IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 10 FEBRUARI 2017
Subtema: MENGAMALKAN IMAN DENGAN MEMANDANG MUKA.
Shalom saudaraku.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari kitab Maleakhi.
Namun kita tidak membaca Maleakhi 4: 1, kita segera saja langsung memperhatikan PENGURAPAN
DARI PADA SAUL.
Pengurapan dari pada Saul ini ada kaitannya dengan
kefasikan-kefasikan Saul. Jadi terjadinya kesalahan, pelanggaran atau
kefasikan-kefasikan yang diperbuat oleh Saul, ada kaitannya dengan pengurapan
yang terjadi terhadap Saul. Langsung saja kita perhatikan kefasikan Saul.
Dosa kefasikan dikaitkan dengan PRIBADI SAUL di dalam 1 Samuel 24.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12)
Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini!
Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh
engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada
kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau,
walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13)
TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan
aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
Pernyataan Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.”
Pendeknya, di sini kita melihat bahwa Saul berusaha
untuk membunuh Daud.
1 Samuel 24: 14
(24:14)
seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan.
Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
Selanjutnya Daud berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul kefasikan.”
Perkataan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul
adalah orang fasik.
BUKTI-BUKTI
KEFASIKAN SAUL :
1. Saul
memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan
pada saat orang Filistin bergerak maju menyerang bangsa Israel ... 1
Samuel 13: 1-22.
2. Saul
membiarkan Agag, raja Amalek hidup dan mengambil jarahan yang tambun-tambun ...
1 Samuel
15: 1-34.
3. Saul tawar
hati ketika menghadapi Goliat dan Filistin ... 1 Samuel 17: 32.
4. Saul membenci
bahkan mendengki Daud ... 1 Samuel 18: 6-30.
5. Saul meminta
petunjuk kepada arwah-arwah/jatuh dalam dosa bertenung ... 1 Samuel 28: 1-25.
Semua kefasikan-kefasikan Saul ini ada kaitannya dengan
pengurapan yang diterima oleh Saul.
Saatnya untuk memperhatikan, ketika Saul diurapi...
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu
Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
“Samuel
mengambil buli-buli berisi minyak, dituangkannyalah di atas kepala Saul.”
Pendeknya; Tuhan telah mengurapi Saul menjadi raja atas
Israel.
1 Samuel 10: 2-6
(10:2)
Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu
dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di
Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu
telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi
ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?
(10:3) Dari
sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor,
maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap
Allah di Betel; seorang membawa tiga ekor anak kambing, seorang membawa tiga
ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur.
(10:4)
Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang
akan kauterima dari mereka.
(10:5)
Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah, tempat kedudukan pasukan
orang Filistin. Dan apabila engkau masuk kota, engkau akan berjumpa di sana
dengan serombongan nabi, yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus,
rebana, suling dan kecapi di depan mereka; mereka sendiri akan kepenuhan
seperti nabi.
(10:6) Maka
Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan
mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Setelah Saul diurapi, selanjutnya Samuel memberitahukan
tiga peristiwa yang akan dialami oleh Saul.
Kesimpulan dari tiga perkara tersebut adalah;
1. Berbicara
tentang KASIH dan PERHATIAN ALLAH (ayat
2).
2. Berbicara
tentang FIRMAN ALLAH (ayat 3-4).
3. Berbicara
tentang ROH KUDUS (ayat 5-6).
Sedikit tentang Roh Kudus;
Pada saat kepenuhan Roh Kudus, Saul berubah menjadi
manusia lain.
Kita lihat dulu ini dalam ayat 10-11.
1 Samuel 10: 10-11
(10:10)
Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan
nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di
tengah-tengah mereka.
(10:11) Dan
semua orang yang mengenalnya dari dahulu melihat dengan heran, bahwa ia
bernubuat bersama-sama dengan nabi-nabi itu; lalu berkatalah orang banyak yang
satu kepada yang lain: "Apakah gerangan yang terjadi dengan anak Kish itu?
Apa Saul juga termasuk golongan nabi?"
Pada saat Roh Kudus berkuasa atas Saul, ia turut
kepenuhan seperti nabi, berarti; bernubuat bersama-sama dengan rombongan nabi
terebut.
Bernubuat, berarti; membangun, menasihati, menghibur.
Inilah yang dimaksud dengan manusia lain.
Biarlah kiranya kita semua menjadi manusia lain karena
turut kepenuhan seperti nabi.
Kalau manusia daging; dia hidup menurut keinginan
daging, manusia duniawi; dia menjalankan hidupnya secara manusiawi, tetapi
kalau manusia lain, berarti; bernubuat, sama seperti nabi; membangun,
menghibur, menasihati.
Jadilah manusia lain. Jangan merusak orang lain.
Saya paling tidak suka melihat dosa kenajisan. Dosa
kenajisan ini merusak pelayanan. Oleh karena roh najis seseorang menjadi lemah,
sehingga semua pergerakan, semua
pemikiran, dibuat salah semua tindakan, dan hati, bahkan segala sesuatu yang
berkaitan dalam hidup kita semua menjadi salah.
Jadi, kesimpulannya; seorang raja yang diurapi harus
mengetahui tiga hal tersebut, yaitu;
1. KASIH ALLAH
dan PERHATIANNYA, yang berguna untuk menutupi banyak sekali dosa, sekaligus
yang mengikat dan mempersatatukan bahkan menyempurnakan.
2. FIRMAN
ALLAH, yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang adalah
kebenaran dari Allah, itu juga harus diketahui oleh seorang raja.
3. Seorang raja
juga harus dipenuhkan oleh ROH KUDUS.
Demikian juga seorang imamat rajani/seorang yang
melayani Tuhan harus tahu tiga hal ini (memiliki), yaitu KASIH ALLAH, FIRMAN
ALLAH dan ROH ALLAH, dengan fungsinya masing-masing. Supaya di tengah ibadah
dan pelayanan tidak salah-salah, tidak
keliru seperti Saul.
1 Samuel 10: 7
(10:7)
Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh
tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.
Apabila tiga tanda itu terjadi atas Saul, maka apa saja
yang dia perbuat, yang dikerjakan oleh Saul pasti berhasil karena Tuhan
menyertainya.
Demikian juga seorang imamat rajani, seorang yang
melayani Tuhan, kalau tiga hal itu terjadi atas hidupnya, maka apa saja yang
dia perbuat, apa saja yang dia kerjakan pasti berhasil karena Tuhan menyertai
seorang pelayan Tuhan.
Jadi Tuhanlah yang membuat seorang pelayan Tuhan (imamat
rajani) berhasil, bukan dengan kekuatan, tidak dengan kemampuan, tidak dengan
fasih lidah, tetapi oleh karena Roh Tuhan.
Selanjutnya kita akan melihat; BABAK BARU DALAM
KEHIDUPAN SAUL SETELAH DIURAPI.
1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau
harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu
untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus
menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan
kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Pesan Samuel kepada Saul, yaitu; Saul harus pergi ke
Gilgal mendahului Samuel dan Saul harus menunggu Samuel tujuh hari lamanya.
Samuel akan datang untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan,
selanjutnya Samuel akan memberitahukan kepada Saul apa yang harus Saul lakukan.
Inilah PESAN PERTAMA kepada Saul dan harus dicamkan,
berarti tidak boleh dilanggar.
Sekarang kita akan melihat ...
1 Samuel 13: 12
(13:12) maka
pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku
belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu
mempersembahkan korban bakaran."
Namun di sini kita perhatikan, Saul memberanikan diri
untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Berarti, Saul melanggar apa yang diperintahkan Samuel
kepadanya.
Perintah yang pertama saja langsung dilanggar.
1 Samuel 13: 11
(13:11)
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul:
"Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau
tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah
berkumpul di Mikhmas,
Alasan Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan
korban bakaran: tentara Israel telah berserak-serak dan meninggalkan Saul,
sehingga dia penuh dengan ketakutan.
1 Samuel 13: 13-14
(13:13) Kata
Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
(13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Apa yang telah diperbuat oleh Saul adalah perbuatan
bodoh karena ia tidak mengikuti apa yang telah diperintahkan Tuhan.
Jadi melanggar apa yang diperintahkan Tuhan adalah perbuatan
bodoh. Jadi, hanya orang bodoh yang berani melanggar perintah Tuhan.
Saul ditinggalkan oleh tentara Israel, sehingga Saul
terdesak oleh tentara Filistin, sehingga dengan alasan itu dia memberanikan
diri untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, itu tetap disebut
PERBUATAN BODOH.
Kita seringkali terdesak, didesak oleh kondisi,
keadaan, situasi yang ada, tetapi sekalipun terdesak, tidak ada alasan untuk
harus melanggar perintah Tuhan.
Saudara Kevin beberapa waktu lalu didesak oleh
orangtuanya, supaya ia kembali ke kampungnya. Juga Debora beberapa tahun yang
lalu, dia didesak oleh orangtuanya, ibu Loide (almarhum), ketika dia masih
hidup, supaya dia segera bekerja sementara pekerjaan itu bertentangan dengan
ibadah dan pelayanannya, lalu dia bertanya kepada saya, dan saya bilang jangan
walaupun engkau terdesak, bertahan saja.
Jadi, desakan-desakan apapun, tidak bisa membenarkan
kita untuk melanggar firman Tuhan, baik desakan dari luar, baik desakan karena
situasi kondisi, tidak ada alasan untuk melanggar firman Tuhan.
Untung saja si Kevin dalam desakan itu tetap bertahan,
kalau tidak, saya tidak yakin dengan hidupnya. Saya berani berkata seperti itu,
saya melihat selama 1.5 tahun di sini. Juga Debora, saya tidak yakin kalau dia
berani untuk melangkah karena desakan, saya tidak yakin dengan masa depannya,
untung dia bertahan, dia mendengar dan mengikuti apa yang menjadi maunya Tuhan.
Kita banyak mengalami desakan-desakan; oleh situasi,
kondisi, keadaan, dan karena desakan itu kita harus melanggar aturan Tuhan, itu
tidak dibenarkan, apapun alasannya.
Bertahan saja, sebab pertolongan hanya dari Tuhan,
bukan dari yang lain. Camkan; pertolongan hanya datang dari Tuhan.
Apa yang saya sampaikan ini, bukan semata-mata teori
atau pengetahuan, tetapi pengalaman saya sebagai hamba Tuhan, itu yang saya
bagikan.
Berapa kali saya didesak untuk meninggalkan organisasi
GPT, meninggalkan Pengajaran Mempelai karena situasi, kondisi, keadaan.
Terdesak karena uang untuk membayar ini dan itu, lalu ingin meminta-minta.
Saya tidak mau karena desakan ini dan itu lalu akhirnya
saya tinggalkan Pengajaran Mempelai dengan segala kesucian dan kemurniannya.
Berapa kali anak Tuhan mengajukan supaya saya membuat
surat permohonan supaya mendapat uang dari salah satu lembaga yang bisa
menolong hamba-hamba Tuhan, misalnya seperti Mission Care, dan sebagainya, tetapi saya tidak mau membuat itu.
Bahkan ke sinode saja bisa mendapatkan seratus lima puluh per bulan plus satu juta lima ratus. Tetapi sampai
hari ini saya tidak lakukan.
Sekalipun desakan karena situasi kondisi, saya tetap
bertahan. Itu harus dicamkan. Kiranya dapat dipahami dengan baik.
Kemudian, kalau kita perhatikan alasan Saul pada ayat 11, menunjukkan bahwa ia benar
(merasa diri benar).
1 Samuel 13: 11
(13:11)
Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul:
"Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau
tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah
berkumpul di Mikhmas,
Saul membela diri saat ditegur oleh Samuel, pendeknya Saul
merasa diri benar. Orang yang merasa diri benar, suka mempersalahkan Tuhan,
mempersalahkan hamba Tuhan, bahkan firman Tuhan, ibadah dan pelayanan
dipersalahkan. Itulah orang yang merasa diri benar.
Dan orang yang merasa diri benar tidak akan pernah
mengakui kesalahannya ketika ia ditegur, seperti Saul.
Jangan membela diri dengan mempersalahkan situasi,
persalahkan ibadah, persalahkan pelayanan, persalahkan hamba Tuhan. Saya
berharap, jemaat GPT BETANIA tetap mengikuti apa yang menjadi maunya
Tuhan, sekalipun dalam keadaan terdesak, jangan membenarkan diri, jangan persalahkan
Tuhan, jangan persalahkan gembala sidang, jangan persalahkan firman Tuhan,
jangan persalahkan ibadah dan pelayanan, jangan persalahkan situasi kondisi
keadaan. Tetaplah bertahan dan bersabar dalam kesesakan/desakan-desakan.
Supaya dapat ditolong Tuhan pada akhirnya, karena
pertolongan yang sesungguhnya hanya datang dari Tuhan sesuai dengan pengalaman
Daud; Aku melayangkan mataku ke
gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari
TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Kefasikan
Saul ini ada kaitannya dengan pengurapan yang diterima oleh Saul...
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu
Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan
atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di
sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas milik-Nya sendiri:
Samuel mengambil buli-buli
berisi minyak, dituangkannyalah ke atas kepala Saul, artinya; pengurapan
Saul ini ditandai dengan daging.
Buli-buli/bejana tanah liat -> daging dengan
tabiat-tabiatnya, berarti rapuh dan mudah hancur. Pendeknya, daging itu lemah
tak berdaya,
Bukti-bukti
pengurapan Saul ditandai dengan daging...
1 Samuel 10: 19-21
(10:19)
Tetapi sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala
malapetaka dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas
kami. Maka sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan
menurut kaummu."
(10:20) Lalu
Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21)
Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum
keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum
keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin
Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan.
Saul menjadi raja atas Israel, atas kehendak bangsa
Israel, bukan kehendak Tuhan, inilah pengurapan yang ditandai dengan daging.
Kalau melayani karena kehendak sendiri, yaitu karena
ada sesuatu kepentingan di dalamnya, itu yang disebut pengurapan yang ditandai
dengan daging.
Barangkali awal kita melayani sama seperti yang dialami
oleh Saul tetapi seiring dengan pembukaan rahasia firman bertambah, maka
pengertian kita juga semakin bertambah, pengetahuan kita tentang Anak Allah
juga semakin bertambah, sehingga sekarang kita melayani Tuhan bukan karena
kepentingan diri sendiri.
1 Samuel 10: 22
(10:22)
Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke
mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara
barang-barang."
Samuel bertanya kepada Tuhan: “Apa orang itu juga datang ke mari?”
Pertanyaan ini diajukan kepada Tuhan karena Samuel
tidak melihat Saul pada saat Saul terpilih menjadi raja. Lalu jawab Tuhan: “Sesungguhnya ia bersembunyi di antara
barang-barang.”
Bersembunyi di antara barang-barang menunjukkan bahwa
Saul tidak percaya diri = minder.
Yosua mengangkat orang-orang untuk memikul tabut
perjanjian, itu sama tingginya. Jadi tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada
yang lebih rendah. Tidak ada yang menonjol, tidak ada yang minder/rendah diri.
Jadi harus sama tinggi dalam memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan,
dalam melayani Tuhan.
Kesimpulannya, di dalam kebersamaan itu tidak boleh terlihat
penonjolan, kemudian di dalam kebersamaan itu tidak ada rasa rendah diri atau
minder.
Minder itu dosa. Mengapa seseorang menjadi minder?
Karena dia tidak punya, sehingga dia tidak percaya diri. Itu dosa. Tuhan tidak
suka yang seperti itu.
Bersembunyi di antara barang-barang, arti rohaninya untuk
kita sekarang adalah Saul hanya percaya diri kalau ada perkara-perkara lahiriah
bersama dengan dia. Berarti, minder adalah pengurapan yang ditandai dengan
daging.
Sekarang kita akan melihat, sebagai perbandingan ...
Keluaran 19: 4-6
(19:4) Kamu
sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku
telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
(19:5) Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah
semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Bangsa
Israel menjadi suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi Allah, ->
kepada orang-orang pilihan atau orang-orang yang melayani Tuhan, menjadi harta
kesayangan dan milik kepunyaan Allah.
Disini kita melihat, bahwa sesungguhnya Tuhan mendukung
bangsa Israel di atas sayap rajawali, artinya: Tuhan mendukung sepenuhnya orang
yang melayani Tuhan, sehingga ia memiliki kekuatan bahkan keberanian untuk
percaya diri di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan.
Pelayan Tuhan tidak perlu minder, karena dukungan yang
kuat datang dari Tuhan. Berarti, kalau minder itu adalah pengurapan atau pelayanan
yang ditandai dengan daging.
Banyak pelajaran yang sudah kita terima, kiranya jangan
berlalu begitu saja. Tadi malam kita juga sudah diperlengkapi yaitu; melayani
harus tetap menjadi kecil, bagian dari manusia lain.
Dahulu saya juga pernah minder, tetapi pada akhirnya Tuhan
tolong oleh karena kemurahan-Nya. Dahulu ketika melayani, tiga orang anak
Sekolah Minggu (sewaktu pengerja), suka grogi dan gemetar, sehingga Alkitab di
tangan saya hampir jatuh karena kurang percaya diri.
Kita kembali memperhatikan SAUL setelah terpilih lewat
undian.
1 Samuel 10: 23-24
(10:23)
Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di
tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih
tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
(10:24) Dan
Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang
dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara
seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian:
"Hidup raja!"
Dari bahu ke atas lebih tinggi dari setiap orang
sebangsanya. Bahu -> kekuatan dan kemampuan.
Inilah kelebihan dari pada Saul, sehingga ia terpilih
menjadi raja atas Israel.
Bahasa bahu, kalau dikaitkan dengan orang yang bekerja
bersama-sama (gotong royong) disebutlah
itu bahu membahu, berarti bekerja dengan kekuatan.
Dari bahu ke atas dia lebih tinggi. Itu yang dikagumi
oleh bangsa Israel.
Lebih jauh tentang BAHU.
1 Samuel 9: 19-20
(9:19) Jawab
Samuel kepada Saul, katanya: "Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku
ke bukit. Hari ini kamu makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku
membiarkan engkau pergi dan aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu
yang ada dalam hatimu.
(9:20)
Adapun keledai-keledaimu, yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang,
janganlah engkau kuatir, sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki
segala yang diingini orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh
kaum keluargamu?"
Apa yang diingini oleh bangsa Israel ada di dalam diri
Saul dan ada di dalam seluruh kaum keluarga Saul.
1 Samuel 9: 1-2
(9:1) Ada
seorang dari daerah Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat,
bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada.
(9:2) Orang
ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya;
tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari
bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
Keberadaan Saul yang diingini oleh bangsa Israel ada
tiga, yaitu;
1. Seorang yang
berada/kaya.
2. Saul lebih
elok dari orang lain.
3. Dari bahu ke
atas lebih tinggi dari setiap orang sebangsanya
Inilah yang diingini oleh bangsa Israel dari diri Saul
dan dari keluarga Saul.
Jadi sudah jelas, ini juga merupakan pengurapan yang
ditandai dengan daging.
Kesimpulannya; bangsa Israel memandang harta, rupa dan kekuatan.
Kalau melayani karena harta, karena rupa, dan
karena kekuatan, berarti ada kepentingan.
Bagaimana dengan pelayanan kita?
Galatia 2: 6-8
(2:6) Dan
mengenai mereka yang dianggap terpandang itu -- bagaimana kedudukan mereka
dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka --
bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang
lain kepadaku.
(2:7) Tetapi
sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan
pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus
untuk orang-orang bersunat
(2:8) --
karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi
orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk
orang-orang yang tidak bersunat.
Rasul Paulus tidak memandang muka dalam pelayanannya
kepada Tuhan, sehingga Tuhan memberi
kekuatan kepada dia untuk melayani orang-ornag yang tak bersunat (bangsa
kafir).
Andaikata Rasul Paulus memandang muka dalam
pelayannnya, maka bangsa kafir, termasuk kita, tidak akan tertolong. Kita patut
bersyukur kepada Tuhan karena pemakaian Tuhan terhadap Rasul Paulus.
Yakobus 2: 1
(2:1)
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita
yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
Janganlah iman itu diamalkan dengan memandang muka,
atau melayani Tuhan yang mulia, dengan memandang muka.
Dalam hal ini saya selalu belajar untuk bersyukur,
sebab saya tahu ada persembahannya yang lebih banyak, juga ada perpuluhan yang
banyak, ada perpuluhan yang lebih kecil, bahkan ada yang tidak mampu
mempersembahkan korban, tetapi saya belajar untuk mengasihi Tuhan yang satu
dengan cara yang sama, tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain. Saya kira
saudara bisa melihat itu. Ini yang harus kita syukuri juga.
Yakobus 2: 2-4
(2:2) Sebab,
jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan
pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian
buruk,
(2:3) dan
kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya:
"Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang
yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau:
"Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
(2:4)
bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai
hakim dengan pikiran yang jahat?
Menghormati orang kaya, yaitu orang yang memakai cincin
dan pakaian yang indah-indah dengan memberi tempat yang terhormat, sedangkan
yang miskin di bawah tumpuan kakinya. Bararti mengamalkan iman karena memandang
muka atau melayani karena memandang muka.
Orang yang melayani karena memandang muka adalah orang
yang membuat pembedaan di dalam hatinya atau menjadi hakim dengan pikiran yang
jahat, inilah yang disebut hakim yang jahat.
Yakobus 2: 5
(2:5)
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih
orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman
dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa
yang mengasihi Dia?
Justru sebaliknya Tuhan memilih orang-orang yang
dianggap miskin oleh dunia ini, untuk menjadi kaya dalam iman sampai akhirnya
menjadi ahli waris kerajaan yang dijanjikan.
2 Korintus 8: 9
(8:9) Karena
kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh
karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi
kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Dia kaya namun rela menjadi miskin, supaya manusia yang
miskin menjadi kaya di dalam Dia.
Model hamba Tuhan yang seperti ini pantas untuk diutus
di atas muka bumi ini.
Kiranya kita salah satu dari hamba-hamba Tuhan yang
diutus di atas muka bumi ini.
2 Korintus 8: 6-7
(8:6) Sebab
itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan
pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.
(8:7) Maka
sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman,
dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu
kaya dalam pelayanan kasih ini.
Jadi, oleh karena kemiskinan-Nya, maka sekarang kita
kaya dalam segala sesuatu, yaitu kaya dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, kaya dalam kasih (membantu hamba Tuhan), teramat lebih gembala sidang,
kemudian kaya dalam pelayanan kasih,
oleh karena kemiskinan-Nya.
Dahulu kita tidak berani untuk berkorban atau berbagi
dari harta, dari uang yang kita miliki kepada orang lain, namun setelah kita
kaya dalam pengetahuan, pengertian tentang kebenaran, kita berani berbagi,
karena kalau kita berbagi kepada orang yang miskin, di dalam Tuhan itu sama
dengan memiutangi Tuhan. Jadi Tuhan yang kita buat berhutang, maka Tuhan
jugalah yang membalaskannya. Berbagi kepada orang miskin = memiutangi Tuhan,
sesuai dengan kitab Amsal.
Kalau kita hanya mendapatkan balasan sesuai dengan apa
yang kita bagi, itu adalah pengertian dunia. Terlalu susah menurut saya. Tetapi
kalau kita berbagi kepada orang yang miskin di dalam Tuhan = memiutangi Tuhan,
berarti Tuhan akan membalaskan berlipat kali ganda, lebih dari pada apa yang kita
perbuat.
Kalau dalam hukum Taurat hanya satu kali lipat; sebab berbuat
baik hanya kepada orang yang berbuat baik, mengasihi orang yang mengasihi, itu
satu kali lipat. Tetapi di dalam kasih yang sempurna (kemurahan): mendapat
balasan sebagai upah berkali-kali lipat.
Kalau kita mendapatkan berkali-kali lipat, berarti kita
menjadi kaya. Setelah kita melihat pelayanan yang benar, berarti Saul tidak
memenuhi standart untuk menjadi seorang raja, dengan kata lain pengurapannya
ditandai dengan daging. Memandang harta, rupa, kekuatan; tidak layak untuk
melayani Tuhan.
Sekarang kita melihat dari sisi RASUL PAULUS, dimana ia
rela menjadi miskin, sama halnya seperti yang dikerjakan oleh Yesus Kristus
ketika Ia diutus ke bumi.
1 Korintus 1: 4-7
(1:4) Aku
senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah
yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
(1:5) Sebab
di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam
perkataan dan segala macam pengetahuan,
(1:6) sesuai
dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.
(1:7)
Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu
menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.
Jemaat di Korintus menjadi kaya dalam segala sesuatu
karena Rasul Paulus rela menjadi miskin
bagi jemaat di Korintus.
Kekayaan yang dialami, yang dirasakan oleh jemaat di
Korintus, antara lain; kaya dalam segala
macam perkataan, kaya dalam segala
macam pengetahuan. Kemudian, oleh karena kekayaan itu; tidak kekurangan
dalam suatu karunia, berarti betul-betul diperlengkapi dengan karunia-karunia
Roh Kudus dalam menantikan penyataan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Menantikan penyataan Tuhan Yesus kepada mereka, yaitu: pembukaan
rahasia firman Allah.
Jadi kalau kita kaya atau diperlengkapi dengan kekayaan
sorgawi, oleh karunia-karunia Roh Kudus, justru pada saat itu, Tuhan banyak
memberi pernyataan-pernyataan. Ini keuntungan bagi orang yang melayani, orang
yang diperlengkapi dengan karunia Roh Kudus, senantiasa mendapatkan
penyataan-penyataan yang hebat dari Tuhan.
seandainya saya dan saudara tidak berada dalam
pelayanan (tidak melayani), tidak mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus
dengan baik, maka kita tidak akan mendapatkan penyataan-penyataan Allah yang
luar biasa. Tetapi oleh karena kekayaan itu, semua dinyatakan sampai kepada isi
hati Tuhan yang paling dalam sekalipun, kita dapat memahaminya. Ini adalah hal
yang luar biasa.
1 Korintus 4: 8-13
(4:8) Kamu
telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah,
alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga
kami pun turut menjadi raja dengan kamu.
(4:9) Sebab,
menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang
paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab
kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi
manusia.
(4:10) Kami
bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi
kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
(4:11)
Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
(4:12) kami
melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati;
kalau kami dianiaya, kami sabar;
(4:13) kalau
kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan
sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
Sekali lagi saya tandaskan; Rasul Paulus rela menjadi
miskin di tengah pelayanannya kepada Tuhan, sehingga jemaat di Korintus menjadi
kaya oleh karena pelayanan Rasul Paulus.
Dalam pelayanannya, disebut di sini;(1) tempat yang
paling rendah, seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, (2) menjadi
tontonan bagi dunia, bagi malaikat dan bagi manusia, (3) kemudian yang ketiga;
kami bodoh oleh karena Kristus, namun oleh karena kebodohan itu, jemaat di
Korintus menjadi arif dalam Kristus, (4) yang keempat; kami lemah, tetapi oleh
karena kelemahannya, jemaat di Korintus menjadi kuat, mulia, (5) kemudian rela
menjadi hina, jemaat di Korintus menjadi mulia. Pendeknya, Rasul Paulus rela menjadi miskin.
Keadaan Rasul Paulus saat rela miskin: mereka lapar, haus, telanjang, dipukuli dan hidup mengembara.
Inilah pelayanan tanpa memandang muka, tanpa memandang
harta, tanpa memandang kelebihan atau kekuatan. Orang lain diperkaya, apabila
seorang pelayan Tuhan rela menjadi miskin.
Akibat
pengurapan ditandai dengan daging.
1 Samuel 8: 18
(8:17) Dari
kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi
budaknya.
(8:18) Pada
waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN
tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."
Bangsa Israel menderita oleh karena kefasikan Saul,
tetapi sekalipun mereka berteriak karena kefasikan Saul, Tuhan tetap tidak akan
menjawab bangsa Israel.
Ini akibat pengurapan yang ditandai dengan daging,
sehingga bangsa Israel yang dirugikan.
Seorang hamba Tuhan (yang ditetapkan menjadi gembala),
kalau pengurapannya ditandai dengan daging, yang dirugikan adalah sidang
jemaat.
Perhatikan; oleh karena kefasikan Saul, bangsa Israel
akan menderita, oleh karena penderitaan itu mereka berteriak minta tolong
kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan menjawab mereka, karena mereka yang
meminta Saul menjadi raja.
Maka sebetulnya kalau mau melayani Tuhan harus berpikir
panjang, tidak boleh berpikir pendek, tidak boleh pakai perasaan. Pikirkan
orang lain, jangan hanya memikirkan kesenangan sendiri.
Kiranya dapat dipahami dengan baik.
Tidak berhenti sampai di situ ...
1 Samuel 22: 18-19
(22:18) Lalu
berkatalah raja kepada Doëg: "Majulah engkau dan paranglah para imam
itu." Maka majulah Doëg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia
membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari
kain lenan.
(22:19) Juga
penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun
perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba
dibunuhnya dengan mata pedang.
Saul membunuh 85 orang imam yang memakai baju Efod yang ada di Nob,
juga Saul membunuh kota imam itu dengan mata pedang, laki-laki maupun
perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba
dibunuhnya dengan mata pedang.
Akhirnya kota Nob menjadi sunyi sepi, tidak ada ibadah,
tidak ada pelayanan. Tidak ada imam, tidak ada yang beribadah, tidak ada yang
membawa korban dan persembahan karena binatangnya juga dihabisi. Ini kejahatan
yang luar biasa.
- Imam dibinasakan, berarti; tidak ada
yang membawa korban dan persembahan, sebab tugas imam: membawa korban dan
persembahan.
- Rakyat dihabisi, berarti; tidak ada
lagi orang yang beribadah.
- Juga binatangnya dihabisi, berarti tidak ada
korban dan persembahan.
Bandingkan dengan PENGURAPAN DAUD.
1 Samuel 13: 14
(13:14)
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya,
karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Tuhan menunjuk Daud menjadi raja atas Israel karena
Daud berkenan di hati Tuhan.
Biarlah kiranya oleh karena sikap dan hidup kita
berkenan di hati Tuhan, layak untuk menjadi raja, layak untuk melayani Tuhan.
Berkenan di sini, kita lihat 1 Samuel 16: 1, 11-13
(16:1)
Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita
karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung
tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang
Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja
bagi-Ku."
(16:11) Lalu
Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya:
"Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing
domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita
tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
(16:12)
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan
parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab
inilah dia."
(16:13)
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di
tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh
TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak dan
mengurapi Daud di tengah-tengah saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya (berarti kekal),
berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Roh Tuhan tidak pernah undur dari Daud, berbanding
terbalik dengan Saul.
Saya mau lanjutkan dengan ciri-ciri orang yang diurapi,
tetapi waktu kita hanya sampai di sini. Kita akan lanjut di waktu yang akan
datang. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment