IBADAH DOA PENYEMBAHAN 13 APRIL
2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI 80)
Subtema : MEMUSATKAN PERHATIAN PADA PERKARA TUHAN
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan
kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir = orang -
orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu
hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu
nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, setiap perbuatan-perbuatan
jahat menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita
melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus,
tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada
kematian yang kekal.
Kita datang kepada
Allah karena kita menaruh harapan kepada Allah sekalipun kita adalah bangsa
kafir.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa,
sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan
pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus
dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
- Mengikuti jalan dunia ini (ayat 2).
- Mentaati penguasa kerajaan angkasa (ayat
2).
- Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).
Kita masih memperhatikan....
Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti
jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau,
sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan,
tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
“Esau adalah
seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging.
Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2)
kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11)
percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan
menuruti kehendak daging tidak layak untuk mendapat bagian dalam kerajaan sorga, sebab
aturan untuk masuk dalam kerajaan sorga hanya satu; darah dan daging tidak
masuk dalam kerajaan sorga. Ibadah dan pelayanan tidak boleh berbau daging,
kalau berbau daging maka ditunggangi oleh perempuan kekejian itulah roh najis,
dan aturan ini tidak boleh dilanggar. Sebab itu, dengan tegas Rasul Paulus
menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam hawa
nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan daging.
Keadaan seseorang yang hidup menurut daging.
1. Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh,
yaitu ibadah dan pelayanan = tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan
Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan Tuhan, kalau tidak orang
yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.
2. Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan =
orang yang bersalah tidak luput dari penghukuman = berujung pada kematian /
binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan
dan tidak mengenal kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah
saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan
tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia
berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga
setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di
dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik
untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sejenak kita melihat...
Roma 8:7
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Orang yang hidup menurut daging tidak takluk
pada hukum Allah, tidak patuh pada ajaran yang benar sehingga menjadi seteru
dari pada Allah (musuh Allah). Sebab itu jangan bermain-main dan jangan
mengecilkan firman, supaya ketika Ia datang di dalam kemuliaan-Nya kita tidak
dikecilkan oleh-Nya melainkan berada dalam kemuliaan-Nya.
Ciri-ciri hidup menurut
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
“Esau seorang yang suka
tinggal di padang” à Esau adalah manusia
duniawi = lebih mengasihi dunia dari pada mengasihi Tuhan. Padang à dunia.
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Himbauan untuk kita malam
ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya.”
Pada ibadah raya Minggu telah
saya sampaikan, sesibuk-sibuknya kita dalam dunia ini harus kembali ke kandang
penggembalaan.
Mari kita lihat apa saja
yang ada di dalam dunia...
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia.
Semua yang ada di dalam
dunia, yaitu;
1.
Keinginan daging.
2.
Keinginan mata.
3.
Keangkuhan hidup.
Ketiga perkara ini bukan
berasal dari Allah, melainkan dari dunia, itu sebabnya jika; “orang mengasihi dunia maka kasih Allah tidak ada dalam orang itu.”
Tiba saatnya kita
memperhatikan KEINGINAN MATA.
Keinginan mata =
memandang perkara yang berada di dunia berarti; tidak memandang perkara di atas
= tidak memandang hal-hal yang rohani.
Filipi 3:18-19
(3:18) Karena, seperti
yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang
sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
(3:19) Kesudahan mereka
ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib
mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Banyak orang hidup
sebagai seteru salib Kristus, sebab pemikiran mereka semata-mata hanya kepada
perkara duniawi / perkara di bawah.
Keadaan bila mata tertuju kepada perkara
duniawi / perkara di bawah.
Yang pertama: “Tuhan mereka ialah perut mereka.”
Kita lihat ibadah yang
seperti ini...
2 Petrus 2:1-3
(2:1) Sebagaimana
nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di
antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
(2:2) Banyak orang akan
mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan
Kebenaran akan dihujat.
(2:3) Dan karena
serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan
ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman
telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Guru-guru palsu melayani
hanya untuk mencari untung / laba (uang) = melayani karena perut à bahwa guru-guru palsu
dikuasai hawa nafsu.
Kerugian bila dikuasai
hawa nafsu:
1.
“Jalan kebenaran
dihujat.”
Salib Kristus adalah jalan kebenaran, sebab itu Kristus menjadi pengantara
antara Allah dengan manusia di atas kayu salib. Di hujat berarti;,
salib tidak berharga bagi mereka, kenapa? Karena Tuhan mereka adalah perut
mereka.
2.
2 Petrus 2:6-7
(2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota
Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan
menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa
kemudian,
(2:7) tetapi Ia
menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara
hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu
mereka saja, --
“Tidak mengenal hukum.” seperti kota Sodom dan Gomora.
10 hukum Allah yang diterima oleh Musa ditulis dalam 2 loh batu.
Hukum pertama sampai dengan keempat ditulis pada loh batu yang pertama =
kasih kepada Allah.
Hukum kelima sampai dengan kesepuluh ditulis pada loh batu yang kedua =
kasih kepada sesama.
Kemudian, hukum-hukum Allah itu juga ditulis di dalam perjanjian lama
oleh para nabi dan ditulis dalam perjanjian baru oleh para rasul.
Inilah dua dasar yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna. Dasar para nabi dan dasar para rasul membawa kita masuk
dalam pesta nikah Anak Domba.... Efesus 2:20-21.
Tetapi karena hawa nafsu, akhirnya tidak mengenal hukum-hukum.
3. Bagian
A
2 Petrus 2:10
(2:10) terutama mereka
yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan
Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat
kemuliaan,
“Menghina pemerintahan
Allah.”
Di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, Allah berhadirat, bertakhta, berarti;
ibadah dan pelayanan ini merupakan pemerintahan Allah, ini juga dihina karena
hawa nafsu.
BAGIAN B: “Berani dan angkuh
sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan.”
Kita memperoleh keberanian karena salib, ini keberanian yang positif.
Keberanian karena hawa nafsu, tidak segan-segan menghujat kemuliaan.
Oleh sebab itu, lihat saja orang yang berbantah-bantah, bukan saja
antara sidang jemaat dengan sidang jemaat, juga antara sidang jemaat dengan
gembala sidang, hal seperti ini juga disebut menghujat kemuliaan.
Hati-hati, dulu kita tidak memahami hal seperti ini, kita merasa tidak bersalah apabila tidak menempatkan Kristus sebagai kepala,
seperti perempuan yang dicukur rambutnya (dibotak)... 1 Korintus 11:4-5.
Kita boleh berani karena sangkal diri dan pikul salib, berani tidak
makan, tidak minum, berani, berani dan berani, untuk hormat kemuliaan bagi nama Tuhan, itu
berani yang positif. Kalau berani yang negatif tidak segan-segan menghujat
kemuliaan Allah, persis seperti binatang
yang keluar dari dalam laut, pada akhirnya oleh karena kemampuan mereka mengadakan
mukjizat, menurunkan api dari langit, akhirnya
binatang yang keluar dari dalam laut dan pengikut-pengikutnya berani menghujat
Allah... Wahyu 13:4-6.
Itulah, kalau orientasi pelayanan tertuju kepada perkara lahiriah,
perkara di bawah ini.
Cara guru-guru palsu melayani.
2 Petrus 2:3
(2:3) Dan karena
serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan
ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu
hukuman telah lama tersedia dan
Berusaha mencari untung dengan
cerita-cerita isapan jempol = firman yang ditambahkan.
Ditambahkan artinya:
Menyampaikan dua tiga ayat lalu ditambahi / disertai dengan cerita-cerita
isapan jempol, dongeng nenek tua, filsafat-filsafat kosong dan
silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya.
Roma 16:17-18
(16:17) Tetapi aku
menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang
bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan
dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
(16:18) Sebab orang-orang
demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka
sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang
muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis
mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
Guru-guru palsu menyampaikan
firman yang ditambahkan dan dikurangkan =
kata-kata yang muluk-muluk dan bahasa yang manis-manis, sebab mereka itu bukan
melayani Tuhan melainkan perut mereka.
Keadaan bila mata tertuju kepada perkara
duniawi / perkara di bawah.
YANG KEDUA: “Kemuliaan mereka ialah aib mereka.”
Banyak orang dengan
sengaja melakukan suatu kejahatan dalam berbagai jenis,
karena lewat kejahatan itu ia akan meraup / memperoleh keuntungan yang besar,
sehingga dengan pemikiran seperti itu ia sengaja melakukan
kesalahan itu.
Dengan keuntungan itu dia telah memperoleh kemuliaan,
sehingga banyak orang tidak segan-segan untuk korupsi, dengan korupsi itu dia
memperoleh keuntungan yang besar dan dengan itu dia merasa memperoleh kemuliaan = kemuliaan mereka adalah aib mereka, mereka tidak malu melakukan itu, apalagi
di hari-hari terakhir ini.
Maka untuk yang
kesekian kali saya sampaikan, kita semua adalah orang-orang yang paling
diberkati oleh Tuhan, karena lewat penggembalaan ini, nyata pemeliharaan, perlindungan, pembelaan dari Tuhan untuk kita semua. Asal ada
makanan dan minuman cukuplah, supaya aib bukan kemuliaan kita, melainkan Tuhanlah kemuliaan kita, karena kita senantiasa memikul salib, dibalik
salib ada kemuliaan, dibalik kemuliaan Tuhan sediakan salib supaya tidak
bermegah.
Oleh sebab itu,
segera kita perhatikan lagi...
1 Korintus 7:31
(7:31) pendeknya
orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali
tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan
berlalu.
“Orang-orang yang mempergunakan barang-barang
duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya.” Ini harus kita
perhatikan.
Waktu pertama kali
saya mendapatkan rumah, di perum perumnas Cilegon, saya anggap biasa
saja, saya tidak merasa hebat. Apapun yang kita peroleh
di dunia ini tidak usah bermegah, karena dunia ini
akan berlalu beserta isinya.
Juga dengan diikuti dengan mobil sama saja, kalau sampai bermegah tidak, sama saja bagi saya.
Kalau ada perubahan maksudnya memandang kecil orang yang
kecil, itu menunjukkan bahwa
seseorang bermegah atas segala yang ia peroleh dari dunia ini. Sebaliknya,
orang-orang yang mempunyai barang-barang duniawi seolah-olah tidak mempunyai sehingga dapat memusatkan perhatiannya kepada
perkara Tuhan = kasih kepada Tuhan, dengan demikian ia juga dapat menghormati
sesama = kasih kepada sesama; kaya atau miskin.
1 Korintus 7:32-33
(7:32) Aku ingin, supaya
kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya
pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
(7:33) Orang yang beristeri memusatkan
perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, berkenan kepada Tuhan.
Sebaliknya, kalau
seorang suami memusatkan perhatiannya terhadap perkara duniawi, ia tidak dapat
menyenangkan hati isterinya
Biarlah kita
memusatkan perhatian kita pada perkara Tuhan =
perkara di atas = perkara rohani, supaya kehidupan kita berkenan kepada Tuhan.
Bukan hanya laki-laki...
1 Korintus 7:34
(7:34) dan dengan
demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak
gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa
mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada
perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
Seorang perempuan yang belum bersuami, harus memusatkan
perhatiannya pada perkara Tuhan supaya tubuh dan jiwanya menjadi kudus.
Sebaliknya, kalau seorang
perempuan yang tidak bersuami memusatkan perhatiannya kepada perkara di bawah atau duniawi maka ia tidak dapat menyenangkan hati suaminya, inilah yang patut
kita syukuri kepada Tuhan betapa baiknya Tuhan memproteksi kita dari dosa.
Pendeknya, orang-orang yang mempergunakan
barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya.
Syarat untuk memusatkan perhatian
terhadap perkara di atas / perkara Tuhan.
1 Korintus 7:32
(7:32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa
kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara
Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
“Hidup tanpa kekuatiran.” Inilah pesan yang sangat singkat dan jelas dari rasul Paulus kepada
jemaat di Korintus, karena dia sendiri
melayani Tuhan tanpa kekuatiran.
Masa depan kita ada di
tangan Tuhan bukan pada ijazah, kedudukan, jabatan dan sekolah yang tinggi.
Saya berani mengucapkan
ini karena saya telah mengalaminya; saya ini hanyalah S3 kw 2 (SD, SMP dan STM).
Emas dan perak saya tidak punya,
tetapi karena salib saya berani memasuki provinsi Banten yang adalah
serambi mekah yang kedua di Indonesia ini setelah Aceh, sekolah dan
ijazah saya tidak punya, tidak usah kuatir, itu syaratnya.
Matius 6:31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan
berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Ditambahkan = yang
kurang-kurang yaitu; segala kelemahan dan dosa-dosa kita digenapi oleh Yesus
Kristus di atas kayu salib.
Berarti, dapatlah
kita simpulkan; kesucian dan kebenaran menentukan segala sesuatu, dan itu sudah
kita lihat dari dua saksi Allah itulah Musa dan
Elia, mereka yang menentukan sesuai dengan kehendak mereka.
Jadi tidak usah
kuatir soal apa yang akan dimakan, di minum dan dipakai.
Kuatir soal makanan, minuman dan pakaian = mata tertuju
kepada perkara di bawah / perkara dunia à bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah = antikris.
Gambaran dari orang
yang tidak kuatir.....
Yang
pertama
Matius 6:25-26
(6:25) "Karena itu
Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian?
(6:26) Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
“Burung-burung di langit” = terbang
tinggi di udara, artinya; terlepas dari daya tarik bumi, tidak terikat dengan perkara-perkara di bawah,
di dunia ini.
Kalau kerohanian kita
semakin tinggi, melihat perkara di bawah itu kecil, sebaliknya, kalau matanya tertuju pada perkara yang
di bawah, melihat perkara di atas juga kecil.
Berarti, kalau seorang hamba Tuhan membesar-besarkan perkara di bawah, percayalah dia adalah manusia duniawi, yang masih terikat dengan perkara lahiriah, karena yang seharusnya orang yang mempunyai seolah-olah tidak
mempunyai, itu yang benar.
Tanda yang jelas bila terlepas dari daya
tarik bumi; “tidak menabur, tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung.” Artinya; bergantung kepada
kemurahan hati Tuhan.
Orang yang bergantung
kepada kemurahan hati Tuhan tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Ulangan 11:11
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah
negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak
hujan yang turun dari langit;
Negeri (kanaan) bergunung-gunung dan
berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit =
bergantung kepada kemurahan Tuhan.
Ulangan 11:12
(11:12) suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN,
Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.
Bergantung kepada kemurahan Tuhan, akan
mengalami dua yaitu;
a.
Dipelihara oleh Tuhan = dilindungi dan dibela
oleh Tuhan.
b.
Mata Tuhan tetap mengawasinya dari awal
sampai akhir tahun.
Yang
kedua
Matius 6:28-30
(6:28) Dan mengapa kamu
kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa
bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata
kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah
satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani
rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia
akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
“Seperti bunga bakung
di ladang.”
Berada di ladang Tuhan, berarti bekerja untuk
Tuhan = sibuk melayani Tuhan, tidak sibuk dengan perkara di bawah, itu orang yang lepas
dari kekuatiran.
Perlu
diketahui: Setiap orang yang bekerja pasti mendapat upah.
Saudaraku, tuan dari pemilik anggur itu mencari
pekerja-pekerja, ada yang bekerja dari pagi dan ada yang bekerja pada pukul lima sore upah mereka sama, berarti setiap orang yang bekerja mendapat
upah yang sama baik yang bekerja di mulai dari pagi, baik yang sore
/ tinggal satu jam lagi.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, gambarannya
ibarat tinggal satu jam lagi bekerjalah di ladang Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tinggal
satu jam, ini menunjuk kepada doa penyembahan selama satu jam = penyerahan diri
secara total.
Kelebihan orang yang tinggal di ladang: “ Tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal” = di dandani dihiasi.
Artinya; Tuhan membentuk kehidupan kita.
Yesaya 49:1-2
(49:1) Dengarkanlah aku,
hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah
memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut
ibuku.
(49:2) Ia telah membuat
mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan
tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung
panah-Nya.
Dibentuk dari sejak kandungan, berarti;
1. “Mulut dijadikan sebagai pedang yang tajam” = perkataan yang
keluar dari mulut adalah perkataan kebenaran à firman Allah, tidak
ada lagi perkataan yang tidak baik.
2. “Dijadikan anak panah yang runcing”
Anak panah yang
runcing à ayat-ayat firman Allah, berarti; menjadi surat pujian,
surat Kristus yang dapat dibaca oleh setiap orang, persis seperti anak panah
yang runcing, apabila dilepaskan dari busurnya akan ditancapkan kepada setiap
hati yang membaca, kenapa? Karena hidup kita sudah dibentuk, dipintal, ditenun
dari sejak kandungan.
Jaminan bagi setiap orang yang sudah dibentuk adalah;
1. Berlindung
dalam naungan tangan Tuhan yang
berkuasa sebagaimana Tuhan melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dengan
kekuatan tangan Tuhan.
2. Roh Kudus.
Tabung minyak à urapan Roh Kudus.
Kembali baca..
Matius 6:29
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari
ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi
mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Kalau Tuhan yang memintal dan menenun (dibentuk), maka kita melebihi dari kemegahan duniawi.
Kita berharga dan mulia, melebihi
dari perkara di bawah, di dunia ini, percayakan saja hatimu kepada Tuhan, jangan
percayakan kepada, pengertian manusiawi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment