IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 03 FEBRUARI 2017
Subtema: MINYAK URAPAN DARI BULI-BULI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh
karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi
4: 1.
Maleakhi 4: 1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita
perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya
hari itu datang.”
Ini berbicara
tentang hari terakhir, hari penghakiman.
Sebagai gambaran
dari hari penghakiman: “Menyala seperti perapian”,
maka yang akan terbakar di sini adalah JERAMI.
Jerami adalah:
batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang
kering-kering, seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi
kering, tidak berbuah atau tidak dapat berbuat apa-apa.
Pertanyaannya:
SIAPAKAH YANG DISEBUT DENGAN JERAMI ITU?
Yaitu semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami.
Sekarang kita akan
melihat; ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15)
Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan
saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah
pun, mereka luput juga."
“Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, inilah paham yang dianut orang fasik, mereka suka mencobai Allah.
Mazmur 10: 4
(10:4)
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
“Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pemikiran orang fasik, sehingga mereka dengan bebas mencobai Allah, dengan bebas melakukan berbagai-bagai jenis dosa kefasikan.
Dosa kefasikan
dikaitkan dengan PRIBADI SAUL.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12)
Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini!
Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh
engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada
kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau,
walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13)
TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan
aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
Bagian dari perkataan
Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini
mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.”
Pendeknya; Saul
berusaha untuk membunuh Daud.
1 Samuel 24: 14
(24:14)
seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan.
Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Kemudian Daud
berkata kepada Saul: “Dari orang fasik
timbul kefasikan.”
Perkataan Daud
kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
BUKTI-BUKTI
KEFASIKAN SAUL
1. Saul tidak menunggu
Samuel untuk mempersembahkan korban dan keselamatan... 1 Samuel 13: 1-22.
Kesalahan atau
kefasikan ini menunjukkan ketidaktaatan Saul kepada Tuhan.
Tidak taat,
berarti; tidak patuh pada ajaran yang benar, tidak patuh pada perintah Tuhan.
2. Saul membiarkan Agag,
raja Amalek, dan mengambil jarahan yang tambun-tambun... 1 Samuel 15: 1-34.
Kesalahan ini
menunjukkan Saul tidak mendengar suara Tuhan Allah = tidak dengar-dengaran.
Perlu untuk
diketahui; mendengar jauh lebih baik dari pada korban bakaran dan korban
sembelihan.
3. Saul tawar hati saat
menghadapi Goliat orang Filistin ... 1 Samuel 17: 32.
Kesalahan ini
menunjukkan bahwa Saul tidak memahami tentang hukum-hukum perang = mengecilkan
salib yang memberi kemenangan.
4. Saul benci kepada Daud
bahkan dengki... 1 Samuel 18: 6-30.
Kesalahan ini
menunjukkan dua hal;
-
Saul iri hati karena keberhasilan
Daud mengalahkan musuh.
-
Saul tidak ingin melepaskan jabatan
raja kepada Daud.
Akibat kebencian Saul kepada Daud: Saul berusaha membunuh
Daud, oleh sebab itu Daud melarikan diri dari Saul.
Ada 7 tempat pelarian Daud, yaitu;
1.
Daud melarikan diri ke Rama
(bersama Samuel) ...1 Samuel 19: 18
2.
Daud melarikan diri ke Nob ... 1 Samuel 21: 1-9
3.
Daud berada di Gad ... 1 Samuel 21: 10-15
4.
Daud di gua Adulam ... 1 Samuel 22: 1-5
5.
Daud di Kehila ... 1 Samuel 23: 1-13
6.
Daud di padang Gurun Zin ...1 Samuel 23: 14-28
7.
Daud di padang gurun En Gedi ... 1 Samuel 24: 2
Jadi oleh
karena kebencian Saul dan rasa dengkinya, Saul berusaha membunuh Daud, sehingga
mau tidak mau, Daud harus melarikan diri dari Saul.
5. Saul meminta petunjuk kepada
arwah-arwah/jatuh dalam dosa bertenung ... 1
Samuel 28: 1-25.
Kesalahan ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menjawab Saul, baik dengan mimpi, Urim, baik dengan perantara nabi. Itulah seluruh
kefasikan-kefasikan Saul.
Kefasikan Saul ini ada kaitannya dengan pengurapan.
Saya sudah berjanji kepada saudara, dan saya juga memohon belas kasih Tuhan,
supaya kita bisa melihat mengapa sampai akhirnya Saul, seorang raja besar yang
diurapi bisa jatuh dalam berbagai-bagai dosa kefasikan. Saya memohon belas
kasih kepada Tuhan, kiranya Tuhan menjawab pertanyaan kita malam ini.
Kefasikan Saul ini ada kaitannya dengan PENGURAPAN YANG
DITERIMA OLEH SAUL.
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu
Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
Tuhan mengurapi Saul sebagai raja atas Israel dengan dua tanda, yaitu;
1.
Saul
memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan.
Jadi, orang yang melayani Tuhan, raja-raja
(imamat rajani), sebelum melayani Tuhan, terlebih dahulu diurapi oleh Tuhan,
diperlengkapi dulu, supaya selanjutnya kita melayani Tuhan. Maka saya
menghimbau kepada seluruh sidang jemaat, biasakan hidup di dalam Roh, berarti
memberi diri dipimpin oleh Roh, baik tubuh,
jiwa, roh, baik hati, pikiran, perasaan. Belajar untuk memberi diri dipimpin oleh
Roh, seandainya ada suara asing yaitu: suara daging dan suara roh jahat, roh najis, tepis.
Jangan turuti, jangan lemah, sebab itu syarat yang pertama dan mutlak bagi
imamat rajani untuk melayani Tuhan. Setelah percaya, bertobat, lalu dibaptis
air, kemudian dibaptis Roh Kudus (di pintu kemah), selanjutnya melayani tiga
macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci. Jadi, jangan bermain-main lagi. Ada
kalanya saat kita mendengar firman, sepertinya dikuatkan, tetapi selepas dari
ibadah kembali lagi ke habitat lama. Semoga diperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Kalau saudara mau melayani Tuhan, perhatikan ini dengan baik.
2.
Saul akan
menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Inilah pekerjaan dari pada imamat rajani.
PESAN-PESAN/PEMBERITAHUAN
SAMUEL KEPADA SAUL SETELAH SAMUEL MENGURAPI SAUL.
1 Samuel 10: 2-6
(10:2)
Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu
dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah.
Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah
diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia
kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?
(10:3) Dari
sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor, maka
di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah
di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga ketul
roti dan yang lain lagi sebuyung anggur.
(10:4)
Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang
akan kauterima dari mereka.
(10:5)
Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang
Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana dengan
serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus, rebana,
suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi.
(10:6) Maka
Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan
mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Ada tiga
perkara sebagai pesan/pemberitahuan samuel kepada Saul.
YANG
PERTAMA:
Saul akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel di Zelzah, daerah
Benyamin.
Kedua orang laki-laki tersebut akan memberitahukan
kepada Saul, yaitu;
- Bahwa
keledai-keledai yang hilang telah ditemukan.
- Ayah Saul
tidak memikirkan keledai-keledai tetapi kuatir mengenai Saul.
Inilah perkataan dua orang laki-laki pada saat bertemu
dengan Saul.
YANG KEDUA: Sampai ke
pohon tarbantin Tabor, di situ ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik
menghadap (takhta) Allah di Betel.
-
Seorang membawa tiga anak kambing.
-
Seorang membawa tiga ketul roti.
-
Seorang membawa sebuyung anggur.
Dan Saul akan menerima dua ketul roti dari mereka.
YANG KETIGA: Tiba di
Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan orang Filistin.
Apabila masuk kota, akan berjumpa dengan rombongan nabi
yang turun dari bukit pengorbanan dan akan kepenuhan seperti nabi, dan Saul
akan kepenuhan juga bersama-sama dengan rombongan nabi. Dan ketika kepenuhan
Roh Kudus seperti nabi, Saul berubah menjadi manusia lain.
Kesimpulan dari
TIGA PERISTIWA itu adalah;
1.
Peristiwa yang pertama berbicara tentang KASIH
DAN PERHATIAN ALLAH, sebab;
-
Kehidupan kita ini adalah
kehidupan yang tidak berdaya seperti keledai.
-
Kita ini banyak menanggung
penderitaan dan tangisan, seperti Rahel tidak dapat dihibur oleh karena
kematian anak-anaknya.
Kita membutuhkan
kasih dari Allah, dan seorang raja harus mengetahui ini, seorang raja harus
mengetahui tanda
ini. Maka kita
juga setelah dipercaya oleh Tuhan dalam pelayanan harus mengetahui tanda ini,
harus mengerti
orang yang
lemah, harus mengerti orang yang tertindas. Orang yang tertindas, orang yang
berbeban berat, air
mata tidak bisa
dibendung, persis seperti Rahel; saat dia menangisi kematian anak-anaknya, dia
tidak mau
dihibur. Jadi
seorang raja (imamat rajani), atau seorang pelayan Tuhan harus tahu tanda ini, tidak boleh melayani
Tuhan dengan
seenaknya, hanya unjuk kebolehannya supaya orang lihat.
2.
Peristiwa yang kedua; menerima dua ketul roti dari tiga orang laki-laki -> FIRMAN ALLAH dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru, sebagai kebenaran dan keadilan Allah.
Malam ini kita
telah menikmati firman Allah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan
suci, dalam kesempatan yang lain lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian,
juga lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Firman Allah
yang kita nikmati dalam tiga kesempatan, yaitu tiga macam ibadah pokok adalah
kebenaran dan keadilan dari pada Allah kepada kita semua.
Jadi dua ketul
roti -> firman Allah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan malam ini
kita sudah menikmati firman Allah sebagai kebenaran Allah lewat Ibadah
Pendalaman Alkitab, dalam kesempatan lain lewat Ibadah Raya Minggu, dan juga
lewat Doa Penyembahan, itu keadilan dan kebenaran Allah. Itu dua ketul roti.
Tiga orang
laki-laki menghadap Allah di Betel, artinya: lewat tiga macam ibadah pokok,
kita dapat menghadap tahta kasih karunia untuk menikmati dua ketul roti, yaitu;
keadilan dan kebenaran dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Sedangkan Betel
adalah rumah Tuhan, di situlah kita menikmati keadilan dan kebenaran Tuhan.
3.
Peristiwa yang ketiga berbicara tentang kepenuhan ROH KUDUS. Karena Roh Tuhan berkuasa atas Saul, sehingga ia berubah
menjadi manusia lain, yaitu senantiasa bernubuat. Kepenuhan Roh seperti nabi,
berarti bernubuat. Manusia lain menunjuk nabi yang bernubuat, berarti;
membangun, menghibur, menasihati.
Jadi TIGA TANDA
ini harus jelas-jelas diketahui oleh seorang raja.
Apabila kita melayani di dalam pengurapan, tiga tanda
ini harus kita ketahui dengan pasti. Jadi tidak boleh seenaknya melayani Tuhan.
Melayani tetapi tidak mengerti, tidak tau tentang tiga
tanda ini, itu artinya melayani tetapi asal-asalan.
Oleh sebab itu Samuel memberi pesan, dan memberitahukan
tiga peristiwa ini supaya Saul tahu tiga perkara ini. Jadi betul-betul Saul
diperlengkapi oleh Tuhan, dan setelah diperlengkapi (diurapi), Tuhan ingatkan
lewat firman nabi, sehingga kita boleh mengenal tiga oknum Allah dari Allah
Tritunggal; KASIH, KEBENARAN dan ROH ALLAH.
Jangan lagi sembarangan melayani, harus tahu tiga hal
ini. Dahulu bersungut-sungut, dahulu mendengar suara daging, dahulu mendengar
suara roh jahat, dahulu mendengar suara roh najis, sekarang marilah kita minta ampun kepada Tuhan,
tidak boleh sembarangan lagi melayani Tuhan.
Saudara sudah melihat ketika kita mengadakan Natal PPT (Persekutuan
Pengajaran Tabernakel) tahun ini, mertua saya di Semarang tidak diundang secara
khusus namun datang, ketika pulang, mereka bercerita sepanjang jalan. Hamba
Tuhan datang suami isteri, hampir 100% membawa isteri, dan anak-anak.
Tuhan tidak sembarangan mempercayakan sesuatu, kalau Dia
tidak percaya. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sembarangan lagi melayani
Tuhan. Buktikan diri bahwa kita ini orang yang sudah diurapi. Apa buktinya?
Diberi kepercayaan di tengah ibadah dan pelayanan, dan harus mengenal tiga
tanda sesuai dengan pesan nabi Samuel. Setelah diperlengkapi, firman para nabi
terus mengingatkan kita, dan Tuhan tidak pernah bosan mengingatkan kita sampai
pada malam ini.
Setelah pemberitahuan tiga hal itu ...
1 Samuel 10: 7
(10:7)
Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh
tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.
Apabila ketiga tanda terjadi terhadap pribadi Saul, maka apapun yang dilakukan tangan Saul pasti berhasil, karena Tuhan yang menyertai imamat rajani.
Setelah memberitahukan tiga perkara di atas,
selanjutnya...
PERINTAH
YANG PERTAMA SETELAH SAUL DIURAPI.
1 Samuel 10: 8
(10:8)
Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang
kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau
harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan
memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Perintah yang harus diperhatikan, dicamkan oleh Saul ialah: Saul terlebih dahulu berada di Gilgal, kemudian menunggu Samuel tujuh hari lamanya, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Selanjutnya, setelah Samuel mempersembahkan korban bakaran
kepada Tuhan, Samuel akan memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh Saul.
Saudaraku, setiap kali saya mempersiapkan firman Allah,
maka saya terlebih dahulu membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah.
Kalau saya tidak menyembah, saya ketakutan sekali, karena kalau saya tidak
menyembah, saya tidak akan mendapat petunjuk dari Tuhan. Kalau saya tidak
mendapat petunjuk dari Tuhan, maka saya tidak tahu apa yang harus saya
sampaikan kepada sidang jemaat.
Tadi sudah saya sampaikan; Tuhan tidak semudah itu
mempercayakan yang Dia punya kepada orang yang tidak di percaya, maka saya juga
terlebih dahulu harus mempersiapkan diri, membawa korban dan mempersembahkan di
atas mezbah, menantikan apa yang menjadi petunjuk dari Tuhan untuk selanjutnya
boleh saya sampaikan kepada sidang jemaat. Maka apa yang disampaikan oleh
Samuel kepada Saul harus dicamkan, harus diingat, tidak boleh diabaikan.
Jangan sampai kita melayani Tuhan, tetapi tidak tahu
apa yang harus kita kerjakan. Atau mungkin melayani tetapi tidak sesuai dengan
petunjuk Tuhan. Apa buktinya tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan? Suka
mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, tidak bertanya terlebih dahulu kepada
Tuhan. Kalau model imamat rajani seperti ini, sudah barang tentu tidak pantas,
tidak layak, kalau pun seorang imamat rajani memaksakan diri melayani,
sebetulnya dia tidak diakui oleh Tuhan, itu kehendaknya sendiri. Kalau melayani
tanpa petunjuk, banyak kekeliruan, dan kalaupun dia melayani itu kehendaknya sendiri,
bukan kehendak Tuhan.
Bagaimana
respon Saul terhadap perintah Tuhan, perintah yang pertama?
1 Samuel 13: 8-12
(13:8) Ia
menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika
Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan
dia.
(13:9) Sebab
itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan
itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
(13:10) Baru
saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang.
Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
(13:11)
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul:
"Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau
tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah
berkumpul di Mikhmas,
(13:12) maka
pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku
belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu
mempersembahkan korban bakaran."
Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
Kesimpulannya; Saul tidak taat terhadap perintah Tuhan
Allah. Tidak taat, berarti; tidak patuh pada ajaran yang benar.
Saul dan rakyatnya ketakutan melihat orang Filistin,
mereka berserak, berarti dalam peperangan itu mereka terbawa perasaan.
Beginilah jadinya kalau melayani terbawa perasaan.
Tidak taat kepada perintah Tuhan, akhirnya Saul memberanikan diri untuk
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, mendahului kehendak
Tuhan.
1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata
Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Saul tidak taat kepada firman Allah, tidak patuh pada
ajaran yang benar, itu adalah perbuatan bodoh.
Tidak menunggu petunjuk dari Tuhan, tidak menantikan
apa yang harus diberitahukan oleh Tuhan (petunjuk Tuhan), tetapi dengan berani dia
maju sendiri berperang, itu adalah orang bodoh.
Melayani tanpa petunjuk, disitu banyak terjadi kekeliruan,
banyak kesalahan, banyak keteledoran, karena dia tidak tahu apa yang harus
diperbuat, selain petunjuk dari hati, bukan petunjuk dari Tuhan. Yang baik
menurut manusia belum tentu dibenarkan oleh Tuhan. Yang benar adalah dengar apa
yang menjadi kehendak Tuhan, itu yang benar. Banyak hal yang baik menurut hati
dan pikiran kita, tetapi belum tentu itu dibenarkan oleh Tuhan.
Yang benar adalah tunggu petunjuk dari Tuhan, yang
benar adalah tunggu apa yang harus diberitahukan oleh Tuhan di tengah ibadah
dan pelayanan ini. Itu yang benar.
Maka karena Saul telah mendahului kehendak Tuhan,
Samuel dengan tegas berkata: “Perbuatanmu
itu bodoh”
Nabi tidak takut mengoreksi dosa, sekalipun ia adalah
seorang raja.
AKIBAT
KEBODOHAN YANG PERTAMA: Tuhan tidak mempercayakan lagi jabatan raja
kepada Saul atas Israel.
Yesaya 22: 15-16
(22:15)
Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala
istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:
(22:16) Ada
apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini,
hai yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di
bukit batu?
Meninggalkan ibadah pelayanan karena kebodohan =
menggali kuburnya sendiri.
Ini harus dicamkan, diperhatikan, digarisbawahi.
Meninggalkan jabatan sebagai imamat rajani, itu sama artinya menggali kuburan
untuk diri sendiri.
Sama seperti hamba yang ketiga, yang dipercayakan satu
talenta, namun ia tidak mengusahakannya sebaliknya menguburnya ke tanah,
artinya ada dua;
1. Mengubur
masa depan.
2. Binasa
sebelum Tuhan datang.
Ada tujuh
perkara di dalam Kerajaan Sorga, tetapi hanya ada dua kegiatan di dalamnya yaitu; ibadah dan melayani.
Berarti ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga, supaya
kita layak beribadah dan melayani di sorga...Ibrani 8:5.
Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan
pelayanan, itu sama artinya menggali kuburan untuk diri sendiri, sebab sudah
jelas, darah Yesus tidak berlaku atas dia...Ibrani 10:26.
Maka kalau sewaktu-waktu engkau jengkel karena tidak
mau dikoreksi, lalu engkau melawan dan memberontak, selanjutnya mengambil suatu
inisiatif untuk meninggalkan pelayanan itu sama dengan menggali kuburan dirimu
sendiri.
Yesus datang bukan untuk menghakimi melainkan untuk
menyelamatkan, tetapi ada hakimnya, sebilah pedang menghakimi daging-daging
besar yang tidak takhluk kepada firman, seperti Saul.
Yesaya 22: 19-21
(22:19) Aku
akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan
dijatuhkan.
(22:20) Maka
pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
(22:21) Aku
akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya,
dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi
penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
Apabila seorang
imam melepaskan diri dari pelayanan sama dengan dua hal, yaitu:
YANG PERTAMA: “Melepaskan
jubah.”
Jubah -> pakaian kemuliaan raja.
Wahyu 19: 8
(19:8) Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang
benar dari orang-orang kudus.]
Lenan halus atau pakaian putih, artinya; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus, perbuatan benar dari orang-orang yang melayani Tuhan.
Sekarang kita melihat LENAN HALUS.
Keadaan
lenan halus:
1. BERKILAU-KILAUAN.
Pakaian yang berkilau-kilauan menunjukkan
bahwa ia berada di atas gunung yang tinggi, sama seperti Yesus Kristus ketika
berada di atas gunung yang tinggi bersama dengan tiga murid-Nya, pakaian-Nya
berkilau-kilauan. Gunung yang tinggi -> gunung Sion.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, malam
ini kita berada di atas gunung Tuhan, di atas gunung Sion. Gunung Sion ini
tegak berdiri di hulu gunung-gunung, berarti mengatasi gunung-gunung yang lain,
sementara dari gunung Sion keluar Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya
Tabernakel, sedangkan firman Tuhan dari Yerusalem -> guru-guru kebenaran.
Pengajaran ada di atas gunung Sion akan
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya,
sesuai dengan pengajaran yang keluar dari gunung Sion...Yesaya 2:2-3.
Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka
datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh
dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya:
"Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba."
(21:10)
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi
dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga,
dari Allah.
(21:11) Kota
itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling
indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal
Berkilau-kilauan, artinya; penuh dengan cahaya
kemuliaan Allah.
Sementara cahayanya sama seperti permata
yang paling indah, yaitu permata yaspis; jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, luar dan dalam sama,
tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, tidak ada sesuatu dosa yang
disembunyikan, berarti; tidak munafik. Ini menunjuk kepada orang jujur, orang
polos. Dalam kitab Amsal berkata, orang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan
hatinya.
Itulah jubah pakaian kemuliaan. Itulah yang
ditanggalkan.
Keadaan
lenan halus:
2. PUTIH
BERSIH.
Berarti, disucikan atau dimandikan oleh air
dan firman.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Sesudah dimandikan dengan air dan firman,
selanjutnya sidang jemaat ditempatkan di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela.
Dimandikan oleh air dan firman berarti
dibutuhkan air yang banyak, limpah pembukaan rahasia firman, digambarkan
seperti sungai air kehidupan yang keluar
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, itulah Injil Kerajaan dan cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang terus menguduskan kehidupan kita
semua.
Itulah keberadaan dari pada jubah kebesaran raja.
Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan pelayanannya, berarti sama
dengan menanggalkan jubah kebesarannya, itulah lenan halus dengan dua
keberadaan; berkilau-kilauan dan putih bersih.
Seorang imam
melepaskan diri dari pelayanan sama dengan dua hal, yaitu:
YANG KEDUA: “Tidak
berikat pinggang.”
Artinya; menyimpang dari kebenaran, sesuai dengan Yesaya
11: 5, tidak berikat pinggang
berarti menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Kerugian menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan:
terlihat ketelanjangan yang memalukan.
Maka sebetulnya, kita melayani Tuhan betul-betul berada
di tempat yang sangat tinggi. Kedudukan kita itu ditempatkan di tempat yang
sangat tinggi, tinggi sekali. Tetapi kalau seorang imamat rajani meninggalkan
pelayanan sama dengan dua hal; (1) melepaskan jubah atau pakaian kemuliaan, (2)
tidak berikat pinggang, apa artinya? Menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Kalau menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, maka terlihatlah
ketelanjangan yang memalukan. Maka sangat bodohlah rasanya kalau seorang imamat
rajani meninggalkan pelayanan, sama dengan mempermalukan dirinya. Melayani saja
banyak kekurangan, apalagi kalau tidak melayani Tuhan.
Saya harus tetap melayani Tuhan, berkali-kali saya
sampaikan kepada saudara; andaikata ada tawaran dari dunia ini, apapun
tawarannya, tetapi syaratnya meninggalkan ibadah dan pelayanan, saya dengan
tegas mengatakan: tidak. Sebab ibadah pelayanan ini adalah bagian saya, ibadah
pelayanan ini milik pusaka saya yang telah diwariskan oleh Tuhan kepada saya.
Kalau saya tinggalkan ibadah pelayanan, berarti saya terjual dan terusir. Ibadah
dan pelayanan ini adalah harga mati bagi saya.
Tadi menyimpang dari kebenaran, terlihatlah
ketelanjangan yang memalukan, sekarang kita akan melihat ...
Penyimpangan
yang menyebabkan ketelanjangan.
1. Kejadian 3:
6-7
(3:6)
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
(3:7) Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Ketelanjangan terjadi karena Adam dan
isterinya melanggar hukum Allah.
Akibatnya; Adam dan isterinya menjadi
telanjang.
Bandingkan dengan ...
Kejadian 2: 25
(2:25)
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak
merasa malu.
Sebelum ada penyimpangan (melanggar hukum
Allah), mereka tidak merasa kalau mereka telanjang.
Jadi penyimpangan itulah yang menyebabkan
mereka telanjang. Pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa, itulah yang
menyebabkan Adam dan Hawa menjadi telanjang.
Penyimpangan
yang menyebabkan ketelanjangan.
2. Kejadian 9:
21
(9:21)
Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.
Yang menyebabkan Nuh telanjang adalah
karena mabuk.
Mabuk, artinya; hidup menurut hawa nafsu
daging. Inilah penyimpangan yang menyebabkan seseorang menjadi telanjang.
Tetapi sekalipun Nuh telanjang, dia tetap
seorang nabi Tuhan, tidak boleh dipermalukan. Tetapi Ham, anak keduanya, memberitahukan
ketelanjangan Nuh, sehingga Ham, itulah bapa Kanaan, diinjak-injak oleh Israel.
(Sedikit melebar)
Penyimpangan
yang menyebabkan ketelanjangan.
3. Wahyu 3:
16-17
(3:16) Jadi
karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulut-Ku.
(3:17)
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia bergantung kepada harta
dan kekayaan, itulah penyimpangan yang menyebabkan mereka menjadi telanjang di
hadapan Tuhan.
Belajar bergantung pada kemurahan Tuhan.
Jangan bergantung kepada apa yang ada di bumi, termasuk harta dan kekayaan.
Bergantunglah pada kemurahan Tuhan, sebab
ketika seseorang bergantung kepada harta, itu adalah penyimpangan yang
menyebabkan seseorang menjadi telanjang di hadapan Tuhan.
Telanjang -> dosa yang membuat malu.
Itulah tiga penyimpangan yang menyebabkan seseorang menjadi
telanjang di hadapan Tuhan, yaitu:
Yang pertama, melanggar
hukum Allah, yang kedua: mabuk/hidup
di dalam hawa nafsu daging, yang ketiga:
bergantung kepada harta dan kekayaan.
Itulah bukti atau akibat kebodohan Saul yang pertama,
ketika dia memberanikan diri mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan kepada Tuhan.
AKIBAT
KEBODOHAN YANG KEDUA.
1 Samuel 10: 8
(10:8)
Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang
kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau
harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan
memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Kalau Saul mendengarkan perintah Tuhan, maka dia akan mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau Saul menunggu Samuel tujuh hari lamanya untuk
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, maka Samuel
akan memberitahukan segala sesuatu kepada Saul.
Sekarang kita lihat dalam ...
1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata
Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Bukti kebodohan yang kedua dari Saul adalah
memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan,
dan akhirnya oleh karena kebodohan ini dia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Jadi bukti kebodohan yang kedua adalah tidak mendapat
petunjuk dari Tuhan.
1 Samuel 28: 4-6
(28:4) Orang
Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul
mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa.
(28:5)
Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat
gemetar.
(28:6) Dan
Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi,
baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Akibat kebodohan yang kedua; Saul tidak mendapat petunjuk dari Tuhan baik lewat mimpi, Urim dan dengan
perantaraan nabi, ketika Filistin bergerak maju menyerang bangsa Israel.
Kalau seorang pemimpin tidak mendapat petunjuk dari
Tuhan saat memimpin bangsanya, yang rugi adalah rakyatnya, bukan saja pemimpin
itu. Sama halnya dengan seorang gembala sidang, seorang hamba Tuhan yang sudah
mendapat jabatan gembala, kalau ia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, maka
seorang gembala tidak tahu apa yang harus ia perbuat di tengah ibadah pelayanan.
Berarti tidak bisa memberi teladan yang baik. Yang rugi adalah sidang jemaat,
yang rugi adalah yang dipimpin.
Maka suatu kebodohan kalau seorang pemimpin tidak
terlebih dahulu memberi hatinya dipimpin oleh Tuhan, itu adalah suatu
kebodohan, itu suatu kesalahan dan sangat fatal karena merugikan rakyatnya. Bukan
saja dia yang rugi, tetapi juga rakyatnya rugi besar.
Saya tidak mau menjadi seorang hamba Tuhan yang tidak
mendapat petunjuk, akhirnya ibadah hanya lahiriah, yang rugi adalah sidang
jemaat, tidak mendapat apa-apa, tidak mendapat pemberitahuan dari Tuhan.
Ibadah pelayanan ini sama seperti bangsa Israel
berperang dengan Filisitin, selama-lamanya Filistin menjadi musuhnya bangsa
Israel. Filisitin adalah gambaran dari Setan; roh jahat dan roh najis. Israel
adalah gambaran dari kehidupan anak Tuhan, yang menjadi musuh abadi adalah
Setan; roh jahat, roh najis.
Lalu kalau kita melayani tanpa petunjuk, bagaimana kita
berkemenangan saat menghadapi dosa yang ditimbulkan oleh roh jahat dan roh
najis? Bagaimana kita berkemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging?
Bagaimana kita mau menyeberangi dunia ini dengan arusnya yang begitu kuat kalau
seorang pemimpin tidak mendapat petunjuk?
Maka saya juga butuh doa dari seluruh sidang jemaat,
tanpa terkecuali. Kita bersama-sama mendapat banyak petunjuk di tengah ibadah
dan pelayanan. Kalau tidak mempunyai petunjuk, bagaimana cara kita menghadapi
musuh? Kita hanya bisa berkata Yesus dahsyat, tetapi kita tidak bisa
membuktikan bahwa Yesus dahsyat.
-
Tuhan tidak menjawab Saul dengan mimpi menunjukkan Saul tidak berkenan di hadapan Tuhan.
-
Tuhan tidak menjawab Saul dengan Urim menunjukkan bahwa Saul bukan jantung hati Tuhan.
-
Tuhan tidak menjawab Saul dengan perantaraan nabi menunjukkan bahwa Saul masih menutupi banyak dosa.
Kesimpulannya;
-
Saul diurapi Tuhan sebagai tanda bahwa dia memegang
tampuk pimpinan atas Israel.
-
Saul diurapi Tuhan sebagai tanda Saul menyelamatkan
bangsa Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu
Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
Tetapi kenyataannya Saul melanggar perintah yang pertama, tidak mampu melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, tidak mampu menyelamatkan Israel dari tangan-tangan musuh.
Kemudian, sia-sialah pengurapan, sia-sialah kepercayaan
Tuhan. Demikian juga kalau kita melayani Tuhan tetapi melanggar perintah Tuhan,
sia-sialah kepercayaan, sia-sialah pemakaian/pengurapan kepada seorang imamat
rajani. Kenyataanya Saul tidak mampu, sebagai kesimpulan.
Saudaraku, lihat PENGURAPAN
SAUL, kita perhatikan ayat 1 : “Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul ...”
Perhatikan, penyebab dari kefasikan-kefasikan Saul,
dilihat dari pengurapannya; Samuel
mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, tanda
pengurapan namun dalam kelemahan daging.
Itu adalah pengurapan yang disertai dengan daging.
Bandingkan dengan PENGURAPAN
DAUD.
1 Samuel 16: 1
(16:1)
Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita
karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah
tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada
Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang
raja bagi-Ku."
Pengurapan dari tabung tanduk, itu berbicara tentang pribadi Yesus Kristus yang disalibkan, itu adalah kekuatan kita.
Sebaliknya, kalau buli-buli -> daging dengan segala
tabiat-tabiatnya.
Pengurapan semacam ini, suatu kali dia tidak bisa
bertahan dalam pelayanan.
Kalau pengurapan dari daging; tidak bertahan melayani
Tuhan, cepat atau lambat, kefasikan dari orang fasik akan tetap terlihat. Satu
dua kali dia bisa tutup-tutupi kekurangannya itu, suatu kali kebusukan akan
muncul ke permukaan.
Minyak diisi dalam buli-buli, itu untuk pengurapan
Saul. Untuk pengurapan Daud; minyak diisi dalam tanduk, itulah kekuatan Allah,
hikmat Allah, salib Kristus.
Kita lihat PENGURAPAN DARI DAGING.
1 Samuel 10: 19-21
(10:19)
Tetapi sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala
malapetaka dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas
kami. Maka sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan
menurut kaummu."
(10:20) Lalu
Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21)
Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum
keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga
Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi
ketika ia dicari, ia tidak diketemukan.
Karena bangsa Israel meminta seorang raja, maka Tuhan
memberikan raja.
Jadi, Tuhan memberikan raja kepada Israel bukan karena keinginan
Tuhan, melainkan karena keinginan bangsa Israel.
Di sini kita sudah melihat tanda-tanda pengurapan
disertai daging. Pelayanan karena keinginan, karena kepentingan pribadi, bukan
karena keinginan Tuhan, inilah pengurapan yang disertai daging.
Seberapa banyak di antara kita yang sudah melayani,
apakah karena keinginan, kepentingan pribadi atau karena keinginan/dorongan
orang lain, itulah pengurapan yang disertai dengan daging, karena ada sesuatu
di situ lalu dia melayani. Itu adalah pengurapan dari buli-buli.
Buli-buli terbuat dari tanah liat, rapuh dan mudah
hancur. Begitu lepas dari tangan dan jatuh, dia akan hancur berkeping-keping.
Ini adalah pelayanan karena kepentingan, itulah pengurapan yang disertai dengan
daging.
1 Samuel 10: 22-23
(10:22) Sebab
itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke
mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara
barang-barang."
(10:23)
Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di
tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih
tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
Kemudian, ada hal yang lucu saat Saul terpilih, dia
bersembunyi di antara barang-barang, artinya Saul tidak percaya diri.
Bersembunyi di antara barang-barang, menunjukkan bahwa
Saul lebih percaya diri terhadap perkara-perkara yang lahiriah, ini adalah
hal-hal yang aneh dan lucu, bila direnungkan, sebab Saul telah diurapi oleh
Tuhan, namun ia tidak percaya diri. Kalau memang Tuhan yang mempercayakan pelayanan
kepada kita, tidak perlu minder, bila pengurapannya itu dari tanduk, kekuatan
Allah. Diminggu yang akan datang kita akan kembali melihat pengurapan daging di
dalam diri Saul, jika Tuhan berkasih karunia. Bantu dalam doa supaya kita dapat
melihat kemuliaan Allah dinyatakan dalam ibadah pendalaman alkitab pada minggu
yang akan datang. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment