Ibadah raya minggu dan kebangkitan 27 MARET
2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 09)
Subtema : SUASANA KEBANGKITAN
KARENA KUASA ROH KUDUS.
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam
kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan
ibadah raya Minggu sekaligus merayakan kebangkitan Yesus Kristus.
Kita kembali memperhatikan firman
penggembalan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu
pasal 4.
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan
bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu:
itulah ketujuh Roh Allah.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat
yaitu; “tujuh obor menyala-nyala di hadapan
takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabenakel terkena
kepada kaki dian emas dengan tujuh pelita di atasnya.
Pendeknya, tujuh obor / tujuh pelita yang
bernyala-nyala itulah ketujuh Roh Allah.
Lebih rinci...
Wahyu 4:6
(5:6)
Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Telah disembelih dan akhirnya Dia layak
menjadi raja.
Jadi, proses penyembelihan sampai pada
pengalaman kematian harus dialami dari setiap anak-anak Tuhan.
Yesus Kristus adalah blue print / contoh
teladan yang harus kita ikuti.
Kita memelihara ibadah ini supaya kita
mengikuti teladan Tuhan, kita memelihara ibadah supaya kita terbebas dari
perbudakan dosa yang memahitkan hati setiap orang.
Yesus adalah firman Allah yang hidup, Dia harus
mengalami sengsara salib, maka kita juga harus mengalami sengsara salib /
aniaya karena firman, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung
(ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan).
Kemudian Dia mati di atas kayu salib, pada
hari yang ketiga Dia bangkit dan kemudian Dia naik; Roh Kudus turun.
Itulah perjalanan yang harus kita ikuti dan
pada akhirnya kita akan duduk disebelah kanan Allah Bapa.
Saudaraku, kalau hanya mendengar perkataan
seorang nabi, tanpa contoh teladan, maka sia-sialah pengikutan dan pelayanan
kita kepada Tuhan. Kalau Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah pengorbanan kita,
karena tetap dalam dosa, sia-sialah pemberitaan firman, sia-sia pengikutan kita
kepada Tuhan.
Di sini kita melihat bahwa Dia telah
disembelih sebelum akhirnya Dia bangkit, naik dan duduk disebelah kanan Allah
Bapa dan tampil sebagai Raja.
Jadi fase demi fase dan proses demi proses
harus kita lalui seperti Yesus; Dia disembellih terlebih dahulu, kemudian duduk
di atas takhta itu, Dia bertanduk tujuh
dan bermata tujuh.
Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus adalah
ketujuh mata Allah / menjadi terang dan kesaksian dimanapun kita diutus di atas
muka bumi.
Berarti kalau tidak hidup dalam urapan Roh
Kudus, maka dipastikan seseorang tidak akan pernah menjadi kesaksian / pelita /
tujuh obor / terang dunia.
Saya rindu dalam ibadah pencurahan Roh Kudus,
kita semua mengalami jamahan, semua penuh dengan Roh Kudus, supaya tidak hidup
menurut keinginan daging dan tidak memberontak, tidak hidup menurut keinginan
daging supaya tidak jauh dari kasih Allah, tidak jauh dari ibadah dan pelayanan
(menjadi tawanan Roh).
Kehadiran kita di bumi provinsi Banten ini
bukan suatu kebetulan, tetapi memang kita diutus oleh Tuhan supaya menjadi
kesaksian.
Sebab itu keluarga besar GPT “Betania” harus dalam satu kesatuan, menjadi tubuh
Kristus yang sempurna. Kalau kita berpisah-pisah dan bercerai / tanpa kesatuan,
tidak ada kemampuan dan kekuatan untuk merebut bumi provinsi Banten.
Jadi sebaiknya, dari setiap banyaknya anggota
tubuh harus meberi diri dikomandoi oleh kepala.
Kristus adalah kepala gereja, kita adalah
anggota-anggota tubuh. Sehebat, sepintar dan setinggi apapun jabatan seseorang,
harus mau dikomandoi oleh kepala.
Jadilah, kesaksian dan terang itulah
kehidupan yang diurapi Roh Kudus.
Zakharia 4:1-2
(4:1) Datanglah kembali
malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti
seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
(4:2) Maka berkatalah ia
kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak
sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya;
kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita
yang ada di bagian atasnya itu.
Tuhan memperlihatkan kaki dian emas dengan
tujuh pelita menyala di atasnya kepada Zakharia.
Zakharia 4:3-6
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan
tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
(4:4) Lalu berbicaralah
aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti
semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah
malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau
tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah
ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.
Untuk menjadi kesaksian bukan karena gagah,
hebat, keperkasaan dan bukan dengan kekuatan seseorang, melainkan oleh Roh
Tuhan saja.
Zakharia 4:7-10
(4:7)
Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah
rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali
batu itu!"
(4:8) Kemudian datanglah
firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9)
"Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga
akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang
mengutus aku kepadamu.
(4:10)
Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka
akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah
mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
Kembali dikatakan di sini; tujuh pelita yang
menyala-nyala adalah tujuh mata yang menjelajah ke seluruh bumi.
Kita ini diutus di Provinsi Banten untuk
menjadi terang dan kesaksian di tengah dunia ini.
Zakharia 4:11-14
(4:11) Lalu berbicaralah
aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan
di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya
berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di
samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku:
"Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak,
tuanku!"
(4:14)
Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat
Tuhan seluruh bumi!
Dua gambar pohon zaitun yang di sisi
sebelah kanan dan sebelah kiri kandil itu à pada kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus menjadi
kesaksian.
Dua pohon zaitun ini à dua saksi Allah itulah Musa dan Elia.
Lebih rinci...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Ibadah yang diukur adalah ibadah yang
memuncak sampai kepada doa penyembahan
Kuasa untuk mengukur ibadah itu
diberikan kepada dua saksi Allah, ialah; Musa dan Elia.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan
pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena
ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak
Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Sedangkan pelataran bait suci bagian
luar diserahkan kepada bangsa-bangsa lain itulah antikris untuk diinjak-injak
selama 42 bulan lamanya =3,5 tahun = 1 masa + 2 masa + ½ masa = 1260 hari.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan
memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung,
seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Tuhan memberikan tugas kepada dua
saksi Allah (Musa dan Elia) untuk bernubuat sambil berkabung 1260 hari lamanya.
Ada dua kali 1260 hari.
YANG PERTAMA
1.
“Bernubuat”
= menyampaikan firman para nabi / menyampaikan segala sesuatu yang akan terjadi
di kemudian hari.
2.
“Berkabung”.
Dalam kitab Malekahi
3:13-15 orang gegabah tidak menghargai kemurahan Tuhan, sebab itu bagi orang
gegabah, berkata; tidak ada untungnya berjalan dengan mengenakan pakaian kabung
dihadapan Tuhan.
Memakai pakaian kabung adalah tanda bahwa seseorang
menyesali dan bersedih hati terhadap kesalahan yang pernah diperbuat. Sebaiknya
memang anak Tuhan memakai pakaian kabung.
Teladan ini di berikan Tuhan kepada dua saksi Allah; Musa
dan Elia, untuk ditunjukkan kepada semua yang ada di muka bumi ini sebelum
Tuhan datang pada kali yang kedua dan lamanya mereka melakukan tugas itu adalah
1260 hari yang pertama, sebab ada 1260 hari yang kedua itu pada zaman aniaya
antikris.
Jadi sebelum masa aniaya antikris
mereka sudah terlebih dahulu diberi kuasa untuk bernubuat dan berkabung.
Jadi betullah mereka adalah dua saksi
Allah, dua pohon zaitun yang diukir disebelah kanan dan disebelah kiri dari
pada kandil itu.
Wahyu 11:4
(11:4) Mereka adalah kedua
pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Musa dan Eli adalah kedua pohon
zaitun dan kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Kalau menjadi kesaksian, harus
berdiri di dekat Tuhan, dimanapun kita berada harus berdiri di dekat Tuhan; di
rumah, di sekolah, di tempat bekerja, dikuliahan di mana saja.
Itulah yang diurapi menjadi contoh
teladan dan terang dunia, jangan sampai di luar kandang penggembalan berdiri
dekat roh yang lain itulah; roh jahat dan roh najis.
Wahyu 11:5
(11:5) Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka
menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti
mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
Perhatikan, kalau ada orang yang menyakiti
dua saksi Allah, maka’
-
“Keluarlah api dari mulut mereka untuk
menghanguskan musuh mereka.”
Saudaraku,
tabiat dari Allah Roh Kudus membakar dan menghanguskan tabiat daging.
Yesaya 4:4
(4:4) apabila
TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda
darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang
membakar.
Pekerjaan dari Roh Kudus adalah membakar dan
membersihkan tabiat daging, antara lain; kotoran dari puteri Sion dan
menghapuskan noda darah Yerusalem.
Itulah tabiat dari Allah Roh Kudus.
Saya bersaksi sedikit...
Ketika berangkat ke Sumatera untuk melayani natal
persekutuan hamba-hamba Tuhan 2015 Binjai Langkat sekitarnya, saya naik pesawat
Lion, saya liat karcis dan mencari tempat duduk, lalu duduk sesuai dengan
petunjuk di karcis.
Kemuidan, di dekat pintu jendela pesawat itu duduk
seorang pemuda, posisi saya; di tengah dari tiga kursi. Tidak lama kemudian,
duduk seorang perempuan berambut panjang, dia duduk disebelah saya.
Tetapi karena saya tetap dengan pendiriannya
bahwa saya ini adalah hamba Tuhan, walaupun mulut saya tidak berbicara, maka
saya juga harus menjadi hamba Tuhan dihadapan Tuhan bukan di hadapan manusia
karena Tuhan ada dan Tuhan melihat kita di manapun kita berada.
Lalu perempuan itu berbicara kepada saya dengan
caranya tetapi saya tidak respons dengan cara berbicara seperti dia, saya tetap
berbicara dengan cara saya sebagai hamba Tuhan, saya tidak terbawa suasana. Saya
tetap memberi diri dikuasai Roh Tuhan, dan saya bersyukur di situ, maka setiap
perkataan yang keluar dari mulut menghanguskan tabiat daging dari perempuan
itu.
Akhirnya, tidak lama kemudian, dia tinggalkan
kursi itu dan duduk di tempat lain, seperti api keluar dari mulut dua saksi
membakar tabiat daging.
Itulah kehidupan yang diurapi. Setiap perkataan
itu menghanguskan tebiat daging, jangan justru mengundang-undang sehingga
terjadi nyanyian berbalas-balasan.
Lalu saya berbincang-bincang dengan laki-laki di
sebelah saya tadi, rupanya dia mengamat-amati saya, lalu saya bilang bukan saya
tidak responi, saya hanya menghargai dia sebagai wanita.
- “Jikalau ada orang yang
hendak menyakti mereka maka orang itu harus mati secara itu.”
Berarti; pembelaan Tuhan terhadap dua saksi Allah
begitu hebat.
Sedikit kesaksian lagi...
Saya berkali-kali saya tersakiti, barangkali
tubuh tidak tersakiti, tetapi batin dan pikiran saya banyak tersakiti oleh
orang–orang.
Ada seorang pemuda saya doakan sesuai dengan
permintaan abangnya. Hanya karena saya doakan roh najis yang ada di dalam
dirinya, Setan yang ada dalam dirinya itu langsung mengamuk dan hendak menusuk
saya dengan pisau. Untung saja abangnya sigap dan langsung menahan pisaunya,
ketika pisau itu mau ditusuk, saya tidak mau lari, biarkan saja, memang ikut
Tuhan sangkal diri dan pikul salib, rela kehilangan nyawa.
Kalau saya lari maka saya lari dari kenyataan dan
akan terkejar terus, berhenti saja. Tetapi bukan mau sok jago, saya tidak mau
lari dari kenyataan, berhenti saja.
Tidak sampai di situ, kemudian datang sms kepada
saya, semua bahasanya kebun binatang. Tetapi ingat pembelaan Tuhan kepada dua
saksi Allah, yaitu; “Jikalau ada orang
yang hendak menyakti mereka maka orang itu harus mati secara itu.”
Jadi apa yang diperbuat kepada seorang saksi, maka
itu juga yang dialaminya.
Tidak lama kemudian dia jatuh sakit, kemudian dia
telepan saya meminta maaf kepada saya dan minta untuk didoakan.Beberapa bulan
yang lalu saya datang bersama Kevin ke rumahnya, kami melihat badannya telah
miring sebelah, kurus dan bungkuk.
Saya tidak mensyukuri dia sakit, tetapi itulah
pembelaan Tuhan. Seperti itu dia menyakiti, seperti itu juga yang dialaminya.
Betapa sakitnya hati saya pada saat itu, bukan sakit hati tetapi hati sakit,
seperti itulah pembelaan Tuhan dan itu terjadi kepada saksi-saksi Allah bukan
hanya kepada saya tetapi siapapun yang menjadi saksi, karena mereka itu selalu
berdiri di dekat Tuhan di manapun mereka berada.
Wahyu 11:6
(11:6) Mereka
mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka
bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi
darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali
mereka menghendakinya.
Kesaksian Musa: “Mengubah air menjadi darah.”
Jadi, yang menentukan nasib seseorang dan masa
depan seseorang bukan si a, b dan c, bukan suami, isteri, anak dan orangtua,
tetapi Tuhan.
Orang bisa berkata begini dan begitu tetapi
kehendak Tuhan yang jadi.
Jadi, kehendak Tuhan yang terjadi kepada orang yang
diurapi bukan ditentukan oleh siapapun. Segalanya bisa terjadi, air bisa
berubah menjadi darah, langit ditutup supaya jangan turun hujan bisa, kehendak
Tuhan yang jadi.
Begitu hebatnya pembelaan Tuhan terhadap saksi-saksi
Allah, terhadap kehidupan yang diurapi Roh Kudus, begitu hebat dan tidak bisa
dibantahkan oleh siapapun.
Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah menjadi orang
yang diurapi Tuhan, Tuhan yang menjadi pembela atas hidup kita semua.
Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka
telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang
maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
Tugas dari dua pohon zaitun adalah menyelesaikan kesaksian selama 1260
/ separuh dari 7 masa, sedangkan 1260 hari yang kedua; pembinasa keji ini
berdiri di tempat kudus.
Jadi 1260 hari yang pertama itulah dua kesakasin Musa dan Elia.
Kemudian, masuk ke periode yang kedua supaya menggenapi tujuh masa, itulah
antikris berkuasa selama 1260 hari, di situ tidak perlu ada kesaksian.
Mari kita lihat...
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu
keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di
hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Kita perhatikan kalimat; “Dan
dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu.”
Dua perkara terlihat dari kehidupan yang diurapi Roh Kudus.
PERKARA PERTAMA : “Keluar kilat.”
Kilat berarti terang yang ajaib, sebab kilat dapat dilihat oleh semua
orang, dari Timur sampai Barat kemudian Utara sampai Selatan.
Sedangkan pelita / lampu yang ada di dalam rumah, yang melihat
hanyalah orang yang berada di dalam rumah, tetapi kilat ini dapat dilihat oleh
semua orang diseluruh bumi, inilah terang yang ajaib tidak bisa dibantahkan
oleh siapapun.
Mari kita lihat..
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti
kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat,
demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
“Seperti kilat memancar
dari sebelah timur dan melontarkan cahaynya sampai ke sebelah Barat.”
Berarti seluruh manusia di muka bumi ini dapat melihat cahaya kiliat
ini.
Inilah yang disebut dengan terang yang ajaib.
Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada tiga daerah
yaitu;
1. Halaman.
Pada halaman
terdapat api dari mezbah korban bakaran.
Mezbah korban
bakaran adalah gambaran dari salib Kristus, sedangkan yang menjadi korbannya
adalah Yesus Kristus (yang dikorbankan di atas kayu salib).
Kehidupan yang
berdosa kalau dibenarkan oleh darah salib Kristus, itu merupakan terang yang ajaib,
sama seperti rasul Paulus, sebelum dipanggil ia adalah seorang penjahat,
pembunuh kelas kakap, tetapi begitu dia dipanggil dia menjadi terang dan orang
berkata; bukankan dia itu pembunuh dan penjahat, tetapi pada akhirnya melayani
Tuhan? Dibenarkan oleh darah salib Kristus = kilat = terang yang ajaib.
Saya masih
ingat, sebelum menjadi hamba Tuhan banyak dosa, tetapi begitu dipanggil Tuhan
menjadi seorang hamba Tuhan, sudah lain, cara bicara, sikap, sudah lain. Sikap
lain bukan karena diatur-atur tetapi sikap sebagai seorang hamba yang dipanggil,
sehignga ketika terjadi suatu keanehan ini, orang berkata bukankan dia ini
dahulu penjahat, penyamun preman dan lain sebagainya?
Menjadi terang
karena dibenarkan oleh darah Krisus ini juga kilat yang memancar yang tidak bisa
dibantahkan oleh siapapun.
Firman Tuhan
ini sudah sampai ke lima benua di tiap-tiap negera dan mereka sudah melihat kilat
yang memancar itu, yang melontarkan cahayanya dari Timur sampai ke Barat.
Negara Indonesia
adalah Timur dari pada dunia ini dan sudah melontarkan cahayanya sampai ke lima
benua tiap-tiap negara, walaupun raga saya tida berada di situ tetapi
pemberitaan firman yang bagaikan kilat yang memancar melontarkan cahayanya.
Bahkan
baru-baru ini Uni Emirat Arab sedang gencar-gencarnya mengikuti pemberitaan
firman, jadi bukan hanya Amerika, Rusia, Belanda, Jepang, Singapur, Malasia dan
negara-negara lain.
Kilat; terang oleh
darah salib Kristus, yang tidak bisa terbantahkan.
2. Ruangan Suci / tempat pengudusan.
Pada ruangan
suci terdapat tiga macam alat yaitu;
- Meja Roti sajian à ketekunan dalam ibadah
pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah pendalaman Alkitab = domba-domba diberi makan.
-
Pelita emas à ketekunan
dalam ibadah raya minggu disertai
kesaksian.
Ibadah raya minggu = domba-domba diberi minum
-
Mezbah dupa à ketekunan
dalam ibadah doa penyembahan.
= domba-domba diberi nafas hidup.
Kemudian tekun
dalam tiga macam ibadah pokok, kita terlibat di dalam melayani Tuhan, itu merupakan
terang yang ajaib, kilat yang memancar bagaikan lima gadis bijaksana masing-masing
membawa pelita + minyak dalam bul-buli untuk menyongsong Mempelai Laki-Laki
Sorga.
Membawa pelita
= ketika kita beribadah. Kemudian membawa minyak dalam buli-buli itu adalah
tugas ketika beribadah, berati beribadah harus disertai dengan pelayanan itu merupakan
kesaksian dan terang yang ajaib.
Kalau kita
sunguh-sungguh melayani Tuhan dan tetap ada di tempat pengudusan (di muka bumi
ini) / berdiri dekat Tuhan (diamanpun kita berada), itu suatu terang yang
ajaib.
3. Ruangan maha suci.
Pada ruangan maha
suci terdapat satu alat yang utama itulah tabut
perjanjian.
Tabut
perjanjian itu terbuat dari kayu penaga di lapisi emas luar dan dalam.
Kemudian, ditutup dengan peti pendamaian (semua itu terbuat dari emas murni),
dan di atas tutup pendamaian itu terdapat dua kerub.
Jadi tutup
pendamaian dan dua kerub à Allah Tritunggal.
Tutup pendamain
à Yesus
Kristus.
Kerub yang
pertama à Allah bapa.
Keru yang
kedua à Allah Roh
Kudus.
Diantara kerub
ini ada cahaya yang memancar itulah shekina glory.
Tabut
perjanjian berbicara tentang persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala.
Kalau ada persekutuan
yang indah antara tubuh dengan kepala, maka di situ akan terlihat shekina glory,
di situ akan terlihat cahaya kemuliaan Allah, di mana Yesus menjadi Raja, bertakhta,
berkuasa dan berfirman atas orang itu. Ini juga merupakan cahaya yang tidak
dapat terbantahkan.
Artinya; daya dan kekuatan dari Allah Roh Kudus begitu dahsyatnya di
tempat kudus-Nya.
Itu bisa terlihat nanti di dalam kitab Kejadian dalam kisah Nuh ketika
bumi dilanda air bah...
Kejadian 8:1
(8:1) Maka Allah mengingat
Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia
dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga
air itu turun.
(8:2) Ditutuplah mata-mata
air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat
dari langit,
(8:3) dan makin surutlah
air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima
puluh hari.
Banjir melanda bumi selama 150 hari berarti 5 bulan berlangsng air
bah, setelah itu mulailah berangsur-angsur surut.
Kejadian 8:4-7
(8:4) Dalam bulan yang
ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada
pegunungan Ararat.
(8:5) Sampai bulan yang
kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal
satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.
(8:6) Sesudah lewat empat
puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan
seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu
menjadi kering dari atas bumi.
Mula-mula Nuh melepaskan burung gagak untuk mengetahui apakah bumi
sudah kering, tetapi kenyataannya burung gagak tersebut pulang pergi sampai air
itu menjadi kering dari atas bumi.
Pulang-pergi artinya; Roh Kudus tidak permanen.
Bisa saja hal itu terjadi, saat ibadah bisa terlihat baik, tetapi
setelah ibadah terlihat tabiat aslinya / tabiat dagingnya, saat ibadah seperti
dipenuhkan Roh Kudus, arif / bijaksana, setelah keluar dari ibadah, bukan lagi
arif, tetapi arifin, terlihat dagingnya.
Waktu ibadah soleh seperti di penuhkan Roh Kudus, setelah selesai
ibadah keluar dagingnya; menjadi solihin.
Itulah burung gagak, Roh Kudus tidak permanen dalam hidupnya, melihat
situasi kondisi.
Kehidupan seperti burung gagak masih asing terhadap Roh Kudus, belum
megnenal Roh Kudus.
Kejadian 8:8-9
(8:8) Kemudian
dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah
berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung
merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali
mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air;
lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke
dalam bahtera.
Kemudian Nuh melepaskan merpati, tetapi merpai itu kembali ke bahtera
Nuh. Tanda bahwa banjir masih melanda bumi, sebab itu merpati itu kembali, tidak
ada tempat untuk kedua kakinya bertumpuh.
Kejadian 8:10-11
(8:10) Ia menunggu tujuh
hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu
senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya
sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah
berkurang dari atas bumi.
Kemudian, untuk yang kedua kalinya, Nuh melepaskan burung merpati
tersebut, tetapi setelah menjelang senja pulanglah burung merpati disertai daun
pohon zaitun diparuhnya.
Itu berbicara tentang daya dan kekuatan dari Roh Kudus.
Selama 150 hari bumi dilanda banjir, semua tumbuh-tumbuhan, semua
pohon-pohohan ditumbangkan dan dihancukan oleh banjir itu kecuali, pohon
zaitun.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus memiliki daya dan kekuatan
yang begitu dahysat menghadapi roh najis.
Bagaimana dengan imam-imam? Hanya bisa memberontak, tidak mau belajar
dengar-dengaran sampai penuh Roh Kudus. Tidak mau menempatkan Kristus sebagai
kepala, karena membawa perasaan, harga diri, tidak ada kekuatan di situ, saya
yakin orang yang seperti itu tidak kuat menghadapi roh najis.
Kejadian 8:12
(8:12) Selanjutnya
ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu,
tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya.
Untuk yang ketiga kali burung merpati yang sama dilepaskan tetapi
burung itu tidak kembali lagi.
Artinya; terjadi pencurhan Roh El Kudus dan dipenuhkan oleh Roh Kudus
secara permanen.
Yesus telah mati dan bangkit pada hari yang ketiga, kemudian 40 hari ada
di bumi kemudian Dia naik, hari kelima puluh di Dia mencurahkan Roh Kudus, itulah
janji Tuhan kepada kita.
Kalau Tuhan sudah lepaskan kiranya apa yang dilepaskan itu memenuhi
kehidupan saya dan saudara, teramat lebih yang mengambil bagian dalam
pelayanan.
Mari kita lihat, burung gagak terus terbang pulang pergi sampai air
itu kering artinya Roh Kudus tidak permanen dalam hidupnya, masih asing
terhadap Roh Kudus, kadang baik kadang tidak, kadang arif, kadang bijaksana,
kadang tidak, sekarang soleh besok solihin, sedangkan merpati untuk yang pertama
kali dilepaskan, karena air belum surut ia kembali ke bahtara, kemudian di tunggu
tujuh hari lagi, untuk kedua kali dilepaskan, pada saat ia kembali dia membawa sehelai
daun pohon zaitun diparuhnya, dia bisa memberi tahu segala sesuatu; bisa
membawa kabar yang baik. Kehidupan yang dipenuhkan Roh Kudus bisa membawa kabar
baik, sehingga Nuh mengetahui keadaan bumi.
Ayo belajar terus membawa kabar baik dimanapun berada, bumi masih
dilanda banjir beritahukan situasi ini kepada sesama, jadilah pelita / menjadi
kesaksian, dunia ini sudah dilanda roh najis, beritahukan hal ini.
Bawalah kabar baik, pulang dan kembali ke kandang penggembalaan, bawa
kabar baik. Dari pekerjaan, apa masalahmu, bawa ke bahtera penggembalan.
Kemudian, setelah dipenuhkan oleh Roh
Kudus secara permanen, dia tidak lagi kembali ke bahtera itu karena Roh Kudus
itu mengajar dalam segala sesatu, sesuai dengan 1 Yohanes 2:27 Roh Kudus mengajar dan ajaran-Nya itu tidak salah
dan tidak dusta.
Berbicara tentang merpati berbarti
berbicara tentang ketulusan hati. Jadi kehidupan yang diurapi itu cirinya;
tulus hati.
Dengar firman, beribadah dan melayani,
berkorban, berbicara harus dengan tulus hati.
Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah
kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Orang yang tulus beribadah dan melayani
Tuhan adalah tanda bahwa telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat.
Sebaliknya, kalau ada sesuatu berati
hatinya belum dibersihkan dari hati nurani yang jahat.
Saya berdiri di atas mimbar, melayani
Tuhan, betul-betul dengan ketulusan hati dan saudara bisa melihat itu dari
setiap saya mengungkapkan kata-kata dalam setiap pemberitaan firman, pura-pura
atau tidak, kalau pura-pura saya iming-imingi saja; saudara diberkati, tanganmu
berkuasa.
Sebaliknya apa yang saya dapat dari
Tuhan itu yang saya sampaikan, belajar untuk menjadi tulus. Itulah kehidupan
yang diurapi Roh Kudus.
Syarat untuk dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Kejadian 1:1-2
(1:1) Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang
di atas permukaan air.
“Roh Allah melayang-layang
di atas permukaan air.”
Artinya; Roh Kudus berada di tempat yang rendah.
Permukaan air laut adalah titik nol atau titik terendah, di situlah
Roh Allah menyatakan kuasa-Nya.
Berarti ukuran supaya kita dipenuhkan dengan Roh Kudus, rendah hati /
merendahkan diri.
Air yang mengalir selalu mencari dataran yang rendah tidak mencari
dataran yang tinggi. Semua air yang mengalir dari gunung atau hulu akan
bermuara di laut.
Muara dari pada Roh Kudus adalah kehidupan yang rendah hati dan mau
merendahkan diri.
Biarlah kiranya kita semua menjadi
muara dari Roh Kudus, karena senantiasa merendahkan diri dihadapan Tuhan,
berarti; menempatkan Kristus (yang diurapi) sebagai kepala.
Kisah Para Rasul 2:14-16
(2:14) Maka bangkitlah
Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata
kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di
Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
(2:15) Orang-orang ini
tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,
(2:16) tetapi itulah yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
Kehidupan yang diurapi akan tampil
menjadi saksi / terang dunia, seperti Petrus = berada dalam suasana
kebangkitan.
Kisah Para Rasul 2:32
(2:32) Yesus inilah yang
dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
Simon Petrus dan rasulr-rasul yang
lain menjadi saksi atas kebangkitan Yesus Kristus.
12 rasul à kehidupan yang diurapi.
Roma 8:11
(8:11) Dan jika Roh Dia,
yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka
Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Kehidupan yang diurapi berada dalam
suasana kebangkitan.
Suasana kebangkitan artinya; melayani
Tuhan dalam kesucian, tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Terpujilah Tuhan dan kemuliaan hanya
bagi Dia sebab oleh Roh Kudus kita hidup untuk selama-lamanya, sebab Roh Kudus
berkuasa mematikan segala perbuatan-perbuatan daging = berada dalam suasana
kebangkitan. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment