IBADAH
RAYA MINGGU, 05 FEBRUARI 2017
“WAHYU PASAL
ENAM”
(SERI 9)
Subtema: DIKARUNIAKAN SEBILAH PEDANG YANG BESAR.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan kembali untuk melangsungkan
Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6:
4.
Wahyu 6: 4
(6:4) Dan
majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya
dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga
mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang
yang besar.
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua,
majulah seekor kuda merah padam.
Kuda merah padam -> amarah yang sangat besar dan
yang akan terjadi menimpa dunia ini.
Kemudian, kepada
orang yang menunggangi kuda merah padam dikaruniakan dua hal, yaitu;
I.
DIKARUNIAKAN KUASA UNTUK MENGAMBIL DAMAI SEJAHTERA DI ATAS BUMI
Ini berlangsung tepatnya pada pertengahan tujuh masa,
atau 3,5 tahun yang kedua.
Saya akan tunjukkan ayatnya ...
Daniel 9: 27
(9:27) Raja
itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu
kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban
sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang
membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan
itu."
Pada pertengahan tujuh masa, berarti 3.5 tahun yang
kedua nanti dihentikanlah korban sehari-hari, yaitu: korban sembelihan dan
korban santapan sebagai pendamaian, sehingga damai sejahtera tidak ada lagi di
bumi ini (damai sejahtera diambil dari atas muka bumi ini).
Jadi, kita bersyukur, kita masih mendapatkan kesempatan
untuk mengadakan persekutuan dengan Tuhan, sehingga lewat persekutuan yang
indah ini, kita boleh merasakan korban pendamaian (dosa kita diperdamaikan
kepada Allah di atas kayu salib).
Jadi, 3.5 tahun yang pertama Tuhan bekerja dengan luar
biasa untuk memberkati, untuk menyucikan seluruh kehidupan kita masing-masing,
tetapi setelah 3.5 tahun yang pertama, maka akan terjadilah pertengahan tujuh
masa (3.5 tahun yang kedua), korban pendamaian diambil, sehingga damai tidak
ada lagi di bumi.
Dan kalau dikaitkan dengan kitab Wahyu, itu terjadi
tepatnya pada kitab Wahyu 12.
Kemudian, kepada
orang yang menunggangi kuda merah padam dikaruniakan dua hal, yaitu;
II.
DIKARUNIAKAN SEBILAH PEDANG YANG BESAR.
Kita maju terus, kita akan melihat sebilah pedang yang
besar dan tajam.
Yohanes 12: 47
(12:47) Dan
jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak
menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya.
Perhatikan kalimat berikut ini: “Sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.”
Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkan, dengan kata lain Yesus datang untuk
memperdamaikan dosa dunia.
2 Korintus 5: 18-19
(5:18) Dan
semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada
kami.
(5:19) Sebab
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
Yesus Kristus datang ke dunia untuk memperdamaikan dosa
manusia dengan Allah, berarti menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.
Selanjutnya, ia mempercayakan berita pendamaian itu kepada orang-orang yang
diutus, yaitu hamba-hamba Tuhan dan gembala-gembala yang Tuhan tetapkan.
2 Korintus 5: 20
(5:20) Jadi kami
ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah.
Selanjutnya, berilah
dirimu untuk diperdamaikan dengan Allah.
Jadi, Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi,
melainkan untuk memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib. Allah tidak
hanya berfirman, sebab kalau Allah hanya berfirman, akhirnya masing-masing
orang akan membawa hukumnya, sehingga tidak segan-segan mempersalahkan si A si
B, memperkarakan si A dan si B ke pengadilan. Oleh sebab itu mau tidak mau,
Yesus harus turun ke bumi, datang ke dunia untuk memperdamaikan dosa manusia di
atas kayu salib kepada Allah, pengantara antara Allah dengan manusia,
penyambung/penghubung antara bumi dengan langit (sorga).
Berdamai dengan Allah berarti, menghargai nasihat
firman yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan yang diutus.
Tuhan sudah mempercayakan berita pendamaian kepada orang-orang
yang diutus, yaitu, hamba-hamba Tuhan,
kepada gembala sidang yang ditetapkan oleh Tuhan. Lewat utusan ini kita
menerima nasihat firman, berikanlah dirimu diperdamaikan dengan Allah.
2 Korintus 5: 21
(5:21) Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Tujuan menerima berita pendamaian: supaya di dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang benar dari sorga, dijadikan dosa di atas kayu
salib, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Yohanes 12: 47
(12:47) Dan
jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak
menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya.
Jadi jikalau seseorang mendengar perkataan Yesus tetapi
tidak melakukannya, Ia (Yesus Kristus) tidak menjadi hakimnya.
Lalu siapa yang menjadi hakimnya?
Yohanes 12: 48
(12:48)
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya
pada akhir zaman.
Kalau saat ini kita menolak firman Allah, Yesus tidak
akan menjadi hakimnya, yang menjadi hakimnya adalah firman Allah, dan itu
terjadi pada akhir zaman.
Kita lihat dulu peristiwa itu...
Wahyu 19: 15
(19:15) Dan
dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.
Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur
dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
Di sini kita melihat; keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa,
yaitu orang-orang yang menolak perkataan-Nya, menolak firman Allah.
Hari ini kita menolak firman Allah, Tuhan tidak
langsung hukum dan Tuhan tidak langsung binasakan, masih diberi kesempatan untuk
akhirnya kita diperdamaikan dengan Allah, tetapi kalau terus mempertahankan
kekerasan hati, di akhir zaman nanti yang menjadi hakimnya adalah sebilah
pedang yang tajam, itulah firman Allah sendiri. Ini harus kita perhatikan
dengan sungguh-sungguh, jangan sampai kita menjalankan ibadah namun tetap keras
hati, tidak mau berubah.
Hargailah kesempatan ini sebagai panjang sabarnya
Tuhan.
Wahyu 19: 19-20
(19:19) Dan
aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka
telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan
tentara-Nya.
(19:20) Maka
tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah
mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan
mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah
patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang
menyala-nyala oleh belerang.
Binatang (yang keluar dari dalam laut), raja-raja di
bumi, serta tentara-tentara mereka, nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari
dalam bumi), dan orang-orang yang menerima tanda dari binatang (yang keluar
dari dalam laut), dan yang menyembah patungnya. Inilah DAGING BESAR yang akan
dihakimi oleh sebilah pedang besar dan tajam.
Pedang besar menghakimi daging besar karena daging
besar, kandungan di dalamnya adalah keras hati yang besar. Inilah yang akan
dihakimi oleh sebilah pedang tajam.
Mari kita lihat...
Daging besar
secara terperinci, yaitu;
- Binatang
(yang keluar dari dalam laut) -> antikristus. Anti kepada Kristus, anti
kepada salib-Nya.
Mengapa disebut binatang yang keluar dari
dalam laut? Sebab dia berasal dari lautan dunia ini. Itu hanya kiasan saja.
- Raja-raja di
bumi, serta tentara-tentara mereka -> orang-orang yang sudah melayani.
- Nabi-nabi
palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi), pekerjaannya; menyesatkan banyak
orang.
- Orang-orang
yang disesatkan, yaitu;
a. Orang-orang
yang menerima tanda/cap meterai dari antikris 666 di dahi atau di tangan kanan,
sehingga dengan cap ini nanti mereka bebas menjual dan membeli, tetapi orang
yang tidak memiliki cap tidak diperbolehkan untuk menjual dan membeli. Jadi roh
antikris itu roh jual beli.
b. Menyembah
patung binatang itu = menyembah berhala, yaitu uang atau Mamon.
Kalau tidak dari
sekarang kita terlepas dari Mamon atau ikatan akan uang, ini beresiko tinggi.
Maka kita patut bersyukur kepada Tuhan, kalau ada kesempatan bagi kita untuk
mempersembahkan korban, apa yang bisa kita persembahkan, itu kemurahan.
Kesempatan yang seperti itu jangan pernah dilewatkan, itu adalah kemurahan
Tuhan. Memang sepertinya tidak masuk akal, tetapi itu adalah kemurahan Tuhan.
Kesimpulannya; kedua binatang tersebut dan
pengikut-pengikutnya akan dihakimi oleh sebilah pedang tajam dan besar.
Jadi, kalau hari ini masih tetap mempertahankan
kekerasan hati menolak firman, bukan berarti firman Allah itu tidak berkuasa
untuk menghakimi, tetapi Tuhan masih memberi kesempatan, nantipenghakiman dari pedang yang besar akan terjadi diakhir-akhir zaman.
Wahyu 19: 17-18
(19:17) Lalu
aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan
suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya:
"Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah,
perjamuan yang besar,
(19:18)
supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua
pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua
orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
Suatu kali akan terjadi pesta burung-burung, dimana
daging besar telah ditunggangi oleh roh najis.
Persamaannya; daging besar masuk dalam perjamuan kawin
mengawinkan, yang disebut juga pesta seks bebas. Ini adalah suatu kumpulan
besar yang disebut juga tubuh Babel.
Jadi mereka yang masuk dalam kumpulan besar ini adalah
tandingan dari perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah.
Pesta burung-burung ini pesta besar, bukan pesta
kecil-kecilan. Daging-daging akan menikmati pesta pora, makan minum dan kawin
mengawinkan.
Kumpulan besar ini disebut juga tubuh Babel, tempat roh
jahat dan roh najis bersembunyi, dan ini tandingan dari pesta kawin Anak Domba
Allah (Wahyu 19: 6-9).
Pendeknya; orang yang menolak berita pendamaian akan
dikumpulkan dalam pesta daging, pesta pora, makan minum dan kawin mengawinkan.
Jadi, ada dua pesta besar akan terjadi sekaligus
bersamaan, yaitu;
1. Pesta rohani atau perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah = pesta rohani yang
besar .. Wahyu 19: 7-9.
2. Pesta dari
daging, juga ini pesta besar dari roh-roh jahat dan roh-roh najis... Wahyu 19: 17-21.
Namun kita tidak mungkin berada di dua tempat dengan
waktu yang sama.
Jadi, saya menghimbau, pilihlah salah satu; berada di
dalam pesta rohani atau berada di dalam pesta daging?
Sebab tidak mungkin kita berada sekaligus di dua tempat
yang berbeda.
Ini himbauan saya sebagai gembala yang ditetapkan oleh Tuhan,
sebagai bukti tanggung jawab saya kepada Tuhan terhadap sidang jemaat. Sekali lagi saya himbau; pilihlah
salah satu, berada di dalam pesta daging atau pesta rohani?
Tidak ada di sini dan di sana, tetapi pilih salah satu.
Dalam satu kesempatan beribadah dan melayani, dalam satu kesempatan menikmati
dosa kenajisan, itu tidak bisa, karena kedua-duanya bersamaan, berjalan dengan
waktu yang sama. Pilihlah salah satu.
Kita suatu himpunan di dalam Tuhan, kita menikmati
perjamuan malam. Kita boleh duduk makan untuk menikmati hidangan, oleh sebab
itu perhatikan apa yang sudah Tuhan hidangkan dalam kesempatan tiga macam
ibadah pokok termasuk Ibadah Raya Minggu malam ini, dengar, jangan tolak, nanti
yang menjadi hakimnya adalah firman itu sendiri.
Dia menjadi korban sembelihan, lembu-lembu sudah
dihidangkan sebagai korban pendamaian, perhatikan baik-baik.
Tadi ada dua pilihan, kalau kita memilih PESTA ROHANI, mari
kita baca ...
Wahyu 19: 7-9
(19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang
benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan malam
pesta kawin Anak Domba Allah.
Kita sudah memulainya dari sejak sekarang lewat
perhimpunan ini, kita berada dalam perjamuan, Tuhan sudah menyediakan hidangan,
tinggal kita nikmati, jangan ditolak.
Kita lihat; PERJAMUAN MALAM.
Matius 26: 26-28
(26:26) Dan
ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat,
memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata:
"Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
(26:27)
Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
(26:28)
Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang
untuk pengampunan dosa.
Dalam perjamuan malam sebelum Yesus ditangkap untuk
disalibkan, bersama-sama dengan murid-murid, mereka makan tubuh Yesus dan minum
darah Yesus.
- Makan roti
yang dipecah-pecahkan = makan tubuh Yesus.
- Minum dari
cawan = minum darah Yesus.
Sebab tubuh Yesus adalah benar-benar makanan, darah
Yesus adalah benar-benar minuman.
Kita bersyukur punya Tuhan Yesus, kalau hanya hukum dua
loh batu (Allah berfirman), tanpa praktek salib, habislah/binasalah manusia.
Siapa yang memperdamaikan dosa kita kepada Allah, sementara masing-masing
merasa diri hebat, lebih pintar, lebih benar, lebih suci, sehingga saling
menuduh, saling mempersalahkan dan saling membela diri.
Itulah fenomena yang sedang terjadi, karena mereka
tidak memiliki Tuhan Yesus. Kalau memiliki Tuhan Yesus; berarti pikul salibnya.
Memikul berarti sama dengan menerima berita pendamaian, menikmati tubuh dan
darah Yesus.
1 Korintus 11: 23-25
(11:23)
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu
bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
(11:24) dan
sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
"Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku!"
(11:25)
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap
kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
Kita menjadi suatu himpunan untuk menikmati tubuh dan
darah Yesus Kristus.
Kalau kita dengan segala kerendahan hati ada di dalam
perhimpunan ini, menikmati korban Kristus, makan roti yang dipecah-pecahkan
yang adalah tubuh Yesus dan minum dari cawan, itulah darah Yesus, berarti
memberi diri untuk diperdamaikan.
Jadi, kebenaran yang diterima dari Tuhan oleh Rasul
Paulus, itu dilanjutkan kepada sidang jemaat di Korintus.
Maka saya pun sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima
jabatan gembala, itu harus saya teruskan, sehingga lewat himpunan ini,
persekutuan ini, kita boleh menikmati korban Kristus, tubuh dan darah-Nya,
supaya kita diperdamaikan dengan Allah.
Kita berdamai dengan Allah karena korban Yesus Kristus,
menikmati tubuh dan darah-Nya.
Jadi Rasul Paulus itu hebat. Pendiriannya tentang
kebenaran tidak berubah-ubah. Sekalipun orang Yahudi menghendaki mujizat,
tanda-tanda heran, dan sekalipun orang Yunani (yang mewakili bangsa kafir)mencari
hikmat, mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, tetapi Rasul Paulus, tetap
memberitakan firman tentang Yesus yang disalibkan. Itulah yang diteruskan
kepada jemaat di Korintus.
Hari-hari ini banyak gereja yang hanya mencari mujizat.
Tetapi saya mau belajar juga sama seperti Rasul Paulus, itu yang akan saya
teruskan, supaya kita sama-sama menikmati korban Kristus, kemurahan-Nya, kita
diperdamaikan dengan Allah.
1 Korintus 11: 26
(11:26)
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan
kematian Tuhan sampai Ia datang.
Menikmati korban Kristus berarti memberitakan kematian
Yesus Kristus sampai Ia datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Dia adalah Imam Besar, Dia telah memperdamaikan dosa kita.
Dia telah berdoa untuk kita, bukan kita yang berdoa kepada Dia. Itulah hebatnya
Tuhan kita. Nanti Dia akan datang kembali sebagai Raja dan sebagai Mempelai Laki-laki, supaya
terwujud perjamuan malam pesta kawin Anak Domba Allah, karena tadi kita sudah
memilih pesta rohani, bukan pesta daging, yaitu: pesta pora, makan minun, kawin
mengawinkan. Jangan mendua hati.
Dengan menikmati korban Kristus, berarti kita ini telah
memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali.
2 Korintus 4: 8-10
(4:8) Dalam
segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak
putus asa;
(4:9) kami
dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak
binasa.
(4:10) Kami
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga
menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Orang-orang yang ditindas, yang habis akal, dianiaya,
dihempaskan, adalah orang yang membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, supaya
kehidupan Yesus menjadi nyata di dalam tubuhnya.
Kalau kita membawa kematian Yesus; pada saat ditindas tidak bersungut-sungut, ketika
habis akal tetap tidak
bersungut-sungut, ketika dianiaya
tidak bersungut-sungut, ketika dihempaskan
pun tidak bersungut-sungut.
Tertindas,
habis akal, teraniaya, dihempaskan, tetapi tidak bersungut-sungut, karena
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuhnya, maka kehidupan Yesus
menjadi nyata di dalam hidupnya.
Nasihat firman yang disampaikan oleh utusan Tuhan (hamba Tuhan), gembala sidang yang ditetapkan, terimalah dengan segala kerendahan hati jangan bersungut-sungut, terimalah
nasihat, berilah diri untuk diperdamaikan, nikmatilah korban Kristus, bawalah
kematian Yesus dalam tubuh masing-masing, supaya Yesus nyata dalam kehidupan
kita masing-masing.
Ketika Dia dipersalahkan, Dia tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan. Dari sejak di taman Getsemani, di situ Dia sudah menunjukkan
kasih-Nya, kemurahan-Nya supaya kehidupan kita nanti diperdamaikan.
Ketika Petrus memutuskan telinga salah seorang hamba
dari pada imam besar Kayafas yang hendak menangkap Yesus, sebaliknya Yesus
mengambil telinga yang terputus dan disambung kembali. Dari situ sudah terlihat
bahwa Dia telah membawa berita pendamaian. Sampai nanti dibawa ke hadapan imam
besar Kayafas, di situ Dia difitnah, dituduh oleh saksi-saksi palsu, baik
imam-imam kepala, tua-tua, ahli-ahli Taurat orang Yahudi, namun Dia tetap
berdiam diri. Juga hal yang senada terjadi ketika Dia di hadapan Pilatus,
Herodes, kembali ke Pilatus. Itulah berita pendamaian. Semua itu berita
pendamaian.
Kalau kerajaan Yesus dari bumi, maka sudah barang tentu
Dia akan membalas kejahatan dengan kejahatan. Tetapi karena Kerajaan-Nya dari
Sorga, maka Dia harus menyatakan berita pendamaian.
Ia datang ke dunia bukan untuk menghakimi, tetapi untuk
memperdamaikan dosa manusia. Kalau Dia membalas kejahatan dengan kejahatan, itu
adalah kehendak-Nya sendiri, bukan kehendak Allah. Betapa hebatnya berita
pendamaian itu.
Biarlah kehidupan Yesus nyata dalam kehidupan kita
masing-masing. Menikmati korban Kristus, berita pendamaian ini, kita membawa kematian
Yesus sampai Dia datang, dan biarlah pribadi Yesus nyata dalam kehidupan kita
semua.
Harus ada perbedaan, dengan orang-orang di luaran sana,
orang-orang dunia yang tidak mengenal kebenaran sampai kita mempunyai jiwa
lain, tidak sama dengan orang luaran sana.
2 Korintus 4: 7
(4:7) Tetapi
harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan
yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Harta dalam bejana tanah liat, adalah: kekuatan yang
melimpah-limpah.
Kehidupan kita ini persis seperti bejana tanah liat;
kalau bejana tanah liat (buli-buli atau vas bunga) ada di tangan, dia masih
aman, tetapi kalau lepas dari tangan, dan terjatuh, dia hancur
berkeping-keping, itu adalah kehidupan manusia daging, lemah tak berdaya/rapuh.
Harta dalam bejana tanah liat, itulah kematian Yesus
dalam hidup kita masing-masing. Bersyukur dalam himpunan ini kita menikmati
tubuh dan darah Yesus, korban Kristus, kita menikmati berita pendamaian, supaya
kita membawa kematian Yesus, di situ ada kekuatan yang luar biasa, yang tidak
bisa diselami, di luar akal pikiran manusia.
Matius 24: 27-28
(24:27)
Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya
sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
(24:28) Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
Dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, berarti menikmati Pengajaran Mempelai dalam
terang-Nya Tabernakel yang begitu sistematis seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pula kedatangan Anak Manusia.
“Di mana ada
bangkai, di situ burung nazar berkerumun.”
Tubuh Kristus yang dikorbankan di atas kayu salib
adalah tempat yang dirindukan oleh orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan
Tuhan kembali untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tubuh Yesus yang dikorbankan menjadi kerinduan kita, kerinduan
dari orang-orang yang menantikan kedatangan Yesus kembali. Sebaliknya, kalau
kita tidak menikmati tubuh Yesus yang dikorbankan, berarti tidak rindu untuk
menantikan kedatangan Tuhan.
Yesaya 40: 28-29
(40:28)
Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang
menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi
lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
(40:29) Dia
memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada
berdaya.
Dia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, dari
ujung ke ujung semua diperhatikan, dan tidak terselami pengertian-Nya.
Pengalaman kematian tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia; dianiaya,
ditindas, dihempaskan tetapi mampu menanggung segalanya, sungguh luar biasa,
dan sungguh heran kuasa Tuhan kita Yesus Kristus.
Sampai hari ini Dia bekerja untuk mengerjakan seluruh
kehidupan kita, Dia tidak terlelap, Dia tidak tertidur, dan Dia tidak lelah dan
tidak lesu. Dia perhatikan dari ujung ke ujung, dari Timur ke Barat, dari Utara
sampai ke Selatan, seluruhnya, seantero dunia ini diperhatikan oleh Tuhan.
Yesaya 40: 30
(40:30)
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
Yang muda rohani, laki-laki dan perempuan, jatuh dan
tersandung, tetapi yang menanti-nantikan kedatangan-Nya tetap memiliki
kekuatan, tidak letih dan tidak lesu, persis seperti burung nasar -> orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Yesaya 40: 31
(40:31)
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari
dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Tuhan memberi kekuatan ekstra luar biasa karena kita
membawa kematian Yesus dalam tubuh kita semua.
Dalam penantian ini untuk kedatangan Yesus yang kedua
kali banyak persoalan, banyak masalah, banyak hal yang tidak bisa diduga oleh
akal pikiran. Tetapi bagi yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan, tidak letih,
tidak lesu sekalipun banyak menghadapi ujian dan persoalan. Oleh sebab itu kita
rindu tempat dimana burung nazar menikmati bangkai (tubuh Yesus yang dikorbankan).
Puji Tuhan, Tuhan Yesus baik kepada kita semua.
Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Pesta nikah Anak Domba itu suatu kali akan terjadi. Perkataan ini adalah tepat dan benar, tidak perlu diragukan.
Oleh sebab itu kita patut bersyukur karena menikmati
firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, yang membawa kita masuk
dalam perjamuan malam, pesta kawin Anak Domba Allah.
Jadi tidak usah diragukan, justru bersyukur. Kita punya
keluarga yang belum mengenal pengajaran mempelai, itu harus kita gumuli, tentu
kita tidak menginginkan keluarga kita terhilang dari Tuhan sampai akhirnya binasa.
Orang-orang yang menolak firman, sepertinya aman-aman
saja, tetapi suatu kali nanti akan tiba waktunya dia akan berhadapan dengan sebilah pedang besar dan tajam, yaitu firman
Allah. Ini yang harus kita waspadai.
Pengajaran Mempelai, membawa kita dalam perjamuan
malam, pesta nikah Anak Domba Allah, perkataan ini tepat dan benar, tidak perlu
diragukan.
Dalam Injil Yohanes 12, mereka yang sudah masuk dalam
pesta nikah Anak Domba adalah mereka yang berada dalam terang...YOHANES 12:44-46. Siapa yang berada
dalam terang? Yaitu mereka yang telah dipanggil dalam kegelapan, ditebus oleh
darah Yesus, selanjutnya dipilih, berarti melayani Tuhan, dengan catatan tetap
setia sampai Dia datang pada kali yang kedua.
Siapa yang setia itu? Mereka itu adalah yang membawa
kematian Yesus dalam tubuhnya sehingga memperoleh kekuatan yang luar biasa,
ekstra, yang tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia.
Selamat menantikan kedatangan Tuhan kembali sebagai
Raja dan Mempelai Pria Sorga. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment