Ibadah raya minggu 10 APRIL 2016
“wahyu pasal empat”
(Seri 11 )
Subtema : LAUTAN KACA BAGAIKAN KRISTAL
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus
Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu
disertai kesaksian pada malam ini.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu
dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di
sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di
sebelah belakang.
Kita memperhatikan bagian a
dulu: “Dan di hadapan takhta itu ada
lautan kaca bagaikan kristal.”
Lautan kaca bagaikan kristal berbicara tentang baptisan air, kalau dikaitkan
dengan pola Tabernakel terkena kepada kolam pembasuhan, sedangkan posisi dari
kolam pembasuhan antara mezbah korban bakaran dan pintu kemah.
Efesus 5:26
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
“Dikuduskan dengan air
dan firman” arti rohani dari;
baptisan air.
Berarti; orang yang mandi, supaya bersih dibutuhkan air yang banyak
tidak cukup menggunakan dua tiga gayung air. Kalau mandi dengan dua tiga gayung
air seseorang tidak akan pernah bersih.
Demikian juga dengan sidang jemaat tidak akan bersih jika dengan pemberitaan
firman dua tiga ayat saja, harus dengan air firman yang limpah supaya kehidupan
kita benar-benar bersih di hadapan Tuhan.
Kita lihat air yang banyak...
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Persamaan dari lautan kaca bagaikan kristal; “sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke
luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.”
Sungai air kehidupan = air yang banyak.
Kemudian kita perhatikan pengertian dari mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
-
Takhta Allah = Injil Kerajaan.
-
Takhta Anak Domba = cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Keterangan: INJIL KERAJAAN.
Perlu diketahui sebelum kita menerima Injil kerajaan terlebih dahulu
menikmati Injil keselamatan.
Ibrani 6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas
pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang
penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan,
penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus yaitu; percaya, bertobat dan dibaptis
air = Injil keselamatan.
Ketika menerima Injil keselamatan banyak terjadi mujizat-mujiat, yang
sakit sembuh, yang kerasukan Setan dilepaskan, lewat penumpangan tangan.
Dari Injil keselamatan selanjutnya harus beralih
kepada perkembangannya yang penuh, yaitu;
Injil kerajaan.
jangan bertahan di situ / jangan hanya percaya, bertobat dan dibaptis air, lalu mengulangi lagi
kesalahan, harus beralih kepada perkembangannya yang penuh = Injil kerajaan.
Mari kita lihat injil kerajaan...
Ibrani 5:11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan,
tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal
mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan
keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang
terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
“Beralih kepada
perkembangan yang penuh” artinya; beralih kepada Injil kerajaan= makanan keras.
Asas-asas pokok dari pernyataan Allah disebut dengan susu = Injil keselamatan,
yang memerlukannya adalah kanak-kanak, sedangkan orang dewasa tidak membutuhkan
susu, orang dewasa membutuhkan makanan keras, yaitu; Injil kerajaan.
Pertanyaannya: Kenapa orang dewasa
memerlukan makanan keras?
Jawabnya: Karena orang dewasa memiliki panca indera yang terlatih,
antara lain;
-
Mata yang terlatih = berada
dalam terang.
-
Telinga yang terlatih =
dengar-dengaran = taat = patuh pada ajaran yang benar.
Kalau dengar-dengaran tidak ada negosiasi
untuk melakukan kehendak Allah. Kalau masih ada negosiasi itu namanya tidak
dengar-dengaran.
-
Hidung yang terlatih = hidup
dalam doa penyembahan.
Ukuran doa penyembahan; selama satu jam.
-
Mulut yang terlatih = bibir
yang memuliakan Tuhan.
-
Kulit pipi yang terlatih =
merasakan kasih Allah.
Kegunaan panca indera yang terlatih; sanggup membedakan antara yang baik
dan yang jahat.
Jadi supaya panca indera itu tetap terlatih, harus tetapi diasah oleh
makanan keras itulah Injil kerajaan.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Pemberitaan firman tentang salib Kristus = makanan keras.
Bagi orang Yahudi pemberitaan firman tentang salib adalah batu
sandungan. Sedangkan, bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan. Yunani = kafir.
Kenapa orang Yahudi tersandung terhadap pemberitaan firman tentang
salib? Karena mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran / mujizat-mujizat,
itulah asas-asa pertama.
Kenapa orang Yunani / bangsa kafir menganggap pemberitaan firman tentang
salib adalah suatu kebodohan? Karena ibadah mereka hanya sebatas mencari
hikmat, persis seperti ahli Taurat mengerti firman Tuhan tetapi tidak menjadi
pelaku, sehingga semua kegiatan-kegiatan dalam kandang penggembalaan (ibadah
dan pelayanan) mereka anggap suatu kebodohan, alasannya menghabiskan waktu. Bagi
dia lebih baik menuntut ilmu setinggi langit, dari pada tekun dalam tiga macam
ibadah pokok.
Tetapi rasul Paulus tidak peduli, ia tetap memberitakan firman tentang
salib, bukan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Firman yang ditambahkan: Menyampaikan dua tiga
ayat disertai dengan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, silsilah-silsilah yang tiada
putus.
Firman yang dikurangkan: Pemberitaan firman
tentang salib diganti dengan dua hal, yaitu;
-
Teori kemakmuran, artinya; orang kaya
tidak boleh miskin, harus kaya.
-
Tanda-tanda heran /
mujizat-mujizat.
Hamba Tuhan yang seperti ini identik mengecilkan salib dan meninabobokan
sidang jemaat.
Kita butuh Injil kerajaan itulah makanan keras = pemberitaan firman
tentang salib Kristus, bukan firman yang ditambahkan dan yang dikurangkan, untuk
mengasah panca indera supaya tetap terlatih, kegunaan dari panca indera yang
terlatih adalah sanggup membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik
(jahat).
Keterangan: cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang
pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah; firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh Kudus, yaitu; pemberitaan firman pengajaran
mempelai dalam terangnya Tabernakel / pengajaran Tabernakel dalam terangnya
mempelai.
Kita tentu patut bersyukur karena sejauh ini kita telah digembalakan
oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh Kudus,
yaitu; firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang pada
akhirnya membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus = masuk dalam pesta
nikah Anak domba, menjadi pengantin Anak Domba sebagai sasaran akhir dari
ibadah pelayanan kita di muka bumi ini.
Sasaran akhir pelayanan kita bukan menjadi kaya, kita datang telanjang,
juga kembali kepada Tuhan dengan telanjang, tidak membawa apa-apa.
Lebih jauh mengenai cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus....
Mazmur 119:130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi
terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Jikalau terjadi pembukaan rahasia firman;
- “Memberi terang” = Menerangi kegelapan, yaitu; dosa yang terselubung.
Kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa.
- “Memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.”
Tujuannya; supaya tidak mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan
bodoh.
Dahulu kita banyak melakukan kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan
bodoh, tetapi jikalau kita betul-betul menikmati firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan pasti berdampak positif kepada kita.
Tadi doa dari pada pemimpin pujian; Tuhan
biarlah kiranya hidup kami ke depan diterangi
dan dosa masa lalu juga diterangi tidak mengejar kami.
Dosa masa lalu itu bagai sipendendam, dia akan
terus mengejar sampai dendamnya itu terbalaskan. Kalau dosa masa lalu telah
diselesaikan maka ke depan di terangi. Jadi, kerugian besar kalau menolak
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = tidak mau beralih kepada
perkembangannya yang penuh
Lebih jauh kita melihat...
Wahyu 5:2-3
(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah,
yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
(5:3) Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Kalau tidak terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, maka kita tidak akan melihat isi hati Tuhan
yang paling dalam. Sebaliknya, kalau pembukaan rahasia firman Tuhan dinyatakan =
hati Tuhan dinyatakan kepada hati kita = hati bertemu hati. Mungkin saat ini
kita tidak dapat melihat Tuhan secara gambang, tetapi kalau hati bertemu dengan
hati, maka suatu kali kelak kita akan bertemu dengan Dia, melihat Dia, ini
adalah kerinduan / tujuan hidup kita.
Kita beribadah bukan
untuk setor muka, atau dilihat bapa gembala, atau supaya terlihat rohaniawan,
kita beribadah supaya dapat melihat isi hati Tuhan yang paling dalam.
Wahyu 5:4
(5:4) Maka menangislah
aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk
membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman yang terjadi adalah; ratap
tangis dan dukacita, air mata tidak dapat dibendung, karena masalah tidak dapat
diselesaikan. Masalah atau dosa yang membuat air mata tidak dapat terbendung.
Kalau di dalam hidup seseorang atau dalam nikah banyak air mata, berarti
di situ banyak masalah yang belum diselesaikan.
Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu
kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda,
yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu
dan membuka ketujuh meterainya."
Tetapi di sini kita perhatikan;
“singa dari Yehuda berkuasa membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Artinya; terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, sehingga kita dapat melihat isi hati Tuhan yang
paling dalam, berkuasa menghapus air mata dan menjadikan segala sesuatu baru.
Itulah cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, pendeknya, kita membutuhkan air yang banyak itu.
Yang membutuhkan air yang banyak adalah orang-orang dewasa, kalau bayi
membutuhkan air susu cukup dengan segelas, tidak perlu air yang banyak.
Kuasa dari air yang
banyak / baptisan air.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah
dan takhta Anak Domba itu.
“Jernih bagaikan
kristal.” Kristal = transparan = tampil apa adanya.
Orang yang tampil apa adanya adalah orang yang tulus, polos dan jujur.
Kalau seseorang transparan maka kita dapat melihat hatinya seperti
tampilan luarnya.
Tulus, jujur dan polos adalah modal dasar seseorang sehingga ia
berkobar-kobar dan bernyala-nyala / berapi-api untuk melayani Tuhan. Sebaliknya,
kalau selubung masih menutupi hati, seseorang tidak akan bisa bernyala-nyala /
berapi-api dalam melayani Tuhan.
Keluaran 3:1-3
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing
domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing
domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung
Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya
di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah:
semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke
sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar
semak duri itu?"
Semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar dan tidak hangus, artinya; bernyala-nyala, berapi-api
dan berkobar-kobar dalam melayani Tuhan dan itu adalah suatu penglihatan yang
hebat di mata Tuhan.
Kalau saya melihat anak Tuhan sungguh-sungguh, bagi saya teramat lebih
bagi Tuhan itu adalah suatu penglihatan yang hebat. Maka sayapun harus
berkobar-kobar melayani Tuhan karena saya tahu itu adalah penglihatan yang
hebat di mata Tuhan.
Keluaran 3:4
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang
untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu
kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
Musa menyimpang untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.
Menyimpang adalah tanda bahwa Musa tertarik untuk melayani Tuhan, hati
yang meluap-luap, berapi-api.
Jangan menyimpang dari Tuhan lalu beralih ke dunia, tetapi Musa
menyimpang dari jalan yang seharusnya itu karena tertarik melihat penglihatan
yang hebat itu. Berarti; Musa memiliki kacamata rohani. Kalau seseorang
memiliki kacamata dunia ia lebih tertarik untuk memeriksa semua yang ada dalam
dunia, yaitu; keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup.
Jangan menyimpang dari Tuhan lalu memeriksa dunia, itu salah, keliru
sebagai anak Tuhan.
Yang benar; Musa memiliki kacamata rohani, menyimpang dari dunia untuk
memeriksa penglihatan yang hebat.
Saya merindukan hal itu bertahun-tahun, saudara tahu persis itu, saya
ingin memperhatikan pekerjaan Tuhan ini karena saya tahu itu adalah suatu
penglihatan yang hebat, supaya kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna.
Emas dan perak saya tidak punya, tetapi saya mempunyai kerinduan yang
berapi-api untuk melayani Tuhan, sebab itu setelah saya dipanggil, dipilih saya
berupaya menyimpang dari duniawi, saya beralih untuk memeriksa penglihatan yang
hebat itu.
Langkah-langkah untuk
memiliki kacamata rohani/pandangan rohani.
Keluaran 3:1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing
domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing
domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung
Horeb.
Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya.
Arti rohaninya adalah; tergembala dengan baik sudah menjadi tabiat /
mendarah daging.
Kata “biasa” di sini
bukan rutinitas, tetapi itu sudah menjadi tabiat = mendarah daging, lebih suka
satu hari di bait Allah dari pada beribu-ribu kali di tempat yang lain.
Hal yang senada dengan Daud, yaitu...
1 Sameul 17:34
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu
ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau
beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,
Daud terbiasa
menggembalakan kambing domba ayahnya = tergembala itu sudah menjadi tabiat,
tergembala itu sudah mendarah daging, tergembala itu sudah menjadi kesukaan dan
kenikmatan, sehingga, kalau dia tidak beribadah gelisah setengah mati.
1 Samuel 17:12-15
(17:12) Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari
Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada
zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.
(17:13) Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi
berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab,
anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang
besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
(17:15) Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk
menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
“Daud selalu pulang
dari Saul untuk menggembalakan kambing domba ayahnya di Betlehem.”
Artinya; Sesibuk-sibuknya kita di luar sana harus tetap kembali ke
kandang penggembalaan, karena tergembala itu sudah menjadi tabiat / mendarah
daging.
Kalau tergembala itu sudah menjadi tabiat, sekalipun tidak memiliki
uang, ia akan tetap bahagia, sebab bagi dia tergembala adalah nafas hidup.
Sedangkan, ketiga abang dari pada Daud tetap tinggal bersama dengan Saul
(di istana), menikmati seluruh fasilitas yang ada di dalam istana kerajaan, sebaliknya
Daud tidak tergiur dengan itu, dia tetap kembali ke kandang penggembalaan.
Saya juga bersyukur kepada Tuhan, saudari Mita tetap ingat kandang
penggembalaan, walaupun saat ini dia tinggal di Tanggerang, itu menandakan
bahwa, tergembala sudah menjadi tabiat / mendarah daging.
Kelebihan kalau
tergembala sudah menjadi tabiat.
1 Samuel 17:32
(17:32) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi
tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
Sekalipun Daud masih muda, dia tidak tawar hati melihat musuh di depan.
Ada dua musuh utama:
1. Goliat itulah adalah gambaran daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
2. Singa gambaran dari Iblis Setan.
Justru ketika melihat dua musuh utama ini, apabila datang singa, beruang, ataupun goliat,
dia tidak tawar hati. Apabila datang singa atau beruang menerkam seekor domba
dari kawanan itu, maka ia mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan kawanan
domba itu dari mulutnya.
Ada pemeliharaan Tuhan bagi mereka yang tergembala dengan
sungguh-sungguh, dipelihara, dibela, dilindungi oleh Tuhan, sampai akhirnya diberkati
oleh Tuhan dengan melimpah.
Ayo, tergembala dengan baik, dengan sungguh-sungguh, saya tidak
bermaksud apa-apa, tetapi ini adalah kebenaran firman yang tidak terbantahkan
oleh siapapun. Saya sudah nyatakan beberapa waktu yang lalu; satu dua minggu
saja tidak beribadah, hati, pikiran sudah diracuni dan dicemari dengan banyak
dosa, oleh sebab itu memang harus tergembala, tidak bisa tidak, tidak ada orang
yang bisa berkata; saya hebat tanpa Tuhan, aku kuat tanpa tergembala.
Perhatikan; ketika kuat ia lemah, sebaliknya saat kita bermegah dalam kelemahan, kita kuat,
kuasa Tuhan turun menaungi untuk memberi kekuatan. Ingat selalu firman ini, goreskan
dalam hati dan taruh dalam pikiran.
Dampak positif bila
tergembala sudah menjadi tabiat.
Keluaran 3:1
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing
domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing
domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung
Horeb.
Sekali waktu akan diseberangkan ke gunung Horeb / gunung Tuhan. Untuk yang
pertama kali Musa berjumpa dengan Allah di atas gunung Tuhan.
Kalau kita tergembala dengan sungguh-sungguh / tergembala sudah menjadi
tabiat, suatu saat nanti kita akan diseberangkan
ke gunung Tuhan dan bertemu dengan Dia.
Kembali kita melihat...
Keluaran 3:11-12
(3:11) Tetapi Musa berkata kepada Allah:
"Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang
Israel keluar dari Mesir?"
(3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan
menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila
engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah
kepada Allah di gunung ini."
Pertemuan yang pertama: Musa diutus untuk membawa bangsa Israel keluar
dari Mesir.
Lewat pertemuan yang pertama ini Tuhan menjanjikan kepada Musa bahwa ia
akan kembali beribadah di atas gunung Tuhan, gunung Horeb (gunung Sinai).
Singkat cerita Musa telah membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan
sekarang kita lihat penggenapan dari ayat itu...
Keluaran 24:15-18
(24:15) Maka Musa mendaki gunung dan awan itu
menutupinya.
(24:16 )Kemuliaan TUHAN diam di atas gunung Sinai, dan
awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa
dari tengah-tengah awan itu.
(24:17) Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang
menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel.
(24:18) Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan
mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan
empat puluh malam lamanya.
Untuk kedua kali Musa bertemu dengan Allah di atas gunung Tuhan, gunung
Horeb.
Pada saat Musa bertemu dengan Allah di atas gunung Tuhan, ada dua hal
yang dia peroleh.
1. Keluaran 24:12
(24:12) TUHAN berfirman kepada Musa:
"Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku
akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah
Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka."
Menerima dua loh batu yang berisikan 10 hukum
Allah à kebenaran yang disertai
dengan kasih.
Patutlah bangsa Israel
bersyukur kepada Tuhan setelah menerima dua loh batu yang berisikan 10 hukum
Allah.
Alasannya; ketika bangsa Israel
jatuh dalam dosa penyembahan berhala mereka tertolong, sebab Musa ketika turun
dari gunung Sinai melihat situasi bangsa Israel menyembah berhala / patung anak
lembu emas tuangan, pada saat itu Musa sangat marah sehinga ia melemparkan dua
loh batu dan pecah.
Dua loh batu yang
dipecahkan oleh Musa à
pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Kebenaran disertai dengan
kasih = kebenaran yang sejati à salib
Kristus, itulah yang menolong kita.
2. Keluaran 25:40
(25:40) Dan ingatlah, bahwa engkau membuat
semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung
itu."
Menerima petunjuk dari
Tuhan untuk mendirikan kemah suci /
Tabernakel.
Lewat ibadah dan
pelayanan kita di atas gunung Tuhan, kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna = masuk dalam pesta nikah Anak Domba, dan menjadi
pengantin perempuan.
Dan saat ini kita sedang dibangun
dan diperbaiki, firman Allah yang kita terima untuk memperbaiki kehidupan kita,
mendidik kelakuan kita dari kesalahan sesuai dengan kitab Timotius, untuk selanjutnya
dibawa masuk dalam pesta Anak Domba, menjadi pengantin perempuan.
Itulah janji Tuhan kepada
Musa, ketika pertemuan pertama di atas gunung Horeb, oleh sebab itu, saya sudah
singgung di atas tadi, kalau sungguh-sungguh tergembala, bahkan menjadi tabiat,
dua hal ini menjadi bagian kita yang sudah dijanjikan akan digenapi dan telah
dialami dan diterima oleh Musa sendiri, dan alangkah ruginya kehidupan kita ini
kalau tidak sungguh-sungguh, tergembala tidak mendarah daging.
Inilah dampak positif
kalau tergembala dengan sungguh-sungguh / tergembala menjadi tabiat.
Jadi, persamaannya itu..
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah
dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan, air
yang banyak, mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba dan saat
ini kita telah menerima aliran sungai air kehidupan itu, semua karena kemurahan
dari pada hati Tuhan.
Apa bukti kita sudah menerima
air yang banyak itu?
Roma 6:1-4
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
(6:2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi
dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air adalah tanda
dalam pengalaman kematian dan kebangkitan.
-
Kusa kematian; mengubur hidup yang lama.
-
Kuasa kebangkitan; hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu.
Saudaraku, berada dalam
suasan kebangkitan = melayani Tuhan dalam kesucian.
Ada kebangkitan palsu,
beribadah dan melayani tetapi tidak ada tanda dalam pengalaman kematian, kalau
kematiannya benar (benar-benar mati), pasti kebangkitannya juga benar, inilah
tanda kalau kita sudah masuk dalam baptisan air menerima air yang banyak itu,
itulah Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Tanda dalam pengalaman kematian
ini daging betul-betul tidak bersuara. Lihat saja orang mati, biar diteriaki,
difitnah, disoraki, daging tidak bersuara, diam saja. Ayo kita berdiam diri di
hadapan Tuhan.
Kalau berdiam diri lihat
posisinya...
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca
bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat
makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Posisi kita ketika
berdiam diri, berada dihadapan takhta Anak
Domba = menghadap takhta kasih karunia = melayani Tuhan.
Jadi, di hadapan takhta
Anak Domba bukan hanya ada mezbah dupa, meja roti / pelita, tetapi juga lautan
kaca.
Kalau kita berdiam diri
tidak sibuk dengan dunia, menunjukkan bahwa posisi kita berada di hadapan
takhta.
Mari kita lihat posisi
ini...
1 Korintus 2:1
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek
moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua
telah melintasi laut.
Ada perlindungan dan
pembelaan dari Tuhan itu jaminan dari baptisan air.
Itu sebabnya berdiam diri
saja, jangan terlalu banyak mengandalkan kekuatan sendiri dan kekuatan manusia =
bergantung pada kemurahan hati Tuhan.
1 Korintus 2:2
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah
dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Untuk menjadi pengikut
Musa mereka semua (bangsa Israel) telah dibaptis.
Bandingkan dengan..
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah
menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Kalau kita menjadi
pengikut Yesus Kristus kita mendapat kebenaran
dan kasih karunia, Dialah gembala
Agung.
Bangsa Israel telah digembalakan
oleh Musa, mereka telah dibaptis air. Yesus telah menggembalakan kita supaya
memperoleh kebenaran dan kasih karunia, berdiam diri saja, posisi kita tepat di
hadapan takhta itu.
Berdiam diri saja; ada
perlindungan, kebenaran menjadi bagian kita. Selain itu, kita hidup oleh karena
kasih karunia / kemurahan hati Tuhan.
Kemurahan hati Tuhan
lebih dari pada hidup dan lebih dari segala-galanya, rasul Paulus melayani
Tuhan, oleh karena kasih karunia dan dia mampu melayani Tuhan, bukan oleh
kekuatan tetapi oleh karena kasih karunia. Amin.
Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman oleh;
Gembala
sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang
No comments:
Post a Comment