Dan seorang
dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai
jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
(7:14) Maka kataku
kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku:
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar;
dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di
dalam darah Anak Domba.
Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar, mereka telah mencuci jubah mereka, dan membuatnya putih dalam darah Anak
Domba.
Berarti, kesusahan yang besar adalah suatu kesempatan
bagi kita untuk mencuci jubah & membuatnya putih bersih.
Kesusahan besar = sengsara salib = aniaya karena firman.
Pada waktu Yesus disalibkan, darah-Nya tercurah atas kita
untuk menyucikan dosa kita dan membuatnya putih bersih.
Biarlah Tuhan berkasih karunia, Tuhan memberikan
kemampuan yang ajaib bagi kita untuk menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung,
sebab hanya dengan cara itu kita dapat menguduskan diri yaitu mencuci jubah dan
membuatnya putih bersih, tidak ada cara lain.
Salah seorang dari tua-tua itu berkata; “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar” menunjuk
kepada orang-orang yang tekun menanggung penderitaan.
Ibrani 12: 1-2
(12:1) Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
(12:2) Marilah kita
melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan
kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Yang harus kita perhatikan adalah; “mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib.”
Sebaliknya orang yang masih mempertahankan harga dirinya,
ia tidak akan mampu untuk tekun memikul salibnya.
Ibrani 12: 3
(12:3) Ingatlah selalu
akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu
terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi
lemah dan putus asa.
Selanjutnya, ingat
selalu akan Dia, Yesus Kristus, Anak Allah yang tekun menanggung bantahan
sehebat itu dari pihak orang-orang berdosa, itulah sengsara salib, dengan
tujuan: supaya saya & saudara tidak menjadi lemah & putus asa.
Kalau kita ingat yang lain dan tidak memandang salib
Kristus, maka kita menjadi lemah & putus asa.
Ingat selalu akan Dia = ingat kasih Allah.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan
bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka
tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak domba berdiri di bukti Sion, bersama dengan 144000
orang. Di dahi mereka (144000) tertulis nama-Nya & nama Bapa-Nya = ingat
kasih-Nya, ingat pengorbanan-Nya yang tekun menanggung bantahan sehabat itu
dari pihak orang-orang berdosa.
Begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
Mari kita lihat lebih jauh mengenai 144000 orang tersebut.
Wahyu 7:4-9
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus
empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan
Israel.
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben
dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
(7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
(7:7) dari suku Simeon dua
belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
(7:9) Kemudian dari
pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Kumpulan besar orang banyak yang berdiri di hadapan
takhta & di hadapan Anak Domba, kedudukan mereka digambarkan seperti 144000
orang yang telah dimeteraikan, dari 12 suku Israel.
Jadi, sebelum bumi, laut & pohon-pohonan dimusnahkan,
Allah terlebih dahulu memeteraikan milik kepunyaan-Nya.
Jadi, Wahyu 14:
1-5 sama dengan Wahyu 7: 9-17.
Nama-Nya & nama Bapa-Nya di tulis di dahi = meterai
keselamatan Allah kepada milik kepunyaan-Nya = kasih Allah.
Praktek pengudusan.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Kalimat yang kedua: “datanglah
Kerajaan-Mu”, berarti mendambakan & merindukan Kerajaan Sorga = mencari
Kerajaan Sorga .
Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah
kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang
akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga
tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
Yang terpenting; cari dahulu Kerajaan Allah dimana di
dalamnya terdapat kebenaran yang sejati.
Malam ini kita datang untuk mencari kerajaan sorga, lewat
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, hanya dengan satu tujuan
untuk mencari kebenaran, yaitu firman Allah yang disampaikan.
Puncak ibadah adalah mendengar firman, itulah kebenaran.
Adalah kekeliruan kalau ibadah hanya sebatas kesaksian, hanya sebatas memuji
Tuhan saja.
Kalau terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga &
kebenarannya, maka semuanya ditambahkan; maksudnya ialah apa yang dahulu
menjadi kekurangan kita, akan digenapi.
Matius 5: 17
(5:17) "Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Ketika masih berada di bawah hukum Taurat, maka yang
terjadi adalah;
-
Mata ganti mata, tangan ganti tangan, gigi
ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
-
Melangsungkan ibadah secara lahiriah saja, maka
dengan demikian, segala korban & persembahan tidak diindahkan Tuhan, justru
akan ditunggangi oleh perempuan kekejian (roh najis).
Inilah yang ditanggung Tuhan di atas kayu salib. Salib =
ditambahkan / digenapi.
Jadi, dosa ketika masih berada di bawah hukum Taurat telah
digenapi / ditambahkan.
Matius 5: 18
(5:18) Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.
Dosa kecil, dosa besar, dapat Tuhan ampuni, selama langit
& bumi belum dilenyapkan.
Pengalaman dari raja Daud dalam Mazmur 23, Daud berkata; Yesus adalah gembalaku, takkan kekurangan
aku.
Takkan kekurangan aku, berarti Tuhan tambahkan baik
secara jasmani terlebih rohani, sehingga tidak terlihat kekurangan, baik
kekurangan kecil maupun kekurangan besar baik dalam hal yang jasmani ataupun
rohani.
Syarat mencari
kerajaan surga.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena
itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
-
Jangan kuatir akan hidup, akan apa yang hendak dimakan & diminum.
-
Jangan kuatir pula akan tubuh, akan apa yang hendak dipakai.
Perlu
untuk diketahui; hidup lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting
dari pada pakaian.
Bagian pertama: JANGAN KUATIR SOAL MAKAN & MINUM.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Pandanglah burung-burung di langit, artinya memandang
segala perkara-perkara di atas, perkara rohani yang berkaitan dengan ibadah
& pelayanan.
Burung di udara tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan
bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa di sorga .= dipelihara.
Kalau seseorang memandang perkara rohani, maka terlepas
dari perkara di bawah / terlepas dari daya tarik bumi, sebab Tuhan tahu apa
yang kita butuhkan. Tuhan telah memelihara kita dari hari-hari yang lalu sampai
dengan hari ini. Oleh sebab itu mari kita gunakan pengalaman tersebut (hari-hari
yang kita lalui) sebagai guru yang baik supaya terlepas dari kekuatiran.
Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di
antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya?
Tidak ada satu orang manusia pun di atas muka bumi ini
karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya, hanya
Tuhan yang menentukan masa depan.
Bagian kedua: JANGAN KUATIR SOAL PAKAIAN.
Matius 6: 28-30
(6:28) Dan mengapa
kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku
berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah
salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika
demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang
ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang
kurang percaya?
Perhatikanlah bunga
bakung di ladang, artinya; memperhatikan ladang Tuhan, bekerjalah dengan
giat di ladang Tuhan, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh dengan roh yang
bernyala-nyala, yang bersumber dari kepolosan & ketulusan hati, itulah
permata Yaspis, perhiasan yang paling indah.
Yohanes 4: 34-37
(4:34) Kata Yesus
kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
(4:35) Bukankah kamu
mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu:
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan
matang untuk dituai.
(4:36) Sekarang juga
penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal,
sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
(4:37) Sebab dalam hal
ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
Makanan Yesus adalah melakukan kehendak Allah Bapa &
menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Selanjutnya Yesus berkata kepada 12 murid-Nya; “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai”, perhatikanlah
pekerjaan Tuhan, perhatikan pelayanan dalam ladang Tuhan, jangan tutup mata.
Apa yang bisa kita kerjakan, biarlah itu kita kerjakan dengan ketulusan tanpa
kepentingan pribadi.
Yesus mengatakan itu kepada 12 murid, setelah ia
menyelesaikan pekerjaan-Nya, yaitu, mengadakan pendamaian dosa antara perempuan
Samaria dengan Allah Bapa.
Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya, selanjutnya bagi
kita; perhatikan pekerjaan Tuhan, apa yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah
dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi & kekuatan.
Sebagaimana Rasul Paulus kepada Tuhan.
1 Korintus 3: 6, 9
(3:6) Aku menanam,
Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
(3:9) Karena kami
adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan
Allah.
Paulus melihat di sekelilingnya & memandang ladang
yang sudang menguning, yang siap untuk dituai, pekerjaannya menanam, Apolos
menyiram, selanjutnya Tuhan yang memberi pertumbuhan.
Kita kembali melihat bunga bakung di ladang (Matius 6:28).... “yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal” artinya Tuhan akan
memelihara mereka yang bekerja di ladang-Nya (1 Korintus 15:5 dan 1
Korintus 3:6,8-9).
Sedangkan orang yang kuatir soal makan, minum dan pakaian
itu menunjuk kepada bangsa – bangsa lain, bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu;
antikris.
Antikris terikat dengan mamon, perkara-perkara lahiriah, sehingga
mereka dikuasai oleh roh jual dan beli dan dimana tandanya adanya cap materai
mereka di dahi ataupun di tangan kanan mereka (666), sehingga bebas untuk
menjual dan membeli (Wahyu 13:16-18).
Filipi 4:6-7
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Pendeknya; jangan kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala keinginan-keinginan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur
kepada Allah.
Damai sejahtera akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, sebab damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal
akan memlihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus.
Artinya; apa yang tidak timbul di dalm hati, yang tidak
pernah didengar oleh telinga, yang tidak pernah dipikirkan, itulah yang
diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang mengasihi Dia.
Yang terpenting yang harus kita pikirkan
adalah; semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 2:8).
Ciri-ciri orang yang
mencari Kerajaan Sorga.
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari
pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Kumpulan besar orang banyak itu berdiri di hadapan takhta
Allah, di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem
di tangan mereka, artinya; melayani Tuhan pada hari perhentian, yaitu; dalam
setiap ibadah.
Pakaian putih adalah lenan halus, dasar untuk melayani.
Selanjutnya memegang daun palem à hari Raya Pondok Daun / hari perhentian, itulah ibadah
kekal di surga.
Wahyu 22: 3-5
(22:3) Maka tidak akan
ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan
hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan mereka akan
melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan malam tidak
akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya
matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya.
Ada 7 perkara dalam Kerajaan Sorga, namun hanya ada 2
kegiatan di dalamnya, yaitu beribadah dan melayani Tuhan (memerintah sebagai
raja sampai selama – lamanya).
Mari kita lihat kegiatan-kegiatan di hari perhentian itu.
Kegiatan pertama.
Wahyu 14: 2-3
(14:2) Dan aku
mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru
guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain
kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Terdengar suatu nyanyian baru yang keluar dari mulut
144000 orang, yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun kecuali oleh mereka
sendiri.
Ini menunjukkan adanya persekutuan yang erat antara tubuh
dengan kepala = terjalinnya hubungan nikah.
2 Korintus 12: 2-4
(12:2) Aku tahu
tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh,
aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya
-- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu
tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu,
Allah yang mengetahuinya –
(12:4) ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang
tidak boleh diucapkan manusia.
Saat Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga, ia
mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh
siapapun, menunjukkan adanya persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala, pribadi
Rasul Paulus dengan Tuhan, dan pada saat itulah terdengar perkataan-perkataan
yang tidak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh manusia.
Kalau hubungan suami isteri begitu intim, pasti ada
kata-kata baru yang terucap dari pasangan itu sendiri, tetapi kalau tidak ada hubungan
yang intim maka yang keluar adalah kata-kata yang lama yang keluar dari hidup
yang lama.
Ketika kita betul-betul berada dalam hadirat Tuhan, lewat
doa penyembahan (menyembah Tuhan), di situ kita merasakan hal-hal yang baru,
bahkan sampai tidak terasa ada kata-kata/logat ganjil, berbahasa asing / berbahasa
lidah.
Tingkat tiga dari sorga yang disebut Firdaus, kalau
dikaitkan dalam pola Tabernakel terkena pada Ruangan
Maha Suci, dimana di dalamnya terdapat satu alat yang paling utama
yaitu; tabut Perjanjian.
TABUT PERJANJIAN TERDIRI DARI 2 BAGIAN;
1.
Tabut/peti perjanjian terbuat
dari kayu penaga, yang telah disalut
dengan emas luar dan dalam à gereja Tuhan yang disempurnakan = tubuh = isteri.
- Kayu penaga menunjuk kepada daging dengan segala tabiatnya
- Emas menunjuk kepada kesucian Ilahi dan kesempurnaan-Nya
2.
Tutup pendamaian yang terbuat
dari emas murni pribadi Yesus
Kristus, yang adalah Kepala, Dialah suami, Mempelai Pria Sorga.
Berarti, ada hubungan intim antara tubuh dengan kepala.
Biarlah kita berusaha untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan supaya kita
dengan Tuhan lebih intim lagi.
Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh
orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa
asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah
berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian
kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka
tidak mau mendengarkan.
Berlogat ganjil = berbahasa asing = berbahasa lidah, hal
ini terjadi karena ada hubungan intim, ada persekutuan yang erat antara tubuh
dengan kepala.
Jadi, bahasa asing itu tidak bisa diciptakan oleh
manusia, melainkan tercipta ketika ada hari perhentian, hubungan intim antara
tubuh dengan kepala.
Sekarang banyak gereja sedang marak dengan mempelajari
bahasa lidah/bahasa asing, namun yang sangat disayangkan adalah, mereka tidak
memperhatikan hubungan suci dengan Tuhan.
Kegiatan kedua.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena
mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
-
Tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan = tidak memberi diri dikuasai oleh roh najis.
-
Mereka murni sama seperti perawan, berarti
tanpa dosa ragi kejahatan & ragi keburukan.
-
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak
Domba ke mana saja Ia pergi, berarti tergembala dengan sungguh-sungguh.
Kita
digembalakan oleh firman pengajaran mempelai yang membawa kita masuk dalam
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan.
Mereka adalah orang-orang yang ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi anak Domba, menjadi raja-raja
dan imam-imam (imamat rajani) bagi allah.
Sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba (dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, menunjukkan bahwa kedudukan mereka sama seperti 144000 orang yang telah dimateraikan dari duabelas suku bangsa Israel
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu
dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan
darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau
telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Anak Domba Allah yang disembelih telah membeli mereka
dengan darah-Nya dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, itulah mereka
yang berdiri di takhta Allah & takhta Anak Domba.
Kemudian, membuat
mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, untuk
memerintah sebagai raja di bumi.
Di sini kita melihat, terdengar suatu nyanyian baru,
menunjukkan adanya hubungan intim, persekutuan yang erat antara tubuh dengan
kepala pada hari perhentian / ibadah.
Wahyu 7:14-15
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya."
Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih di dalam darah Anak Domba.
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani
Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan
membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Mereka
telah ditebus oleh darah Anak Domba, sehingga mereka layak untuk melayani Dia siang dan malam.
Mencuci
jubah dan membuatnya putih dalam Darah Anak Domba menunjuk orang-orang yang
telah ditebus.
Selanjutnya........
Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam
mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta karena mereka tidak bercela; tidak dusta berarti; ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari itu berasal dari sijahat. Tidak bercela=sempurna.
Yakobus 3: 2
(3:2) Sebab kita semua
bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya,
ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh
tubuhnya.
Kalau tidak salah dalam perkataan, maka ia adalah orang
yang sempurna = orang yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya (hidupnya) =
yang berkenan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment