KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 22, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 19 OKTOBER 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 19 OKTOBER 2015

Tema :  Jemaat di Laodikia
             (SERI 21)

Sutema : DUDUK MAKAN SEHIDANGAN DENGAN ALLAH

Shalom...!
Dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita boleh melangsungkan Ibadah Raya Minggu.

Kita segera melihat firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 3:14-22.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Kita awali dulu dengan kata “LIHAT”, berarti memandang, memperhatikan dengan seksama, supaya kita dapat bertindak dan berbuat sesuatu yang baik dihadapan Tuhan.

Pertanyaannya: Apa yang harus dilihat?
Yang harus dilihat adalah pernyataan dari Tuhan yaitu: Aku berdiri di muka pintu dan mengetok” à karya Allah, karya yang terbesar yaitu pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Kalau kita perhatikan Kidung Agung 5:2-6, di sini kita dapat melihat karya Allah:
Pertama: Rambut / kepala berteteskan embun malam, artinya; Yesus harus menanggung kehinaan di atas kayu salib.
Kedua: Pada pegangan kancing pintu berteteskan cairan mur à darah Yesus yang menetes dari luka-luka-Nya.
Selanjutnya berbicara mur juga berbicara tentang minyak urapan = Kristus yang diurapi, Dialah Raja yang diurapi, sehingga kedatangan Yesus yang kedua Ia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, ini yang harus kita lihat, jangan lihat yang lain.
Saya kira kalau kita beribadah dengan segala kerelaan, kita pasti meliat Dia, tidak melihat perasaan, tidak melihat betapa koreksi-koreksi yang telah mengoreksi kita selama ini.
Ini bagian Tuhan yang Ia kerjakan di atas kayu salib.

Bagian kita: “Mendengar suara Tuhan dan membukakan pintu.”
Diawali dengan “mendengar suara Tuhan.”
1 Samuel 3:4-9
(3:4) Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
(3:9) Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.

Tuhan memanggil Samuel sebanyak tiga kali, lalu Samuel menjawab: “Ya Bapa” = dengar-dengaran.
Ya bapa pertama = dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
Ya bapa kedua = dengar-dengaran kepada bapa rohani / gembala sidang.
Ya bapa ketiga = dengar-dengaran kepada bapa di sorga.
Pendeknya, kalau seseorang dengar-dengaran yang keluar dari mulut hanya ada kata; YA, tidak ada trik dan intrik, tidak menjawab kemudian mengajari kembali.

Kalau kita memperhatikan firman, tidak ada yang salah, khotbah tidak salah, Tuhan tidak salah, kita yang masih kurang benar dihadapan Tuhan. Kalau kita benar tidak ada koreksi-koreksi dan kalau kita dikoreksi justru bersyukur, supaya keadaan kita menjadi lebih baik. Sebab itu jangan dengar suara setan, dengar suara Tuhan saja. Siapa yang berani berkata; saya sudah sempurna? Atau, siapa yang sanggup melakukan satu dari sepuluh hukum?

2 Korintus 1: 17-18
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?
(1:18) Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".


Rasul Paulus tidak bertindak serampangan dalam merencanakan pelayanannya kepada Tuhan= tidak serentak "YA" dan "TIDAK"?

2 Korintus 1:19
(1:19) Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".

Kristus yang diberitakan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus tidak serentak YA dan TIDAK, sebaliknya di dalam Kristus hanya ada YA saja.

1 Korintus 1:20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

“Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah.” Sebab itu, sekali lagi saya tandaskan pada kesempatan ini, jadilah pribadi yang dengar-dengaran, dengar suara Tuhan saja, hati dan pikiran jangan mau diracuni suara setan, kita yang kurang, Yesus yang benar. Kalau mendengar suara setan kita yang dibuatnya benar, Tuhan yang salah, yang lain salah, pengkhotbah salah, firman Tuhan salah.Jangan sekali-sekali mengancam Tuhan, kita sudah dibela oleh Tuhan, nikah dibela Tuhan. Ingat masa lalu sebelum dipanggil Tuhan, begitu jahat dan najis, mata hati manusia tidak melihat tetapi Tuhan melihat.
Kalau tidak mau dengar suara bapa jasmani, meningkat lagi, tidak mau mendengar suara gembala, meningkat lagi, tidak mau dengar suara bapa di sorga, yang salah firman, yang salah pengkhotbah, lalu kapan kita dengar-dengaran, kapan tergenapi firman Allah di dalam diri kita masing-masing?

Saya tahu, banyak diantara kita yang mudah goyah, bukan satu dua orang saja, hari ini menangis besok berulah lagi, tetapi saya sebagai gembala harus terus dengan sabar, memberitakan Kristus yang disalibkan itu, karena di dalam Dia hanya ada YA.
Kalau saja di dalam Kristus bukan YA, maka sayapun melayani Tuhan pasti dengan serampangan, tidak konsekuen dengan perkataan saya. Saya bisa bicara tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi saya jalan sana-sini mencari uang, apalagi saat ini saya butuh uang untuk membeli satu unit mobil, tetapi saya tetap konsekuen dengan perkataan saya.  Saya tidak mau persalahkan Tuhan, apabila jemaat seperti ini dan itu, karena hati dan pikiran saya tidak mau diracuni, walau banyak perkara. Masakan kita inginkan Tuhan mendengar kita tetapi kita tidak mau mendengar Tuhan?

Saya adalah hamba Tuhan yang kecil dan hina, tetapi banyak hal Tuhan beritahukan kepada saya, teramat lebih kondisi rohani dari seluruh sidang jemaat.
Baru-baru ini saya bermimpi, ada seorang jemaat memakai sendal hitam hanya sebelah kiri, sebelah kanan dia pegang sambil berjalan, ini adalah pendirian yang gelap. Kalau saudara tahu apa yang saya maksud, jangan teruskan itu, karena sendalmu itu hitam, siapapun itu, kalau saudara merasa, kembali kepada Tuhan.
Seorang nabi yang bermimpi harus menceritakan mimpinya, seorang nabi yang memperoleh firman harus menyampaikan firman itu dengan benar, tidak boleh ada yang ditutup-tutupi... Yeremia  23:28.
Jangankan sidang jemaat, orang lain mau mati saja langsung Tuhan bicara dengan saya. Saya pikir itu suara setan, saya takut sekali, karena saya dibawa dalam suasana kegelapan. Ternyata kegelapan itu menunjuk kepada keadaan orang yang mati itu. Lalu Tuhan berkata; “Saya akan bunuh dia si Poltak”, setelah Tuhan selesai bicara, saya terbangun. Saya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh rasul Yohanes di pulau Patmos, seperti mau mati rasanya.

Bukti bahwa Kristus adalah YA bagi semua janji Allah.
Matius 26:39-44
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(26:43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
(26:44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.

Sebagai Anak, Yesus dengar-dengaran kepada Bapa di sorga, dalam doa-Nya tiga kali Ia berkata: “Ya Bapa” Ia diutus untuk meminum cawan Allah artinya, Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Memang berat sekali, untuk menjadi orang yang dengar-dengaran/mendengar suara Tuhan. Itu beratnya minta ampun sesuai dengan pernyataan-Nya “biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” tetapi dilanjutkan lagi dengan “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” = dengar-dengaran.
Dia harus meminum cawan Allah, menanggung penderitaan di atas kayu salib supaya seluruh kehendak Allah tergenapi sebab Kristus adalah Ya atas seluruh janji Allah. Mau pilih mana? Dengar suara Tuhan atau dengar suara hati dan dengar suara Setan?
Ciri – ciri mendengar suara Tuhan; mau menanggung penderitaan walaupun berat = minum cawan Allah. Sedangkan ciri –ciri dengar suara Setan: saudara yang benar, Tuhan yang salah , si pengkhotbah yang salah, orang lain yang salah.
Kolose 1:19
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, karena sebagai Anak Dia telah mendengarkan suara Bapa di sorga (minum cawan Allah). Tiga kali Ia berkata; YA BAPA, sedikitpun Ia tidak menolak, Dia tetap meminum cawan Allah.

Kolose 1:20
(1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, lewat darah salib Kristus.
Dengar-dengaran saja, kalau kita dengar-dengaran menjadi korban pendamaian. Setiap kali seseorang menjadi pendamaian, dia harus menjadi korban dan korban.

2 Korintus 1:20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

“Karena Kristus adalah "YA" bagi semua janji Allah, maka oleh Dia kita mengatakan "Amin." Tujuannya: untuk memuliakan Allah.
Amin adalah bahasa Ibrani artinya; benar, sungguh, pasti = firman diurapi.
Kalau firman Allah tergenapi dalam kehidupan kita, maka kita dimampukan untuk memuliakan Tuhan, sebaliknya kalau firman belum digenapi, sampai kapanpun tidak akan pernah mampu memuliakan Tuhan, seseorang hanya pura-pura datang ke gereja, mohon maaf jangan tersinggung, itu fakta, saya tidak dusta mengatakan itu.
Saya berkali-kali mengingatkan sidang jemaat; pada saat dengar firman / sesuatu yang penting kalau memang kita harus mengatakan AMIN, katakan saja AMIN, terlebih pada saat perjamuan suci. Apa beratnya untuk mengatakan AMIN? Kalau susah mengatakan amin, tanda bahwa ia belum memuliakan Tuhan, firman Tuhan belum tergenapi dalam hidupnya, masih menolak cawan Allah, karena lawan kata YA adalah TIDAK. Kalau YA kepada suara Tuhan pasti TIDAK kepada hal yang tidak suci, tidak kepada pengaruh-pengaruh yang tidak baik, tidak kepada yang najis.

1 Korintus 14:15-16
(14:15). Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
(14:16) Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?

Jangan beri diri dikuasai oleh roh Amalek, jangan ada seorangpun menghalangi jalan salib, supaya terwujud bahasa lidah. Ketika berdoa, kita berdoa dengan roh dan akal budi kita.
-     Kalau berdoa biarlah roh kita berdoa kepada Tuhan serta akal budi kita. Kalau roh kita yang berdoa, tetapi akal budi tidak turut berdoa, maka orang lain tidak mengerti. Tetapi kalau akal budi juga turut berdoa, orang lain mengerti dan paham.
-     Saat menyanyi dan memuji, juga dengan roh kepada Tuhan, tetapi juga menyanyi dan memuji dengan akal budi sehingga orang lain yang mendengar akan mengatakan AMIN artinya; orang lain turut memuliakan Allah.

Pendeknya; mengucap syukur dengan roh dan akal budi kita, maka orang lain turut berkata amin = turut memuliakan Allah.

Ada tiga kesempatan pengucapan amin di dalam kitab Wahyu.
Yang pertama
Wahyu 7:11-12
(7:11) Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
(7:12) sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Segala makhluk di sorga memuliakan Allah, antara lain: para Malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk, menyembah Allah serta berkata AMIN. Itu disaksikan oleh bayangan dari 144000 orang yang berdiri dihadapan takhta Anak Domba.
Jadi 144000 dari 12 suku Israel itu memang ada secara lahiriah, secara jasmani tetapi secara rohani atau bayangan dari 144000 ini juga ada; berdiri di atas takhta Allah dan mereka menyaksikan penghuni sorga memuliakan Tuhan.
Biarlah kita juga turut menjadi saksi bahwa penghuni sorga turut memuliakan Allah.
Mereka memakai jubah putih = lenan halus, itu perbuatan benar dari orang-orang kudus. Juga lenan halus adalah pakaian dari seorang imam, buktinya; mereka memegang daun palem, mereka merayakan hari raya pondok Daun / perhentian kekal / Tabernakel.
Kalau kita telah digembalakan firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, jadilah saksi atas penghuni sorga ketika mereka memuliakan Tuhan

Yang kedua
Wahyu 19:4
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin”  lalu diikuti dengan berkata: “Haleluya." Berarti memuliakan Tuhan.
Mereka memuliakan Tuhan karena kota besar, babel, perempuan kekejian telah dirubuhkan.
Kalau roh jahat dan roh najis sudah lepas (tidak lagi dikuasai roh jahat dan roh najis), maka orang seperti ini mampu memuliakan Tuhan. Sebaliknya, sebelum roh jahat dan roh najis belum dirubuhkan, orang seperti ini menjadi batu sandungan, tidak akan pernah memuliakan Tuhan, bahkan suka menyalahkan hamba Tuhan/pemberita firman Tuhan, dan merasa diri selalu yang benar. Pendeknya, ketika roh jahat dan roh najis dikalahkan, mereka tersungkur dibawah kaki Tuhan, bukan bermegah, bukan merasa hebat, bukan angkat dada.

Yang ketiga
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Mengurangkan artinya pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal;
-     Teori kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Sebab itu kesempatan itu ia gunakan dengan pemberitaan firman yang sifatnya meninabobokan sidang jemaat. Seperti yang pernah saya sampaikan, baru-baru ini ada hamba Tuhan di tengah-tengah khotbah mengatakan; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa akal budi dan kekuatan itu salah, itu khotbah padang gurun. Alasannya adalah bahwa kita hidup di dalam kasih karunia, itu siasat Setan, begitu hebatnya Setan, sebab itu hati-hati. Saya dan isteri pernah melihat seorang hamba Tuhan . Mukanya tidak ada kemuliaan, rambutnya dinaikin. Awalnya dia berwibawa setiap kali mengatakan HALELUYA dan di wajahnya ada kemuliaan.

-     Tanda-tanda heran / mujizat-mujizat, artinya pelayanan itu hanya berorientasi kepada mujizat, tetapi tidak memberitakan firman tentang salib yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki, menyucikan dosa, hati – hati dengan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

Menambahkan artinya; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan diganti dengan dongeng nenek-nenek tua,takhayul-takhayul, cerita-cerita isapan jempol, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya.

Wahyu 22:20
(22:20). Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

Yesus saja berkata AMIN untuk memuliakan Bapa di sorga. Dia yang telah memberi kesaksian, memperlihatkan kepada Yohanes tentang apa yang akan terjadi, tetapi  dalam kesempatan itu Ia berkata AMIN, tentang kedatangan-Nya kembali.
Ini bukti bahwa Dia sebagai Anak dengar-dengaran kepada Bapa di sorga selanjutnya memuliakan Bapa di sorga. Biarlah kita juga memuliakan Bapa di sorga sampai Ia datang sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Jadi jangan senang dengan pemberitaan firman, yang sifatnya tidak mengoreksi, kemudian diberi jabatan tinggi, jadi ini, itu dan merasa berkuasa di gereja, sesungguhnya ia sedang diperalat oleh Setan, sehingga jauh dari amin, jauh dari Ya, jauh dari dengar-dengaran.
Dalam ibadah Pendalaman Alkitab saya mendengar doa dari seorang anak Tuhan (salah seorang sidang jemaat), dalam doanya ia berterimakasih dan bersyukur karena digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai, dan dilanjutkan dengan pengakuannya yaitu; “Entah apa jadinya bila saya tidak digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai.”

Selanjutnya, setelah mendengar suara Tuhan; MEMBUKA PINTU BAGI DIA, sekaligus jalan keluar bagi kita.
1 Samuel  3:1
(3:1). Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.

Samuel melayani di bawah pengawasan imam Eli = menyerah kepada Tuhan secara total = angkat tangan = membuka pintu bagi Tuhan. sebaliknya, kalau keras hati = menutup pintu bagi Tuhan, tetapi kalau kita menyerah, bagaikan mengangkat kedua tangan supaya Tuhan turun tangan berarti membuka pintu bagi Tuhan.
Lihat, Samuel ini setelah lepas sapih, ia diserahkan oleh Hana, ibunya kepada imam Eli, katakan umur 2 atau 3 tahun ia sudah diserahkan kepada imam Eli menunjukkan penyerahan secara total bagai mengangkat dua tangan = membuka pintu bagi Dia.

Kita kaitkan dengan pokok anggur.
Yohanes 15:1-4
(15:1). "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu = membuka pintu dan Tuhan sudah masuk.
Prosesnya; seperti ranting melekat pada pokok anggur artinya; ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala dan juga ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan tubuh / ranting dengan ranting.
Yesus adalah pokok anggur, kita adalah ranting-ranting-Nya/tubuh-Nya.

Kegiatan pada saat tinggal di dalam Dia.
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Duduk makan bersama-sama dengan Dia/sehidangan dengan Allah.
Saudaraku, kesempatan ibadah malam ini, kita boleh duduk makan sehidangan dengan Allah dan dengan saudara-saudara seiman, itu semua karena kemurahan hati Tuhan.

Ada tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang pertama.
1 Samuel 16:1
(16:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."

Saudaraku, di sini persiapan dari pada Samuel untuk mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. Memang Samuel sedikit berduka karena saul tidak mendengarkan suara Tuhan, sebab ia tidak menumpas/membinasakan Agag, raja Amalek, berarti ditengah ibadah dan pelayanannya masih ada kompromi dengan roh jahat dan roh najis dihadapan Tuhan, sementara dalam  2 Korintus 6:13-16 merupakan pasangan tidak seimbang, tidak mungkin bisa bersatu, antara lain; terang dan gelap, Kristus dan Belial adalah pasangan tidak seimbang. Sebab itu tidak boleh kompromi di tengah – tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Kemudian ia membiarkan rakyat itu mengambil jarahan, antara lain; kambing domba yang tambun à daging dengan segala keinginannya = masih kompromi dengan hawa nafsu daging ditengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.

Sebagai seorang gembala sebetulnya saya sedih, kalau sidang jemaat masih berkompromi dengan roh jahat dan roh najis, serta kompromi terhadap hawa nafsu daging di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Koreksi terhadap dosa itu penghiburan, nasihat firman itu untuk membangun kita semua, Tuhan tidak pernah menjerumuskan kita semua. Percayalah, saya tidak perlu meyakinkan saudara, seharusnya saudara sudah tahu itu. Tanpa kesucian tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah, kalau menolak koreksi firman, bagaimana jadinya? Sebab yang benar saja hampir-hampir tidak selamat (kitab suratan Petrus) apalagi yang menolak koreksi firman, karena masih kompromi dengan roh jahat dan roh najis, kompromi dengan hawa nafsu daging? Itu hal yang tidak mungkin.
Anjing, tukang sihir, pemburit , pezinah, pendusta, tidak masuk dalam kerajaan sorga. Tetapi Tuhan memberi semangat baru kepada kita bagaikan menyemangati Samuel supaya ia tidak larut-larut dalam duka, buktinya; Tuhan membukakan rahasia firman = membuka gulungan kitab dan ketujuh materainya, Tuhan menjadikan segala sesuatu baru dan menghapuskan air mata dan melenyapkan dukacita.

1 Samuel 16:3-4
(16:3) Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."
(16:4) Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"

Ketika Samuel datang ke Betlehem, tua-tua sidang / imam-imam yang melayani Tuhan, gemetar melihat keberadaan samuel. Sebaiknya kita yang melayani Tuhan gemetar dan takut terhadap koreksi, terhadap firman para nabi, bukan bersungut-sungut, supaya kita jangan kompromi dengan daging. Kalau kita dikoreksi katakan saja; “ya Tuhan saya masih kurang-kurang = menyadari diri sebagai orang berdosa.

1 Samuel 16:5
(16:5) Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.

Selanjutnya, mari kita menguduskan diri masing-masing dihadapan Tuhan, itu tanda kita takut dan gentar terhadap firman para nabi, bukan malah ngomel dan bersungut-sungut, seharusnya semakin menguduskan diri.

1 Samuel 16:6
(16:6) Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."

Pertama-tama Samuel melihat Eliab dan berkata; "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."

1 Samuel 16:7
(16:7) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Kalau menjalankan ibadah secara lahiriah terlihat hebat, bagus, cakap, tetapi Tuhan melihat lebih dari apa yang dilihat oleh mata manusia, yaitu: manusia batiniah yang senantiasa dibaharui dari sehari ke sehari = siap dikoreksi.

1 Samuel 16:8-9
(16:8) Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN."
(16:9) Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN."

Yang pertama-tama dipanggil adalah Eliab, lalu Abinadab dan Syama, sebetulnya ketiga anak Isai ini adalah orang-orang yang gagah perkasa, kepercayaan dari Saul, tetapi sekalipun demikian Tuhan tidak memilih mereka. Mari kita menjalankan ibadah bukan ibadah secara lahiriah, karena Tuhan melihat manusia batinah.

1 Samuel 16:10-12
(16:10) Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
(16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."

Pada saat mereka duduk makan sehidangan, barulah terwujud persekutuan. Sebab itu Samuel dengan tegas berkata: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Jadi lewat duduk makan sehidangan dengan Allah disitulah tercipta persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala, antara anggota tubuh yang satu dengan yang lain, sebab itu saya selalu menyampaikan, ibadah yang kita jalankan ini bukan saja ibadah yang lahiriah, tetapi saya selalu menekankan supaya kita semua menjadi anggota tubuh, yang satu dengan yang lain harus saling memperhatikan, tidak luput dari pandangan.
Persekutuan yang indah itu tidak luput dari mata Tuhan atau tidak luput dari penglihatan Tuhan, sekalipun Daud lebih kecil dari pada tiga abang-abangnya.
Persekutuan itu memperhatikan yang terkecil sekalipun = tidak luput dari sorot mata Tuhan.

Sampai hari ini Tuhan perhatikan kehidupan kita yang hina, sorot mata-Nya begitu tajam memperhatikan, malam ini kita sekaliannya menjadi sasaran hadirat Tuhan.
Betapa banyaknya kejahatan yang kita perbuat, tidak bisa dihitung dari hari ke sehari sampai semuanya itu tertulis di dalam kitab-kitab, tetapi Tuhan tetap memperhatikan kita, bahkan kita tidak akan duduk makan kalau Dia tidak ada di sini.

1 Korintus 12:14-24
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:21) Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
(12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
(12:23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
(12:24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,

Terhadap anggota tubuh yang kecil dan hina, yaitu; anggota tubuh yang tidak elok, yang kurang terhormat diperhatikan oleh Tuhan. Kalau Tuhan memperhatikan kehidupan yang kecil dan hina dan memberi penghormatan khusus kepada yang kurang terhormat, maka kitapun wajib mengikuti teladan-Nya, memperhatikan, memberi penghormatan khusus = duduk makan sehidangan dengan Allah.

Syarat duduk makan yang pertama.
1 Samuel 16:11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Daud anak yang bungsu sedang menggembalakan kambing domba ayahnya = tergembala dengan baik, berarti tidak liar.
Kalau domba-domba tergembala dengan baik sesuai dengan Injil Yohanes 10-:2-4 maka terlihat dengan jelas  dua hal;
-     Mendengar suara gembala = dengar-dengaran terhadap Firman Pengajaran Mempelai.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
-     Mengikuti gembala, ikuti saja suara firman penggembalaan kemana saja kita di bawa, yang pasti firman pengajaran mempelai, geraknya itu membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, seperti apapun kita dituntunnya ikuti saja.

Ada tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang kedua.
Lukas 22:28-30
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Dua belas murid duduk makan sehidangan/semeja dengan Allah, seperti malam ini kita duduk makan sehidangan dengan Dia. Selanjutnya Tuhan menentukan hak-hak kerajaan sorga bagi duabelas murid yaitu; duduk di atas takhta untuk menghakimi keduabelas suku Israel. Dalam hal ini, oleh karena kuasa Allah, kita menjadi hakim terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala nafsunya, roh jahat dan roh najis, dunia dan segala arusnya. Kita harus mampu menjadi hakim atas dosa. Sebab itu saya sudah berkali-kali mengatakan; hati-hati jangan teruskan niat yang tidak baik.

Syaratnya.
-     Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Mau menjadi kecil di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, sebab Yesus ada di antara murid sebagai pelayan / memberi makan = mau menjadi kecil = merendahkan diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Perlu untuk diketahui: kalau merendahkan diri di tengah-tengah pelayanan:
-     Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
-     Pemimpin sebagai pelayan.
Sebaliknya, pemimpin di dunia, berlomba-lomba saling membesarkan dirinya, mulai dari perkataan yang fasih, gerak-geriknya = bermegah atas diri sendiri.

-     Lukas 22:28-29
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,

Tetap tinggal di dalam Dia, seperti 12 murid Yesus tetap tinggal bersama dengan Dia dalam segala pencobaan. Beda dengan 70 murid dan murid-murid yang lain, pada saat mendengar firman yang keras, mereka mengundurkan diri, lalu Yesus bertanya kepada Simon Petrus pada saat orang lain mengundurkan diri; “engkau juga tidak pergi?”  lalu Simon Petrus menjawab; “Kepada siapakah kami akan pergi?” artinya; Simon Petrus menggaransikan hidupnya kepada Firman Pengajaran Mempelai, firman yang keras, yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki dosa. Tetap tinggal dalam segala pencobaan, susah senang kita tanggung bersama-sama dalam kandang penggembalaan ini, jangan menyerah, jangan mudah putus asa, jangan mudah kecewa dan sakit hati.

Sampai pada akhirnya Tuhan menentukan hak-hak kerajaan.

Ada tiga kali duduk makan sehidangan dengan Dia.
Yang ketiga.
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."


Duduk makan sehidangan dengan Dia dalam pesta nikah Anak Domba, sebab itu dari sejak sekarang kita harus belajar duduk makan sehidangan dengan Allah lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, tidak bisa ditawar-tawar.

Saudaraku, selanjutnya di sini dikatakan: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jadi betul-betul nanti ada perjamuan kawin Anak Domba, duduk makan sehidangan dengan Allah, masuk dalam pesta kawin Anak Domba. Siapa mereka itu? itulah pengantin perempuan yang mengenakan lenan halus.
Jadi kita harus menerima Firman Pengajaran Mempelai, tidak bisa tidak, mulai dari sejak saat ini, biasakan duduk makan apapun alasannya, tidak boleh berdiri, tidak boleh liar, tidak boleh jalan sana dan sini, supaya saya dan saudara layak duduk makan dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Jangan coba-coba, ibadah ke sana kesini, harus duduk makan, tidak boleh ada siasat lain, duduk saja seperti Maria, sampai akhirnya kita berada dalam perjamuan yang besar / pesta nikah Anak Domba, inilah yang kita rindukan, sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini, tidak ada yang lain, supaya kita boleh mengalami kebahagiaan yang kekal. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI





No comments:

Post a Comment