IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 FEBRUARI 2017
KITAB KOLOSE
(Seri
106 )
Subtema: RAGI SADUKI DAN DAMPAK NEGATIFNYA.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi
kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Namun sebelum kita berada di kaki salib
Kristus, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Doa Penyembahan dari surat Paulus yang dikirim kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya
dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita perhatikan
kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup
jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada;
- Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik dengan segala kefasikan mereka.
Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah
banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa
adalah maut.
Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja
di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika
kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran
kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai,
sama seperti mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa/terjadinya pelanggaran, yaitu:
1.
“Mengikuti jalan dunia ini”, menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai
arus atau daya tarik atau magnet yang kuat untuk mempengaruhi hidup rohani
anak-anak Tuhan.
2.
“Mentaati
penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya; Siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa?
Yaitu orang-orang
yang dikuasai roh pendurhakaan.
Mendurhaka =
memberontak atau berani melawan Allah.
3.
“Hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk
diketahui;
- Hidup menurut keinginan daging; memikirkan hal-hal yang dari daging,
berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan perkara di
atas/perkara rohani, tidak memikirkan ibadah pelayanan dan segala
kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
- Hidup menurut keinginan daging menunjukkan ia masih berada di bawah hukum
Taurat
Hukum Taurat,
berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan
kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Berarti,
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat tidak mengenal belas kasih, masih jauh
dari kasih karunia, tidak mengenal pengampunan.
Sedangkan ibadah
Taurat = ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Bukti hidup jauh dari Allah.
Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan
Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan
dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan
manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel
dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa
pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah,
berarti: “Tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Keterangan: “TANPA
ALLAH DI DALAM DUNIA.”
Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Paham orang fasik: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”,
itulah seluruh pemikiran dari pada orang-orang fasik, sehingga dengan demikian
mereka bebas melakukan dosa, hidup seenaknya, hidup menurut keinginannya
sendiri.
1 Korintus 15: 32-34
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku
telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku?
Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan
minum, sebab besok kita mati".
(15:33) Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan
yang baik.
(15:34) Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada
di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu
merasa malu.
Kegiatan dari orang yang tidak mengenal Allah/tanpa Allah dalam dunia: “Makan dan minum”, berarti hanya memuaskan hawa nafsu daging semata.
Praktek tidak mengenal Allah/tanpa Allah dalam dunia: “Tidak percaya
adanya kebangkitan.”
Lukas 20: 27
(20:27) Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak
mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
Tidak percaya dengan kebangkitan, itu
adalah RAGI SADUKI atau dosa orang-orang Saduki.
Akibat tidak percaya dengan kebangkitan.
Lukas 20: 28-32
(20:28) "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang,
yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia
tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan
membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
(20:29) Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang
perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
(20:30) Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
(20:31) dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh
saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
(20:32) Akhirnya perempuan itu pun mati.
Akibat tidak percaya adanya
kebangkitan: jatuh dalam dosa kenajisan,
sebab di sini kita melihat bahwa orang-orang Saduki bertanya atau membicarakan
soal kawin mengawinkan kepada Yesus Kristus.
Kawin mengawinkan = dosa kenajisan.
Itulah kalau tidak percaya adanya kebangkitan.
Dari dosa makan minum meningkat menjadi
dosa kawin mengawinkan.
Matius 24: 37-39
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya
kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan
minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
(24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan
melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak
Manusia.
Dosa makan minum dan dosa kawin
mengawinkan adalah dosa akhir zaman yang membinasakan.
Melayani tetapi tidak percaya dengan
kuasa kebangkitan, maka dari dosa makan minum akan meningkat sampai kepada dosa
kawin mengawinkan. Dan inilah dosa akhir zaman yang membinasakan, dan hari-hari
ini sudah sangat terlihat sekali.
Sekarang banyak hamba Tuhan yang
melayani hanya untuk memuaskan hawa nafsunya, dan kalau itu terus menerus
dibiarkan, akhirnya akan ditunggangi oleh perempuan kekejian, itulah roh najis.
Jadi, itu akan terjadi, dan sebetulnya
hari-hari ini sudah terlihat dosa makan minum dan kawin mengawinkan, bahkan ada
hamba Tuhan menjalankan ibadah dengan cara yang terselubung demi terwujudnya
dosa kawin mengawinkan. Jadi yang menjalankan ibadah dan pelayanan dengan cara
terselubung, bukan gereja Setan, tetapi gereja yang sah (diakui), yaitu lewat
konseling, hamba Tuhan itu siap untuk mendengar semua pergumulan, tetapi
arah-arahnya menuju kepada perzinahan. Memang dosa kenajisan ini mudah sekali
terjadi lewat pelayanan. Saya mengatakan ini karena saya sudah melihat. Saya
melihat hidup saya sebelum di dalam Tuhan (sebelum melayani) dan sesudah
melayani.
Dosa makan minum dan dosa kawin
mengawinkan adalah dosa akhir zaman yang membinasakan. Hati-hati dengan dosa
ini.
Jangan sampai mengalami seperti apa
yang dialami oleh zaman Nuh; mereka tidak tahu apa-apa pada saat mereka jatuh
di dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan sampai akhirnya mereka
dilenyapkan/binasa.
Kita bersyukur, kita boleh berada di
dalam bahtera Tuhan, supaya menyelamatkan jiwa dari kebinasaan, dan bersyukur
kita boleh menjalankan ibadah ini dan melayani di tengah-tengah ibadah ini
karena kemurahan Tuhan. Jangan disia-siakan, jangan dikecilkan lagi ibadah ini
oleh karena hawa nafsu dan kenajisan. Jangan bermain-main lagi. Jangan pernah
bermain-main dengan kesucian, kalau ada suara asing mulai membujuk, mearayu,
pandang salib-Nya saja. Jangan turut-turut dengan dunia, sebab mereka tidak
mengenal/memiliki Allah supaya kita jangan binasa seperti zamannya Nuh.
Sekarang kita akan melihat ...
Matius 22: 27-29
(22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati.
(22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan
itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti
Kitab Suci maupun kuasa Allah!
‘
Pertanyaan orang-orang Saduki
tentang/soal kawin mengawinkan menunjukkan bahwa orang-orang Saduki itu sesat.
Jadi, bukan saja dikuasai oleh hawa
nafsu (makan minum) atau jatuh dalam dosa kenajisan (kawin dan mengawinkan),
tetapi juga pikiran mereka sudah menjadi sesat,
karena tidak percaya dengan adanya kebangkitan.
Sesat artinya ada dua, yaitu;
a.
Tidak mengenal kitab suci.
b.
Tidak mengenal kuasa Allah.
Kita lihat tentang: TIDAK MENGENAL KITAB SUCI.
Kitab suci terdiri dari Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru, seluruhnya berjumlah 66 kitab, dengan perincian;
a.
Perjanjian Lama = 39 kitab.
b.
Perjanjian Baru = 27 kitab.
Kitab suci itu di mulai dari Kejadian, diakhiri
dengan kitab Wahyu.
KITAB KEJADIAN itu menceritakan kuasa
firman yang menjadikan, menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi
ada...Kejadian 1:1-31, 2:1-25.
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
Firman Allah berkuasa, dengan dua bukti, yaitu;
- Menghidupkan orang mati.
- Menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Dahulu sebelum dipanggil kita berada di
dalam kegelapan penuh dengan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut/binasa,
seandainya kita tetap berada di dalam kegelapan akan berujung dengan kematian
(binasa), tetapi sekarang oleh karena firman Allah, yaitu: yang mati dihidupkan
kembali.
Kemudian, kuasa firman; menciptakan dan
menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Dahulu kita tidak mempunyai, tidak
memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, dulu kita tidak mempunyai
pengetahuan tentang salib, dulu kita tidak memiliki karunia-karunia, dulu tidak
dipercayakan ibadah, dulu tidak memiliki banyak hal dalam hal rohani, tetapi
oleh karena firman Allah, semuanya dijadikan, oleh karena firman semuanya
diciptakan, dari yang tidak baik menjadi baik, yang salah dibenarkan, itu
karena firman. Kita mengenal kasih dan mengasihi Tuhan dan sesama, karena
firman. Pendeknya, dari yang tidak ada menjadi ada.
Tetapi kita lihat dengan Abraham ...
Roma 4: 18-19
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham
berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa,
menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu."
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya
sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun,
dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Abraham percaya kepada firman Allah
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap.
Alasan tidak ada dasar untuk berharap,
yaitu;
- Pada waktu itu dia berumur kira-kira 100 tahun (Abraham sudah tua),
kemudian badannya sudah lemah, itu sebabnya dia berkata tidak ada dasar untuk
berharap.
- Rahim Sara sudah tertutup (mandul), itu sebabnya dia berkata tidak ada
dasar untuk berharap.
Baik dari pihak
Abraham, baik dari pihak isterinya, Sara, tidak ada dasar untuk berharap, namun
dia tetap percaya terhadap kuasa firman.
Bagaimana dengan
kita saat ini, dalam keadaan susah belum bekerja, dan banyak persoalan yang
dihadapi, apakah tetap percaya kepada janji firman Allah?
Roma 4: 20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena
ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
Terhadap janji Allah (firman Allah), ia tidak bimbang, ia tidak ragu karena ketidak percayaannya, sebaliknya ia diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah.
Biasanya kalau orang sudah putus asa,
segera tinggalkan ibadah dan pelayanan.
Kalau beras tidak ada lagi di rumah, langsung persalahkan Tuhan Yesus dan
ibadah. Tetapi Abraham tidak demikian, justru dia tetap memuliakan Allah, malah
ia diperkuat dalam imannya. Badannya lemah, tetapi rohnya tidak, karena
diperkuat oleh imannya, menunjukkan bahwa dia mengenal kitab suci.
Roma 4: 16
(4:16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih
karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya
bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup
dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Perlu untuk diketahui, janji firman itu berlaku untuk semua orang (Yahudi dan kafir) namun yang hidup sesuai dengan imannya Abraham, berarti diperkuat oleh iman, tidak ragu lagi karena ketidak percayaan.
Berbicara tentang KITAB WAHYU
Wahyu adalah pemberitahuan tentang
ungkapan-ungkapan besar dan penglihatan- penglihatan besar yang akan terjadi,
semuanya diberitahukan seperti apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes, selanjutnya
dikirim kepada 7 sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Saat ini kita telah menerima banyak
ungkapan-ungkapan besar/kedalaman isi hati Tuhan, yang membuat kita takjub dan
terheran-heran karena bersifat rahasia namun dinyatakan dengan jelas. Juga
Tuhan telah memperlihatkan segala sesuatunya bahkan segala yang akan terjadi
sehingga kita dipersiapkan untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi
dengan rasa percaya diri.
Sekarang tentang: TIDAK MENGENAL KUASA ALLAH.
2 Korintus 12: 8-9
(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya
utusan Iblis itu mundur dari padaku.
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab
itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus
turun menaungi aku.
Sumber dari kuasa Allah adalah Salib
Kristus, oleh sebab itu, Rasul Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahannya/
terlebih suka menanggung penderitaan.
Dengan bukti dia rela menerima segala
ujian/cobaan yang disebut dengan duri dalam daging, yaitu seorang utusan Iblis
yang menggocoh dia, mencobai dia dengan begitu hebat, tetapi dia tetap
bertahan. Pendeknya, Rasul Paulus diliputi oleh kuasa Allah.
Jangan mau menjadi utusan Iblis, kita
harus menjadi utusan Allah karena telah menerima berita pendamaian. Diutus
untuk menjadi pendamaian, bukan diutus untuk menjadi penggocoh orang lain.
2 Korintus 12:10
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena
Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Rasul Paulus senang dan rela (bermegah)
di dalam kelemahan, yaitu: di dalam siksaan,
kesukaran, penganinayaan, kesesakan oleh karena Kristus.
Pendeknya, Rasul Paulus bermegah dengan sengsara salib.
Perlu untuk diketahui, ketika bermegah
di dalam kelemahan di situ ia merasa kuat. Sebaliknya, ketika kita merasa kuat,
di situ kita lemah.
Jadi, kekuatan kita adalah karena kita
diliputi oleh kuasa salib, yaitu rela di dalam kelemahan.
Dan pernyataan Rasul Paulus ini
terbukti, juga sesuai dengan 1 Korintus
1: 24, pendiriannya untuk tetap memberitakan firman tentang salib, baik
terhadap orang Yahudi, baik terhadap Yunani. Orang-orang Yahudi menghendaki
tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, itulah firman Allah yang dikurangkan.
Sedangkan orang Yunani (bangsa kafir) mencari hikmat/pengetahuan, sehingga
pelayanan dengan salib, itu suatu kebodohan bagi mereka. Kalau orang dunia
melihat intensitas ibadah kita, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, menurut
mereka itu suatu kebodohan. Tetapi Rasul Paulus tetap dengan pendiriannya, dia
diliputi (dinaungi) oleh kuasa Allah, yaitu rela di dalam kelemahan, rela
menanggung penderitaan, pendiriannya juga teguh.
Jadi, orang yang tidak mengenal kitab suci dan tidak
mengenal kuasa Allah = SESAT.
Bukti kesesatan orang Yahudi.
1 Korintus 15: 14
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Sia-sialah pemberitaan firman Allah dan
sia-sialah juga kepercayaan kita kepada Kristus yang disebut Tuhan dan
Juruselamat. Pendeknya, sia-sialah kita beribadah, sia-sialah kita melayani
Tuhan.
Ada juga kesia-siaan yang lain ...
1 Korintus 15: 29
(15:29) Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang
dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan,
mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?
Kesia-siaan yang berikutnya adalah: “Apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang
dibaptis bagi orang mati?”
Saudaraku, baptisan ini sangat penting sebetulnya
bagi orang yang percaya, bagi pengikut Kristus, sebab baptisan memberi arti,
yaitu:
a.
Dibersihkan atau disucikan dan dimandikan
oleh air dan firman.
b.
Dibaharui. Pembaharuan ini terjadi terhadap, antara lain;
Akal budi dibaharui,
sehingga pikiran kita tidak sama dengan pemikiran orang-orang duniawi yang
memikirkan yang tak terjangkau.
Ada juga
pembaharuan manusia batiniah. Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke
sehari, maka manusia lahiriahnya semakin merosot. Jadi pendeknya, ketika
terjadi pembaharuan manusia batiniah, inilah yang disebut manusia rohani. Kalau
kerohanian itu semakin tinggi, lahiriah itu semakin kecil, sama seperti orang
yang naik pesawat terbang; semakin dia tinggi, maka segala sesuatu yang dibawah
terlihat semakin kecil. Tetapi sebaliknya kalau manusia batiniah belum
dibaruhi, maka sama seperti melihat pesawat yang naik tinggi; semakin kecil,
tetapi yang lahiriah semakin besar.
c.
Masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Pengalaman
kematian; mulut tidak bersuara lagi, sekalipun harus menanggung penderitaan.
Pengalaman
(suasana) kebangkitan; melayani dengan hidup baru atau berpakaian pesta.
Tetapi semua ini tidak ada artinya
kalau Yesus Kristus tidak dibangkitan dari antara orang mati. Semua menjadi
sia-sia. Yang baik, yang benar, yang suci, semua menjadi sia-sia kalau Kristus
tidak dibangkitkan dari antara orang mati.
1 Korintus 15: 30-32
(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam
bahaya?
(15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut.
Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa
hal ini benar.
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah
berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku?
Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati".
Bahkan pengorbanan pun di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan juga menjadi sia-sia, bila Kristus tidak dibangkitkan.
Seperti apa yang dikatakan Rasul
Paulus; dia telah berjuang di Efesus untuk menghadapi binatang buas.
Saudaraku, jujur saya katakan, saya ini
sedang berjuang terhadap binatang buas.
Yang pertama; itulah daging dengan segala hawa
nafsunya (daging dengan segala tabiat-tabiatnya), berjuang untuk saya sendiri,
untuk keluarga saya (seisi pastori), juga untuk keluarga besar Gereja
Pantekosta Tabernakel Jemaat BETANIA.
Yang kedua; itulah nabi-nabi palsu dengan ajarannya yang
menyesatkan.
Tetapi apa artinya itu semua kalau
Yesus Kristus tidak dibangkitkan. Semuanya menjadi kesia-siaan tanpa
kebangkitan orang mati.
1 Korintus 15: 17-18
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan
kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
Hidup di dalam dosa sampai akhirnya
binasa, jika Kristus tidak dibangkitkan.
1 Korintus 15: 19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada
Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Jadi kalau tidak percaya dengan kuasa
kebangkitan Yesus Kristus, jikalau kita hanya dalam hidup ini saja (hidup satu
kali) tidak menaruh pengharapan kepada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang
paling malang dari antara yang hidup di atas muka bumi ini.
Ikut Tuhan tetapi binasa, itu adalah
orang malang, lebih malang dari orang-orang yang malang yang hidup di atas muka
bumi.
Jalan keluarnya.
1 Korintus 15: 12,20
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari
antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan,
bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Yang benar adalah Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati. Yakinlah, supaya hidup kita tidak menjadi
sia-sia.
1 Korintus 15: 21-22
(15:21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian
juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
(15:22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus.
Kita akan dihidupkan kembali dalam
persekutuan dengan Kristus (Adam yang kedua atau Adam yang terakhir).
Lewat ibadah doa penyembahan malam ini
kita mengadakan persekutuan yang indah dengan Tuhan Yesus Kristus, supaya kita
hidup, sebab kebangkitan orang mati datang oleh Dia.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah tanda
kemenangan terhadap dosa dan terhadap musuh yang terakhir, yaitu: maut...1 Korintus 15:26. “Maut telah ditelan dalam kemenangan”...1 Korintus 15:54.
Suasana kebangkitan...
Matius 22: 30
(22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak
dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Suasana kebangkitan Yesus Kristus itu, hidup
seperti malaikat di sorga.
Malaikat, berarti tidak ada tulang,
tidak ada dagingnya. Pendeknya; tidak memiliki perasaan manusia juga terlepas
dari tabiat-tabiat daging.
Apa tandanya kita hidup seperti
malaikat? Kita akan melihat dari sisi dua malaikat Allah yang paling menonjol:
- Kita lihat dari sisi malaikat
Gabriel; dia diutus untuk membawa kabar baik, sama seperti Kaleb, lain jiwa
yang ada padanya...Bilangan 14:24. Dua
belas pengintai diutus oleh Musa untuk mengintai tanah Kanaan, di antaranya
Kaleb dan Yosua. Sepuluh orang yang lain membawa kabar yang tidak baik disebut
dengan kabar busuk, karena memperbesar-besarkan persoalan, sehingga membuat
hati bangsa Israel menjadi ciut. Tetapi Kaleb dan Yosua tidak, sebab Kaleb lain
jiwanya. Jiwanya tidak sama seperti sepuluh orang yang lain.Kita juga, kalau
berada dalam suasana kebangkitan harus lain, tidak boleh sama dengan jiwa orang
dunia, baik dalam perkataan, perbuatan, baik dalam apapun, semuanya tersusun
dengan rapi, berbicara dengan teratur, tidak asal mengumbar kata-kata.Dari
sinilah orang lain melihat kabar berita yang baik, itulah Gabriel, dan kabar
itu selalu pasti. Setelah Gabriel memberitahukan tentang kelahiran Yesus kepada
gembala-gembala di padang, gembala-gembala di padang perlu membuktikannya di
Betlehem Efrata. Setelah tiba di sana, mereka melihat sesuai dengan apa yang
dikatakan Gabriel. Sehingga hati mereka bersukacita. Jadi kalau kita bawa kabar
baik, orang lain bersukacita. Jangan sampai perkataan lebih besar dari
perbuatan, supaya perkataan itu tidak perhitungkan oleh orang lain.
- Malaikat Michael; diutus untuk menjadi tentara, pemimpin tentara sorgawi untuk mengadakan
peperangan menghadapi musuh. Salah satu dari dua musuh abadi, itulah penghulu
di udara dengan segala tipu muslihatnya. Tetapi kita melihat, kemenangan demi
kemenangan yang dicapai oleh Michael, baik dalam hal merebut mayat Musa. Sampai
nanti peperangan di akhir zaman, juga tetap berkemenangan karena Michael yang
memimpin, dia telah melemparkan ular naga merah padam itu ke bumi. Sehingga
perempuan (tanda besar di langit); yang berselubungkan matahari, bulan di bawah kaki, bermahkotakan
dua belas bintang di atas kepala, lepas dari mata ular, karena ular naga
itu telah dilemparkan ke bumi. Ular naga itu marah dan mengejar keturunan yang
lain yang hanya memiliki firman dan Roh, tetapi ibadahnya tidak sampai kepada
penyembahan.Itulah kehidupan yang sama seperti Malaikat; selalu dalam
kemenangan. Musa dan Yosua adalah tentara Tuhan, dia tidak takut dan gentar
sekalipun menghadapi musuh yang besar, karena salib sudah memberi kemenangan,
itu jaminannya. Tinggal kita mau bertindak atau tidak, maju atau mundur. Kalau
maju berarti berani, kalau mundur berarti orang yang minder dan ciut, tidak
yakin terhadap salib Kristus.
Itulah malaikat. Jadi tidak ada lagi
perasaan-perasaan di situ. Kalau andaikata malaikat mempunyai perasaan, maka
tentu dia tidak akan maju berperang. Kalau melayani dengan menggunakan
perasaan, maka akan mundur dari peperangan, karena tawar hati seperti Saul,
juga sama seperti sepuluh dari dua belas pengintai yang diutus oleh Musa,
terlalu membesar-besarkan masalah, sehingga perjalanan bangsa Israel dari empat
puluh hari dilipatgandakan menjadi empat puluh tahun, orang lain menjadi susah.
Jadilah malaikat, jangan bawa perasaan dalam ibadah dan pelayanan, supaya
nyata suasana kebangkitan.
Nyanyian berbalas-balasan terhadap lawan jenis, berarti tidak berada dalam
suasana kebangkitan. Sementara hidup dalam suasana kebangkitan itu persis
seperti malaikat, tidak ada perasaan manusia daging. Sehingga baik Gabriel,
baik Michael, mereka melayani Tuhan dengan luar biasa.
Matius 22: 31-32
(22:31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati
tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
(22:32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, Dialah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah yang hidup, bukan allah yang mati. Dia adalah Allah bagi nenek moyang bangsa Israel.
Allah yang mati itu adalah berhala, misalnya: uang, keras hati, atau apapun
yang diinginkan oleh hati atau sesuatu yag lebih dari pada Tuhan itu adalah
berhala.
Tetapi Yesus Kristus, Dia adalah Allah yang hidup, karena Dia adalah Allah
bagi nenek moyang bangsa Israel; Allah Abraham, Ishak dan Yakub, pertama kali
diungkapkan kepada Musa dalam peristiwa semak duri yang bernyala...Keluarga 3:1-3.
Semak duri yang bernyala adalah penglihatan yang hebat, artinya; melayani
Tuhan dengan berkobar-kobar, dengan roh yang bernyala-nyala adalah suatu
penglihatan yang hebat.
Kemudian kaitan dengan semak duri yang bernyala-nyala adalah tempat kudus. Kalau kita berada di
tempat kudus, maka syaratnya adalah menanggalkan
kasut yang lama, hidup yang lama. Inilah suasana kebangkitan itu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment