IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 23 MARET 2016
“KITAB
MALEAKHI”
Subtema
: BERDIAM DIRI DAN TAHU MALU.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus dengan
kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk
melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita
kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari
Maleakhi pasal 4.
Maleakhi
4:1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih
dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara
tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, dimana Ia tampil
sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai
gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala seperti perapian”. Maka yang
akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami =
batang padi / batang gandum yang kering sesudah dituai à
kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Penyebab kerohanian
menjadi kering-kering adalah; “hidup
tanpa persekutuan dengan Tuhan” = jauh dari Tuhan.
“Seperti ranting tidak melekat pada pokok anggur
dan menjadi kering, tidak menghasilkan buah.”
Tidak
menghasilkan buah, artinya; tidak dapat berbuat apa-apa = tidak dapat berbuat
baik = tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Lebih jauh
mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman
TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti
semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan
baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin
yang tidak berpenduduk.
Kerohanian
yang kering-kering selalu mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri =
bergantung pada kekuatannya dan manusia, berarti; tidak bergantung kepada
kemurahan hati Tuhan.
Kerohanian
yang kering-kering diumpamakan dengan tiga hal;
1.
“Seperti semak bulus di padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.
– “Ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun”
= gersang, tandus, tidak menghasilkan apa-apa.
- “Tinggal di negeri padang asin yang tidak
berpenduduk” = hidup tanpa
kasih Allah.
Tinggal
di daerah tidak berpenduduk = hidup menyendiri. Kalau hidup seorang diri di
tengah orang banyak = hidup tanpa kasih Allah.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa lepas tangan dari milik
pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi
budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah
mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik pusaka yang dipercayakan
oleh Tuhan.”
Artinya; tidak
bertanggungjawab terhadap ibadah dan pelayanan = melepaskan diri dari ibadah
dan pelayanan.
Tuhan telah
mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada kita sebagai milik pusaka yang harus
dipertahankan.
Akibat lepas
tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak
musuh atas seijin Tuhan.”
Ada 2 musuh
utama / musuh abadi;
1.
Daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Daging
itu musuh dalam selimut karena daging tinggal bersama-sama dengan kita.
Jadi
jangan biasakan hidup menurut keinginan daging. Karena setiap orang yang hidup
menurut keingian daging, hanya memikirkan hal-hal dari daging, tidak memikirkan
hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan bagaimana caranya supaya ada
kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis
/ setan = roh jahat dan roh najis.
- Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan serigala: Menerkam dan
menceari-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba tidak tergembala dengan
baik... Yohanes 10:12.
- Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis; menghambat pembangunan tubuh
Kristus.
Pertanyaannya:
Dimanakan tempat apabila diperbudak
musuh?
Jawabnya; “di negeri yang tidak mereka kenal.”
Ada 2 kali
bangsa Israel diperbudak musuh.
-
Selama 430
tahun di Mesir.
Bangsa
Israel diperbudak / kerja paksa sampai memahitkan hati mereka.
Kalau
seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari perhentian (sabat) maka yang akan
terjadi adalah; capek hati / lelah hati sampai hati terasa pahit.
Itulah
yang dialami bangsa Israel selama diperbudak di Mesir.
-
Selama 70
tahun di Babel.
Babel
adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Kesimpulannya;
bangsa Israel diperbudak musuh di negeri yang tidak mereka kenal yaitu; Mesir dan Babel.
Tuhan
menjanjikan suatu negeri kepada bangsa Israel itulah negeri kanaan tujuannya
supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan.
Tempat kita
beribadah dan melayani Tuhan sangat familiar, sangat kita kenal sekali, karena
di luar ibadah dan pelayanan itu tempat yang tidak kita kenal / asing bagi
kita. Oleh sebab itu kalau ada orang yang lebih suka diluar sana dari pada
berada di negeri yang Tuhan janjikan, itu pertanyaan besar.
Sebagai
seorang gembala saya lebih suka tinggal di rumah Tuhan dari pada beribu-ribu
kali tinggal di temat yang lain.
Pertanyaannya:
Siapakah yang digambarkan seperti
jerami?
Jawabnya: “Orang gegabah dan semua orang yang berbuat
fasik.”
Sejenak kita melihat orang yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang
ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami
bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata:
"Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara
apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di
hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut
berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat
fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."
Orang gegabah
berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
Saya
tandaskan malam ini, beribadah kepada Tuhan tidak sia-sia sebab ibadah itu
adalah tempat perhentian bagi mereka yang lelah. Kemudian beribadah itu supaya mengikuti
contoh teladannya Tuhan Yesus di atas kayu salib.
b.
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya?”
c. “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Keterangan: “Apakah
untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti
rohaninya: Tidak ada untungnya menyesali kesalahan dan tidak ada untungnya
bersedih hati karena dosa-dosa.
Ini gambaran
dari orang bebal, sudah salah tetapi tidak merasa bersalah, tidak ada kesedian
sedikitpun, tidak merasa tertuduh walaupun sudah melakukan kesalahan.
Orang bebal
tidak merasa tertuduh walaupun telah melakukan kesalahan, persis seperti Nabal
suami dari pada Abiagail dan kebiasaan orang bebal suka mempersalahkan sesama
dan Tuhan.
Contoh kasus tidak menyesali dan tidak bersedih
karena kesalahan.
Matius 11:20-23
(11:20) Lalu Yesus mulai
mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak
melakukan mujizat-mujizat-Nya:
(11:21) "Celakalah
engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon
terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama
mereka bertobat dan berkabung.
(11:22) Tetapi Aku berkata
kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan
dari pada tanggunganmu.
(11:23) Dan engkau
Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan
diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih
berdiri sampai hari ini.
Yesus mengecam kota-kota yang tidak mau bertobat dan berkabung yaitu; Khorazim dan Betsaida.
Tidak mau bertobat dan berkabung = tidak mau menyesali
kesalahan-kesalahan mereka, sedangkan kota yang lain yaitu; Tirus dan Sidon sudah lama bertobat dan berkabung, sementara mujizat-mujizat
yang pernah terjadi di Sidon dan Tirus juga terjadi di Khorazim dan Betsaida,
tetapi Khorazim dan Betsaida tetap saja tidak mau bertobat dan berkabung, sebab
itu Yesus mengecam.
Saudaraku, setiap hari harus berlangsung pertobatan, bukan hanya
kepada sidang jemaat tetapi juga pendeta, hamba Tuhan, gembala sidang, harus juga
bertobat setiap hari = berjalan dengan memakai pakaian berkabung setiap hari.
Ada hamba Tuhan merasa bahwa dia tidak perlu bertobat karena dia sudah
dibaptis, dipanggil dan menjadi hamba Tuhan, pemikiran yang seperti ini salah.
Banyak yang harus diubah dalam hidup mulai dari cara berbicara,
perbuatan, tingkah laku, cara berpikir, gerak gerik, semuanya harus bertobat,
setiap hari harus bertobat (harus memakai pakaian kabung setiap hari).
Kalau yang lain bisa berubah kenapa kita tidak mau berubah, kalau yang
lain ditolong Tuhan oleh darah Anak Domba kenapa kita tidak tertolong? Sementara
orang lain mendengar firman kita juga mendengar firman, apa yang menjadi
perbedaan?
Ingat, banyak hal yang harus diubah dalam hidup; karakter, sikap, tabiat,
perbuatan, dan perkataan.
Karena Khorazim dan Betsaida tidak mau bertobat, Tuhan mengecam, oleh sebab
itu kebodohan jangan dibiarkan.
Saudaraku, pada minggu yang lalu telah saya sampaikan bahwa kesalahan
dari Khorazim dan Betsaida saya tidak temukan di dalam Alkitab secara detail, sehingga
sayapun tidak bisa melihat kesalahan mereka, secara gamblang, maka supaya kita
juga bertobat dari kesalahan itu, kita dapat melihat kesalahan–kesalahan
yang terjadi yang pernah dilakukan oleh Tirus
dan Sidon.
Pada minggu yang lalu saya sudah sampaikan kesalahan dari Tirus yaitu;
dosa kesombongan, mereka memperkaya diri dengan hikmat, mereka menjual hikmat
dan memperkaya diri dan akhirnya menjadi sombong. Dan dalam kesombongan itu,
tidak tanggung-tanggung, mereka menyamai diri seperti Allah padahal mereka
adalah manusia. Dan sesungguhnya itu banyak dialami oleh hamba-hamba Tuhan
sadar atau tidak sadar.
Banyak hamba Tuhan setiap kali khotbah selalu berkata; “Tuhan berkata kepada saya” padahal
begitu kita menyampaikan satu tema khotbah itu sudah satu perkataan Tuhan. Tetapi
dengan mengatakan; “Tuhan berkata kepada
saya” seola-olah ada suara menggelegar dari sorga, langsung dua telinganya
mendengar itu.
Ada lagi hamba Tuhan yang mengaku bahwa dia diutus oleh Tuhan untuk
mempersiapkan 144.000 orang yang ditebus dari bumi ini untuk menjadi korban-korban
sulung, apa maksudnya dia mengatakan itu?
Ini bukan katanya, saya sendiri yang membaca bukunya.
Maka berkali-kali saya sampaikan ukuran hamba Tuhan yang
bertanggungjawab, jujur dan murni kepada hati nurani terlebih kepada Tuhan,
jujur kepada sesama bukan karena hamba Tuhan tesebut sudah masuk televisi atau
belum. Tetapi sekalipun demikian, Tirus bisa berubah dari kesombongannya itu,
bagaimana dengan kita? Bisakah bertobat dari dosa kesombongan itu? Kita manusia
biasa, bukan siapa-siapa, jangan sombong lagi, berjalanlah dengan memakai
pakaian berkabung.
Mari kita lihat kelemahan
/ kesalahan yang dilakukan oleh Sidon.
Yehezkiel 28:24
(28:24) Dan tidak akan ada
lagi bagi kaum Israel dari semua tetangganya yang menghina mereka, menjadi duri
yang menusuk atau onak yang memedihkan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah
Tuhan ALLAH.
Kesalahan /
kelemahan yang pernah diperbuat oleh Sidon adalah; Sidon pernah menghina Israel sehingga menjadi duri yang menusuk atau
onak yang memedihkan.
Itu sering
terjadi dalam kehidupan pribadi lepas pribadi, suka menusuk dan menyakiti
perasaan orang lain, itu tidak bisa dipungkiri. Ini kesalahan yang pernah
dilakukan oleh Sidon, mereka menyakiti Israel menghina Israel.
Saya harap itu
tidak terjadi diantara kita, apapun alasannya tidak boleh, harus ada kesatuan,
kalau itu pernah terjadi jangan lagi. Saling mempersalahkan itu duri yang
menusuk.
Amsal 24:29
(24:29) Janganlah berkata: "Sebagaimana ia
memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut
perbuatannya."
Jangan ada
keinginan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, pendeknya; jangan menjadi
onak duri, jangan suka menusuk, menyakiti perasaan orang lain.
Sebab itu....
Amsal 24:30-34
(24:30) Aku melalui ladang
seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua
itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya,
aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur
sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk
tinggal berbaring,"
(24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang
penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Duri yang
menusuk dan onak yang memedihkan itu tanda bahwa dia adalah seorang pemalas,
malas untuk berbuat baik. Kesukaan orang malas menusuk dan menyakiti sesama, sadar
atau tidak sadar, orang seperti itu sedang menyakiti Sang Pencipta.
Pekerjaan dari
seorang pemalas: "Tidur sebentar
lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, untuk selanjutnya
tinggal berbaring.” Artinya; tidak ada kegiatan, aktivitas dimata Tuhan.
Keadaan seorang pemalas.
-
“Datanglah kemiskinan seperti seorang
penyerbu.”
Kalau
digambarkan seperti seorang penyerbu berarti yang diserbu akan mengalami gundah
gulana dan gelisah, ketar-ketir penuh dengan kekuatiran, dan berkata; bagaimana
ini dan ini, bagaimana dengan masa depan saya?
-
“Datanglah kekurangan seperti orang yang bersenjata.”
Kalau
orang menodongkan senjata apa yang terjadi? Maka yang ditodong penuh dengan
ketakutan.
Dulu sebelum saya terpanggil menjadi hamba Tuhan
hal ini saya alami, kuatir soal masa depan, gelisah, gundah gulana, tidak punya
ketetapan hati, kemudian penuh dengan rasa ketakutan, takut, takut dan takut, sampai
tidak berani lagi untuk bertindak; beribadah dan melayani Tuhan.
Perlu juga diketahui; ladang si pemalas, selain;
ditumbuhi onak dan tanahnya tetutup dengan jeruju; “Juga temboknya sudah roboh.” Artinya;
tidak ada lagi perlindungan dari Tuhan.
Kalau taman hati ini tidak lagi dijagai oleh
Tuhan maka kerugian besar terjadi.
Saya akan tunjukan itu dalam..
Yesaya 5:5-6
(5:5) Maka sekarang, Aku
mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku
itu: Aku akan menebang pagar durinya,
sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu
diinjak-injak;
(5:6) Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak,
tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput;
Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
Kalau tidak
ada perlindungan dan penjagaan dari Tuhan, maka apa yang tumbuh di ladang, akan
di makan habis dan di injak-injak oleh binatang buas.
Benih Ilahi
yang tumbuh dalam hati, akan berbuah, tetapi kalau tidak ada penjagaan dan
perlindungan akan dimakan habis dan diinjak-injak oleh binatang buas.
Lihat ketika
Yesus berkata; “Anak Manusia tidak ada
tempat untuk meletakkan kepala-Nya”, sebab tubuh sudah menjadi sarangnya
burung dan liangnya serigala, kenapa? Karena sudah tidak ada lagi penjagaan, hati
sudah dikuasai, diinjak-injak oleh roh jahat dan roh najis.
Selain itu, tidak
lagi mendapat kemurahan Tuhan / jauh dari kemurahan.
Saya
seringkali tegaskan kepada sidang jemaat teramat lebih kepada yang belum bekerja,
cari dahulu kerajaan sorga maka semua akan ditambahkan, supaya kita dapat
merasakan kemurahan-kemurahan Tuhan.
Sebab itu
kalau datang beribadah tujuannya hanya mencari pekerjaan; engkau jauh dari
kasih karunia, tetapi kalau terlebih dahulu mencari kerajaan sorga, di dalamnya
ada kebenaran, maka semuanya akan ditambahkan.
Kata tambah adalah
kemurahan, ketika Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib itu adalah kasih karunia Allah / kemurahan.
Akibat dari kesalahan yang diperbuat oleh Sidon.
Yehezkiel
28:23
(28:23) Aku akan
mendatangkan sampar atasnya dan darah akan mengalir di jalan-jalannya dan
orang-orang akan mati rebah di tengah-tengahnya karena pedang yang datang dari
sekitarnya melawan dia. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Tuhan menjatuhkan
hukuman atas sidon antara lain;
a.
“Sakit sampar.”
Ada orang
sakit karena alam, sakit karena kesalahan, ada juga sakit seijin Tuhan karena
salib; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, tetapi di sini kita
lihat sakit sampar ini karena kesalahan.
b.
“Darah akan mengalir di jalan-jalan dan
orang-orang akan mati rebah di tengah-tengahnya karena pedang” / darah dan kematian oleh karena pedang =
penumpahan darah = terjadi permusuhan.
Kalau ada
perselisihan antara seorang dengan yang lain sebetulnya itu adalah suatu
hukuman, saya sangat yakin mengatakan itu. Kalau kita hidup dalam kasih karunia;
mau menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung pasti tidak ada
penumpahan darah / permusuhan. Kalau saja ada yang mau mengalah pasti tidak
akan terjadi pertikaian, penumpahan darah.
Sekali
waktu seorang anak Tuhan bercerita kepada saya, tentang perselisihannya dengan
orang lain, tetapi saya katakan kuasai hatimu, jangan panas hati.
Saya
tidak mau membenarkan yang benar, mempersalahkan yang salah, masing-masing kita
pikul salib saja, sebab kalau saya membenarkan yang benar, mempersalahkan yang
salah, tidak adil, kita bukan Tuhan Yesus, kita bukan hakim, Tuhanlah hakim
yang adil.
Wahyu 6:7-8
(6:7) Dan ketika Anak
Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang
keempat berkata: "Mari!"
(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang
menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka
diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan
dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
Ketika Tuhan membuka
materai yang keempat, majulah seekor
kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut, dan kerajaan maut
mengikutinya.
Orang yang
menunggangi kuda hijau kuning ini diberikan kuasa atas seperempat dari bumi
untuk membunuh dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar dan binatang-binatang
buas di bumi.
Jadi penghukuman
yang dialami oleh Sidon adalah sama seperti hukuman yang diturunkan ke bumi, pada
saat meterai yang keempat di buka.
Saudarku, tujuh
meterai adalah salah satu dari penghukuman dari Allah Tritunggal.
Inilah
goncangan hebat yang datang dari atas untuk mencobai seluruh bumi, cobaan ini adalah
salah satu dari 3 x 7 yang datangnya dari Allah Trinitas.
-
Tujuh meterai
yang dibuka itu hukuman karena tidak menghargai ibadah raya minggu.
-
Sedangkan
tujuh sangkakala adalah penghukuman kepada mereka yang tidak menghargai ibadah pendalaman Alkitab. Tujuh cawam
murka yang ditumpahkan ke atas bumi itu berlaku kepada mereka yang belum tekun
dalam ibadah doa penyembahan.
Dan itu sudah
pasti, andai saja kita tekun dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian, kita
tidak akan mungkin mengalami penghukuman seperti yang dialami oleh Sidon yaitu;
penghukuman dari meterai yang ke empat.
Ibadah raya
minggu disertai dengan kesaksian kegunaannya adalah untuk mempertajam karunia-karunia
jabatan yang Tuhan percayakan, sehingga kita layak untuk menjadi kesaksian.
Supaya sidon tidak ditimpa oleh meterai yang keempat,
maka Tuhan menghimbau Sidon.
HIMBAUAN Yang pertama.
Yesaya 23:2-4
(23:2) Berdiam dirilah, hai penduduk tanah
pesisir, hai saudagar Sidon, suruhan-suruhanmu mengarungi laut, dan berlayar di
samudera besar;
(23:3) barang-barang yang
dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil, sehingga
kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa.
(23:4) Tahulah malu hai
Sidon, sebab laut, benteng laut, berbicara, katanya: "Aku tidak pernah
menggeliat sakit dan tidak melahirkan, aku tidak pernah membesarkan anak-anak
teruna, dan tidak mengasuh anak-anak dara."
(23:3) barang-barang yang
dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil, sehingga
kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa.
(23:4) Tahulah malu hai
Sidon, sebab laut, benteng laut, berbicara, katanya: "Aku tidak pernah
menggeliat sakit dan tidak melahirkan, aku tidak pernah membesarkan anak-anak
teruna, dan tidak mengasuh anak-anak dara."
Pada minggu
yang lalu saya sudah sampaikan bahwa Tirus adalah orang yang berkuasa di tengah
lautan, sedangkan Sidon adalah daerah pesisir-pesisirnya. Jadi yang berkuasa di
tengah lautan sampai mempunyai dermaga itulah Tirus .
Menjadi
pesisir, ia mendapat keuntungan dari dermaga / pelabuhan. Tetapi rupanya Tirus kemarin
saja sudah dihukum oleh Tuhan, maka secara otomatis pesisir tidak mendapat
apa-apa.
Himbauan dari pada Tuhan Allah kepada Sidon
adalah; “berdiam dirilah.”
Ini berbicara
tentang pengalaman kematian, berarti; daging tidak bersuara lagi.
Setelah
pendeta Tondang pulang, paginya saya mendapat mimpi tentang si Supri bahwa dagingnya
bersuara, Tuhan memberi tahu segala sesuatu.
Tuhan memberitahukan
ini, itu bukan untuk mempermalukan melainkan supaya kita diperbaiki. Kalau
seorang gembala sidang buta, berarti; tidak dapat melihat, sesuatu yang harus
diperbaiki.
Bersyukur saja
kepada Tuhan, karena kaki dian emas, dengan tujuh pelita yang menyala-nyala, oleh
sebab itu jangan senang dengan hamba Tuhan yang tidak punya kaki dian, karena
orang buta menuntun orang buta jatuh dalam kubangan yang sama, oleh sebab itu,
terang jangan dihindari, karena terang berkuasa untuk menerangi dosa yang
tersembunyi. Sesungguhnya yang membatasi kita dengan Tuhan adalah dosa, sekali
lagi saya tandaskan berdiam dirilah, berarti daging tidak bersuara lagi, kalaupun
kita dilukiskan seperti Yesaya 53:7
terima saja.
Ketika dia
dianianya ia tidak membuka mulutnya, sehingga digambarkan dengan dua hal;
-
“Seperti anak domba yang dibawa kepembantaian
tetapi mulutnya tidak bersuara.”
-
“Ketika orang-orang menggunting bulu induk
domba, tetapi tetap mulutnya tidak terbuka.”
Dibantai,
dipermalukan tetap mulut tidak bersuara = berdiam
dirilah.
1 Timotius
2:11
(2:11) Seharusnyalah
perempuan berdiam diri dan
menerima ajaran dengan patuh.
Berdiam diri
tanda bahwa ia menerima ajaran dengan patuh, inilah yang Tuhan mau.
Prakteknya.
1 Timotius
2:12
(2:12) Aku
tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah
laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
“Tidak mengijinkan perempuan mengajar dan
memerintah laki-laki.”
Itu sebabnya
kita yang sudah menerima firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel,
hendaknya berdiam diri saja, karena perempuan tidak diijinkan mengajar, tetapi
pelayanan dari perempuan banyak; singer, guru sekolah minggu dan lain
sebagainya.
Pengajaran
mempelai adalah pelajaran tentang nikah, kalau berbicara tentang nikah
perempuan tidak boleh mengajar, kecuali menginjil supaya orang lain percaya dan
bertobat.
1 Timotius
2:13-14
(2:13) Karena Adam yang
pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
(2:14) Lagipula bukan Adam yang tergoda,
melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Alasan kita
berdiam diri; “Karena Adam yang pertama
dijadikan, kemudian barulah Hawa.”
Artinya;
sumber dari aturan, ajaran dan perintah itu dari kepala bukan dari tubuh, jadi
sebaiknya anggota tubuh harus menerima komando / perintah dari kepala, jadi
jangan dibalik, supaya tidak timbul hawa nafsu daging (dosa).
Tadi di singgung sedikit pada ayat
11; “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran
dengan patuh.” = tunduk.
Ketundukkan
seorang perempuan, seperti Sara ia taat
sampai menamai Abraham adalah tuannya, berarti
dia rela menjadiii hamba = berdiam
diri.
1 Korintus
11:9
(11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena
perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Memakai tudung
dikepala = rambut panjang, ini menunjukan
ketundukkan seorang isteri kepada suaminya.
1 Korintus
11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda
wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Ketundukkan
seorang isteri kepada suami adalah tanda wibawa kita kepada Tuhan.
Jadi, wibawa
seorang isteri adalah ketundukkannya, bukan mengajar, mengatur suaminya, walaupun
suaminya culun dan bodoh, ini yang banyak tidak dipahami oleh para
wanita-wanita, sehingga banyak terjadi perselisihan.
Ketika
suaminya bodoh dia ingin mengambil alih dan merubah tatanan yang Tuhan tunjukkan,
yang seharusnya mendengar adalah isteri bukan suami, sekalipun suami adalah
seorang yang bodoh, kalau tatanan ini dirubah terjadilah hawa nafsu / dosa.
Dengan tunduk kepada
Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan, maka yang terlihat dengan jelas adalah:
pribadi yang taat / patuh pada ajaran
yang benar, itulah wibawa gereja Tuhan dihadapan Yesus Kristus, Dialah kepala
gereja (suami), Mempelai Pria Sorga.
Jangan pernah
menggurui kepala, firman Allah lebih benar dari pengertian kita, jangan pernah menggurui,
itulah wibawa kita.
Perlu diketahui:
Yang menyelamatkan tubuh adalah kepala .... Efesus 5:22-23.
Berarti; untuk
memperoleh keselamtan, maka gereja Tuhan harus tunduk kepada Kristus sebagai
kepala.
Harus diperhatikan
dengan baik: kita menggunakan tanda
wibawa itu berhubung karena para malaikat.
Kalau malaikat
saja bisa melayani dengan baik, lebih lagi saya dan saudara cipataan yang
paling mulia, jangan kalah dengan malaikat.
Alasan Tuhan menghimbau Sidon berdiam diri.
Yesaya 23:2-3
(23:2) Berdiam dirilah,
hai penduduk tanah pesisir, hai saudagar Sidon, suruhan-suruhanmu mengarungi
laut, dan berlayar di samudera besar;
(23:3) barang-barang yang
dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil, sehingga
kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa.
Karena kota Sidon sudah menjadi pasar.
Pasar adalah
tempat menjual dan membeli atau disebut juga dengan; sarang penyamun... Matius 21:13.
Apa saja yang
dijual belikan di situ? Antara lain;
a.
“Gandum dari Sihor.”
Kalau
kita menikmati gandum yang turun dari langit berarti; menikmati benih Allah =
firman Allah.
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji
saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Gandum
yang turun dari sorga itulah pengalaman
kematian Yesus Kristus.
Kalau
benih itu belum mati ia hanya satu biji saja, tetapi kalau benih itu sudah mati
ia akan menghasilkan banyak buah, itu gandum yang turun dari langit, gandum
dari sorga bukan gandum dari Sihor.
b.
“Hasil panen dari daerah Nil” = Mesir.
Bandingkan
dengan....
Ulangan
11:10-11
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk
mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang
setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan
kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk
mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang
mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
Kalau
tinggal di dalam Tuhan; hidup di dalam kemurahan Tuhan, tetapi kalau tinggal di
Mesir sama seperti kebun sayur, seteleh di tabur benih, harus diairi dengan
jerih payah = mengandalkan kekuatan.
Kesimpulannya
panen dari daerah Nil, adalah hasil dari jerih payah = jauh dari kasih karunia.
Pendeknya
saudaraku, sekalipun seseorang memiliki harta yang banyak tidak ada artinya kalau
ia harus kehilangan nyawanya, itu panen dari daerah Nil, tidak ada artinya.
Inilah alasan
Tuhan kenapa, Sidon harus berdiam diri.
HIMBAUAN YANG KEDUA.
Himbauan yang
kedua kepada Sidon; “supaya tahu malu.”
Orang yang
tidak tau malu = tebal muka = bermuka tembok.
Kalau kita berbuat
suatu kesalahan pasti malu, sebaliknya kalau seseorang berbuat salah namun
tidak tahu malu, itulah yang disebut dengan bermuka tembok.
Tuhan juga
menghimbau malam ini kepada kita supaya tahu malu, kenapa? Karena sudah banyak
pelanggaran dosa yang kita buat.
Apa alasan Tuhan supaya Sidon tahu malu?
Alasannya
adalah: Karena Sidon tidak diakui oleh Tirus sebagai anak.
Ini digambarkan
seperti anak gampangan, anak yang lahir di luar nikah.
Anak yang
lahir di luar nikah arti rohaninya; tidak mendapat ganjaran, tegoran, hajaran
dari nasihat-nasihat firman...Ibrani
12:5-7.
Jadi, kalau
sidang jemaat tidak mendapat hajaran, harus tahu malu.
Saya ini bukan
orang yang suka mendiami orang, tetapi kalau dia melawan, lebih baik saya diam,
dari pada dia tambah dosa.
Dua himbauan
inilah yang menjadi jalan keluarnya bagi kita malam ini, supaya kita jangan
lagi menusuk dan menyakiti perasaan orang lain, sama seperti tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga.
Pengertian
dari tabut perjanjian:
a.
Takhta Allah.
b.
Hubungan nikah
antara Kristus dengan sidang jemaat = adanya persekutuan yang indah antara
tubuh dengan kepala.
Ciri-ciri kayu
penaga:
c.
Keras,
gambaran dari kekerasan hati, sementara kekerasan hati adalah penyembahan
berhala.
d.
Berduri,
artinya; suka menusuk perasaan orang lain sampai memedihkan hati orang lain
e.
Berwarna
coklat kehitam-hitaman, gambar atau warna dosa, tetapi setelah disalut
dengan emas murni bagian dalam dan bagian luar, tidak lagi terlihat
tabiat-tabiat daging yang dulunya suka menyakiti.
Akhirnya, oleh
karena dua himbauan ini Sidon mau bertobat dan mau mengenakan pakaian
berkabung.
Kita semua belajar
memperhatikan dua himbauan; berdiam diri
dan tahu malu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment