IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 27 JANUARI 2017
KITAB
MALEAKHI
Subtema: SESUATU YANG
ILAHI MUNCUL DARI RAHIM BUMI.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci.
Kita segera
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4: 1.
Maleakhi 4: 1
(4:1)
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak
ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
Terlebih dahulu kita
perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya
hari itu datang.”
Ini berbicara
tentang hari terakhir, hari penghakiman.
Sebagai gambaran
dari hari penghakiman: “Menyala seperti
perapian”, maka yang akan terbakar di sini adalah JERAMI.
Jerami adalah:
batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang
kering-kering, seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi
kering, tidak berbuah atau tidak dapat berbuat apa-apa.
Pertanyaannya:
SIAPAKAH YANG DISEBUT DENGAN JERAMI ITU?
Yaitu semua orang
gegabah dan setiap orang yang berbuat
fasik menjadi seperti jerami.
Sekarang kita akan
melihat; ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15)
Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan
saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah
pun, mereka luput juga."
“Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat
fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, inilah
paham yang dianut orang fasik, mereka suka mencobai Allah.
Mazmur 10: 4
(10:4)
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
“Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pemikiran orang fasik, sehingga mereka dengan bebas mencobai Allah, dengan bebas melakukan berbagai-bagai jenis dosa kefasikan.
Dosa kefasikan
dikaitkan dengan PRIBADI SAUL.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12)
Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini!
Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh
engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada
kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau,
walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13)
TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan
aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
Bagian dari
perkataan Daud kepada Saul: “Walaupun
engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.” Pendeknya; Saul
berusaha untuk membunuh Daud.
1 Samuel 24: 14
(24:14)
seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan.
Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Kemudian Daud
berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul
kefasikan.”
Perkataan Daud
kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
BUKTI-BUKTI KEFASIKAN SAUL (seri kefasikan Saul yang kelima) bagian B.
1 Samuel 28: 7
(28:7)
Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan
yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta
petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada
seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."
Saul mencari petunjuk kepada seorang perempuan pemanggil arwah = jatuh dalam dosa bertenung.
- Kalau
seseorang mencari petunjuk kepada orang yang tidak mengenal Tuhan, bukan saja
kepada dukun, bukan saja kepada peramal, tetapi kepada orang yang tidak
mengenal Tuhan, itu setara dengan dosa bertenung.
Dahulu kita tidak memahami hal yang seperti
ini. Kita mencari petunjuk-petunjuk, mencari jawaban yang pasti tetapi kepada
orang yang tidak mengenal Tuhan, itu setara dengan dosa bertenung.
- Dalam
kesusahan meminta petunjuk ke tempat-tempat yang lain, itu juga setara dengan dosa
bertenung.
Berbeda dengan Daud; dia melayangkan
pandangannya ke gunung-gunung untuk menantikan pertolongan, dan selanjutnya Daud
berkata: pertolonganku hanya datang dari Tuhan...Mazmur 121:1-2. Dia tidak meminta petunjuk ke tempat-tempat lain
walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam keadaan terjepit.
Penyebab Saul
jatuh dalam dosa bertenung.
1 Samuel 24: 4-6
(24:4) Ia
sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk
ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di
bagian belakang gua itu.
(24:5) Lalu
berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan
TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka
perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu
memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
(24:6)
Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul;
Tuhan tidak menjawab
Saul ketika orang Filistin bergerak maju untuk menyerang bangsa Israel baik
dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi, sehingga dia berusaha mencari
petunjuk dari seorang perempuan pemanggil arwah, pendeknya, Saul jatuh dalam
dosa bertenung.
- Tuhan tidak
menjawab dengan mimpi, menunjukkan
bahwa Saul tidak dikenan oleh Tuhan ... Bilangan
12: 6.
- Tuhan tidak
menjawab dengan Urim, menunjukkan
bahwa Saul bukan jantung hati Tuhan ... Keluaran
28: 30.
- Tuhan tidak
menjawab dengan perantaraan para nabi,
menunjukkan bahwa selubung masih menyelubungi Saul atau dosa yang tersembunyi
itu belum tersingkap dari Saul ... 1
Korintus 14: 24-25.
Pendeknya; Saul jauh dari Tuhan dan Tuhan tidak lagi
bersama-sama dengan Saul.
Yesaya 59: 1-2
(59:1)
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
(59:2)
tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,
dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu.
Sesungguhnya tangan
Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang
tajam untuk mendengarkan doa permohonan, tetapi yang menjadi pemisah antara
Allah dan manusia adalah dosa dan kejahatan, sehingga oleh karena dosa dan
kejahatan inilah manusia tidak merasakan uluran tangan Tuhan dan doa-doa
permohonannya tidak didengar. Kiranya dapat dipahami dengan baik.
Jadi jangan sampai
pada saat doa tidak terjawab, kita mempersalahkan Tuhan, kita harus lebih
kepada intropeksi diri. Banyak orang Kristen memaksakan diri saat menaikkan doa
permohonan dengan banyak permohonan ini itu ini itu. Lalu kemudian pada saat
dia memaksa, seolah-olah Tuhan tidak menjawab, seharusnya kita lebih kepada
intropeksi diri, itu yang pertama, yang kedua; semuanya tergantung rencana
Tuhan, Tuhan lebih tahu dari apa yang kita pikirkan.
Jadi, yang menjadi
penghambat sehingga seseorang tidak merasakan uluran tangan Tuhan dan doa tidak
didengar Tuhan adalah dosa dan kejahatan manusia.
Mari kita lihat;
DOSA dan KEJAHATAN SAUL.
1 Samuel 28: 18
(28:18)
Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan
murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN
melakukan hal itu kepadamu pada hari ini.
Dosa dan kejahatan
Saul yang paling mendasar ada dua, yaitu:
1. Tidak
mendengar suara Tuhan.
2. Tidak
melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek.
Itulah sebabnya Tuhan tidak menjawab Saul, baik lewat
mimpi, Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Sekarang kita akan melihat; DOSA TENTANG TIDAK MENDENGARKAN SUARA TUHAN.
1 Samuel 13: 8, 12
(13:8)
Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi
ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak
meninggalkan dia.
(13:12)
maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal,
padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan
diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
Oleh karena
ketakutannya terhadap tentara Filistin, Saul memberanikan diri untuk
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan.
1 Samuel 13-14
(13:13)
Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Dalam hal ini Saul
tidak mengikuti perintah Tuhan Allah, sebab ia tidak mendengarkan Samuel, sebab
yang harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan
adalah Samuel.
Saul mendahului apa
yang menjadi kehendak Tuhan itu adalah perbuatan bodoh, dan perbuatan bodoh
semacam ini hanya dilakukan oleh orang yang berani berbuat dosa.
Jadi orang yang
berani berbuat dosa, suka mendahului kehendak Tuhan.
Belajar menantikan
apa yang menjadi kehendak Tuhan. Jangan suka mendahului kehendak Tuhan,
walaupun kita mengerti segala sesuatu. Ukuran kita mengikuti Tuhan bukan ilmu,
bukan juga kemampuan. Kiranya dapat dipahami dengan baik.
1 Samuel 10: 8
(10:8)
Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang
kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau
harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan
memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Jadi, Saul harus menunggu Samuel tujuh hari lamanya, sebab Samuel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan, selanjutnya nanti Samuel akan memberitahukan kepada Saul apa yang harus dia lakukan, terkhusus saat menghadapi orang Filistin.
Tetapi sayangnya
tadi, Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan kepada Tuhan, sehingga dia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau seseorang suka
mendahului kehendak Tuhan, dia tidak akan pernah mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kegagalan seperti
ini semoga jangan terulang. Mau masuk sekolah, mau mendirikan rumah, mau
bekerja, mau melakukan segala sesuatu, terlebih dahulu bertanya kepada Tuhan.
Walaupun engkau seorang yang intelektual, tanya Tuhan terlebih dahulu. Kalau
engkau mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, engkau tidak akan pernah
mendapat petunjuk dari Tuhan, jangan suka mendahului, jangan suka melangkahi,
dengar apa yang engkau harus lakukan. Walaupun sepertinya tidak masuk akal,
tidak masuk logika, tunggu apa yang menjadi maunya Tuhan.
Sampai Tuhan memberi
petunjuk, memberitahukan segala sesuatu apa yang harus kita lakukan. Tunggu
waktunya Tuhan.
Kadang kita ini karena
dalam keadaan kesusahan ambil jalan pintas, akhirnya tidak mendapat petunjuk.
Tuhan tidak pernah
membodoh-bodohi kita, percaya saja.
Kalau kita tidak
mendapat petunjuk dari Tuhan, apa yang bisa kita lakukan. Kalau kita
mengandalkan manusia dan kekuatannya, terbatas. Apa yang kita bisa harapkan
dari manusia, apa yang bisa kita harapkan dari kekuatan kita ini. Jadi
perbuatan Saul itu betul-betul bodoh.
1 Samuel 10: 1
(10:1)
Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
Saul memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan (Israel) untuk itu dia diurapi, selain itu, ia juga harus menyelamatkan umat Israel dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Kedua hal tersebut
menjadi sia-sia kalau ia tidak mendapat petunjuk dari Tuhan.
Kalau seorang
pemimpin tidak mendapat petunjuk dari Tuhan, maka yang menjadi korban adalah
rakyat yang mengikuti dia. Seorang pemimpin yang baik, memberi hatinya terlebih
dahulu dipimpin oleh Tuhan, itu yang disebut pemimpin yang dari Tuhan.
Maka hati saya pun
harus terlebih dahulu dipimpin oleh Tuhan supaya dapat memberi teladan dengan
baik dalam banyak hal, kalau tidak, yang lemah tetap tertindas, tidak dapat
menolong orang lemah, sementara ibadah pelayanan yang kita kerjakan ini sama
seperti peperangan antara Israel melawan Filistin.
Tidak boleh takut
dan gentar karena Tuhan sudah memberi kemenangan itu 2017 tahun yang lalu di
atas kayu salib, itu saja jaminannya.
Pemimpin yang baik
terlebih dahulu memberi hatinya dipimpin oleh Tuhan. Guru-guru sekolah minggu,
imam-imam, engkau adalah pemimpin, beri hatimu dipimpin oleh Tuhan. Kalau
tidak, tampuk pemerintahan dan urapan itu menjadi sia-sia, kepercayaan Tuhan
menjadi sia-sia.
Sekarang kita akan melihat; DOSA TENTANG TIDAK MELAKSANAKAN MURKA-NYA YANG BERNYALA-NYALA ATAS DOSA
AMALEK.
1 Samuel 15: 2-3
(15:2)
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang
Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka,
ketika orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3)
Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada
padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya,
laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu
maupun domba, unta maupun keledai."
Tuhan telah menyuruh
Saul dan berpesan, yaitu:
- Menumpas
habis orang Amalek, baik laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak sampai dengan
anak-anak yang menyusui, ditumpas habis tanpa mengenal belas kasih.
- Lembu-lembu
maupun domba, unta, baik keledainya ditumpas habis segala yang ada pada Amalek
tanpa mengenal belas kasihan, tidak usah kompromi.
Itu perintah Tuhan, pesan Tuhan kepada Saul.
Alasan Tuhan
menyuruh Saul menumpas habis orang Amalek: karena orang Amalek
menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun.
Ulangan 25: 17-18
(25:17)
"Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu
keluar dari Mesir;
(25:18)
bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan
belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut
akan Allah.
Amalek menghalang-halangi perjalanan bangsa Israel di
padang gurun, sehingga semua orang yang lemah pada barisan belakang dihantam
mereka. Sementara kondisi bangsa Israel dalam keadaan lemah dan lesu.
Kesimpulannya: Amalek menghalang-halangi jalan salib.
Terlebih dahulu kita mengadakan STUDY BANDING DENGAN
TUJUAN SALIB.
Matius 11: 28
(11:28)
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu.
Tuhan berjanji untuk memberi kelegaan kepada orang yang
berbeban berat, yaitu, orang-orang yang letih dan lesu seperti barisan belakang
orang Israel dalam perjalanan di padang gurun.
Matius 11: 29
(11:29)
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Lewat jalan salib, bangsa Israel diajar, dilatih oleh
Tuhan.
Tujuannya: supaya bangsa Israel lemah lembut dan rendah
hati, sehingga oleh karena kelemahlembutan dan kerendahan hatilah, jiwa akan
mendapat ketenangan. Itu sebabnya Tuhan sangat marah sekali terhadap bangsa
Amalek yang berusaha menghalang-halangi jalan salib.
Setiap orang yang berusaha menghalang-halangi jalan
salib, Tuhan marah sekali terhadap orang yang seperti itu.
Tuhan masih memberi kesempatan kepada orang yang letih
lesu, Tuhan masih memberi kesempatan kepada orang yang berbeban berat. Tuhan
masih memberi kesempatan kepada manusia yang berdosa karena kejahatan dan
kenajisan.
Orang yang letih lesu, orang yang berbeban berat, orang
yang tertindas karena dosa harus diberi kesempatan kepada dia supaya dia
mendapat kelegaan, karena jalan salib itu Tuhan sedang melatih dan mengajar.
Jangan malah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Memanfaatkan kelemahan
orang lain, jangan. Harus diberi kesempatan kepada dia supaya pada akhirnya dia
mendapat kelegaan yang dari Tuhan.
Kalau seseorang mengasihi Tuhan, dan mengasihi sesamanya dengan kasih Agape, jangan menghalangi jalan salib, jangan hambat perjalanan
salib. Beri kesempatan kepada yang tertindas supaya Tuhan memberi kelegaan.
Jangan sampai Tuhan marah karena kita menghambat perjalanan salib orang lain.
Ulangan 8: 2
(8:2)
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN,
Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud
merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada
dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Lewat jalan salib Tuhan
mengajar bangsa Israel untuk merendahkan hati di hadapan Tuhan.
Perjalanan di padang
gurun selama 40 tahun adalah perjalanan salib, dan itu terjadi atas seijin
Tuhan. Itu bukan terjadi begitu saja. Tujuannya; supaya mereka merendahkan hati
di hadapan Tuhan.
Bukti
kerendahan hati di dalam diri seseorang: berpegang teguh terhadap firman Allah, hidup oleh karena firman Allah, bukan karena roti
makanan.
Ulangan 25: 19
(25:19)
Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada
segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan
kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"
Tidak boleh dalam ingatan ini ada keinginan
untuk menghalangi jalan salib, justru itu harus dihapuskan dari kolong langit,
itu pesan Musa kepada bangsa Israel apabila mereka tiba di tanah perjanjian,
tanah Kanaan. Saat ini kita berada di tanah perjanjian, yaitu, ibadah dan
pelayanan, sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita, maka
kita harus menghapuskan Amalek dari kolong langit, jangan lupakan itu.
Sikap
Saul terhadap perintah Tuhan...
1 Samuel 15: 17-20
(15:17)
Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil
pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan
bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
(15:18)
TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah
orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai
engkau membinasakan mereka.
(15:19)
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan
dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
(15:20)
Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan
mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja
orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
Saul membiarkan
Agag, raja Amalek hidup, kemudian membiarkan bangsa Israel mengambil binatang
yang tambun-tambun tetapi yang buruk bangunannya/kurus ditumpas habis.
Kesimpulannya, Saul
tidak menumpas habis Amalek, berarti Saul tidak mendengarkan suara Tuhan, Saul
melupakan apa yang menjadi pesan Tuhan. Pesan Tuhan di sini sangat penting
sekali sebab bisa menimbulkan amarah yang sangat besar.
Sehingga sia-sialah
Tuhan menjadikan Saul kepala atas suku-suku Israel dan sia-sialah Tuhan
mengurapi Saul.
Untuk kita;
sia-sialah semua yang kita perbuat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kalau tidak
mendengar suara Tuhan.
Kalau kompromi
terhadap penghalang jalan salib, sia-sialah apa yang kita perbuat, sia-sialah
apa yang kita kerjakan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, termasuk
pengurapan atau pemakaian Tuhan menjadi sia-sia.
Tidak ada artinya mengerjakan
pekerjaan besar, kalau kita tidak mendengarkan suara Tuhan.
1 Samuel 28: 9
(28:9)
Tetapi perempuan itu menjawabnya: "Tentu engkau mengetahui apa yang
diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil
arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk
membunuh aku?"
Sebetulnya Saul
menyadari bahwa ia telah jatuh dalam dosa bertenung. Dia yang sudah melenyapkan
pemanggil arwah dan roh peramal, tetapi dia sendiri datang bertenung.
Kalau kita jatuh
dalam dosa apapun, teramat lebih dalam dosa bertenung, jangan paksakan diri
untuk terus melayani Tuhan.
Apa artinya melayani
tanpa petunjuk, yang ada akan mengalami kekalahan terus dalam peperangan.
Pelayanan itu
seperti dalam peperangan. Saul dalam hidupnya akan terus menghadapi Filistin,
demikian juga halnya dengan kita sekarang. Filistin adalah gambaran dari Setan.
Salah satu musuh abadi selain daging adalah Setan, itulah roh jahat dan roh
najis yang harus diperangi.
Ciri-ciri seseorang jatuh dalam dosa bertenung.
1 Samuel 28: 8
(28:8)
Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua
orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah
Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan
panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."
“Lalu menyamarlah Saul”, ini ciri-ciri/tanda apabila seseorang jatuh dalam dosa bertenung. Tujuannya: supaya orang lain tidak mengetahuinya.
Sebab kalau kita
perhatikan dalam ayat 3 ...
1 Samuel 28: 3
(28:3) Adapun Samuel sudah mati.
Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di
Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil
arwah dan roh peramal.
Sementara Saul
sendiri telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh
peramal, tetapi dia sendiri datang kepada perempuan pemanggil arwah dan roh peramal,
sama seperti menjilat ludah sendiri, maka mau tidak mau dia harus menyamar,
supaya orang lain tidak mengetahui dia menjilat ludah sendiri.
Kefasikan, baik dosa
kejahatan, dosa kenajisan, baik dosa apa saja, kalau sudah kita akui di hadapan
Tuhan, dengan sungguh-sungguh, jangan diulangi lagi. Kalau diulangi, itu sama
dengan menjilat ludah sendiri.
Sekarang kita lihat
tentang PENYAMARAN.
Matius 7: 15
(7:15)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu datang dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Penyamaran dari
nabi-nabi palsu ini disebut dengan serigala
berbulu domba. Inilah penyamaran nabi-nabi palsu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Wahyu 13: 11
(13:11)
Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk
dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang yang keluar
dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Penyamaran nabi-nabi
palsu tampil seperti anak domba dan bertanduk dua, tetapi kalau berbicara
seperti seekor naga, berarti perkataannya; penuh dengan dusta. Itulah nabi-nabi
palsu, perkataannya adalah perkataan dusta, bukan perkataan benar.
Lidah ular itu
bercabang dua, satu menuju kepada dusta, satu kepada maut, seperti itulah
nabi-nabi palsu.
Praktek penyamaran.
1 Samuel 28: 8
(28:8)
Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua
orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah
Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan
panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."
“Ia mengenakan pakaian lain”, berarti menanggalkan jubah kebesaran raja = melepaskan jubah kemuliaan.
Itulah praktek
mengenakan pakaian lain.
Kita lihat JUBAH
KEBESARAN RAJA (JUBAH KEMULIAAN).
Wahyu 19: 8
(19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.]
Jubah kebesaran raja atau jubah kemuliaan raja, itu adalah LENAN HALUS.
Pakaian imam besar
terdiri dari tiga bagian, yaitu; beju efod,
baju gamis warna biru, kemudian baju putih beragi dan berjala-jala
berbentuk mata.
Pada saat seorang
imam besar masuk ke Ruangan Maha Suci, untuk mengadakan pendamaian dosa, dengan
membawa darah lembu jantan dan domba jantan, ia harus memakai lenan halus/pakaian kudus (pakaian putih), itulah
pakaian kebesaran raja atau pakaian kemuliaan.
Ruangan Maha suci
-> kemuliaan Allah.
Demikian juga saat
Yesus naik ke sorga, Ia telah menanggalkan baju Efod dan baju Gamis.
Efod ->
pengalaman kematian.
Gamis ->
pengalaman dalam kebangkitan.
Putih
->
Yesus naik/dipermuliakan.
Lenan halus adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus...Wahyu 19:8.
Kalau kita melayani
Tuhan, harus terlihat pakaian ini, yaitu; perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.
Jadi yang melayani
disebut juga imamat rajani...Imamat
16:1-4.
Keadaan dari lenan halus, yaitu:
Yang
pertama: “BERKILAU-KILAUAN.”
Markus 9: 2-3
(9:2)
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama
dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian
saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
(9:3)
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Berkilau-kilauan
itu, menunjukkan posisi seorang imamat rajani berada di atas gunung yang
tinggi, sama seperti Yesus pada saat berada di atas gunung yang tinggi,
pakaian-Nya putih berkilat-kilat/berkilau-kilauan.
Gunung yang tinggi
di sini menunjuk kepada gunung Sion, berdiri tegak di hulu gunung-gunung (mengatasi
gunung-gunung yang lain)...Yesaya 2:2-3.
Pendeknya, gunung Sion adalah gunung yang tinggi.
Wahyu 21: 9-11
(21:9)
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang
penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku,
katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10)
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi
tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun
dari sorga, dari Allah.
(21:11)
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata
yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Berkilau-kilauan,
berarti bercahaya. Cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan
permata yaspis, jernih seperti kristal. Kristal itu berarti transparan, luar
dalam sama, tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, jujur, polos. Kejujuran dan
kepolosan dipimpin oleh ketulusan hati seseorang.
Apa yang keluar dari
dalam mulut berasal dari hati, apa yang terlihat di luar, itu betul-betul dari dalam
hati = transparan = kristal.
Sayangnya, ini yang
ditanggalkan oleh Saul, oleh karena penyamaran. Kesimpulannya, Saul tidak
jujur, tidak polos, berarti hidupnya tidak dipimpin oleh ketulusan dalam melayani
Tuhan, sama seperti nabi palsu.
Hati-hati, kalau
melayani biarlah kita jujur dan polos, berarti; dipimpin oleh ketulusan, tidak
ada kepentingan-kepentingan pribadi, tidak untuk menunjukkan keberadaan, dan
kelebihan-kelebihan diri.
Keadaan dari lenan halus, yaitu:
Yang
kedua:
“PUTIH BERSIH.”
Efesus 5: 26-27
(5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Putih bersih,
berarti disucikan, dimandikan dengan air dan firman, sehingga tanpa noda, tanpa
cacat atau cela atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela...Efesus 5:26-27.
Senantiasa
dimandikan/disucikan oleh air dan firman. Berarti supaya bersih dibutuhkan air
yang banyak, limpah pembukaan rahasia firman.
Kalau hanya satu dua
ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita yang lucu tidak mungkin bisa
membersihkan seluruh sendi-sendi kehidupan kita, baik tubuh, jiwa dan roh. Jubah
itu menjadi putih bersih tanpa noda, tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang
serupa = kudus dan tidak bercela, jikalau dicuci sampai bersih.
Tetapi sayangnya
inilah yang ditanggalkan oleh Saul, artinya: menolak firman Allah yang berkuasa
menyucikan dan membersihkan hidup.
Saul menanggalkan
jubah kebesaran raja, dan mengenakan pakaian asing, untuk meloloskan
penyamarannya, sungguh Saul bertindak sangat bodoh.
Matius 7: 21-22
(7:21)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Nabi-nabi palsu
berseru dan berkata: “Tuhan, Tuhan!” dan
mengadakan tiga perkara: (1) bernubuat
demi nama Tuhan, (2) mengusir setan demi nama Tuhan, (3) mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Inilah cara mereka
menyamar (nabi-nabi palsu) sehingga pelayanan mereka bisa diterima.
Mengadakan tiga
perkara yang sangat dahsyat tetapi tidak melakukan apa yang menjadi kehendak
Bapa di sorga = penyamaran.
Sesungguhnya, syarat
untuk melayani dan mengikut Tuhan adalah melakukan
kehendak Allah, berarti sangkal diri, pikul salib. Yang kita ikuti adalah
Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan. Karena kita mengikuti Dia, dan melayani
Dia, maka harus sangkal diri, pikul salib.
Sekalipun melakukan
tiga perkara yang dahsyat dan semuanya dilakukan demi nama Tuhan, namun jika
tidak melakukan kehendak Allah Bapa di tengah- tengah ibadah dan pelayanan,
itulah yang disebut dengan penyamaran, inilah pakaian asing, jubah asing.
Matius 24: 24
(24:24)
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Penyamaran dari
nabi-nabi palsu bertujuan untuk menyesatkan orang-orang pilihan.
Orang-orang pilihan
menunjuk kepada bintang-bintang di langit yang menuntun orang dalam kebenaran, itulah
orang bijaksana. Jadi sangat berbahaya sekali penyamaran yang diadakan oleh
nabi-nabi palsu.
Apa yang dikerjakan
oleh Saul ini tidak benar.
Jalan
keluarnya.
1 Samuel 28: 13-14
(28:13) Maka
berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang
kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang
ilahi muncul dari dalam bumi."
(28:14) Kemudian
bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya:
"Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul,
bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan
sujud menyembah.
Jalan keluarnya kita memperhatikan kalimat; “Sesuatu yang Ilahi muncul dari dalam bumi”,
menunjuk kepada manusia rohani.
Manusia Ilahi = Allah dan manusia -> pribadi Yesus Kristus.
Yohanes 1: 14
(1:14)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman menjadi daging manusia menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus.
Pada saat firman Allah menjadi manusia = Allah bertabernakel,
sehingga dengan demikian, kita dapat melihat kemuliaan Allah.
Praktek
supaya menjadi manusia Ilahi.
Matius 12: 38-40
(12:38) Pada
waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus:
"Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."
(12:39)
Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut
suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus.
(12:40)
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian
juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari
tiga malam.
Sesuatu yang Ilahi muncul dari dalam rahim bumi, itulah
pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itulah
tanda Yunus selama tiga hari berada di dalam perut ikan. Tiga hari tiga malam
-> pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian: mengubur hidup yang lama. Kuasa
kebangkitan: hidup dalam hidup yang baru.
Pendeknya, sesuatu yang Ilahi muncul dari bumi/rahim
bumi.
Matius 12: 41-42
(12:41) Pada
waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan
menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
(12:42) Pada
waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan
ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk
mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Salomo!"
Pengalaman kematian dan kebangkitan lebih dari pada
segala-galanya, sebab kuasa kematian dan kebangkitan ini menjadikan kita
manusia Ilahi/manusia rohani.
Saya yakin, dari keluarga besar
GPT “BETANIA”
akan
muncul sesuatu yang Ilahi. Ayo, masuklah dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan, lebih dari segalanya, lebih dari pada hikmat Salomo, lebih dari pada
tanda Yunus, lebih dari pada segala-galanya.
Di sini kita melihat ada 2 hal penting, yaitu:
a. Orang-orang
di Niniwe bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus.
b. Ratu
Syeba/Ratu dari Selatan datang untuk mendengar hikmat Salomo.
Tetapi yang sesungguhnya, pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus lebih dari pada tanda
Yunus dan lebih dari pada hikmat
Salomo.
Kesimpulannya, pemberitaan tentang salib
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah...1 Korintus 1:24.
Rahim bumi -> pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus menjadikan kita muncul sebagai manusia Ilahi/manusia rohani.
Pendeknya, praktek dari pengalaman
kematian dan kebangkitan itu terlihat dari, tanda Yunus, yaitu 3 hari 3 malam
di perut ikan dan usaha dari Ratu Syeba/Ratu negeri Selatan datang dari ujung
bumi. Ujung bumi = jarak yang begitu jauh untuk ditempuh.
Sampai pada akhirnya sesuatu yang Ilahi atau manusia
rohani, telah diperlengkapi dengan lima jabatan...Efesus 4:10-12. Orang-orang kudus diperlengkapi untuk pekerjaan
pelayanan, untuk pembangunan tubuh Kristus dengan lima jabatan. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment