IBADAH DOA PENYEMBAHAN 20 APRIL
2016
“KITAB KOLOSE”
(SERI 81)
Subtema : YANG UTAMA ADALAH KASIH BUKAN
SAYANG
Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih
Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus
kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Kita perhatikan
kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
- Bangsa kafir = orang -
orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Mereka yang dahulu
hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu
nyata dalam setiap perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.
Pendeknya, setiap perbuatan-perbuatan
jahat menunjukkan bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.
Lebih jauh kita
melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah berarti: “Tanpa Kristus,
tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung pada
kematian yang kekal.
Kita datang kepada
Allah karena kita menaruh harapan kepada Allah sekalipun kita adalah bangsa
kafir.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup
jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa,
sedangkan upah dosa adalah maut.
Kita bersyukur oleh
karena darah salib Kristus yang dahulu jauh menjadi dekat. Seandainya, bangsa
Israel tidak dibebaskan dari Mesir dan tidak dibawa masuk ke tanah Kanaan,
bangsa israel tetapi jauh dari Allah.
Demikian juga, oleh
karena darah salib Kristus, Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan ini bagi kita
= yang juh menjadi dekat.
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini,
karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka,
ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan
pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus
dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
- Mengikuti jalan dunia ini (ayat 2).
- Mentaati penguasa kerajaan angkasa (ayat
2).
- Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging (ayat 3).
Keterangan: Hidup di dalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini dikaitkan dengan pribadi Esau.
Kejadian 25:25-28
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti
jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau,
sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan,
tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
“Esau adalah
seorang yang pandai berburu daging (binatang)” = hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging.
Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2)
kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11)
percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan
menuruti keinginan daging tidak layak untuk mendapat bagian dalam kerajaan
sorga, sebab aturan untuk masuk dalam kerajaan sorga hanya satu; darah dan
daging tidak masuk dalam kerajaan sorga. Ibadah dan pelayanan tidak boleh
berbau daging, kalau berbau daging maka ditunggangi oleh perempuan kekejian itulah
roh najis, dan aturan ini tidak boleh dilanggar. Sebab itu, dengan tegas Rasul
Paulus menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup di dalam
hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan daging.
Keadaan seseorang yang hidup menurut daging.
1. Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh,
yaitu ibadah dan pelayanan, termasuk segala kegiatan-kegiatan di dalamnya =
tidak memikirkan perkara rohani.
Pendeknya, tidak terbeban dengan pekerjaan
Tuhan. Ayo, kita semua harus terbeban dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, kalau
tidak orang yang seperti itu pasti dagingnya masih kuat.
2. Hidup menurut daging berarti; ia sedang berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti; “mata ganti mata, gigi ganti gigi.”
Arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan
= orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman = berujung pada
kematian / binasa.
Pendeknya, hukum Taurat tidak mengenal belas kasihan
dan tidak mengenal kasih karunia.
Praktek ibadahnya; dijalankan secara lahiriah
saja, yaitu; mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan
tubuh jasmani tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah di hadapan Tuhan.
Sama seperti orang yang sedang beribadah, dia
berada di dalam gereja tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan sehingga
setiap firman yang didengar pasti di tolak, firman Tuhan tidak tinggal diam di
dalam hidupnya.
Ibadah lahiriah tidak mengandung janji baik
untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sejenak kita melihat...
Roma 8:7
(8:7) Sebab keinginan
daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum
Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Orang yang hidup menurut daging tidak takluk
pada hukum Allah, tidak patuh pada ajaran yang benar sehingga menjadi seteru
dari pada Allah (musuh Allah). Sebab itu jangan bermain-main jangan mengecilkan
firman, supaya ketika Ia datang dengan kemuliaan-Nya kita tidak dikecilkan
oleh-Nya melainkan turut bersama-sama dalam kemuliaan-Nya.
Ciri-ciri hidup menurut
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Kejadian
25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
“Esau seorang yang suka
tinggal di padang” à Esau adalah manusia
duniawi = lebih mengasihi dunia dari pada mengasihi Tuhan.
Padang
à dunia.
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Himbauan untuk kita malam
ini: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya.”
Sesibuk-sibuknya kita
dalam dunia ini, tetap kembali ke kandang penggembalaan.
Barangkali dalam
pekerjaan kita lelah dan capek, tetapi tetaplah berada dalam kandang
penggembalaan, biarlah tergembala itu menjadi tabiat / mendarah dagang.
Mari kita lihat apa saja
yang ada di dalam dunia...
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Semua yang ada di dalam
dunia, yaitu;
1.
Keinginan daging.
2.
Keinginan mata.
3.
Keangkuhan hidup.
Perlu diketahui: Ketiga
perkara ini bukan berasal dari Allah, melainkan dari dunia, itu sebabnya dikatakan;
“orang yang mengasihi dunia maka kasih
Allah tidak ada dalam orang itu.”
Sekarang kita melihat: KEINGINAN MATA.
Keinginan mata =
memandang perkara yang berada di di bawah berarti; tidak memandang perkara di
atas = tidak memandang hal-hal yang rohani.
Kejadiaan 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang
kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada
Yakub.
Di sini kita perhatikan Ishak sayang kepada Esau, sedangkan Ribka kasih kepada Yakub.
Berarti; setiap orang
kalau pandangannya hanya tertuju kepada perkara dunia ia hanya mendapat sebatas sayang, tetapi tidak mendapat kasih.
Ini adalah suatu kerugian
yang besar.
Di dalam Lukas 15 ada 3 kisah mengenai hal yang
terlihang;
-
Anak bungsu yang terhilang.
-
Satu dari 100 kambing domba tersesat di padang gurun.
-
Satu dari 10 dirham yang hilang.
Kalau kita perhatikan, di
dalam diri anak yang terhilang ini ia tidak mendapat kasih, sehingga ia banyak
menyakiti hati Tuhan, dengan cara berzinah dengan perempuan-perempuan pelacur sehingga
ketika ia kehilangan harta ia makan makanan babi.
Kemudian domba yang
terhilang juga tidak mendapat kasih, buktinya ia tidak dapat tergembala dengan
baik dan benar, ia tidak dapat menikmati kasih Allah, sehingga ia tersesat di
padang gurun.
Padang gurung atau padang
belantara adalah hamparan padang luas, di mana di situ tidak ada jalan yang
memberi petunjuk, di situ tidak ada Jl. DI. Panjaitan atau Jl. Jend. Sudirman, sehingga
apabila orang jauh meninggalkan Tuhan, ia tidak akan bisa kembali lagi untuk
mendapatkan kasih, sebab tidak ada petunjuk di sana, sementara bekas jejak-jejak
kaki itu sudah ditutupi oleh tiupan angin sehingga ketika ia mau kembali ia
tidak mengerti lagi, ia tidak tahu lagi arah dan tujuan hidupnya, sudah
kehilangan kasih.
Seorang perempuan
memiliki 10 dirham tetapi satu diantaranya terhilang.
10 kalau dikaitkan dengan
10 hukum Allah yang ditulis dalam 2 loh batu.
-
Hukum 1 sampai 4 ditulis pada loh batu pertama = kasih kepada Tuhan.
-
Hukum 6 sampai 10 ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada
sesama.
Waktu 1 dirham itu
terhilang ia berada di dalam kegelapan dosa.
Kita butuh kasih dari
Allah Bapa, tidak cukup hanya sebatas sayang. Hubungan daging hanya sebatas
sayang, kalau ada perkara daging, perkara lahiriah dia bisa berbuat baik, itu
sayang. Tetapi kasih menutupi banyak sekali dosa, kasih mengikat, menyatukan
dan yang menyempurnakan.
Apa artinya kita memandang
perkara di bawah tetapi kita hanya mendapat sebatas sayang, tidak mendapat
kasih dari Allah.
Apa yang kita butuhkan
dari Tuhan? Tentu yang kita butuhkan adalah kasih, kita ingin mendapatkan kasih, bukan sebatas sayang.
Apa jadinya kalau
seseorang tidak ada kasih, ia tinggalkan bapanya dan banyak melakukan
pelanggaran, sampai akhirnya dia mau makan makanan babi. Dia tinggalkan kandang
penggembalaan dan tersesat di padang gurun, (dunia ini) dan ia teriak, mengembik,
menjerit di tengah dunia ini, tetapi ia tidak bisa pulang.
Satu dari sepuluh dirham
yang terhilang berada dalam kegelapan dosa; tidak mampu mengasihi Tuhan dan
sesama, seperti selubung menutupi hati sehingga ia tidak dapat melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus. Tetapi perempuan itu menyalakan pelita dan menyapu
untuk mencari satu dirham yang hilang itu.
Kita tidak butuh sayang,
kalau orang sayang kepada kita silahkan, tetapi yang kita butuhkan kasih dari
Allah.
Injil Lukas 15 ini terdapat
tiga perikop antara lain;
1.
Perumpamaan tentang domba yang hilang.
2.
Perumpamaan tentang dirham yang hilang.
3.
Perumpamaan tentang anak yang hilang.
Terhilang berarti; tidak
memiliki kasih, jauh dari Tuhan.
Roma 9:12-14
(9:12) dikatakan kepada
Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada
tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian,
apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
Kalau hanya mendapat
sayang dari manusia, ujung-ujungnya dibenci oleh Tuhan, lalu mau cari apa kita
di dunia ini? Mau mendapatkan sayang atau mendapatkan kasih? Tuhan membenci
Esau tetapi mengasihi Yakub.
Biarlah mata kita
senantiasa terus melihat perkara di atas perkara rohani, kalau hanya
memperhatikan perkara di bawah, keinginan mata hanya mendapat sebatas sayang
saja dan akhirnya dibenci oleh Tuhan.
Kalau kita merindukan
sayang dari manusia otomatis tidak merindukan kasih dari Tuhan sehingga dibenci
oleh Tuhan.
Inikan kerugian besar,
tetapi hal ini tidak disadari oleh kebanyakan
orang.
Ketika Tuhan mengasihi Yakub tetapi
membenci Esau; Apakah Allah tidak adil? Tidak
mungkin Allah itu adil.
Mari kita lihat kasih...
1 Petrus 4:8
(4:8) Tetapi yang
terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih
menutupi banyak sekali dosa.
“Kasih menutupi banyak sekali dosa.”
Biarlah kiranya kita
semua saling mengasihi satu dengan yang lain.
Tanda-tanda memiliki kasih.
Yang pertama
1 Petrus 4:9-10
(4:9) Berilah tumpangan
seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang
akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang
sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah.
-
“Memberi tumpangan kepada
orang lain tanpa bersungut-sungut.”
-
“Melayani Tuhan dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan
percayakan.”
Hal ini terjadi hanya oleh kasih karunia Allah.
Kasih karunia = kemurahan
= yang tidak layak menjadi layak, yang jauh menjadi dekat oleh karena darah
Yesus Kristus. Kalau tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh belum memperoleh
kasih karunia, biar hebat dia punya talenta.
Memang kita ada di dunia
ini tetapi kiranya mata kita memandang perkara di atas saja. Kalau mata tertuju
pada perkara di bawah kita tidak mendapatkan kasih tidak berada dalam kandang penggembalaan,
tidak berada dalam kebenaran seperti selubung menyelubungi hati dan akhirnya
meninggalkan kasih Bapa, meninggalkan ibadah dan pelayanan, menyembunyikan
dosa. Kita berharga dan mulia karena kita tergembala saja, kalau tidak
tergembala tidak ada harga mu dihadapan Tuhan.
Kita ini awalnya hanya seonggok
tanah liat saja, lalu dibentuk di
tangan penjunan sampai segambar
dan serupa dengan-Nya lalu dihembuskan nafas hidup, tetapi kalau akhirnya kita
lupa diri tidak mendapat kasih, sama seperti debu tanah saja, hina tidak ada
harganya.
Kolose 3:13-14
(3:13) Sabarlah kamu
seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni
kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan.
Kegunaan kasih adalah;
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Dan kalau kita perhatikan
di sini, orang yang memiliki kasih mengampuni orang yang menaruh dendam
terhadap dia dengan segala kesabaran.
Seseorang
tidak bisa mengikat dirinya dengan orang lain, tetapi kasih berguna sebagai
pengikat, mempersatukan dan juga menyempurnakan dan berkuasa mengampuni dosa
dengan segala kesabaran termasuk orang yang menaruh dendam, benci, iri, dengki dan
lain sebagainya.
Yang kedua
Kolose 3:15-16
(3:15) Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
(3:16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang
akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian
rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
-
“Damai sejahtera Allah memerintah
di dalam hati.”
Kalau seseorang
kehilangan damai sejahtera, maka roh-roh yang lain memerintah di hati, itu
sebabnya seseorang mudah menjadi kecewa, mudah marah, mudah emosi, mudah
uring-uringan, mudah kesal dan lain sebagainya.
Jadi tanda orang yang
memiliki kasih itu; damai sejahtera kristus memerintah di dalam hati.
-
“Perkataan Kristus diam
dengan segala kekayaan-Nya di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.”
Perkataan Kristus = firman kristus = firman yang
diurapi.
Kegunaan firman yang
diurapi; menimbulkan iman = kebenaran karena iman, bukan karena kekuatan /
kebenaran diri sendiri.
Roma 9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas
kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati
kepada siapa Aku mau bermurah hati."
(9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha
orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
Yang harus kita perbuat
sekarang adalah; mengejar belas kasih Tuhan dan kemurahan hati Tuhan, jangan
lagi sesekali mengandalkan kekuatan, menggunakan perasaan, manusia daging,
pengertian-pengertian dari pada manusia daging sebab Tuhan menaruh belas kasih
kepada siapa Dia mau menaruh belas kasih.
Mungkin dulu banyak
kesalahan, damai sejahtera tidak tinggal di dalam hati sehingga seringkali
uring-uringan, sikap kita kurang terpuji, dan dulu kita tidak menyadari itu,
tetapi sekarang, jangan lagi gunakan kekuatan, kejar belas kasih dan kemurahan
hati Tuhan.
Bergantunglah kepada
kemurahan hati Tuhan, kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu, segenap jiwa dan
akal budi, ibadah jangan hanya rutinitas, bukan ibadah lahiriah, tetapi
sungguh-sungguh beribadah kita menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai
persembahan dan korban, tanda kita mendapat belas kasih. Kasih berarti menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban, tidak usah
uring-uringan, kita kejar belas kasih malam ini di bawah kaki salib Kristus sujud menyembah Dia untuk dapatkan kasih, jangan tinggalkan kasih Allah
dengan tiga contoh di atas tadi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment