IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 25 JANUARI 2017
“KITAB KOLOSE”
(SERI 105)
Subtema: ORANG FASIK MEMUJI-MUJI KEINGINAN HATINYA.
Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan
hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan terlebih dahulu
kita memperhatikan firman Tuhan yang membawa kita rendah di bawah kaki Tuhan.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di
Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga
kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan
pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada;
- Bangsa kafir
= orang-orang yang tidak bersunat.
- Orang fasik
dengan segala kefasikan mereka.
Kemudian, yang dahulu hidup jauh dari Allah; memusuhi Allah
dalam hati dan pikiran mereka, dan itu nyata dari setiap perbuatan mereka.
Pendeknya; setiap orang yang berbuat jahat, menunjukkan
bahwa dia masih hidup jauh dari Allah sekalipun mereka berada di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan.
Itu harus dimengerti, itu harus dipahami dengan baik.
Efesus 2: 1
(2:1) Kamu
dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan
pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Kita tentu masih mengingat masa lalu kita, teramat
lebih sebelum kita tergembala dengan baik, sebelum kita terpanggil dan melayani
Tuhan, banyak pelanggaran, banyak dosa, banyak perbuatan sia-sia yang tidak
menyenangkan Tuhan.
Tetapi sekarang kita berada di dalam kandang
penggembalaan ini dan tergembala dengan baik, digembalakan dalam tiga macam
ibadah pokok, dan itu adalah kemurahan Tuhan, berada dalam terang-Nya yang
ajaib. Kalau kita berada dalam terang-Nya yang ajaib, biarlah kita menjadi
terang seperti kota yang berada di atas gunung, tidak ada lagi yang
disembunyikan, transparan, luar dalam sama.
Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu
hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka.
(2:3)
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup
di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang
jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain.
Penyebab-penyebab terjadinya dosa/terjadinya pelanggaran, yaitu:
1.
“Mengikuti jalan dunia ini”, menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai
arus atau daya tarik atau magnet yang kuat untuk mempengaruhi hidup rohani
anak-anak Tuhan.
2.
“Mentaati penguasa kerajaan angkasa.”
Pertanyaannya;
Siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa?
Yaitu
orang-orang yang dikuasai roh pendurhakaan.
Mendurhaka =
memberontak atau berani melawan Allah.
3.
“Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk
diketahui;
-
Hidup menurut keinginan daging;
memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari
Roh, tidak memikirkan perkara di atas/perkara rohani, tidak memikirkan ibadah
pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
-
Hidup menurut keinginan daging
menunjukkan ia masih berada di bawah hukum Taurat
Hukum Taurat,
berarti; mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan
kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Berarti,
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat tidak mengenal belas kasih, masih jauh
dari kasih karunia, karena tidak mengenal pengampunan.
Sedangkan ibadah
Taurat = ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Bukti hidup
jauh dari Allah.
Efesus 2: 11-12
(2:11)
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi
menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang
menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh
tangan manusia, --
(2:12) bahwa
waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti: “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan
Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Keterangan: “TANPA ALLAH DI
DALAM DUNIA.”
Mazmur 10: 2-4
(10:2)
Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak
dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3)
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki
dan menista TUHAN.
(10:4) Kata
orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Tidak ada Allah, itulah seluruh pemikiran orang fasik,
atau tanpa Allah di dalam diri orang fasik.
Tandanya ada dua, yaitu.
a.
Congkak.
Oleh karena kecongkakan orang fasik inilah,
mereka giat memburu orang yang tertindas, menunjukkan bahwa orang fasik tidak
hidup dalam kebenaran dan keadilan. Kalau seseorang tidak hidup dalam kebenaran
dan keadilan, maka orang yang sarat dengan kelemahan tetap tertindas, air mata
tidak bisa dibendung.
Itu harus dipahami dengan baik, oleh sebab
itu, kita harus memperhatikan orang-orang di sekitar kita, bahkan kalau bisa,
kita tolong orang lain.
b.
Memuji-muji
keinginan hatinya.
Sekarang kita akan melihat tentang: MEMUJI-MUJI
KEINGINAN HATINYA.
Kalau sibuk memuji-muji keinginan hatinya, maka tidak
ada waktu bagi dia untuk memuji-muji keinginan hati Tuhan, selain menista dan
mengutuki hati Tuhan (Mazmur 10: 3).
Kita lihat peristiwa seperti ini dalam injil Matius 23 ...
Matius 23: 4-7
(23:4)
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang,
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6)
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di
rumah ibadat;
(23:7)
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi sibuk memuji-muji keinginan hati mereka dengan
tiga cara, yaitu:
Cara pertama.
a. “Mereka memakai tali sembahyang yang lebar.”
Cara ini menunjukkan bahwa mereka mengasihi
Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan kekuatan mereka.
b. “Memakai jumbai yang panjang” (dengan
benang ungu kebiru-biruan).
Cara ini menunjukkan bahwa mereka melakukan
firman Allah.
Saudaraku, jumbai itu ada pada ujung jubah,
tetapi di sini kita perhatikan, jumbai itu sangat panjang sekali, itu
menunjukkan bahwa mereka melakukan firman Tuhan di tengah-tengah ibadah
pelayanan.
Tetapi dalam ayat
5 kita perhatikan, pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya
dilihat orang lain.
Berarti, mereka betul-betul sibuk memuji-muji keinginan
hatinya, tidak sibuk memuji-muji keinginan hati Tuhan, mereka sibuk dengan tali
sembahyang yang lebar dan sibuk dengan jumbai yang panjang pada ujung jubah,
tujuannya supaya orang lain melihat mereka.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi sibuk memuji-muji keinginan hati mereka dengan
tiga cara yaitu:
Cara kedua.
a. Suka duduk
di tempat terhormat dalam perjamuan.
b. Duduk di
tempat yang terdepan di rumah ibadat.
Pendeknya; ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
mengambil tempat yang terhormat dalam perjamuan makan dan di rumah ibadat.
Lukas 14: 7-9
(14:7)
Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat
kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
(14:8)
"Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di
tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih
terhormat dari padamu,
(14:9)
supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata
kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus
pergi duduk di tempat yang paling rendah.
Berusaha duduk di tempat yang terhormat menunjukkan bahwa
ia berada di tempat yang rendah dan memalukan.
Saudaraku, barangsiapa merendahkan diri, akan
ditinggikan oleh Tuhan, tetapi barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan itu sangat memalukan sekali.
"Kalau
seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat
kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih
terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan
datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau
dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah”... Lukas 14:10-11.
Perlu untuk diketahui juga; kesombongan mendahului
kejatuhan (dalam berbagai-bagai dosa) dan kehancuran seseorang.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi sibuk memuji-muji keinginan hati mereka dengan
tiga cara yaitu:
Cara ketiga.
a.
“Suka
menerima penghormatan di pasar.”
Sebaliknya di hadapan Tuhan tidak mendapat
penghormatan bahkan tidak dikenan oleh Tuhan.
Pasar = tempat jual beli atau yang disebut
dengan sarang penyamun. Tidak ada orang yang jujur di pasar, tidak ada yang
beres di pasar. Dan pasar itu identik dengan lumpur dosa (sarangnya penyamun). Sedangkan
lumpur dosa itu berbau busuk.
Jadi, sekalipun, suka menerima penghormatan
di pasar sebaliknya di hadapan Tuhan tidak mendapat penghormatan dan tidak
dikenan oleh Tuhan, sesungguhnya begitu.
b.
“Suka
dipanggil rabi.”
Menunjukkan ia menyamakan dirinya dengan
Tuhan. Rabi, artinya; Tuhan, Dialah Bapa satu-satunya, tidak ada yang lain.
Tetapi kamu,
janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah
saudara.
Dan janganlah kamu
menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang
di sorga...Matius 23:8-9.
Matius 23: 4
(23:4)
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak mau menyentuh
atau tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, persamaannya adalah tidak mau
memikul salib.
Pendeknya; dasar mereka melayani bukan karena salib
Kristus, bukan karena korban Kristus, melainkan hanya untuk dilihat/pamer atau
hanya untuk unjuk kebolehan, inilah yang disebut ibadah lahiriah, yang
ujung-ujungnya hanya menyukakan atau hanya memuji-muji keinginan hatinya, bukan
untuk memuji-muji keinginan hati Tuhan, sebaliknya mereka mengutuki dan menista
Tuhan.
Sekarang, saya mau bertanya, silahkan jawab sendiri di dalam
hati masing-masing; apa tujuan kita menjalankan ibadah, apa dasar kita untuk
melayani Tuhan? Apakah untuk unjuk kebolehan, pamer, dan sebagainya? Orang seperti ini tidak akan pernah terbeban
dengan pekerjaan Tuhan, tidak akan pernah mengerti pekerjaan Tuhan, justru
menjadi beban bahkan menjadi batu sandungan.
Matius 23: 2
(23:2)
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
“Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa,” artinya;
menjalankan ibadah dan pelayanan secara Taurat. Ibadah dan pelayanannya
dijalankan secara lahiriah saja. Ibadah Taurat = ibadah lahiriah.
Yohanes 1: 17
(1:17) sebab
hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus.
“Sebab hukum
Taurat diberikan oleh Musa.” Ibadah Taurat adalah ibadah yang
dijalankan secara lahiriah.
Misalnya; mulut memuji dan memuliakan Tuhan tetapi
hatinya jauh dari Tuhan, jauh merantau kemana-mana, itulah ibadah lahiriah.
Jadi, Musalah yang memberikan Taurat, bukan Yesus.
2 Korintus 3: 7
(3:7)
Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu.
Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun
pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel
tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang
demikian
Hukum-hukum yang tertulis atau terukir pada loh-loh
batu -> pelayanan tubuh atau menjalankan ibadah pelayanan hanya secara
lahiriah saja.
Huruf itu mematikan, Roh yang menghidupkan. Inilah yang
disebut pelayanan tubuh. Firman Allah tidak mendarah daging, tidak dimeteraikan
oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, tidak ditukik di dalam hati. Inilah
yang disebut dengan pelayanan tubuh.
Mencucurkan air mata, tanpa mengalami keubahan dalam
hidup, itu disebut dengan pelayanan tubuh, sebab firman itu tidak mendarah
daging. Orang yang menjalankan ibadah Taurat, tidak akan menjadi pelaku firman.
Biar berulang kali meneteskan air mata (menangis),
tetapi kalau tidak mengalami keubahan, itulah contoh pelayanan tubuh. Dan itu
bukan kasih karunia, tetapi membuat dirinya susah sendiri.
Kita menjalankan ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok, kita harus berjuang untuk itu baik tenaga, waktu, pikiran dan uang,
namun kalau kita menjalankan ibadah secara lahiriah, seperti huruf-huruf
sepuluh hukum Allah yang tertulis dalam dua loh batu, berarti tidak ada
keubahan hidup.
Bukankah itu menyusahkan diri saja dan merugikan diri
sendiri?
Huruf itu mati, Roh yang menghidupkan. Biarlah firman
Allah itu dimeteraikan, ditulis oleh Roh dalam loh-loh daging, ditukik dalam
hati kita masing-masing. Kalau tidak, itulah yang disebut pelayanan tubuh,
menjalankan ibadahnya secara lahiriah, tidak mengandung janji dan kuasa,
sia-sialah segala sesuatu yang dikorbankan.
2 Korintus 3: 13
(3:13) tidak
seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan
melihat hilangnya cahaya yang sementara itu.
Pelayanan tubuh/ibadah yang dijalankan secara lahiriah
atau Taurat, bersifat sementara, tidak kekal, tidak mengandung janji dan kuasa
baik untuk masa sekarang, baik untuk yang akan datang. Bersifat sementara saja.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14)
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung
itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu
tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15)
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada
selubung yang menutupi hati mereka.
Tanda seseorang menjalankan pelayanan tubuh/ibadah
lahiriah: “selubung itu masih tetap
menyelubungi mereka” = dosa masih ditutup-tutupi, dosa yang disembunyikan
belum diakui di hadapan Tuhan. Itulah ibadah lahiriah, ibadah yang dijalankan
secara Taurat.
Saya berharap, malam ini, kita semua, setelah mendengar
firman, kita akan merendahkan diri sejenak di bawah kaki salib untuk sujud
menyembah, minta kekuatan dari Tuhan untuk kita datang mengakui segala
kekurangan kita. Kalau tidak ada pengakuan, maka kita sedang menjalankan ibadah
Taurat, ibadah lahiriah, pelayanan tubuh, bukan pelayanan Roh.
Jangan seperti ahli Taurat dan orang Farisi yang duduk
di kursi Musa, tetapi tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, hanya untuk
dilihat, unjuk kebolehan itu adalah perbuatan sia-sia.
Apa artinya kita memakai tali sembahyang lebar-lebar tetap
tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama dan jumbai yang panjang-panjang, tetap
tidak melakukan firman.
Tujuan orang
fasik memuji keinginan hatinya.
Mazmur 10: 3
(10:3)
Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki
dan menista TUHAN.
Kalimat: “Orang
yang loba mengutuki dan menista
TUHAN.”
Pendeknya, mereka menjalankan ibadahnya bertujuan hanya untuk mencari uang saja. Inilah
yang disebut loba atau serakah atau tamak atau cinta akan uang.
Kalau seseorang cinta akan uang, maka di hatinya tidak
akan cinta Tuhan.
Lukas 16: 10
(16:10)
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Perlu untuk diketahui;
- Barangsiapa
setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara besar.
- Barangsiapa
tidak benar dalam perkara kecil, ia tidak benar dalam perkara besar.
Maka, jangan diabaikan perkara kecil.
Lukas 16: 13
(16:13)
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada
yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon."
Seorang hamba Tuhan tidak dapat mengabdi kepada dua
tuan, berarti tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon (uang).
Kalau kita hamba Tuhan, layani Tuhan. Kalau kita sudah
diangkat sebagai imamat rajani, layani Tuhan. Kita tidak mungkin bisa mengabdi
kepada dua tuan (kepada Allah dan kepada uang).
Lukas 16: 14
(16:14)
Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka
mencemoohkan Dia.
Ahli-ahli Taurat mencemoohkan Yesus karena ajaran di
atas, tentang “Seorang hamba tidak dapat
mengabdi kepada dua tuan”, (kepada Allah dan Mamon/uang).
Ahli-ahli Taurat adalah hamba-hamba uang, kalau
melayani karena uang sama seperti huruf-huruf yang terukir pada loh-loh batu,
mereka mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, mengerti firman tetapi
tidak mengasihi Tuhan. Sama dengan orang
yang masih terikat dengan uang (cinta uang), tidak menerima ajaran salib, ia
lebih suka dengan firman-firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Lukas 16: 15
(16:15) Lalu
Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi
Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
Tuhan tetap mengetahui orang yang menjalankan ibadah
Taurat atau ibadah lahiriah, seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
mengagumi atau memuji-muji keinginan hatinya dan loba.
Perlu untuk diketahui; apa yang dikagumi manusia,
dibenci oleh Tuhan.
Cinta akan uang loba/tamak/serakah, itu dibenci oleh
Tuhan.
Kagum dengan ijazah, kedudukan, kagum dengan uang, itu
dibenci Tuhan. Jadi mengagumi sesuatu selain Tuhan, itu dibenci Tuhan.
Kalau saudara sukses dalam pekerjaan, puji Tuhan, tetapi
kalau saudara kagumi itu melebihi rasa kagummu kepada Tuhan, itu dibenci oleh Tuhan.
Lukas 16: 16
(16:16)
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak
waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut
memasukinya.
Hukum Taurat dan kitab para nabi itu berlaku hanya
sampai kepada zaman Yohanes Pembaptis.
Selanjutnya, setelah itu, Allah menyatakan diri-Nya
lewat pribadi Yesus Kristus, itulah hukum kasih karunia, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya beroleh kasih karunia (selamat), termasuk bangsa kafir.
Tetapi yang anehnya di sini kita perhatikan adalah
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (orang yang loba, serakah dan tamak,
cinta akan uang) berusaha masuk ke dalam Kerajaan Sorga dengan cara-cara yang
lama, yaitu menjalankan ibadah Taurat. Mereka menjadi keliru karena tidak
mengenal hukum yang kedua, yaitu hukum kaish karunia.
Lukas 16: 17
(16:17)
Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat
batal.
Oleh sebab itu lebih mudah langit dan bumi lenyap dari
pada satu titik dari hukum Taurat
batal.
Titik -> orang yang menjadi kecil dan mau
dikecilkan.
Itu terjadi oleh karena kuasa salib, sebab Yesus datang
bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Maka benar sekali, lebih mudah langit dan bumi lenyap
dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.
Pendeknya, salib Kristus adalah kasih karunia, sehingga
menjadikan kita titik, kecil dan rela dikecilkan, rendah dan direndahkan.
Dan ini dinyatakan oleh Yesus Kristus kepada ahli
Taurat dan orang Farisi supaya mereka jangan menggagahi Kerajaan Sorga dengan
cara-cara yang lama.
Dampak
negatif loba/cinta uang.
1 Timotius 6: 10
(6:10)
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
Akar segala kejahatan adalah cinta uang. Berarti kejahatan tidak akan berhenti kalau seseorang masih cinta akan uang.
Sekalipun pohon ditebang, tetapi kalau akarnya tidak
dicabut, akan tumbuh tunas-tunas, yaitu kejahatan-kejahatan yang lain. Oleh
sebab itu akar dari segala kejahatan betul-betul adalah cinta uang. Kalau akar
ini belum dicabut, maka kejahatan pun tidak akan berhenti.
Mengapa seseorang menjadi kikir, pelit, tidak mampu
berbagi atau mengasihi? Itu karena akarnya belum dicabut, yaitu cinta uang,
loba, tamak, serakah. Itu harus dicabut.
Orang melakukan pekerjaan yang tidak halal atau
pekerjaan ilegal juga karena uang, menempuh jalan pintas, jalan Setan, semuanya
hanya karena uang.
Akibat cinta
uang:
1. “Menyimpang dari iman atau menyimpang dari
kebenaran.”
Iman timbul dari pendengaran, pendengaran
akan firman Kristus. Kemudian, kebenaran karena iman, berarti; tidak lagi
mengandalkan kekuatan. Dibenarkan oleh karena iman, itulah kebenaran iman;
tidak mengandalkan kekuatan.
2.
“Menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Hanya karena cinta uang, seseorang
meninggalkan isterinya, meninggalkan suaminya, meninggalkan anak-anaknya,
meninggalkan keluarganya, ini adalah menyiksa dirinya dalam berbagai-bagai
duka.
Lebih baik, makan tidak makan, tetapi
berkumpul di dalam Tuhan, satu di dalam Tuhan dalam susah maupun senang. Kalau
tidak, hal ini pasti terjadi, menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.
2 Petrus 2: 2-3
(2:2) Banyak
orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
(2:3) Dan karena
serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan
ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu
hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Nabi-nabi palsu melayani Tuhan karena uang, berarti
melayani karena hawa nafsu.
Apa buktinya mereka melayani karena uang? Mereka
mencari untung dengan menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Ditambahkan artinya: menyampaikan satu dua ayat firman
lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua dan
sebagainya.
Jalan
keluarnya.
1 Timotius 6: 6
(6:6) Memang
ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
Ibadah kalau disertai dengan rasa cukup (yang disertai
dengan ucapan syukur); memberi keuntungan yang besar.
1 Timotius 6: 7
(6:7) Sebab
kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa
apa-apa ke luar.
Perlu untuk diketahui; kita datang ke dunia ini tidak
membawa apa-apa dan kembali kepada Tuhan juga tidak membawa apa-apa. Sesuai
dengan pernyataan Ayub, datang dengan telanjang dan kembali kepada Tuhan tidak
membawa apa-apa.
Daging dan darah tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Perkara
lahiriah tidak dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Yang terpenting ...
1 Timotius 6: 8
(6:8) Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Asal ada makanan
dan pakaian, cukuplah.
- Makanan
-> firman Allah sebagai makanan rohani.
- Pakaian
-> kasih untuk menutupi banyak sekali dosa.
Yang terpenting ada makanan, berarti hidup dalam
kebenaran firman. Dan pakaian; tinggal di dalam kasih. Cukuplah.
Apa artinya seseorang memiliki seisi dunia ini tetapi
jauh dari kebenaran dan jauh dari kasih karunia. Asal ada makanan dan pakaian,
cukuplah, itu saja, sehingga ibadah yang disertai dengan rasa cukup akan
memberi kuntungan yang besar.
Cari dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, semuanya
akan ditambahkan.
Saudaraku, hidup lebih berharga dari pada makanan,
tubuh lebih berharga dari pakaian. Burung-burung di udara tidak menabur, tidak
menuai dan tidak mengumpulkan hasil di dalam lumbung, tetapi dipelihara oleh
Tuhan. Carilah Kerajaan Sorga, perkara di atas, semua ditambahkan. Lihat,
burung di udara terlepas dari daya tarik bumi.
Kemudian, bunga bakung di ladang dipelihara dan
dipintal oleh Tuhan, bahkan, lebih semarak, lebih indah dari pakaian Salomo.
Kalau kita ada dalam Tuhan, bekerja melayani Tuhan, akan dipintal, akan
dibentuk sedemikian rupa. Mulut kita menjadi pedang yang tajam untuk memerangi
segala dosa dan menghakimi dosa. Hidup kita menjadi anak panah yang runcing
karena kita sudah dipintal dari sejak rahim ibu. Hidup menjadi lebih berharga
dan indah karena dibentuk dan dipintal dari sejak kandungan, dan mulut dijadikan
pedang tajam menghakimi dosa, senjata perang, dan hidup dijadikan anak panah
yang runcing, siap untuk ditancapkan kepada setiap hati orang yang mengenal
kita, sehingga hati mereka dimenangkan. Biarlah ini kita perhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Jangan selalu memuji-muji keinginan hati seperti ahli
Taurat dan orang Farisi. Kalau kita hamba, biarlah kita melayani Tuhan, apa
yang dikagumi selain Tuhan, itu dibenci. Jangan bermegah.
Asal ada makanan, asal ada pakaian, cukuplah, itulah
yang memberi keuntungan yang besar.
Kita belajar merendahkan diri jangan seperti
kecongkakan orang fasik, supaya kita bisa menolong orang yang di sekitar kita.
Kita mempengaruhi dengan pengaruh yang positif, bukan pengaruh negatif. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment