IBADAH RAYA MINGGU, 25 OKTOBER 2015
Tema: “JEMAAT DI LAODIKIA”
(SERI 22)
(SERI 22)
Sumbtema: BARANGSIAPA MENANG
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus
dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita semua dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, semua karena
kemurahan hati Tuhan tentunya.
Betapa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, berarti
waktu yang tersisa sangat singkat sekali, maka hendaknya yang mendengarkan
firman Tuhan berjaga-jaga dan berdoa juga, berjaga-jaga dan sadar.
Sebab kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, Alkitab
mengatakan, seperti pencuri di tengah malam. Kalau tuan rumah tahu pada malam
itu pencuri datang, maka dia tidak akan membiarkan rumahnya dicuri, ia akan
tetap berjaga-jaga.
Tetapi kedatangan Tuhan betul-betul seperti pencuri di
malam hari, hari, tanggal, bulan, tahun, tidak tertulis di dalam Alkitab, dan
memang firman Tuhan mengatakan kamu tidak perlu mengetahui waktunya. Yang Tuhan
inginkan dari gereja Tuhan adalah supaya kita berjaga-jaga dan sadar,
berjaga-jaga dan berdoa, itu saja.
Dan apa yang menjadi misi dari Tuhan adalah sesuatu yang
positif, maka kita pun harus menerimanya dengan pemikiran yang positif, jangan
lagi dengan pemikiran yang negatif, terhadap salib Kristus.
Berpikirlah positif, dewasa secara rohani dan bersikaplah
seperti laki-laki, kuat dan teguh hati, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan,
supaya berhasil dan beruntung = mempunyai tujuan hidup.
Jangan teruskan perasaan yang bodoh; sebentar nangis,
sebentar senang, sebentar bersungut-sungut bersikaplah seperti laki-laki; berarti
kepala bukan ekor naik bukan turun.
Ini pengalaman saya; sewaktu saya mengikuti sekolah
Alkitab, awalnya saya ingin pulang, karena tidak kuat menghadapi proses untuk
masuk dalam pengalaman kematian, karena waktu itu saya belum mengerti kebenaran,
firman Tuhan.
Kemudian, yang kedua; bagaimana hutan, gunung yang hijau menjadi
gundul, gunung yang hijau hangus terbakar, akibatnya longsor dan menimbulkan
banyak hal. Kemudian, segala binatang buas keluar semua, daging mulai bersuara
di hari-hari terakhir ini karena laku manusia semakin rusak. Seiring laku
manusia rusak, maka dunia/bumi juga menjadi rusak.
Dan binatang buas ini akan ditunggangi oleh perempuan
kekejian, ibu dari wanita-wanita pelacur, itulah babel besar.
Maka waktu yang singkat ini, kita pergunakan sebaik
mungkin, jangan pergunakan untuk berburu daging, seperti Esau; setelah ia di
tolak, tidak ada lagi kesempatan untuk mencarinya. Ibadah pelayanan ini adalah
hak kesulungan. Jangan karena sesuap nasi, sepiring sop kacang merah, lalu kita
kehilangan hak kesulungan, ibadah dan pelayanan.
Jangan ada satu pun di antara kita yang sudah
dipercayakan pelayanan, menganggap ringan pelayanan, hormati dan junjung tinggi
korban Kristus. Jangan nanti menyesal tetapi sudah terlambat. Lebih baik
sekarang kita menyesal karena perbuatan-perbuatan kita yang salah.
Pada saat firman Tuhan mengoreksi kehidupan kita, biarlah
kita bercermin atas keberadaan kita sekalian. Jangan ganggu kehidupan kita ini
dengan yang lain-lain, jangan recoki kehidupan ini dengan hal-hal yang lain,
tetaplah fokus bercermin kepada firman Tuhan.
Air mengalir dari takhta Allah, takhta Anak Domba, itulah
injil kerajaan, jernih seperti kristal, jangan recoki dengan hal-hal yang tidak
baik, jangan dengar suara asing.
Kita telah memperhatikan ayat 20 untuk beberapa seri, dan kita telah menikmatinya dengan
luar biasa, itu tanda bahwa Tuhan sangat memperhatikan saya dan kita
sekaliannya, supaya kehidupan kita sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki, tidak
suam-suam di tengah-tengah pengikutan kita kepada Tuhan, sehingga tidak
dimuntahkan.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu mengenai SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA dari Wahyu 3: 14-22.
Kita akan memperhatikan ayat 21.
Wahyu 3: 21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di
atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan
Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Diawali dengan kalimat: “Barangsiapa menang.”
Dalam hal ini, Tuhan ingin supaya kita menang dan hendak memberi suatu hadiah yang berharga, apabila anak-anak Tuhan berkemenangan.
Pertanyaannya: MENANG TERHADAP APA? Jawabnya: tentu
menang terhadap dosa.
Kalau kita perhatikan keberadaan dari sidang jemaat di Laodikia,
ternyata mereka kalah terhadap dosa.
Kelemahan yang paling mendasar dari jemaat di Laodikia:
Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku
akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Pengikutan jemaat di Laodikia: “tidak dingin dan tidak panas” = suam-suam kuku.
Arti rohaninya; tidak sungguh-sungguh di dalam penyerahan
diri kepada Tuhan = tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Inilah kelemahan dari sidang jemaat di Laodikia = kalah.
Dampak negatif tidak
sungguh-sungguh dalam pengikutan kepada Tuhan.
Yang pertama: Akan dimuntahkan
dari mulut Tuhan.
Dimuntahkan artinya;
Yang pertama
1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang
telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit
banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu
yang terakhir.
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk
pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu
terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.
Antikris itu awalnya dari anak-anak Tuhan tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh mengikuti Tuhan, mereka menjadi bagian dari antikris = dimuntahkan dari mulut Allah.
Sekarang ini begitu banyak bermunculan antikris, itu
adalah tanda bahwa sekarang ini adalah hari-hari terakhir.
Bayangkan kalau seorang hamba Tuhan mempersalahkan kotbah
yang mengatakan: mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi
dan kekuatan, adalah salah, alasannya: kita hidup dalam kasih karunia, saya
berani berkata; hamba Tuhan tersebut adalah antikris.
Perlu untuk diketahui: Kalau firman yang disampaikan oleh
seorang hamba Tuhan tidak tergenapi, jangan akui dia sebagai hamba Tuhan,
jangan akui dia sebagai nabi yang bernubuat.
Untuk mengetahui roh antikris dan Roh Allah.
1 Yohanes 4: 1-6
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa
Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.
Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan
datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan
nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada
roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal
duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan
kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah
tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Roh antikris berasal dari dunia, oleh sebab itu jika seorang hamba
Tuhan lebih fasih berbicara tentang perkara-perkara lahiriah, dari pada bicara salib = antikris karena dunia
mendengarkan dia.
Kalau hamba Tuhan di tengah-tengah ibadahnya lebih
mengutamakan perkara lahiriah, itulah antikris, dia berasal dari dunia, bukan
berasal dari Allah.
Oleh sebab itu, kalau hamba Tuhan hanya berbicara berkat
dan berkat, berbicara mujizat dan mujizat, saya tegaskan; itu adalah roh
antikris.
Setiap hamba Tuhan yang tidak mengakui Yesus yang
disalibkan, itu adalah roh antikris.
Ciri-ciri di tengah-tengah ibadah pelayanannya: menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan.
Menambahkan, artinya; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan
disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, filsafat-filsafat kosong.
Saya tidak satu dua kali melihat hamba Tuhan yang
menyampaikan dua tiga ayat lalu ditambahkan dengan ilustrasi, seolah-olah
ilustrasi ini adalah jawaban dan yang menguatkan firman yang disampaikan. Dalam
ilustrasi itu menceritakan tentang buaya, kancil dan sebagainya.
Mengurangkan, artinya; firman tentang salib Kristus diganti dengan 2
hal.
1.
Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Ada seorang anak
Tuhan, di Surabaya beribadah di salah satu gereja dengan jemaat besar,
mengatakan kepada saya: pendeta harus kaya tidak boleh miskin, dan jemaatnya
harus banyak.
Saudaraku, karunia-karunia
yang dipercayakan oleh Tuhan kepada setiap hamba Tuhan berbeda-beda / tidak
sama, demikian juga dengan apa yang dipercayakan tidak sama, termasuk jumlah
jiwa yang digembalakan tidak sama ada yang banyak dan ada yang sedikit. Musa
dipercayakan kurang lebih 2 juta jiwa, tetapi Elia hanya dua jiwa; 1 ibu dan 1 anak, lalu
apakah Elia tidak diberkati Tuhan?
Kemudian orang tersebut berkata: semua hamba
Tuhan harus kaya? Dengan dua orang jemaat 1 ibu dan 1 anak, sudah miskin, kere
lagi, apakah itu cukup menjadikan Elia kaya raya? Oleh sebab itu, jangan gunakan
logika untuk mengikuti Tuhan.
Ukuran untuk mengikuti
Tuhan dalam ibadah dan pelayanan adalah penyerahan, bukan logika, bukan uang,
bukan kekuatan diri sendiri = bukan perkara lahiriah.
2.
Mujizat-mujizat.
Kalau kita kaitkan
dengan injil Matius 7, hamba-hamba Tuhan yang melayani hanya sebatas bernubuat, mengusir Setan, kemudian mengadakan
mujizat demi nama Tuhan, tetapi apakah pelayanan yang demikian berarti bagi
Tuhan?
Matius 7:21-23
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Nabi-nabi palsu
bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, semuanya mereka lakukan
demi nama Tuhan, namun pada akhirnya, Tuhan akan berterus terang kepada mereka
dan berkata: “Aku tidak pernah mengenal
kamu!”
Kalau hanya sebatas;
bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, tetapi tidak mengakui
bahwa Yesus datang sebagai manusia, adalah; Antikris ...(1 Yohanes 4:2-3). Mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai
manusia = mengaku bahwa Yesus Kristus telah mati di atas salib Kristus.
Kemudian, selain tidak
dikenal, Tuhan berkata; “Enyahlah dari
padaku, kamu sekalian pembuat kejahatan” = tidak berkenan = tidak layak
masuk dalam kerajaan sorga.
Itu sebabnya Tuhan
berkata: Bukan setiap orang yang berseru: Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam
kerajaan sorga. Yang Tuhan inginkan adalah melakukan kehendak Bapa di sorga =
minum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan karena salib = aniaya karena
firman.
Di sinilah kita dapat melihat mana Roh Allah dan mana roh
antikris. Jadi, kalau saya tegas dalam pemberitaan firman, itulah pemberitaan
firman tentang salib. Sebaliknya, kalau saya lembut-lembut untuk mendapatkan
sesuatu dari saudara, itulah roh antikris.
Saudaraku, jangan berharap supaya saya menjadi hamba
Tuhan yang pandai melawak untuk memuaskan hati saudara. Berdoalah terus supaya
saya dipakai oleh Tuhan untuk pembukaan rahasia firman-Nya.
Dampak negatif tidak
sungguh-sungguh dalam pengikutan kepada Tuhan.
Yang kedua
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku
dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” = bergantung kepada harta kekayaan, tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.
Tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan Allah kepada
bangsa Israel, bergunung-gunung dan berlembah-lembah
yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit = bergantung kepada
kemurahan hati Tuhan. Berbanding terbalik dengan tanah Mesir, setelah ditabur
dengan benih, harus diairi dengan jerih payah = mengandalkan kekuatan.
Sejauh ini, kita tinggal di dalam Tuhan, tergembala
dengan baik dalam kandang penggembalaan ini = bergantung kepada kemurahan hati
Tuhan. Oleh sebab itu, belajarlah untuk taat, setia, dengar-dengaran, saya
sendiri tidak mencari uang kemana-mana, walaupun saya dapat lakukan itu, namun
saya tetap setia menggembalakan sidang jemaat dalam tiga macam ibadah pokok =
memikul tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan, taat, setia,
dengar-dengaran.
Jemaat Laodikia mengaku bahwa mereka kaya dan mereka
memperkayakan diri, sampai tidak kekurangan apa-apa. Sebaliknya, di mata Tuhan,
jemaat di Laodikia melarat, malang , miskin, buta dan telanjang.
Inilah resiko/kondisi jemaat di Laodikia karena
pengikutan mereka tidak dingin, tidak panas = suam-suam kuku.
Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku
emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga
pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu
yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat
melihat.
Nasihat firman kepada jemaat di Laodikia:
1.
“Supaya engkau
membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api”
Ini berbicara tentang
kemurnian iman. Tuhan mau melihat kemurnian iman dari setiap sidang jemaat,
baik dalam mengasihi Tuhan, baik dalam pengikutannya kepada Tuhan.
Kemudian, untuk
memperoleh kemurnian iman ini, harus melalui peleburan api, itulah nyala api
siksaan sebagai ujian.
Jadi, kemurnian tidak
terlihat pada saat duduk dengar firman Tuhan, atau saat berada di atas mimbar,
tetapi kemurnian terlihat pada saat menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian.
Cinta akan rumah Tuhan
menghanguskan aku. Segala yang dipersembahkan itu hangus.
Tujuannya: agar saya
dan saudara menjadi kaya; kaya dalam kebajikan, kaya dalam kemurahan, kaya
dalam berbagai-bagai perbuatan baik.
2.
“Membeli pakaian putih supaya mereka memakainya.”
Ini berbicara tentang
kasih dari pada Allah.
“Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” ...(Yohanes 3:16).
Segala kekayaan Allah dikaruniakan/diserahkan,
itulah kasih Allah.
Tujuannya: supaya
manusia dapat memperoleh hidup kekal.
Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya
itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kenakanlah kasih sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang
akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa...(1 Petrus 4:8).
3. “Membeli minyak untuk melumas mata.”
Mata adalah pelita
tubuh. Firman adalah pelita. Berarti, supaya berada di dalam terang, mata itu
harus dilumas dengan minyak. Minyak à urapan Roh Kudus.
Kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel, itu terkena pada kaki dian/pelita emas.
Tujuannya: supaya
dapat melihat = menjadi terang/kesaksian.
Kemudian, respon/tanggapan
terhadap nasihat firman:
Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah
hatimu dan bertobatlah!
Menerima teguran dan hajaran Tuhan dengan segala kerelaan hati, tidak dengan terpaksa, sebab teguran dan hajaran yang dari Tuhan adalah tanda bahwa Ia mengasihi.
Ibrani 12:5-7
(12:5)
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada
anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan
janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6)
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak."
(12:7)
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
-
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-
Ia menyesah orang yang diakui-Nya anak.
Syaratnya:
-
Jangan anggap enteng didikan Tuhan = jangan mengecilkan
dan mengabaikan firman Tuhan yang disampaikan.
-
Jangan putus asa atas peringatan-peringatan-Nya.
Orang yang putus asa
adalah orang yang mudah kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan.
Setelah menerima teguran dan hajaran selanjutnya
ditindaklanjuti dengan bertobat.
Bertobat artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan
mengulangi lagi. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Mezbah
korban bakaran berarti; orang bertobat ada tanda darah.
Inilah tanggapannya, barulah selanjutnya ...
Wahyu 3: 20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang
yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan
Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Selanjutnya, di sini dikatakan: “Lihat”, berarti memandang dan memperhatikan dengan seksama, supaya kita dapat melakukan yang baik kepada Tuhan.
Pertanyaannya: Apa yang harus kita lihat? Yaitu pernyataan
Tuhan kepada jemaat di Laodikia: “Aku
berdiri di muka pintu dan mengetok.”
Dalam Kidung Agung
5: 2-5, mempelai laki-laki berada di muka pintu dan mengetok, keadaan saat
di muka pintu dan mengetok:
1.
Rambut/kepala berteteskan embun malam = Yesus menanggung
kehinaan di atas kayu salib.
2.
Pada pegangan kancing pintu berteteskan cairan mur/getah
damar à darah Yesus Kristus yang mengalir dari luka-luka-Nya.
Keadaan pertama = memandang korban Kristus. Keadaan kedua
= memandang Yesus sebagai raja, sebab berbicara mur adalah berbicara urapan.
Yesus adalah kepala, Dialah raja, Dialah yang diurapi. Inilah Keadaan Yesus
yang harus kita lihat.
Tetapi sayangnya mempelai perempuan menunda-nunda untuk
membuka pintu, sehingga tidak dapat melihat keadaan Yesus dalam 2 hal,
kesimpulannya; binasa.
Inilah yang membuat jemaat di Laodikia jatuh dalam dosa =
mengalami kekalahan, sehingga pada ayat 21 ini, ada himbauan: barangsiapa
menang.
Dalam hal ini saya ulangi lagi, Tuhan ingin supaya saya
dan saudara menang dalam Tuhan, juga mau memberi suatu hadiah yang berharga
apabila anak Tuhan yang berkemenangan terhadap dosa.
Praktek untuk menang (sekaligus jalan keluar).
Kejadian 32: 24-28
(32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang diri.
Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
(32:25) Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia
memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok,
ketika ia bergulat dengan orang itu.
(32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah
menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi,
jika engkau tidak memberkati aku."
(32:27) Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?"
Sahutnya: "Yakub."
(32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub,
tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan
engkau menang."
Yakub bergumul semalam-malaman sampai fajar menyingsing,
melawan Allah dan manusia.
Bergumul melawan Allah dan manusia, itu à pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Bergumul = memikul salib Kristus à kasih Allah.
Ayo bergumul, walaupun seorang diri, tidak perlu meminta
bantuan advokat untuk membantu kita menghadapi pergumulan, tidak perlu meminta
jalan dari sana sini, hadapi saja pergumulan dengan seorang diri, Tuhan pembela
bagi kita.
1 Korintus 10: 9-13
(10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati
dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka
dibinasakan oleh malaikat maut.
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan
untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir
telah tiba.
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka,
bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
(10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.
Segala pencobaan yang kita alami terjadi atas seijin
Tuhan, dan pencobaan itu tidak melebihi kekuatan manusia. kemudian, Ia tidak
akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita masing-masing, sebab pada
waktu dicobai, Tuhan memberi jalan keluar.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menghadapi
pencobaan.
1.
Jangan mencobai Tuhan.
Alasannya: karena
Tuhan sendiri tidak pernah mencobai kita.
2.
Jangan bersungut-sungut.
Orang yang bersungut-sungut,
tanda bahwa ia dikuasai roh pendurhakaan = pemberontak.
3.
Jangan merasa diri kuat.
Ketika kita lemah,
kita kuat sebab didalam kelemahan, penderitaan, pergumulan kuasa Tuhan turun
menaungi.
Itulah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat bergulat
atau bergumul terhadap segala ujian dan cobaan.
Segala pencobaan yang kita alami itu adalah pencobaan
biasa, tidak melebihi kekuatan manusia.
Kemudian, jangan juga melebih-lebihkan, seolah-olah ada
sesuatu yang luar biasa yang kita alami.
Syarat ketika bergumul:
Kejadian 32:24
(32:24)
Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia
sampai fajar menyingsing.
Yakub bergulat / bergumul semalam-malaman sampai fajar
menyingsing, seorang diri.
Seorang diri artinya:
a.
Tidak mengandalkan orang lain/tidak berharap kepada manusia.
Orang yang
mengandalkan manusia = menduakan kasih Tuhan, karena ragu atas kasih-Nya.
b.
Berdiam diri.
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah
Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam
tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
- Dengan bertobat dan
tinggal diam akan diselamatkan.
- Dalam tinggal tenang dan
percaya, terletak kekuatan.
c.
Memisahkan diri dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik.
- Karena Yesus tahu, bahwa
mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia
raja, Ia menyingkir pula ke gunung,
seorang diri... (Yohanes 6:15) = bebas dari perkara-perkara lahiriah.
-
Tetapi
setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang,
mulai dari yang tertua. Akhirnya
tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.... (Yohanes 8:9) = mengasihi Tuhan dan sesama.
Dampak positif
bergumul seorang diri.
Kejadian 32:24, 28
(2:24). Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan
seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
(32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan
disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah
dan manusia, dan engkau menang."
Yakub seorang diri
bergulat dengan seorang laki-laki sampai fajar menyingsing, ia bergumul melawan
Allah dan manusia sampai ia menang = Yakub berkemenangan.
Roma 8:35-37
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau
kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai
domba-domba sembelihan."
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Pergumulan rasul
Paulus antara lain: Penindasan, kesesakan,
penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang = domba sembelihan.
Rasul Paulus lebih
dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Ibrani 5: 6-7
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam
untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan
permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Menurut peraturan Melkisidek, Yesus adalah imam, tetapi Dia
juga adalah Anak.
Sebagai Anak, Ia telah mempertaruhkan segala hidup-Nya di
atas kayu salib, Ia telah bergumul dengan segala pergumulan yang hebat. Ia
telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan akhirnya Ia
sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, tanda bahwa Ia hidup dalam kesalehan.
Kalau kita mampu menghadapi segala pergumulan, sekalipun
dengan segala pergumulan yang hebat, itu adalah tanda bahwa Ia adalah orang yang
saleh.
Orang saleh itu tidak suka bersungut-sungut, ia menerima
segala apa yang terjadi.
Ayub dikenal sebagai orang yang saleh, ia telah bergumul,
ia bergulat menghadapi Allah dan manusia, dan ia menang.
Pergumulan pertama: Ayub kehilangan harta kekayaan. Ia tidak
bersungut-sungut, tanda ia adalah orang saleh.
Pergumulan kedua: ia kehilangan semua anaknya. Ia juga tidak
bersungut-sungut, tanda ia adalah orang saleh.
Pergumulan ketiga: Ayub ditimpaholeh barah berbau busuk dari batu kepala
sampai ujung kaki, tetapi ia tidak bersungut-sungut, tanda bahwa ia adalah
orang saleh. Justru isterinya yang tidak mendukung, yang sering menguji segala
kesalehan Ayub. Seharusnya isteri-isteri menopang supaya mempertahankan kesalehan,
kesucian, kebenaran.
Ayub bergumul seorang diri, dia tidak meminta advice dari
isteri, tidak meminta advice dari sesamanya.
Ayub 1: 1
(1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan
jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Ayub adalah orang yang saleh dan jujur. Kemudian ia takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Jangan sampai terlihat seperti menjauhi kejahatan tetapi
hati dan pikirannya masih tetap terseret dengan segala kejahatan dan kenajisan.
Ayub ini betul-betul orang yang saleh dan jujur, ia takut
akan Allah dan membenci kejahatan.
Tadi, saya sudah sampaikan, bahwa Ayub juga bergulat,
bergumul menghadapi Allah dan manusia, dia tetap memikul salib.
Dari semua penderitaan, pergumulan yang ia hadapi, Ayub
tidak bersungut-sungut, tanda bahwa ia adalah orang yang saleh.
Respon Ayub terhadap pergumulan yang ia hadapi.
Ayub 1: 20-21
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur
kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
(1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,
dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN
yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Ayub tidak bersungut-sungut terhadap rencana Allah yang telah menimpa hidupnya, dimana ia kehilangan hartanya dan kematian anak-anaknya, Ayub justru berkata: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Ayub tetap memuji nama Tuhan sekalipun menghadapi
pergumulan yang pertama dan yang kedua.
Di tengah-tengah pergumulan, kita pasti menang,
pertahankan kesalehan. Jangan suka bersungut-sungut. Ayub adalah seorang yang
menyadari diri, itu terbukti dari perkataannya (ayat 21), dia menyadari diri bahwa
semuanya dari Tuhan.
Kalau hanya karena persoalan sedikit lalu mengomel,
bagaimana bisa berkata: terpujilah Tuhan.
Ayub 1: 22
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan
tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Ayub tidak berdosa karena ia tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Bagi dia, semua yang Tuhan lakukan adalah rencana yang
indah bagi Ayub.
Sekarang kita
lihat jawaban Ayub atas pergumulan yang ketiga.
Ayub 2: 7
(2:7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya
Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
Iblis menimpa Ayub dengan barah yang busuk dari telapak
kakinya sampai ke batu kepalanya.
Ayub 2: 8
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya,
sambil duduk di tengah-tengah abu.
Sikap Ayub:
-
Mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya.
Ayub tidak segera
mengobati dirinya dan pergi ke rumah sakit, ia hanya mengambil sekeping beling
sambil menggaruk-garuk badannya.
Sesungguhnya ayub
dapat melakukan lebih dari pada itu untuk menyembuhkan barah pada tubuhnya, itu
menunjukkan ayub adalah orang yang sederhana.
- Kemudian, ayub duduk di tengah-tengah abu; menyadari
bahwa manusia itu hina. Manusia itu berasal dari debu tanah.
Respon isteri Ayub terhadap pergumulan?
Ayub 2: 9
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau
dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Isteri Ayub berkata: “Masih
bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?”, menunjukkan bahwa isteri Ayub tidak
setuju atas apa yang sedang terjadi menimpa Ayub. Isteri Ayub menginginkan
supaya Ayub bertindak dua hal yaitu;
-
“Kutukilah Allahmu.”
Mengutuki adalah penyangkalan
yang ketiga / yang terakhir dari Simon Petrus terhadap salib Kristus, sampai
akhirnya dia berada di luar halaman bait
Allah = di luar Tuhan.
-
“Matilah!”
Ketika Ayub diberkati
dengan segala harta kekayaan yang begitu banyak, isteri Ayub tidak
bersungut-sungut, tidak ngomel dan tidak berkata “matilah” tetapi setelah Ayub
mengalami pergumulan yang hebat isterinya berkata “matilah”, ini menunjukkan
bahwa, isteri Ayub lebih mengutamakan yang lahiriah dari pada salib Kristus.
Yesus berkata kepada
duabelas murid: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh
dunia tetapi kehilangan nyawanya?”...Matius 16:26.
Tetapi apa jawab Ayub?
Ayub 2: 10
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti
perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya.
Kalau bersungut-sungut terhadap rencana Allah: sama seperti orang gila.
Mengapa ada orang gila? Karena tidak terima terhadap
pergumulan yang berat/tidak mau menerima kenyataan hidup yang pahit.
Seandainya seseorang senantiasa memandang salib Kristus, niscaya jiwanya disegarkan. Kalau dalam satu rumah ada orang yang bersungut-sungut,
jangan ditambah-tambahi, hentikan dia, biar isteri, biar suami, biar anak, biar
orangtua. Kalau saudara membiarkan keluarga bersungut-sungut, berarti saudara
menginginkan dia menjadi orang gila.
Kemudian, Ayub berkata: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk?”
Ayub mau menerima segala sesuatu yang terjadi, dalam
susah, dalam senang, Ayub tetap terima.
Dan dalam semuanya itu, Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya, karena Ayub tidak bersungut-sungut. Jadi, kesucian bibir akan terlihat apabila
tidak ada persungutan. Jadi, bibir ini harus dipertahankan suci adanya.
Jangan sedikit-sedikit mengomel dan bersungut-sungut.
Selain berkata kutukilah Allahmu, isteri Ayub berkata: Matilah, namun saat Ayub diberkati: hiduplah.
Isteri Ayub adalah isteri yang tidak mendukung. Isteri
harus bisa mendukung suami. Itulah pergumulan Ayub namun ia tetap dalam kesalehannya.
Kalau pun harus bergumul karena ekonomi, darah daging pikul saja, supaya kita menang, oleh Dia yang mengasihi kita.
Tuhan menginginkan supaya kita menang, sebab Tuhan ingin
memberikan sesuatu yang berharga.
Barangsiapa menang mengandung makna ganda:
1. Tuhan mengharapkan kita menang.
2. Tuhan ingin memberikan sesuatu yang berharga.
Hadapi kenyataan, jangan lari dari kenyataan, jangan cari
jalan keluar namun tidak berasal dari salib, jangan pintar-pintar, hadapi saja.
selain saleh, Ayub sendiri adalah orang yang jujur.
Di minggu yang akan datang kita akan lanjutkan: apa yang
ingin Tuhan berikan?
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment