IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27
OKTOBER 2015
“KITAB KOLOSE”
(SERI 61)
(SERI 61)
Subtema
: ARTI HIDUP
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus oleh karena kasih-Nya kita
boleh beribadah pada malam ini.
Kita
segera kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan
dari...
Kolose
1:21
(1:21)
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati
dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kalimat
yang mengatakan: “Kamu yang
dahulu hidup jauh dari Allah”,
berarti menunjuk kepada...
-
Bangsa kafir = orang yang tidak bersunat.
-
Orang fasik dengan segala perbuatan fasik
mereka.
Orang
yang dahulu hidup jauh dari Allah, memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu
terlihat dari setiap perbuatan jahat. Pendeknya, setiap perbuatan jahat
menandakan bahwa seseorang masih memusuhi Allah dalam hati dan pikiran.
Lebih
jauh kita melihat mengenai yang dahulu hidup jauh.
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah berarti: Tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia = binasa.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah
mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Ini
menunjuk kepada orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah sebab upah dosa
adalah maut.
Efesus
2:2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadi dosa:
-
“Mengikuti jalan dunia.”
-
“Mentaati penguasa kerajaan angkasa”, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka. Orang durhaka adalah orang yang memberontak terhadap Tuhan
dan firman-Nya, terhadap penggembalaan dan gembala sidang.
-
“Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti
kehendak daging.”
Keterangan:
MEngikuti jalan dunia.
Di
dunia ini ada banyak jalan; ada jalan berliku-liku, ada jalan yang naik ada
jalan yang turun, ada jalan terjal dan berbatu-batu, ada curam dan lain sebagainya. Terserah seseorang mau pilih
jalan mana yang harus ditempuh Tuhan tidak memaksa.
Berkaitan
dengan itu..
Matius
13:22
(13:22) Yang ditaburkan di
tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia
ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Kalimat:
“Lalu
kekuatiran dunia ini” à di dunia ini ada jalan yang bernama kekuatiran.
Matius 6:31
(6:31)
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Setiap orang yang melewati jalan kekuatiran
berkata; “Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?” = dikuasai oleh roh
kekuatiran. Kuatir soal makan minum dan pakaian = kuatir soal-soal yang
lahiriah.
Kalau seseorang kuatir hanya karena perkara
lahiriah, ini adalah suatu kekeliruan yang paling besar. Kalau seseorang tidak
mengerti firman, lalu dia kuatir tentang perkara lahiria, secara manusia masih
masuk akal, sekalipun salah dihadapan Allah. Tetapi kalau sudah mengerti
firman, tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, tetapi
kuatir hanya soal perkara-perkara lahiriah, ini adalah kekeliruan yang sangat
besar sekali, dan kekeliruannya fatal, dia sudah sangat sesat sekali.
Matius 6:25
(6:25)"Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih
penting dari pada pakaian?
Kalau kuatir soal makan dan minum dan kuatir soal
pakaian ada dua hal yang diabaikan;
Pertama: Mengabaikan
hidup.
Kalau seseorang menyia-nyiakan hidupnya maka di
mata Tuhanpun dia tidak berarti. Jangan sia-siakan hidup (masa muda), gunakan
untuk mempermuliakan nama Tuhan, supaya berarti dihadapan Tuhan, sesungguhnya
hidup lebih penting/berharga dari pada makan, minum.
Matius 4: 3-9
(4:3) Lalu datanglah si
pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus
menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis
membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab
ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu."
(4:7) Yesus berkata
kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Perlu untuk diketahui:
-
Manusia hidup
bukan karena roti makanan tetapi karena firman
= hidup karena firman.
-
Manusia hidup
karena kesucian.
-
Manusia hidup
karena penyembahan kepada Tuhan.
Itulah arti hidup, jadi makanan dan minuman tidak
lebih penting. Jangan sampai karena sepiring kacang merah, akhirnya seseorang
meninggalkan ibadah dan pelayanan. Kalau sejauh ini / sementara waktu ada di
antara kita meninggalkan ibadah karena memang aturan kerja yang begitu ketat,
Tuhan masih maklumi, tetapi tetap berdoa supaya Tuhan buka jalan, tetapi kalau
dengan sengajara meninggalkan ibadah / hanya karena sepiring kacang merah /
sepiring nasi, lalu kita tinggalkan ibadah, ini bukanlah hidup, manusia hidup
karena firman, kesucian dan penyembahan. Jadi jangan pikir, aku hidup, ya hiduplah, itu bukan hidup walau
bernyawa / hayat masih di kandung badan, itu hidupmu bukan hidup bagi Tuhan.
Keterangan; Hidup karena firman.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena
kepada Meja Roti Sajian.
Berarti, tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai
perjamuan suci.
= domba-domba diberi makan.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Berarti tujuan dari Ibadah Pendalaman Alkitab;
kita hidup benar karena iman, bukan karena kekuatan.
Galatia 2:20
(2:20) namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Hidup dalam iman, berarti; hidupku yang sekarang
bukan aku lagi, melainkan Kritsus hidup di dalam aku = hidup benar berdasarkan iman,
bukan hidup karena berdasarkan hukum Taurat, bukan hidup karena berdasarkan mengandalkan
kekuatan sendiri, inilah arti hidup, jangan sia-siakan hidupmu.
Galatia 2:19
(2:19)
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup
untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
Kalau
hidup untuk Allah, berarti; seseorang telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya hukum Taurat tidak lagi
berkuasa atas hidupnya, sehingga ia boleh hidup, hidup untuk Allah.
Sedikit bicara tentang hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti tangan ganti tangan mata
ganti mata, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah
tidak luput dari hukuman = pasti binasa.
Kemudian, hukum Taurat itu mengasihi sesama
tetapi membenci musuh, jadi tidak sempurna dalam kasih. Lagi pula kalau
seseorang berada di bawah hukum Taurat, persis seperti zaman hukum Taurat, para
nabi; mereka mempersembahkan korban dari lembu jantan, dari kambing domba
sebagai korban persembahan, itu sifatnya lahriah, menjalankan ibadah secara
lahiriah, persamaannya; mulut memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan =
tubuh dipersembahkan kepada Tuhan tetapi batinya tidak dipersembahkan kepada
Tuhan, itu ibadah lahiriah dan ibadah seperti ini tidak berkenan kepada Tuhan.
Itu sebabnya dalam Ibrani dikatakan: Yesus datang
dalam gulungan kitab dan mempersembahkan hidup-Nya untuk melakukan apa yang
menjadi kehendak Allah Bapa.
Praktek
hidup benar.
Disalibkan bersama dengan Kristus = mengalami
sengsara salib = aniaya karena firman Tuhan.
Jadi kalau kita teraniaya itu karena firman, jangan
teraniaya karena kebodohan, karena malas, najis dan lain sebagainya. Kalau engkau
dibenci / tidak disuka karena malas dan egois jangan salahkan Tuhan, itu bukan
penderitaan, itu karena kebodohan, tetapi kalau karena firman itulah sengsara
salib.
Tidak sama penderitaan karena kebodohan dan
karena salib, ini harus dimengerti.
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan
yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah
kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak
harus ia tanggung itu adalah kasih karunia pada Allah.
Jadi salib Kristus itu kasih karunia, menderita karena firman itu
kasih karunia, oleh karena banyaknya kegiatan di dalam kandang penggembalaan
ini sampai kita mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan uang sekalipun itu
adalah kasih karunia.
Kita bisa tahu ini kasih karunia atau tidak, ini dari Tuhan atau
tidak; kita bisa tahu gembala ini dari Tuhan atau tidak, firman yang disampaikan
ini dari Tuhan atau tidak dan kalau yang disampaikannya itu benar dan karena
itu kita harus menanggung banyak penderitaan itulah kasih karunia. Tetapi kalau
seorang hamba Tuhan itu menyampaikan firman, dan firmannya tidak tergenapi,
jangan akui dia nabi, jangan pernah terima firman dari dia, kalau firman
dipalsukan saudara menderita itu bukan kasih karunia.
Galatia 2:21
(2:21) Aku tidak menolak
kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka
sia-sialah kematian Kristus.
Kebenaran karena iman adalah supaya kita beroleh kasih karunia, oleh
sebab itu jangan tolak kasih karunia Allah. Kalaupun kita harus ditanggungkan
banyak beban di dalam kandang penggembalaan, jangan tolak.
Keterangan: hidup karena kesucian.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Pelita Emas.
Berarti tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
= domba-domba diberi minum.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.
1 Yohanes 3:2-3
(3:2) Saudara-saudaraku
yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa
keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan
diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam
keadaan-Nya yang sebenarnya.
(3:3) Setiap orang yang
menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang
adalah suci.
Setiap orang yang menaruh harap kepada Tuhan, menyucikan dirinya, supaya
menjadi sama seperti Dia yang adalah suci. Masakan kita menaruh harap kepada Dia
tetapi tidak menyucikan diri? Kalau menaruh harap harus menyucian diri!
Kesucian itu bagaikan Yesus berada dibubungan bait Allah / tempat yang
tinggi.
Jadi kesucian itu ibarat berada di tempat yang tinggi = menjadi
kesaksian = menjadi terang.
Wahyu 5:6
(5:6)
Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Bermata
tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi.
Mata adalah pelita = terang = kesaksian. Jadilah
kesaksian hidup yang diutus ke seluruh bumi.
Di provinsi banten ini kitalah tujuh mata Allah, di
daerah lain merekalah yang menjadi tujuh mata Allah, persis seperti tujuh pelita
di atas kaki dian emas.
Jadilah biji mata Tuhan. Pengertian biji mata itu
bukan hanya dilindungi, itu betul,
tetapi lebih dari itu, biji mata Tuhan adalah untuk menjadi kesaksian,
dimanapun kita berada, itulah kehidupan yang diurapi.
Matius 5:14
(5:14)
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
Terang
dunia digambarkan seperti kota yang posisi / letaknya di atas gunung / tempat
yang tinggi, semuanya terlihat, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan sekecil
apapun = transfaran.
Matius
5:15
(5:15)
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Terang
itu bukan menurut ukuran manusia, tetapi terang itu karena pekerjaan Roh
kudus, tujuh mata Allah itulah tujuh Roh Allah.
Matius
5:16
(5:16)
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Terang adalah perbuatan yang baik, sehingga orang
lain turut memuliakan Bapa di sorga.
Saya rindu supaya kita semua menjadi terang yang
bercahaya, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan, bukan karena daging,
tetapi karena kita adalah tujuh mata Allah, tujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Persamaan
dari kota yang letaknya di atas bukit.
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada
hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke
rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya
kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem."
Kota
yang letaknya di atas gunung itu digambarkan gunung Sion, dari sanalah keluar
pengajaran.
Panggilan
dan pilihan seorang hamba Tuhan telah ditentukan dari sejak kandungan sehingga
Tuhan menjadikan mulutnya sebagai pedang yang tajam supaya dari sana keluar
pengajaran. Jadi hamba Tuhan disebut juga terang dunia, gunung Sion.
Kalau
hamba Tuhan tetap di Yerusalem menjadi guru-guru kebenaran, menjadi contoh
teladan dalam setiap pekataan dan perbuatan, sehingga dihari-hari terakhir banyak
orang akan berduyun-duyun datang ke gunung Sion untuk mencari pengajaran.
Pertahankan pengajaran ini, jadilah kesaksian, tujuh mata Allah karena kuasa
Roh Kudus.
Keterangan:
HIDUP DALAM PENYEMBAHAN.
Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Mezbah Dupa.
Berarti
tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
=
domba-domba diberi nafas hidup.
Ibadah
ini menghasilkan kasih.
Pendeknya,
kita dapat bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya lewat doa penyembahan.
Filipi
2:10-11
(2:10) supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi,
(2:11)
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi
kemuliaan Allah, Bapa!
Berlutut
disertai dengan lidah mengaku "Yesus Kristus adalah Tuhan" à doa penyembahan.
Saudaraku, kekuatan kita hanya terletak pada
kedua lutut, ini kekuatan kita untuk menghadapi masa-masa yang sukar yang
sudah mulai terjadi. Jadilah tenang supaya seseorang dapat berdoa, sebab segala
sesuatunya berpangku pada kedua lutut ini.
Sekali lagi saya tandaskan: Doa penyembahan
adalah kekuatan kita.
Matius 26:38
(26:38) lalu kata-Nya
kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah
di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Perhatikan:
”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” ini adalah keadaan Yesus saat menghadapi ujian /
cobaan yang begitu berat. Orang yang berada di luar Tuhan, kalau tidak mampu
lagi menghadapi ujian pasti mau bunuh diri, tetapi kalau kita ingat firman,
kita kembali kepada kebenaran, yaitu hidup di dalam doa penyembahan.
Matius 26:39-44
(26:39) Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:40) Setelah itu Ia
kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan
Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah."
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
(26:43) Dan ketika Ia
kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
(26:44) Ia membiarkan
mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa
yang itu juga.
Doa penyembahan memberi kemampuan yang ajaib
sehingga Yesus sanggup menghadapi ujian berat.
Ujian itu berat, itu sebabnya Ia berkata; “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin
lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" à pencobaan yang berat, tetapi lewat doa
penyembahan selama satu jam, Yesus diberi kemampuan yang ajaib = dikuatkan.
Berbeda dengan 12 murid, ketika Yesus ditangkap, mereka
berhamburan kemana-mana, itu karena mereka tidak hidup dalam doa penyembahan.
Dampak
positif sujud menyembah kepada Allah.
Yang pertama
Wahyu 8:3-6
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
(8:4) Maka naiklah asap
kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu
ke hadapan Allah.
(8:5) Lalu malaikat itu
mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya
ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
(8:6) Dan ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
Doa penyembahan adalah jaminan hdup kita, apabila
nanti bumi hancur, gonjang-ganjing, gunung terbakar, gempa bumi terjadi
dimana-mana, terjadi halilintar dan lain sebagainya, doa penyembahan / lutut
adalah kekuatan kita dan jaminan hidup.
Jadi kalau malas-malas menyembah Tuhan bagaimana
mau selamat? Orang benar saja hampir tak selamat, bagaimana dengan yang tidak
menyembah Tuhan.
Oleh sebab itu, sudah paling bersyukur kita ini, ukuran
masuk surga itu ada rumusnya, maka kalau saya khotbah selalu dikaitkan dengan
pola Tabernakel pasti tepat tidak pernah salah. Kalau saya tidak menggunakan rumus,
susah mencari firman-Nya, karena logika yang akan main.
Jangan terpisah dari ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok, itu jaminan kita, jangan anggap enteng itu Ibadah Doa Penyembahan.
Orang tidak tahu itu, yang mereka tahu, doa ini dan itu, doa rumah tangga, doa
family altar dan sebutan-sebutan yang lain, boleh dimana saja berdoa, tetapi
tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan tidak sama dengan doa dengan pengertian
sendiri.
Yang kedua
Wahyu 5:8-10
(5:8) Ketika Ia mengambil
gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua
itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan
emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah
membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
-
Lewat doa penyembahan terjadi pembukaan
rahasia firman, sebab Anak Domba yang tersembelih itu berkuasa membuka kitab
gulungan dan ketujuh meterainya.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman di tengah-tengah
ibadah pelayanan, maka segala yang terselubung itu akan tersingkap, terjadi
penyucian terhadap dosa, kita duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
-
Tuhan menjadikan kita imam-imam dan
raja-raja untuk memerintah di atas muka bumi ini; berkuasa terhadap dosa.
Itulah
hidup, maka kita sudah memperoleh hidup yang kekal. Kalau hidup tetapi Kristus
tidak tinggal di dalamnya, itu bukan hidup yang kekal.
Inilah
artinya tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan dan tekun dalam tiga macam ibadah
pokok supaya kita hidup. Tetapi orang-orang mengabaikan hidup, karena mereka
mengikuti atau menempuh jalan kekuatiran, seolah-olah makan dan minum lebih
berharga/penting dari hidup.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA DAN MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita firman
oleh;
Gembala sidang: Pdt.
Daniel U. Sitohang