IBADAH
PEMBUBARAN PANITIA NATAL 2016, 09 FEBRUARI 2017
Subtema: KECIL DAN RENDAH HATI.
Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati
Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pembubaran Panitia Natal
2016 hari ini, Kamis, 09 Februari 2017.
Kita segera memperhatikan firman Tuhan dari Injil
Yohanes.
Yohanes 3: 30
(3:30) Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Kita perhatikan kalimat ini: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”, inilah
pernyataan sekaligus yang menjadi kerinduan dari pada Yohanes Pembaptis di
tengah pelayanannya kepada Tuhan.
“Ia harus makin
besar, tetapi aku harus makin kecil”, persamaannya juga; Dia harus semakin
bertambah-tambah di dalam diri kita masing-masing, tetapi kita harus semakin berkurang-kurang,
kecil, sehingga nanti terlihat pribadi Yesus dalam tubuh kita, dalam hidup kita
pribadi lepas pribadi di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Oleh karena perkenanan Tuhan kita dipercayakan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan besar, pekerjaan yang mulia (bukan pekerjaan
murahan) dengan segala dedikasi, tanggung jawab, kita kerahkan segenap tenaga,
pikiran, waktu, materi, bahkan keuangan sekalipun, kita sudah kerahkan.
Biarlah semuanya itu kita kerjakan untuk hormat dan
kemuliaan hanya bagi nama Tuhan, tidak untuk yang lain-lain, supaya Pengajaran
Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini dapat menyebar luas, di mulai dari dalam
kandang penggembalaan ini sampai nanti terjadi persekutuan antar kandang
penggembalaan kemudian denominasi gereja, sampai nanti bangsa kafir bersatu
dengan bangsa Israel, bersifat internasional.
Itu sebabnya Ia harus semakin besar tetapi kita harus
semakin kecil. Untuk mengerjakan pekerjaan besar ini, kita harus semakin kecil.
Kecil -> hamba Tuhan yang mau merendahkan diri,
seperti Yohanes Pembaptis.
Kita lihat dulu; KEADAAN PADA SAAT KECIL.
Amsal 30: 24-28
(30:24) Ada
empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut,
bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk,
bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang
yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak
yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana
raja.
Ada empat binatang terkecil di bumi tetapi yang sangat cekatan,
antara lain: (1) semut, (2) pelanduk, (3)
belalang, (4) cicak.
Mari kita lihat bersama-sama, binatang terkecil
tersebut, satu persatu...
Keterangan: SEMUT.
Adalah bangsa yang tidak kuat = kecil, namun cekatan.
Bukti cekatannya: menyediakan
makanannya di musim panas.
Musim panas -> kasih Allah atau masa kemurahan
Tuhan.
Kalau kita perhatikan perjalanan bangsa Israel di
padang gurun selama 40 tahun, mereka makan Manna, pada hari yang pertama sampai
hari yang kelima, mereka mengumpulkan satu gomer tiap-tiap orang. Pada hari
yang keenam atau hari terakhir, mereka mengumpulkan dua gomer tiap-tiap orang (dua
kali lipat), sebab hari ketujuh adalah hari perhentian, di situ Tuhan tidak
lagi menyediakan makanan.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dan hari-hari
ini adalah masa kemurahan Tuhan. Kemurahan Tuhan adalah kesempatan bagi kita
untuk mengumpulkan makanan rohani kita, yaitu firman Allah dua kali lipat.
Itulah bukti kecekatan semut.
Musim panas -> kasih Allah atau masa kemurahan
Tuhan, sebab ada musim yang lain, yaitu musim dingin/musim hujan. Pada masa
itu, semut tidak akan mengumpulkan makanannya.
Itulah yang dimaksud masa kemurahan Tuhan. Supaya jangan
menjalankan ibadah lahiriah. Tujuan kita kan sorga, kalau pun dipercayakan
kedudukan, jabatan, gaji/upah yang besar, itu bukan yang utama.
Di hari-hari terakhir ini kita semua harus mengumpulkan
firman Allah sebagai makanan rohani kita sebanyak dua kali lipat, jangan
sia-siakan masa kemurahan.
Matius 24: 11-12
(24:11)
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
(24:12) Dan
karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi
dingin.
Di hari-hari terakhir ini, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin, karena makin bertambahnya
kedurhakaan/pemberontakkan.
Inilah musim dingin, tepatnya di hari-hari terakhir (di
akhir zaman) menjelang Tuhan datang untuk yang kedua kalinya.
Yang menghangatkan, yang memanaskan suasana ini adalah
kasih Allah -> matahari. Itu adalah kasih atau masa kemurahan. Itu
kesempatan bagi kita untuk mengumpulkan makanan. Tetapi kalau kasih kebanyakan
orang sudah dingin, itu waktu yang tidak tepat untuk mengumpulkan makanan, itu
adalah hari persiapan untuk menghadapi situasi yang sulit. Jadi bukan lagi
untuk mengumpulkan makanan.
Supaya pada saat aniaya terjadi, kita sudah memperoleh
kekuatan yang luar biasa.
Siapa yang mampu menghadapi situasi dunia dimana kasih
sudah semakin dingin kalau kita tidak memiliki firman Allah sebagai perbekalan
yang berlimpah-limpah. Tanpa kebenaran kita tidak akan mampu menghadapi situasi
dimana kasih semakin dingin. Lu, lu, gua,
gua. Satu dengan yang lain sudah tidak peduli lagi. Siapa yang mampu?
Sedangkan dicuekin sedikit saja kita sudah marah
setengah mati, apalagi kalau betul-betul kasih itu dingin.
Jadi, pada musim dingin tidak tersedia lagi makanan
selain makanan asing, yaitu ajaran palsu dari nabi-nabi palsu.
Matius 24: 13-14
(24:13)
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
(24:14) Dan Injil
Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua
bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Adapun firman Allah sebagai makanan rohani yang harus
kita kumpulkan yaitu Injil Kerajaan.
Injil Kerajaan -> makanan keras. Makanan keras itu
untuk orang dewasa. Mengapa makanan keras untuk orang yang dewasa? Karena orang
dewasa memiliki panca indera yang terlatih.
Ada lima indera terlatih, berarti;
1. Mata yang terlatih ->
hidup dalam terang.
2. Telinga yang terlatih =
dengar-dengaran.
3. Hidung yang terlatih ->
doa penyembahan. Ukuran penyembahan adalah satu jam.
4. Mulut yang terlatih ->
senantisa memuliakan Tuhan, berarti terlepas dari penyembahan berhala.
5. Kulit/pipi yang terlatih ->
merasakan kasih Allah.
Kalau seseorang dapat merasakan kasih
Allah, berarti itu adalah kulit pipi yang terlatih.
Kalau kulit pipi terlatih, berarti sama
seperti orang yang merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Kalau engkau tidak mau disakiti, maka
jangan sakiti orang lain.
Sedangkan susu adalah untuk anak-anak, karena belum memiliki
panca indera yang terlatih.
Awalnya menerima asas-asas pokok, yaitu; percaya, bertobat, dibaptis. Kemudian dipenuhkan Roh Kudus dan di sini
terjadi banyak mujizat-mujizat.
Setelah menerima, asas-asas pertama, selanjutnya beralih
kepada perkembangannya yang penuh, berarti berada dalam ruangan suci, tergembala
dengan sungguh-sungguh, dalam tiga macam ibadah pokok. Itu yang dimaksud injil
kerajaan...Ibrani 6:1-2/Ibrani 5:11-14.
Asas pertama; percaya, bertobat, dibaptis air, dibaptis
Roh Kudus (menerima karunia-karunia Roh Kudus). Di sini banyak mujizat terjadi
untuk meyakinkan orang-orang yang belum percaya, tetapi bagi mereka yang sudah
beralih pada perkembangannya yang penuh, tidak butuh lagi susu, yang dia butuhkan
ialah injil kerajaan (makanan keras)
pemberitaan firman tentang salib.
Amos 8: 11
(8:11)
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH,
"Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan
makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Suatu kali nanti Tuhan akan mengirimkan kelaparan dan
kehausan di atas muka bumi ini, bukan lapar dan haus akan makanan dan minuman
melainkan akan mendengarkan firman, inilah musim dingin.
Saudara tidak akan pernah melihat semut berkeliaran di
atas tanah pada saat musim dingin (musim hujan), tidak akan saudara temukan.
Kesimpulannya; bukti bahwa semut adalah salah satu
bangsa yang tidak kuat (kecil) adalah: menghargai kemurahan Tuhan, yaitu
mengumpulkan firman Allah sebagai makanan rohani pada musim panas.
Kalau kita merasa diri kecil, tidak kuat, kita gunakan
kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengumpulkan firman Allah. Hanya orang
sombong, angkuh, egois, yang tidak mau mengumpulkan firman Allah.
Kalau merasa diri tidak berdaya, kecil, pasti dia akan
mengumpulkan makanannya, itulah firman Allah.
Jadi ini harus dipahami oleh seorang hamba Tuhan yang
melayani Tuhan. Hamba Tuhan (pelayanan Tuhan) harus tahu ini. Jangan sampai dia
berkata: “aku mau menjadi kecil”,
tetapi dia tidak memahami ini di tengah pelayanannya.
Keterangan: PELANDUK.
Adalah bangsa yang lemah = kecil, tetapi cekatan.
Bukti cekatannya; mendirikan
rumahnya di atas bukit batu, artinya; mendirikan rumahnya di atas korban
Kristus.
Batu -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
1 Petrus 2: 6-7
(2:6) Sebab
ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion
sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang
percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena
itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu yang terpilih disebut juga batu yang mahal namun
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -> pribadi Yesus Kristus yang
disalibkan = korban Kristus.
Sedangkan tukang-tukang bangunan itulah imam-imam
kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Tukang bangunan itu berarti hamba Tuhan.
Mereka adalah tukang bangunan tetapi membuang batu yang mahal itu, pendeknya
mereka menyalibkan Yesus.
Matius 7: 24-25
(7:24)
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25)
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Mendirikan rumah di atas batu sanggup menghadapi tiga
jenis ujian.
Rumah rohani, itulah hidup kita. Kalau kita bangun di
atas korban Kristus, maka kuat menghadapi ujian dan cobaan dari tiga jenis
ujian, antara lain;
1. Turunlah hujan -> ujian dari atas, yaitu:
penghulu di udara dengan segala tipu dayanya.
Dalam Efesus 6, perjuangan kita bukan melawan
darah dan daging, perjuangan kita bukan melawan sesama, tetapi perjuangan kita
adalah: melawan penghulu di udara yang gelap dengan segala tipu muslihatnya.
Jadi kalau ada
anak Tuhan/orang Kristen berjuang melawan darah daging (berjuang melawan
sesamanya), inilah yang disebut perjuangan yang keliru. Jadi jangan keliru
dalam berjuang.
Perjuangan yang
benar, seperti Yesus berjuang menghadapi tipu muslihat Iblis/Setan di mulai
dari taman Getsemani sampai keputusan untuk disalibkan, sedikitpun Dia tidak
berjuang untuk menghadapi darah daging. Dari taman Getsemani sampai final
diambil suatu keputusan bahwa Yesus harus disalibkan, tidak ada satu katapun
yang keluar dari mulut-Nya untuk mengadakan perbantahan.
Di mulai dari
taman Getsemani terhadap hamba-hamba dari imam besar Kayafas,
Kemudian pada
saat di hadapan imam besar Kayafas di Pengadilan Mahkamah Agama,
Di hadapan
Pilatus pada saat itu ahli-ahli Taurat, imam-imam kepala, dan tua-tua juga
sedang mendesak Pilatus supaya Dia disalibkan dan membebaskan Barabas, di situ
pun Dia tidak menuntut.
Kemudian sampai
di hadapan Herodes, Dia dipermalukan dan diolok-olok bahwa Dia adalah Raja
orang yang hina dan kecil.
Kembali lagi ke
Pilatus, tidak ada satu kata pun yang sifatnya perbantahan atau kejahatan
dibalas dengan kejahatan, sehingga tidak terjebak dengan tipu muslihat dari
Iblis/Setan. Andaikata Dia berjuang melawan darah daging (sesama Yahudi), maka
Yesus Kristus terjebak dengan tipu muslihat Iblis/Setan, akibatnya rencana
Allah gagal total, kehendak Allah tidak terlaksana, binasalah manusia.
Masih ada di
antara kita yang berjuang dengan perjuangan yang keliru, malam ini saya
tandaskan, sebagai bapa rohani/sebagai gembala sidang saya himbau; jangan
lanjutkan, walaupun hati hancur.
Itulah keadaan
bila rumah rohani dibangun di atas korban Kristus; kuat, rumah itu tidak rubuh.
2. Datanglah banjir -> ujian dari bawah, yaitu: roh najis.
Dunia ini sedang
dilanda oleh banjir yang hebat. Bukan saja di kota tetapi sampai di desa-desa,
bukan saja melanda orang tertentu, misalnya orang kaya, konglomerat atau artis,
tetapi sampai juga kepada orang yang miskin, yang tidak tahu diri, yang tidak
punya uang, juga dilanda oleh roh najis, sampai ke desa-desa.
Tetapi kalau
rumah rohani itu dibangun di atas dasar korban Kristus, dia tidak akan jatuh
dalam dosa kenajisan, asal hidup rohani kita sungguh-sungguh dibangun di atas
dasar korban Kristus, tidak akan pernah jatuh dalam dosa kenajisan.
Kalau ikut
Tuhan, kita harus sungguh-sungguh dengan bukti mendirikan rumah di atas dasar batu,
itulah korban Kristus, ada ujian semacam kenajisan, kita kuat, tidak akan jatuh
di situ.
3. Angin melanda rumah
itu -> angin-angin pengajaran palsu dari nabi-nabi palsu
oleh kelicikan mereka.
Adapun ajaran
palsu itu; ditambahkan dan dikurangkan.
-
Ditambahkan, berarti; menyampaikan satu dua
ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek
tua, takhayul-takhayul, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya dan
filsafat manusia-manusia.
-
Dikurangkan, artinya; pemberitaan firman
tentang salib, antara lain firman para nabi dan firman Kristus, diganti dengan
dua hal;
1.
Teori kemakmuran, artinya; orang
Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.
Diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat. Jadi lebih mengutamakan mujizatnya dari pada berita firman tentang salibnya. Padahal yang menyelamatkan bukan mujizat tetapi salib.
Kalau ikut Tuhan
berarti harus sangkal diri dan pikul salib, itu syarat ikut dan layani Tuhan.
Kalau ikut dunia; silahkan nikmati segala keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan.
Itulah ajaran
palsu dari nabi-nabi palsu.
Kemudian, ada
lagi ajaran dari antikris; dikuasai oleh roh jual beli, terikat dengan Mamon
atau uang. Hanya karena uang, orang rela tinggalkan ibadah dan pelayanan,
berarti telah dikuasai oleh roh jual beli, roh antikris. Kalau dari sekarang
kita tidak berjuang melepaskan diri dari keterikatan akan uang, saya meragukan
kehidupan orang seperti ini sebab dia tidak akan sanggup melepaskan diri dari
masa aniaya antikris. Oleh sebab itu, belajar dari sejak sekarang untuk
melepaskan diri dari ikatan akan uang, ikatan Mamon.
Inilah
angin-angin pengajaran palsu. Kita tidak akan terbawa oleh ajaran-ajaran ini,
karena hidup rohani kita dibangun di atas korban Kristus.
Itulah kecekatan dari pelanduk/kancil. Nikmatilah
firman ini, supaya kita mengerti perkataan dari Yohanes Pembaptis yang disebut
juga nabi terakhir; Ia harus semakin besar, tetapi aku harus semakin kecil.
1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena
itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu penjuru/korban
Kristus juga telah menjadi batu sentuhan
dan suatu batu sandungan, tergantung
dari sudut mana kita memandang korban Kristus itu.
Jadi, dalam satu kesempatan, korban Kristus disebut
juga menjadi batu sentuhan, karena sanggup menyentuh kedalaman isi hati kita
masing-masing, tergantung dari sudut mana kita memandang korban Kristus.
Karena korban Kristus menyelamatkan kita sampai
menyentuh hati kita. Sehingga disebut dengan batu sentuhan.
Dalam kesempatan lain, batu penjuru menjadi batu
sandungan, tergantung dari sudut mana dia memandang. Bagi orang Yunani,
pemberitaan firman tentang salib, itu suatu kebodohan, mengapa? Karena mereka
datang kepada Tuhan hanya untuk mencari hikmat pengetahuan, sama seperti ahli
Taurat; mengerti, mengetahui firman, tetapi tidak menjadi pelaku, salib bagi
mereka adalah suatu kebodohan. Bagi orang dunia, menjalankan tiga macam ibadah
pokok, intensitas ibadah seperti ini, bagi dunia itu adalah suatu kebodohan,
tetapi bagi kita; kasih Allah yang dinyatakan lewat Anak-Nya yang tunggal di
atas kayu salib, itu cukup menyentuh hati kita pribadi lepas pribadi. Apa jadinya
kita kalau tanpa ibadah.
Dalam kesempatan yang lain, korban Kristus menjadi batu
sandungan, karena dia tidak hidup di dalamnya, terlalu berat baginya untuk
tekun dalam tiga macam ibadah pokok, terlalu berat baginya untuk memikul salib,
akhirnya salib Kristus menjadi batu sandungan. Oleh sebab itu, tergantung dari
sudut mana kita memandangnya. Dalam satu kesempatan batu penjuru menjadi batu
sentuhan, karena cukup mengerti atau sanggup menyentuh hati kita. Dalam
kesempatan yang lain menjadi batu sandungan karena tidak hidup di dalamnya.
1 Petrus 2: 3-5
(2:3) jika
kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan
datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia,
tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:5) Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada
Allah.
Kalau memang kita sudah menikmati kemurahan Tuhan,
datang dan serahkan diri untuk dipakai Tuhan dengan dua tanda;
1.
“Dipergunakan
sebagai batu hidup.”
Tujuannya: untuk pembangunan suatu rumah
rohani.
Kita ini adalah rumah Tuhan, tetapi ini
bisa terwujud menjadi rumah Tuhan, rumah rohani, kalau dia serahkan hidupnya
menjadi batu hidup, tujuannya untuk pembangunan rumah rohani. Jangan pikirkan hal-hal
yang bersifat daging, tetapi pikirkanlah
hal-hal yang rohani. Memang kita ini rumah rohani, kalau kita serahkan hidup
menjadi batu hidup.
2. “Suatu imamat kudus/melayani dalam kesucian.”
Tujuannya: untuk mempersembahkan
persembahan rohani, membawa korban dan persembahan lalu dipersembahkan di atas
mezbah kepada Tuhan.
Biarlah kiranya kita melayani Tuhan sesuai
dengan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan,
tujuannya untuk membawa korban dan persembahan. Baik dia sebagai pemimpin
pujian, pembaca firman, kolektan, guru sekolah minggu, multimedia, infokus,
bendahara, sekretaris dan lain sebagainya, itu yang harus kita persembahkan di
atas mezbah. Kita menjadi imamat rajani dalam kesucian. Kita bawa korban dan
persembahan, tidak boleh kikir. Sejauh mana pengorbanan, sejauh itulah
kemurahan Tuhan. Jangan gunakan logika, supaya kita kaya.
Itulah pelanduk. Karena merasa diri bangsa yang kecil,
yang lemah, mau tidak mau, dia membangun rumahnya di atas batu, sebaliknya
dengan orang sombong, dia tidak akan mendirikan rumahnya di atas batu, dia akan
mendirikan rumahnya di atas pasir, daging dengan segala tabiatnya. Tetapi saya
ingatkan, orang seperti ini tidak akan kuat menghadapi tiga jenis ujian. Saudara
lihat pasir; sebesar apapun tumpukannya, akan longsor, lengser, terbawa arus,
kalau hujan turun.
Keterangan: BELALANG.
Belalang yang tidak mempunyai raja. Tidak mempunyai
raja = kecil, tetapi cekatan.
Bukti kecekatannya;
berbaris dengan teratur.
Berbaris dengan teratur -> kehidupan yang terpimpin.
Kalau seseorang terpimpin, pasti hidupnya teratur.
Sebaliknya kalau tidak terpimpin, pasti hidupnya tidak
teratur; bicara seenaknya, bertindak seenaknya, tingkah laku seenaknya,
semuanya seenaknya, tidak teratur. Mengapa? Tidak terpimpin, tidak punya raja.
Tetapi di sini kita melihat, tidak punya raja = kecil,
tetapi cekatan, buktinya apa? kalau berbaris, teratur -> kehidupan yang
terpimpin. Orang yang teratur itu pasti terpimpin; duduknya teratur, tingkah
lakunya semuanya teratur, segala gerak geriknya semuanya teratur, tidak
sembrono, tidak sembarangan, tidak murahan, itulah belalang.
Kesimpulannya, berbaris dengan teratur, berarti
dipimpin oleh Roh Kudus.
Tabiat Roh Kudus: menolong,
menyertai, menghibur, mengajar, mengingatkan, menginsafkan, memimpin.
Kalau dipimpin oleh Roh Kudus, biar tidak ada rajanya,
atasannya, bosnya, pimpinannya, dia tetap teratur karena dipimpin oleh Roh
Kudus, sehingga sikapnya, perkataannya, semuanya berbaris teratur.
Bagaimana dengan sidang jemaat GPT BETANIA? Apakah
kebenaran dari sidang jemaat GPT BETANIA di mulut manusia atau di mulut Tuhan
Yesus.
Setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah, kalau
kita lakukan dengan sungguh-sungguh, tidak akan kembali dengan sia-sia,
melainkan terlaksana berhasil apa saja yang disuruh dikehendaki oleh Tuhan.
Belalang, dia kecil, tetapi dia berbaris dengan teratur,
karena Roh Tuhan memimpin.
Salah satu
dari tujuh tabiat Roh Kudus, yaitu MENGAJAR.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab
di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya.
Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana
pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu
benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah
hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Salah satu tabiat dari Roh Kudus adalah mengajar. Jadi kalau kita di dalam
pengurapan Roh Kudus, maka Roh Kudus itu akan mengajar kita tentang segala
sesuatu, ajarannya itu benar, tidak salah, tidak dusta. Kita tidak perlu diajar
oleh orang lain lagi, terpimpin, sehingga semuanya teratur, kondusif, semuanya
menjadi baik, dan indah serta elok dipandang mata.
Kalau orang yang terpimpin; pasti teratur. Semua melangkah
dengan: seiring sejalan, sehati sepikir, indah dipandang mata.
Sebaliknya dengan orang yang tidak terpimpin, tidak
indah dipandang mata, karena mengambil jalannya masing-masing.
Kesimpulannya; kalau kita merasa kecil, kita butuh Roh
Kudus untuk memimpin kita. Hanya orang sombong yang tidak membutuhkan pimpinan
Roh Kudus.
Keterangan: CICAK.
Cicak dapat ditangkap tangan dengan mudah. Ditangkap
tangan = kecil, tetapi cekatan.
Bukti kecekatannya; ada di istana raja. Di setiap istana raja, atau rumah-rumah hunian
apapun, di situ ada cicak.
Berada di istana raja -> imamat rajani, orang-orang
yang melayani Tuhan.
Pada saat langit terbuka, di dalam Kerajaan Sorga ada
satu takhta. Seindah-indahnya kerajaan Sorga, itu tidak akan ada artinya kalau
takhta tidak ada di dalamnya. Demikian juga seindah-indahnya dunia ini, kalau
tidak ada kebenaran, semua menjadi tidak berharga, menjadi tidak berarti. Apa
artinya sorga yang begitu indah dan megah kalau suatu takhta tidak ada di
dalamnya, kalau kebenaran tidak ada di dalamnya.
Jadi, sekalipun cicak ini kecil, lemah, tak berdaya,
mudah ditangkap tangan, tetapi ada di istana raja. Kita ini adalah orang yang
lemah, kita ini bagaikan bejana tanah liat; selama bejana tanah liat ada di
tangan akan aman, tetapi lepas dari genggaman dua tangan Tuhan, jatuh dan
hancur berkeping-keping. Tetapi kalau kita melayani Tuhan, berarti ada di dalam
istana, ada di dalam Kerajaan Sorga (takhta Allah), melayani Tuhan, itu yang membuat kita kuat,
jauh dari jangkauan tangan manusia daging. Aman kalau di dalam istana raja. Dia
mendapat hak/kedaulatan dari istana kerajaan. Sekalipun dia office boy, pembantu sekalipun, tetapi
kalau dia ada di istana raja, jauh dari campur tangan manusia daging.
Kalau kita menyadari diri lemah tak berdaya, layanilah
Tuhan dengan sungguh-sungguh supaya lepas dari jangkauan tangan manusia daging
= berada di istana raja.
Jadilah imamat rajani (pelayan Tuhan) supaya tidak dapat
dijangkau tangan manusia daging, kita aman, tertolong, tidak ada campur tangan
manusia, selain campur tangan Tuhan.
Saudara ingat, Tuhan menemukan bangsa Israel di padang gurun yang gersang, kemudian di tengah auman padang belantara, dengan
dua tangan yang kuat, mereka dibawa kepada Tuhan. Bukan karena berhala mereka
dekat kepada Tuhan, bukan karena hal-hal lahiriah, mereka dekat kepada Tuhan,
tetapi oleh dua tangan Tuhan yang kuat.
Bayangkan,
bangsa Israel ditemukan di padang gurun
di tengah-tengah ketandusan, itu berbicara tentang kerohanian yang
kering-kering karena tidak ada persekutuan, seperti ranting tidak melekat pada
pokok anggur, menjadi kering dan tidak berbuah dan sudah dekat kutuk
pembakaran.
Tidak berbuah, berarti; tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak dapat mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, tidak dapat melayani Tuhan,
tidak dapat mempersembahkan korban, selain sudah dekat dengan kutuk pembakaran.
Kemudian
mereka ditemukan di tengah-tengah auman padang belantara, dimana
suara daging yang mengaum seperti binatang buas menggerogoti, menghabisi hidup
rohani. Dahulu sebelum dipanggil, hanya tabiat daging yang terlihat. Tetapi
Tuhan temukan mereka dan dibawa datang kepada Tuhan, karena campur tangan
Tuhan. Oleh sebab itu kalau kita berada dalam istana kerajaan, melayani Tuhan,
tidak ada lagi campur tangan manusia daging selain campur tangan dua tangan
belas kasih Tuhan kepada kita semua.
Itu sebabnya pentingnya kita mengadakan ucapan syukur
lewat ibadah pembubaran panitia Natal, supaya kita mendapat petunjuk untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada
natal PPT (persekutuan Pengajaran Tabernakel) 2017 yang akan datang jika Tuhan ijinkan.
Kita kembali memperhatikan Yohanes 3 ...
Yohanes 3: 27-28
(3:27) Jawab
Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya,
kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
(3:28) Kamu
sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias,
tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Disini kita melihat bahwa Yesus telah melakukan
penyucian, itulah baptisan air, karena Bapa yang mengaruniakan kepada-Nya. Juga
kita boleh merasakan penyucian lewat tiga macam ibadah pokok dalam setiap
ibadah-ibadah yang kita ikuti, karena kemurahan Tuhan, karena Tuhan yang
mengaruniakan-Nya kepada kita semua.
Tidak ada seorang pun di atas muka bumi ini memiliki
sesuatu hal kalau bukan Tuhan yang mengaruniakan. Jadi saya dan saudara
melayani sesuai karunia-karunia Roh Kudus, itu karena kemurahan Tuhan saja.
Seseorang tidak akan bisa melayani kalau Tuhan tidak
mengaruniakan. Inilah bagian dari penyucian.
Namun di ayat
28, Yohanes Pembaptis berkata: “Aku
bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.”
Yohanes Pembaptis mengakui kebesaran Tuhan dengan bukti
Dia berkata: “... aku diutus untuk
mendahului-Nya.”
Apa arti “aku
diutus untuk mendahului-Nya” ?
Matius 3: 11
(3:11) Aku
membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang
kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan
kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
“Aku diutus untuk
mendahului-Nya”, maksudnya; Yohanes Pembaptis terlebih dahulu membaptis
dengan baptisan air sebagai tanda pertobatan, selanjutnya Yesus akan membaptis
dengan baptisan Roh dan api.
Barulah nanti kita mengerti lebih jauh tentang mendahului
tadi.
Lukas 3: 3-5
(3:3) Maka
datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah
dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,
(3:4)
seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru
di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap
lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang
berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,
Seruan Yohanes pembaptis: “Bertobatlah dan beri dirimu dibaptis” artinya: “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya.”
Wujudnya adalah:
1.
“Setiap lembah akan ditimbun.”
Tidak ada lagi terlihat kubangan dosa,
tidak kembali kepada tabiat atau dosa yang lama, itu harus ditimbun. Yang malas
jangan malas lagi. Tidak boleh malas bekerja, melayani Tuhan, tidak boleh malas
menyembah. Yang pernah jatuh dalam dosa, jangan terulang lagi, sebab setiap
lembah sudah ditimbun. Yang memberontak jangan lagi.
2. “Setiap gunung dan bukit menjadi rata.”
Rata, berarti terlepas dari dosa
kesombongan, tidak terlihat lagi keangkuhan. Dahulu sombong, sekarang sudah
diratakan, karena kita mempersiapkan jalan bagi Dia. Dahulu kita angkuh, merasa
hebat, merasa diri bisa, mampu, dibutuhkan, dan lain sebagainya, sekarang sudah
rata, karena kita mempersiapkan jalan bagi Dia, mau menjadi kecil.
3.
“Yang
berliku-liku akan diluruskan.”
Tidak berjalan lagi di jalan yang
berliku-liku, artinya; tidak ada lagi kemunafikan, kelicikan.
4. “Yang berlekuk-lekuk akan diratakan.”
Kalau ada lekuk-lekuk, di situ ada
gelombang-gelombang.
Biarlah kita semua masing-masing, tidak
saling sikut menyikut, supaya tidak ada gelombang-gelombang.
Nabi Yohanes berkata: “Dia harus semakin besar, aku harus semakin kecil,” rendah hati,
untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ayo persiapkan jalan bagi Dia. Akui kebesaran
Tuhan. Yohanes pembaptis mendahului Yesus
Kristus untuk membaptis sebagai tanda pertobatan, untuk mempersiapkan jalan
bagi Raja kita. Dia akan tampil menjadi Raja dan Mempelai Pria Sorga bagi
mereka yang kecil, yaitu semut
(merindukan firman Tuhan), pelanduk (merindukan
kasih Allah), belalang (merindukan
Roh Kudus), cicak (senantiasa berada
di dalam istana kerajaan, melayani Tuhan). Melayani Tuhan dalam tiga oknum
Allah, itulah orang kecil. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment