IBADAH RAYA MINGGU, 23
AGUSTUS 2015
Tema
: Jemaat di Laodikia (Wahyu 3:14-22)
(Seri
16)
Subtema
: SYARAT
MENERIMA DIDIKAN TUHAN.
Shalom...!
Selamat
malam salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu
pada saat ini.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari sidang
jemaat di Laodikia, Wahyu 3:14-22, namun
kita hanya membaca ayat 19.
Wahyu
3:19
3:19
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan
bertobatlah!
Kita terlebih dahulu memperhatikan perkataan: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar”
Berarti; tegoran dan hajaran Tuhan berlaku kepada orang yang dikasihi Tuhan sebaliknya
tegoran dan hajaran tidak berlaku kepada orang yang tidak dikasihi oleh Tuhan.
Lebih jauh kita perhatikan
Ibrani 12:5-6
12:5 Dan sudah lupakah
kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak:
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak."
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya sekaligus
Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Tuhan tidak menghajar orang
yang tidak dikasihi dan tidak menyesah orang yang tidak diakui-Nya sebagai
anak.
Jadi, tegoran/hajaran adalah tanda bahwa Allah mengasihi
dan menganggap seseorang sebagai anak.
Ibrani 12:7
12:7 Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat
anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Jikalau harus menanggung ganjaran berarti; menerima
tegoran dan hajaran, tanda bahwa Allah memperlakukan kita sebagai anak.
Ayub 5: 17
5:17.
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah
engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Sesungguhnya berbahagialah apabila seseorang ditegor
Allah.
Oleh sebab itu, “Janganlah menolak didikan Yang Mahakuasa” yaitu; tegoran dan hajaran.
Saudaraku, di sini kita perhatikan: “Berbahagialah
manusia yang ditegur Allah.”
Kebahagian pertama.
Ayub 5:18
5:18 Karena Dialah yang
melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya
menyembuhkan pula.
“Dialah
yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang
tangan-Nya menyembuhkan pula.”
Ini adalah gambaran dari tegoran dan hajaran
Tuhan.
Apa yang dimaksud dengan ini semua???
Hosea 6:1-3
6:1. "Mari, kita akan
berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan
menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
6:2
Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan
membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
6:3
Marilah kita mengenal dan berusaha
sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang
kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi
bumi."
Nabi Hosea kembali menuliskan: “Dialah yang telah menerkam dan yang akan
menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita” = tegoran
dan hajaran, tujuannya; untuk mengenal kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus: Mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: Hidup dalam hidup yang
baru.
Adalah suatu kebahagaan kalau kita mengenal Tuhan
dalam pengalaman kematian dan kebangkitan-Nya. Banyak orang belum mengenal Tuhan
secara sempurna. Hanya mengenal Dia seperti pengikutan orang banyak dalam Injil
Yohanes 6; orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia karena mujizat kesembuhan, karena Yesus memberikan
mereka 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan. Pengikutan yang seperti ini menunjukkan
bahwa ia belum mengenal Tuhan secara sempurna.
Filipi 3:9-10
3:9. dan berada dalam Dia
bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Yang dikendaki rasul Paulus ialah; mengenal Dia
dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, sehingga
menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya. Kalau kita mengendaki kebangkitan
Yesus Kristus berarti kita merindukan persekutuan dalam penderitaan-Nya selanjutnya
menjadi serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya. Kalau kita satu dalam
kematian-Nya otomatis satu dalam kebangkitan Yesus Kristus (Roma 6:5).
Pengalaman kematian satu paket dengan pengalaman
kebangkitan.
Kebahagiaan yang pertama setelah menerima tegoran
dan hajaran, kita dibawa untuk mengenal Dia dengan sempurna.
Filipi 3:7-8
3:7 Tetapi apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Kristus.
3:8
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus,
Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya
sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Jadi, apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi
rasul Paulus, dianggap rugi karena Kristus, sebab pengenalan akan Kristus Yesus
lebih mulia dari pada semuanya, oleh karena Kristus Yesus ia melepaskan
semuanya dan menganggap sampah dan supaya ia memperoleh Kristus.
Rasul Paulus lebih menghendaki untuk mengenal Dia
dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan Kristus supaya
nanti satu dalam kuasa kebangkitan-Nya
Segala apa yang menjadi kelebihan di dalam diri,
mulai dari kedudukan, jabatan, harta kekayaan dan apa saja, dianggap sampah, karena
mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih mulia dari segalanya.
Kebahagiaan kedua.
Amsal
3:11-13
3:11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
3:12 Karena TUHAN memberi
ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang
disayangi.
3:13. Berbahagialah orang
yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
Berbahagialah orang-orang
yang mendapat hikmat dan orang yang memperolah kepandaian.
Oleh
sebab itu, jangan bosan akan peringatan / tegoran Tuhan lewat nasihat firman.
Amsal
3:14-15
3:14 karena keuntungannya
melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.
3:15 Ia lebih berharga
dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.
Hikmat
dan kepandaian melebihi keuntungan perak,
hasilnya melebihi emas, dan lebih
berharga dari pada permata, apa saja
yang diinginkan setiap orang tidak dapat menyamai hikmat dan kepandaian.
Itu yang dialami oleh raja Salomo, oleh karena
hikmat / pengertian / akal budi, dia dapat menyelesaikan perkara dua orang
pelacur tanpa ada saksi. Sesungguhnya, kalau ada dua tiga orang saksi barulah
perkara itu dianggap sah, tetapi dua perempuan tersebut berperkara tanpa ada
saksi, masing-masing membawa perkara mereka kepada Salomo dan saling
membenarkan diri.
Ketika Yesus menyelesaikan pekerjaannya di bumi,
yang menjadi saksi adalah Bapa, firman dan Roh Kudus, itu kesaksian dari sorga. Kesaksian di bumi adalah; Roh, air dan darah itu
sebabnya segala perbuatan Yesus Kristus selama di bumi bisa diterima sebagai
kebenaran manusia.
Oleh karena hikmat Salomo memutuskan perkara itu
dengan sebilah pedang. Pedang roh itulah firman Allah, lebih tajam dari pedang
bermata dua manapun, dia hidup, dia kuat sehingga dia menusuk amat dalam untuk
memisahkan tiga perkara;
- Jiwa dan
roh.
Roh itu motor penggerak dari tubuh manusia. Apabila roh
manusia itu dikuasai roh dusta maka kesukaannya adalah berdusta, kalau roh
manusia itu dikuasai rasa jengkel maka ia akan menunjukkan rasa jengkel dan
lain sebagainya, ini yang akan disucikan.
- Sum-sum dan sendi-sendi, berarti menyucikan dosa yang
disembunyikan di dalam kebenaran diri sendiri, itulah sum-sum dalam
tulang-tulang. Kebenaran diri sendiri itu sama dengan keras hati. Tulang yang
putih = kebenaran diri sendiri. Tetapi sedalam apapun dosa disembunyikan,
hikmat Allah sanggup menyucikannya, sebab firman Allah hidup, kuat, menusuk
amat dalam.
- Pertimbangan dan
pikiran hati. Pertimbangan manusia
itu banyak salahnya, buktinya; keputusannya banyak salah. Kalau pertimbangannya
benar pasti keputusannya benar, ini juga harus disucikan.
Kemudian, pikiran hati. Manusia dapat terlihat baik,
tetapi hati tidak dapat dilihat manusia, namun sekalipun demikian, Tuhan dapat
sucikan pikiran hati manusia, jadi sedalam apapun dosa disembunyikan pada pikiran
hati sedalam itulah hikmat menyucikan.
Inilah
kebahagian yang kedua, karena dosa telah disucikan dari tiga perkara di atas
tadi; Siapa yang dapat menyucikan dosa yang disembunyikan / terdapat pada jiwa
dan roh, sum-sum dan sendi-sendi, pertimbangan dan pikiran hati? Selain hikmat?
Kemudian,
pada waktu Salomo hendak memenggal bayi yang masih hidup itu, timbullah belas
kasih di dalam diri perempuan yang empunya anak yang hidup dan berkata: Janganlah
anak itu dibunuh, berikanlah anak itu kepada perempuan itu, supaya anak itu
jangan mati. Tetapi pernyataan perempuan yang kedua; supaya jangan untukku dan
untuk dia, potong / penggal saja.
Dari
perkataan itulah Salomo memahami siapa ibu dari anak yang masih hidup.
Jadi
hikmat, mengerti segala sesuatu, ungkapan yang keluar dari mulut mengerti, dari
cara duduk dan berdiri, dari cara memandang, cara mendengar firman Tuhan.
Hikmat
mampu menyucikan dosa. Kalau dosa disuckan disitulah kebahagiaan. Kenapa orang
tertindas terus? Karena dosa masih disembunyikan / belum tuntas pengakuan.
Syarat-syarat menerima tegoran dan hajaran / didikan Tuhan.
Wahyu
3:19
3:19
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan
bertobatlah!
Yang pertama: Relakan hatimu.
Relakan hatimu artinya....
Bagian A: Jangan mempertahankan harga diri.
Harga diri = mendirikan takhta atas diri sendiri.
Matius 2:1-3
2:1. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang
majus dari Timur ke Yerusalem
2:2 dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
2:3 Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta
seluruh Yerusalem.
“Datanglah orang-orang
majus dari Timur ke Yerusalem” kalau kita kaitkan
dengan pola Tabernakel dari Timur ke Yerusalem = dari Timur ke Barat = dari
Pintu Gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci.
Bintang menuntun orang-orang dalam kebenaran (Daniel 12).
Ketika
Herodes mendengar tentang kelahiran Yesus sebagai Raja, terkejutlah ia, itu tanda bahwa Herodes menolak Yesus Kristus menjadi
Raja atas Israel artinya; menolak Yesus bertakhta, berhadirat, berkuasa,
bersemayam di dalam hati. Kalau seseorang terus-menerus terkejut, pada saat
menerima Injil Kerajan itu adalah pertanda bahwa ia masih mempertahankan harga
diri, menolak Yesus bertakhta, berkuasa di dalam hati.
Menolak
Yesus sebagai raja berarti Herodes masih mempertahankan takhta = harga diri.
Matius
2:4
2:4
Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu
dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Herodes mengumpulkan imam-imam kepala dan ahli-ahlli
Taurut, karena ia ingin mendapat keterangan tentang kelahiran Yesus Kristus,
Dialah Mesias.
Matius 2:5-6
2:5 Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis
dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem,
tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang
memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang
akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Ahli
Taurat dan imam kepala mengerti kitab Taurat (kitab Mikha) mereka mengerti,
Yesus lahir di Betlehem tanah Yudea.
Perhatikan;
Yesus yang dilahirkan itu adalah seorang pemimpin / raja yang akan
menggembalakan umat-Nya Israel. Sudah jelas bahwa Yesus raja yang akan memerintah
(pemimpin) yang akan menggembalakan umat Israel. Dalam hal ini sungguh mereka
mengerti dengan jelas tetapi mereka tetap menolak Yesus sebagai Raja =
mempertahankan harga diri, mendirikan takhta atas diri sendiri.
Hati-hati,
kita tahu Yesus seorang pemimpin besar, Dia Raja segala Raja, seharusnya Dialah
yang menjadi Raja dan berkuasa di dalam hati dan menjadi pemimimpin / kepala atas tubuh, itu harus kita tahu dan
Herodes juga tahu tentang hal ini
Tadi
dikatakan: “Dari padamulah
akan bangkit seorang pemimpin” yang
akan menggembalakan umat-Ku Israel, tetapi Dia juga Mesias.
Matius
2:4
2:4
Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu
dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Mesias artinya yang diurapi. Dalam Alkitab ada
tiga golongan yang diurapi.
-
Raja.
Yesus adalah raja yang diurapi. Karena Yesus adalah raja yang diurapi maka kita
juga akan menjadi raja-raja yang diurapi.
-
Imam.
Yesus adalah seorang Imam Besar, dan kita juga adalah imam-imam. Orang-orang
yang melayani itu harus diurapi dengan minyak urapan Roh Kudus, itulah kepala.
Ketika ditahbiskan sebagai imam-imam harus menerima pengurapan. Seorang imam
hidup di dalam pengurapan Roh kudus.
-
Nabi.
Nabi tugasnya sebagai perpanjangan mulut / bibir / lidah Tuhan = menjadi
pengantara antara Allah dengan manusia, sebab itu dalam 1 Timotius 2 : 5, “Esa pula
Dia menjadi pengantara.” Di atas kayu salib Dia menanggung banyak
penderitaan. Itulah Mesias, pemimpin yang diurapi.
Matius 2:7-8
2:7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus
itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
2:8 Kemudian ia menyuruh
mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya
akupun datang menyembah Dia."
Setelah
mendapatkan keterangan yang jelas dari imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, selanjutnya
pada ayat 7; “Dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang
majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka.” Diam-diam artinya; tidak terang-terangan = menyembunyikan
maksud jahat.
Kemudian Herodes menyuruh onrag-orang majus ke
Betlehem untuk menyelidiki Yesus yang dilahirkan itu.
Tujuan dari penyelidikan supaya Herodes turut
menyembah Yesus yang dilahirkan itu.
Matius 2:10-12
2:10 Ketika mereka melihat
bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
2:11 Maka masuklah mereka
ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah
mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Namun dalam mimpi, orang-orang majus
diperingatkan supaya jangan kembali kepada Herodes. Bertitik tolak dari mimpi
ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Herodes tidak tulus menyembah Yesus. Herodes
cerdik tanpa ketulusan = licik. Mengumpulkan keterangan dari imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat serta memanggil orang-orang majus dengan diam-diam = memperalat
demi kepentingan diri sendiri = egois.
Keberadaan orang yang masih mempertahankan harga
diri / mendirikan takhtah atas diri sendiri yang pertama licik dan yang kedua egosentris.
Lebih jauh tentang
licik....
Kejadian 3:1
3:1.
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?"
“Adapun
ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh
TUHAN Allah.”
Cerdik tanpa tulus = licik. Ular gambaran dari
Iblis/Setan.
Jadi setan itu licik, penuh dengan tipu muslihat.
Beribadah dan melayani, menyembah Tuhan tidak dengan ketulusan = licik.
Bukti kelicikan ular adalah, ular itu berkata
kepada perempuan itu; “Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Bandingkan dengan firman Tuhan dalam Kejadian 2:16; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, ular
itu telah memutar balik fakta, firman Tuhan telah dipelintir oleh ular sebab perkataan
ular tadi tidak sesuai dengan Kejadian
2:16.
Hamba Tuhan tidak boleh memelintir firman Tuhan
hanya karena mencari untung. Sebab itu saya berupaya sedapat mungkin
menyampaikan firman dengan cara ayat menerangkan ayat, tidak boleh menggunakan logika.
Akibat
kelicikan ular.
Kejadian 3:2-3
3:2 Lalu sahut perempuan
itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman:
Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati."
Jawab perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini
boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Badingkan dengan firman Tuhan dalm Kejadian 2:17; “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati."
Jawaban perempuan kepada ular itu tidak sesuai
dengan firman Allah, sehingga dua hal
yang terlihat;
Yang pertama: Hawa mengurangkan firman
Tuhan. Perempuan itu berkata; “jangan
kamu makan!” Berarti; dikurangkan.
Firman
yang DIKURANGKAN arti rohaninya; firman tentang salib Kristus diganti dengan dua hal;
-
Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus
kaya sehingga hamba Tuhan yang menganut paham ini, sering kali meninabobokan sidang
jemaat, tidak berani menyampaikan firman Tuhan yang sifatnya menyelidiki dan
mengoreksi dosa yang disembunyikan dalam hati. Bahkan ada seorang hamba Tuhan
mengatakan; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi itu
tidak relevan, karena anak Tuhan hidup di dalam kasih karunia. jadi khotbah mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi = khotbah padang gurun.
-
Pemberitaan
tentang salib diganti dengan tanda-tanda
heran / mujizat - mujizat.
Matius 7:15
7:15. "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka
adalah serigala yang buas.
Nabi palsu / guru-guru
palsu datang dengan menyamar sehingga disebutlah mereka serigala berbulu domba.
Kalau kita perhatikan Injil Yohanes
10:12, pekerjaan serigala menerkam dan mecerai-beraikan kawanan domba
sehingga kawanan domba itu menjadi Liar / tidak tergembala.
Matius 7:22-23
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Nabi-nabi palsu mengadakan
tiga perkara; bernubuat, mengusir setan dan mengadakan mujiat / tanda-tanda heran, dan semua itu dilakukan demi
nama Tuhan, tetapi pada ayat 23
dengan jelas dikatakan: Tuhan tidak mengenal hamba-hamba yang seperti ini.
Kalau firman tentang salib
diganti / dikurangakan dengan teori kemakmuran dan mujizat; hamba Tuhan yang
melayani tidak dikenal Tuhan, sekalipun pekerjaan itu dilakukan demi nama
Tuhan.
Matius 7:21
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Yang terpenting adalah: Melakukan
kehendak Bapa di sorga. Yesus Kristus sebagai Anak Allah telah melakukan
kehendak Allah Bapa di atas kayu salib, Dia meminum cawan Allah. Meminum cawan
Allah = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung di atas kayu salib. Salib
= kehendak Allah Bapa di sorga.
Matius 24:24-25
24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan
mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang
pilihan juga.
24:25 Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih
dahulu kepadamu.
Tujuan mengadakan
tanda-tanda heran menyesatkan:
- Orang-orang pllihan, orang-orang
yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
- Orang-orang yang
melayani Tuhan.
Tentang firman yang
dikurangkan, telah disampaikan kepada 12 murid-Nya.
Yang kedua: Menambahkan
firman Tuhan, buktinya dia berkata; “Raba”
(Kejadian 3:3). Tadi kita sudah
perhatikan Kejadian 2:16 tidak
ada perkataan raba = firman yang
ditambahkan.
Firman
yang ditambahkan artinya; menyampaikan satu atau dua ayat firman, di tambahkan
/ disertai dongeng nenek-nenek tua dan cerita-cerita isapan jempol.
1
Timotius 4:7
4:7 Tetapi jauhilah
takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
“Jauhilah takhayul dan
dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.”
1
Timotius 1:3-4
1:3 Ketika aku hendak
meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan
orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
1:4 ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah
yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan
tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Firman
yang ditambahkan hanya menghasilkan persoalan belaka, bukan tertib hidup
keselamatan dalam iman.
Oleh
sebab itu, rasul Paulus mendesak Timotius supaya menasihatkan pengajar-pengajar
agar jangan mengajarkan ajaran lain, yaitu firman yang ditambahkan dengan
dongeng nenek tua, dan silsilah yang tidak ada putus-putusnya.
2
Timotius 4:1-3
4:1. Di hadapan Allah dan
Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan
dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman,
siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Tadi di
dalam 1 Timotius 1:3, rasul Paulus
mendesak, di dalam 2 Timotius 4:1
rasul Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius supaya memenuhi
panggilan pelayanannya dihadapan Tuhan.
Rasul
Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius supaya memenuhi
panggilan pelayananya kepada Tuhan yaitu;
-
“Beritakanlah firman siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya.”
Banyak hamba Tuhan melihat
situasi, kondisi, kalau memungkinkan akan disampaikan, kalau tidak dia tidak
sampaikan. Kalau firmannya mengoreksi, menyelidiki dia stop / berhenti. Hamba
Tuhan seperti ini tidak memenuhi panggilannya sebagai seorang pelayan di
hadapan Tuhan.
-
“Nyatakanalah apa yang salah, tegorlah dan
nasihatilah dalam segala kesabaran dan pengajaran.”
Ini nasihat kepada Timotius untuk memenuhi
panggilan pelayannya dihadapan Allah.
Jadi
saudaraku, saudara juga harus mau menerima ketika saya memenuhi panggilan
pelayann saya yaitu; memberitakan firman siap sedia, baik tidak baik waktunya,
saudara harus terima itu. Kemudian menyatakan apa yang salah, menegor, dengan
segala kesabaran pengajaran.
Saya
pesankan kepada saudara; saudara harus mau menerima keberadaan saya ketika saya
memenuhi panggilan pelayanan saya, jangan panas hati, jangan muka muram.
Alasan
Rasul Paulus berpesan dengan sungguh-sungguh kepada Timotius adalah; karena ada
waktu orang tidak lagi menerima ajaran sehat ituah firman tentang salib Kritsus
= Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kemudian mereka akan
mengumpulkan guru-guru sesuai dengan kehendaknya, persis seperti raja Herodes, ia
mengumpulkan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, hanya untuk mencari
kesenangannya sendiri / kepentingan dirinya sendiri dan mereka memalingkan
telinganya dari kebenaran dan membuka bagi dongeng = firman yang ditambahkan.
Kalau sidang
jemaat lebih suka firman yang ditambahkan berarti berada di siaga 4 / gawat
darurat, berbahaya.
Ini adalah akibat waktu ular memlintir atau
memutar balik firman Tuhan.
Sebab itu sidang jemaat berdoa untuk saya supaya
dipakai Tuhan dalam pembukaan rahasia firman, ayat menjelaskan ayat, ayat satu
menjelaskan ayat lain, tidak menceritakan cerita isapan jempol, dongeng-dongeng
nenek tua, takhyul-takhayul dan lain sebagainya, kalau terjadi pembukaaan
rahasia firman, segala yang terselubung juga tersingkap / terbuka kepada Tuhan,
terbuka kepada sesama, luwes melayani Tuhan, luwes melayani sesama.
Wahyu 22:18-19
22:18 Aku bersaksi kepada
setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini:
"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka
Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam
kitab ini.
22:19
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab
nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari
kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Akibat
menambahkan firman Tuhan: maka
Allah akan menambahkan malapetaka-malapetaka sesuai dalam Wahyu 16:1-21.
Cawan murka yang pertama: Timbul bisul.
Cawan murka yang kedua: Air menjadi darah.
Cawan murka yang ketiga: Sungai dan mata air
menjadi darah.
Cawan murka yang keempat: Menumpahkan
cawan-Nya ke atas matahari dan kepadanya diberi kuasa menghanguskan manusia
dengan api.
Cawan murka yang kelima: Ditumpahkan ke atas
takhta binatang itu dan kerajaan mereka menjadi gelap.
Cawan murka yang keenam : Ditumpahkan ke atas
sungai besar yaitu sungai Efrat.
Sungai Efrat itulah pemberitaan firman yang
disertai dengan roh najis. Kalau itu sudah kering, nanti datanglah raja-raja
dari sebelah Timur itulah mereka yang mau dibangun / masuk dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna.
Iblis Setan / nabi-nabi palsu bisa membuat tanda
heran, jadi bukan itu ukurannya, bukan firman yang dikurangkan melainkan firman
tentang salib Kristus. Yesus menyelamatkan manusa di atas kayu salib bukan di
atas mujizat, kalau hanya menginginkan mujizat berarti seseorang belum mengenal
Yesus dengan sempurna.
Cawan murka yang ketujuh: Dalam bait suci terdengar suara nyaring; “sudah terlaksana”, apa itu?
Gunung – gunung beranjak, bumi bergoyang, kepada
siapa kita bersembunyi? Kepada harta kekayaan? Uang yang banyak? pemerintah?
Semua pulau hilang lenyap, tidak ditemukan lagi
gunung-gunung dan hujan es seberat 100 pon = 50 KG. Siapa yang mampu dan kuat?
Kalau kita tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok saat ini, siapa yang mampu
dan kuat? Sebab itu jangan suka mendengar pemberitaan firman yang ditambahkan.
Saudaraku, jangan mengumpulkan harta di bumi,
sebab kita datang tidak membawa apa-apa kembali juga tidak membawa apa-apa, jangan
membuat aturan sendiri (daging), darah daging tidak dapat mewarisi kerajaan
sorga.
Wahyu 6:14-16
6:14 Maka menyusutlah
langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan
pulau-pulau dari tempatnya.
6:15 Dan raja-raja di bumi
dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta
orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam
gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata
kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa
kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan
terhadap murka Anak Domba itu."
Semua pemimpin-pemimpin bangsa, raja-raja,
perwira-perwira bersembunyi di balik celah-celah batu, di gua-gua, tetapi
dihadapan Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Siapa yang dapat berlindung dari
murka Alllah? Tidak ada , sekalipun dia perwira (pangkat tinggi).
Akibat
menerima firman yang dikurangkan:
mengambil bagiannya dari POHON KEHIDUPAN dan KOTA KUDUS.
Pohon kehidupan..
Wahyu 22:2
22:2
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada
pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan
daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon kehidupan berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan
sekali. Pohon kehidupan itulah pribadi Yesus Kritus, dan buah dari pohon
kehidupan itulah 12 rasul dengan pengajaran-pengajaranya.
Jadi kalau firman Tuhan dikurangkan Tuhan akan
mengambil dari dia pohon kehidupan itulah Firman Pengajaran Memepelai.
Diambli dari kota kudus / kota Raja Besar itulah Yerusalem
baru, berarti; tidak layak menjadi mempelai. Itulah akibat menerima firman yang
ditambahkan dan dikurangkan.
Kembali
kita memperhatikan peristiwa di taman Eden...
Kejadian 3:5
3:5
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka,
dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat."
Ciri-ciri ajaran sesat (firman yang ditambahkan
dan dikurangkan); memberi pengharapan
kosong, seperti apa yang dikatakan ular itu kepada perempuan itu; “Pada waktu kamu memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat” = memberi harapan kosong.
Kejadian 3:6
(3:6)
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Akhirnya hawa makan buah pohon yang dilarang =
melanggar hukum Allah, karena diperdaya oleh ular.
Dalam 1
Yohanes, pelanggaran hukum Allah adalah dosa, dan upah dosa adalah maut (Roma 6).
Di sini kita melihat betapa lemahnya hawa, begitu
rapuhnya, dia mudah diperdaya oleh perkataan ular itulah gambaran dari iblis/setan.
Hati hati dengan ajaran palsu yang di usung oleh guru-guru palsu dan nabi-nabi,
mereka; menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan.
2 Korintus 11:1
(11:1) Alangkah baiknya,
jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap
aku!
Sabar saja, kalau ada kekurangan saya di tengah-tengah
pemberitaan firman. Tetaplah berpegang pada Firman Pengajaran Mempelai, kalau
ada kekurangan saya, saudara jangan mundur, sabar saja. Kalau rasul Paulus saja
punya kekurangan apalagi saya.
2 Korintus 11:2
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
Kerinduan dari pada Tuhan, lewat Firman
Pengajaran Mempelai ini membawa kita masuk dalam pesta Nikah Anak Domba sebagai
perawan suci. Firman yang ditambahkan dan dikurangkan tidak berkuasa membawa
kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sebab itu sabar saja kalau Firman
Pengajaran Mempelai tertalu tegas dalam mendidik kita.
1 Korintus 11:3
(11:3)
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang
sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
Hawa diperdaya oleh ular itu dengan segala
kelicikannya, sebab itu hati-hati jangan pertahankan harga diri. Di dalam harga
diri terdapat kelicikan. Dalam hal lain egois, tidak mau perduli dengan sesama,
tidak perduli dengan ibadah dan pelayanan ini, tidak perduli dengan
kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Hati-hati dengan kelicikan, itu suara setan,
diawali dengan harga diri yang masih dipertahankan.
Yeremia 17:9-10
(17:9) Betapa liciknya
hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah
yang dapat mengetahuinya?
(17:10) Aku, TUHAN, yang
menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang
setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Siapa yang tahu kalau hati seseorang licik?
Tetapi Tuhan menyelidiki hati dan yang menguji batin manusia dan membalaskan
setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil
perbuatan kelicikannya.
Jadi tidak ada artinya seseorang mempertahankan
harga diri, yang menyebabkan seseorang licik dan egois.
Bagian B: Jangan keraskan hati.
Matius 13:5
(13:5)
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu
benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tanah yang berbatu-bat = tanahnya tipis. Tanah
yang berbatu-batu ini gambaran dari kekerasan
hati.
Tanahnya tipis, keuntungannya; cepat sekali
tumbuh, kerugiannya; tidak berakar. Bersiko kalau tumbuh-tumbuhan tidak berakar
dia tidak akan bertahan lama.
Lebih jauh...
Matius 13:20-21
(13:20)
Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar
firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21)
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu,
arti rohaninya: Segera menerima firman dengan gembira.
Kita mengerti bahwa Firman Pengajaran Mempelai sungguh
luar biasa, sehingga kita terima dengan gembira / senang hati (apalagi terjadi
pembukaan rahasia firman), tetapi tidak berakar, artinya; tidak kuat terhadap
sengsara salib dan akhirnya dia murtad mengundurkan diri. Inilah keadaan
seseorang bila keras hati.
Roma 9:13
(9:13)
seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Allah mengasihi Yakub / Israel tetapi membenci
Esau. Pernyataan ini sekilas sedikit tidak masuk akal dan radikal. Ini seolah-olah
Tuhan pilih-pilih kasih.
Roma 9:14
(9:14)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil!
Apakah Allah tidak adil? Tidak mungkin, sebab Allah itu adil.
Roma 9:15
(9:15)
Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada
siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku
mau bermurah hati."
Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa ia mau
menaruh belas kasihan kemudian Tuhan akan bermurah hati kepada siapa Ia mau
bermurah hati, semua tergantung kepada kehendak-Nya. Kehendak Tuhan yang jadi
bukan kehendak manusia.
Jadi jangan sekali-sekali berusaha / melakukan
suatu perkara karena kehendak diri sendiri, kehendak Tuhan yang jadi. Kita
tidak bisa paksakan panggilan dan pilihan Tuhan kepada seseorang. Yang harus kita
kejar saat ini adalah belas kasih dan kemurahan hati Tuhan.
Roma 9:16
(9:16)
Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi
kepada kemurahan hati Allah.
Tidak tergantung pada kehendak usaha setiap orang
atau usaha orang, tetapi tergantung kepada kemurahan hati Allah saja.
Ia berfirman kepada Musa: Aku akan menaruh belasan
kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan, mari kita buktikan
perkataan ini dalam....
Keluaran 4:21
(4:21)
Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir,
ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu,
kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia
tidak membiarkan bangsa itu pergi.
Perhatikan saudaraku, ternyata Tuhan turut
mengeraskan hati orang yang tetap mempertahankan kekerasan hatinya.
Kenapa seseorang kaku? Tidak mau mengashi? Itu
karena Tuhan sudah turut mengeraskan hatinya.
10 tulah menimpa Mesir, tetapi firaun tetap saja
megeraskan hatinya. Sesunguhnya tulah pertama cukup membuat Mesir menderita,
namun kenyataannya firaun tetap mengeraskan hati bahkan sampai kepada tulah
yang kesepuluh.
Keluaran 4:22
(4:22)
Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah
anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23)
sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia
beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku
akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Isreal itu anak sulung, bukitnya; mereka
beribadah dan melayani Tuhan. Iniah belas kasih dan kemurahan hati Tuhan.
Menghargai ibadah dan pelayanan = mengejar belas
kasih Tuhan. Sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan itulah hak
kesulungan. Tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itulah belas kasih Tuhan, sehingga
kita menjadi anak sulung. Kalau tidak menghargai ibadah seperti firaun
mengeraskan hati, tidak menjadi anak sulung / mengalami kematian anak sulung.
Yang kita kejar adalah belas kasih, hargai ibadah dan pelayanan, hargailah Firman
Pengajaran Mempelai ini, kejarlah belas kasih, kemurahan hati Tuhan,
semata-mata bukan tergantung pada kehendak manusia, semata-mata bukan karena harta kekayaan, bukan
karena jabatan, kedudukan yang tnggi, bukan karena seseorang pintar tetapi
semata-mata tergantung pada kemurahan hati Tuhan saja.
Roma 9:16-17
(9:16) Jadi hal itu tidak
tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati
Allah.
(9:17) Sebab Kitab Suci
berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu
supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku
dimasyhurkan di seluruh bumi."
Tuhan turut mengeraskan hati firaun supaya orang tahu,
bahwa Dia menaruh belas kasih kepada Israel, juga kepada siapa Ia mau berbelas
kasih. Jadi kejarlah belas kasih dari pada Tuhan, karena semata-mata bukan
karena kehendak manusia, bukan tergantung pada kehendak sendiri.
Maleakhi 1:2
(1:2)
"Aku mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan
cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak
Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub,
(1:3)
tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi
dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun."
Kasih Tuhan untuk selama-lamanya tidak usah ragu,
tidak usah pakai ukuran orang lain,
seperti perkataan: Bukankah Esau itu kakaknya.
Karena kita mengejar belas kasih, yaitu; menghargai
ibadah dan pelayaan serta kegiatan-kegiatan di dalamnya Tuhan tetap menaruh belas
kasih, jangan pakai logaika.
Tanah pusaka Esau dijadikan padang gurun /
gersang, tidak menghasilkan apa-apa, ibadah dan pelayanannya tidak menghasilkan
apa-apa. Tuhan adalah baigan kita ibadah dan pelayanan ini adalah milik pusaka
kita. Pertahankan ini. Tinggalkan yang dibelakang, pandanglah yang di depan,
itulah tanah kanaan sorgawi.
Maleakhi 1:4
(1:4) Apabila Edom
berkata: "Kami telah hancur, tetapi kami akan membangun kembali reruntuhan
itu," maka beginilah firman TUHAN semesta alam: "Mereka boleh
membangun, tetapi Aku akan merobohkannya; dan orang akan menyebutkannya daerah
kefasikan dan bangsa yang kepadanya TUHAN murka sampai selama-lamanya."
Orang yang tidak beribadah dan melayani Tuhan
boleh membangunkan hidupnya dengan segala kedudukan yang tinggi, jabatan yang tinggi, tetapi suatu kali kelak
semua itu akan habis / dirobohkan tidak ada artinya.
Maleakh 1:5
(1:5)
Matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: "TUHAN maha besar
sampai di luar daerah Israel."
Jadi Tuhan itu Maha besar dan semua orang tahu, seluruh
bumi ini tahu yang terpenting kerjarlah belas kasih. Lihat saja Edom / Esau, dia
yang sudah hancur kehilangan hak kesulungan tetapi berkata; “aku akan kembali membangun”, Tuhan berkata;
“silahakan”, bangun hidup dengan
segala fasilitas yang ada / punya uang, jabatan tinggi, tetapi suatu kelak
Tuhan akan rubuhkan. Apa artinya segala sesuatu, kalau kehilangan hak
kesulungan / belas kasih Tuhan.
Hak kesulungan adalah belas kasih, ibadah dan
pelayanan adalah kemurahan hati Tuhan. Apa arti dunia ini kalau kita kehilngan
nyawa karena tidak memiliki hak
kesulungan / tidak memiliki belas kasih Tuhan?
Saudara perhatikan; sepertinya ibadah hidup
karena ramai, tetapi Tuhan membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi, karena menyalahi
banyak aturan.
Yang terutama adalah; kejarlah belas kasih /
hargai firman Tuhan, tekunlah dalam tiga macam biadah pokok layani Tuhan dengan
sungguh-sungguh, pendeknya, menghargai hak kesulungan, yaitu ibadah dan
pelayanan = mengejar belas kasih dan kemurahan hati Tuhan.
YANG KEDUA:
Bertobatlah
Artinya; berhenti berbuat dosa dan janga
mengulanginya lagi, kembalilah kepada Allah.
Bertobat kalau dikatikan dengan pola Tabernakel
terkena kepaad Mezbah Korban Bakaran.
Mezbah itulah salib, kambing domba yang
dipersembahkan itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
Jadi tanda dari pada orang yang bertobat adalah ada
pengorbanan. Tidak ada orang bertobat tanpa pengorbanan.
Orang yang bertobat itu berkorban sama seperti domba
yang disembelih darahnya tercurah. Mengorbankan hati, pikiran, perasaan, harga
diri, keras hati, kesombongan, uang, waktu, semuanya dipersembahkan untuk
Tuhan, itu orang yang bertobat, kalau tidak ada pengorbanan tidak terlihat pertobatan.
Filipi 2:5
(2:5) Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus,
Diawali dari hendaklah dalam hidup bersama, satu
dengan yang lain menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus
Kristus, jadi jangan lagi mempertahankan pikiran dan perasaan masing-masing.
Itu tidak baik, kita sudah menerima rencana-rencana Allah yang besar, kiranya diperhatikan
dengan baik.
Filip 2:6-7
(2:6) yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
Ketika Yesus turun ke bumi Ia mengosongkan diri,
Ia tidak pertahankan hak, sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebab Dia
adalah Tuhan, Dia Raja, Dia segalanya, tetapi Ia tinggalkan sorga untuk
manusia.
Inilah pengorbanan itu, sampai akhirnya taat sampai
mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Pengorbanan itu kalau kita terus pertahankan,
ujung-ujungnya setia dihadapan Allah. Pekerjaan Tuhan bukan sebatas mengadakan
mujizat, bukan sebatas firman yang ditambahkan dan dikurangkan tetapi sampai
mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Tuhan Yesus Kristus
kepala gereja mempelai sorga memberkati
Pemberita Firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment