IBADAH RAYA MINGGU, 19
OKTOBER 2015
Tema : Jemaat di Laodikia
(SERI 21)
(SERI 21)
Sutema
: DUDUK
MAKAN SEHIDANGAN DENGAN ALLAH
Shalom...!
Dengan
kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita boleh melangsungkan Ibadah
Raya Minggu.
Kita
segera melihat firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 3:14-22.
Wahyu
3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri
di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan
membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Kita
awali dulu dengan kata “LIHAT”, berarti
memandang, memperhatikan dengan seksama, supaya kita dapat bertindak dan
berbuat sesuatu yang baik dihadapan Tuhan.
Pertanyaannya:
Apa yang harus dilihat?
Yang
harus dilihat adalah pernyataan dari Tuhan yaitu: “Aku berdiri di muka pintu dan mengetok” à
karya Allah, karya yang terbesar yaitu pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu
salib.
Kalau kita perhatikan Kidung Agung 5:2-6, di sini kita dapat melihat karya Allah:
Pertama: Rambut /
kepala berteteskan embun malam, artinya; Yesus harus menanggung kehinaan di
atas kayu salib.
Kedua: Pada pegangan
kancing pintu berteteskan cairan mur à darah Yesus
yang menetes dari luka-luka-Nya.
Selanjutnya berbicara mur juga berbicara tentang
minyak urapan = Kristus yang diurapi, Dialah Raja yang diurapi, sehingga
kedatangan Yesus yang kedua Ia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga,
ini yang harus kita lihat, jangan lihat yang lain.
Saya kira kalau kita beribadah dengan segala
kerelaan, kita pasti meliat Dia, tidak melihat perasaan, tidak melihat betapa
koreksi-koreksi yang telah mengoreksi kita selama ini.
Ini bagian Tuhan yang Ia kerjakan di atas kayu
salib.
Bagian kita: “Mendengar suara Tuhan dan membukakan
pintu.”
Diawali dengan “mendengar suara Tuhan.”
1 Samuel 3:4-9
(3:4) Lalu TUHAN
memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia
kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?"
Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu
pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta
berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata:
"Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum
mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi
mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
(3:9) Sebab itu berkatalah
Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau,
katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka
pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali, lalu Samuel
menjawab: “Ya Bapa” =
dengar-dengaran.
Ya bapa pertama = dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
Ya bapa kedua = dengar-dengaran kepada bapa rohani / gembala sidang.
Ya bapa ketiga = dengar-dengaran kepada bapa di sorga.
Pendeknya, kalau seseorang dengar-dengaran yang
keluar dari mulut hanya ada kata; YA, tidak ada trik dan intrik, tidak menjawab
kemudian mengajari kembali.
Kalau kita memperhatikan firman, tidak ada yang
salah, khotbah tidak salah, Tuhan tidak salah, kita yang masih kurang benar
dihadapan Tuhan. Kalau kita benar tidak ada koreksi-koreksi dan kalau kita
dikoreksi justru bersyukur, supaya keadaan kita menjadi lebih baik. Sebab itu
jangan dengar suara setan, dengar suara Tuhan saja. Siapa yang berani berkata;
saya sudah sempurna? Atau, siapa yang sanggup melakukan satu dari sepuluh hukum?
2 Korintus 1: 17-18
(1:17)
Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah
aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak
terdapat "ya" dan "tidak"?
(1:18) Demi Allah yang
setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan
"tidak".
Rasul Paulus tidak bertindak serampangan dalam
merencanakan pelayanannya kepada Tuhan= tidak serentak "YA" dan
"TIDAK"?
2 Korintus 1:19
(1:19)
Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah
kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
Kristus yang diberitakan rasul Paulus kepada
jemaat di Korintus tidak serentak YA dan TIDAK, sebaliknya di dalam Kristus hanya
ada YA saja.
1 Korintus 1:20
(1:20)
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
“Kristus
adalah "ya" bagi semua janji Allah.” Sebab itu, sekali lagi saya tandaskan pada
kesempatan ini, jadilah pribadi yang dengar-dengaran, dengar suara Tuhan saja, hati
dan pikiran jangan mau diracuni suara setan, kita yang kurang, Yesus yang
benar. Kalau mendengar suara setan kita yang dibuatnya benar, Tuhan yang salah,
yang lain salah, pengkhotbah salah, firman Tuhan salah.Jangan sekali-sekali mengancam
Tuhan, kita sudah dibela oleh Tuhan, nikah dibela Tuhan. Ingat masa lalu
sebelum dipanggil Tuhan, begitu jahat dan najis, mata hati manusia tidak
melihat tetapi Tuhan melihat.
Kalau tidak mau dengar suara bapa jasmani,
meningkat lagi, tidak mau mendengar suara gembala, meningkat lagi, tidak mau
dengar suara bapa di sorga, yang salah firman, yang salah pengkhotbah, lalu
kapan kita dengar-dengaran, kapan tergenapi firman Allah di dalam diri kita
masing-masing?
Saya tahu, banyak diantara kita yang mudah goyah,
bukan satu dua orang saja, hari ini menangis besok berulah lagi, tetapi saya
sebagai gembala harus terus dengan sabar, memberitakan Kristus yang disalibkan
itu, karena di dalam Dia hanya ada YA.
Kalau saja di dalam Kristus bukan YA, maka sayapun
melayani Tuhan pasti dengan serampangan, tidak konsekuen dengan perkataan saya.
Saya bisa bicara tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi saya jalan sana-sini
mencari uang, apalagi saat ini saya butuh uang untuk membeli satu unit mobil,
tetapi saya tetap konsekuen dengan perkataan saya. Saya tidak mau persalahkan Tuhan, apabila
jemaat seperti ini dan itu, karena hati dan pikiran saya tidak mau diracuni,
walau banyak perkara. Masakan kita inginkan Tuhan mendengar kita tetapi kita
tidak mau mendengar Tuhan?
Saya adalah hamba Tuhan yang kecil dan hina,
tetapi banyak hal Tuhan beritahukan kepada saya, teramat lebih kondisi rohani
dari seluruh sidang jemaat.
Baru-baru ini saya bermimpi, ada seorang jemaat
memakai sendal hitam hanya sebelah kiri, sebelah kanan dia pegang sambil
berjalan, ini adalah pendirian yang gelap. Kalau saudara tahu apa yang saya
maksud, jangan teruskan itu, karena sendalmu itu hitam, siapapun itu, kalau
saudara merasa, kembali kepada Tuhan.
Seorang nabi yang bermimpi harus menceritakan
mimpinya, seorang nabi yang memperoleh firman harus menyampaikan firman itu
dengan benar, tidak boleh ada yang ditutup-tutupi... Yeremia 23:28.
Jangankan sidang jemaat, orang lain mau mati saja
langsung Tuhan bicara dengan saya. Saya pikir itu suara setan, saya takut
sekali, karena saya dibawa dalam suasana kegelapan. Ternyata kegelapan itu
menunjuk kepada keadaan orang yang mati itu. Lalu Tuhan berkata; “Saya akan
bunuh dia si Poltak”, setelah Tuhan selesai bicara, saya terbangun. Saya dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh rasul Yohanes di pulau Patmos, seperti mau mati
rasanya.
Bukti
bahwa Kristus adalah YA bagi semua janji Allah.
Matius 26:39-44
(26:39) Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:40) Setelah itu Ia
kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan
Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(26:43) Dan ketika Ia
kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
(26:44) Ia membiarkan
mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga
kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
Sebagai Anak, Yesus dengar-dengaran kepada Bapa di
sorga, dalam doa-Nya tiga kali Ia berkata: “Ya
Bapa” Ia diutus untuk meminum cawan Allah artinya, Yesus harus menanggung
penderitaan di atas kayu salib.
Memang berat sekali, untuk menjadi orang yang dengar-dengaran/mendengar suara Tuhan. Itu beratnya minta ampun sesuai dengan pernyataan-Nya “biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” tetapi
dilanjutkan lagi dengan “tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” = dengar-dengaran.
Dia harus meminum cawan Allah, menanggung
penderitaan di atas kayu salib supaya seluruh kehendak Allah tergenapi sebab
Kristus adalah Ya atas seluruh janji Allah. Mau pilih mana? Dengar suara Tuhan
atau dengar suara hati dan dengar suara Setan?
Ciri – ciri mendengar suara Tuhan; mau menanggung
penderitaan walaupun berat = minum cawan Allah. Sedangkan ciri –ciri dengar suara Setan: saudara yang benar, Tuhan yang salah , si pengkhotbah yang salah, orang
lain yang salah.
Kolose 1:19
(1:19)
Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam
Dia, karena sebagai Anak Dia telah mendengarkan suara Bapa di sorga (minum
cawan Allah). Tiga kali Ia berkata; YA BAPA, sedikitpun Ia tidak menolak, Dia
tetap meminum cawan Allah.
Kolose 1:20
(1:20)
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada
di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah
salib Kristus.
Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,
baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, lewat darah salib Kristus.
Dengar-dengaran saja, kalau kita dengar-dengaran
menjadi korban pendamaian. Setiap kali seseorang menjadi pendamaian, dia harus
menjadi korban dan korban.
2 Korintus 1:20
(1:20)
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
“Karena
Kristus adalah "YA" bagi semua janji Allah, maka oleh Dia kita
mengatakan "Amin." Tujuannya:
untuk memuliakan Allah.
Amin adalah bahasa Ibrani artinya; benar,
sungguh, pasti = firman diurapi.
Kalau firman Allah tergenapi dalam kehidupan kita,
maka kita dimampukan untuk memuliakan Tuhan, sebaliknya kalau firman belum
digenapi, sampai kapanpun tidak akan pernah mampu memuliakan Tuhan, seseorang
hanya pura-pura datang ke gereja, mohon maaf jangan tersinggung, itu fakta, saya
tidak dusta mengatakan itu.
Saya berkali-kali mengingatkan sidang jemaat; pada
saat dengar firman / sesuatu yang penting kalau memang kita harus mengatakan
AMIN, katakan saja AMIN, terlebih pada saat perjamuan suci. Apa beratnya untuk
mengatakan AMIN? Kalau susah mengatakan amin, tanda bahwa ia belum memuliakan
Tuhan, firman Tuhan belum tergenapi dalam hidupnya, masih menolak cawan Allah, karena
lawan kata YA adalah TIDAK. Kalau YA kepada suara Tuhan pasti TIDAK kepada hal
yang tidak suci, tidak kepada pengaruh-pengaruh yang tidak baik, tidak kepada
yang najis.
1 Korintus 14:15-16
(14:15). Jadi, apakah yang
harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan
akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan
menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
(14:16) Sebab, jika engkau
mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai
pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah
ia tidak tahu apa yang engkau katakan?
Jangan beri diri dikuasai oleh roh Amalek, jangan
ada seorangpun menghalangi jalan salib, supaya terwujud bahasa lidah. Ketika berdoa,
kita berdoa dengan roh dan akal budi kita.
-
Kalau berdoa
biarlah roh kita berdoa kepada Tuhan serta akal budi kita. Kalau roh kita yang
berdoa, tetapi akal budi tidak turut berdoa, maka orang lain tidak mengerti.
Tetapi kalau akal budi juga turut berdoa, orang lain mengerti dan paham.
-
Saat menyanyi
dan memuji, juga dengan roh kepada Tuhan, tetapi juga menyanyi dan memuji
dengan akal budi sehingga orang lain yang mendengar akan mengatakan AMIN
artinya; orang lain turut memuliakan Allah.
Pendeknya; mengucap syukur dengan roh dan akal
budi kita, maka orang lain turut berkata amin = turut memuliakan Allah.
Ada tiga kesempatan pengucapan amin di dalam
kitab Wahyu.
Yang pertama
Wahyu 7:11-12
(7:11) Dan semua malaikat
berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka
tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
(7:12)
sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur,
dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin!"
Segala makhluk di sorga memuliakan Allah, antara
lain: para Malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk, menyembah Allah serta berkata
AMIN. Itu disaksikan oleh bayangan dari 144000 orang yang berdiri dihadapan
takhta Anak Domba.
Jadi 144000 dari 12 suku Israel itu memang ada
secara lahiriah, secara jasmani tetapi secara rohani atau bayangan dari 144000
ini juga ada; berdiri di atas takhta Allah dan mereka menyaksikan penghuni
sorga memuliakan Tuhan.
Biarlah kita juga turut menjadi saksi bahwa penghuni
sorga turut memuliakan Allah.
Mereka memakai jubah putih = lenan halus, itu
perbuatan benar dari orang-orang kudus. Juga lenan halus adalah pakaian dari
seorang imam, buktinya; mereka memegang daun palem, mereka merayakan hari raya pondok
Daun / perhentian kekal / Tabernakel.
Kalau kita telah digembalakan firman pengajaran mempelai
dalam terangnya Tabernakel, jadilah saksi atas penghuni sorga ketika mereka
memuliakan Tuhan
Yang kedua
Wahyu 19:4
(19:4)
Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah
Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin,
Haleluya."
Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu
tersungkur dan menyembah Allah duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata:
"Amin” lalu diikuti dengan berkata: “Haleluya." Berarti memuliakan
Tuhan.
Mereka memuliakan Tuhan karena kota besar, babel,
perempuan kekejian telah dirubuhkan.
Kalau roh jahat dan roh najis sudah lepas (tidak
lagi dikuasai roh jahat dan roh najis), maka orang seperti ini mampu memuliakan
Tuhan. Sebaliknya, sebelum roh jahat dan roh najis belum dirubuhkan, orang
seperti ini menjadi batu sandungan, tidak akan pernah memuliakan Tuhan, bahkan
suka menyalahkan hamba Tuhan/pemberita firman Tuhan, dan merasa diri selalu yang
benar. Pendeknya, ketika roh jahat dan roh najis dikalahkan, mereka tersungkur
dibawah kaki Tuhan, bukan bermegah, bukan merasa hebat, bukan angkat dada.
Yang ketiga
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi
kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini:
"Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Mengurangkan
artinya pemberitaan firman tentang salib diganti
dengan dua hal;
-
Teori
kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Sebab itu
kesempatan itu ia gunakan dengan pemberitaan firman yang sifatnya meninabobokan
sidang jemaat. Seperti yang pernah saya sampaikan, baru-baru ini ada hamba Tuhan di tengah-tengah khotbah mengatakan; mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, jiwa akal budi dan kekuatan itu salah, itu khotbah padang gurun. Alasannya
adalah bahwa kita hidup di dalam kasih karunia, itu siasat Setan, begitu
hebatnya Setan, sebab itu hati-hati. Saya dan isteri pernah melihat
seorang hamba Tuhan . Mukanya tidak ada
kemuliaan, rambutnya dinaikin. Awalnya dia berwibawa setiap kali mengatakan
HALELUYA dan di wajahnya ada kemuliaan.
-
Tanda-tanda
heran / mujizat-mujizat, artinya pelayanan itu hanya berorientasi kepada
mujizat, tetapi tidak memberitakan firman tentang salib yang sifatnya
mengoreksi, menyelidiki, menyucikan dosa, hati – hati dengan firman yang
ditambahkan dan dikurangkan.
Menambahkan artinya; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan
diganti dengan dongeng nenek-nenek tua,takhayul-takhayul, cerita-cerita isapan
jempol, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya.
Wahyu 22:20
(22:20). Ia yang memberi
kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!"
Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Yesus saja berkata AMIN untuk memuliakan Bapa di
sorga. Dia yang telah memberi kesaksian, memperlihatkan kepada Yohanes tentang
apa yang akan terjadi, tetapi dalam kesempatan
itu Ia berkata AMIN, tentang kedatangan-Nya kembali.
Ini bukti bahwa Dia sebagai Anak dengar-dengaran
kepada Bapa di sorga selanjutnya memuliakan Bapa di sorga. Biarlah kita juga
memuliakan Bapa di sorga sampai Ia datang sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Jadi jangan senang dengan pemberitaan firman, yang
sifatnya tidak mengoreksi, kemudian diberi jabatan tinggi, jadi ini, itu dan
merasa berkuasa di gereja, sesungguhnya ia sedang diperalat oleh Setan,
sehingga jauh dari amin, jauh
dari Ya, jauh dari dengar-dengaran.
Dalam ibadah Pendalaman Alkitab saya mendengar
doa dari seorang anak Tuhan (salah seorang sidang jemaat), dalam doanya ia
berterimakasih dan bersyukur karena digembalakan oleh Firman Pengajaran
Mempelai, dan dilanjutkan dengan pengakuannya yaitu; “Entah apa jadinya bila saya tidak digembalakan oleh Firman Pengajaran
Mempelai.”
Selanjutnya, setelah mendengar suara Tuhan; MEMBUKA PINTU BAGI DIA, sekaligus jalan
keluar bagi kita.
1 Samuel
3:1
(3:1).
Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa
itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Samuel melayani di bawah pengawasan imam Eli =
menyerah kepada Tuhan secara total = angkat tangan = membuka pintu bagi Tuhan. sebaliknya,
kalau keras hati = menutup pintu bagi Tuhan, tetapi kalau kita menyerah, bagaikan
mengangkat kedua tangan supaya Tuhan turun tangan berarti membuka pintu bagi
Tuhan.
Lihat, Samuel ini setelah lepas sapih, ia diserahkan
oleh Hana, ibunya kepada imam Eli, katakan umur 2 atau 3 tahun ia sudah
diserahkan kepada imam Eli menunjukkan penyerahan secara total bagai mengangkat
dua tangan = membuka pintu bagi Dia.
Kita
kaitkan dengan pokok anggur.
Yohanes 15:1-4
(15:1). "Akulah pokok
anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap ranting
pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah
bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu =
membuka pintu dan Tuhan sudah masuk.
Prosesnya; seperti ranting melekat pada pokok
anggur artinya; ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala dan juga
ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan tubuh / ranting dengan ranting.
Yesus adalah pokok anggur, kita adalah
ranting-ranting-Nya/tubuh-Nya.
Kegiatan
pada saat tinggal di dalam Dia.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri
di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan
membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Duduk makan bersama-sama dengan Dia/sehidangan
dengan Allah.
Saudaraku, kesempatan ibadah malam ini, kita
boleh duduk makan sehidangan dengan Allah dan dengan saudara-saudara seiman,
itu semua karena kemurahan hati Tuhan.
Ada
tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang pertama.
1 Samuel 16:1
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita
karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung
tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang
Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja
bagi-Ku."
Saudaraku, di sini persiapan dari pada Samuel
untuk mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Memang Samuel sedikit berduka
karena saul tidak mendengarkan suara Tuhan, sebab ia tidak menumpas/membinasakan
Agag, raja Amalek, berarti ditengah ibadah dan pelayanannya masih ada kompromi dengan
roh jahat dan roh najis dihadapan Tuhan, sementara dalam 2
Korintus 6:13-16 merupakan pasangan tidak seimbang, tidak mungkin bisa
bersatu, antara lain; terang dan gelap, Kristus dan Belial adalah pasangan tidak
seimbang. Sebab itu tidak boleh kompromi di tengah – tengah ibadah pelayanan
kepada Tuhan.
Kemudian ia membiarkan rakyat itu mengambil
jarahan, antara lain; kambing domba yang tambun à daging dengan
segala keinginannya = masih kompromi dengan hawa nafsu daging ditengah-tengah
ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Sebagai seorang gembala sebetulnya saya sedih,
kalau sidang jemaat masih berkompromi dengan roh jahat dan roh najis, serta
kompromi terhadap hawa nafsu daging di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Koreksi terhadap dosa itu penghiburan, nasihat
firman itu untuk membangun kita semua, Tuhan tidak pernah menjerumuskan kita
semua. Percayalah, saya tidak perlu meyakinkan saudara, seharusnya saudara
sudah tahu itu. Tanpa kesucian tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah,
kalau menolak koreksi firman, bagaimana jadinya? Sebab yang benar saja hampir-hampir
tidak selamat (kitab suratan Petrus) apalagi yang menolak koreksi firman,
karena masih kompromi dengan roh jahat dan roh najis, kompromi dengan hawa
nafsu daging? Itu hal yang tidak mungkin.
Anjing, tukang sihir, pemburit , pezinah, pendusta,
tidak masuk dalam kerajaan sorga. Tetapi Tuhan memberi semangat baru kepada kita
bagaikan menyemangati Samuel supaya ia tidak larut-larut dalam duka, buktinya;
Tuhan membukakan rahasia firman = membuka gulungan kitab dan ketujuh
materainya, Tuhan menjadikan segala sesuatu baru dan menghapuskan air mata dan
melenyapkan dukacita.
1 Samuel 16:3-4
(16:3)
Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan
memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang
akan Kusebut kepadamu."
(16:4)
Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem.
Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata:
"Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
Ketika Samuel datang ke Betlehem, tua-tua sidang
/ imam-imam yang melayani Tuhan, gemetar melihat keberadaan samuel. Sebaiknya
kita yang melayani Tuhan gemetar dan takut terhadap koreksi, terhadap firman
para nabi, bukan bersungut-sungut, supaya kita jangan kompromi dengan daging.
Kalau kita dikoreksi katakan saja; “ya Tuhan saya masih kurang-kurang =
menyadari diri sebagai orang berdosa.
1 Samuel 16:5
(16:5) Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang
untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah
dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan
anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Selanjutnya, mari kita menguduskan diri
masing-masing dihadapan Tuhan, itu tanda kita takut dan gentar terhadap firman
para nabi, bukan malah ngomel dan bersungut-sungut, seharusnya semakin
menguduskan diri.
1 Samuel 16:6
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel
melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri
yang diurapi-Nya."
Pertama-tama Samuel melihat Eliab dan berkata; "Sungguh,
di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
1 Samuel 16:7
(16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah
menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa
yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Kalau menjalankan ibadah secara lahiriah terlihat
hebat, bagus, cakap, tetapi Tuhan melihat lebih dari apa yang dilihat oleh mata
manusia, yaitu: manusia batiniah yang senantiasa dibaharui dari sehari ke
sehari = siap dikoreksi.
1 Samuel 16:8-9
(16:8)
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi
Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN."
(16:9)
Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun
tidak dipilih TUHAN."
Yang pertama-tama dipanggil adalah Eliab, lalu
Abinadab dan Syama, sebetulnya ketiga anak Isai ini adalah orang-orang yang
gagah perkasa, kepercayaan dari Saul, tetapi sekalipun demikian Tuhan tidak
memilih mereka. Mari kita menjalankan ibadah bukan ibadah secara lahiriah,
karena Tuhan melihat manusia batinah.
1 Samuel 16:10-12
(16:10) Demikianlah Isai
menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada
Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
(16:11) Lalu Samuel
berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih
tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata
Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk
makan, sebelum ia datang ke mari."
(16:12) Kemudian
disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya
elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah
dia."
Pada saat mereka duduk makan sehidangan, barulah terwujud persekutuan.
Sebab itu Samuel dengan tegas berkata: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari."
Jadi lewat duduk makan sehidangan dengan Allah
disitulah tercipta persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala, antara
anggota tubuh yang satu dengan yang lain, sebab itu saya selalu menyampaikan,
ibadah yang kita jalankan ini bukan saja ibadah yang lahiriah, tetapi saya
selalu menekankan supaya kita semua menjadi anggota tubuh, yang satu dengan
yang lain harus saling memperhatikan, tidak luput dari pandangan.
Persekutuan yang indah itu tidak luput dari mata
Tuhan atau tidak luput dari penglihatan Tuhan, sekalipun Daud lebih kecil dari
pada tiga abang-abangnya.
Persekutuan itu memperhatikan yang terkecil
sekalipun = tidak luput dari sorot mata Tuhan.
Sampai hari ini Tuhan perhatikan kehidupan kita
yang hina, sorot mata-Nya begitu tajam memperhatikan, malam ini kita
sekaliannya menjadi sasaran hadirat Tuhan.
Betapa banyaknya kejahatan yang kita perbuat,
tidak bisa dihitung dari hari ke sehari sampai semuanya itu tertulis di dalam
kitab-kitab, tetapi Tuhan tetap memperhatikan kita, bahkan kita tidak akan
duduk makan kalau Dia tidak ada di sini.
1 Korintus 12:14-24
(12:14)
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:21) Jadi mata tidak
dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan
kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan
engkau."
(12:22) Malahan justru
anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
(12:23) Dan kepada
anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita
berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok,
kita berikan perhatian khusus.
(12:24) Hal itu tidak
dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita
begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan
penghormatan khusus,
Terhadap anggota tubuh yang kecil dan hina,
yaitu; anggota tubuh yang tidak elok, yang kurang terhormat diperhatikan oleh
Tuhan. Kalau Tuhan memperhatikan kehidupan yang kecil dan hina dan memberi
penghormatan khusus kepada yang kurang terhormat, maka kitapun wajib mengikuti teladan-Nya,
memperhatikan, memberi penghormatan khusus = duduk makan sehidangan dengan
Allah.
Syarat
duduk makan yang pertama.
1 Samuel 16:11
(16:11)
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya:
"Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari."
Daud anak yang bungsu sedang menggembalakan
kambing domba ayahnya = tergembala dengan baik, berarti tidak liar.
Kalau domba-domba tergembala dengan baik sesuai
dengan Injil Yohanes 10-:2-4 maka
terlihat dengan jelas dua hal;
-
Mendengar suara gembala = dengar-dengaran terhadap Firman Pengajaran
Mempelai.
Sejauh ini kita telah digembalakan
oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
-
Mengikuti gembala, ikuti saja suara firman penggembalaan kemana
saja kita di bawa, yang pasti firman pengajaran mempelai, geraknya itu membawa
kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, seperti apapun kita dituntunnya ikuti
saja.
Ada
tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang kedua.
Lukas 22:28-30
(22:28) Kamulah yang tetap
tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan
hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30)
bahwa kamu akan makan dan minum
semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel.
Dua
belas murid duduk makan sehidangan/semeja dengan Allah, seperti malam ini kita duduk makan sehidangan
dengan Dia. Selanjutnya Tuhan menentukan hak-hak kerajaan sorga bagi duabelas
murid yaitu; duduk di atas takhta untuk
menghakimi keduabelas suku Israel. Dalam hal ini, oleh karena kuasa Allah,
kita menjadi hakim terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala nafsunya, roh
jahat dan roh najis, dunia dan
segala arusnya. Kita harus mampu menjadi hakim atas dosa. Sebab itu saya sudah
berkali-kali mengatakan; hati-hati jangan teruskan niat yang tidak baik.
Syaratnya.
-
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang
duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada
di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Mau menjadi kecil di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan, sebab Yesus ada di antara murid sebagai pelayan / memberi makan = mau
menjadi kecil = merendahkan diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Perlu untuk diketahui: kalau merendahkan diri di
tengah-tengah pelayanan:
-
Yang terbesar
hendaklah menjadi yang paling muda.
-
Pemimpin
sebagai pelayan.
Sebaliknya, pemimpin di
dunia, berlomba-lomba saling membesarkan dirinya, mulai dari perkataan yang
fasih, gerak-geriknya = bermegah atas diri sendiri.
-
Lukas 22:28-29
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama
dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi
kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
Tetap tinggal
di dalam Dia, seperti 12 murid Yesus tetap tinggal bersama dengan Dia dalam
segala pencobaan. Beda dengan 70 murid dan murid-murid yang lain, pada saat mendengar
firman yang keras, mereka mengundurkan diri, lalu Yesus bertanya kepada Simon
Petrus pada saat orang lain mengundurkan diri; “engkau juga tidak pergi?” lalu Simon Petrus menjawab; “Kepada siapakah kami akan pergi?” artinya;
Simon Petrus menggaransikan hidupnya kepada Firman Pengajaran Mempelai, firman
yang keras, yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki dosa. Tetap tinggal dalam
segala pencobaan, susah senang kita tanggung bersama-sama dalam kandang
penggembalaan ini, jangan menyerah, jangan mudah putus asa, jangan mudah kecewa
dan sakit hati.
Sampai pada akhirnya Tuhan menentukan hak-hak kerajaan.
Ada
tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang
ketiga.
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.)
(19:9) Lalu ia berkata
kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Duduk makan sehidangan dengan Dia dalam pesta
nikah Anak Domba, sebab itu dari sejak sekarang kita harus belajar duduk
makan sehidangan dengan Allah lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, tidak bisa
ditawar-tawar.
Saudaraku, selanjutnya di sini dikatakan: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi betul-betul nanti ada perjamuan kawin Anak
Domba, duduk makan sehidangan dengan Allah, masuk dalam pesta kawin Anak Domba.
Siapa mereka itu? itulah pengantin perempuan yang mengenakan lenan halus.
Jadi kita harus menerima Firman Pengajaran
Mempelai, tidak bisa tidak, mulai dari sejak saat ini, biasakan duduk makan
apapun alasannya, tidak boleh berdiri, tidak boleh liar, tidak boleh jalan sana
dan sini, supaya saya dan saudara layak duduk makan dalam perjamuan kawin Anak
Domba.
Jangan coba-coba, ibadah ke sana kesini, harus
duduk makan, tidak boleh ada siasat lain, duduk saja seperti Maria, sampai
akhirnya kita berada dalam perjamuan yang besar / pesta nikah Anak Domba, inilah
yang kita rindukan, sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas
muka bumi ini, tidak ada yang lain, supaya kita boleh mengalami kebahagiaan
yang kekal. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA
SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment