IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 06 OKTOBER 2017
Subtema: BERLAKU
TIMPANG DAN BERCABANG HATI DILURUSKAN OLEH ELIA.
Shalom saudaraku….
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam di dalam kasih
Tuhan kita Yesus Kristus oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Segera kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman
Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4:5
(4:5)Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu
menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Terlebih dahulu kita perhatikan sedikit tentang hari Tuhan. Hari Tuhan adalah hari yang besar dan dahsyat.
Sebagai gambaran dari hari Tuhan…
Wahyu 6:12-14
(6:12) Maka aku melihat,
ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah
gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan
bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan bintang-bintang di
langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya
yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka menyusutlah
langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan
pulau-pulau dari tempatnya.
Pada saat Anak Domba membuka meterai yang keenam maka dua hal terjadi;
a. “Gempa bumi yang dahysat.”
Akibatnya; “Tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.”
b. “Langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang di gulung.”
Akibatnya; mengganggu tiga fungsi benda penerang di
langit yaitu;
- “Matahari menjadi hitam
bagaikan karung rambut.”
- “Bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah.”
- “Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi.”
Wahyu 6:15-16
(6:15) Dan raja-raja di bumi
dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang
berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan
celah-celah batu karang di gunung.
(6:16) Dan mereka berkata
kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa
kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan
terhadap murka Anak Domba itu."
Kita perhatikan; “Raja-raja di bumi dan
pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang
berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan
celah-celah batu karang di gunung.”
Kemudian, mereka berkata kepada
gunung-gunung dan batu karang itu; "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami
terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba
itu."
Berarti; hari Tuhan itu betul-betul hari yang besar dan dahsyat, tidak
ada yang dapat melarikan diri dari murka Allah yang besar itu tanpa terkecuali.
Pendeknya, tidak ada yang dapat bertahan bila Tuhan kelak datang dengan segala
penghakiman-Nya. Yohanes pembaptis pernah berkata kepada orang Farisi dan orang
Saduki; “Hai kamu keturunan ular beludak,
siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka
yang akan datang?”… Matius 3:7.
Itulah sedikit gambaran dari hari Tuhan. Namun sebelum tiba hari Tuhan, Tuhan
akan mengutus nabi Elia menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.
Baca kembali…
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya
Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar
dan dahsyat itu.
Sesungguhnya Tuhan akan mengutus nabi Elia kepada kita menjelang
datangnya hari Tuhan itu. Berarti, dari pembacaan ayat ini kita dapat memahami
betapa Tuhan berusaha melepaskan kita dari kebinasaan, ini adalah suatu
kemurahan tentunya.
Matius 11:11-14
(11:11) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang
terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya
Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya
mencoba menguasainya.
Perhatikan kalimat; “Dan jika kamu
mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu” -> pribadi Yohanes pembaptis.
Markus 9:11-12
(9:11) Lalu mereka bertanya
kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang
dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus:
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya,
bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan
banyak menderita dan akan dihinakan?
Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu (Elia
terlebih dahulu diutus untuk mengadakan pemulihan).
Lukas 1:16-17
(1:17) dan ia akan berjalan
mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik
kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang
benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak
bagi-Nya."
Tanda pemulihan: “Ia akan membuat
banyak bangsa Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka” antara lain;
- “Membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.”
- “Membuat hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar.”
Kesimpulannya; ketika terjadi pemulihan ada belas kasih dan kebenaran.
- Tanda belas kasih;
seperti bapa-bapa mengasihi anak-anaknya.
- Tanda kebenaran;
tidak memberontak kepada Tuhan (tidak mendurhaka kepada Tuhan).
Dengan terjadinya pemulihan yang demikian Yohanes pembaptis menyiapkan suatu
umat yang layak bagi Tuhan. Itu sebabnya di atas tadi saya katakan bahwa;
ketika Tuhan mengutus nabi Elia (mendahului Dia) itu adalah suatu kemurahan
supaya kita semua terlepas dari hukuman yang membinasakan itu, yaitu, hari
Tuhan yang besar dan dahsyat itu.
Hal itu terjadi pada saat meterai yang keenam dibuka, dua hal terjadi;
gempa bumi yang dahsyat kemudian langit menyusut. Akibat gempa bumi terjadi;
maka tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau, akibat langit menyusut; maka tiga benda penerang di
langit tidak berfungsi; matahari, bulan dan
bintang.
Tidak ada yang bisa melarikan diri dari hari itu, mereka berusaha bersembunyi
ke gunung-gunung dan gua-gua namun semuanya tidak luput dari pandangan Tuhan,
supaya hal itu kita ketahui semua, waktu yang ada sekarang adalah suatu
kesempatan bagi kita untuk menghargai utusan Tuhan.
Lukas 3:4-5
(3:4) seperti ada tertulis
dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan
ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan
diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,
Bukti Yohanes pembaptis menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan;
- “Setiap lembah akan ditimbun”, artinya; tidak terlihat lagi lubang
kesusahan.
Kalau ada lembah/lubang besar di situ tertampung semua
kesusahan-kesusahan, tetapi di sini kita perhatikan segala lembah akan
ditimbun.
- “Setiap bukit menjadi rata”, artinya; tidak terlihat lagi segala kesombongan,
kecongkakan, keangkuhan dan ketinggian hati.
- “Yang berliku-liku akan diluruskan”, artinya; tidak ada lagi dusta,
tipu daya, kemunafikan, kepura-puraan, semuanya sudah menjadi lurus.
- “Yang berlekuk-lekuk akan diratakan”, artinya; tidak ada lagi
gelombang-gelombang / sandungan – sandungan.
Maka dengan demikian Yohanes pembaptis sedang menyiapkan suatu umat yang
layak bagi Tuhan atau dengan kata lain Yohanes pembaptis sudah meluruskan jalan
bagi Tuhan.
Maleakhi 4:6
(4:6) Maka
ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak
kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Kehidupan yang dipulihkan yaitu, suatu umat yang layak bagi Tuhan,
terlepas dari penghukuman yang membinasakan. Sungguh indah rencana Tuhan dalam
kehidupan kita, oleh karena itu biarlah kita semua digiring, dibawa masuk ke dalam
rencana Tuhan yang indah.
Pertanyaannya; Mengapa Yohanes
pembaptis disebut Elia yang akan datang itu?
Segera kita temukan jawabannya…
Lukas 1:17
(1:17) dan
ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati
bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada
pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat
yang layak bagi-Nya."
Yohanes pembaptis berjalan mendahului Tuhan dalam dua hal yaitu;
- Berjalan dalam roh.
- Berjalan dalam kuasa
Elia.
Itulah sebabnya ia disebut Elia yang akan datang itu, oleh sebab itu
kita tidak perlu ragu dalam hal itu lagi.
Keterangan; Berjalan dalam kuasa Elia.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan
Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil
berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Tugas Elia menjelang datangnya hari Tuhan; “bernubuat sambil berkabung.”
Keadaan saat Elia
bernubuat, dibagi menjadi dua bagian.
Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada orang
yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan
semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka
orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa
menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka
mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk
memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
Yang pertama.
- “Jikalau ada orang
yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan
semua musuh mereka.”
- “Jikalau ada orang
yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”
Yang kedua.
- “Mereka mempunyai
kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan.”
- “Mereka mempunyai
kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
- “Mereka mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis
malapetaka.”
Sekarang kita akan meperhatikan…
Tentang: “Mereka mempunyai kuasa menutup langit supaya jangan turun hujan.”
Penghukuman semacam ini pernah terjadi atas Israel namun akan terjadi
lagi menjelang datangnya hari Tuhan.
Mari segera kita perhatikan supaya kita selalu berjaga-jaga dengan
segala kewaspadaan…
1 Raja-raja 17:1
(17:1) Lalu
berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan
yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau
hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
Di sini kita melihat Elia menutup langit sehingga hujan tidak turun atas
Israel.
Penyebabnya adalah; karena dosa Ahab
raja Israel.
1 Raja-raja 16:30-33
(16:30) Ahab bin Omri melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.
(16:31) Seakan-akan belum cukup ia hidup
dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal,
raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal
dan sujud menyembah kepadanya.
(16:33) Sesudah itu Ahab membuat
patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan
sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang
mendahuluinya.
Perhatikan; “Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam
bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel anak Etbaal” dengan hidup di
dalam dosa-dosa Yerobeam saja ia telah menyakiti hati Tuhan apalagi dengan
mengambil Izebel sebagai isterinya, sehingga ia melukai hati Tuhan, itu
sebabnya di sini dikatakan; ia telah menimbulkan sakit hati Tuhan.
Saudaraku, pada minggu yang lalu kita telah melihat dosa Ahab, dia hidup
dalam dosa-dosa Yerobeam dimana Yerobeam kembali mendirikan dua patung lembu
jantan yang terbuat dari emas, yang satu dia dirikan di Betel yang satu lagi dia dirikan di Dan, ini berbicara tentang kekerasan hati, sebab dia telah
mengulangi kesalahan yang pernah terjadi, bahkan dua kali lipat / kekerasan
hati yang double. Minggu lalu kita telah melihatnya, oleh karena kemurahan hati
Tuhan.
Sekarang kita melihat dosa Ahab yang ditimbulkan Izebel isterinya...
Kejahatan-kejahatan
Izebel.
Yang pertama.
1 Raja-raja 19:1-2
(19:1) Ketika Ahab memberitahukan
kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi
itu dengan pedang,
(19:2) maka Izebel menyuruh
seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah
menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu
ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka
itu."
Pendeknya, Izebel mengancam untuk
membunuh Elia.
1 Raja-raja 19:3-4
(19:3) Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi
menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah
Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
(19:4) Tetapi ia sendiri masuk ke
padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar.
Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN,
ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek
moyangku."
Karena ancaman itu Elia melarikan diri / menyelamatkan nyawanya ke
Bersyeba bersama-sama dengan bujangnya, kemudian dia sendiri masuk ke padang
gurun sehari perjalanan (12 jam) lalu duduk di bawah pohon arar.
Kesimpulannya; oleh karena ancaman Izebel ini menimbulkan dosa bagi Elia
yaitu;
- “Elia menjadi takut.”
Kalau Elia takut kepada manusia, berarti dia sedang
mempertahankan nyawanya, sementara orang yang mempertahankan nyawanya akan
kehilangan nyawa, tetapi kalau seseorang rela kehilangan nyawa karena sangkal
diri dan pikul salib maka ia akan memperoleh nyawanya kembali / hidup kembali,
itu sebabnya ketakutan terhadap Izebel itu juga dosa, maka kitapun sebagai
anak-anak Tuhan / kerohanian yang sudah digembalakan jangan sesekali mengancam
hamba Tuhan / gembala sidang supaya hamba Tuhan itu tidak jatuh dalam dosa,
karena hamba Tuhan juga manusia.
- “Elia ingin mati.”
Perhatikan perkataan Elia; “Cukuplah itu! Sekarang, ya
TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek
moyangku" berarti
dia ingin mati.
Kalau seseorang ingin mati karena masalah disebutlah
ia orang yang putus asa. Orang yang putus asa adalah orang yang kekuatannya
kecil.
Inilah dua dosa yang
timbul karena ancaman maut dari pada Izebel. Itu sebabnya, ketika Ahab
mengambil Izebel menjadi isterinya semakin melukai hati Tuhan, sedangkan hidup
di dalam dosa Yerobeam saja itu sudah menyakiti hati Tuhan apalagi dengan mengambil
Izebel sebagai isterinya, lebih lagi melukai hati Tuhan.
1 Raja-raja 19:5-8
(19:5) Sesudah itu ia berbaring
dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh
dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
(19:6) Ketika ia melihat
sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi
air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
(19:7) Tetapi malaikat TUHAN
datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah,
makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
(19:8) Maka bangunlah ia, lalu
makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari
empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Sekedar untuk
mengingatkan: bekerjalah selama hari masih siang, jangan tidur, jangan malas,
pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning siap untuk dituai, Tuhan sudah
beri makan dan minum kita semua di dalam kandang penggembalaan ini, bekerjalah
mengerjakan pekerjaan Tuhan, tidak boleh malas dan jangan hanya mengutamakan
yang lahiriah. Jangan hanya mengutamakan soal pendidikan dan pekerjaan.
Kemudian Elia
melanjutkan perjalanannya ke gunung Horeb selama 40 hari 40 malam, ini
perjalanan yang sangat jauh, namun sekalipun demikian ia dapat menempuhnya, karena
dia telah mendapat makanan dan minuman dari Tuhan.
Perlu untuk
diketahui; perlindungan kita hanya ada di gunung Tuhan, gunung Horeb bukan ketika
berada di bawah pohon arar. Biarlah kita menempuh jalan walau jaraknya jauh,
asal kita berada di atas gunung Tuhan, gunung Horeb, bukan di bawah sebatang
pohon arar. Kalau kita berusaha berlindung di bawah pohon arar justru nanti disitu yang diinginkan adalah; ingin
mati saja. Apa tanda bila seseorang ingin mati? Tidur, tidak mau bekerja, tidak
mau beribadah, tidak mau melayani Tuhan, malas.
Kita teringat waktu Musa membawa bangsa Israel berkemah di gunung Horeb,
di mana Musa berada di gunung Horeb selama 40 hari 40 malam, disitulah ia mendapat
petunjuk untuk mendirikan Tabernakel (kemah Allah), dan disitu juga ia menerima
dua loh batu, selanjutnya ditaruh di dalam tabut perjanjian untuk disimpan
sampai selama-lamanya, tidak ada artinya Tabernakel kalau hukum Allah tidak
ditempatkan di dalamnya. Tidak ada artinya hukum Allah kalau Tabernakel sebagai
tempat hukum Allah tidak ada. Hidup tanpa firman tidak ada artinya, firman
tanpa tempatnya (hidup kita) tidak ada artinya.
Kesimpulannya, di
gunung Tuhan adalah tempat kita berlindung, jangan berlindung kepada yang lain
(tidak ada jaminannya), justru saat kita berlindung kepada yang lain di situ
ada keinginan untuk mati.
Alasan Izebel mengancam untuk membunuh Elia.
1 Raja-raja 19:1
(19:1) Ketika Ahab memberitahukan
kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi
itu dengan pedang,
Ada dua penyebab
sehingga Izebel mengancam untuk membunuh
Elia, yaitu:
1. Mengenai segala yang
dilakukan Elia.
2. Perihal Elia membunuh
450 nabi-nabi Baal.
Tentang; Mengenai segala yang
dilakukan Elia.
1 Raja-raja 18:19-21
(18:19) Sebab itu, suruhlah
mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat
ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang
mendapat makan dari meja istana Izebel."
(18:21) Lalu Elia mendekati seluruh
rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan
bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal,
ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
Elia menyatakan kebenaran ketika ia melihat, bahwa: bangsa Israel berlaku timpang dan bercabang hati.
Berlaku timpang dan bercabang hati = mendua hati, namun ketika Elia
menyatakan kebenaran, bangsa itu tidak mau menjawab Elia. Tidak menjawab
artinya; tidak mau berubah.
Bangsa Israel menyembah Baal oleh karena 450 nabi-nabi Baal, mereka
berlaku timpang dan bercabang hati dengan kata lain mendua hati. Nah hal ini
diluruskan oleh Elia. Elia menyatakan kebenaran kepada bangsa Israel ketika mereka
berlaku timpang dan bercabang hati yaitu; “Kalau
Tuhan itu Allah ikutlah Dia dan kalau Baal itu allah ikutilah dia”,
maksudnya jangan bercabang hati, harus memiliki ketetapan hati / keteguhan hati,
nah kebenaran inilah yang dinyatakan kepada bangsa Israel. Di antara kita masih ada yang bercabang hati, lebih
berat hatinya kepada perkara lahiriah, perkara di bumi, ini harus diperhatikan.
Malam ini juga Tuhan berusaha untuk meluruskan kita supaya jangan berlaku timpang
dan bercabang hati / mendua hati.
1 Raja-raja 19:22-23
(19:22) Lalu Elia berkata kepada
rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN,
padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
(19:23) Namun, baiklah diberikan
kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu,
memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh
menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas
kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
Elia menyatakan kebenaran kepada bangsa Israel dengan cara mempersembahkan
korban di atas kayu api. Syaratnya; korban dipersembahkan di atas kayu api, tidak
boleh manaruh api, baik Elia ataupun 450 nabi-nabi Baal itu, masing-masing
mempersembahkan seekor lembu jantan dan mengolahnya.
1 Raja-raja 19:24
(19:24) Kemudian biarlah kamu
memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang
menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya:
"Baiklah demikian!"
Kemudian, kalau api turun dari langit atas kayu api itu, atau allah yang
menjawab dengan api itulah Allah yang harus disembah. Jadi, masing-masing
mempersembahkan korban (potongan-potongan daging dipersembahkan) di atas kayu
api. Kemudian, bangsa Israel dan 450 nabi-nabi Baal setuju dengan syarat yang
ditawarkan oleh Elia tadi.
1 Raja-raja 19:25-26
(19:25) Kemudian Elia berkata
kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu,
karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak
boleh menaruh api."
(19:26) Mereka mengambil lembu yang
diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai
tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada
suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di
sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
Di sini kita perhatikan 450 nabi Baal mulai memanggil-manggil Baal dari
pagi sampai tengah hari (6 jam) tetapi tidak ada suara yang menyahut / tidak
ada jawaban dari Baal itu, sementara mereka sendiri (450 nabi Baal) telah berjingkat-jingkat
di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu (mereka sedang berupaya).
1 Raja-raja 19:27
(19:27) Pada waktu tengah hari Elia
mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia
allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian;
barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Ketika Elia melihat bahwa Baal itu tidak menjawab maka Elia mulai
mengejek mereka dengan ejekan; "Panggillah lebih keras, bukankah
dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian;
barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
Saudaraku, hal yang sama berlaku kepada mereka yang berlaku timpang dan
bercabang hati / mendua hati hidup dalam penyembahan berhala, melalaikan
pekerjaan Tuhan, suka berpergian, suka tidur / malas, suka merenung dan tidak
terjaga / tanpa doa penyembahan. Apa yang bisa kita peroleh dari berhala? Tidak
ada. Kalau seseorang sibuk dengan urusannya, suka berpergian, tidak terjaga,
malas / suka tidur tidak mau menyembah Tuhan, ia sedang ditertawakan Tuhan,
harus ada budaya malu di hadapan Tuhan; hai engkau yang hidup di dalam
penyembahan berhala!
1 Raja-raja 19:28-29
(19:28) Maka mereka memanggil lebih
keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan
mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
(19:29) Sesudah lewat tengah hari,
mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada
suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
Sekalipun mereka menyakiti tubuh mereka, dengan menoreh-noreh sampai
tubuh berdarah, namun tetap saja tidak ada jawaban, Baal tidak menyahut 450
nabi-nabi Baal. Demikian juga orang yang hidup di dalam penyembahan berhala
sampai dia menyakiti dirinya tetap saja tidak ada jawaban. Berhala tidak bisa
memberikan yang pasti, tidak bisa memberi jalan keluar dari setiap masalah dan
doa-doa kita juga tidak pernah terjawab, justru yang ada adalah mereka
kerasukan Setan.
Kesimpulannya, berhala tidak dapat menyelesaikan masalah kita.
Sebaliknya, ketika doa didengar oleh Tuhan pada saat itulah segala pergumulan-pergumulan
kita terjawab dengan baik
Bandingkan dengan
ketika Elia mempersembahkan korban di atas kayu api.
1 Raja-raja 19:30-36
(19:30) Kata Elia kepada seluruh
rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh
rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan
itu.
(19:31) Kemudian Elia mengambil dua
belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah
datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --
(19:32) Ia mendirikan batu-batu itu
menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu
yang dapat memuat dua sukat benih.
(19:33) Ia menyusun kayu api,
memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu.
(19:34) Sesudah itu ia berkata:
"Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran
dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk
kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian
katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat
begitu untuk ketiga kalinya,
(19:36) Kemudian pada waktu
mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN,
Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa
Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa
atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
Di sini kita melihat Elia mempersembahkan potongan-potongan daging itu
di atas kayu api sebagai korban persembahan kepada Tuhan, kemudian dia
melakukan itu berdasarkan kehendak Allah bukan berdasarkan kehendak sendiri
(karena firman Tuhan). Kemudian dia mempersembahkan kepada Allah Abraham, Allah
Ishak dan Yakub (Israel) artinya; dia mempersembahkan korban kepada Allah yang
hidup / tidak menyembah berhala, dengan satu tujuan; supaya banyak orang
bertobat kembali.
Sekarang kita lihat…
1 Raja-raja 19:38
(19:38) Lalu turunlah api TUHAN
menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang
dalam parit itu habis dijilatnya.
Setelah itu Tuhan menurunkan api lalu membakar habis kayu api, batu, tanah bahkan air yang ada di parit habis dilalap api dari Tuhan. Kesimpulannya,
Allah; Abraham, Ishak, Yakub, adalah: Allah yang hidup, Dia Tuhan yang harus
kita sembah.
Dari peristiwa ini kita melihat dua hal yang terjadi;
- Mezbah korban bakaran -> pertobatan.
- Kolam pembasuhan air = baptisan air.
Baptisan air -> kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus.
Yesus telah mati di atas kayu salib, hari yang ketiga Dia
bangkit sama seperti mereka menuangkan air sebanyak tiga kali ke dalam parit sampai
penuh.
Lewat dua perkara
inilah bangsa Israel bertobat, Elia menyatakan kebenaran sehingga mereka tidak
lagi menyembah allah yang mati (Baal), namun oleh karena hal inilah Izebel
sangat marah sekali kepada nabi Elia sehingga ia mengancam untuk membunuh Elia.
Betapa luar biasanya kejahatan Izebel ini, hal yang baik yang dilakukan Elia,
tetapi Izebel tidak suka.
Saya tambahkan
sedikit; setelah melihat peristiwa itu / api yang turun dari langit menjilat
habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah, juga menjilat habis air yang
dituangkan ke dalam parit tadi, maka sujudlah bangsa Israel serta berkata; “Tuhan, Dialah Allah.” Diulang kembali
dan berkata; “Tuhan, Dialah Allah”, dengan
demikian Elia telah menyatakan kebenaran terhadap orang yang bercabang hati
(mendua hati).
Tentang: Perihal Elia membunuh 450 nabi-nabi Baal.
1 Raja-raja 18:38-40
(18:38) Lalu turunlah api TUHAN
menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang
dalam parit itu habis dijilatnya.
(18:39) Ketika seluruh rakyat
melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah!
TUHAN, Dialah Allah!"
(18:40) Kata Elia kepada mereka:
"Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh
luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan
menyembelih mereka di sana.
Karena melihat 450
nabi Baal ini berlaku timpang dan bercabang hati akhirnya Elia membunuh 450
nabi-nabi Baal.
Saudaraku, oleh karena
perihal inilah Izebel mengancam untuk membunuh Elia. Padahal kalau kita
perhatikan di sini…
1 Raja-raja 18:19-21
(18:19). Sebab itu, suruhlah
mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat
ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang
mendapat makan dari meja istana Izebel."
(18:21) Lalu Elia mendekati seluruh
rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan
bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah
dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
Wajar saja Elia
membunuh 450 nabi-nabi Baal karena nabi-nabi itu mempengaruhi bangsa Israel
untuk menyembah Baal, tetapi oleh karena itulah Izebel mengancam untuk membunuh
Elia.
1 Raja-raja 18:41
(18:41) Kemudian berkatalah Elia
kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan
sudah kedengaran."
Setelah selesai dia
membunuh 450 nabi-nabi Baal itu kemudian Elia berkata kepada Ahab pergilah
makanlah dan minumlah. Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum sedangkan Elia
naik ke puncak gunung Karmel lalu membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara
kedua lututnya. Saudaraku, di akhir dari peristiwa ini Elia naik ke gunung Karmel
lalu sujud menyembah Tuhan sedangkan Ahab kembali ke istana, makan dan minum
berarti, tidak mau bertobat dari penyembahan terhadap Baal.
Pendeknya, Ahab tetap
berlaku timpang dan bercabang hati (mendua hati) sedangkan seluruh rakyat
Israel mau bertobat. Itulah sebagian kejahatan Izebel (istri Ahab).
Kita lanjutkan
kembali pada minggu yang akan datang….Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment