IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 JULI 2015
Subtema: TANPA
ALLAH DI DALAM DUNIA
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus. Dengan kasih sayang dan
kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa
Penyembahan.
Sebelum
kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan
...
Kolose
1: 21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang
memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang
jahat,
Perhatikan
kalimat yang mengatakan: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk
kepada bangsa kafir dengan segala dosa kefasikannya.
Disini
kita bisa melihat dosa kefasikan yaitu: Yang memusuhi-Nya dalam hati dan
pikiran, itu bisa terlihat, nyata dari perbuatan-perbuatan yang jahat.
Jadi,
kalau seseorang jauh dari Allah, itu bisa terlihat dari gerak-gerik, dari
segala kepura-puraan, dari segala perbuatan.
Lebih
jauh kita melihat; YANG DAHULU
HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus
2: 11-13
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12)
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
(2:13)
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang
dahulu hidup jauh, berarti: “Tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Sekarang
kita melihat bagian yang terakhir....
Keterangan: “TANPA
ALLAH DI DALAM DUNIA.”
Kalau
Allah tidak ada di dalam dunia, berarti orang-orang yang di dalam dunia, tidak
percaya bahwa Allah itu ada, itulah orang-orang yang menganut paham atheis.
Galatia
4: 8
(4:8)
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada
allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.
“Dahulu
sebelum mengenal Allah, setiap orang menghambakan diri kepada allah-allah yang
pada hakekatnya bukan Allah yang hidup”, itulah penganut atheis.
Menganut
paham atheis; tidak percaya bahwa Allah ada, akhirnya menghambakan diri kepada
allah-alah asing, yang pada hakekatnya bukan Allah yang hidup.
Persis
seperti ORANG-ORANG SADUKI.
Markus
12: 24-27
(12:24)
Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti
Kitab Suci maupun kuasa Allah.
(12:25)
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak
dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
(12:26)
Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab
Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah
kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
(12:27)
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar
sesat!"
Orang
Saduki tidak mengenal Allah yang hidup, itulah Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub, sehingga mereka menjadi sesat.
Pertanyaanya: DIMANA
LETAK KESESATAN ORANG-ORANG SADUKI???
KESESATAN
PERTAMA: Tidak mengerti kitab suci.
Kalau
seseorang sesat, maka secara otomatis ia tidak mengerti Kitab Suci.
Sebetulnya
orang-orang Saduki adalah bagian dari orang-orang intelektual, orang-orang yang
melayani, tetapi lucunya, tidak mengerti Kitab Suci. Banyak orang Kristen tidak
mengerti Kitab Suci, sehingga tidak dapat membuka Alkitab, tidak bisa
menunjukkan satu nama kitab yang ada di Alkitab.
Kalau
tidak mengerti Kitab Suci, berarti tidak mengerti kebenaran, persis seperti
orang-orang Saduki, sebagai bukti mereka bertanya tentang: Tujuh orang
laki-laki / kakak beradik, memperisterikan satu perempuan, kemudian ketujuh
orang laki-laki tersebut mati. Lalu mereka ingin tahu, siapakah diantara tujuh
laki-laki yang menjadi suami yang sah dari perempuan itu.
KESESATAN KEDUA: Tidak
mengerti kuasa Allah.
Kalau
tidak mengerti kuasa Allah, berarti...
Yang
pertama: Tidak mengerti tentang salib Kristus.
Orang
yang tidak mengerti salib Kristus, bagi mereka salib itu asing.
1
Korintus 1: 22-23
(1:22)
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Rasul
Paulus memberitakan tentang Kristus yang disalibkan / salib Kristus.
Saudaraku,
pemberitaan firman tentang salib Kristus bagi orang Yahudi adalah suatu batu sandungan.
Berarti,
bagi mereka salib Kristus itu asing, padahal kebenaran yang sejati berasal dari
salib Kristus, pendeknya, di luar salib Kristus tidak ada lagi kebenaran.
Kalau
kita memikul tanggung jawab di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan
percayakan dalam kandang penggembalaan ini, itu adalah kebenaran yang sejati.
Tetapi bagi mereka yang tidak mengerti tentang salib Kristus, pengorbanan itu
sangat asing. Itu menunjukkan bahwa mereka tersandung terhadap salib Kristus.
Lewat
ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, malam ini kita menyembah Tuhan, saya
kira, bagi anak-anak Tuhan, (sidang jemaat yang sudah tergembala), tekun dalam
Ibadah Doa Penyembahan tidak asing lagi. Menyembah selama satu jam bagi kita
itu tidak asing lagi sekalipun tidak enak bagi daging, tetapi bagi mereka yang
tidak mau menerima salib Kristus, tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan menjadi
batu sandungan = tersandung dengan Ibadah Doa Penyembahan.
Penyebab
orang-orang Yahudi tersandung dengan salib Kristus: Karena orang-orang Yahudi
hanya menghendaki tanda-tanda heran, mujizat-mujizat semata, mereka tidak
menghendaki salib, sehingga salib Kristus bagi mereka adalah suatu batu
sandungan.
Kemudian,
bagi orang Yunani (bangsa kafir) pemberitaan firman tentang salib Kristus
adalah suatu kebodohan.
Yunani à bangsa kafir, kehidupan yang jauh dari Allah.
Penyebab
bahwa salib Kristus adalah suatu kebodohan bagi orang Yunani, karena
orang-orang Yunani hanya mencari hikmat.
Orang
yang hanya mencari hikmat, persis seperti ahli Taurat; mengerti firman tetapi
tidak menjadi pelaku, sehingga bagi mereka selib itu asing dan kalau mereka
melihat orang-orang lain memikul salib, mereka mengatakan; itu adalah suatu
kebodohan.
Setiap
kita melangsungkan ketekunan dalam tiga macam ibadah, selalu beribadah pada
waktu malam hari dan pulangnya pun agak malam, bagi orang dunia itu adalah
suatu kebodohan, kenapa? Karena mereka hanya mencari hikmat, persis seperti
ahli Taurat; mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, berarti tidak
mengerti salib, bagi mereka salib itu asing.
Kalau
kita perhatikan....
Markus
12: 25
(12:25)
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak
dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Pada
waktu orang-orang Saduki tersesat, mereka tidak dapat melepaskan diri dari dosa kawin mengawinkan, tidak berdaya melepaskan diri dari
dosa kenajisan.
Itulah
kerugian kalau tersesat; tidak mengerti kitab suci dan tidak
mengerti kuasa Allah.
Biasanya,
kalau orang tidak berdaya melepaskan diri dari dosa kenajisan, itu ada
kaitannya dengan dosa-dosa lain, sebab dosa kenajisan merembet dengan dosa-dosa
lain.
Penganut
paham atheis; tidak mengakui dan tidak percaya bahwa Allah ada, sehingga mereka
menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah yang
hidup.
Allah
yang mati = berhala, antara lain; pekerjaan, kesibukkan, barang yang fana (emas,
perak, harta kekayaan, uang dan lain sebagainya).
1 Petrus
1: 18
(1:18)
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang
kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan perak atau emas,
Barang yang fana, antara lain; emas, perak, serta harta dan kekayaan, bahkan kedudukan dan jabatan, tidak mampu melepaskan seseorang dari dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Barang
yang fana, harta kekayaan à allah asing yang ada di dunia ini, tidak mampu menebus dosa
manusia.
1
Yohanes 2: 15-16
(2:15)
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang
mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16)
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata
serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Semua
yang ada di dalam dunia: Keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup,
bukan berasal dari Bapa, melainkan berasal dari dunia.
Bagaimana
mungkin kita mampu melepaskan diri dari dosa, kalau Allah tidak ada di dalam
dunia, kalau tidak mengenal Allah yang hidup.
Apa
jadinya hidup ini kalau tidak ada Allah di dalam dunia? Dapat dipastikan bahwa
semua orang akan hidup menurut keinginan
daging dengan segala
nafsunya, mata dengan segala keinginannya, serta keangkuhan hidup, satu dengan
yang lain tidak merendahkan diri. Tiga perkara ini menimbulkan dosa.
Selanjutnya
dalam ayat 17 dikatakan: “Dan dunia ini sedang
lenyap dengan keinginannya.” Ini harus kita pahami.
Sebagai
contoh, kita melihat suatu kisah yang menarik dalam....
Kejadian
13: 1-6
(13:1)
Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala
kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia.
(13:2)
Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.
(13:3)
Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb
sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai,
(13:4)
ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama
TUHAN.
(13:5)
Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan
kemah.
(13:6)
Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab
harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.
Abram
sangat kaya, banyak ternak, banyak peraknya, banyak emasnya. Juga, Lot yang
ikut bersama dengan dia, mempunyai domba yang banyak, lembu yang banyak dan
kemah.
Tetapi
sekalipun demikian, negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam
bersama-sama, artinya; tidak dapat rukun, tinggal bersama-sama sekalipun
memiliki harta kekayaan yang banyak.
Jadi,
harta dan kekayaan tidak memberi jaminan keselamatan, sebab harta kekayaan
tidak mampu melepaskan seseorang dari dosa, bahkan tidak bisa rukun, diam
bersama-sama.
Barang
yang fana, allah asing, tidak mampu membuat kerukunan, tidak mampu menciptakan
suatu kebersamaan.
Malam
ini kita bersama-sama memuji Tuhan, berarti ada rasa kebersamaan, tetapi jangan
hanya terlihat di depan mata saja, harus betul-betul ada kebersamaan. Jangan
terlihat duduk diam manis, tetapi hati memberontak, panas dan muka muram, kalau
seperti itu berarti pura-pura.
Di sini
kita melihat, kurang apalagi harta dari Abraham, hartanya banyak, peraknya
banyak, emasnya banyak.
Juga
Lot; dombanya banyak, lembunya banyak, dia juga punya kemah untuk di diami. Apa
lagi yang kurang?
Kita
sering memandang orang lain seperti itu, punya kemah / rumah mewah, di dalamnya
diisi dengan mobil mewah, barang-barang mewah, tetapi kok bisa berantem ya???
Jawabnya, karena allah asing, yaitu; barang fana, emas perak tidak mampu
menciptakan rasa kebersamaan.
Kalau di
dalam suatu rumah ada kerukunan, kita bersyukur kepada Tuhan. Kalau malam ini
tercipta / terjalin suatu kebersamaan, syukur kepada Tuhan, itu saja harus kita
syukuri. Karena firman Tuhan mengatakan; tidak mungkin dua orang berjalan
bersama-sama sebelum di adakan suatu kesepakatan / perjanjian.
Jadi,
kebersamaan itu di dalamnya ada suatu ikatan, ada kesepakatan, ada suatu
perjanjian, tidak asal mengambil jalannya masing-masing, sehingga dua orang
dapat berjalan bersama-sama.
Kejadian
13: 7
(13:7)
Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala
Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Di
hari-hari terakhir ini banyak gembala-gembala berkelahi hanya karena kedudukan
dan jabatan, serta barang yang fana.
Kalau
terjadi perkelahian, berarti terciptalah permusuhan. Kalau tercipta permusuhan
maka ada jurang pemisah. Kalau ada jurang pemisah, sekalipun berdekatan tetapi
rasanya jauh sekali.
Saudaraku,
perhatikan tembok berlin antara Jerman Barat dengan Jerman Timur, hanya
selangkah saja, tetapi mereka terpisah oleh tembok pemisah, tidak ada rasa
kebersamaan, tidak tercipta kesatuan.
Akibat
tanpa kerukunan...
Kejadian
13: 8-9
(13:8)
Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian
antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita
ini kerabat.
(13:9)
Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari
padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku
ke kiri."
Untuk
menghindari perkelahian antara para gembala Abram dengan para gembala Lot, maka
mereka mengambil suatu kesepakatan, yaitu dengan jalan berpisah, ini adalah
suasana yang tidak mengenakan tentunya.
Apa yang
terjadi kalau tubuh berpisah dengan kepala? Maka tubuh akan mengambil jalannya
sendiri tanpa pimpinan.
Lot
sebagai anak / keponakan dan Abram sebagai bapa akhirnya terpisah. Apa jadinya
kalau anak dengan bapa terpisah? Rasanya menyakitkan sekali.
Apa
salahnya kalau kita rukun bersama / tergembala bersama dalam satu kandang
penggembalaan?
Kemudian,
setelah terjadi kesepakatan untuk berpisah, selanjutnya ada tawaran dari Abram
kepada Lot, yaitu: “Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke
kanan, maka aku ke kiri”
Kejadian
13: 10-11
(13:10)
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan
banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- Hal
itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --
(13:11)
Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke
sebelah timur dan mereka berpisah.
Pendeknya;
Lot memilih baginya seluruh lembah Yordan = sebelah kiri, lalu ia berangkat ke
sebelah Timur dan dari sejak itulah terjadi perpisahan.
Ini
adalah akhir episode yang tidak enak. Kalau orang berpisah pasti terjadi ratap
tangis, seperti yang difilm-film, akhirnya mencari suatu alasan; bukan
perpisahan yang aku tangisi, tetapi pertemuan yang aku sesali, kenapa saya
mengenal engkau..?
Kejadian
13: 12
(13:12)
Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan
dan berkemah di dekat Sodom.
Sebaliknya,
Abram menetap di tanah Kanaan, di sebelah Barat = sebelah kanan.
Saya
kira perkataan tangan kanan ini diadopsi dari kata Kanaan.
Terlebih
dahulu kita perhatikan ...
Keterangan:
LOT.
Lot
memilih seluruh lembah Yordan, berarti di sebelah Timur = sebelah kiri. Posisi
semula mereka berada antara Betel dengan Ai, berarti di tengah-tengahnya.
Kalau
kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI à tempat penggembalaan.
Sedangkan
sebelah kiri (seluruh lembah Yordan), berarti; keluar dari penggembalaan, turun
mengarah kepada PINTU GERBANG, berarti Lot jauh dari Tuhan karena dia menuruti
pandangannya.
Puji
Tuhan pandangan saudari Roma dipulihkan oleh Tuhan, sebab ketika pandangannya
masih menuruti keinginan mata = pandangan duniawi, ia meninggalkan kandang
penggembalaan, jauh dari ibadah, kemudian pernah berkata kepada Sdri. Debora: “Debora pikirkan masa depanmu!
Jangan beribadah dan melayani terus!” meninggalkan kandang penggembaalaan =
jauh dari Tuhan = sebelah kiri.
Seharusnya
yang benar adalah maju dan terus maju, dari pintu gerbang sampai ke Ruangan
Suci / kandang penggembalaan dan puncaknya berada di dalam Ruangan Maha Suci
menunjuk kehidupan yang disempurnakan, itulah mempelai perempuan.
Dahulu
kita juga memiliki pandangan yang sama, kita lebih mengarah kepada hal-hal yang lahiriah, ibadah dan pelayanan
tidak berarti, tidak terlalu penting.
Sehingga
kita lihat apa yang terjadi dari sisi Lot ini.....
Kejadian
14: 8-12
(14:8)
Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri Gomora, raja negeri Adma, raja
negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar, dan mengatur barisan
perangnya melawan mereka di lembah Sidim,
(14:9)
melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja Sinear, dan
Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima.
(14:10)
Di lembah Sidim itu di mana-mana ada sumur aspal. Ketika raja Sodom dan raja
Gomora melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya,
dan orang-orang yang masih tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan.
(14:11)
Segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas
musuh, lalu mereka pergi.
(14:12)
Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka
pergi--sebab Lot itu diam di Sodom
Pada
saat raja Sodom dan raja Gomora dikalahkan oleh Kedorlaomer, raja Elam, Tideal,
raja Goyim, Amrafel, raja Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan
lima, merampasi harta benda orang-orang Sodom dan Gomora, kemudian, Lot ditawan
dan harta bendanya juga dirampas musuh.
Kalau
terpisah dari Tuhan, maka seseorang tidak berdaya lagi. Kalau tidak tergembala
dengan baik / tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok; akan mengalami
kekalahan. Pada saat mengalami kekalahan maka musuh akan menawan, kemudian
harta kekayaan dan harta benda yang dimiliki akan dirampas.
Karunia-karunia
Roh adalah harta sorgawi, membawa kematian Yesus dalam tubuh, itu bagaikan
harta dalam bejana tanah liat; juga akan dirampas, serta harta-harta lain;
firman Allah, Roh Allah, dan kasih akan dirampas habis, sehingga menjadi
kehidupan yang melarat, malang, miskin, tidak mempunyai apa-apa lagi dihadapan
Tuhan.
Tidak
berhenti sampai di situ, kita melihat kembali ...
Kejadian
18: 20-23
(18:20)
Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang
tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
(18:21)
Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan
seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
(18:22)
Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi
Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
(18:23)
Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang
benar bersama-sama dengan orang fasik?
Saudaraku,
oleh karena dosa Sodom dan Gomora, orang-orang berkeluh kesah, teraniaya dan
tertindas dan dosa itu sudah naik di hadapan Tuhan.
Kemudian,
oleh karena dosa itulah, Tuhan hendak memusnahkan Sodom dan Gomora bersama-sama
dengan orang fasik di dalamnya.
Kemudian,
di sini kita perhatikan ...
Permohonan
pertama.
Kejadian
18: 24-26
(18:24)
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau
akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima
puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
(18:25)
Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar
bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama
dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim
segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
(18:26)
TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom,
Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
Abraham
menaikkan doa syafaat: “Sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?
Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu?” Kemudian,
jawab Tuhan: “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku
akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.”
Abraham
ini betul-betul seorang bapa, dialah bapa orang beriman, bertanggung jawab
terhadap iman orang yang hidup, orang yang percaya, menjadi teladan yang baik,
bagi bangsa kafir dan bangsa Yahudi, sebab itulah tanggung jawab seorang bapa.
Tanggung jawab itu dibuktikan dengan menaikkan doa syafaat untuk Sodom dan
Gomora.
Sodom
dan Gomora itu luas, lebih luas dari kota Serang. Kira-kira, apakah ada 50
orang benar di kota Serang ini? Berbahagialah jika ada orang benar di suatu
tempat, maka tempat itu akan diberkati dan dilindungi oleh Tuhan, berarti bila
di suatu tempat terdapat musibah, disitu tidak ada orang benar, itulah
ukurannya. Saya yakin ketika Situ Gintung jebol, tidak ada anak-anak Tuhan /
orang-orang benar tidak ada disekitarnya.
Sekarang
kita melihat permohonan yang kedua sampai dengan permohonan keenam....
Permohonan
kedua : 45
orang benar.... (Kejadian 18: 27-28).
Permohonan
ketiga : 40
orang benar....(Kejadian 18: 29).
Permohonan
keempat : 30
orang benar....(Kejadian 18: 30).
Permohonan
kelima : 20
orang benar...(Kejadian 18: 31).
Permohonan
keenam : 10
orang benar...(Kejadian 18:32).
Saudaraku,
permohonan pertama 50 orang benar, namun tidak didapati di dalamnya, kemudian
permohonan kedua, 45 orang benar, namun tidak didapati di dalamnya, permohonan
ketiga 40 orang benar, namun tidak didapati di dalamnya, permohonan yang
keempat 30 orang benar, namun tidak didapati di dalamnya, permohonan kelima 20
orang benar, juga tidak didapati di dalamnya, permohonan keenam, yang terakhir,
10 orang benar, namun tidak didapati di dalamnya.
Ini
sungguh mengherankan, sebab kota Sodom dan Gomora itu besar, tetapi 10 orang
benar saja tidak di dapati di dalamnya, selain 4 orang, yaitu Lot dan
isterinya, serta 2 anak perempuannya.
Sekarang
pertanyaannya: Di mana orang-orang benar lainnya? Dimana gembala-gembala Lot?
Hati-hati
mengikuti gembala-gembala yang tidak beres. Kalau pandangannya hanya karena
lahiriah, hati-hati, persis seperti ahli Taurat dan orang Farisi di dalam Matius 23, mereka melayani
tetapi terikat dengan perkara lahiriah.
Mari
kita perhatikan itu...
Yang
pertama.
Matius
23:16-17
(23:17)
Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting,
emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18)
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan
yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Ahli-ahli
Taurat dan orang Farisi berkata: “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak
sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat”, ini
menunjukkan bahwa mereka melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah,
itu
sebabnya di sini juga dikatakan: “Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang
buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?”
Melayani
tetapi terikat dengan perkara lahiriah, bagi
mereka kesucian tidak terlalu penting, yang terpenting bagi mereka
adalah emas.
Yang
kedua.
Matius
13: 18-20
(23:18)
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan
yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19)
Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah
yang menguduskan persembahan itu?
(23:20)
Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga
demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
Ahli-ahli
Taurat dan orang Farisi berkata: “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak
sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat”,
ini menunjukkan bahwa ahli Taurat dan orang Farisi melayani namun terikat
dengan perkara lahiriah.
Sesungguhnya,
di sini jelas dikatakan: “Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih
penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?” Mana
yang lebih penting; mezbah atau persembahan yang menguduskan mezbah? Tentu
mezbah, karena mezbah yang menguduskan persembahan.
Untuk
apa seseorang mempersembahkan korban persembahannya tetapi tidak
mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sebagai mezbah. Persembahan itu
dikuduskan oleh mezbah.
Kalau
penyerahan hidup dengan sepenuhnya kepada Tuhan, maka apa yang kita
persembahkan seluruhnya dikuduskan lewat penyerahan / mezbah kepada Tuhan.
Kalau
melayani namun terikat dengan segala perkara-perkara lahiriah disebut
orang-orang buta dan bodoh.
Buta =
berada dalam kegelapan, artinya; tidak menjadi terang karena banyak dosa
disembunyikan di tempat yang gelap.
Bodoh =
orang-orang yang mengulangi kesalahan sebagai perbuatan bodoh dihadapan Tuhan.
Matius
13: 21-22
(23:21)
Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga
demi Dia, yang diam di situ.
(23:22)
Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga
demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
“Barangsiapa
bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala segala
sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia
bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.”
Biarlah
kehidupan kita menjadi rumah
doa, mendirikan mezbah / menjadi rumah doa bagi segala bangsa.
Kemudian, menjadi Bait Suci, menjadi
rumah Tuhan, tempat Roh Allah berdiam, karena hidup suci, itulah yang benar.
Kita
kembali memperhatikan ...
Kejadian
18: 32
(18:32)
Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini
saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak
akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
Tuhan
tidak mendapati 10 orang benar di dalam kota Sodom dan Gomora, itu sebabnya pada Kejadian 19, Sodom dan Gomora
dimusnahkan.
Tadi,
permohonan Abraham diawali
dari 50 orang, kemudian diakhiri pada permohonan keenam yaitu 10 orang.
Angka 50 à hari Pentakosta, pencurahan Roh Kudus, kehidupan yang diurapi.
Angka 10 à 10 hukum Allah = orang-orang
benar.
Jadi,
kesimpulannya; di dalam kota Sodom dan Gomora tidak didapati orang-orang yang
diurapi dan orang-orang benar di hadapan Tuhan, itu sebabnya Sodom dan Gomora
dihancurkan/dimusnahkan oleh Tuhan.
Lot
adalah gambaran dari orang yang tidak menghargai penggembalaan, karena
pandangannya belum disucikan.
Saudaraku,
kalau sudah tahu tempat itu dekat dengan hal-hal yang tidak baik, jangan berada
di situ sekalipun itu tempat basah, seperti lembah Yordan (banyak pemasukan).
Dan jangan pernah merasa diri hebat, kuat, sebab ketika kita merasa kuat kita
lemah.
Beberapa
tahun yang lalu seorang pendeta berkata: Hamba Tuhan tidak harus terlihat
klimis, maksudnya; supaya dia bisa menggunakan kaos-kaos saat melayani Tuhan,
boleh bertato, boleh pakai anting-anting. Ini adalah pembelaan diri. Banyak
hamba Tuhan berkata; Tuhan tidak melihat pakaian tetapi hatimu, akhirnya jemaat
beribadah dengan baju ketat-ketat, seksi dan lain sebagainya, ini adalah
pembelaan. Kalau sidang jemaat mempunyai hikmat, bisa mengerti arti perkataan.
Kemudian
pendeta tersebut kembali berkata, kita harus berani masuk dan menginjili
orang-orang yang tertindas, orang-orang yang terlupakan, maksudnya; masuk
diskotik, kafe, tempat prostitusi. Kita ini siapa? Jangankan 3 hari, 6 jam saja
berada di suatu daerah yang dekat dengan dosa kefasikan, maka cepat atau lambat
iman seseorang akan rontok, karena firman Tuhan berkata: “Pergaulan buruk merusak kebiasaan
baik.”
Sekarang
kita bandingkan dengan PANDANGAN ABRAM.
Kejadian
13: 12-15
(13:12)
Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan
dan berkemah di dekat Sodom.
(13:13)
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
(13:14)
Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke
timur dan barat, utara dan selatan,
(13:15)
sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu untuk selama-lamanya.
Tuhan
memberikan tanah Kanaan dari timur ke barat, utara dan selatan, itu adalah
janji Allah kepada Abram dan kepada keturunannya, Ishak, Yakub, dan 12 suku
nenek moyang bangsa Israel. Abram menerima janji-janji Allah.
Kalau
kita telusuri janji-janji ini, di mulai dari Kejadian
12.
Sebelumnya,
posisi Abram berada di antara Betel dan Ai, kemudian Tuhan memberikan seluruh
tanah Kanaan, itu menunjukkan peningkatan rohani, bahkan meningkat sampai pada
puncaknya, yaitu kedewasaan penuh / sempurna.
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada RUANGAN MAHA SUCI, karena
kesebelah kanan.
Kejadian
13: 16-18
(13:16)
Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga,
jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan
dapat dihitung juga.
(13:17)
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab
kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."
(13:18)
Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon
tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi
TUHAN.
Selanjutnya,
Tuhan menjanjikan keturunan Abraham seperti debu tanah banyaknya, artinya tidak
terhitung jumlahnya = limpah kasih karunia.
Debu
tanah gambaran dari dosa, tetapi kalau orang berdosa diselamatkan itu adalah
kasih karunia.
Kemudian,
yang tidak dilupakan oleh Abraham adalah setiap kali ia memindahkan kemahnya,
ia selalu mendirikan mezbah di situ bagi Tuhan.
Janji
Allah dapat kita lihat sesuai Kejadian
12.
Kejadian
12: 2-3
(12:2)
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
(12:3)
Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat."
Tuhan
berjanji bahwa Abraham menjadi suatu bangsa yang besar, dan selanjutnya Tuhan
memberkati dan membaut namanya masyhur dan membuatnya menjadi berkat.
Kemudian,
Tuhan memberikan jaminan kepada Abraham: “Aku akan memberkati orang-orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan
olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Itu
sebabnya saya tidak pernah lupa, kalau dalam doa, mengatakan: “Berkat
Abraham, Ishak, Yakub”, saya tidak lupa dengan itu. Jadi ada jaminan siapa
yang memberkati engkau akan diberkati, orang mengutuk Abraham, Tuhan mengutuki
dia.
Sangat
disayangkan Indonesia tidak menjalin hubungan bilateral dengan Israel, justru
menjalin hubungan bilateral dengan Filistin, sehingga Indonesia terkutuk karena
mengukuti Israel, tetapi hal itu tidak berlaku bagi anak-anak Tuhan, karena
janji itu bagi kita semua anak-anak Tuhan / keturunan Abraham.
Sekarang
kita melihat ...
Ciri-ciri
pandangan orang yang benar.
Kejadian
14: 13-16
(14:13)
Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram,
orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre,
orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram.
(14:14)
Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah
orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus
delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.
(14:15)
Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan hamba-hambanya itu, untuk melawan
musuh; mereka mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara
Damsyik.
(14:16)
Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu,
serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan
orang-orangnya.
Abraham
sanggup melawan musuh yang menawan dan merampas harta benda Lot.
Tuhan di
pihak kita dengan bukti Tuhan berkata: “Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau”, inilah
jaminan kita.
Kalau
Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita? Tidak ada. Demikianlah Abram sanggup
mengalahkan musuh-musuh yang mengalahkan raja Sodom dan Gomora, bahkan mampu
melepaskan Lot dan segala harta bendanya, demikian juga perempuan-perempuan.
Lot kalah, namun Abram menang.
Pendeknya,
Abraham adalah seorang pemberani tetapi bertanggung jawab, itu menunjukkan
bahwa ia adalah bapa orang beriman, itu tercermin pada saat ia menaikkan doa
syafaat untuk Sodom dan Gomora.
Kejadian
18:27, 30-32
(18:27)
Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada
Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
(18:30)
Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi.
Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan
berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
(18:31)
Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan.
Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan
memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
(18:32)
Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini
saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak
akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
Di sini
kita melihat keberanian Abram karena sebuah tanggung jawab sebagai seorang bapa
orang beriman, antara lain:
Pernyataan
pertama: "Sesungguhnya
aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.”
Pernyataan
kedua: “Janganlah
kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi.”
Pernyataan
ketiga: "Sesungguhnya
aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan.”
Pernyataan
keempat: "Janganlah
kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja.”
Dampak
positif karena pandangan yang benar.
Kejadian
14: 17-20
(14:17)
Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang
bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah
Syawe, yakni Lembah Raja.
(14:18)
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang
Mahatinggi.
(14:19)
Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah
Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
(14:20)
dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke
tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
Ada 2
hal yang kita lihat:
Yang
pertama: “Keluarlah raja
Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.”
Artinya;
mendapat penghormatan dari raja Sodom.
Kalau
kita melayani Tuhan dengan sistim kerajaan sorga (Roma 14:17-8) dimana
di dalamnya terdapat kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan
Roh Kudus, maka; dihormati oleh manusia dan dikenan Tuhan.
Yang
kedua: “Melkisedek, raja
Salem, membawa roti dan anggur.”
Menunjukkan
bahwa Abraham telah diperdamaikan kepada Allah oleh tubuh dan darah Yesus
Kristus.
Roti dan
anggur à tubuh dan darah Yesus Kristus.
Tugas
Imam Besar: memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib = menjadi perantara
antara Allah dengan manusia, pada saat itulah Yesus mempersembahkan tubuh
darah-Nya.
Pendeknya
Abram menjadi satu di dalam pengorbanan Yesus Kristus, itu bisa terlihat;
ketika Abram mengembalikan sepersepuluh dari semuanya kepada raja Salem (ayat
20).
Memberikan
sepersepuluh harus dari segalanya, dapat pakaian baru, berkat-berkat baru,
hitung sepersepuluhnya, bukan hanya sepersepuluh dari gaji, melainkan dari
semuanya.
Kemudian,
perlu untuk diketahui pada saat seseorang satu di dalam pengorbanan Yesus
Kristus / meninggikan korban Kristus bukan hanya diperdamaikan, tetapi sekaligus
dipelihara oleh doa Imam Besar.
Ibrani
5: 5-7
(5:5)
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam
Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku
Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
(5:6)
sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk
selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7)
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Doa Imam
Besar telah diterima dan dirasakan oleh Abram.
Yesus
Kristus, Anak Allah, Dia adalah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek (Kejadian 18:14). Kemudian sebagai Imam Besar Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
Siapakah
kita ini yang boleh merasakan doa Imam Besar, dengan segala ratap dan keluhan
dinaikkan di atas kayu salib dengan seruan: “Eloi,
Eloi lama sabhaktani”, kemudian doa itu dipantulkan dari sorga / dari
langit 2015 tahun kemudian yaitu; sampai malam ini, kita merasakan doa Imam
Besar dan doa itu menjadi bagian kita.
Ayo,
yang telah merasakan doa Imam Besar kembalikan sepersepuluh dari segala
sesuatunya. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment