IBADAH RAYA MINGGU, 16 AGUSTUS 2015
Tema: JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
(Seri
15)
Subtema: HIKMAT DATANG DARI DIDIKAN TUHAN
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Setiap ada kesaksian harus direkam, supaya setiap
kesaksian itu nanti selanjutnya diterbitkan di majalah, karena kesaksian itu
membangun setiap yang membaca majalah, bukan saat ini saja kita dibangun,
tetapi setiap orang yang membaca majalah juga boleh terbangun.
Oleh sebab itu, harus ada khusus yang merekam ini, semoga langsung di follow
up, satu dengan yang lain saling mengingatkan dan bekerja sama, supaya setiap
kesaksian harus direkam.
Kalau saudara merindu, itu pasti terwujud, banyak cara
supaya pekerjaan ini terwujud. Seberat apapun pekerjaan, kalau disertai dengan kasih,
itu pasti terwujud.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena ibadah ini
didasari oleh korban Kristus.
Kita sudah memperhatikan 3 kesaksian dimulai dari bunda,
oleh karena kemurahan Tuhan, ia boleh dipulihkan dan operasi berjalan dengan
baik, Tuhan memberkati dokter Asep dan para medis, Tuhan
memberkati dan semoga bekas operasi semakin hari semakin dipulihkan dan
kerinduan bunda supaya penyakit yang lain, antara lain kista di ginjal dan batu empedu, Tuhan pulihkan tanpa
operasi, tetapi semuanya kehendak Tuhan yang jadi.
Demikian juga kesaksian Sdr. Gideon, bahwa dia telah
mendapat perhatian Tuhan walaupun baru 2 bulan tergembala
bersama dengan kita, dia sudah merasakan
lawatan, perhatian Tuhan, kasih sayang dan kasih setia Tuhan. Sebelum
tergembala di tempat ini, dia telah melayani sebagai pemain musik, sebagai quaer dan pelayanan yang lain-lain,
seperti yang dia katakan tadi, dia sudah merasa paling benar. Tetapi setelah
dikoreksi oleh firman Tuhan, ternyata ukurannya bukan pelayanan, melainkan
hubungannya dengan Tuhan, dan itu telah ia rasakan di tempat ini. Tadi pagi,
saat ibadah di Cilegon, ia mengakui segala kekurangannya di hadapan Tuhan, dan pengakuan itu kiranya
permanen, tidak hanya sebuah ungkapan, tetapi kiranya pengakuan itu betul-betul
didasari dari hati yang tulus
ikhlas. Saya berdoa untuk itu, supaya pengakuan itu bersifat permanen.
Dan kesaksian dari Sdr. Kevin, yang telah digembalakan di GPT Siantar oleh Pdt. M. Manurung, yang sudah saya kenal sejak 2001 akhir di Jakarta lewat persekutuan doa di
Jakarta Barat, dan sampai hari ini hubungan kami baik. Saya pernah merasa mendapat dukungan dari beliau sewaktu pengangkatan pendeta penuh. Dan kami juga pernah beribadah bersama di jalan
Tanah Abang 3 pada tahun 2001, setelah selesai ibadah, kami bertemu dengan ibu Ani Panjaitan (anak dari Jend. D.I.
Panjaitan), setelah berbincang-bincang sesaat, ia menerima berkat, lalu sebagian berkatnya itu saya terima, itu pengalaman yang tidak terlupakan, sangat berkesan buat saya.
Kemudian,
tadi saya menyimak kesaksian Kevin, sewaktu masih
di Siantar, ia tidak tekun
dalam 3 macam ibadah pokok, ia hanya tekun ibadah kaum muda karena ingin keluar dari rumah
saja, kemudian ia suka berontak kepada orangtuanya namun tidak diungkapkannya. Lalu ia pernah berada di Kerinci, Riau, namun ia merasa kerohaniannya tidak
tergembala, pendeknya dia tidak tergembala dengan baik sehingga dia suka berjudi dan berpacaran, sesuai
dengan pengakuannya, dalam ibadah Minggu pagi di Cilegon. Tetapi setelah mendengar firman Tuhan di tempat ini,
dia boleh mendapatkan pengertian yang benar lewat pembukaan rahasia firman
Tuhan. Kita berdoa terus supaya Tuhan membukakan
rahasia firman-Nya, supaya keadaan kita nyata seutuhnya, dan orang-orang
lain yang tidak beriman boleh turut menyembah Tuhan.
Saya rindu, kita menjadi kesaksian, gunung Sion, sampai
ke ujung bumi, kepada mereka yang belum mengenal Yesus Kristus, menjadi
kesaksian kepada yang tua, yang muda, sampai kepada anak-anak, mulai dari
sikap, perkataan, gerak-gerik menjadi kesaksian.
Tempatkan Kristus sebagai kepala, supaya nama Tuhan
dikuduskan. Untuk apa kita membuat hati kita senang, namun nama Tuhan tidak
dikuduskan. Tempatkan Kristus sebagai kepala, beri Dia memimpin kehidupan kita,
termasuk gerak-gerik, sikap, perbuatan sekecil apapun.
Jangan mendengar firman hari ini kita terharu
dan menangis, namun besok kembali
mengulangi kesalahan, itu adalah dosa
latah, mengikuti dengan mudahnya pengaruh-pengaruh yang tidak suci.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan mengenai SIDANG JEMAAT
DI LAODIKIA dari WAHYU 3: 14-22.
Kita memperhatikan ayat 19.
Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;
sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Kita awali kalimat yang mengatakan: “Barangsiapa
Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar.”
Dalam hal ini, Allah menegor dan menghajar orang-orang
yang dikasihi-Nya, sebaliknya Allah tidak menegor dan tidak menghajar
orang-orang yang tidak dikasihi-Nya.
Lebih jauh kita melihat hal yang sama dalam ...
Ibrani 12: 5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng
didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Jangan anggap enteng didikan Tuhan, biarlah kita
menghargai pemberitaan firman Tuhan sekalipun ayat firman itu diulang-ulang,
sebab setiap firman yang diulang, Tuhan memiliki maksud di situ, karena Tuhan
jauh lebih tahu kondisi anak-anak Tuhan, dan jangan putus asa apabila
diperingatkan-Nya. Orang yang putus asa adalah orang yang patah semangat, ialah
orang yang tidak mau maju, tidak mau diperbaiki kelakuannya, persis seperti
tulang-tulang kering ketika berada di lembah kekelaman, tidak ada masa depan.
Oleh sebab itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh; “Tuhan
menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
anak.”
Orang-orang yang menerima teguran adalah orang-orang yang
dikasihi Tuhan, dan orang-orang yang menerima hajaran adalah orang-orang yang
diakui-Nya sebagai anak.
Ayub 5: 17
(5:17) Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur
Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Ada 2 jenis kebahagiaan; kebahagiaan yang semu yang
berasal dari dunia dengan segala roh-roh yang ada di dalamnya. Kebahagiaan yang kedua yang berasal dari sorga kalau ia
mau menerima teguran dan
hajaran Tuhan, karena kehidupannya diubahkan, diperbaiki.
Oleh sebab itu, jangan ada di antara kita menolak teguran
dan hajaran, sebab itu merupakan didikan Yang Mahakuasa.
Tadi dikatakan: “Sesungguhnya, berbahagialah manusia
yang ditegur Allah.”
Mari kita perhatikan KEBAHAGIAAN PERTAMA.
Ayub 5: 18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang
membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Artinya; dengan menerima didikan Allah, itulah teguran
dan hajaran, kita mengenal Yesus dan pengorbanan-Nya
(persekutuan di dalam penderitaan-Nya).
Sesungguhnya ini adalah hal yang tidak masuk akal,
setelah dilukai namun selanjutnya membebat, dan setelah dipukul selanjutnya
disembuhkan, tetapi tujuan dari didikan Tuhan adalah supaya kita mengenal Yesus
dan pengorbanan-Nya.
Hosea 6: 1-3
(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab
Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul
dan yang akan membalut kita.
(6:2) Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada
hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
(6:3) Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh
mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita
seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
Selain mengenal pengorbanan Yesus Kristus, kita juga mengenal
kematian Yesus Kristus dengan benar.
Biarlah kita satu di dalam kematian & kebangkitan
Yesus Kristus.
Kematian yang benar akan menghasilkan kebangkitan yang
benar. Kalau kematiannya benar, pasti kebangkitannya benar, tetapi kalau
kematiannya tidak benar pasti kebangkitannya tidak benar, inilah kebangkitan
palsu à orang-orang yang beribadah dan melayani Tuhan
tetapi belum mengubur hidup yang lama.
Hati-hati, kalau kita tidak mengenal kematian Yesus, kita
tidak akan pernah satu dengan kebangkitan Yesus, persis seperti binatang yang
ditunggangi perempuan kekejian; dikuasai roh jahat dan roh najis.
itu sebabnya tadi dikatakan; berbahagialah orang yang
menerima didikan Tuhan, supaya kita mengenal pengorbanan-Nya, mengenal
kematian-Nya, dan mengenal kebangkitan-Nya dengan benar.
Kalau kebangkitannya benar, maka suatu kali nanti kita
akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Filipi 3: 10-11
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
(3:11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari
antara orang mati.
Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus adalah mengenal Dia
dengan benar, dan kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,
supaya satu dengan Dia dalam kematian-Nya.
Kalau satu dalam kematian yang benar, maka akan beroleh
kebangkitan dari antara orang mati.
Rasul Paulus tidak menghendaki yang lain-lain, ia hanya
menghendaki untuk mengenal Dia dengan benar.
Saya rindu, supaya kita semua mengenal Dia dengan
sempurna, berarti mengenal pengorbanan-Nya, mengenal kematian &
kebangkitan-Nya, supaya tidak tercipta tindakan yang salah, baik sikap,
perbuatan, tingkah laku.
Ibadah Kaum Muda, tadi malam saya menyampaikan tentang
bangsa Israel; dalam perjalanan di padang gurun, bangsa Israel menginginkan
daging karena dikuasai nafsu rakus. Hanya karena daging, mereka menangis,
karena tuntutan daging tidak terpenuhi mereka menangis, ini adalah tangisan
bodoh.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya himbau; biarlah kita
mengenal Dia dengan sempurna, berarti mengenal pengorbanan-Nya, mengenal
kematian-Nya (daging tidak bersuara lagi), mengenal kebangkitan-Nya. Bagaimana
dengan kita setelah berkaca pada firman?
Filipi 3: 7-9
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku,
sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus,
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku
sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan
kepercayaan.
Bagi Rasul Paulus:“apa yang dahulu merupakan
keuntungan, dianggap rugi karena Kristus ... pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhan, lebih mulia dari pada semuanya”. Oleh
karena Kristus Yesus ia telah melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah
supaya ia memperoleh Kristus.
Tanda-tanda mengenal kematian & kebangkitan Yesus
Kristus dengan benar.
Hosea 6: 3
(6:3) Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh
mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita
seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
Sungguh-sungguhlah mengenal Kristus dalam pengorbanan-Nya/persekutuan
di dalam penderitaan-Nya, dan dalam kematian-kebangkitan-Nya.
TANDA PERTAMA: “ALLAH PASTI MUNCUL SEPERTI
FAJAR.”
Kita bisa melihat kemunculan seperti fajar dalam 2 Petrus
1: 19 ...
(1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman
yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam
hatimu.
Kemudian, janji-janji-Nya tidak akan ditunda-tunda, tidak
akan pernah terlambat, pasti digenapi.
Mazmur 92: 2-5
(92:2) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN,
dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,
(92:3) untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi
dan kesetiaan-Mu di waktu malam,
(92:4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan
gambus, dengan iringan kecapi.
(92:5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN,
dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.
Fajar menyingsing di pagi hari, itulah kasih sayang dan kasih setia Tuhan, tidak untuk ditunda-tunda, dinyatakan bagi saya dan
saudara, sehingga bagi yang merasakan kasih sayang dan kasih setia Tuhan,
dengan jelas di sini dikatakan: “Karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.”
TANDA KEDUA: “ALLAH AKAN DATANG KEPADA KITA
SEPERTI HUJAN.”
Berarti, limpah kemurahan. Hujan yang turun tidak hanya
satu tetes saja, tetapi hujan yang turun mampu membasahi setiap permukaan.
Tidak ada hujan di suatu tempat, hanya dengan satu tetes saja. Jadi kesimpulannya, hujan itu berbicara limpah kemurahan Tuhan.
Kita lihat gambaran KEMURAHAN TUHAN YANG LIMPAH.
Maleakhi 3: 10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Itu ada hubungannya dengan sepersepuluh ( satu dari
sepuluh ). Inti dari 10 hukum Allah hanya satu yaitu kasih. Pendeknya 1/10 = kasih
Kemudian dalam Hosea 6: 3 dikatakan:
“... Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Kalau dikaitkan dengan tujuh hari raya, “... seperti hujan pada akhir
musim yang mengairi bumi” terkena pada hari raya yang
terakhir, yang ketujuh, yaitu; hari raya pondok daun / hari raya Tabernakel = hari pengumpulan hasil
= hari perhentian yang kekal.
Firman Pengajaran Mempelai, harus disertai dengan pengajaran Tabernakel, sebab
ukuran untuk menjadi mempelai adalah Tabernakel, kesempurnaan dari ruangan maha
suci.
Pada saat dikumpulkan dari 4 penjuru bumi, terdengar
suara bagaikan desau air bah, dan mereka berkata HALELUYA, inilah kemurahan
yang limpah itu (Wahyu 19:6-9).
Kerinduan kita adalah untuk menjadi mempelai. Kita ini bukan manusia duniawi,
sebab manusia duniawi hidup menurut hawa nafsu dan
keinginan daging. Dunia ini adalah tempatnya daging, dan dunia
ini nyaman bagi daging, sebab dunia ini mampu memanjakan daging. Namun kita
bukanlah manusia duniawi, kita hanya menumpang sementara waktu di dunia, kita
merindukan tanah air sorgawi, pengumpulan hasil akhir musim, itulah
hari raya pondok daun / hari raya Tabernakel = perhentian yang kekal.
Dunia ini hanyalah panggung sandiwara, tetapi kita bukan
orang dunia yang pandai bersandiwara, kita adalah anak-anak Kerajaan, dari
sanalah kita memandang tanah air
sorgawi.
Kembali kita memperhatikan Ayub ...
Ayub 5: 18-19
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang
membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
(5:19) Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya
dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.
Dampak positif menerima didikan Tuhan.
YANG PERTAMA: DILUPUTKAN DARI ENAM MACAM
KESESAKAN berarti diluputkan dari perbuatan daging dengan segala tabiatnya =
diluputkan dari dosa masa lalu.
Sebab angka 6 à daging dengan segala tabiatnya.
Kolose 3: 5-7
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu
yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga
keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas
orang-orang durhaka].
(3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu
hidup di dalamnya.
Manusia daging adalah manusia duniawi, sebab dunia adalah
tempatnya daging, yaitu;
(1) percabulan, (2) kenajisan, (3) hawa nafsu, (4) nafsu
jahat dan juga (5) keserakahan, yang sama dengan (6) penyembahan berhala. Itu semua adalah dosa, perbuatan/keinginan daging, waktu
masih hidup di dalamnya =hidup lama.
Dampak positif menerima didikan Tuhan.
YANG KEDUA: DILEPASKAN DARI TUJUH MACAM
MALAPETAKA.
Artinya; terlepas dari dosa yang ditimbulkan oleh
Iblis/Setan, yaitu roh jahat dan roh najis.
Ulangan 28: 1, 7
(28:1) "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara
TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas
segala bangsa di bumi.
(28:7) TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang
melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi
engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.
Di sini dikatakan: “TUHAN akan membiarkan musuhmu yang
maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu.” Awalnya mereka bersatu jalan mereka akan
menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu, pendeknya, Tuhan menjadi pembela terhadap musuh-musuh yang kita
hadapi, yaitu daging & Iblis / Setan yaitu roh jahat dan roh najis.
7 macam malapetaka à arwah-arwah, itulah roh jahat & roh najis.
Kalau mendengar firman & melakukannya dengan setia,
maka akan diangkat, diantara segala bangsa di bumi.
Ulangan 32: 39-40
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak
ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah
meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang
dapat melepaskan dari tangan-Ku.
(32:40)
Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang
hidup selama-lamanya,
Dia membela kita terhadap musuh abadi yaitu; daging dengan segala keinginannya
juga Iblis/Setan, yaitu roh jahat dan roh najis, Dia mengangkat tangannya bagi kita,
sebab Dia menjadi pembela bagi kita semua.
Ulangan 32: 42-43
(32:42) Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah,
dan pedang-Ku akan memakan daging: darah orang-orang yang mati tertikam dan
orang-orang yang tertawan, dari kepala-kepala musuh yang berambut panjang.
(32:43) Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena
umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada
lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya."
Tuhan membalaskan darah hamba-hamba-Nya, berarti ia membela
hamba-hamba-Nya.
Hamba-hamba
Tuhan di sini itulah orang-orang yang berkata: “Yang ku kehendaki Ialah
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan dan
menjadi serupa dalam kematian-Nya.”
Sebaliknya, kalau tidak mengenal Kristus dengan benar,
tidak akan merasakan pembelaan, yang ada hanyalah bela diri, siapa yang kuat,
itulah yang menang, berarti bukan
Tuhan yang membela. Seharusnya adalah baik untuk menggunakan pedang Roh, bukan menggunakan pedang samurai,
maksudnya, terimalah didikan dengan baik, supaya kita
mengenal Tuhan dengan benar.
Pengalaman kematian itu memang unik, tidak bisa diselami
akal manusia, tidak bisa dianalogikan, tidak ilmiah.
Korban Kristus; berarti menjadi domba sembelihan, mulut
tidak terbuka, Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa menjadi
benar, bukankah ini hal yang tidak masuk akal?
Tetapi justru itulah (pengalaman kematian) yang
dikehendaki seorang hamba
Tuhan, seperti sekaliber Rasul
Paulus. Siapakah yang mau menjadi hamba Tuhan? Jadilah hamba Tuhan supaya
mendapat pembelaan, berarti mengenal Dia dengan benar, Dia tampil di sebelah kanan
kita menjadi pembela.
Tetapi kalau tetap mengenakan pakaian lama, persis
seperti imam besar Yosua; di hadapan para malaikat mengenakan pakaian kotor, di sebelah kanannya Iblis
mendakwa dia.
Biarlah kiranya di dalam hati yang paling dalam dan
pikiran yang jernih, kita berkata: Yang kukehendaki adalah mengenal Dia dan kebangkitan-Nya dan persekutuan
di dalam penderitaan-Nya supaya satu di
dalam kematian-Nya, sehingga kita dibangkitkan dari
antara orang mati dan selanjutnya dipermuliakan bersama dengan Dia.
Tuliskanlah itu di dalam hati, kiranya itu ditukik dalam
hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus, bukan lagi ditulis oleh tinta.
Biarlah kita mendapat pembelaan dari Tuhan, terhadap musuh abadi yaitu; daging (6 macam kesesakan) dan
Iblis/Setan (7 macam malapetaka).
Tadi dikatakan: “Sesungguhnya, berbahagialah manusia
yang ditegur Allah.”
Mari kita perhatikan KEBAHAGIAAN KEDUA.
Amsal 3: 11-13
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan
TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang
yang memperoleh kepandaian,
Berbahagialah orang yang menerima didikan Tuhan, karena
ia akan mendapat hikmat.
Saudara boleh bosan melihat wajah saya, tetapi jangan
bosan terhadap didikan Tuhan, jangan bosan akan peringatan-Nya/nasihat
firman Tuhan.
Pendeknya, kebahagiaan yang kedua setelah menerima
teguran & hajaran, itulah didikan Tuhan akan memperoleh hikmat &
kepandaian.
Kegunaan hikmat: dapat membedakan antara yang baik dan
yang jahat. jadi, berbahagialah orang yang memperoleh hikmat dari Tuhan, itu adalah kekayaan, baik secara jasmani, terlebih dalam hal yang rohani.
Kita akan melihat HIKMAT SALOMO.
1 Raja-Raja 3: 7-9
(3:7) Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang
mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku
masih sangat muda dan belum berpengalaman.
(3:8) Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah
umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak
terkira banyaknya.
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati
yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi
umat-Mu yang sangat besar ini?"
Salomo
memohon/meminta kepada Tuhan, supaya diberikan kepadanya hati yang faham
menimbang perkara & dapat membedakan antar yang baik dan yang jahat, sebab
sebagai seorang raja Salomo harus sanggup menghakimi seluruh umat Israel dengan
jumlah yang begitu besar.
1 Raja-raja 3: 10-12
(3:10) Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo
meminta hal yang demikian.
(3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh
karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang
atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
(3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan
permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat
dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau,
dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Pendeknya; Tuhan memberikan hikmat kepada Salomo sehingga
ia paham menimbang perkara, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sekalipun ia masih muda.
Seorang muda sangat penting untuk memiliki hikmat, supaya
ia bebas dari perempuan jalang, bebas dari pengaruh yang tak suci, menempatkan
diri pada pilihan dan putusan yang benar dihadapan Tuhan.
Pada akhirnya Tuhan mengabulkannya, sebab Tuhan memandang
itu baik, sebab Salomo tidak meminta kekayaan dan umur panjang.
Kemudian, setelah Tuhan penuhi, Tuhan juga langsung
memperhadapkan ia sesuai dengan permintaannya.
Persis seperti seorang hamba Tuhan, setelah menyampaikan
firman Tuhan, langsung diperhadapkan dengan apa yang telah disampaikan. Sebetulnya ngeri sekali, lebih mudah menyampaikan daripada
melakukannya.
Dalam 1 Raja-Raja 3 hanya terdapat dua
judul, yang pertama: "Doa Salomo meminta hikmat," yang
kedua : " Hikmat salomo pada waktu memberi keputusan."
Jadi, setelah Salomo meminta hikmat, ia langsung
diperhadapkan dengan ujian.
Biarlah hikmat yang kita terima, kita pergunakan dengan
baik, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, tidak bodoh, tidak
bebal.
1 Raja-Raja 3: 16-22
(3:16) Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal
menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya.
(3:17) Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan
perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia
ada di rumah itu.
(3:18) Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan
ini pun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami
dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah.
(3:19) Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena
ia menidurinya.
(3:20) Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil
anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu
di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku.
(3:21) Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui
anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia
pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan."
(3:22) Kata perempuan yang lain itu: "Bukan!
anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang
pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang
hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
Ketika dua perempuan sundal berperkara di hadapan raja
Salomo, tidak ada yang menjadi saksi.
Perempuan pertama mengadukan perkaranya tanpa saksi,
selanjutnya perempuan kedua mengadukan perkaranya juga tidak ada saksinya, dan
masing-masing perempuan ini saling membenarkan diri.
Ada tertulis; " dengan keterangan dua atau
tiga orang saksi suatu perkara sah..." 2 korintus 13;1.
Perlu diketahui, kalau membawa perkara namun tidak ada
saksi, berarti membenarkan diri sendiri.
Lalu siapa yang dapat memutuskan perkara seperti ini?
Allah Tritunggal, yaitu; Tuhan Yesus Kristus = Bapa, Anak, Roh Kudus, ketiganya adalah saksi dari sorga. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, yaitu; Roh dan Air dan Darah, sebab ketiganya adalah satu...1 Yohanes 5;7-8.
Ketika Yesus turun ke dunia dan menjadi manusia, yang
menjadi saksi dari segala apa yang di kerjakan-Nya adalah ; Allah bapa dan
Allah Roh Kudus.
-
Roh à baptisan Roh.
-
Air à Baptisan air, yaitu satu di dalam kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
-
Darah à Korban Kristus.
Ketiga hal tersebut, jika dikaitkan dengan pola
Tabernakel, maka;
-
Roh terkena dengan PINTU KEMAH.
-
Air terkena dengan KOLAM PEMBASUHAN.
-
Darah terkena MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Tetapi dengan dua orang perempuan sundal ini, siapa yang menjadi saksi atas perkara mereka?
Sesungguhnya tidak mudah untuk memutuskan suatu perkara
dimana saksinya tidak ada.
Kebenaran yang sejati datangnya dari salib, kebenaran ini
bisa diterima oleh manusia menjadi kebenaran yang sejati, sebab yang menjadi
saksinya ada dua, yaitu; Kasih Allah Bapa dan Roh Kudus.
Tetapi dalam hal perempuan sundal ini, siapakah saksinya?
Siapa yang dapat membenarkan kesaksian mereka?
1 Raja-Raja 3: 23-24
3:23)
Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan
anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan
anakkulah yang hidup."
(3:24) Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang,"
lalu dibawalah pedang ke depan raja.
Dengan hikmat yang diterima dari Allah, Salomo memutuskan
perkara dengan menggunakan sebilah pedang.
Terlebih dahulu kita melihat pedang Roh, itulah firman
Allah.
Ibrani 4: 12
(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih
tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
-
Memisahkan
jiwa dan roh.
Motor
penggerak dari tubuh manusia adalah roh manusia itu sendiri. jadi kalau roh
manusia dikuasai roh pencuri, maka kesukaannya adalah mencuri. Kalau roh
manusia dikuasai roh pendusta, maka kesukaannya adalah berdusta dan lain sebagainya.
Siapa yang
mengetahui dosa semacam ini? tidak ada yang tahu. Tetapi firman Allah, yang
disebut pedang roh, sanggup menyucikan dosa dari jiwa & roh manusia, sebab
ia menusuk amat dalam dan begitu dalam, sedalam dosa yang disembunyikan dalam
roh manusia.
-
Memisahkan
sendi-sendi dan sumsum.
Artinya;
menyucikan dosa yang disembunyikan dalam celah-celah {sendi-sendi}. Kemudian
mampu menyucikan dosa yang bersembunyi dibalik kebenaran diri sendiri {sumsum}.
Tulang
yang putih à kebenaran diri sendiri = kekerasan hati.
Tetapi
sedalam apapun dosa itu disembunyikan, firman Allah sanggup menyucikannya.
-
Membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pertimbangan
manusia banyak salah. Manusia seringkali menimbang-nimbang satu perkara, tetapi
pertimbangan manusia banyak salahnya.
Saya beri
contoh; beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda (yang telah dititipkan)
memutuskan untuk pulang ke Bogor. Keputusan ini tentu diawali dari
pertimbangan-pertimbangan. Ini juga harus disucikan, supaya jangan sampai
keputusan yang diperbuat setiap orang salah, termasuk dapat membedakan pikiran
hati. Di dalam pikiran hati manusia banyak kesalahan. Apa yang keluar dari
mulut, itu berasal dari dalam hati, dan itulah yang menajiskan seseorang.
Apa yang
masuk ke dalam mulut, turun ke perut dan dibuang ke jamban. Tetapi apa yang
keluar dari mulut, itulah yang menajiskan seseorang, dan ini harus disucikan.
Sedalam inilah pedang roh memisahkan dosa manusia dari
tiga perkara tersebut. Tiga perkara ini tidak dapat dilihat mata manusia, hanya
hikmat Tuhan yang mampu melakukannya.
Dua perempuan sundal à nikah yang hancur. Siapa yang menjadi saksi
terhadap nikah yang hancur? Sangat sulit diprediksi oleh mata manusia. Suami
isteri boleh satu atap, tetapi hati dan pikiran siapa yang tahu?
Kadang di depan mata saja bisa berbuat tidak baik,
apalagi di belakang?
Tuhan cukup bersabar kepada kita, sebab begitu kerasnya
hati, sehingga di situ disembunyikan dosa, namun Tuhan cukup bersabar terhadap
kita, hingga sampai pada saat ini.
Ibrani 4: 13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi
di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia,
yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Kita bisa bersandiwara di hadapan manusia, tetapi tidak
bisa bersandiwara di hadapan Tuhan, semuanya jelas, nyata, dan kepada Dia kita
akan memberikan pertanggungan jawab.
Jadi, untuk apa kita bersandiwara? Apa artinya kita
bersandiwara? Memelas, bahasa pantun, nyanyian berbalas-balasan.
Siapa yang sanggup menyucikan dosa seperti ini, kecuali
hikmat Tuhan? Oleh sebab itu, saya bersyukur karena hikmat Tuhan, memiliki
pengertian, paham menimbang perkara, dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat.
Sekalipun tidak bisa dilihat dari sudut pandang mata,
namun bisa dilihat dari sudut pandang yang lain, yaitu; HIKMAT ALLAH.
Tidak ada dosa yang dapat disembunyikan, dan tidak ada
kebahagiaan karena menyembunyikan dosa, sebaliknya kebahagiaan datang dari hikmat
yang menyucikan dosa.
Jadi, tidak perlu memelihara hal yang tidak baik, sebab
tidak ada untungnya.
Kiranya hal ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Ingat Tuhan, setiap hari.
Dalam Matius 16, ikut Tuhan itu sangkal diri dan pikul
salib. Bahasa ini bisa sempurna kalau kita perhatikan dalam injil Lukas
9: 23, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut
Aku.”
Menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari. Apa
arti setiap hari? Berarti salib Kristus itu tidak boleh terlepas, sebab di
situlah kebenaran yang sejati.
Oleh sebab itu saya sampaikan; setiap saat, setiap waktu,
ingat Tuhan. Sangkal diri & pikul salib setiap hari.
1 raja-Raja 3: 25
(3:25) Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu
menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi
kepada yang lain."
Jadi, untuk menyelesaikan masalah tanpa ada saksi /
menyatakan kebenaran tanpa kesaksian dari dua atau tiga orang , Salomo
memutuskan perkara dengan menggunakan sebilah pedang, dan selanjutnya memenggal
anak yang masih hidup itu, setengah kepada yang satu setengah lagi kepada yang
lain.
1 raja-Raja 3: 26-27
(3:26) Maka kata perempuan yang empunya anak yang
hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap
anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! jangan Berikanlah kepadanya bayi
yang hidup itu, sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang
lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
(3:27) Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah
kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah
ibunya."
Pada saat hendak memenggal anak yang masih hidup itu,
Salomo mendengar perkataan dari kedua perempuan sundal tersebut, yaitu;
Perempuan yang anaknya masih hidup berkata: “Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup
itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Dia mengatakan itu karena timbul
belas kasih.
Perempuan yang anaknya sudah mati berkata: “Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!”
Setelah mendengar perkataan dari kedua perempuan tersebut,
Salomo mengetahui ibu dari anak yang masih hidup, dengan demikian Salomo dapat
memutuskan perkara. Sungguh heranlah Tuhan Yesus, ajaiblah perbuatan-Nya, dapat
menyelidiki segala yang terkandung di dalam hati.
Sedikit kesaksian; sewaktu saya meminta tolong kepada
Yosua dan Gideon untuk mengecat rumah kami (pastory) sekaligus saya suruh
Gideon untuk membeli cat semprot/pilox warna hitam . Namun dia membeli, cat
hitam dof, lalu saya bertanya mengapa kamu beli cat ini? lalu jawabnya: Begini Om, kalau pakai cat ini, kotoran tidak akan terlihat. Lalu saya berkata: Itulah hatimu, masih suka menyimpan kesalahan.
Itulah hikmat, datangnya dari didikan Tuhan, dapat
melihat dan menyucikan dosa yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Setelah itu ...
1 raja-Raja 3: 28
(3:28) Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan
hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja,
sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan
keadilan.
Dalam Amsal 8: 23, takut akan Tuhan membenci segala
kejahatan.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.
Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai
persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Ketika kita menjalankan ibadah yang sejati, itu adalah
kemurahan Tuhan setelah disucikan oleh hikmat Tuhan.
Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Oleh sebab itu, jangan suka membela diri di dalam
kesalahan, supaya jangan terjadi penolakan terhadap didikan Tuhan, yaitu;
teguran dan hajaran lewat nasihat firman.
Orang yang pandai membela diri sama dengan orang yang
sedang berkelahi, siapa yang kuat itu yang menang, itu bukan kuasa dari Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment