IBADAH RAYA MINGGU 18 september 2016
“WAHYU PASAL lima”
(Seri 6)
Subtema : SATU CAWAN EMAS BERISI KEMENYAN.
Shalom...!
Selamat malam, salam
sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya
kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian pada malam ini.
Sebelum
kita memperhatikan firman penggembalaan pertama-tama kita mengucap syukur
kepada Tuhan, sampai pada saat ini Tuhan masih berkemurahan bagi kita untuk
menikmati pembukaan rahasia firman.
Kita kembali memperhatikan
firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu dari Wahyu pasal 5.
Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu,
tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak
Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh
dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Ketika Ia (Anak
Domba) mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu.
Tersungkur menunjukkan bahwa empat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua sangat
membutuhkan pembukaan
rahasia firman Tuhan.
Sejauh mana kita
membutuhkan pembukaan
rahasia firman, sejauh itulah penyerahan hidup kita kepada Tuhan. Sebaliknya
penyerahan diri itu dapat dilihat dari sejauh mana
seseorang
membutuhkan pembukaan
rahasia firman.
Sekali lagi saya tandaskan; penyerahan diri seseorang bisa terlihat dari
sejauh mana dia membutuhkan pembukaan rahasia
firman.
Kalau hanya untuk
mengerti pembukaan
rahasia firman, supaya akhirnya menjadi sama seperti bapak gembala,
itu bukan kebutuhan yang mendasar, tetapi itu
kesombongan rohani.
Bagaimana dengan kita, apakah ada kerinduan yang mendalam terhadap pembukaan
rahasia firman?
Kalau memang kita membutuhkan pembukaan rahasia firman Tuhan, itu bisa
dilihat dari penyerahan dirinya.
Kemudian, di sini kita melihat, mereka; “... masing-masing memegang satu kecapi dan satu
cawan emas ...”
Pada minggu yang lalu kita telah memperhatikan pemaparan firman tentang
satu kecapi, dan dalam kesempatan ini kita akan memperhatikan satu cawan emas.
KETERANGAN: SATU
CAWAN EMAS.
Satu cawan emas ini penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus.
Wahyu 8:1
(8:1) Dan
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di
sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Di sini kita melihat; “... ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh ...”
Pembukaan meterai
yang ketujuh ini adalah kuasa atau kegiatan dari Roh
Kudus. Puji Tuhan.
Pada saat meterai yang ketujuh dibuka, “sunyi
senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya”, inilah puncak dari
kegiatan, kuasa dari Roh Kudus.
Memuncaknya kegiatan Roh Kudus ini menghasilkan ketenangan yang luar biasa,
ketenangan yang sangat tinggi penuh dengan kedamaian. Sunyi senyap di sini
bukan diartikan tidak ada kegiatan, bukan diartikan tidak ada pekerjaan
pelayanan, karena itu adalah orang malas.
Jadi, puncaknya kegiatan Roh Kudus ini terlihat dari ketenangan yang sangat
luar biasa, penuh dengan kedamaian yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,
tetapi hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang mengalaminya.
Wahyu 8:2-4
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan
kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di
atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan
bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke
hadapan Allah.
Jadi, puncak kegiatan rohani, yaitu membakar ukupan sebagai asap dupa
kemenyan yang berbau harum naik sampai kehadapan Allah. Doa dan penyembahan
adalah puncak kegiatan rohani kita.
Berarti, ketenangan yang luar biasa, penuh dengan kedamaian itu tidak bisa
diuraikan, diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang
yang mengalaminya.
Itulah orang-orang yang berada di dalam kegiatan rohani yang memuncak
sampai kepada doa penyembahan.
Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati
mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup
berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Doa penyembahan disebut juga dengan berjaga-jaga.
Ukuran untuk penyembahan itu selama satu jam.
Kegunaan
berjaga-jaga (doa penyembahan):
Matius 26:41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Supaya jangan jatuh ke dalam berbagai-bagai ujian dan cobaan, sebab roh memang penurut, tetapi daging lemah.
1 Tesalonika 5:1-2
(5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu
dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam.
Jam, hari, tanggal, tahun, kapan datangnya Tuhan
Yesus untuk yang kedua kali itu tidak perlu dituliskan. Yang pasti hari Tuhan datang
seperti pencuri (tiba-tiba) pada waktu malam.
Tapi apakah ini tiba-tiba juga bagi mereka yang
berjaga-jaga?
1 Tesalonika 5:3-5
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba
mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa
oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,
sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Berbahaya sekali kalau tidak ada di jalur
perlombaan, tidak berada di dalam kegiatan rohani, jangan santai!! Mengingat
kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi dan yang pasti tidak lama lagi, dan
kedatangan Tuhan seperti pencuri pada waktu malam.
Orang-orang malam atau orang-orang kegelapan itu
berkata; semuanya damai dan semuanya aman. Pada waktu Yesus datang, mereka akan
dikejutkan karena mereka tidak berjaga-jaga.
Berbeda dengan
mereka yang berjaga-berjaga sekalipun jam, hari, tanggal, tahun, tidak
dituliskan, sekalipun kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu
malam,
itu bukan suatu kekejutan, karena mereka berjaga-jaga.
1 Tesalonika 5:6
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
Jangan tidur seperti
orang-orang lain.
Orang-orang lain
-> orang-orang malam, itulah orang-orang yang dikuasai kegelapan dosa.
Tetapi orang-orang siang, anak-anak terang berjaga-jaga dan sadar.
Sekalipun
kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu malam itu
bukan suatu kekejutan bagi mereka yang berjaga-jaga.
Banyak gereja tidak
memahami puncak dari pada
ibadah adalah doa penyembahan. Banyak gereja hanya
memahami Ibadah Raya Minggu, ini suatu pengertian
yang sangat merugikan diri sendiri.
Maka untuk kesekian
kali saya sampaikan, kita adalah orang-orang yang paling bersyukur kepada
Tuhan, karena Tuhan memberi pengetahuan, pengertian yang
benar tentang Anak Allah. Dialah Tabernakel sejati yang telah melintasi kemah
yang bukan buatan manusia, Tabernakel yang sempurna itulah pribadi-Nya,
dan
Dia telah melewati tabir, itulah daging-Nya yang sudah dirobek di
atas kayu salib.
Dengan pola
Tabernakel inilah kita memahami tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok,
sesuai
dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci,
yaitu;
- Meja
roti sajian -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
- Pelita
emas -> Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
- Mezbah
dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kehadiran saudara di
tempat ini, bahkan kalau sudah betul-betul dengan hati yang
bulat menyatakan diri untuk digembalakan adalah suatu
kebahagiaan, keberuntungan yang tidak bisa diukur nilainya, karena
ini menyangkut keselamatan jiwa, harga jiwa saudara tidak bisa diukur dengan
harta.
1 Tesalonika 5:3
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya
damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti
seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti
tidak akan luput.
Mereka yang
mengatakan semua damai, semua aman, itulah orang-orang malam, orang-orang yang
dikuasai kegelapan. Mereka tidak sibuk di jalur perlombaan,
mereka tidak sibuk di dalam kegiatan Roh Kudus, yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mereka akan ditimpa
oleh kebinasaan yang digambarkan seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa
oleh sakit bersalin, artinya tidak luput dari kebinasaan.
1 Tesalonika 5:4-6
(5:4)Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan
anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
Berjaga-jaga dalam
doa penyembahan adalah kegiatan dari anak-anak siang = hidup dalam terang,
tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.
Lukas 21:34-36
(21:34)"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat
oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya
hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
(21:35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
(21:36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa,
supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan
supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat
oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi" karena
ini adalah pekerjaan anak-anak gelap, orang-orang malam yang hidup di dalam
kegelapan dosa.
Berjaga-jagalah senantiasa, keuntungannya, yaitu:
1.
“Supaya beroleh
kekuatan untuk luput dari semua
yang akan terjadi.”
Supaya luput dari ujian, luput dari pencobaan, maka saat kita resah,
gelisah, barangkali masalah belum selesai jangan cerita ke sana
ke mari,
langsung ambil posisi rendah di kaki salib Kristus, tersungkur sujud menyembah
kepada Tuhan supaya
kita memperoleh kekuatan.
2.
“Supaya tahan berdiri
di hadapan anak manusia.”
Pada
saat Dia datang pada kali yang kedua, Dia akan duduk di atas takhta
kemuliaan-Nya. Mengumpulkan semua bangsa di hadapan-Nya untuk
mengadakan penghakiman. Siapa yang tahan berdiri di hadapan
takhta kemuliaan selain dia yang berjaga-jaga.
Saya tertarik dengan
kitab Wahyu pasal 8, setelah dibuka
meterai yang pertama sampai yang keenam, lalu yang terakhir,
meterai
yang ketujuh. Barulah di situ
sunyi senyap sorga selama setengah jam. Saya senang sekali memperhatikan ayat itu.
Jadi,
ada kaitannya dengan pembukaan rahasia firman. Ketika
menikmati pembukaan
rahasia firman itu ada kegiatan yang lain, meniup sangkakala sampai kepada doa
penyembahan.
Lukas 21:34
(21:34)"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat
oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya
hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Kegiatan daripada orang-orang malam (orang-orang gelap): sarat oleh pesta
pora, kemabukan, kepentingan-kepentingan duniawi. Dan orang-orang
seperti inilah akan ditimpa kebinasaan dan mereka tidak luput dari kebinasaan
itu.
Hati-hati dengan
kepentingan-kepentingan duniawi, itu perbuatan malam, orang-orang
yang dikuasai oleh kegelapan dosa.
1 Tesalonika 5:3-7
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan
aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan
yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan
anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan
mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
Pekerjaan anak-anak terang berarti melayani Tuhan, tidak tidur melainkan
berjaga-jaga.
Mereka
yang tidur, tidur
waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam, ini menunjuk kepada orang-orang malam (dikuasai kegelapan).
Yang sudah berada di
jalur perlombaan, yang sudah melayani bersyukur saja. Kiranya betul-betul
pelayanan itu, pekerjaan roh ini memuncak sampai pada doa penyembahan,
itulah penyerahan diri secara total tersungkur di kaki Tuhan.
Pendeknya;
orang-orang malam, orang-orang kegelapan hidup dengan pesta pora kemabukan,
kepentingan dunia, mereka itu tidak luput dari kebinasaan.
Kita lihat sebagai buktinya:
Wahyu 16:1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam
Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah
ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."
Satu kali nanti
tujuh malaikat akan menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke atas bumi.
Cawan emas berisi
dengan kemenyan dan campuran rempah-rempah kemudian dibakar dan
asapnya naik, itu yang disebut dupa berbau harum.
Kita
harus memuncak sampai kepada kegiatan Roh Kudus ini, yaitu
doa penyembahan. Ibadah kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Tidak cukup Ibadah
Raya Minggu disertai kesaksian seperti malam ini, dan tidak cukup Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan Suci,
tetapi kegiatan kita ini harus memuncak sampai kepada doa penyembahan,
dan
doa penyembahan itu harus menjadi bagian dalam hidup kita, kalau tidak itulah
yang disebut dengan cawan murka Allah yang ditumpahkan ke atas bumi.
Jangan sampai cawan
itu menjadi murka, tapi kalau kita memang hidup dalam doa penyembahan maka kita
jauh dari cawan murka Allah.
Hidup rohani kita
harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Apalagi orang yang sudah melayani
malas-malas menyembah, itu tidak boleh, sebab
itu banyak kesalahan di sana-sini
karena melayani tanpa penyembahan.
Cawan murka Allah
ditumpahkan ke atas bumi, apakah kita tidak merasa takut dan gentar?
Wahyu 16:2
(16:2)Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia
menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang
berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang
menyembah patungnya.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
PERTAMA ditumpahkan ke atas orang yang memakai tanda binatang
dan yang menyembah patungnya, yaitu orang-orang yang menerima cap meterai
(antikris) 666 di dahi atau di tangan kanan mereka, dan timbullah bisul.
Jadi benar, mereka orang-orang malam tidak luput, mereka akan ditimpa
kebinasaan. Jadi ini pembuktiannya.
Sebab itu saya sampaikan; jangan anggap enteng, jangan anggap biasa-biasa
saja, sebab ini menyangkut keselamatan jiwa.
Setelah terjadi pasar tunggal, maka yang berlaku adalah mata uang tunggal,
dialah yang berbicara dan mengatur, sampai kita tidak bisa berbuat apa-apa. Dan
kalau hidup rohani kita tidak memuncak sampai pada doa penyembahan, kita akan
menyerahkan diri untuk menerima cap meterai itu agar bisa mendapat makanan dan
dapat menjual.
Tuhan sudah beri pengertian, hargai pengertian itu!
Wahyu 16:3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka
airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang
bernyawa, yang hidup di dalam laut.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KEDUA ditumpahkan ke atas laut sehingga air laut menjadi
darah, menimbulkan kematian segala yang bernyawa di dalam laut.
Maka yang pertama-tama dirugikan di sini adalah nelayan-nelayan, penjala-penjala
ikan (hamba-hamba Tuhan) yang tidak sungguh-sungguh menjaga kesuciannya.
Wahyu 16:4
(16:4) Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan
mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KETIGA ditumpahkan ke air tawar, sehingga air tawar berubah
menjadi darah, maka otomatis semua penduduk bumi akan merasakan dahaga/kehausan
dan tidak mengalami kepuasan.
Sama seperti perempuan Samaria; tidak cukup dengan satu laki-laki, sampai
akhirnya dikuasai oleh dosa kenajisan.
Kalau kita tidak menikmati sungai air kehidupan maka semua akan menjadi
najis.
Wahyu 16:5
(16:5) Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil
Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah
menjatuhkan hukuman ini.
Cawan murka Allah yang pertama sampai yang ketiga,
itu keadilan Tuhan, penghakima-Nya adil.
Ibadah yang tidak sampai kepada doa penyembahan
akan ditimpa malapetaka, cawan murka Allah, tetapi kalau mereka hidup dalam doa
peyembahan maka mereka lepas, luput, itulah keadilan.
Dalam menjalankan ibadah ini, kita berjuang,
berjerih lelah, dan ada hasilnya, itulah keadilan Tuhan, sedangkan mereka yang
tidur yaitu orang-orang malam, pesta pora, kepentingan dunia, ditimpa
malapetaka, itu keadilan Tuhan
Maka jangan bersungut-sungut kalau melayani Tuhan.
Hati-hati karena ini menyangkut keselamatan jiwa.
Wahyu 16:7
(16:7) Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang
Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.
Ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan
akan mengakui:
-
Tuhan
Allah Mahakuasa.
-
Benar dan
adil segala penghakiman-Nya.
Mereka boleh melihat kemuliaan Allah dinyatakan.
Wahyu 16:8
(16:8) Dan
malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya
diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KEEMPAT ditumpahkan ke atas matahari sehingga matahari itu
menghanguskan manusia dengan api.
Sekarang kita melihat bahwa lapisan ozon sudah mulai menipis, dan itu akan
terus berlangsung dan akan menipis sampai meghanguskan manusia. Siapa yang
luput dan bertahan dari penghukuman ini?
Apa buktinya lapisan ozon semakin menipis? Kutub utara saja sudah mencair,
air naik dan nanti kita akan melihat itu.
Wahyu 16:9
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka
menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka
tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
Dan oleh karena api yang menghanguskan ini, mereka
menghujat Allah, mereka tidak mau bertobat, mereka mengeraskan hatinya.
Sebab itu kepada orang yang keras hati, saat ini
saya sampaikan jangan keras hati!. Kalau salah dan ditegur, tidak usah tersinggung. Seseorang
dibenarkan hanya oleh salib.
Sudah berapa kali saya sampaikan, ijinkan salib itu menggali dalam-dalam isi
hatimu, sebagai wadah dari kemurahan hati Tuhan.
Wahyu
16:10
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan
cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka
menggigit lidah mereka karena kesakitan,
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KELIMA ditumpahkan ke atas takhta binatang itu dan kerajaanya
menjadi gelap.
Binatang di sini, antara lain:
-
Binatang yang pertama yang keluar
dari laut -> Antikris.
-
Binatang yang kedua yang keluar
dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Naga itu telah memberikan takhtanya, kekuatannya dan kekuasaannya yang besar itu kepada binatang yang pertama, tetapi cawan murka Allah
yang keempat ditumpahkan ke atas takhta itu dan kerajaannya menjadi gelap.
Antikris dan nabi palsu dapat mengadakan mujizat, bahkan menurunkan api
dari langit, menyembuhkan yang sakit dengan segala jenis penyakit, tetapi suatu
kali nanti cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan ke atas takhta itu dan
kerajaannya menjadi gelap.
Kalau kerajaannya sudah menjadi gelap, maka mereka itu hanya bisa gigit lidah
karena mereka tidak bisa lagi membuat demonstrasi-demonstrasi dalam bentuk
kesembuhan dan dalam bentuk menurunkan api.
Dulu lidah mereka dengan segala kesombongan, kecongkakan menghujat Allah
karena banyaknya mujizat yang terjadi ... Wahyu
13: 3-7.
Jadi, begitu cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan, mereka mengalami
kesakitan, kerajaannya gelap dan hanya bisa gigit lidah. Lidahnya tidak bisa lagi berfungsi
menghujat Allah dengan kesombongan mereka.
Sebab itu sabar dan tenang, kalaupun sepertinya salib sakit bagi daging
karena digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, tetap
sabar saja.
Nanti kita akan melihat, bahwa Firman Pengajaran Mempelai ini membawa
kerohanian kita memuncak sampai kepada doa penyembahan. Saat ini sabar saja,
satu kali nanti kita bisa berkata: “Engkau
adil, Tuhan.”
Sabarlah dalam kesesakan dan masalah, tekun dalam doa dan tetap sabar saja,
karena Tuhan adil. Yang penting kita ada di jalur perlombaan, kegiatan Roh
Kudus ini untuk membawa kita sampai memuncak kepada doa penyembahan, itu saja
yang terpenting bagi kita.
Wahyu
16:11
(16:11) dan mereka menghujat Allah yang di sorga
karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari
perbuatan-perbuatan mereka.
Mereka mengalami kesakitan karena bisul.
Kalau bisul kecil disebut tumor jinak, kalau bisulnya sudah membesar dan
akhirnya akan pecah, disebutlah kanker ganas.
Mereka mengalami kesakitan karena bisul itu. Mereka tidak mau bertobat,
justru mereka menghujat lagi.
Ajaran palsu juga disebut dengan penyakit kanker yang bisa menjalar ... 2 Timotius 2: 17.
Jadi, penyakit kanker itu bisa terjadi karena ajaran sesat, sebagai
hukuman.
Kalau saudara tidak percaya buktikan saja, pasti saudara akan terkena
kanker, kalau memang saudara berani ambil resiko.
Wahyu
16:12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya
siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KEENAM ditumpahkan ke sungai yang besar yaitu sungai Efrat,
kemudian keringlah sungai Efrat itu, lalu siaplah jalan bagi raja-raja yang
datang dari sebelah timur.
Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari Timur sampai ke Barat, itu perjalanan
rohani kita. Pengajaran mempelai membawa kita masuk ke dalam pembentuka tubuh
Kristus yang sempurna/sampai ke Ruangan Suci.
Pertayaannya: Apa sungai Efrat ini?
Wahyu 16:
13-14
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari
mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang
menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan
mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka
guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Binatang yang pertama (antikris) dan nabi palsu (binatang yang kedua)
adalah tritunggal dari Setan, dari mulut mereka keluarlah roh najis yang
menyerupai katak.
Jadi, sudah jelas sungai Efrat itu adalah pemberitaan firman yang diikuti
oleh roh najis, dan tidak dipungkiri, di situ juga terjadi mujizat kesembuhan.
Firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan disebut juga dengan firman Kristus,
firman yang diurapi, sebab ayat satu menguatkan ayat yang lain, terus-menerus
sampai terbuka rahasia-Nya, tetapi kalau firman itu sudah ditambahkan,
dikurangi yang mengikuti ialah roh najis, percaya saja, walaupun berkata kudus.
Katak yang keluar dari mulut naga, katak yang keluar dari binatang yang
pertama, katak yang keluar dari nabi palsu itulah sungai besar sungai Efrat.
Tapi pada saat cawan murka Allah yang keenam itu ditumpahkan ke atas sungai
besar, sungai Efrat itu akan kering, artinya; setelah pekerjaan dari tritunggal
Setan itu behenti, siaplah raja-raja datang dari timur. Haleluyah, puji Tuhan.
Saya bersyukur sekali dengan Pengajaran Mempelai memberi suatu pengertian
yang dalam.
Ukuran menjadi orang besar itu bukan dilihat dari kuantitas, tetapi ukuran
besar itu ukuran dari Tuhan.
Bersabar saja, sudah dibentuk dari Timur sampai ke Barat, nanti Tuhan akan
mempersiapkan jalan bagi raja-raja dari Timur.
Yang sudah menerima Pengajaran Mempelai akan berjalan karena Tuhan yang membuat jalan itu, bukan kita. Tenang saja.
Tuhan pernah melakukan itu kepada bangsa Israel, Tuhan mengeringkan laut
Teberau, sehingga bangsa Israel berjalan di jalan yang kering dengan tenang
saja. Mereka dilepaskan dari Mesir, Firaun, dan kuda-kudanya.
Wahyu 16:17-19
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari
dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya:
"Sudah terlaksana."
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah
gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas
bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga
bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka
teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan
yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
CAWAN MURKA ALLAH YANG
KETUJUH ditumpahkan ke angkasa raya.
Terjadi gempa bumi yang
dahsyat seperti belum pernah terjadi, dan oleh karena gempa bumi yang hebat
itu, terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian.
Kita teringat kota dengan sebuah menara yaitu
Babel. Suatu kali nanti itu akan runtuh dan terbagi menjadi tiga bagian.
Tritunggal dari Setan yaitu naga, antikris (binatang pertama yang keluar
dari dalam laut), nabi palsu
binatang yang keluar dari dalam bumi, semua kota-kotanya akan tercerai-berai
dan terbagi tiga.
Tapi mereka yang sudah memuncak sampai kepada doa
penyembahan, tenang saja, mereka melihat di Bait Suci Allah, hanya melihat
saja, sudah terjadi, sudah terlaksana.
Jadi saudaraku, luar biasa puncak kegiatan rohani
ini, doa penyembahan ini, menghantar kita kepada kehidupan yang kekal.
Wahyu 16:20
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi
gunung-gunung.
Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan
lagi gunung-gunung.
Saat ini banyak gunung-gunung; ada gunung berisi
jiwa seribu, jiwa dua ribu, jiwa lima ribu, jiwa sepuluh ribu, jiwa dua puluh
ribu karena daya tarik, karena pemanis mendatangkan artis dan lain sebagainya, suatu
kali nanti itu akan lenyap.
Itu sebabnya saya katakan tadi ukuran besar itu
tidak dilihat dari kuantitas, buktinya gunung besarpun lenyap, berarti Tuhan melihat penyerahan diri kita
dihari-hari ini.
Saya dan saudara bukan siapa-siapa kalau Tuhan
tidak berkemurahan kepada kita, sehingga kita boleh memahami rencana Allah
dalam hidup kita semua. Sehingga
Oleh sebab itu, tidak boleh ada kata kecewa jika
melayani lalu diatur, justru kita semakin bersyukur, karena yang kita rindukan
supaya kegiatan rohani kita memuncak.
Kalau kecewa terus kapan memuncaknya? Tidak terima
ditegur, kapan memuncaknya?.
Terima pembukaan rahasia firman, supaya ketenangan
penuh dengan kedamaian yang sangat tinggi sekali waktu kita akan alami. Hal ini
tidak bisa saya uraikan, hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalami.
Sesungguhnya, dibanding dengan persembahan kita,
persepuluhan kita apapun yang kita perbuat itu tidak sebanding dengan kemurahan
Tuhan, itupun kita masih suka bersungut-sungut.
Wahyu 16:21
(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit
menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab
malapetaka itu sangat dahsyat.
Masih dari bagian cawan murka Allah yang ketujuh,
hujan es jatuh dari langit menimpa manusia 100 pon = 50 kg.
Jadi, hujan batu es akan terjadi menimpa manusia. Sekokoh
apapun suatu bangunan, suatu menara, akan hancur dengan batu es seberat 50 kg.
Jangankan manusia, bangunan yang kokohpun akan hancur, supaya tergenapi apa yang difirmankan-Nya.
Kalau hujan sebesar kelereng saja terjadi,
jangankan satu jam, sepuluh menit saja, maka hancurlah, namun ini bukan batu
kelereng lagi tetapi sudah 50 kg, bagaikan es balok.
Tidak ada yang bisa kita perbuat jika hal itu sudah
terjadi, teramat bagi orang malam/orang kegelapan, kerohanian yang santai,
tidur rohani. Mereka sibuk dengan kepentingan duniawi, tidak luput dari
malapetaka ini, yaitu cawan murka yang terakhir.
Ada 3 kali 7 celaka, yaitu:
-
Tujuh
meterai -> celaka ini akan menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Raya
Minggu disertai kesaksian.
-
Tujuh
sangkakala -> celaka ini menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
-
Tujuh
cawan murka Allah -> celaka ini menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Doa
Penyembahan.
Amos 9:1
(9:1) Kulihat Tuhan berdiri dekat mezbah, dan Ia
berfirman: "Pukullah hulu tiang dengan keras, sehingga ambang-ambang bergoncang,
dan runtuhkanlah itu ke atas kepala semua orang, dan sisa-sisa mereka akan
Kubunuh dengan pedang; tidak seorang pun dari mereka akan dapat melarikan diri,
dan tidak seorang pun dari mereka akan dapat meluputkan diri.
Kalau tujuh cawan murka Allah ditumpahkan
Tuhan berdiri dekat Mezbah itu dan Ia berfirman,
tentang cawan murka Allah yang ditumpahkan, tidak ada yang dapat melarikan
diri, dan tidak ada yang dapat meluputkan diri.
Pendeknya; tidak ada yag bebas dari penghukuman
ini.
Amos 9:2
(9:2) Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia
orang mati, tangan-Ku akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke
langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana.
Turun ke dunia orang mati (membuat rumah di bawah
tanah) dan mereka naik sampai ke bulan juga tidak luput, Tuhan tetap tahu.
Tidak bisa kita melarikan diri dari kenyataan ini,
kita harus hadapi, tetap di jalur perlombaan rohani sampai memuncak pada doa
penyembahan. Pikul saja salib dan sangkal diri, tidak usah bermegah.
Amos 9:3
(9:3) Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung Karmel, Aku akan
mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka menyembunyikan diri
terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk memagut
mereka di sanana.
Sekalipun kita bersembunyi di dasar laut tetap saja
kita tidak bisa meloloskan diri dari tujuh cawan murka Allah.
Maka memang kita harus hidup dalam doa penyembahan
supaya kita dekat Dia. Kalau kita ada di dalam doa penyembahan maka tujuh cawan
murka Allah tidak akan menimpa kita.
Jalan keluarnya.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah
emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus
itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Di sini kita melihat orang-orang kudus itu membakar ukupan, sehingga asap
kemenyan itu naik ke atas dan naik sampai ke hadapan Allah, itu yang disebut
dupa yang berbau harum. Jadi doa penyembahan itu adalah dupa yang berbau
harum dari orang-orang kudus.
Ini yang harus kita kerjakan, membakar ukupan sebagai dupa yang berbau harum.
Maka asap kemenyan itu akan naik sampai ke atas.
Keluaran 30:34-36
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni
getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan
yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
(30:35) Semuanya ini haruslah kaubuat
menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang
campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
(30:36) Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan
sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah
Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus
bagimu.
Dupa berbau harum itu, adalah doa penyembahan yang
naik sampai kepada Allah, itu hasil dari penghancuran terhadap daging manusia,
dan perobekan daging, berarti sudah menembusi tirai, yaitu perobekan daging.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.
Nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang
hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah itulah ibadah sejati.
Supaya hal ini terwujud, maka daging ini harus dihancurkan terlebih dahulu,
supaya kita dapat mempersembahkan tubuh kita ini sebagai persembahan yang
hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, itulah ibadah sejati.
Daging ini punya keinginan yang begitu hebat, dan itu bisa kita lihat di dalam
Galatia pasal 5, terlihat 15 tabiat
daging, keinginannya kuat, ini yang harus dihancurkan.
1 Timotius 6:9-10
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan,
ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan
yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan.
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Disini kita melihat keinginan daging yang sangat
jelas sekali, yaitu:
1. “Keinginan untuk kaya.”
Keinginan untuk kaya itu adalah
keinginan daging, bukan keinginan roh.
Tapi perlu untuk diketahui,
mereka yang ingin kaya justru jatuh dalam pencobaan, dalam jerat, dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa.
Kalau kita melepaskan diri dari ikatan
pelayanan, karena keinginan untuk kaya, lalu menginginkan kebebasan dunia, itu
jerat. Karena kebebasan dunia itu jerat.
Selain itu juga jatuh dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa. Coba saja lihat keinginan untuk kaya, dan pada
saat keinginan itu terwujud, lihat mereka jatuh dalam berbagai-bagai nafsu yang
hampa. Dan itulah yang mencelakakan, menenggelamkan manusia dalam keruntuhan
dan kebinasaan.
2. “Cinta akan uang.”
Akar dari segala kejahatan adalah
cinta uang.
Cinta uang berarti menempatkan
uang di hatinya. Dan firman Allah tidak mendapat
Tempat lagi di hatinya. Tidak terikat lagi dengan pribadi
Yesus Kristus, yaitu firman Allah, dan kasih Allah.
Dan oleh karena cinta akan uang inilah, banyak orang menyimpang
dari firman iman, dan menyiksa diri dalam berbagai-bagai duka.
Kalau sudah terjerumus dalam dosa, dia akan menyiksa
diri, dengan berbagai duka.
Baru-baru ini saya mendengar berita, ada seorang
berinisial G, mentor untuk membuat orang keluar dalam kesusahan, sekarang
terjerat narkoba. Memiliki senjata api. Jadi benar sekali, dosa itu menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.
1 Timotius
6: 6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam
dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Perlu untuk diketahui: ibadah kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan
besar. Yang terpenting adalah asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
-
Makanan itulah firman kebenaran.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi pikul salib, nikmati saja salib, sebagai makanan
rohani kita.
-
Pakaian itulah kasih Allah kepada kita.
Kegunaannya: mengikat dan mempersatukan, bahkan
menyempurnakan kita, Kolose 3:14.
Juga kegunaan pakaian: menutupi dosa ketelanjangan ... 1 Petrus 4: 6.
Kita datang tidak membawa apa-apa ke dunia ini, seperti bayi yang lahir
telanjang bulat. Kembali kepada Tuhan juga tidak membawa apa-apa, itu harus
kita pahami dengan baik.
Sebab itu keinginan daging antara lain: keinginan untuk kaya, dan cinta
akan uang, itu harus dihancurkan dulu, supaya nanti kita mampu mempersembahkan
tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Tuhan.
Pendeknya; doa penyembahan hasil penghancuran terhadap tubuh.
Efesus
5:1-2
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah,
seperti anak-anak yang kekasih
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana
Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk
kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Biarlah kiranya kita tinggal di dalam kasih berarti menyerahkan diri
sebagai persembahan dan korban yang berbau harum bagi Allah.
Kalau kita mengasihi Tuhan, maka hidup kita ini sebagai korban persembahan
yang berbau harum, yaitu tubuh yang sudah mengalami penghancuran, itulah orang
yang mengasihi Tuhan.
Wahyu 16:5
(16:5) Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata:
"Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang
telah menjatuhkan hukuman ini.
Berbahagialah mereka yang berjaga-jaga, hidup dalam
doa penyembahan. Sebab kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu malam, tidak
ada yang tahu.
Berbahagialah juga orang yang memperhatikan
pakaiannya, itulah kasih Allah, yang berfungsi untuk:
1.
Menutupi
dosa ketelanjangan ... 1 Petrus 4: 8.
2.
Mengikat,
mempersatukan, menyempurnakan kita semua (Kolose
3:14). Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang