Ibadah
Paskah, 25 Maret 2016
Shalom,
selamat malam, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena
kemurahan-Nya kita diperkenankan untuk merayakan paskah dalam tahun ini.
Oleh
karena darah Anak Domba Paskah kita dibebaskan dari segala belenggu dosa, dari
segala ikatan apapun; roh jahat, roh najis, dunia dengan segala arusnya, supaya
kita merdeka dan bebas melayani Tuhan dan sesama, dalam setiap ibadah dan
pelayanan yang Tuhan percayakan.
Terlebih
dahulu saya mohon ampun kepada Tuhan Yesus atas keterbatasan kami, memang
inilah kemampuan saya, sepanjang malam saya sudah mencari firman dan sampai
tadi sore juga belum rampung, dan saya berkata kepada isteri saya; “tolong bantu doa.” sebanyak dua kali
saya berkata, supaya ibadah kita jangan menjadi sia-sia saat merayakan paskah.
Segera
kita perhatikan..
Ezra
6:19
(6:19) Dan pada tanggal
empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah.
Orang
Yehuda yang pulang dari pembuangan (Babel) merayakan
paskah.
Malam
ini kita menjalankan ibadah sekaligus merayakan paskah, semua karena kemurahan
Tuhan tentunya.
Lebih
jauh...
1
Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang
lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.
Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah
kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan
dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan
kebenaran.
Hari
raya paskah berarti; pembebasan terhadap dosa yang disebut ragi.
Ulangan
16:1-2
(16:1) "Ingatlah akan
bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib
itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam.
(16:2) Maka engkau harus
menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN,
Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana.
Bulan
abib adalah bulan pertama bangsa Israel harus; merayakan paskah bagi Tuhan
Allah.
Hari
raya paskah berarti; mempersembahakn korban yaitu menyembelih kambing domba
ataupun lembu sapi.
Ulangan
16:3
(16:3) Janganlah engkau
makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan
roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan
buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu
engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.
Pada
saat merayakan paskah dilarang memakan sesutu yang beragi = bebas dari dosa.
Yohanes
18:39
(18:39) Tetapi pada kamu
ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu,
supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?"
Dari
ayat-ayat di atas yang telah saya sampaikan, kita dapat menarik suatu
kesimpulan, bahwa: Paskah adalah
pembebasan dari dosa.
Kita
kembali...
1
Korintus 5:7-8
(5:7) Buanglah ragi yang
lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.
Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah
kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan
dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan
kebenaran.
Sekali
lagi saya katakan; paskah adalah bebas dari ragi yaitu dosa, terkhusus terbebas
dari:
“Ragi yang lama, ragi
keburukan, ragi kejahatan.”
“Ragi yang lama,
keburukan, kejahatan” akan dikaitkan dengan 3 jenis ragi yang
lain.
Kita
akan perhatikan satu persatu tiga jenis ragi ini..
Keterangan
: RAGI YANG LAMA.
Efesus
4:22,25-31
(4:22) yaitu bahwa kamu,
berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama,
yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
(4:25) Karena itu buanglah
dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama
anggota.
(4:26) Apabila kamu
menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu
(4:27) dan janganlah beri
kesempatan kepada Iblis.
(4:28) Orang yang mencuri,
janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan
pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan
sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
(4:29) Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia.
(4:30) Dan janganlah kamu
mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan.
(4:31) Segala kepahitan,
kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,
demikian pula segala kejahatan.
Ragi
yang lama dibagi menjadi dua bagian antara lain;
Yang pertama.
-
“Dusta” =
perkataan yang tidak benar.
-
“Amarah” = emosional.
-
“Memberi
kesempatan kepada Iblis” à
orang yang berkelemahan.
-
“Mencuri”,
berarti; mengambil yang bukan miliknya.
-
“Perkataan
kotor” = perkataan yang tidak layak yang keluar dari mulut.
-
“Mendukakan
Roh Kudus” à manusia daging.
Kalau hidup menurut hawa nafsu dan kenginan daging maka yang berduka adalah Roh
Kudus, sebab daging itu mati Roh yang menghidupkan.
Yang kedua: “Segala kepahitan, segala kegeraman, segala
kemarahan, segala pertikaian, segala
fitnah
dan segala kejahatan.”
Kolose
3:5
(3:5)
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala,
“Segala sesuatu yang
duniawi” = hidup lama, antara lain: “percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan.”
Lima
perkara ini = penyembahan berhala.
Berhala
= segala sesuatu yang melebihi dari
Tuhan. Apa saja, kalau itu melebihi dari Tuhan itu adalah berhala, baik
pekerjaan, perut, uang, anak, suami, isteri, harta, kekayaan, apabila semuanya
itu melebihi dari Tuhan = penyembahan berhala.
Kerugian bila hidup dalam
penyembahan berhala...
1
Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23)
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman
TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Perhatikan; kekerasan hati Saul adalah tidak
mendengar dan memperhatikan firman Tuhan = melangkahi titah Tuhan.
Sedangkan kedegilan / kekerasan hati =
penyembahan berhala.
Jadi kesimpulannya; penyembahan berhala penyebab
sehingga seseorang tidak mendengar dan tidak memperhatikan firman Tuhan.
Matius 13:20-21
(13:20) Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan
karena firman itu, orang itupun segera murtad.
Tanah
yang berbatu-batu adalah gambaran dari kekerasan hati.
Kerugiannya:benih
yang ditaburkan segera tumbuh tetapi tidak berakar, sehingga apabila ada ujian,
cobaan, penindasan ia segera murtad tidak mampu menghadapinya.
Itulah
tanah yang berbatu-batu gambaran dari kekerasan hati.
Ragi yang lama berhubungan
dengan ragi Saduki.
Matius
16:6
(16:6) Yesus berkata
kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi
dan Saduki."
Di
sini ada peringatan kepada 12 murid supaya mereka waspada dan berjaga-jaga terhadap
ragi orang Saduki.
Pemikiran
murid-murid: Yesus mengatakan hal itu karena murid-murid tidak membawa roti,
menunjukan bahwa murid-murid belum paham tentang kuasa Allah.
Matius
22:23
(22:23) Pada hari itu
datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki,
yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
Ragi
saduki ialah tidak percaya kepada kuasa
kebangkitan Yesus Kristus.
Matius
22:24-28
(22:24) "Guru, Musa
mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya
harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya
itu.
(22:25) Tetapi di antara
kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan
karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi
saudaranya.
(22:26) Demikian juga yang
kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
(22:25) Tetapi di antara
kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan
karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi
saudaranya.
(22:26) Demikian juga yang
kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
(22:27) Dan akhirnya,
sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
(22:28) Siapakah di antara
ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab
mereka semua telah beristerikan dia."
Bila
tidak percaya terhadap kuasa kebangkitan Yesus Kristus: “Hanya bicara soal kawin dan mengawinkan” = dikuasai roh najis.
Matius
22:29-30
(22:29) Yesus menjawab
mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah!
(22:30) Karena pada waktu
kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti
malaikat di sorga.
Pendeknya,
orang saduki menjadi sesat = diluar jalur kebenaran, dengan tanda; tidak mengerti kitab suci (firman Allah
yang tertulis) maupun kuasa Allah, seperti murid-murid, di atas tadi
telah disinggung.
Matius
22:31-33
(22:31) Tetapi tentang
kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah,
ketika Ia bersabda:
(22:32) Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan
Allah orang hidup."
(22:33) Orang banyak yang
mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
Berbicara tentang kebangkitan,
ada tertulis: “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah
orang mati, melainkan Allah orang hidup” = Allah
yang hiduo, bukan Allah yang mati.
Matius 22:230
(22:30) Karena pada waktu
kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti
malaikat di sorga.
Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: “tidak
kawin dan tidak dikawinkan”
Artinya; daging tidak ditunggangi oleh roh najis melainkan hidup
seperti malaikat di sorga.
Berbicara
malaikat di sorga:
1.
Tidak mempunyai perasaan manusia daging.
2.
Melayani Tuhan siang dan malam.
Keterangan:
RAGI KEBURUKAN.
Matius
9:16-17
(9:16) Tidak seorangpun
menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika
demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah
koyaknya.
(9:17)
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan
kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong
yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Ragi
keburukan ini berbicara tentang kebebalan, karena di sini adalah dua kali
pernyataan;
-
“Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang
belum susut pada baju yang tua.”
Alasannya; “karena
jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah
koyaknya.”
Ini berbicara tentang kebebalan. Kalau seseorang tetap
mempertahankan prilaku yang buruk sekalipun diperbaiki tidak akan bisa = bebal.
Demikian juga anggur yang baru tidak akan diisikan ke
dalam kantong kulit yang tua, sebab apabila di isi maka anggur itu akan merobek
kantong kulit yang tua.
Kantong kulit yang tua berbicara tentang hati yang belum dibaharui, sedangkan
baju yang tua à perbuatan yang buruk.
Jadi ragi keburukan itu berbicara tentang kebebalan, dan
kebebalan sangat sukar untuk diperbaiki dan tidak menghargai; kebenaran dan
kasih Allah.
- Kain
penambal à
kebenaran.
- Anggur
à
kasih Allah.
Amsal 18:1-2
(18:1) Orang yang menyendiri, mencari
keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.
(18:2) Orang bebal tidak suka kepada pengertian,
hanya suka membeberkan isi hatinya.
Orang bebal
tidak suka kepada pengertian, tidak suka kepada kebenaran, tidak suka terhadap
kasih Allah.
Saya banyak
melihat orang yang seperti ini, ekonominya sudah hancur, hidupnya sudah
hancur-hancuran, anaknya berantakan tetap saja ia tidak mau datang kepada Tuhan.
Amsal 28:25-25
(28:25) Orang yang loba, menimbulkan
pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.
(28:26) Siapa percaya kepada hatinya sendiri
adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.
“Percaya kepada hatinya dan pengertiannya” = orang bebal.
Jadi orang
bebal itu hanya percaya kepada pengertiannya saja, tidak percaya kepada firman,
tidak percaya kepada salib Kristus.
Orang yang
bebal sama seperti orang yang loba = cinta uang = tamak = serakah, dalam
seluruh pemikirannya hanyalah uang, harta, kekayaan.
Lalu kalau
ditanya, kenapa tidak ibadah (tidak mau mendengar firman)? Jawabnya; kalau saya
tidak kerja dari mana uang pak pendeta? Saya butuh makan, biaya sekolah, butuh
ini dan itu, biaya ini dan itu, itukan pengertian sendiri. Padahal, kalau terlebih
dahulu mencari kerajaan sorga serta kebenarannya, maka yang kurang-kurang akan
ditambahkan, itu pengalaman saya.
Jadi, apa yang
saya sampaikan ini bukan teori tetapi pengalaman saya, saya datang ke provinsi Banten
ini nol, tidak membawa apa-apa.
Lebih jauh
kita melihat orang bebal...
Efesus 5:15-17
(5:15) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
(5:16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat.
(5:17) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
(5:18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur,
karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Orang bebal
tidak berlaku bijaksana / tidak arif, buktinya; tidak menggunakan waktu denga
baik, tidak untuk beribadah dan melayani Tuhan, tidak mau serahkan hidupnya.
Itulah orang bebal; menyia-nyiakan waktu.
Pada waktu
sekolah dasar di dinding kelas saya ada tulisan; “waktu adalah uang.”
Kembali saya sampaikan;
orang bebal disebut dengan dua hal;
·
Bodoh = tidak mengerti kehendak Tuhan.
·
Mabuk anggur / mabuk hawa nafsu. Biasanya orang
yang mabuk hawa nafsu tidak berakal budi.
Ini adalah
tanda-tanda orang malam, yang senantiasa berada dalam kegelapan; orang-orang
malam, suka tidur dan suka mabuk = malas.
Ragi keburukan berhubungan
dengan ragi orang farisi.
Mari kita lihat ragi orang farisi...
Matius 23:1-3
(23:1) Maka berkatalah
Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
Inilah
ragi farisi; melayani Tuhan dengan pakaian yang buruk dan masih hidup di bawah
hukum Taurat.
Matius
23:4-7
(23:4) Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan
yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk
di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Melayani
dengan menggunakan pakaian buruk;
1.
“Mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya
di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya” = tidak
terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
2.
“Melayani hanya untuk dilihat orang lain.”
3.
“Duduk
ditempat yang terdepan.”
4.
“Suka
menerima penghormatan.”
Kondisi
ini akan lebih dipertegas pada ayat berikutnya...
Matius
23:13-15
(23:13) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu
sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
(23:14) (Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan
doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih
berat.)
(23:15) Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu
orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan
dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Melayani dengan pakaian buruk = munafik. Berarti dapat kita mengambil
kesimpulan; ragi farisi adalah kemunafikan.
Munafik berarti; di luar dan di dalam tidak sama, di luar terlihat
baik di dalam penuh kejahatan.
Sekarang kita lihat
orientasi orang munafik dalam melayani Tuhan.
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu,
hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu
orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau
Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi
mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di
atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu
orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang
menguduskan persembahan itu?
Orang faris berkata; “Bersumpah
demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci,
sumpah itu mengikat.”
Kemudian mereka juga berkata; “Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.”
Artinya: Kalau melayani dengan kemunafikan, terikat dengan
perkara-perkara lahiriah.
Kalau terikat dengan perkara lahiriah, mengabaikan dua hal:
1. Tidak hidup dalam kesucian = mengabaikan
ruangan suci.
2. Tidak mempersembahkan diri sepenuhnya sebagai persembahan yang hidup,
kudus dan yang berkenan kepada Tuhan = mengabaikan
mezbah.
Sidang jemaat kiranya senantiasa mendoakan saya untuk terus melayani
Tuhan dengan tulus, tidak terikat dengan perkara lahriah, berapa banyak yang kita
kumpulkan, tadi kolekte yang pertama untuk kas gereja, nanti yang kedua
pemberitaan Injil, sedikitpun saya tidak pernah mengambil uang dari kas gereja
dan setiap uang yang ada, kita gunakan untuk biaya operasional, baik untuk
internet, baik untuk peminjaman tempat ibadah, baik untuk mencetak majalah.
Mencetak majalah itu, walaupun masih sistim manual, tetapi cukup membutuhkan
biaya yang banyak; jutaaan.
Kita juga megirim majalah kepada hamba-hamba Tuhan, dari Sumatera
sampai ke Irian, dibutuhkan jutaan ditambah juga biaya ongkos kirimnya, satu
saja untuk satu buku, rata-rata duabelas ribu rupiah. Coba saudara kali ratusan,
setiap tiga bulan dan tiap minggu, kita belajar untuk melakukan itu.
Kalau saya diundang melayani di mana-mana, saya belajar menggunakan
ongkos saya sendiri; pulang dan pergi.
Belajar untuk tidak munafik, tidak terikat kepada perkara lahiriah sebab
itu adalah ragi keburukan, ragi orang farisi.
Matius 23:20-21
(23:20) Karena itu
barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi
segala sesuatu yang terletak di atasnya.
(23:21) Dan barangsiapa
bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang
diam di situ.
Kalau kita mau mempersembahkan korban, maka kita terikat dengan
penyerahan diri kepada Tuhan = hidup dalam doa penyembahan, kalau kita mau menjadi
rumah Tuhan maka kita akan terikat dengan kesucian sebagai bait suci, tempat
Tuhan berdiam.
Keterangan:
RAGI KEJAHATAN.
Kolose
3:8-9
(3:8) Tetapi sekarang,
buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata
kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu
saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya,
Kejahatan
sekarang (setelah dibebaskan dari ragi yang lama), antara lain; “marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang
keluar dari mulutmu” = seharga
dengan dusta.
Kalau dikuasai ragi kejahatan menjadi pendusta. Dusta ini dosa
terakhir, kenapa saya katakan dosa terakhir? Karena kalau seseorang dikuasai
ragi kejahatan, maka orang tersebut harus berdusta.
Pendeknya, dusta adalah sarang dan wadah bagi ragi kejahatan.
Jadi setiap orang yang berbuat jahat pasti berdusta, itu sebabnya saya
katakan; dusta ini dosa terakhir.
Perhatikan saja orang yang melakukan kejahatan, suka membela diri
dengan cara berdusta.
Membela diri dengan cara berdusta, berarti berdusta terhadap hati
nurani, berdusta kepada Tuhan dan sesama, hal ini sangat bertentangan dengan
tabiat Roh Kudus.
Kalau orang tidak punya hati nurani, sering terlanjur-lanjur kebablasan
/ rem blong, tabrak sana dan tabrak sini.
Jangan dustai hati nuranimu, jangan dustai Tuhan dan sesama jujurlah
melayani Tuhan Yesus.
Masih banyak lagi jenis-jenis kejahatan, tetapi pada kesempatan malam
ini tidak bisa saya uraikan satu persatu, mengingat waktu yang sudah terlalu
malam, yang pasti itulah ragi kejahatan.
Ragi kejahatan berhubungan
dengan ragi Herodes.
Mari kita lihat ragi Herodes.
Matius 2:16-18
(2:16) Ketika Herodes
tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah.
Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
(2:17) Dengan demikian
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
(2:18) "Terdengarlah
suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya
dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Ragi
Herodes, yaitu; membunuh anak-anak di Betlehem, berumur dua tahun ke bawah.
1
Yohanes 3:15
(3:15) Setiap orang yang
membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa
tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
Membenci
sesama setara dengan dosa membunuh.
Jadi,
kita jangan suka menghakimi seorang pembunuh, karena membenci sesama setara
dengan dosa membunuh.
Pendeknya,
menghakimi seorang pembunuh adalah salah kaprah, kenapa saya bilang salah
kaprah, karena ketika mendengar berita pembunuhan sampai dimutilasi; tanpa
sadar kita berkata; “kejam sekali orang
itu, kok tega sekali di mana hati nuraninya, apa dia tidak punya belas
kasihan..?” Tetapi saya mau sampaikan malam ini; membenci sesama setara
dengan dosa pembunuh. Jadi jangan suka menghakimi seorang pembunuh, karena kita
juga seorang pembunuh.
Jadi
jangan kita jijik melihat seorang pembunuh, kita juga sama dengan dia seorang
pembunuh, kalau masih membenci sesama.
Inilah
kekeliruan orang Kristen, banyak yang salah kaprah dalam memandang seorang pembunuh.
Mari
kita lihat lagi ragi Herodes..
Lukas
13:31-32
(13:31) Pada waktu itu
datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah,
tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
(13:32) Jawab Yesus kepada
mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir
setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang
ketiga Aku akan selesai.
Herodes
juga disebut dengan si serigala.
Serigala adalah gambaran dari roh jahat, kalau burung gambaran dari pada roh
najis.
Yesus
pernah berkata; "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Tuhan
tidak berkenan menjadi kepala atas tubuh, bila dikuasai roh jahat dan roh najis.
Yohanes
10:12
(10:12) sedangkan seorang
upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri,
ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari,
sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Pekerjaan
dari serigala:
a.
“Menerkam
kawanan domba” berarti; menyakiti.
b.
“Mencerai-beraikan
kawanan domba” berarti; memisahkan kawanan domba dari Tuhan = tidak
tergembala denga baik dalam satu kandang dengan satu gembala.
Jadi kalau orang terpisah dari Tuhan / tidak tergembala
dalam satu kandang dengan satu gembala, berarti sedang dicerai-beraikan oleh si
serigala = dikuasai roh jahat.
Pekerjaan
dari si serigala; memisahkan kawanan domba dari gembala = ragi Herodes.
Kesimpulannya:
Ragi yang lama, ragi keburukan, ragi kejahatan dahulu dialami oleh bangsa Israel, terkhusus
orang Yehuda dan akhirnya mereka dibuang ke babel selama 70 tahun. Itulah tadi cerita
atau kisah dalam kitab Ezra 2:19.
Kerajaan
Israel itu akhirnya terpecah menjadi dua;
-
Sebelas suku itulah yang disebut Israel.
-
Satu suku lain itulah Yehuda.
Setiap raja-raja Yehuda ini, silih berganti, semua
melakukan kejahatan, semua hidup dalam tiga ragi ini.
Mari kita lihat di akhir
episode dari raja demi raja yang saling bergantian memimpin Yehuda.
2
Tawarikh 36:11
(36:11) Zedekia berumur
dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia
memerintah di Yerusalem.
(36:12) Ia melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi
Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN.
(36:13) Lagipula ia
memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi
Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik
kepada TUHAN, Allah Israel.
(36:14) Juga semua pemimpin
di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti
segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem
itu dinajiskan mereka.
Zedekia
adalah raja yang terakhir, ini adalah akhir episode dari kerajan Yehuda.
Yehuda
hidup dengan tiga ragi dan akhirnya mereka di buang ke Babel selama 70 tahun di
dalam perbudakan. Dengan tiga ragi inilah penyebab mereka dibuang.
Kita
perhatikan; “Seluruh Yehuda” dimulai
dari:
1.
Rajanya,
silih berganti melakukan kejahatan = ragi kejahatan = ragi Herodes.
2.
Para imam, yang melayani Tuhan, berubah
setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain = ragi keburukan =
ragi farisi.
3.
Rakyatnya, juga berubah setia dengan mengikuti
segala kekejian bangsa-bangsa lain, sampai puncaknya menajiskan rumah Tuhan
yang di Yerusalem = ragi yang lama = ragi saduki.
Rumah Tuhan yang di Yerusalem dibangun selam 46 tahun,
itu dinajiskan dengan segala perabotan yang ada di dalamnya.
2
Tawarikh 36:15-16
(36:15)
Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui
utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
(36:16)
Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala
firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit
terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.
Sekalipun
bangsa Isarel dan Yehuda melakukan kejahatan demi kejahatan silih berganti,
Tuhan tetap sayang kepada mereka dan mengutus utusan-Nya itulah hamba-hamba
Tuhan yang diurapi.
Respon
mereka terhadap kebaikan dan kemurahan hati Tuhan;
1.
“Mengolok-olok
utusan Allah” = tidak menghargai hamba Tuhan, tidak
menghargai yang diurapi.
Yesus Gembala Agung, bangsa Israel adalah kawanan
domba, sidang jemaat adalah kawanan domba dalam penggembalaan ini dan hamba
Tuhan / pendeta adalah gembala sidang untuk menggembalakan sidang jemaat
sebagai kawanan domba Allah. Lalu kalau sidang jemaat tidak menghargai gembala
sidang, saya tidak habis pikir, tidak menghargai utusan Tuhan yang diurapi
untuk membawa kabar baik, kabar pembebasan.
Tetapi kenyataannya itulah yang terjadi itulah yang
menimpa bangsa Israel terkhusus; Yehuda.
2.
“Menghina
firman Allah.”
Jangan sampai kita menghina firman Allah, apalagi malam
ini kita sedang merayakan paskah, sebab batu sandungan akan berhadapan langsung
dengan batu kilangan yang akan diikatkan dileher lalu ditenggelamkan di laut.
3.
“Mengejek
nabi-nabinya.”
Tugas nabi adalah untuk bernubuat = menyampaikan segala
sesuatu yang terkandung di dalam hati.
Akhirnya: “murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga
tidak mungkin lagi pemulihan”, kalau
tiga perkara ini menguasai kehidupan seseorang.
Tidak
menghargai kesempatan yang Tuhan berikan, tidak menghargai kemurahan hati
Tuhan, tidak akan mengalami pemulihan.
Kasih
karunia = kemurahan = yang tidak layak mejadi layak.
Kita
ini bangsa kafir bukan bangsa pilihan / orang Israel, tetapi karena kemurahan hati
Tuhan kita menjadi layak beribadah dan melayani, layak dengar firman Tuhan.
Kesempatan
ini adalah panjang sabar Tuhan / kemurahan Tuhan yang harus dihargai.
Bukti tidak ada pemulihan.
2
Tawarik 36:17-18
(36:17)
TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna
mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna
atau gadis, orang tua atau orang ubanan--semua diserahkan TUHAN ke dalam
tangannya.
(36:18)
Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari
rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya
ke Babel.
Yang pertama: “Diserahkan
kepada musuh”, menjadi tawanan.
Ada dua musuh utama;
-
Daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut, karena dia berdiam
bersama dengan kita, sampai kapanpun dia musuh abadi, sebab itu jangan
meninabobokan, jangan memuaskan daging.
-
Iblis/Setan
gambaran dari roh jahat dan roh najis. Itu musuh utama.
Yang kedua: “Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang
kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda
para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel.”
Saudaraku,
karunia-karunia Roh dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan, itu merupakan
harta yang indah yang harus dipelihara, dipertahankan oleh imam-imam yang
melayani Tuhan.
Sedikit
kesaksian....
Setelah
pendeta In Yuono meninggal, penggembalaan dilanjutkan oleh bapak pendeta Pong
Dogalemba. Lalu melihat cara Om Pong Dogalemba melayani Tuhan tidak sama dengan
pendiri GPT itulah pendeta In Yuono (almarhum), maka ada satu orang kaya
meninggalkan penggembalaan, sementara orang tersebut telah melayani Tuhan
sesuai dengan karunia jabatan yang dia diperoleh dari Tuhan, di tinggallkan
karena sosok bapak Pendeta Pong tidak seperti pendiri GPT itulah Om In Yuono.
Sampai
kapanpun dia tidak akan pernah temukan yang seperti itu, dia pergi ke gereja-gereja,
dari gunung yang satu ke gunung yang lain.
Kalau
tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, biar cari firman
di mana-mana, itu tidak baik, yang Tuhan mau; menjadi kawanan domba, tergembala
dengan baik dalam satu kandang.
Gembala
juga tidak boleh digilir-gilir, hanya satu Gembala Agung. Hanya gembala yang
mengerti domba-domba, yang sakit dan lain sebagainya, hamba Tuhan yang digilir
tidak tahu, dia hanya bisa khotbah.
Tetapi
karena dia tidak temukan firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel,
dia kembali, dia minta ampun sejadi-jadinya kepada Tuhan.
Ayo,
hargai karunia-karunia dan jabatan-jabatan, itu harta yang indah.
Selain
menjadi tawanan; harta yang indah dirampas juga tidak tergembala kemudian tidak
lagi melayani, sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan maka dapat
dipasikan tidak ada pemulihan terhadap orang yang seperti ini.
Tetapi
oleh karena kemurahan Tuhan, malam ini ada jalan
keluarnya..
Ezra
6:19
(6:19)
Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan
merayakan Paskah.
Saya ulangi kembali, orang Yehuda yang pulang
dari Babel merayakan paskah.
Jadi jalan keluarnya; kembali kepada Tuhan dan merayakan paskah.
Kemudian, pada saat mereka merayakan paskah adalah
pada tanggal 14 pada bulan pertama, bulan abib, itu jalan keluarnya.
Kita
lihat tanggal dan bulan ini.
Keluaran
12:1-6
(12:1) Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
(12:2) "Bulan inilah
akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama
bagimu tiap-tiap tahun.
(12:3) Katakanlah kepada
segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh
masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk
tiap-tiap rumah tangga.
(12:4) Tetapi jika rumah
tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia
bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil
seekor, menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan
menurut keperluan tiap-tiap orang.
(12:5) Anak dombamu itu
harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau
kambing.
(12:6)
Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul,
harus menyembelihnya pada waktu senja.
Pada
waktu merayakan paskah maka yang pertama sekali; mereka harus mengambil kambing
atau domba jantan yang tidak bercela, tidak timpang, tidak buta dan kulitnya
tidak ada borok.
Ini
menggambarkan kesempurnaan dari pribadi Yesus Kristus kepala gereja, Mempelai Pria Sorga.
Kemudian,
“diambil pada tanggal 10”, artinya;
harus hidup menurut ketetapan-ketetapan Tuhan.
Angka
10 à 10 perintah Allah.
Jadi,
harus sesuai dengan kebenaran dan ketetapan Tuhan, pada saat merayakan paskah.
Malam
ini kita merayakan paskah harus benar dulu, maka mereka yang kembali dari
pembuangan itu, akhirnya membersihkan diri dari segala kenajisan, kekejian dari
bangsa-bangsa disekitar mereka.
Ada
beberapa orang yang menajiskan diri dengan bangsa-bangsa lain, kemudian
membersihkan diri, barulah mereka merayakan paskah.
Mari
kita buktikan itu...
Ezra
6:20
(6:20) Karena para imam
dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah mereka
sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang
yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam,
dan bagi dirinya sendiri.
Orang-orang Lewi bersama para imam, itulah
pelayan Tuhan bersama-sama mentahirkan diri, lalu tahirlah mereka sekaliannya.
Jadi terlebih dahulu benar (diambli pada
tanggal 10), sedangkan domba jantan menunjuk pribadi Yesus Kristus Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Kemudian, “berumur setahun” berbicara tentang kedewasaan penuh.
Mari kita lihat orang yang dewasa...
Kidung agung 8:8-10
(8:8) --Kami mempunyai
seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami
perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
(8:9) Bila ia tembok, akan
kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan
palang kayu aras.
(8:10) --Aku adalah suatu tembok dan buah
dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang
telah mendapat kebahagiaan.
Seorang perempuan yang dewasa dilihat atau
diketahui kalau dia sudah mempunyai buah dada.
Buah dada kalau dikaitkan dengan Tabernakel
terkena kepada dua loh batu, berisikan 10 hukum Allah, dibagi menjadi dua bagian;
-
Hukum 1 sampai dengan 4, ditulis pada loh
batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
-
Hukum 5 sampai dengan 10, ditulis pada loh
batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Itulah buah dada; mampu mengasihi Tuhan dan
mampu mengasihi sesama = dewasa penuh.
Kalau masih bersungut-sungut, tidak mampu
mengasihi Tuhan dan tidak mampu mengasihi sesama, berarti belum dewasa rohani,
pendeknya tidak mampu pikul salib. Itulah
merayakan paskah.
Kemudian; kedewasaan rohani digambarkan
menjadi suatu tembok.
Tembok ini juga berbicara tentang perisai
atau iman, bisa menjaga adik rohaninya.
Kalau suami lebih dewasa rohani bisa menjaga
isterinya, atau sebaliknya kalau isteri lebih dewasa, jadilah perisai iman, jangan hakimi suami yang bodoh.
Dan selain disebut tembok disebut juga buah
dadanya; menara.
Kegunaan menara adalah untuk menjaga,
melindungi, memperhatikan dan membela à
doa penyembahan.
Itu keadaan bila seseorang dewasa rohani; bisa
mengayomi.
Keluaran 12:5-6
(12:5) Anak dombamu itu
harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau
kambing.
(12:6)
Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul,
harus menyembelihnya pada waktu senja.
Diambil pada tanggal 10, kemudian dikurung
sampai tanggal 14 bulan itu, bulan abib / pertama.
Berarti; ada 4 hari lamanya kambing domba
paskah itu dikurung.
Artinya; sebelum disembelih terlebih dahulu
diselidiki oleh 4 hal.
Empat hari ini berarti di selidki oleh;
1.
Hati
nurani.
Jangan dustai hari nurani, kalau memang
salah akui kepada Tuhan dan katakan aku masih salah dalam hal ini dan itu,
sebut saja, akui dihadapan Tuhan.
2.
Setan.
Setan juga tahu kalau anak Tuhan itu
sungguh-sungguh atau tidak.
Jadi jangan saudara coba-coba mendustai
kebenaran.
3.
Dunia.
Kita masih berada dalam dunia, maka
dunia juga akan menjadi saksi.
4.
Tuhan.
Jadi ada 4 hari dia dikurung, berarti; harus
memberi dulu diselidiki oleh empat perkara ini, kalau lulus diselidiki Setan seperti Ayub dia layak, lulus
diselidiki oleh Tuhan, dia layak, lulus
diselidiki hati nurani, dia layak,
kalau terlepas dari perkara lahiriah yang ada di dunia ini, dia layak, selanjutnya pada tanggal 14 disembelih.
Inilah jalan keluarnya, beri diri diperiksa
oleh empat perkara tersebut, sudah lulus atau belum.
Kemudian, setelah tanggal 14; “disembelih pada waktu senja.”
Saudaraku, disembelih pada waktu senja itu
untuk sepanjang malam. Pada waktu malam hari = berbicara tentang kegelapan
dimana dosa berkuasa.
Kalau dosa semakin berkuasa bahkan dosa
semakin memuncak, berarti keadaan dunia semakin gelap.
Berarti, disembelih pada waktu senja untuk
sepanjang malam, supaya kita dapat bertahan menghadapi kegelapan di mana dosa sudah
semakin memuncak.
Lalu...
Keluaran 12:22
(12:22) Kemudian kamu
harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam
sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua
tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
“Darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu.”
Artinya; ketika kita merayakan paskah harus
ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh.
Ada tanda darah pada ambang atas dan kedua
tiang pintu bebas dari tulah kemusnahan.
Kenapa
harus seperti itu?
Keluaran 12:23
(12:23) Dan TUHAN akan
menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak
membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
Terbebas dari tulah pemusnah = ada
pemeliharaan Tuhan, oleh kuasa darah Anak Domba Paskah.
Bandingkan
dengan mereka yang tidak merayakan hari raya paskah.
Keluaran 12:27
(12:27) maka haruslah kamu berkata: Itulah korban
Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia
menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu
berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.
Sedangkan di Mesir
tidak merayakan paskah, tidak ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh sehigga
tulah pemusnah masuk ke rumah mereka; sehingga Mesir mengalami kematian anak
sulung.
Lalu setelah bangsa
Israel merayakan paskah, berlututlah mereka, sujud menyembah.
Malam ini kita
akan merendahkan diri kita di bawah kaki Tuhan, karena kita sudah merayakan
paskah dan kita sudah melihat jalan keluarnya. Ragi farisi, Saduki dan Herodes,
yang membuat bangsa Israel secara khusus Yehuda dibuang ke Babel selama 70
tahun. Babel adalah tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi (Wahyu 14).
Tetapi oleh karena
kemurahan Tuhan, mereka merayakan paskah, hari raya pembebasan; dibebaskan pada
tahun 14 bulan yang pertama. Inilah jalan keluarnya. Amin.
Tuhan Yesus Kristus
kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment