IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 AGUSTUS 2015
Tema: DARI KITA KOLOSE
` (Seri 50)
Subtema: EMBUSAN NAFAS HIDUP
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih
Kristus. Dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan,
terlebih dahulu kita memperhatikan surat yang dikirim Rasul Paulus kepada
jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan
yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu
yang jahat,
Kita memperhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup
jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada;
-
Bangsa kafir dengan
segala dosa kekafirannya.
-
Orang fasik dengan
segala kefasikannya.
Lebih jauh kita melihat; YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup jauh, berarti: “Tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah
di dalam dunia.”
Kita masih memperhatikan ...
Keterangan: “TANPA PENGHARAPAN.”
Dikaitkan dengan tulang-tulang kering pada ...
Yehezkiel 37: 1-2
(37:1)
Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan
Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh
dengan tulang-tulang.
(37:2) Ia
membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat
banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
Tuhan memperlihatkan tulang-tulang kering di suatu lembah
kepada nabi Yehezkiel, dimana tulang-tulang keringa itu amat banyak bertaburan di lembah itu.
Lebih rinci ...
Yehezkiel 37: 11
(37:11)
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh
kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah
menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Tulang-tulang kering, artinya; pengharapan kami sudah
lenyap = tanpa pengharapan.
Sesungguhnya kalau seseorang hidup tanpa pengharapan,
persis seperti pernyataan tulang-tulang kering ini: “pengharapan kami sudah lenyap, kami
sudah hilang” = binasa.
Amsal 17: 22
(17:22)
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, oleh sebab
itu, biarlah kita datang menghadap takhta kasih karunia dengan hati yang
gembira, bukan dengan keterpaksaan. Kalau terpaksa, maka hati tidak gembira,
justru yang terjadi adalah persungutan. Ibadah dan pelayanan harus dijalankan dengan hati yang gembira, tidak ada keterpaksaan.
Sebaliknya,
semangat yang patah mengeringkan tulang.
Berarti penyebab menjadi tulang-tulang kering adalah semangat
yang patah.
Semangat yang patah
= putus asa.
Ibrani 12: 5-6
(12:5) Dan
sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6)
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak."
Orang yang putus asa gambaran dari semangat yang patah
(tidak menghargai teguran dan hajaran, yaitu didikan Tuhan) = tidak mau diperbaiki
kelakuannya = tidak mau berubah.
Ciri-ciri
semangat yang patah.
Amsal 15: 13, 15
(15:13)
Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan
semangat.
(15:15)
Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya
selalu berpesta.
Ciri-ciri
semangat yang patah.
Ciri pertama: MENGALAMI
KEPEDIHAN HATI.
Kerugian yang terjadi bila mengalami kepedihan hati: Muka
tidak berser-seri = muka muram.
Kesimpulannya, orang yang mengalami kepedihan hati (hati
panas), mukanya pasti muram, sebab apa yang keluar itu berasal dari dalam.
Muka yang muram adalah cerminan hati/cerminan hidup.
Hati panas & muka muram dikaitkan dengan PRIBADI
KAIN.
Kejadian 4: 2-5
(4:2)
Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala
kambing domba, Kain menjadi petani.
(4:3)
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil
tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
(4:4)
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban
persembahannya itu,
(4:5)
tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain
menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram.
Penyebabnya: Tuhan tidak mengindahkan Kain dan korban
persembahannya.
Sebab kalau kita perhatikan ayat 3, Kain hanya mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu
kepada Tuhan, artinya; mengasihi Tuhan hanya dengan sebagian hati/tidak sepenuh
hati.
Kalau mengasihi Tuhan hanya sebagian hati, berarti sebagian
hati mengasihi yang lain, yaitu berhala-hala.
Tanah à hati.
Kejadian 4: 6-7
(4:6)
Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
(4:7)
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda
engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Tuhan menegur Kain supaya hatinya tidak panas dan mukanya
tidak muram dengan jalan berbuat baik, yaitu mengasihi Tuhan dengan sepenuh
hati.
Malam ini kita mendapat teguran dari Tuhan kalau memang
kita tidak mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, sebab teguran ini juga berlaku
untuk kita.
Biasanya kalau seseorang tidak mampu mengasihi Tuhan dengan
sepenuh hati; hatinya panas dan mukanya muram, misalnya; dengan menunjukkan warna wajah,
dengan gerak-gerik yang tidak pantas di hadapan Tuhan.
Alasan Tuhan menegur Kain: supaya Kain berkuasa atas
dosa, sebab dosa itu sudah mengintip di depan pintu dan dosa itu sangat
menggoda Kain.
Pintu menuju ke dalam hati adalah panca indra. Jadi, dosa
sudah mengintip di depan lima indra.
Teguran malam hari ini; jangan sampai dosa menguasai hati, sebab kalau dosa menguasai hati, maka apa yang terlihat adalah
hal yang tidak baik, itulah gambaran dari muka muram.
Kejadian 4: 8
(4:8) Kata
Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika
mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh
dia.
Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia.
Kesimpulannya; Kain tidak berkuasa terhadap dosa, sebab
Kain tidak menghargai teguran & didikan Tuhan.
Kita sudah terlebih dahulu melihat bahwa Tuhan menegur
Kain dengan berkata: “Apakah mukamu tidak
akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik,
dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau
harus berkuasa atasnya.”
Tuhan sudah memperingatkan Kain sebelumnya, tetapi Kain
tetap berbuat dosa, dia memukul Habel adiknya dan membunuhnya.
Dosa itu terus berlangsung tidak lain tidak bukan karena
seseorang tidak menghargai teguran dan hajaran Tuhan, yaitu; didikan lewat nasihat firman Tuhan.
Andaikata seseorang menghormati & menghargai teguran/didikan
Tuhan, ia pasti berkuasa terhadap dosa.
Kejadian 4: 8
(4:9)
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya:
"Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Bukti bahwa Kain telah dikuasai dosa:
-
Menjadi pendusta,
sesuai dengan jawaban Kain kepada Tuhan: “Aku
tidak tahu!”
-
Tidak peduli dengan
sesama, sesuai dengan jawaban Kain kepada Tuhan: “Apakah aku penjaga adikku?”
Tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota, ada mata,
telinga, hidung, mulut, ada kaki, ada tangan, ada kepala, satu dengan yang lain
saling membutuhkan, saling memberi dan saling menerima, itulah yang dimaksud
peduli terhadap sesama, bahkan kepada anggota yang kurang terpuji dan kurang
menarik diberi penghormatan dan perhatian khusus, itulah yatim piatu dan
janda-janda.
Jadi, jangan terlalu mengecilkan yang kecil dan
membesarkan yang besar.
Saya bersyukur bunda masih hidup bertahan sampai
sekarang, saya sebagai gembala dan sekaligus sebagai anak yang dilahirkan,
masih membutuhkan pelayanan dari bunda, sebab dia masih memperhatikan ibadah
dan pelayanan dalam kandang penggembalaan.
Dia seorang janda, namun justru janda-janda sangat
diperhatikan oleh Tuhan.
Sewaktu bunda dioperasi / pengangkatan usus buntu, dia selalu menceritakan kepada
saya perhatian si A dan si B, juga menceritakan sebaliknya tentang si A dan si B.
Sidang jemaat harus memberitahukan segala sesuatu yang terjadi
kepada saya, supaya saya untuk
mendoakannya.
Kain tidak peduli terhadap adiknya karena diawali dengan
muka panas dan muram, oleh sebab itu, ia tidak mampu berbuat baik, yaitu mengasihi
Tuhan dengan sepenuh hati.
Kejadian 4: 10
(4:10)
Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak
kepada-Ku dari tanah.
Cepat atau lambat, segala perbuatan yang tidak baik,
tidak terpuji, akan terungkap juga.
Kebenaran akan tetap tersingkap, muncul di permukaan.
Ciri-ciri
semangat yang patah.
Ciri kedua: HIDUP
DALAM KESUSAHAN/BERKESUSAHAN.
Kerugian hidup dalam kesusahan: hati tidak mengalami
suasana pesta.
Artinya; masih mempertahankan cara hidup lama.
Dikaitkan dengan ...
Matius 9: 16-17
(9:16)
Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua,
karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin
besarlah koyaknya.
(9:17)
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan
kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong
yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Cara hidup yang lama digambarkan seperti dengan dua
perkara, yaitu:
-
Baju yang tua.
-
Kantong kulit yang
tua.
Ini semua gambaran dari hati yang tidak mengalami suasana
pesta.
Dampak
negatik mempertahankan hidup yang lama:
Dilihat dari sisi; "Baju
yang tua", gambaran dari orang yang tidak dapat menerima/merasakan kasih dan
kemurahan hati Tuhan.
Secarik kain yang belum susuk/kain penambal à kasih Allah.
Kegunaan kasih.
1 Petrus 4: 8
(4:8)
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab
kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, jangan pura-pura dan jangan memandang muka, karena
kasih berkuasa untuk menutupi banyak sekali dosa.
Jadi, kasih Allah itu bagaikan kain penambal / secarik kain yang
belum susut, berfungsi untuk menambal kekurangan.
Kain yang belum susut = hidup baru oleh karena kasih Allah.
Lebih rinci tentang kasih....
Kolose 3: 13-14
(3:13)
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan
di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Kegunaan kasih: Sebagai pengikat yang mempersatukan &
menyempurnakan.
Jadi, kita disatukan, diikat oleh karena kasih, bukan
diikat & disatukan oleh hal-hal yang lain.
Kita sudah melihat pemberitaan firman tentang Lot &
Abram; semakin banyak harta kekayaan mereka, tetapi mereka tidak bisa rukun
diam bersama-sama, tidak bisa diikat oleh harta yang banyak.
Praktek mengenakan kasih: sabarlah seorang akan yang lain, ampunilah seorang akan yang lain
apabila seorang menaruh dendam terhadap yang lain.
Dampak
negatif mempertahankan hidup yang lama:
Dilihat dari sisi; "Kantong
kulit yang tua."
Kantong kulit yang tua, artinya; tidak mengalami
pembaharuan kirbat / tidak mengalami pembaharuan manusia batiniah = hati belum diubahkan.
Sehingga kalau kita kembali memperhatikan Matius 9: 17 di sini dikatakan; “Anggur yang baru tidak diisikan ke dalam
kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga
anggur itu terbuang.”
Berarti hati yang belum diubahkan tidak dapat memelihara
& mempertahankan anggur yang baru.
Lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, kita bisa
merasakan anggur yang baru, mulai dari pembukaan rahasia firman, Roh yang
dicurahkan dan kasih Allah yang tidak berkesudahan.
Kuasa dari pembukaan rahasia firman Tuhan adalah; menjadikan segala sesuatu baru dan menghapus air mata (Wahyu 5:3-5).
Kita boleh beribadah dan melayani di tengah-tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan tujuannya untuk mencicipi dan menikmati anggur yang baru.
Tetapi kantong kulit yang tua tidak dapat memelihara
anggur yang baru = tidak menghargai segala kemurahan Tuhan.
Kita bandingkan dengan pesta nikah di Kana...
Yohanes 2: 6-9
(2:6) Di
situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang
Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
(2:7)
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu
penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
(2:8) Lalu
kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin
pesta." Lalu mereka pun membawanya.
(2:9)
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan
ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air
itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,
Enam tempayan diisi penuh dengan air, kemudian air dalam tempayan itu berubah menjadi anggur (air menjadi anggur), artinya; ada keubahan hidup, inilah mujizat yang
pertama yang diperbuat Yesus Kristus dalam pesta nikah di Kana.
Yohanes 2: 10
(2:10) dan
berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan
sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Kesimpulanya, anggur yang baru akan terpelihara dengan baik apabila ada keubahan hidup.
Seperti perkataan pemimpin pesta: “Engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang”
Ketika terjadi pembaharuan kirbat / manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, orang tersebut sangat menghargai anggur baru. Kemudian ketika manusia batiniah dibaharui, maka manusia lahiriahnya merosot.
Saudaraku, perlu diketahui; manusia batiniah yang tersembunyi adalah perhiasan rohani yang dicari dan diinginkan oleh Tuhan, bukan perhiasan secara lahiria, yaitu; rambut dikepang-kepang, pakaian yang indah-indah, bukan emas dan perak.
Manusia batiniah tidak memperhatikan perkara lahiriah, termasuk harga diri.
Kita bandingkan dengan kehidupan yang belum diubahkan....
1 Petrus 2: 6-7
(2:6)
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion
sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang
percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7)
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah
menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
Batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal
dibuang oleh tukang-tukang bangunan.
Batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal à korban Kristus. Lewat korban Kristus inilah kita boleh mencicipi, merasakan anggur yang baru setiap hari.
Tetapi di sini kita melihat tukang-tukang bangunan itu justru membuang batu yang terpilih, batu penjuru yang mahal, berarti tidak menghargai
korban Kristus = tidak menghargai anggur yang baru.
Tukang-tukang bangunan à imam-imam kepala, tua-tua, ahli-ahli Taurat; mereka
melayani namun tidak menghargai batu hidup, tidak menghargai korban Kristus.
-
Imam-imam kepala: Melayani tetapi masih tetap mempertahankan hidup yang lama.
-
Tua-tua: Dipercayakan, diberi suatu kedudukan, tetapi kerohaniannya masih kanak-kanak.
-
Ahli-ahli Taurat: Mengerti firman di tengah-tengah ibadah pelayanan tetapi tidak menjadi pelaku.
Kesimpulannya; tukang-tukang bangunan, yaitu imam-imam
kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, sama seperti kantong kulit yang tua, tidak menghargai anggur yang baru (anggur yang baru terbuang sia-sia).
Selain anggur terbuang sia-sia, kantong kulit yang tua itu pun pecah.
1 Petrus 2: 7-8
(2:7)
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah
menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu
sandungan."
(2:8)
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan
untuk itu mereka juga telah disediakan.
Batu penjuru yang mahal menjadi suatu batu sandungan bagi tukang-tukang bangunan (imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua).
Tukang-tukang bangunan tersandung terhadap batu penjuru=PECAH, artinya; tidak taat kepada firman Allah =
tidak patuh pada ajaran yang benar, yaitu ajaran tentang salib Kristus.
Pecah = tersandung.
Itulah keadaan dari tulang-tulang kering yang diperlihatkan oleh Tuhan
kepada Yehezkiel di suatu lembah, sedangkan tulang-tulang kering itu bertaburan
amat banyak.
Kalau berada dalam lembah;
kekelaman, masa depan suram. Tetapi Tuhan tetap menaruh belas kasih-Nya kepada
tulang-tulang kering.
Dasarnya adalah sekalipun kita tidak setia, namun Tuhan
tetap setia.
Jalan keluarnya.
Yehezkiel 37: 3
(37:3) Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah
tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH,
Engkaulah yang mengetahui!"
Tuhan bertanya kepada Yehezkiel: “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”
Jawab nabi Yehezkiel: “Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!”.
Berarti; tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tidak ada
yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Dalam Roma 4: 17,
Allah sanggup menghidupkan yang mati dan menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Yehezkiel 37: 4-5
(37:4) Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang
ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman
TUHAN!
(37:5) Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi
nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.
Langkah-langkah menghidupkan tulang-tulang kering.
LANGKAH PERTAMA: “BERNUBUATLAH MENGENAI TULANG-TULANG INI.”
Bernubat adalah tugas dari seorang nabi, berarti; menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terkandung dalam hati.
Karunia yang terutama/terbesar adalah bernubuat 1 Korintus 14:1. Oleh sebab itu,
dalam ayat 4 dikatakan: “Hai
tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN!” = mendengar firman
nubuatan.
Wujudnya: Memberi diri dikoreksi, diselidiki, dengan kata lain disucikan
oleh firman nubuatan.
Langkah-langkah menghidupkan tulang-tulang kering.
LANGKAH KEDUA: “ALLAH MEMBERI NAFAS HIDUP, SUPAYA TULANG-TULANG
KERING HIDUP KEMBALI.”
Nafas hidup = embusan.
Yohanes 20: 20-22
(20:20) Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan
lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat
Tuhan.
(20:21) Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama
seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
(20:22) Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:
"Terimalah Roh Kudus.
Yesus mengembusi murid-murid, artinya; murid-murid menerima Roh Kudus. Dalam hal ini murid-murid menerima Roh Kudus di tengah-tengah pengutusan mereka.
Demikianlah seorang pelayan Tuhan/ seorang imam, hamba Tuhan yang akan menjadi kesaksian harus menerima embusan nafas Allah dalam melayani Tuhan.
Untuk menjadi kesaksian bukan karena gagah hebat, bukan karena kekuatan dan keperkasaan, namun oleh Roh Tuhan/embusan nafas.
Mengapa seseorang hari ini melayani dengan berkobar-kobar, besok tidak ? Itu karena belum menerima embusan nafas Allah.
Ketika murid-murid penuh dengan Roh, mereka tidak lagi ketakutan, mereka penuh dengan
keberanian, sehingga satu kali Petrus berkotbah, 3000 jiwa dimenangkan.
Berbanding terbalik sebelum mereka menerima embusan nafas; mereka
tidak mengalami damai sejahtera, mereka ketakutan,
- Simon
Petrus memutuskan telinga salah seorang hamba imam besar, justru ia membuat telinga
seseorang jauh untuk mendengar Firman Pengaaran Mempelai.
- Simon Petrus menyangkal Yesus 3 kali. Yang benar sangkal diri, pikul salib.
- Murid-murid kembali menjala ikan. Kembali kepada tabiat yang lama.
Saudaraku, bila daging mulai bersuara dan roh jahat, roh najis mulai
bersuara, ingat Tuhan, kembali kepada pimpinan Roh Kudus.
Mazmur 104: 29-30
(104:29) Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila
Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.
(104:30) Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau
membaharui muka bumi.
Embusan nafas itu menciptakan segala sesuatu, dan Tuhan membaharui muka bumi
Itu sebabnya tadi saya katakan; ketika ada suara asing, yaitu; suara daging, suara roh jahat dan roh najis, ingat Tuhan, kembali kepada
pimpinan Roh, jangan sampai Tuhan menyembunyikan wajah-Nya.
Pendeknya, daging itu mati, Rohlah yang menghidupkan.
Roma 8: 11-13
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang
mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya,
yang diam di dalam kamu.
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan
kepada daging, supaya hidup menurut daging.
(8:13) Sebab, jika
kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Roh Allah itu menghidupkan, sebab Roh Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Berarti, Roh Allah berkuasa mematikan segala perbuatan-perbuatan daging.
PERTANYAANYA; mengapa seorang utusan harus menerima embusan nafas Allah.... ??
Kisah Para Rasul 17: 24-25
(17:24) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah
Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,
(17:25) dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala
sesuatu kepada semua orang.
Allah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu, Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya. Dia tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa.
Ada dua hal yang harus kita perhatikan;
Yang pertama, "Allah tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia" artinya; Dia adalah Allah yang hidup, bukan Allah orang mati.
Yang kedua, " tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa" artinya; persembahkanlah tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.
Kejadian 1: 1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, namun
bumi belum berbentuk, kosong, gelap gulita menutupi samudera raya. Tentu Allah
tidak puas melihat ciptaan yang demikian.
Oleh sebab itu ...
Kejadian 1: 3
(1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
“Berfirmanlah Allah” tujuannya untuk membentuk dan menyempurnakan ciptaan-Nya.
Pada saat Allah menyempurnaan ciptaan-Nya, maka Allah
harus berfirman (berkata-kata).
Perkataan yang keluar dari mulut Allah berasal dari pita
suara, dan dikirim lewat embusan nafas (angin).
Angin tidak terlihat. Kita tidak tahu darimana ia datang dan kemana ia pergi. Seperti itulah orang yang dilahirkan oleh Roh.
Yohanes 3: 2-3
(3:2) Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami
tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada
seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika
Allah tidak menyertainya."
(3:3) Yesus menjawab, kata-Nya:
Nikodemus seorang Farisi, pemimpin kepala rumah ibadat,
dia adalah seorang yang tidak mengerti kebenaran, sebab ketika ia datang kepada
Yesus, ia hanya membicarakan soal tanda-tanda / mujizat yang diperbuat oleh Yesus.
Sesungguhnya yang terpenting adalah, seseorang harus dilahirkan kembali = menjadi ciptaan baru,
bukan soal tanda-tanda/mujizat.
Kita membutuhkan tanda-tanda heran & mujizat, tetapi
apa artinya tanda heran/mujizat kalau seseorang tidak mengalami keubahan hidup.
Oleh sebab itu, Yesus memberi pengertian yang benar kepada Nikodemus. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Kemarin sore, saya dihubungi oleh pastor Masih W dari Pakistan, setelah mengikuti pemberitaan firman via internet, lalu beliau mengirim pesan kepada saya: pesan pertama: God Bless You, pastor. Lalu saya
membalas: You’re welcome.
Pesan kedua, minta alamat Skype, kemudian beliau mengatakan dalam bahasa inggris; saya percaya, pastor dapat mengajar di dalam gereja kami , lalu ia memberikan alamat Skype
miliknya.
Kemudian, karena saya tidak membalas pernyataan yang
kedua ini, dua hari kemudian ia bertanya apakah pastor Daniel sedang sibuk?
Tetap saya tidak jawab, karena saya tidak fasih bahas Inggris. Kemudian, saya
dikejar telepon lewat facebook, namun saya tidak menjawab. Akhirnya selasa siang kami berbincang-bincang setelah saudari Debora membuat alamat skype. Pendeknya, saya diminta untuk datang ke Pakistan bersama dengan tim dalam waktu yang dekat jika Tuhan menghendaki .
Pengertian yang benar akan dicari orang banyak. Kalau
kita memiliki pengertian yang benar, maka yang tercermin dalam kehidupan kita adalah, juga yang benar.
Jadi, apa yang tidak terpikirkan, yang tidak timbul dalam
hati, tidak didengar oleh telinga, itu yang Tuhan berikan.
Yohanes 3: 4-5
(3:4) Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang
dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya
dan dilahirkan lagi?"
(3:5) Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah.
Pertanyaan Nikodemus menunjukkan bahwa ia tidak mengerti
kelahiran baru.
Tetapi yang dimaksudkan oleh Yesus Kristus adalah
dilahirkan kembali oleh air dan Roh.
Air, berbicara tentang baptisan air à kuasa kematian & kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian: mengubur
hidup yang lama. Kuasa kebangkitan: hidup dalam hidup yang baru.
Dilahirkan oleh Roh, berarti menerima embusan nafas =
menerima Roh Kudus untuk selanjutnya menerima karunia-karunia Roh.
Yohanes 3: 6-7
(3:6) Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan
dari Roh, adalah roh..
(3:7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali
Orang yang menerima embusan nafas Allah = orang yang
dilahirkan kembali, sama seperti angin yang bertiup kemana ia mau, kita tidak
tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi.
Kita hanya bisa merasakan, seperti angin yang bertiup,
kita hanya bisa mendengar tiupannya dan merasakannya.
Demikianlah kehidupan yang dilahirkan kembali setelah
menerima embusan nafas Allah.
Jadi, tidak seperti yang dipikirkan Nikodemus: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan,
kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan
dilahirkan lagi?”
Kita hanya bisa mendengar tiupannya dan merasakannya. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment