IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 AGUSTUS
2016
“STUDY YUSUF”
(SERI 102)
Subtema : MENCERITAKAN
HAL IHWAL YUSUF
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus.
Oleh
karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya, sungguh itu adalah
kemurahan Tuhan, karena Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menikmati
firman dari study Yusuf.
Mari
kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, itulah
study Yusuf dari Kejadian 40.
Kejadian 40:12-13
(40:12)
Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya
tiga hari;
(40:13)
dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke
dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun
seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.
Yusuf
memberitahukan arti mimpi juru minuman tersebut. Memang betapa baik arti dari
mimpi juru minuman itu.
Kejadian
40:14-15
(40:14)
Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah
terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan
tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.
(40:15)
Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun
aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke
dalam liang tutupan ini."
Setelah
memberitahukan arti mimpi itu, Yusuf berpesan supaya juru minuman itu ingat
kepada Yusuf apabila keadaannya telah baik nanti.
Ingat
Yusuf, artinya; ingat firman nubuatan yang memberikan kebaikan kepada kita.
Firman
nubuatan adalah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan yang sanggup
menyelesaikan segala masalah, menghapus air mata dan menjadikan segala sesuatu
baru.
Yang
mengingat firman nubuatan adalah orang yang senantiasa mengucap syukur dan
berterimakasih buat kebaikan Tuhan.
Praktek
ingat firman nubuatan: menceritakan
hal ihwal Yusuf kepada Firaun.
Adapun
hal ihwal Yusuf: ia dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan
dibawa ke Mesir, setelah tiba di Mesir ia dimasukkan ke dalam liang tutupan
(penjara) bukan karena
kesalahannya.
Arti
rohani menceritakan hal ihwal Yusuf adalah menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung.
Dari
Betlehem (negeri orang Ibrani) ke Mesir = dari sorga Yesus turun ke bumi untuk
menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Yesus rela menanggung penderitaan oleh
karena tuntutan firman para nabi itu atau
tuntutan daripada hukum Taurat.
Yesus
adalah Allah yang menjadi manusia, berarti; dari sorga turun ke bumi
untuk menanggung penderitaan di atas kayu salib, seperti Yusuf dari Betlehem (negeri orang Ibrani) ke Mesir.
Demikian
juga anak-anak kaum remaja diutus di atas muka bumi menjadi tujuh mata Allah, menjadi
kesaksian, menjadi contoh teladan untuk menyaksikan tentang salib Kristus, atau menceritakan hal ihwal Yesus Kristus di manapun
kita berada.
Filipi 2:5-6
(2:5)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
Untuk
menanggung tuntutan dari firman para Nabi (memikul Salib) terlebih dahulu
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yaitu:
tidak mempertahankan hak miliknya =
tidak mempertahankan harga diri dan juga egosentris, di mana harga diri
dipertahankan di situ juga akan terlihat kepentingan diri sendiri.
Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Tiga hal terlihat dalam diri Yesus
setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang
pertama: “MENGOSONGKAN DIRI-NYA SENDIRI”
Artinya;
tidak bermegah, berarti; tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu dan
tidak merasa diri hebat.
Seperti
Rasul Paulus; ia tidak bermegah sekalipun Tuhan pakai dia dengan luar biasa dan
dia mendapat pernyataan dan penglihatan yang luar biasa dari Tuhan namun
dia tetap tidak mau bermegah.
2 Korintus 12 :1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang
hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan
penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen;
empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di
luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba
diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, --
entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya --
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus
dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan
manusia.
Rasul
Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut dengan Firdaus, di situ dia menerima
penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan dari Tuhan.
Selain
menerima penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan yang luar biasa dari Tuhan, di situ juga dia
mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh
manusia -> hubungan antara tubuh dengan kepala
begitu intim, hubungan antara Rasul Paulus dengan Tuhan begitu intim.
Tetapi
sekalipun perkara itu menjadi bagian dalam hidupnya ia tetap tidak mau
bermegah, tidak merasa diri hebat,
tidak merasa diri lebih baik daripada orang lain.
2 Korintus 12 :5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah,
tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas
kelemahan-kelemahanku.
Sebaliknya, Rasul Paulus bermegah atas
kelemahan-kelemahannya saja = rela menderita karena salib Kristus di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Jangan menderita karena pukulan, karena
kesalahan.
Tiga hal terlihat dalam diri Yesus
setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang
kedua: “MENGAMBIL RUPA SEBAGAI SEORANG HAMBA”
Berarti;
tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Lukas
22: 24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara
murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa
memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka
disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian,
melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling
muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Rupa
seorang tuan:
- Raja-raja,
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
- Orang-orang
yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Hal ini berlaku di dunia bukan di dalam Tuhan.
Rupa
seorang hamba:
- “Yang
terbesar hendaklah menjadi yang paling muda”
Muda, berarti; tunduk dan mau
diajar, karena orang muda minim pengalaman dan selalu mau diajar.
Sebab itu kalau ingin menjadi
yang terbesar; hendaklah mau
menjadi yang paling muda, tunduk dan
mau diajar, karena hanya orang
yang minim pengalaman yang mau tunduk dan mau diajar, supaya menjadi yang
terbesar.
- Pemimpin
sebagai pelayan.
Pelayan, berarti; menjadi
hamba. Kristus adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Markus 10:42-45
(10:42) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu
berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan
kuasanya dengan keras atas mereka.
(10:43) Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
(10:44) dan barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
(10:45) Karena Anak Manusia juga datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Supaya
menjadi yang terbesar; mengambil rupa sebagai seorang hamba, mau melayani
Tuhan.
Kristus
adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.
Kalau
kita menggunakan rumus daripada hamba yang pertama dan hamba yang kedua yang
dipercayakan oleh tuannya, maka mereka berupaya sampai memperoleh laba, hasil
dari usaha yang dipercayakan, menyenangkan
hati tuannya.
- Hamba
yang pertama dipercaya lima talenta lalu memperoleh laba lima
talenta.
- Hamba
yang kedua dipercaya dua talenta lalu
mengusahakannya sehingga ia memperoleh laba dua talenta.
Itulah
hamba yang selalu berusaha untuk menghasilkan apa yang dipercayakan oleh
tuannya.
Seorang
hamba bukan bekerja untuk dirinya, bukan karena terpaksa, bukan karena ada
kepentingan, tapi dia bekerja sampai memperoleh hasil itu karena kepercayaan,
yang sifatnya menyenangkan hati tuannya.
Untuk
menjadi orang besar dan terkemuka harus mengambil rupa sebagai seorang
hamba, berarti; melayani Tuhan mau menjadi jongos-Nya Tuhan, mau menjadi hamba
Tuhan, mengerjakan apa yang diinginkan oleh seorang tuannya sampai memperoleh hasil.
Markus 10:45
(10:45) Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."
Jadi,
melayani itu menjadi korban pendamaian.
Jangan
sampai melayani tetapi tidak menjadi pendamaian, justru menimbulkan dosa kepada
orang lain.
Melayani
itu harus menjadi pendamaian, menebus dosa manusia, berarti; menanggung
penderitaan karena kesalahan orang lain, itu yang disebut pendamaian.
Pendeknya;
melayani Tuhan untuk menjadi korban pendamaian.
Untuk
menjadi korban pendamaian memang tidak enak bagi daging.
Jadi,
jangan melayani dengan cara-cara yang salah, melayani hanya supaya
terlihat hebat dan untuk menerima upah/uang, tetapi lebih daripada itu yaitu
harus menjadi pendamaian itulah tugas imam dan
hamba.
Tiga hal terlihat dalam diri Yesus
setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang
ketiga: “MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA”
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Keadaan-Nya
sebagai manusia; Ia telah merendahkan diri-Nya.
Biarlah
kiranya kita semua saling merendahkan diri di hadapan Tuhan; menempatkan diri
selalu di bawah, perkataan selalu di bawah, dan segala sesuatu selalu di bawah,
itulah orang yang merendahkan diri. Puji Tuhan.
Orang
yang selalu menempatkan diri di bawah, berarti sekaligus mendahului untuk
memberi hormat; tidak menunggu untuk dihormat melainkan saling mendahului untuk
memberi hormat.
Dampak
positif menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
1 Petrus 2:18
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah
dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah,
tetapi juga kepada yang bengis.
Ketundukan
seorang hamba kepada tuannya adalah tuntutan dari hukum Taurat.
Jadi,
kalau seorang hamba tunduk kepada tuannya itu merupakan tuntutan daripada
firman para nabi (hukum Taurat).
Semakin
kita banyak mendengar firman semakin kita mengerti, setelah semakin kita
mengerti firman semakin dituntut untuk berbuat baik sampai tunduk kepada
Kristus yang adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan.
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika
seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak
harus ia tanggung.
(2:20 ) Sebab
dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu
adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah kasih karunia.
Kasih
karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak = anugerah Allah
kepada manusia.
Jadi, apabila kita benar-benar tunduk kepada Kristus (Tuan dari
hamba-hamba Tuhan), maka kita juga akan tunduk kepada atasan yang berlaku bengis.
Seorang
pemimpin itu berasal dari Tuhan, jangan ada lagi kekeliruan dan jangan suka
memberontak supaya kita boleh merasakan kasih
karunia, sebab sumber kasih karunia adalah menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung.
Banyak
orang salah mengartikan tentang kasih karunia; kasih karunia diartikan
setelah diberkati secara lahiriah,
tidak hanya itu tetapi lebih daripada itu. Puji Tuhan.
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan
bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Kaum
remaja dipanggil untuk turut menanggung penderitaan yang tidak
harus ditanggung, berarti untuk mengikuti teladan yang
ditinggalkan oleh Yesus Kristus, supaya pada akhirnya kita beroleh kasih
karunia. Dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain.
Lihat pribadi
Rasul Paulus...
1 Korintus 15:7-10
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada
Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia
menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum
waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina
dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya
Jemaat Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku
adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada
mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai
aku.
Ketika
Yesus bangkit, Ia menampakkan diri-Nya kepada beberapa orang; kepada Yakobus,
12 murid dan yang paling terakhir kepada Rasul Paulus, ini merupakan kasih
karunia.
Sesungguhnya
Rasul Paulus merasa diri sebagai orang
yang paling hina, tetapi sekalipun demikian, ia dipercaya, ia diberikan jabatan
Rasul. Dipercaya untuk melayani Tuhan, dipercaya dengan menerima 5 jabatan.
Kalau
kita dipercayakan suatu pelayanan di tengah-tengah ibadah kemudian melayani sesuai dengan
karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang, itu adalah kasih karunia.
1 Korintus 15:9
(15:9)
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak
disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah
Rasul
Paulus merasa diri orang yang paling hina dari antara semua Rasul.
Alasan
Rasul Paulus merasa yang paling hina adalah karena dia pernah menganiaya jemaat
Tuhan sebelum menerima jabatan Rasul.
Kisah Para Rasul 8:1-3
(8:1a) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus
mati dibunuh.
(8:1b
Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem.
Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan
Samaria.
(8:2) Orang-orang saleh menguburkan mayat
Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
(8:3) Tetapi Saulus berusaha membinasakan
jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan
perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
Sebelum Paulus
menerima jabatan Rasul, dia pernah menganiaya sidang jemaat Tuhan, baik
laki-laki, maupun perempuan, dari rumah ke rumah di Yerusalem. Bahkan dia
setuju/sepakat untuk membunuh Stefanus sebelum dia dipanggil dan menerima
jabatan Rasul, itulah sebabnya dia
menganggap dirinya sebagai orang yang paling hina dari semua
Rasul.
Efesus 3:7-8
(3:7) Dari Injil itu aku telah menjadi
pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku
sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
(3:8) Kepadaku, yang paling hina di antara
segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan
kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
Rasul
Paulus merasa diri yang paling hina di antara orang kudus namun dia telah
dianugerahkan kasih karunia yaitu dipercaya untuk memberitakan firman kepada
bangsa kafir.
Hina
tetapi dipercayakan pemberitaan firman kepada bangsa kafir itu adalah kasih
karunia.
Efesus 3:9
(3:9) dan untuk menyatakan apa isinya tugas
penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,
Firman
Allah adalah kekayaan Kristus yang tidak terduga oleh bangsa Kafir.
Pemberitaan
firman adalah tugas penyelenggaraan yang dipercayakan kepada Rasul Paulus
adalah rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah.
Pemberitaan
firman untuk bangsa Kafir:
1. Kekayaan
kristus yang tidak terduga.
2. Menyatakan
rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi.
3. Menciptakan
segala sesuatu.
Bagi
bangsa kafir, Rasul Paulus menjadi saluran berkat yang luar biasa.
Demikian
juga bila kita hidup dalam kasih karunia, menjadi berkat di mana pun kita
berada, terkhusus kepada mereka yang belum mengenal pengajaran Mempelai dalam
terang-Nya Tabernakel.
Sekarang kita lihat KUASA DARI KEKAYAAN KRISTUS ...
Ibrani 1:3
(1:3) Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Firman
Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan sanggup mengadakan penyucian terhadap
dosa, sebab firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan menopang segala yang ada dengan penuh
kekuasaan.
Pada
dasarnya manusia itu lemah & rapuh, seperti bejana tanah liat; yang bila
dilepas dari tangan, dia jatuh dan hancur berkeping-keping, tetapi karena
kekayaan Kristus ini kita menjadi kuat, itulah harta dalam bejana tanah liat.
Kisah Para Rasul 11: 25-26
(11:25 ) Lalu
pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan
dia, ia membawanya ke Antiokhia.
(11:26)Mereka
tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar
banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut
Kristen.
Rasul Paulus dan
Barnabas mengajar murid-murid di Antiokhia selama satu tahun, menyampaikan Firman pengajaran yang
rahasia-Nya dibukakan, dan oleh karena firman Pengajaran yang rahasia-Nya
dibukakan, murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Jadi,
sebutan Kristen pertama kali itu di Antiokhia, lewat pelayanan dari Rasul
Paulus membawa Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Inilah
kekayaan yang tak terduga bagi bangsa Kafir yang selama ini bersembunyi
berabad-abad.
2 Korintus 4:7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam
bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu
berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun
tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus
di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh
kami.
Harta
dalam bejana tanah liat adalah kekuatan yang berlimpah-limpah yang berasal dari
Allah -> firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Kehidupan
kita ini sama seperti bejana tanah liat; rapuh
dan mudah hancur, bila dilepas
dia akan hancur berkeping-keping tetapi oleh karena harta dalam bejana tanah
liat (kekayaan Kristus) kita menjadi kuat, itulah harta dalam bejana tanah liat,
itulah kekuatan yang berlimpah-limpah yang berasal dari Allah.
Kekuatan
yang berasal dari Allah:
1. Ditindas
namun tidak terjepit.
2. Habis
akal namun tidak putus asa.
3. Dianiaya
namun tidak ditinggalkan sendirian.
4. Dihempaskan
namun tidak binasa.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4)
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Firman
Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan selain
menopang, juga untuk memberi kekuatan yang berlimpah-limpah, akhirnya membawa kita pada wujud semula atau segambar
serupa dengan Allah.
Adam dan
Hawa telah merusak gambar rupa Allah karena mereka melanggar hukum Allah dan
jatuh ke dalam dosa.
Tetapi
lewat pembukaan rahasia firman yang
disebut dengan cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, membawa
kita kembali kepada wujud semula (reformed), segambar serupa/sama mulia dengan
Allah.
Sekarang kita akan melihat GAMBARAN DARI KASIH
KARUNIA …
1 Korintus 15:8
(15:8)
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Gambaran
dari kasih karunia: seperti anak
yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur.
Bayi
prematur; kaki, badan, tangannya kecil -> orang tak berdaya, tidak dapat
berbuat apa-apa.
1 Korintus 15:10
(15:10 )
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan
kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Kita ada
sebagaimana ada, itu karena kasih karunia. Demikian juga kita dipercaya untuk
melayani Tuhan, itu karena
kasih karunia, dan juga kita bisa bekerja keras, berjuang di tengah ibadah dan
pelayanan, itu juga karena kasih karunia, sesuai dari pernyataan daripada Rasul
Paulus: “Tetapi bukan karena
aku melainkan karena kasih karunia Allah yang menyertai aku”.
Jadi,
kemampuan yang ajaib berlaku kepada bayi prematur karena kasih karunia.
2 tangan
tidak mampu melayani Tuhan, 2 kaki tidak mampu mengikuti jejak Kristus.
Dahulu
kita hidup jauh dari Allah, bukan bagian dari anggota tubuh, tetapi kalau pada
akhirnya kita hidup di dalam Tuhan, dipercaya melayani Tuhan dan bekerja keras
untuk melayani Tuhan itu karena kasih karunia.
2 Korintus 11:5-6
(11:5) Tetapi menurut pendapatku sedikit pun
aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
(11:6)
Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal
pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan
di dalam segala hal.
Betapa
Rasul Paulus tidak kalah, tidak kurang hebatnya daripada rasul-rasul yang lain,
semua karena kasih karunia.
Sebetulnya
saya juga seperti bayi prematur kalau dibanding dengan hamba-hamba Tuhan yang
lain, tetapi saya bersyukur, Tuhan memakai saya dan mempercayakan firman Pengajaran
Mempelai, itu semua karena kasih karunia.
2 Korintus 11:23-28
(11:23) Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku
berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih
lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam
bahaya maut.
(11:24) Lima kali aku disesah orang Yahudi,
setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
(11:25 )tiga kali aku didera, satu kali aku
dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku
terkatung-katung di tengah laut.
(11:26 )Dalam perjalananku aku sering diancam
bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan
dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun,
bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
(11:27) Aku banyak berjerih lelah dan bekerja
berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku
berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,
(11:28) dan, dengan tidak menyebut banyak hal
lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Rasul
Paulus tidak kurang dari rasul-rasul yang lain, sebagai bukti:
1. Sebagai pelayan Kristus ia seperti orang gila, maksudnya;
mengerjakan pekerjaan itu di luar kemampuan, pemikiran, dan di luar jangkauan
pemikiran orang. Lebih banyak berjerih lelah, sering dalam penjara, didera di
luar batas, kerap kali dalam bahaya maut.
2. Lima kali disesah orang Yahudi setiap kali empat puluh
kurang satu pukulan = tiga puluh sembilan pukulan. Tiga kali didera, satu kali
dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam
terkatung-katung ditengah laut.
3. Dalam
perjalanan seringkali diancam banjir,
bahaya penyamun, bahaya dari pihak Yahudi, dari pihak bangsa kafir, bahaya
di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
4. Banyak berjerih lelah dan bekerja berat , kerap
kali tidak tidur, lapar, dan dahaga, kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa
pakaian.
Sungguh Rasul Paulus tidak kurang dari Rasu-rasul yang
tidak taranya itu, melayani
Kristus seperti
orang
gila lebih daripada pemikiran manusia, namun semua karena kasih karunia.
1 Korintus 9:1-2
(9:1) Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang
bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah
pekerjaanku dalam Tuhan?
(9:2) Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah
rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah
meterai dari kerasulanku.
Hasil
pekerjaan dari seorang imam (hamba
Tuhan) adalah meterai dari karunia-karunia dan
jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang, berarti; melayani atau bekerja tanpa hasil tidak diakui sebagai hamba Tuhan.
Karunia-karunia
dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang, menjadi sah/diakui oleh
Tuhan jikalau terlihat hasil yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan itu.
Meterai
adalah segel, berarti; diakui sah. Siapa yang diakui sah? Yaitu orang yang
melayani dengan memperoleh hasilnya.
Di dalam
kerajaan sorga ada 7 perkara, namun hanya ada dua kegiatan di sorga, yaitu: beribadah dan melayani ... Wahyu 22:3-5.
Jika
melayani tetapi tidak ada hasilnya, berarti; ibadah di bumi bukanlah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga.
TUHAN
YESUS KRISTUS,KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan
Firman Oleh;
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment