IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 15 FEBRUARI 2017
KITAB KOLOSE
(Seri: 107)
Subtema:
DARAH YANG
MAHAL.
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita
dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum
kita tersungkur di bawah kaki Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose
1: 21
(1:21) Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran
seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih
dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga
kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini
menunjuk kepada:
- Bangsa kafir =
orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan
segala perbuatan fasik mereka.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan
itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya;
orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup
jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus
2: 1
(2:1) Kamu dahulu
sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan
dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Efesus
2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang
durhaka.
(2:3) Sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain.
Penyebab-penyebab
terjadinya dosa/pelanggaran.
1.
“Mengikuti jalan dunia ini.”
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat
kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari
pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan
mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
2.
“Mentaati penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa
kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan Allah.
3.
“Hidup di dalam hawa nafsu daging dan
menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk diketahui;
- Hidup menurut
keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan
hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah
dan pelayanan.
- Hidup menurut
keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti
mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang
yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih
karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada
kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena
hukum Taurat itu merangsang dosa di dalam anggota-anggota tubuh kita
masing-masing.
Kemudian, ibadah
Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh
dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia
batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam
ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat dari Tuhan.
Lebih
jauh atau lebih rinci tentang YANG HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus
2: 11-12
(2:11) Karena itu
ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
"sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu
itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat
bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa
Allah di dalam dunia.
Yang
dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa
Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia.” Berarti BINASA atau berujung pada kematian yang kekal.
Itulah
akhir hidup dari pada bangsa kafir atau yang dahulu hidup jauh dari Allah kalau
ia tidak ditebus oleh darah Anak Domba.
Ingat;
kita dipanggil dari kegelapan (dosa) dan dosa kita telah ditebus oleh darah
Anak Domba, sekarang berada dalam terang yang ajaib, buktinya; kita menjalankan
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok serta melayani Tuhan lewat tiga macam
ibadah pokok.
Efesus
2: 13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu,
yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat"
oleh darah Kristus.
Yang
dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Kita
yang dahulu hidup jauh dari Allah menjadi dekat karena darah Anak Domba, karena
darah Yesus Kristus, bukan karena suatu kebetulan, bukan karena sesuatu hal.
1
Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu
tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas,
(1:19) melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Kita
ditebus dari cara hidup yang sia-sia yaitu dosa turunan, bukan karena sesuatu,
bukan dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, atau dengan yang
lain-lain, melainkan kita ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus,
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Maka
setiap kali kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan atau berada dalam
kegiatan Roh, berarti ada di dalam tanda darah, di situ ada tanda darah, di
situ ada percikan darah.
Jadi
kita tidak perlu membuat suatu tanda darah dengan cara-cara ibadah Taurat; menyembelih
lembu jantan atau domba jantan kemudian kehidupan kita diperciki, kemudian
Alkitab ini diperciki, kemudian ruangan ini diperciki, itu tidak perlu. Asal
kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di dalam kegiatan Roh
Kudus, dengan demikian ada tanda darah. Kehidupan yang seperti ini menjadi
mahal sekali, darah Yesus itu mahal. Kehidupan yang ada di tengah ibadah mahal.
Saya sudah alami, saya sudah rasakan itu.
Jadi
kita mahal bukan karena saudara punya uang, punya kedudukan dan jabatan tinggi,
salah. Jadi mahal oleh karena darah yang mahal, yang menebus kehidupan kita
masing-masing. Coba kalau tidak ada tanda darah, hidupnya murahan. Apa buktinya
murahan? Tidak ada tanda penebusan atau tidak ada pertobatan. Kalau bicara asal
bicara, kalau bertindak asal bertindak, tidak mahal, tidak ada tanda darah.
Di
sini ada penyebutan DARAH YANG MAHAL, berarti darah Kristus itu benar-benar mahal.
Pertanyaannya;
apa yang menyebabkan darah Kristus menjadi mahal?
Di
sinilah nanti kita akan melihat jawabannya supaya kehidupan kita berharga,
bernilai tinggi, menjadi mahal.
Apa yang menyebabkan
darah Kristus menjadi mahal?
Bukankah
darah yang mengalir dari tubuh Yesus sama dengan darah yang mengalir di dalam
tubuh kita, yaitu sama-sama berwarna merah? Yesus itu adalah Allah yang menjadi
manusia, berarti Dia 100% Allah, dan ketika menjadi manusia, Dia 100% menjadi
manusia. Ketika darah-Nya tercurah untuk kita di atas kayu salib, betul-betul
warna darah itu sama. Jadi darah yang mengalir dalam tubuh Yesus itu warnanya
merah, sama dengan darah manusia. Lalu apa yang menyebabkan darah Yesus begitu
mahal?
Perhatikan
kalimat berikut ini:
1
Petrus 1: 19
(1:19) melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
“Sama seperti darah anak domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.”
Disinilah
yang membuat perbedaan antara darah manusia dengan darah Yesus Kristus.
Yesaya
53: 7
(53:7) Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak
domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Dia
dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan pada saat tertindas tidak
membuka mulut-Nya.
Berbeda
dengan manusia daging, hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, banyak
kali bersungut-sungut, ngomel dan menggerutu, tidak puas hati, akhirnya sampai
murahan, tidak berharga, tidak bernilai.
Coba
lihat orang yang banyak bacot (banyak
bicara), tidak mahal, murahan, karena
bibirnya doeg atau doer, murahan, tidak mahal.
Digambarkan
dengan dua hal, yaitu.
a. “Seperti anak domba
dibawa ke pembantaian.”
b. “Seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya.”
Tetapi
sekalipun dua hal ini menimpa Anak Domba Allah, “Ia tidak membuka mulutnya”,
tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak membela diri, tidak mempersalahkan
orang lain.
Bayangkan
dibantai, berarti potongan daging
yang dibantai dinikmati, kemudian bulu
digunting, berarti keuntungan dirampas, tetapi mulut tetap tertutup, mulutnya
tidak terbuka, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, dan tidak mempersalahkan
yang salah dan tidak membenarkan diri dalam kebenaran.
Kita
lihat;
Peristiwa
pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG
PERTAMA: “Ketika Yesus di hadapan Mahkamah Agama.”
Matius
26: 57-59
(26:57) Sesudah
mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di
situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
(26:58) Dan Petrus
mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke
dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara
itu.
(26:59) Imam-imam
kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus,
supaya Ia dapat dihukum mati,
Ketika
Yesus diadili di hadapan Mahkamah Agama, di situ tampil saksi palsu, tujuannya
untuk memperoleh kesalahan dari diri Yesus supaya Yesus dihukum mati.
Matius
26: 60-63
(26:60) tetapi
mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya
tampillah dua orang,
(26:61) yang
mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan
membangunnya kembali dalam tiga hari."
(26:62) Lalu Imam
Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab
atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(26:63) Tetapi Yesus
tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup,
katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Tetapi
mereka tidak memperoleh kesalahan di dalam diri Yesus sampai akhirnya tampil
dua saksi dusta.
Yesus
tidak menjawab tuduhan-tuduhan dari saksi-saksi palsu. Yesus tetap berdiam
diri, mulut-Nya tidak terbuka. Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
dan tidak membela diri di dalam kebenaran-Nya. Dia tetap berdiam diri.
Persoalan
berdiam diri ini harus menjadi pelajaran penting bagi kita, supaya nanti kita
menjadi mahal seperti mahalnya darah Yesus Kristus. Berdiam diri harus menjadi
pelajaran bagi kita malam ini, tidak boleh terlewatkan begitu saja. Berdiam
diri berarti, sekalipun ada saksi palsu, saksi dusta, tetap berdiam diri tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak mempersalahkan yang salah, tidak
membela diri, ini pelajaran yang bagus.
Malam
ini kita mendapat pengertian, nanti dalam doa penyembahan kita minta kekuatan, supaya
pelajaran ini untuk kita praktekkan di
tengah-tengah ibadah pelayanan kita kepada Tuhan.
Peristiwa
pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG
KEDUA: “Yesus di hadapan Pilatus.”
Matius
27: 11-14
(27:11) Lalu Yesus
dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya:
"Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri
mengatakannya."
(27:12) Tetapi atas
tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak
memberi jawab apa pun.
(27:13) Maka kata
Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan
saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(27:14) Tetapi Ia
tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
Saat
di hadapan Pilatus sebagai wali negeri, di situ ada tuduhan-tuduhan dari
imam-imam kepala dan tua-tua, tetapi Dia pun tidak menjawab tuduhan-tuduhan itu.
Logikanya,
kalau ada orang bersaksi dusta tentang kehidupan kita, biasanya kita langsung
dan reflek membela diri, tetapi di sini kita perhatikan banyaknya tuduhan dari
saksi palsu itu, namun Dia tetap berdiam diri, tidak menjawab sepatah kata pun.
Berdiam
diri, berarti; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak
mempersalahkan yang salah, dan tidak membenarkan diri ketika benar.
Saudaraku,
ada yang harus kita koreksi, yaitu, ketika kita salah, kita masih membela diri,
lalu bagaimana ketika kita benar? Ayo, kita petik pelajaran tentang berdiam
diri; berarti tidak mempersalahkan yang salah dan tidak membenarkan diri ketika
benar (berdiam diri).
Kemudian,
kelanjutan dari kisah ini...
Lukas
23: 4
(23:4) Kata Pilatus
kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati
kesalahan apa pun pada orang ini."
Pilatus
berkata kepada orang banyak bahwa dia tidak mendapatkan sesuatu kesalahan di
dalam diri Yesus, namun tua-tua dan imam-imam kepala tetap memberi
tuduhan-tuduhan yang tidak benar tentang Yesus Kristus.
Peristiwa
pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG KETIGA: “Yesus di hadapan raja Herodes.”
Lukas
23: 14-15
(23:14) dan berkata
kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang
menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari
kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati
pada-Nya.
(23:15) Dan Herodes
juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak
ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.
Untuk
yang kedua kali Pilatus mengaku bahwa tidak terdapat kesalahan dalam diri
Yesus, setelah kembali dari Herodes. Pilatus berkata bahwa Herodes pun tidak
melihat sesuatu yang salah dalam diri Yesus.
Bayangkan,
musuh besar dari Herodes adalah Yesus, tetapi Herodes pun tidak melihat
kesalahan di dalam diri Yesus.
Biasanya
musuh gampang mencari kelemahan,
tetapi Herodes tidak mendapatkan kesalahan di dalam diri Yesus.
Namun
sekalipun demikian, Yesus tetap tidak membuka mulut.
Berarti
dapat kita simpulkan, orang yang membuka mulut atau bersungut-sungut adalah
orang yang banyak terdapat kesalahan. Ini adalah pelajaran berdiam diri.
Kesimpulan
dari berdiam diri:
- Yesus tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan.
- Yesus tidak membenarkan
diri-Nya sekalipun Dia benar = tidak membela diri.
Ibrani
9: 12-14
(9:12) dan Ia telah
masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan
membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika
darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Kesimpulan
dari berdiam diri, Yesus telah
mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai persembahan yang tak bernoda dan tak
bercacat.
Itulah
yang menyebabkan sehingga darah Yesus Kristus sangat mahal dan begitu berarti.
Hanya
oleh darah yang mahal saja yang sanggup dan berkuasa menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan yang sia-sia. Di sinilah letaknya sehingga darah Yesus menjadi
sangat berharga.
Lihat,
ketika ibadah itu ada di bawah hukum Taurat; yang dipersembahkan adalah darah domba
jantan, darah lembu jantan, dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang
najis sehingga mereka disucikan secara lahiriah. Betapa lebih mahalnya darah
Yesus.
Kalau
darah domba jantan, lembu jantan dan abu lembu muda menyucikan mereka yang
najis secara lahiriah, apalagi darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak
bercacat lebih berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang
sia-sia. Penyucian bukan bersifat lahiriah, tetapi menyucikan hati nurani atau
batin manusia dari kejahatan dan dari perbuatan yang sia-sia.
Kalau
darah Yesus Kristus tidak mahal, maka samalah dengan darah manusia yang masih
berada di bawah hukum Taurat -> orang-orang yang menjalankan ibadah secara
lahiriah.
Saya
ulangi, kalau darah Yesus tidak mahal, berarti sama dengan merahnya darah domba
jantan, merahnya darah lembu jantan -> orang-orang yang berada di bawah
hukum Taurat.
Itulah
sebabnya darah yang mahal itu berkuasa menyucikan hati nurani, manusia batin
yang di dalamnya terkandung kejahatan, banyak perbuatan sia-sia.
Jadi
yang membuat kita berharga/menjadi mahal bukan karena kedudukan, jabatan, uang,
barang fana yang lain, bukan karena keahlian dan ilmu yang kita punya, bukan
karena gagah hebat dan kuat, bukan karena kecakapan, tetapi oleh darah Anak
Domba Allah. Jadi pelajaran untuk berdiam diri harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Mari
kita lihat kembali;
Tujuannya.
Ibrani
9: 14
(9:14) betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan
hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup.
Setelah
hati nurani disucikan dari perbuatan yang sia-sia, tujuannya supaya kita dapat
beribadah, dapat melayani kepada Allah yang hidup. Pendeknya; dapat menghadap
takhta kasih karunia.
Beribadah
kepada Allah yang hidup, berarti terlepas dari penyembahan berhala, tidak lagi
beribadah kepada allah-allah asing.
Ibrani
9: 15
(9:15) Karena itu Ia
adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah
terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati
untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian
yang pertama.
Pengantara
dari suatu perjanjian lama adalah lembu jantan, domba jantan. Ketika disembelih
darahnya merah, sama dengan warna darah Yesus yang mengalir dari tubuh-Nya,
tetapi nilainya dan kuasanya tidak sama.
Sehingga
dengan demikian, Yesus layak menjadi pengantara dari suatu Perjanjian Baru, layak
menjadi Imam Besar, untuk memperdamaikan dosa manusia.
Jadi,
kita layak untuk melayani Tuhan, oleh darah salib Kristus, bukan karena
keahlian, bukan karena ilmu, bukan karena sesuatu, bukan karena barang fana,
bukan karena kelebihan, bukan karena kecakapan, melainkan hanya oleh darah Yesus Kristus kita menjadi
layak.
Manusia
terdiri dari tubuh, jiwa, roh, kemudian hati, pikiran, perasaan, dan itu semua
harus mahal.
Pendeknya,
Dia menempatkan kita di tempat yang tinggi, menjadi imamat rajani untuk memerintah
di atas muka bumi ini. Bukan diperintah tetapi memerintah, bukan diperbudak
dosa tetapi berkuasa atas dosa.
Efesus
2: 13-15
(2:13) Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah
menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
(2:14) Karena Dialah
damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan
mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala
perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru
di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Kafir
dan Israel dipersatukan karena Ia telah merubuhkan tembok pemisah.
Apa
tembok pemisah antara kafir dan Israel? Yaitu perseteruan.
Apa
yang menjadi perseteruan kafir dan Israel? Yaitu hukum Taurat.
Apa
kelebihan bangsa Israel? Adalah: hukum Taurat dan sunat. Inilah yang membuat
mereka merasa suci. Tetapi apa artinya disucikan secara lahiriah, sehingga
berkata; kamu kafir, saya ini Yahudi yang berhak mendapat ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan, memiliki Kristus, memiliki pengharapan. Kesombongan itu
menjadi perseteruan dengan orang lain. Tetapi oleh darah salib, yang jauh dan
yang dekat dipersatukan oleh darah salib. Kafir dan Israel dipersatukan oleh
darah salib. Oleh darah salib, tembok pemisah sudah dirubuhkan, yaitu
perseteruan yang disebabkan oleh hukum Taurat.
Kelebihan
bangsa Israel itu hukum Taurat dan sunat, sedangkan kafir itu tidak bersunat
dan tidak memiliki hukum Taurat, lewat pelayanan Rasul Paulus bangsa kafir mendapat
kemurahan.
Efesus
2: 16
(2:16) dan untuk
memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan
melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Sampai
pada akhirnya bangsa Israel dan bangsa kafir diperdamaikan di dalam satu tubuh dengan
Allah.
Yang
dekat maupun yang jauh sudah menjadi satu tubuh untuk menghadap Allah. Dengan
kesatuan ini, terciptalah damai sejahtera itu.
Seringkali
saya mendengar dan melihat anak-anak Tuhan pindah dari satu gereja karena ada
musuhnya di dalam gereja. Terlalu banyak saya mendengar cerita seperti itu.
Maka saya dan saudara harus menyatu, hindari perseteruan yang disebabkan oleh apapun,
hindari soal-soal yang dicari sehingga kalau ada selisih di antara sidang
jemaat, saya panggil ke pastori. Ayo, buktikan kasih mesra itu, supaya ada
damai sejahtera di tengah ibadah dan pelayanan.
Efesus
2: 17-18
(2:17) Ia datang dan
memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai
sejahtera kepada mereka yang "dekat",
(2:18) karena oleh
Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Kesimpulannya;
yang jauh dan dekat/kafir dan Israel bersatu, menunjukkan bahwa Ia datang memberitakan
damai sejahtera. Dan oleh karena Dia, kafir dan Israel beroleh jalan masuk
kepada Allah, kepada Bapa.
1
Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!
Setelah
kita ditebus oleh darah Yesus, darah yang mahal, dari pihak kita; muliakanlah
Allah dengan tubuh kita masing-masing, dengan kata lain; persembahkanlah
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itulah
ibadah yang sejati.
1
Korintus 7: 23-24
(7:23) Kamu telah
dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi
hamba manusia.
(7:24)
Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam
keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.
Masih
dari pihak kita; jangan menjadi hamba manusia atau jangan lagi menjadi hamba daging,
jangan hidup menurut keinginan-keinginan daging.
Amsal
3: 8-9
(3:8) itulah yang
akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
(3:9) Muliakanlah
TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
Memuliakan
Tuhan bukan hanya dengan tubuh dan tidak menjadi hamba manusia, tetapi juga;
- Memuliakan Tuhan
dengan harta yang kita punya,
- Kemudian memuliakan
Tuhan dengan hasil pertama, itulah buah sulung.
Itu
bagian kita.
Bagian
Tuhan; kita sudah ditebus dengan darah yang mahal.
Bagian
kita; muliakan Tuhan dengan tubuh, muliakan Tuhan dengan harta (rela
berkorban), dan muliakanlah Tuhan dengan buah sulung. Yang pernah melewati ini,
sengaja atau tidak sengaja, minta ampun kepada Tuhan, supaya tidak murahan
lagi. Saya dan saudara sudah ditebus oleh darah Yesus, darah yang mahal tadi.
Kita sudah melihat apa yang menyebabkan darah itu menjadi mahal dan ukuran
mahalnya kita sudah melihat, sekarang bagian kita muliakan Tuhan dengan tubuh
(jangan menjadi hamba manusia), muliakan Tuhan dengan harta, muliakan Tuhan
dengan hasil pertama. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment