IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 23 SEPTEMBER 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema : MENUMPAS
HABIS DOSA AMALEK.
Shalom...!
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus
dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk
melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Segera
kita memperhatikan Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari
kitab Maleakhi.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari
yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa
sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus
untuk kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk
menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala seperti perapian”. Maka
yang akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami adalah: Batang padi/batang gandum
yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak dapat berbuat
baik.
Siapakah
yang digambarkan dengan jerami? semua orang gegabah dan setiap orang yang
berbuat fasik.
Maleakhi 3:13-14
(3:13) Bicaramu kurang
ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami
bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata:
"Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara
apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di
hadapan TUHAN semesta alam?
Orang gegabah dan orang fasik berkata kurang ajar kepada Tuhan, adapun perkataan itu antara lain;
a. "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
b. “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan
terhadap-Nya?”
c. "Apakah
untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Kalau
3 perkara ini tersirat dalam hati sekalipun tidak terucap dari mulut itu
menunjukkan bahwa dia adalah orang gegabah dan orang
fasik.
Sekarang
kita akan melihat ORANG
FASIK.
Maleakhi
3:15
(3:15) Oleh sebab
itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur
orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka
luput juga."
Paham
orang fasik: “Bukan saja mujur orang-
orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."
=
suka mencobai Tuhan.
Bangsa
Israel seringkali mencobai Allah di padang gurun saat bangsa Israel mengalami
kelaparan dan kehausan, demikian juga saat di dalam kesusahan seringkali
seseorang mencobai Tuhan.
Mazmur
10:3
(10:3) Karena orang
fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista
TUHAN.
Orang
fasik memuji-muji keinginan hatinya.
Orang
yang suka memuji-muji keinginan hatinya akan mengutuki dan menista Allah persis
seperti orang yang loba.
Sebaliknya,
kalau seseorang memuji Tuhan dan kemurahan-Nya maka ia akan menghakimi dosa
termasuk cinta akan uang.
Loba
= cinta uang = serakah = tamak, berarti tidak cinta Tuhan.
Mazmur
10:4
(10:4) Kata orang
fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut!
Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Kalimat:
Allah tidak akan menuntut, tidak ada
Allah! Itulah seluruh pemikiran orang fasik sehingga orang fasik tidak
segan-segan mengutuki dan mencobai Allah.
Orang
fasik dikaitkan dengan pribadi Saul.
1
Samuel 24:12-13
(24:12)
Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini!
Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong
punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat,
bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku
tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku
untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
Pendeknya:
Saul berusaha untuk mencabut nyawa/berusaha membunuh Daud.
1
Samuel 24:14
(24:14) seperti
peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan.
Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Dari orang fasik
timbul kefasikan,
inilah perkataan yang ditujukan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Kefasikan
timbul dari orang fasik bukan timbul dari orang benar, sebab itu Daud tidak mau
membalas kejahatan dengan kejahatan sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk
membunuh Saul dengan bukti Daud telah memotong punca jubah Saul. Orang fasik
tidak dapat menahan dirinya untuk tidak melakukan kefasikan. Sepintar-pintarnya
orang menutupi dosanya dia tidak bisa menahankannya sebelum ia berubah dari
kefasikan itu.
Bukti-bukti
kefasikan Saul:
Bukti
kefasikan Saul yang pertama di dalam 1
Samuel 13, yaitu: Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan.
Sesungguhnya,
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan adalah tugas seorang Imam
Besar bukan seorang Raja. Inilah seri kefasikan Saul yang pertama, yang telah
kita terima pemaparannya pada minggu lalu.
Bukti kefasikan Saul
yang kedua (seri kefasikan Saul yang kedua):
1
Samuel 15:1-3
(15:1) Berkatalah
Samuel kepada Saul: "Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau
menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman
TUHAN.
(15:2) Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek
kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika
orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3) Jadi pergilah
sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan
janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun
perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta
maupun keledai."
Firman
Tuhan kepada Saul, yaitu: untuk menumpas habis orang Amalek, dimulai dari
rajanya sampai kepada rakyatnya laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun
anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai harus ditumpas
habis tanpa mengenal belas kasihan = tidak kompromi dengan dosa.
Inilah
perintah yang ditujukan kepada Saul dan Saul harus memperhatikannya, demikian
juga malam ini kita harus memperhatikan Firman Tuhan terlebih yang telah mengambil
bagian dalam pelayanan di tengah-tengah ibadah dalam bentuk apapun.
1
Samuel 15:7-9
(15:7) Lalu Saul
memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah
timur Mesir.
(15:8) Agag, raja
orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya
dengan mata pedang.
(15:9) Tetapi Saul
dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka
menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk,
itulah yang ditumpas mereka.
Agag, raja orang Amalek,
ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpas habis.
Kemudian,
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun,
pula anak domba dan segala yang berharga: tidak ditumpas tetapi segala hewan
yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas.
Berarti
Saul tidak mendengarkan perintah Allah = tidak dengar-dengaran.
1
Samuel 15:10-12
(15:10) Lalu
datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian:
(15:11 )"Aku
menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari
pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan
ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
(15:12) Lalu Samuel
bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel,
demikian: "Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu
tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal."
Saul
tidak melaksanakan Firman Allah sehingga membuat Allah menyesal menjadikan Saul
raja dan sakit hatilah juga Samuel setelah Tuhan memberitahukan apa yang
terjadi itu kepada Samuel.
Sikap
Samuel setelah Tuhan memberitahukan apa yang terjadi terhadap Saul: ia (Samuel) berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman,
ini menunjukkan:
-
Samuel
adalah hamba Tuhan (nabi) yang bertanggung jawab atas pekerjaannya.
-
Samuel
berpihak kepada Tuhan = tidak berpihak kepada dosa, karena Samuel merasakan apa
yang
dirasakan oleh Tuhan.
1
Samuel 15:13
(15:13) Ketika
Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah
kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN."
Di
sini kita dapat melihat, Saul merasa bahwa dia telah melaksanakan Firman Allah.
Apabila
seseorang mengikuti perasaan manusia daging sekalipun salah, tetap merasa diri benar,
merasa diri lebih suci, lebih baik dari orang lain.
Merasa
diri benar berasal dari perasaan manusia daging.
1
Samuel 15:14
(15:14) Tetapi kata
Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke
telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"
Tuhan
telah memberitahukan kesalahan Saul kepada Samuel yaitu: Saul telah mengambil
kambing domba dan lembu-lembu yang tambun.
1
Samuel 15:15
(15:15) Jawab Saul:
"Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."
Alasan
Saul mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik: untuk dipersembahkan
sebagai korban kepada Tuhan.
Orang
yang merasa diri benar selalu membela diri dengan alasan-alasan untuk
membenarkan dirinya = kebenaran diri sendiri. Orang yang seperti ini sukar
untuk ditegor, kalau ditegor maka akan sakit hati, akhirnya orang seperti ini
sukar berubah kalaupun ia melayani, dia melayani dengan keinginan dan kekuatan
diri sendiri bukan oleh dorongan Roh Kudus.
1
Samuel 15:16-17
(15:16) Lalu
berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu
apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya:
"Katakanlah."
(15:17) Sesudah itu
berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada
pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah
TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
Kalau
sidang jemaat suka beralasan, maka seorang hamba Tuhan menjadi capek atau lelah
hati dan Tuhan tidak suka akan hal itu.
Perkataan
Samuel: Sudahlah! Menunjukkan bahwa
Samuel capek mendengarkan alasan-alasan yang tidak masuk akal yang diberikan
Saul.
Sesungguhnya,
alasan-alasan itu tidaklah penting, yang terpenting adalah pemberitahuan Tuhan
kepada Samuel, yaitu:
a.
Allah
menjadikan Saul kepala atas 12 suku Israel walaupun Saul kecil pada
pemandangannya sendiri = Tuhan
melayakkan Saul menjadi kepala atas Bangsa
Israel.
Sebetulnya, kita kecil dan hina karena dosa
namun kita dilayakkan untuk melayani Tuhan oleh karena
kemurahan hati
Tuhan. Melayani = kepala bukan ekor.
b.
Tuhan
telah mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, sebagai syarat untuk menjadi seorang
raja memang harus diurapi.
Ada 3 hal yang diurapi di dalam perjanjian
lama, yaitu:
1. Raja.
2. Imam-imam.
3. Nabi.
Dua
hal ini jauh lebih baik kita ketahui daripada banyak beralasan, oleh karena
alasan-alasan akhirnya kehilangan pengurapan sehingga melayani dengan mengandalkan
kekuatan manusia daging bukan dengan pengurapan Roh Kudus.
Tujuan dari pengurapan:
1
Samuel 10:1
(10:1) Lalu Samuel
mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah
TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan
memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya
dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN
telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:
Sesungguhnya,
orang yang diurapi sangat dikasihi oleh Tuhan. Untuk memegang tampuk pimpinan
(menjadi raja) harus diurapi.
Kemudian,
Samuel mencium Saul = kulit bertemu kulit = kasih bertemu kasih, berarti pengurapan
dan pertolongan adalah kemurahan karena kasih Allah.
Saul
diurapi sebagai raja atas bangsa Israel yaitu umat kesayangan Allah sendiri,
tujuannya: untuk menyelamatkan bangsa
Israel dari tangan-tangan musuh disekitarnya termasuk orang Amalek.
Kalau
kita telah melayani Tuhan harus bertanggung jawab terhadap yang dilayani .
Melayani
jiwa = melayani Tuhan.
Hai
gembala-gembala sekolah minggu, engkau bertanggung jawab di situ tidak boleh
sembarangan.
Tanda
pengurapan dari Tuhan adalah bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dipercayakan
oleh Tuhan, sebaliknya kalau tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya maka
tidak akan ada pengurapan.
Saya
lebih baik memilih pengurapan daripada kompromi dengan dosa.
1
Samuel 15:18-19
(15:18) TUHAN telah
menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa
itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan
mereka.
(15:19) Mengapa
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Tuhan
telah mengurapi Saul berarti Tuhan telah
memperlengkapi Saul dengan pengurapan Roh Kudus untuk menumpas habis dosa
Amalek. Inilah Tanggung Jwab saul kepada Tuhan supaya Roh Tuhan tidak undur.
Mari kita melihat
senjata Allah (perlengkapan-perlengkapan rohani)…
Efesus
6:10-12
(6:10) Akhirnya,
hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
(6:11) Kenakanlah
seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis;
(6:12) karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Menggunakan
seluruh perlengkapan senjata Allah, tujuannya: untuk melawan tipu muslihat
Iblis/setan (roh-roh jahat di udara), bukan untuk melawan darah dan daging
(manusia).
Kalau
ada orang kristen berusaha/berjuang melawan sesamanya (darah dan daging) itu
adalah kekeliruan di dalam perjuangan.
Yesus
telah melawan tipu muslihat dari Iblis/setan dimulai dari taman Getsemani
sampai kepada Mahkamah Agama dan Pontius Pilatus, namun Ia tidak melawan
manusia (orang-orang Yahudi, tentara-tentara Romawi), Yesus tidak terperangkap
oleh tipu muslihat dari Iblis/Setan, mulut-Nya tertutup/tidak terbuka.
Andaikata Yesus berjuang melawan orang-orang Yahudi dan tentara Romawi, maka Ia
sudah terperangkap di dalam tipu muslihat Iblis/Setan.
Efesus
6:13-17
(6:13) Sebab itu
ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu
menyelesaikan segala sesuatu.
(6:14) Jadi
berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
(6:15) kakimu
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(6:16) dalam segala
keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat
memadamkan semua panah api dari si jahat,
(6:17) dan terimalah
ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Perlengkapan-perlengkapan
senjata Allah, yaitu:
1. Berikat pinggang menunjuk kepada kebenaran.
2. Berbajuzirah menunjuk kepada keadilan.
Tujuan dari kebenaran dan keadilan adalah:
supaya yang lemah mendapatkan keadilan dan orang yang
tertindas
mendapatkan keputusan yang jujur, orang
lemah dan orang tertindas -> orang-orang yang masih dikuasai
dosa.
3. Kaki berkasutkan menunjuk kepada kerelaan untuk
memberitakan Injil damai sejahtera.
Jangan malas-malas memperkatakan Firman
Allah dimanapun kita berada, upayakan untuk memperkatakan
Firman supaya membawa jiwa-jiwa masuk sehingga
kita sama-sama digembalakan oleh Firman Pengajaran
Mempelai.
4. Perisai menunjuk kepada Iman. Firman Iman adalah perisai.
Kegunaan dari
perisai iman: untuk memadamkan panah api si jahat = terlepas dari roh jahat dan roh najis.
Kalau kita memiliki Firman
iman yaitu kebenaran yang datangnya dari iman, maka itu adalah perisai untuk
memadamkan panah api
si jahat, kita tidak mudah terkena panah api si jahat atau panah api roh najis.
5. Mengenakan ketopong = menggunakan pelindung kepala.
Tentara memiliki
topi baja, kegunaannya: untuk menyelamatkan kepala dengan segala isinya
sehingga
memiliki pikiran yang positif.
Sasaran musuh salah
satunya adalah pikiran manusia, maka kita harus menggunakan ketopong untuk
menyelamatkan kepala dengan segala
isinya, kalau pikiran sudah jahat itulah dasar seseorang melakukan
kejahatan.
6. Pedang Roh menunjuk kepada Firman Allah.
Kegunaannya:
menyucikan dosa, sebab Firman Allah sanggup menembusi dosa yang disembunyikan dalam
jiwa dan roh, sumsum dan
sendi-sendi, dalam pertimbangan dan pikiran hati manusia.
Syarat untuk
memiliki perlengkapan senjata Allah:
Efesus
6:13-14
(6:13) Sebab itu
ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan
segala sesuatu.
(6:14) Jadi berdirilah
tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
Berdirilah teguh berarti pendirian
tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh apapun.
Ada
kalanya karena keuntungan tidak berpihak kepada seseorang lalu pendiriannya
mulai goyah di dalam Pengajaran Mempelai, pendiriannya mulai goyah untuk setia
beribadah dan melayani Tuhan. Oleh karena harta, kekayaan, pekerjaan, kedudukan
seseorang berani meninggalkan ibadah dan pelayanan.
Elia
harus menghadapi 450 nabi-nabi Baal yang berlaku timpang dan bercabang hati.
1
raja-raja 18:20-22
(18:20) Ahab
mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung
Karmel.
(18:21) Lalu Elia
mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku
timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau
Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
(18:22) Lalu Elia
berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai
nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang
banyaknya.
Bangsa
Israel pada zaman raja Ahab yang beristerikan Izebel dan 450 nabi-nabi palsu
berlaku timpang dan bercabang hati = mendua hati kepada Allah.
Mereka
bercabang hati dan berlaku timpang dan bangsa Israel tidak mau bertobat,
sekalipun mereka ditegor oleh nabi Elia.
Firman
Pengajaran Mempelai atau satu nabi yang murni, perbandingannya 450 nabi-nabi palsu, itulah
harga seorang nabi yang murni.
Orang
yang bercabang hati dan berlaku timpang dan bangsa Israel tidak mau bertobat (tidak
berdiri tegap) tidak layak untuk melayani Tuhan.
Saatnya, untuk
memperhatikan dosa orang Amalek.
1
Samuel 15:2
(15:2) Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek
kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka,
ketika orang Israel pergi dari Mesir.
Orang
Amalek menghalang-halangi bangsa Israel ketika bangsa Israel berada di padang
gurun.
=
menghalangi jalan salib berarti menjadi batu sandungan di dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna.
Orang
yang menghalangi jalan salib tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah
melainkan memikirkan apa yang dipikirkan
oleh manusia yaitu: keinginan dagingnya sendiri = Tidak memikirkan karya Allah
yang terbesar.
Karya
Allah yang terbesar adalah salib Kristus, untuk membawa kita masuk ke dalam
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Inilah
dosa Amalek, inilah yang harus ditumpas habis, maka tidak boleh ada di antara
kita menjadi batu sandungan terhadap jalan salib. Orang yang telah melayani
sungguh-sungguh lalu orang yang melayani itu dihina, hati-hati itu adalah dosa
Amalek, yang harus ditumpas habis.
Ulangan
25:17-18
(25:17)
"Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu
keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau
didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu
dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
Pada
waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, orang Amalek menghalangi mereka di jalan
= menghalangi jalan salib.
Ulangan
8:2-3
(8:2) Ingatlah
kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah
engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Perjalanan
padang gurun selama 40 tahun -> perjalanan salib.
40
tahun -> tamatnya daging= daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menuruti
kehendak daging.
Praktek tamatnya
daging:
Tuhan
membiarkan bangsa Israel lapar dan memberi mereka makan manna.
Manna
adalah roti yang turun dari sorga yang tidak mereka kenal.
Dahulu
kita tidak mengenal Tuhan dan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel masih asing bagi kita, tetapi Tuhan mengijinkan bangsa Israel di
dalam kelaparan yang hebat, dan memberikan roti manna yang turun dari sorga
yang tidak mereka kenal supaya Tuhan mengetahui kondisi kerohanian bangsa
Israel, demikian juga saat ini Tuhan mau tahu kondisi kerohanian kita seperti
apa ketika memikul salib.
Tujuan diberikan
makan manna:
Supaya
bangsa Israel mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti (makanan) saja,
tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN (Firman yang keluar dari
mulut Allah).
Tanda
manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah:
Rendah
hati, itu sebabnya setelah Maria bertobat ia selalu menempatkan diri di bawah
kaki Tuhan dan terus mendengar Firman Tuhan, berbeda dengan Marta, ia sibuk
dengan segala pekerjaannya/kesibukan-kesibukannya, dia tidak memperdulikan pemberitaan
Firman Tuhan.
Kalau
kita butuh Firman Tuhan saat mendengar Firman Tuhan pasti rendah hati, tidak
sombong/ keras hati karena sudah mengerti Firman Tuhan.
Inilah
jalan salib itu, tetapi tadi kita melihat justru orang Amalek berusaha untuk
menghalangi bangsa Israel dari jalan salib.
Dampak negatif
menghalangi jalan salib:
Ulangan
25: 17-18
(25:17)
"Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu
keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau
didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu
dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
Semua
orang lemah yaitu orang yang letih lesu yang berada pada barisan belakang
bangsa Israel dihantam oleh orang Amalek.
Posisi
orang yang lemah selalu berada di belakang sedangkan yang kuat berada di depan.
Kalau
kita melihat di dalam Wahyu 12 naga tidak
dapat memburu perempuan itu, karena kepadanya diberikan sayap burung nasar, maka
naga itu mencari keturunannya yang lain yang hanya memiliki Firman dan Roh
tetapi ibadahnya tidak memuncak kepada ibadah doa penyembahan.
Matius
11:28-29
(11:28) Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk
yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Tuhan
mau memberi kelegaan kepada orang yang letih dan lesu yaitu orang yang berbeban
berat -> orang yang berada pada barisan belakang.
Tuhan
ingin memberi kelegaan lewat pikul kuk (jalan salib), sampai pada akhirnya
memperoleh kelegaan jiwa /roh bukan hanya pada tubuh sebab itu Tuhan mewariskan
tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan.
Juga
Tuhan telah mewariskan ibadah pelayanan ini kepada kita, disini memang kita
harus memikul salib dengan satu tujuan supaya jiwa kita tenang.
Untuk
menuju kepada ketenangan jiwa hanya lewat pikul kuk/jalan salib, sebaliknya
kalau kita melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan karena menginginkan
kebebasan dunia maka itu adalah jerat bagi anak-anak Tuhan.
Kepada
yang letih dan lesu Tuhan ingin memberi ketenangan lewat pikul kuk oleh sebab
itu pikul saja kuk itu, maka di situ akan terlihat penyangkalan terhadap diri
sendiri (tidak bermegah).
Ulangan
25:19
(25:19) Maka apabila
TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu
di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki
sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek
dari kolong langit. Janganlah lupa!"
Tuhan mengadakan
perjanjian kepada bangsa Israel apabila mereka berada di tanah perjanjian
yaitu tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan dan apabila
sudah merasakan/menikmati keamanan maka bangsa Israel harus menghapus ingatan kepada orang Amalek.
Kemudian
Tuhan tandaskan perjanjian itu kepada bangsa Israel dengan berkata: Janganlah lupa. Tetapi kenyataannya
setelah bangsa Israel berada di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan sebagai
milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan dan sudah mendapatkan keamanan Saul
lupa terhadap Firman Allah ini.
Sering
kali anak Tuhan lupa kepada Firman yang telah diterima/didengar, mungkin
setelah mendengar Firman Tuhan menangis tetapi setelah selesai ibadah lupa, menghapuskan
dosa Amalek dan kembali kepada habitan yang lama ( keras hati, sombong, licik
dan sebagainya), perubahan hanya sesaat itulah orang yang segera lupa seperti
orang yang bercermin hanya sesaat lupa bagaimana wajahnya.
Jangan
lupa berarti ingat Firman Tuhan yang disampaikan, dengan tujuan: untuk
menghapus dosa Amalek tetapi kenyataannya Saul lupa, dia tidak melakukan Firman
Tuhan itu.
Kita
harus bercermin kepada Firman Tuhan karena seringkali kita melupakan Firman/
perjanjian sehingga seringkali Tuhan menyesal bahkan hamba Tuhan sakit hati.
Sesungguhnya,
hamba Tuhan yang bertanggung jawab adalah hamba Tuhan yang sering menanggung kesedihan.
Sering
kali kita lupa sehingga terus menerus menggunakan berbagai-bagai alasan untuk
membenarkan diri.
Kembali
kepada habitat lama/hidup lama berarti melupakan perjanjian kepada Tuhan.
1
samuel 15:19
(15:19) Mengapa
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Saul
tidak melaksanakan perintah Tuhan = melupakan perjanjian kepada Allah, itu
merupakan perbuatan jahat.
Orang
yang tidak mau ditegur adalah orang yang selalu mencari alasan untuk
membenarkan diri.
1
Samuel 15:20-21
(15:20) Lalu kata
Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti
jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang
Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
(15:21) Tetapi
rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Saul
berkata kepada Samuel:
-
Aku
membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah
kutumpas.
-
Menumpas
habis binatang yaitu, kambing domba yang buruk tetapi mengambil kambing domba
dan
lembu-lembu yang terbaik untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.
Ini
adalah jawaban Saul kepada Samuel, setelah Samuel menunjukkan kesalahan Saul.
Jawaban-jawaban
Saul kepada Samuel ini menunjukkan kalau Saul tidak mau berubah/tidak mau
bertobat (keras kepala), sekalipun dosanya telah ditunjuk oleh Samuel secara to the
point.
Sesungguhnya
alasan-alasan Saul ini adalah alasan-alasan
yang klasik, menggunakan perkataan-perkataan sepertinya benar tetapi
sesungguhnya bertujuan untuk membenarkan diri sendiri.
1
Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Perlu
untuk diketahui:
- Orang yang dengar-dengaran
lebih berharga di mata Tuhan dari pada korban
persembahannya yang sifatnya lahiriah sekalipun itu besar nilainya.
Mungkin kita sering berkorban bahkan lebih
daripada orang lain tetapi tidak mau ditegur oleh gembala dan
suka mencari
alasan itu tidak ada artinya, karena jauh lebih berharga/jauh lebih mulia kalau
kita dengar-dengaran.
- Memperhatikan Firman Tuhan jauh lebih
berharga/mulia dari pada lemak domba-domba jantan.
Lemak domba jantan
artinya: nyanyi-nyanyian/puji-pujian kepada Tuhan.
Seseorang bisa saja terlihat
antusias saat menaikkan puji-pujian, tetapi orang yang menaikkan
puji-pujian itu
belum tentu memperhatikan kebenaran Firman Tuhan.
Kenapa seseorang
tidak mudah tersentuh oleh Firman Tuhan yang disampaikan? Karena tidak
memperhatikan
Firman Tuhan
Sekalipun menaikkan
puji-pujian terlihat seperti luar biasa tetapi kalau tidak memperhatikan Firman
Tuhan
dan karena itu hati kita tidak
tersentuh oleh Firman Tuhan, itu tidaklah berharga di mata Tuhan.
Sesungguhnya
kalau kita memperhatikan Firman Tuhan, itulah yang membuat kita berharga di mata
Tuhan karena Firman Tuhan adalah wujud dari pribadi Yesus Kristus Mempelai Pria
Sorga, supaya Dia bertabernakel = tubuh dan kepala menyatu.
Perhatikanlah
Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan pikiran melayang-layang dan jangan sampai pikiran kita ditujukan kepada roh najis saat mendengar firman Allah, supaya
kita berharga dan bernilai tinggi di mata Tuhan.
1
Samuel 15:23
(15:23) Sebab
pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman
TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Menolak
Firman Tuhan berarti tidak dengar-dengaran dan tidak memperhatikan Firman Tuhan
maka Saulpun ditolak menjadi raja.
Jangan
kita menyangka, apabila kita melayani Tuhan berarti kita telah berkenan
di hadapan Tuhan, ukurannya adalah kalau kita tidak dengar-dengaran dan tidak
memperhatikan Firman Tuhan maka sejatinya kita telah ditolak oleh Tuhan.
Ditolak
berarti tidak diakui, pengakuan Tuhan kepada kita itu dapat kita rasakan di
tengah-tengah pergaulan kita, di masyarakat, di tempat kita bersosialisasi.
Saya
mudah sekali melihat orang yang diakui oleh Tuhan, dia diakui , maka
pelayanannya dinikmati, hidupnya menjadi berkat dalam rangka pembangunan tubuh
Kristus.
Jadi
jangan malu dengar-dengaran dan jangan malu untuk memperhatikan Firman Tuhan
supaya engkau diakui oleh Tuhan.
Jangan
sampai kita melayani tetapi tidak diakui oleh Tuhan Yesus, sehingga hanya capek
tenaga, uang,waktu semuanya sia-sia karena tidak ada pengakuan dari Tuhan.
Raja
Saul tidak tahu diri, dia menjadi raja bukan karena kehendak Tuhan melainkan
karena undian meskipun begitu Tuhan tetap memperlengkapi/ Tuhan tetap mengurapi
dia, tetapi karena dia tidak tahu diri Saul ditolak sebagai raja oleh Tuhan
karena ia tidak mau bertobat.
Jadi
berhati-hatilah terhadap kefasikan, karena kefasikan timbul dari orang fasik
walaupun kita pintar-pintar dalam menyembunyikan dosa tetap akan timbul
kefasikan, apabila orang fasik, tidak mau bertobat.
Kefasikan
timbul dari orang fasik, bukan dari orang yang memikul salib, dusta tidak
datang dari salib dan kebenaran tidak datang dari dusta.
Orang
yang tidak dengar-dengaran dan tidak memperhatikan Firman Tuhan disamakan
dengan dua hal, yaitu:
- " Pendurhakaan" = pemberontakan kepada Allah.
Dosa pendurhakaan ini setara dengan dosa
bertenung.
Setelah Saul ditolak oleh Tuhan sebagai
raja, dia tidak lagi mendapatkan petunjuk dari Tuhan (tidak mendapatkan
petunjuk dari urim dan tumim yang ada pada Imam Besar) akhirnya ia meminta
petunjuk kepada arwah-arwah inilah yang disebut bertenung.
Kenapa Saul bertenung? Karena ia telah
ditolak. Orang yang ditolak adalah orang yang mendurhaka = berani memberontak
kepada Allah.
Orang yang berani melawan gembalanya
berarti dikuasai dosa pertenungan. Orang yang tidak mau menerima petunjuk dari
gembalanya, dia mencari-cari petunjuk dengan cara-cara yang lain/ ini adalah dosa
pertenungan.
- " Kedegilan" =
kekerasan hati.
Keras hati setara dengan dosa penyembahan
berhala dan mendirikan terafim/arca.
Kekerasan hati adalah penyembahan berhala,
oleh karena kekerasan hati Firman Tuhan tidak mendapat tempat di dalam hati.
Segala sesuatu yang melebihi daripada Tuhan adalah penyembahan berhala.
Jalan
keluar:
Keluaran
17:8-10
(17:8) Lalu
datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
(17:9) Musa berkata
kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang
melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan
memegang tongkat Allah di tanganku."
(17:10) Lalu Yosua
melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang
Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
Bangsa
Israel harus berperang habis-habisan melawan bangsa Amalek, sesuai dengan
perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel yang ditandaskan: "Jangan Lupa", maka hari
inipun kita harus berperang habis-habisan melawan dosa Amalek, sebab dosa Amalek
menghalangi jalan salib.
Siapakah
orang-orang yang berperang melawan dosa orang Amalek? mereka adalah orang-orang
pilihan = imam-imam dan raja-raja.
Saat
Yosua berperang melawan orang Amalek, Musa berada di puncak bukit dengan memegang
tongkat Allah di tangan kanannya.
Tongkat
kerajaan adalah tongkat kebenaran, dimanakah kita mendapatkan tongkat ini? Di
dalam kandang penggembalaan.
Hai
orang-orang pilihan, hai orang-orang yang melayani Tuhan kita didukung dalam
kandang penggembalaan ini, peperangan ini didukung oleh Tuhan lewat kandang
penggembalaan ini. Kalau berbicara kandang penggembalaan berarti: berbicara gembala dan domba-domba.
-
Gembala
Agung itulah pribadi Yesus Kristus.
-
Domba-domba
-> milik kepunyaan Allah sendiri (kita adalah Israel rohani).
Kalau
kita tidak berada di dalam penggembalaan ini (berada di luar Tuhan) maka kita
tidak sanggup menghadapi musuh termasuk dosa Amalek.
Dukungan
yang kita peroleh berasal dari tongkat kerajaan yang kita dapati di dalam
kandang penggembalaan ini, perhatikanlah itu.
Dukungan
Yosua saat berperang adalah saat Musa berada di atas bukit, jadi penggembalaan
ini bukanlah hal yang sembarangan, dukungan itu datangnya dari penggembalaan.
Jangan
lagi sombong di hadapan Tuhan, kita ini bukan siapa-siapa, sudah sering kali
kita mengalami kekalahan demi kekalahan terhadap dosa, perhatikanlah Firman ini
dengan sungguh-sungguh, sekarang waktunya kita menang, hadapilah dosa Amalek,
hancurkanlah dosa itu, perhatikanlah perjanjian dengan Tuhan, jangan lupa,
jangan lagi buat Tuhan menyesal dan jangan lagi buat gembalamu sakit hati
karena tanggung jawabnya.
Yosua
adalah hamba Tuhan yang taat setia dan dengar-dengaran , dia adalah orang yang
dipilih bersama dengan orang-orang pilihan berperang melawan Amalek. Yosua bin
Nun, dia tidak pernah memberontak kepada Musa = taat, setia, dengar-dengaran.
Keluaran
17:11-13
(17:11) Dan
terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi
apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
(17:12) Maka
penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di
bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah
tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga
tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
(17:13) Demikianlah
Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Kalau
dua tangan Musa naik, maka bangsa Israel berkemenangan, tetapi kalau tangan Musa
turun (tidak ada dukungan dari Musa) maka yang lebih kuat adalah Amalek.
Cara yang lain dari
Tuhan agar kita berkemenangan:
1. Musa duduk di atas batu = berlandaskan korban
Kristus.
Batu
pilihan, batu yang mahal yang disebut juga dengan batu penjuru itulah pribadi
Yesus yang disalibkan, di
situlah Musa
duduk
(berdiri), sehingga dia kuat. Batu penjuru = korban Kristus.
Melayani
Tuhan harus di atas korban Kristus, jangan berdiri di atas kebenaran diri
sendiri dan jangan berdiri
di atas keinginan
daging, pasti berkemenangan.
2.
Dua
tangan Musa ditopang oleh Harun dan Hur, sehingga kedua tangan Musa tetap
terangkat, maka dengan demikian peperangan yang dipimpin oleh Yosua berkemenangan terhadap Amalek.
Harun –> Kebenaran
Firman.
Hur -> Roh Kudus.
Jadi kesimpulannya: Penyembahan harus
ditopang oleh Firman dan Roh Kudus, dasar kita melakukan ini adalah korban
Kristus, dimana? Di atas bukit. Di dalam kerajaan di situ ada kebenaran itulah
kandang penggembalaan ini, sehingga kita berkemenangan. Carilah dahulu kerajaan
sorga di dalamnya ada kebenaran, maka semuanya akan ditambahkan = menegakkan
salib di bukit Sion.
Dukungan yang kuat akan kita rasakan,
sebab Tuhan mengasihi kita, Tuhan tidak mau melihat kita di dalam kekalahan dan
kekalahan, supaya berkat-berkat itu tidak tertunda lagi.
Dia mengasihi kita, Dia tampil di
sebelah kanan kita sebagai pembela dan dukungan-Nya ada di dalam penggembalaan
ini, harus memberanikan diri melayani Tuhan, jangan pesimis, maju terus sebab
bersama dengan Tuhan kita pasti menang dan berhasil, kita dapat meraih
kemenangan demi kemenangan dan ke depan hidup kita lebih indah dan lebih baik.
Amin.
TUHAN YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberitaan
Firman oleh:
Gembala sidang: Daniel.U.Sitohang
No comments:
Post a Comment