IBADAH RAYA MINGGU, 12 APRIL 2015
WEJANGAN
UNTUK SIDANG JEMAAT GPT “BETANIA”
Shalom...
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang &
kasih setia Tuhan yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya
Minggu, disertai kesaksian.
Biarlah kita belajar menjadi tawanan Roh, supaya terikat
dengan pelayanan dengan Tuhan dan tidak terikat dengan dunia yang berujung pada
kebinasaan, seperti derasnya sungai Yordan yang berujung pada laut mati.
Kalau seseorang hidup menurut daging, ia tidak akan
memikirkan hal-hal dari Roh, itulah perkara di atas, ibadah & pelayanan.
Dahulu sebelum kita mengerti kebenaran firman Tuhan,
ketika diajar & dididik oleh firman Tuhan, kita bersungut-sungut, mulai
tersinggung, itu karena harga diri/takhta dalam diri belum terkoyak. Tetapi
kalau takhta dalam diri terkoyak, maka kemuliaan Allah dinyatakan, Tuhan
membuka jalan yang baru supaya kita masuk ke tempat kudus untuk beribadah &
melayani Tuhan.
Biasanya ketika seseorang mengalami tekanan, barulah ia mau
mengenal Tuhan, berarti tekanan adalah kasih karunia. Mengapa? Karena lewat tekanan itu kita datang kepada Tuhan,
menaikkan doa kepada Tuhan, maka Tuhan mengijinkan segala pergumulan terjadi.
Bukan berarti pergumulan membuat kita jauh dari Tuhan, dan membuat kita
sengsara, melainkan supaya kita menikmati kasih karunia demi kasih karunia.
Dan salah satu dari sidang jemaat mengalami penderitaan pada mata sebelah kiri, semua Tuhan ijinkan. Saya jatuh dari kendaraan, semua diijinkan
Tuhan, supaya kita intropeksi. .
Justru lewat pergumulan, kita boleh merasakan kuasa Tuhan turun atas kita semua.
Jemaat di Laodikia beribadah dengan cara-cara yang lama,
mereka berada dalam suasana kebangkitan, tetapi kebangkitan Yesus tidak
berkuasa atas mereka, persis seperti duabelas murid sehingga ketika Yesus bangkit (pada hari yang ketiga) , mereka datang ke kuburan,
tetapi Yesus tidak ada di sana. Orang yang masih mempertahankan cara hidup yang lama, pasti mencari Yesus di
antara orang mati, tetapi Yesus tidak ada di sana. Diantara orang mati=allah yang mati=berhala.
Namun, setelah murid-murid mengalami kuasa kebangkitan, persis seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus: “Hai maut di manakah
kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut ialah dosa dan kuasa
dosa ialah hukum Taurat” 1 Korintus 15;55-56.
Sehingga kalau kita perhatikan, ketika 2 orang murid
berjalan ke Emaus, mereka menceritakan tentang peristiwa penyalipan Yesus Kristus, tiba-tiba Yesus tampil dan bertanya kepada
mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu
berjalan?” Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah
Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi
di situ pada hari-hari belakangan ini?"
Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: “...
Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami berharap kepada dia supaya Dia
menyelamatkan kami, tetapi Ia disalibkan ...” Ia banyak bercerita tetapi
ceritanya tidak berkuasa, karena kematian & kebangkitan Yesus tidak
berkuasa atasnya.
Apapun yang diperbuat, kalau masih dengan cara-cara yang
lama, maka perkataan & segala sesuatunya tidak berkuasa. Tetapi puji Tuhan,
Yesus telah bangkit, maut dikalahkan.
Nanti kita akan melaksanakan ibadah kenaikan Yesus
Kristus.
Setelah 40 hari lamanya di bumi dari sejak kebangkitan-Nya ,akhirnya Yesus naik ke sorga. Setelah
Yesus naik ke sorga, 10 hari kemudian Roh Kudus turun.
Biarlah moment ini menjadi bagian kita masing-masing.
Setelah mati & bangkit, kita dipermuliakan dengan Dia.
Kita sedang menantikan Roh Kudus, biarlah kita semua
dipenuhkan Roh Kudus, supaya kita penuh dengan karunia-karunia Roh Kudus.
Apa yang kita cari di dunia ini, untuk apa kita
memperoleh dunia, kalau akhirnya ia kehilangan nyawanya, tidak ada yang bisa
menggantikan nyawanya. Bersyukurlah dalam segala sesuatu, karena Tuhan masih memberi
kesempatan bagi kita untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, serta diberi kesempatan untuk melayani Dia dan firman pengajaran mempelai menggembalakan kita semua .
Suatu kali kelak, firman pengajaran mempelai akan membawa
kita ke dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, pada hari yang
disiapkan, menjadi milik kepunyaan-Nya
Ketika seseorang sudah tua, lalu dia mau datang kepada
Tuhan, itu sangat sukar untuk dibentuk Tuhan, kecuali kemurahan Tuhan bagi Dia.
Saya tetap berdoa, supaya Tuhan berkasih karunia kepada sidang jemaat, dan mau
memberi diri melayani Tuhan.
Sudah terlalu lama
kita memberi diri untuk melayani roh jahat & roh najis, menyukakan hati
Iblis/Setan sengaja ataupun tidak sengaja. Dan inilah saatnya bagi kita untuk menyukakan hati Tuhan, yang lama
ditinggalkan.
Saudaraku, keuntungan yang tidak berasal dari kebenaran, sifatnya
tidak bertahan lama, tetapi berkat Tuhan yang memelihara seseorang.
Keuntungan yang tidak datang dari kebenaran, orang yang
seperti ini tidak mensyukuri kemurahan Tuhan, sehingga berkat Tuhan tidak
terlihat, seperti kantong kulit yang tua bila diisi dengan anggur yang baru maka kantong kulit yang tua akan terkoyak sehingga anggur yang baru akan terbuang sia-sia.
Layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati, jiwa akal budi dan dengan segenap kekuatan, belajarlah untuk
melayani Tuhan.
Kalau pun perkataan terlalu tegas, tetapi terimalah
didikan Tuhan supaya diakui, sebagai anak dan dikasihi. Barangsiapa Kukasihi, ia kutegor dan kuhajar (Wahyu 3;19).
Kalau ada anak yang bebas dari didikan, hajaran, maka ia
bukanlah anak Tuhan,melainkan anak gampangan, anak yang lahir di luar nikah,
berarti hasil perzinahan, seperti Daud & Bersyeba, melahirkan anak dan
tidak lama kemudian anak itu mati. Artinya anak-anak gampang suatu kali akan
berujung pada kebinasaan. Oleh sebab itu, jangan membiasakan diri untuk menerima pemeritaan
firman Tuhan yang sifatnya tidak menyesah, tidak mendidik, tidak mengoreksi dosa.
Awal pertama banyak yang terkaget-kaget mendengar didikan
& hajaran Tuhan. Kalau akhirnya kita bisa menerima, oleh karena kasih karunia
saja. Siapapun kita harus ditegur. Apabila pedang itu turun untuk mencari umat
yang berdosa, tetapi tidak diperingatkan oleh penjaga, maka darahnya ditanggung
oleh penjaga. Tetapi kalau ia sudah memperingatkan, maka orang yang
diperingatkan yang akan menanggung darahnya sendir kalau ia mati terbunuh oleh pedang itu (Yehezkiel 33) .
Yang penting sudah saya tunaikan pekerjaan yang Tuhan
percayakan. Sekiranya mau, puji Tuhan, kalau tidak, darahnya tanggung sendiri.
Saya menghimbau, tekunlah dalam 3 macam ibadah pokok, setialah sampai Tuhan datang.
Wahyu 3: 14
(3:14)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari
Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
Di sini kita melihat Yesus tampil sebagai saksi yang setia & benar.
Orang benar dilihat dari kesetiaannya. Orang yang tidak
benar, tidak mungkin setia.
Yesus tampil sebagai yang benar, dilihat dari
kesetiaan-Nya, untuk mengoreksi sidang jemaat di Laodikia.
Setialah beribadah supaya kita disebut orang benar.
Bukti kebenaran dilihat dari kesetiaan. Biar kita mengaku
benar & baik, tetapi kalau tidak setia, ia tidak benar.
Lewat penampilan Yesus yang setia & benar ...
Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya
jika engkau dingin atau panas!
(3:16)
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Setelah dikoreksi lewat penampilan-Nya, Yesus berkata: “Aku
tahu segala pekerjaanmu”
Pertanyaannya: apa yang diperbuat jemaat di Laodikia? Ialah; “engkau tidak dingin dan tidak panas” =
suam-suam kuku.
Arti rohaninya; tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan, tidak
sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, tidak sepenuh hati menyerahkan diri kepada
Tuhan.
Yang benar: “Alangkah
baiknya jika engkau dingin atau panas!” terasa dinginnya atau terasa
panasnya = betu-betul mengasihi Tuhan.
Jangan ditahan-tahan untuk berbuat baik, jangan
ditahan-tahan untuk mengasihi Tuhan, supaya kita tidak kaku melayani Tuhan,
karena kita mengasihi dengan kasih Agape.
Kalau seseorang
masih mengasihi dengan maksud yang lain-lain, ia kaku untuk
mengasihi sesama.
Kita merdeka hanya karena Tuhan, oleh krena darah Anak Domba. Setia di
dalam Tuhan, itulah orang benar.
Berilah diri dikoreksi. Tujuan kita beribadah adalah
mendengar firman, memberi diri dikoreksi, supaya segala sesuatu dibereskan,
maka dengan demikian soal makan & minum Tuhan cukupkan. Belajarlah untuk
saling mengasihi, janganlah kita mengasihi yang lain.
Keluaran 20: 12
(20:12)
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Hormati ayah & ibu (orang tua) supaya panjang umur,
panjang berkat, panjang kasih karunia, panjang kemurahan Tuhan.
Hai anak muda, hormati orang tua, hormati yang memberi
pengajaran dua kali lipat, supaya panjang umur dan limpah kasih karunia.
Kolose 3: 20
(3:20) Hai
anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di
dalam Tuhan.
Supaya hidup menjadi indah, taatilah orang tua dalam
segala hal.
Mengapa hidup tidak indah? Itu karena tidak taat &
tidak menghormati orang tua.
Biarlah kita menghormati orang tua selagi kita masih
hidup. Selagi Tuhan masih memberi kesempatan, di situ kita cari berkat
sebesar-besarnya.
Hormati orang tua, itulah yang indah. Jangan keliru.
Adalah kesempatan yang baik untuk menghormati orang tua
selama kita masih hidup.
Percayalah, firman Tuhan mendidik kita untuk mendatangkan
kebaikan, bukan untuk menyakiti kita.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment