IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 8 APRIL 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema : RAJA DI TENGAH LAUTAN
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih
setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk
kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi
semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala
seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari penghakiman itu
adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering
sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak
dapat berbuat baik.
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Penyebab kerohanian menjadi kering-kering adalah; “hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan” =
jauh dari Tuhan = berada di luar Tuhan....“Seperti
ranting tidak melekat pada pokok anggur dan menjadi kering, tidak menghasilkan
buah.”
Tidak menghasilkan buah, artinya; tidak dapat berbuat
apa-apa = tidak dapat berbuat baik = tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.
Siapapun dia biar orang kaya miskin, pintar, bodoh,
kalau jauh dari Tuhan dia tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang
baik.
Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang
gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Kerohanian yang kering-kering selalu mengandalkan
manusia dan kekuatannya sendiri = bergantung pada kekuatannya dan manusia, berarti;
tidak bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.
Kerohanian yang kering-kering diumpamakan seperti tiga
hal, yaitu;
1.
“Seperti semak bulus di
padang belantara” = tanpa pemeliharaan Tuhan.
2.
“Tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.
a. “Ia akan
tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang, tandus, tidak
menghasilkan apa-apa.
b. “Tinggal di negeri
padang asin yang tidak berpenduduk” = hidup tanpa kasih Allah.
Tinggal di daerah tidak berpenduduk = hidup
menyendiri. Kalau hidup seorang diri di tengah orang banyak = hidup tanpa kasih
Allah.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa
lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan
membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam
murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
“Lepas tangan dari milik
pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan.”
Artinya; tidak bertanggungjawab terhadap ibadah dan
pelayanan = melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka à harta warisan itulah
ibadah dan pelayanan.
Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada
kita sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan, jangan lepaskan apapun
alasannya.
Akibat lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin Tuhan.”
Ada 2 musuh utama / musuh abadi;
1.
Daging dengan segala hawa nafsu
dan keinginannya.
Daging itu musuh dalam selimut karena daging tinggal
bersama-sama dengan kita.
Jadi jangan biasakan hidup menurut keinginan daging.
Karena setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, hanya memikirkan
hal-hal dari daging, tidak memikirkan hal-hal dari Roh. Tidak akan memikirkan
kemajuan-kemajuan dalam kandang penggembalaan.
2.
Iblis / setan = roh jahat dan roh najis = penghulu di udara dengan segala
tipu dayanya.
-
Roh jahat disebut juga serigala.
Pekerjaan serigala:
Menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba sehingga kawanan domba tidak
tergembala dengan baik... Yohanes 10:12.
-
Roh najis disebut juga dengan; burung.
Pekerjaan roh najis;
menghambat pembangunan tubuh Kristus.
Pertanyaannya: Dimanakah
tempat ketika diperbudak
oleh
musuh?
Jawabnya: “Di negeri
yang tidak mereka kenal.”
Ada 2 kali bangsa Israel diperbudak musuh.
-
Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai
memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari
perhentian (sabat) maka yang akan terjadi adalah; capek hati / lelah hati
sampai hati terasa pahit.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama diperbudak di
Mesir.
-
Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis
bersembunyi.
Kesimpulannya; bangsa Israel diperbudak musuh di
negeri yang tidak mereka kenal yaitu; Mesir
dan Babel.
Tuhan menjanjikan suatu negeri kepada bangsa Israel
itulah negeri Kanaan tujuannya; supaya mereka dapat beribadah dan melayani
Tuhan.
Tempat kita beribadah dan melayani Tuhan sangat
familiar, sangat kita kenal sekali, karena di luar ibadah dan pelayanan adalah tempat yang tidak kita kenal / asing
bagi kita. Oleh sebab itu, kalau ada orang yang lebih suka di luar sana dari
pada berada di negeri yang Tuhan janjikan, tanda bahwa ia sedang diperbudak musuh.
Kalau seseorang lebih mengenal dunia dan daerah
kefasikan yaitu; tempat roh jahat dan roh najis, berarti; dapat dipastikan ia
sedang diperbudak oleh musuh. Itu
sebabnya, Daud lebih suka satu hari dalam pelataran bait Allah dari pada beribu
ribu hari di tempat lain.
Pertanyaannya: Siapakah
yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang
gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Sejenak kita melihat orang
yang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu
berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah
untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu
kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Orang gegabah berkata, antara lain;
a.
"Adalah sia-sia
beribadah kepada Allah.”
b.
“Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus
dilakukan terhadap-Nya?”
c.
“Apakah untungnya
berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Keterangan: “Apakah untungnya berjalan
dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Arti rohaninya: Tidak ada untungnya menyesali
kesalahan dan tidak ada untungnya bersedih hati karena dosa-dosa yang pernah
terjadi.
Menyesal terhadap kesalahan cukup satu kali jangan
berkali-kali, kalau berkali-kali menyesal berarti melakukan kesalahan
berkali-kali, ini namanya orang bebal, tidak bisa diajar lagi.
Contoh berjalan dengan
tidak memakai pakaian berkabung...
Matius 11:20-23
(11:20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
(11:21) "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
(11:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
(11:23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke
langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika
di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota
itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
Yesus mengecam kota-kota
yang tidak mau bertobat dan berkabung yaitu; Khorazim dan Betsaida.
Tidak mau bertobat dan
berkabung = tidak mau menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat,
sedangkan kota yang lain yaitu; Tirus
dan Sidon sudah lama bertobat dan
berkabung, sementara mujizat-mujizat yang pernah terjadi di Sidon dan Tirus
juga terjadi di Khorazim dan Betsaida, bahkan lebih banyak.
Sebelum dipanggil dan
dipilih oleh Tuhan saya adalah orang yang keras hati, sukar berjalan di jalan
yang lurus sukar mengakui kesalahan, tetapi puji Tuhan saat ini kita diajar
terus supaya berjalan dengan memakai pakaian kabung.
Di dalam Alkitab, saya
tidak menemukan kekurangan atau kesalahan (kelemahan) yang mendasar dari
Khorazim dan Betsaida, tetapi kita dapat melihat kesalahan dari Tirus dan
biarlah kita juga mau bertobat karena mujizat Tuhan, seperti mereka. Kalau
Tirus mau bertobat kenapa kita tidak?
Mujizat pertama: “Air Menjadi Anggur” dalam
pesta nikah di negeri Kana.
Setelah 6 tempayan diisi
air dan diberkati air itu berubah menjadi anggur.
Setelah kita diisi oleh
firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, seharusnya terjadi
keubahan hidup, itu mujizat terbesar.
Mujizat kedua: “Seorang anak yang sakit dan
sudah dekat dengan kematian, tetapi dihidupkan kembali oleh Tuhan.” ini
juga terjadi di negeri Kana.
Jadi mujizat yang
terbesar adalah mujizat yang pertama; air menjadi anggur, menunjuk kepada keubahan hidup, kita ini sebagai tempayan
rohani telah diisi oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel /
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh El-Kudus, kalau
ditinjau dari sudut waktu seharusnya sudah menjadi pengajar = Tabernakel
rohani.
Mengajar kalau dikaitkan dengan
pola Tabernakel di situ terdapat tiga daerah, yaitu.
Daerah pertama: HALAMAN.
Pada halaman terdapat dua
macam alat;
1.
Mezbah korban bakaran à pertobatan berarti; ada
tanda darah.
2.
Kolam pembasuhan à masuk dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan.
- Kuasa kematian; mengubur
hidup lama
- Kuasa kebangkitan; hidup
dalam hidup dalam hidup yang baru.
Kalau hal ini terjadi ini
juga disebut pengajar-pengajar.
Kalau daging tidak bersuara, tanpa kita sadari
kita ini sedang mengajari orang lain yang berada disekitar kita.
Daerah kedua: RUANGAN SUCI.
Pada ruangan suci
terdapat tiga macam alat, yaitu;
1.
Meja roti sajian à ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci.
Kegunaan ibadah
pendalaman Alkitab: Mendewasakan kita sampai puncaknya menjadi tua-tua.
2.
Pelita emas à ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
Kegunaan ibadah raya
minggu: Mempertajam karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang kita peroleh
pribadi lepas pribadi.
3.
Mezbah dupa à ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Dalam ibadah inilah kita
bertemu dengan Allah dalam kasih-Nya. bagaikan kemenyan yang dibakar asapnya
naik di hadapan Tuhan.
Doa penyembahan berarti;
penyerahan diri secara total / tidak setengah-setengah. Kalau penyerahan diri
secara total tanpa disadari sebetulnya kita sedang mengajari orang yang di
sekitar kita.
Daerah ketiga: ruangan maha suci.
Pada ruangan maha suci
terdapat satu alat itulah; tabut
perjanjian, alat yang paling utama.
Tabut perjanjian
berbicara tentang dua hal, yaitu;
1.
Takhta Allah, di mana Allah berhadirat,
memerintah dan berfirman.
2.
Hubungan nikah, di mana Yesus Kristus
sebagai suami dan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya.
Ini berbicara hubungan
berdasarkan kasih.
Kalau ada persekutuan yang indah antara tubuh
dengan kepala maka di situlah terlihat kemuliaan Allah, maka dengan kemuliaan
inilah kita menjadi kesaksian, mampu mengajar orang lain tanpa menggunakan mulut.
Mari kita lihat kesalahan / masa lalu yang diperbuat Tirus
sebelum bertobat.
Yehezkiel 28:1-2
(28:1) Maka datanglah firman TUHAN kepadaku:
(28:2) "Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah
firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah
Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah
manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.
Raja Tirus menjadi tinggi
hati (sombong).
Buktinya, ia berkata; “Aku adalah Allah!” Pernyataan dengan tanda seru menunjukan ketinggian hati = nada kesombongan.
Kemudian dia juga berkata: “Aku duduk di
takhta Allah.”
Ini adalah kesombongan
dari raja Tirus, padahal dia manusia, bukan Allah, bukan siapa-siapa (lupa diri).
Lupa diri adalah penyebab sehingga seseorang menjadi tinggi hati.
Yehezkiel 28:3
(28:3 )Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel; tiada rahasia yang
terlindung bagimu.
Raja Tirus memiliki
hikmat yang melebihi dari Daniel sehingga tiada rahasia yang terlindung.
Pendeknya, kalau dia
hamba Tuhan dia adalah seorang hamba Tuhan yang dipakai di dalam pembukaan
rahasia firman, tetapi menjadi sombong.
Yehezkiel 28:4
(28:4) Dengan hikmatmu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas
dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu.
Dengan hikmat akal budi
dan pengertian itu raja Tirus memperoleh kekayaan, kemudian emas dan perak dia kumpulkan
dalam perbendaharaannya.
Kalau seorang
hamba Tuhan dipakai dalam segala hikmat yang luar biasa, di pakai dalam
pembukaan rahasia firman Tuhan hanya untuk memperoleh kekayaan, kemudian emas perak
dikumpulkan di dalam pembendaharaan, ini adalah perbuatan yang keliru, salah
alamat.
Kalau melayani
Tuhan hanya untuk mencari uang dia keliru, salah alamat, lebih baik jadi
pengusaha saja, jangan mencari uang dalam pelayanan apalagi menjual hikmat. Maka,
sidang jemaat juga harus peka dengan roh seperti ini, tetapi rupa-rupanya
dihari-hari terakhir ini banyak sidang jemaat yang tidak peka dengan hal-hal yang
seperti ini.
Saya kasihan sekali
melihat kematian dari seorang hamba Tuhan, ribuan sidang jemaat berdoa supaya gembalanya
dihidupkan kembali, ini buah yang keliru, karena pelayanannya keliru. Orang
mati tidak perlu dihidupkan, itu haknya Tuhan, biar kita jungkir balik berdoa tidak ada artinya, jangan gunakan ayat ketika Elisa tidur di atas anak dari perempuan Sunem itu hangatlah tubuhnya lalu hidup, jangan
gunakan ayat itu, kalau Tuhan tidak perintahkan, itu otoritasnya Tuhan, Tuhan
yang menghidupkan dan juga yang mematikan (dalam kitab Kejadian). Ini adalah
buah pelayanan dari gembala tersebut. Kalau bicara berkat, berkat dan berkat,
berbicara tentang emas dan perak, di dengar, telinga dipertajam untuk itu, tetapi
untuk salib tidak, jadinya keliru.
Karena sangkal diri dan
pikul salib, ia akan memperoleh nyawa, tidak usah dihidupkan, dia sudah hidup.
Tetapi sekalipun seorang memperoleh seisi dunia ini tetapi tidak sangkal diri
dan pikul salib, dia akan kehilangan nyawanya.
Kita semua sudah
diperlengkapi dengan segala hikmat, tetapi jangan asal gunakan. Tidak boleh
sombong tetap rendah hati, banyak berdiam
diri dan tahu malu saja, itu jalan keluar dan himbauan kepada Sidon dan akhirnya
dia mau bertobat dengan dua himbauan itu.
Bandingkan dalam...
Maleakhi 3:10
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Membawa persembahan
persepuluhan ke dalam rumah pembendaharaan tujuannya; supaya ada persediaan
makanan. Tetapi kalau mengumpulkan emas dan perak dalam rumah pembendaharaan,
itu keliru.
Jadi rumah pembendaharaan
itu adalah tempat persediaan makanan.
Sejauh ini Tuhan sediakan
makanan rohani bagi kita itulah firman pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok + kaum muda. Kenapa?
Karena hampir 80% dari sidang jemaat mengembalikan sepersepuluh.
Jadi kalau sidang jemaat mengembalikan
sepersepuluh, gembala sidang tertolong dalam pembukaan rahasia firman, dari
kita untuk kita juga. Tetapi kalau saudara tidak mengembalikan sepersepuluh
pasti jauh dari firman, tidak bisa menikmati kebenaran firman sebagai makanan
rohani. Jadi kita harus kerja sama, jangan mengatai
seorang hamba Tuhan
mata duitan, kalau itu kebenaran, mengalah saja, jangan tahankan dirimu dan
saya juga menyampaikan ini karena saya telah melakukannya di hadapan Tuhan
dengan sejujur-jujurnya.
Inilah yang benar, kalau
mengumpulkan emas dan perak dalam pembendaharaan ini yang keliru, salah.
Sepersepuluh kalau dikaitkan dengan 10 hukum
Allah yang tetulis di dalam dua loh batu.
10 hukum di bagi menjadi
dua bagian:
Hukum pertama sampai dengan hukum ke empat di tulis pada loh batu pertama = kasih kepada Tuhan.
Hukum ke lima sampai dengan ke sepuluh ditulis pada loh batu yang
kedua = kasih kepada sesama.
Berarti inti dari sepuluh
hukum hanya satu yaitu; kasih.
Jadi, kalau kita bawa
persembahan persepuluhan dalam rumah pembendaharaan pasti Tuhan sediakan
makanan.
Sejauh mana kita
mengasihi Tuhan, sejauh itulah Tuhan menyediakan makanan di dalam rumah pembendaharaan.
Jadi ukuran makanan yang
tersedia adalah sejauh mana kita mengasihi Tuhan. Kiranya kita sadar di situ.
Kita kembali
memperhatikan...
Yehezkiel 28:5
(28:5) Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak
kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong.
Raja Tirus memperbanyak
kekayaannya dan oleh karena itu ia menjadi sombong dan tinggi hati.
Di sini kita melihat bahwa raja Tirus itu pandai
berdagang.
Dagang = jual beli, sedangkan
yang diperjual belikan adalah hikmat yang dia peroleh.
Melayani Tuhan dengan tujuan
untuk memperbanyak kekayaan / mengumpulkan harta = menjual belikan firman
Allah, sebab firman Allah itu adalah hikmat Allah.
Wahyu 13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau
besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya
atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari
pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan
namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana,
baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah
bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Saya ingin perjelaskan bahwa; roh antikris adalah roh jual dan beli = dagang.
Tujuannya; untuk memperkaya
diri sendiri.
Jadi kalau di dalam
gereja ada roh jual beli, sebetulnya itu roh antikris, maka saya banyak sekali
melihat di dalam gereja-gereja terjadi dagang / roh jual beli.
Yang salah dirohanikan
semua, misalnya; menjual masakan, daging, apapun itu yang dimasak dari rumah, di
bawa ke gereja, ke rumah Tuhan, lalu diperjual belikan, alasannya untuk mencari
dana pembangunan, sebetulnya itu adalah roh antikris, tidak
seperti itu cara Tuhan, seolah-olah Tuhan tidak punya cara untuk menyelesaikan perkara,
seolah-olah Tuhan itu miskinnya minta ampun kita jual babi dan saksang dan lain
sebagainya, ini aneh tetapi nyata.
Jangan terima tanda itu
baik di dahi maupun di tangan
kanan, jangan ada di dalam pemikiran dan perbuatan yang benar. Dahi à alam pemikiran. Tangan kanan à seluruh perbuatan yang
benar.
Jangan sedikitpun itu ternodai,
layani saja Tuhan sungguh-sungguh. Kalau kita bisa memberi dengan tangan kanan
jangan dilihat tangan kiri.
Sekarang kita melihat...
Yohanes 2:13-16
(2:13) Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat
ke Yerusalem.
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing
domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
(2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait
Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar
dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya
ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat
berjualan."
Di sini kita melihat;
bait Allah menjadi tempat berjualan = bait Allah dikuasai oleh roh jual beli.
Di dalam bait Allah di
dapati-Nya: ”Pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan burung merpati.”
Artinya; memperjual
belikan korban Kristus.
Lembu sapi, kambing domba
dan burung merpati à
korban Kristus.
Saudaraku, Yudas dipercaya
menjadi seorang bendahara, tetapi justru dia menyalah gunakan kepercayaan, oleh
karena uang ia menjual Yesus Kristus dengan harga tiga puluh keping uang
perak.
Kalau dalam perjanjian
lama untuk mempersembahkan korban maka harus membawa lembu sapi, kambing domba kalalu
dia orang miskin dia membawa burung merpati / tekukur. Inilah yang diperjual
belikan dalam bait suci.
Jadi, menjual firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh Kudus = menjual korban
Kristus. Yesus adalah firman Allah yang menjadi manusia.
Kalau seorang hamba Tuhan
dalam pelayanan pemberitaan firman mengejar amplop, itu sama saja menjual
korban Kristus dan yang seperti ini marak terjadi.
Sekali waktu saya pernah
melayani di Jawa Tengah, setelah melayani saya langsung pulang tetapi rupanya
saya dikejar oleh gembala sidang setempat, dia ambil kantong kolekte dan di
taruh semua ke tas saya.
Jangan cari amplop, kalau
dipercaya itu upah kita.... “upahku ialah
jikalau aku dipercaya”... itu pernyataan dari rasul Paulus, sebab itu
jangan lalai mempergunakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan, apapun tugas
pelayanan kita di dalam kandang penggembalaan.
Kalau di dalam rumah Tuhan terjadi roh jual beli, akan diikuti oleh 2
hal yang lain, yaitu;
a.
“Di dalam bait terdapat
meja-meja penukar uang.”
Arti rohaninya; hati
menjadi tempatnya uang = cinta uang. Meja à hati.
Kalau dikaitkan dengan
pola tabernakel, hati terkena kepada meja
roti sajian.
Di atas meja tersaji dua
susun roti, masing-masing terdiri dari enam ketul roti, itulah yang benar; hati
adalah tempatnya firman, maka kita dapat menyajikan kebenaran itu di hadapan para
musuh.
Selama hati belum menjadi
tempatnya firman sampai kapanpun kita tidak dapat menyajikan kebenaran dihadapan
musuh.
1 Timotius 6:10
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.
“Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.”
Jadi akar-akar dari
segala kejahatan adalah apabila seseorang cinta uang, selama akar belum
tercabut maka kejahatan akan terus berlangsung.
Perlu diketahui:
-
“Oleh memburu uanglah beberapa
orang telah menyimpang dari iman” = menyimpang dari kebenaran.
-
“Oleh karena uanglah beberapa
orang menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Perhatikan;
orang yang cinta akan uang, tanpa ia sadari ia sedang mengalami berbagai-bagai
duka.
Saudaraku, saya bukan untuk mempersalahkan
siapapun, saya hanya memberi contoh; andai saja adik saya tidak bekerja
mengumpulkan minyak ilegal, barangkali penderitaannya tidak sehebat sekarang, justru
karena pekerjaan itu penderitaannya menjadi banyak dan akhirnya tergenapilah
firman Tuhan; menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Saya berkali-kali saya sampaikan kalau
tergembala dengan baik, dipelihara oleh Tuhan / biji mata Tuhan. Mengapa....?
1 Timotius 6:6
(6:6) Memang ibadah itu
kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Karena ibadah kalau disertai dengan rasa cukup
memberi keuntungan besar.
Rasa cukup berarti; ada syukur kepada Tuhan,
tetapi kalau tidak ada rasa cukup yang ada persungutan bukan ucapan syukur. Dalam persungutan tidak ada keuntungan di situ, yang ada kerugian.
1 Timotius 6:7
(6:7) Sebab kita tidak
membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke
luar.
Perlu diketahui; kita tidak membawa sesuatu apa
ke dalam dunia dan kitapun tidak membawa apa-apa keluar = datang dengan
telanjang, kembali juga dengan telanjang. Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang
mengambil, kehendak Tuhan yang jadi.
1 Timotius 6:8
(6:8) Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
“Asal ada makanan dan
pakaian cukuplah.” Itulah ibadah kalau disertai dengan rasa cukup.
Makanan rohani itulah firman Allah, kebenaran yang
menguduskan seseorang.
Pakaian à kasih Allah yang sanggup
menutupi banyak dosa.
Tuhan sudah menguduskan kita dengan kebenaran
dan menutupi dosa kita dengan kasih-Nya, itu sudah lebih dari cukup.
Cukupkan saja diri dengan penghasilan, gunakan
dua tangan untuk bekerja, tujuannya; supaya jangan mencuri miliknya Tuhan /
sepersepuluh. Mencuri berarti tidak ada rasa syukur, tidak mencukupkan diri
dengan gaji / penghasilan.
Kalau di dalam rumah Tuhan terjadi roh jual beli, akan diikuti oleh 2
hal yang lain, yaitu;
b.
“Kursi / tempat duduk” = takhta.
Ini menunjuk kepada harga
diri yang masih dipertahankan.
Matius 2:1
(2:1) Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Ketika mendengar tentang kelahiran Yesus Kristus (raja orang Yahudi), Herodes beserta seluruh Yerusalem terkejut.
Yang berkaitan dengan Yerusalem
à imam-imam kepala dan
ahli – ahli Taurat.
Yerusalem à ibadah dan pelayanan.
Kesimpulannya: Yang
terkejut mendengarkan tentang kelahiran Yesus Kristus (raja orang Yahudi) itu
adalah Herodes, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat.
Terkejut adalah indikasi
dari dua hal;
-
Adanya raja asing yang telah terlebih dahulu
menguasai hati à harga diri.
Jadi
sebelum Yesus lahir, raja Herodes telah menjadi raja.
Apabila
seseorang masih mempertahankan harga diri, maka setiap kali pemberitaan firman
para nabi disampaikan, ia akan terkejut.
-
Masih mempertahankan cara
hidup yang lama.
Saya
tidak tahu pengakuan saudara di hadapan Tuhan sudah clear atau belum. Tetapi
kalau pengakuan hanya di mulut, dengan kata lain masih mempertahankan hidup
lama maka setiap kali firman para nabi disampaikan, pasti orang itu terkejut
tidak bisa tidak, bahkan tidak segan-segan menolak
firman yang disampaikan.
Kalau masih terkejut berarti itu indikasi dari
dua hal di atas tadi. Sesali diri malam ini, minta ampun kepada Tuhan, karena
firman Tuhan tidak bermaksud menyakiti, justru membangun, menghibur dan
menasihati kita.
Bukti bahwa masih mempertahankan harga diri dan cara
hidup yang lama.
Matius 2:16
(2:16) Ketika Herodes
tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah.
Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Membunuh anak-anak
berumur dua tahun ke bawah.
Jadi yang menjadi korban adalah
kerohanian yang masih kanak-kanak.
Yang seperti itu terjadi karena
harga diri masih dipertahankan dan cara hidup yang lama masih dipertahankan, yang
lain menjadi korban.
Kemudian kalau kita
perhatikan di sini, karena harga diri dan cara hidup yang lama masih dipertahankan;
”Herodes sangat marah.”
Amarahnya itu tidak bisa
dikendalikan, justru amarah itu terus berapi-api, sehingga yang menjadi korban
adalah kanak-kanak rohani. Yang seharusnya tidak dipersoalkan sebaliknya
semakin diperbesar, ini amarah yang tidak terkendali.
Pertanyaannya: Di manakah takhta dari pada raja Tirus?
Yehezkiel 28:2
(28:2)"Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah
firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah
Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah
manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.
“Duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan.”
Kata laut kita lihat
dalam...
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut,
bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat
sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari
dalam laut à antikris.
Jadi takhta dari pada antikris
itu adalah di tengah lautan dunia ini.
Sekarang kita melihat
tengah laut...
1 Yohanes 4:1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari
Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa
ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
Perbandingan antara roh Allah
dengan roh antikris.
-
Roh yang berasal dari Allah yaitu; setiap roh yang
mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia = mengakui Yesus Kristus
dan salibnya, inilah Roh yang berasal dari Allah.
Yesus datang ke dunia menjadi sama dengan
manusia, supaya apa? Supaya dengan menjadi manusia ia dapat menanggung
kesalahan manusia di dalam tubuh-Nya, di atas kayu salib.
Yesus datang bukan sebagai Allah, kalau Yesus
datang sebagai Allah Ia tidak akan pernah menanggung penderitaan di atas kayu
salib, tetapi Yesus datang sebagai manusia, supaya segala dosa tergenapi di
dalam diri-Nya.
-
Sedangkan “Setiap roh yang tidak
mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah” = roh antikris.
Penyangkalan terhadap salib Kristus =
antikris.
Penyangkalan Simon Petrus yang pertama terhadap salib: “pura-pura
tidak tahu.” Kalau kita melihat pekerjaan Tuhan sebetulnya kita tahu,
tetapi pura-pura tidak tahu itu adalah penyangkalan pertama terhadap salib.
Penyangkalan yang kedua: “bersumpah”, seharusnya
kalau ya katakan ya kalau tidak katakan tidak apapun resikonya, lebih dari itu
berasal dari Setan. Kemudian diikuti dengan perkataan; “aku tidak mengenal orang itu.” Seringkali kita menyangkal salib
dan Kristus untuk menyelamatkan nyawa, tetapi pada akhirnya kehilangan nyawa.
Jangan pintar-pintar menghindari salib Kristus
dan kebenaran firman, jangan pintar-pintar menghindari yang seharusnya kita
tidak hindari, jangan pandai berdalih dan berkata; “aku tidak kenal orang itu.”
Penyangkalan Simon Petrus yang ketiga: “Mengutuki” kemudian
diikuti dengan kata “sumpah” dan
selanjutnya mengatakan; “aku tidak mengenal
orang itu.”
Bahasa kutuk itu menunjukkan jati diri
seseorang bahwa kutuk itu belum terputus dari dia. Kutuk itu terlepas di atas
kayu salib.
Selain itu diikuti dengan kata “bersumpah” dan berkata; “aku tidak kenal orang itu” sampai
akhirnya dia keluar dari halaman Bait Allah.
Dari penyangkalan
yang pertama
sampai dengan penyangkalan yang ketiga dia sudah ada di pintu
gerbang dan hampir keluar, hanya karena kasih karunia dia tertolong akhirnya
Petrus menangis. Malam ini kita harus menangis = menyesali diri karena
kesalahan = bersedih karena dosa = berjalan dengan memakai pakaian kabung di hadapan
Tuhan.
Kemudian...
1 Yohanes 4:4-6
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan
nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada
roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang
hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia
mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan
kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Keuntungan bila menerima
firman tentang salib Kristus, adalah; Roh yang ada di dalam diri kita lebih
besar dari pada Roh yang ada di dalam dunia . Seseorang tidak dapat berkata roh
yang ada padamu lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia ini, kalau
dia menolak salib Kristus.
Banyak orang Kristen salah
kaprah, mereka berkata; roh yang ada padaku lebih besar dari pada roh yang ada
di dunia ini, sementara pemberitaan firman tentang salib Kristus, dia tolak.
Yang membuat Roh kita berkuasa
dari roh-roh yang ada di dunia ini karena kita menerima pemberitaan firman
tentang salib Kristus, jadi jangan salah kaprah.
Tumit yesus telah meremukkan
kepala ular 2016 tahun yang lalu di atas kayu salib, oleh sebab itu jangan
tolak ajaran salib. Sedangkan roh antikris hanya berbicara soal atau
perkara-perkara yang lahiriah saja. Nabi-nabi palsu fasih berbicara tentang
dunia dan perkara-perkara lahiriah, itulah roh antikris.
Lebih jauh kita melihat
binatang yang keluar dari dalam laut...
“...Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota
dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat...” Wahyu 13:1.
Wahyu 17:3
(17:3 )Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang
perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis
dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Di sini kita melihat seekor
binatang yang keluar dari dalam laut ditunggangi oleh perempuan kekejian,
itulah babel, tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Wahyu 17:7-10
(17:7) Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku
akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang
memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak
ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan
mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab
kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa
binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
(17:9) Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh
kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
(17:10) ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah
jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan
tinggal seketika saja.
Perhatikan; ketujuh kepala
adalah ketujuh gunung.
Kalau kita berada di atas
gunung Tuhan tentu menjadi kesaksian, tetapi di sini kita melihat binatang itu
ditunggangi oleh perempuan kekejian. Kalau ditunggangi perempuan kekejian (wanita
babel), ibu dari semua perempuan pelacur, walaupun kita ada di atas gunung
Tuhan (beribadah dan melayani Tuhan), tidak akan menjadi kesaksian.
Berkepala tujuh =
pemimpin-pemimpin yang sempurna seharusnya menjadi kesaksian, tetapi karena
telah ditunggangi perempuan kekejian tidak menjadi kesaksian.
Wahyu 17:11-12
(17:11) Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia
sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia
menuju kepada kebinasaan.
(17:12) Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh
raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima
kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.
Sepuluh tanduk à sepuluh raja, untuk
memerintah.
Mereka yang dipanggil dan
dipilih telah ditebus oleh darah Anak Domba, selanjutnya dijadikan raja-raja
dan imam-imam bagi Allah untuk selanjutnya memerintah di atas muka bumi ini.
Tetapi kalau ditunggangi perempuan kekejian, tidak mungkin memerintah di bumi (kesaksian
di atas muka bumi ini), sebaliknya, diperintah oleh dosa. Itulah sepuluh
tanduk.
Inilah kondisi dari
Tirus; raja di tengah laut. Apa artinya menjadi raja di tengah laut kalau tidak
menjadi kesaksian / tidak bertobat. Lautan ini kita punya dan kita berkuasa,
apa artinya kalau tidak menjadi kesaksian = hidup tanpa arti.
Semakin dalam kita
mengerti firman, kita di tuntut banyak, jangan jadikan ini sebagai pengetahuan.
Tetapi tidak perlu kita takut. Kalau kita banyak dengar firman berarti banyak
diproses untuk menuju kesempurnaan.
Kalau mengerti sedikit, berarti kebenarannya sedikit. Semakin kita
mengerti berarti semakin dituntut untuk melakukannya.
Jalan keluarnya.
Yohanes 2:16
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya
ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat
berjualan."
Pendeknya, Yesus
menyucikan orang-orang yang berjualan di bait suci.
Tubuh kita ini bait
Allah, beri diri disucikan. Jangan lagi ditunggangi oleh perempuan kekejian,
itu tidak ada artinya.
Beri diri disucikan
supaya segala sesuatu tidak menjadi sia-sia.
Praktek menyucikan diri.
Yohanes 2:17
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta
untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
"Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku" = mempersembahkan korban
bakaran.
Imamat 6:8-9
(6:8) TUHAN berfirman kepada Musa:
(6:9) "Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum
tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di
atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara
menyala di atasnya.
Potongan-potongan daging korban
bakaran itu dibiarkan di atas perapian mezbah korban bakaran semalam-malaman
sampai pagi, berarti; sampai hangus.
Jadi cinta untuk rumah Tuhan
menghanguskan aku.
Hangus berarti; daging
tidak bersuara lagi, itulah korban bakaran, kasih kepada Allah.
Selama daging masih bersuara,
seseorang tidak mampu mengasihi Tuhan. Itu praktek penyucian terhadap bait
suci.
Saya baru sadar kenapa
Setan berupaya menggagalkan pemberitaan tentang Tirus ini, rupanya setan tidak
suka penyucian terjadi terhadap bait suci dengan praktek; daging tidak boleh
bersuara lagi, (tidak boleh bersungut-sungut).
Tanda terjadinya penyucian.
Yohanes 2:18-19
(2:18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah
dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak
demikian?"
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Terjadi perombakan/
keubahan hidup lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Tiga hari
berbicara tentang kuasa kematian dan
kebangkitan.
-
Kuasa kematian: Mengubur hidup lama.
-
Kuasa kebangkitan: Hidup dalam hidup yang baru.
Kalau kematiannya benar,
pasti kebangkitannya benar, kalau kematiannya tidak benar pasti kebangktiannya
palsu, itulah orang-orang yang melayani tanpa kesucian.
Ayo rombak bait suci,
tetapi bagi orang Yahudi tidak percaya.
Yohanes 2:20-21
(2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun
orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga
hari?"
(2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya
sendiri.
Yang harus kita rombak
malam ini adalah bait Allah yang dibangun selama 46 tahun à hukum Taurat.
Hukum Taurat; “tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi
ganti gigi.”
Artinya; kejahatan
dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Berarti, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (tiga
hari) adalah kasih karunia.
Roma 8:3-4
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak
berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya
sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa,
Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak
hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Kematian Yesus adalah kasih karunia bagi kita, sehingga
tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yaitu; tidak hidup menurut
daging, tetapi menurut Roh. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment