IBADAH
RAYA MINGGU, 01 OKTOBER 2017
SUBTEMA: HARI PERHENTIAN PENUH (HARI RAYA PONDOK DAUN).
(Seri 33)
Shalom...
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan
untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Kembali kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu pasal 7.
Wahyu 7:9
(7:9) Kemudian
dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Himpunan orang
banyak yang tidak terhitung banyaknya, selain memakai jubah putih mereka juga memegang daun-daun palem.
Memegang daun-daun
pelem menunjukkan bahwa mereka merayakan
hari raya pondok daun/hari raya Tabernakel itulah hari perhentian yang kekal.
Dalam Imamat 23, terdapat 7 hari raya bangsa
Israel, antara lain:
1. Hari raya
paskah (Imamat 23:5).
2. Hari raya
roti tidak beragi (Imamat 23:6).
3. Hari raya
buah bungaran/hasil pertama (Imamat
23:16).
4. Hari raya
pentakosta/pencurahan Roh Kudus (Imamat
23:16).
5. Hari raya
meniup serunai (Imamat 23:24).
6. Hari raya
pendamaian (Imamat 23:27).
7. Hari raya pondok
daun/Tabernakel (Imamat
23:34).
Itulah tujuh hari
raya bangsa Israel, yang terakhir adalah hari raya pondok daun/Tabernakel.
Imamat 23:34
(23:34) "Katakanlah
kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu
ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
Hari raya pondok
daun dirayakan pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh, tetapi pada
malam ini saya tidak bicara soal hari dan
bulannya.
Imamat 23:39-42
(23:39) Akan tetapi pada hari yang kelima belas
bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus
mengadakan perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama
haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada
perhentian penuh.
(23:40) Pada hari yang pertama kamu harus mengambil
buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma,
ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan
kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.
(23:41) Kamu harus
merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam setahun;
itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan
yang ketujuh kamu harus merayakannya.
(23:42) Di
dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang
asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,
Pondok-pondok daun
berarti mendirikan pondok dari daun-daunan, yaitu; “Buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon
korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon
gadarusa”, itulah sebabnya disebut
pondok daun.
Sedangkan pengertian
dari hari raya pondok daun adalah hari perhentian penuh.
Bumi ini bukan
perhentian penuh, kita di bumi ini tinggal sementara saja, kita ini anak kos,
untuk sementara menumpang di bumi.
Ibrani 4:4
(4:4) Sebab
tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah
berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."
Allah berhenti pada
hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.
Ibrani 4:9-11
(4:9) Jadi masih tersedia
suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
(4:10) Sebab barangsiapa
telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala
pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
(4:11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk
masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti
contoh ketidaktaatan itu juga.
“Barangsiapa telah masuk ke tempat
perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari pekerjaannya.”
Berarti, orang yang
merayakan hari raya pondok daun, menunjukkan bahwa ia telah berhenti dari
pekerjaannya.
Kita lihat
sejenak...
Wahyu 7:9
(7:9) kemudian dari pada itu aku melihat:
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubbah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka.
Orang banyak yang
tidak terhitung ini memegang daun-daun palem, menunjukkan bahwa mereka telah
merayakan hari raya perhentian penuh/telah masuk pada hari perhentian-Nya.
Wahyu 7:14
(7:14) Maka kataku kepadanya:
“Tuanku, tuan mengetahuinya.” Lalu ia berkata kepadaku: “Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubbah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Perhatikan kalimat; “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar”, berarti; mereka telah berhenti dari segala
pekerjaan mereka. Itu sebabnya mereka memegang daun-daun palem/masuk pada hari
perhentian-Nya, yaitu hari ketujuh.
Adapun pekerjaan
mereka adalah: mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak
Domba.
Jadi, orang-orang
yang keluar dari kesusahan besar itu telah mengalami percikan darah.
1 Petrus 1:2
(1:2) yaitu orang-orang
yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh
Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya
kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Orang-orang pilihan
Tuhan, taat kepada Tuhan Yesus
Kristus dan mereka itu adalah orang-orang yang menerima percikan darah Anak Domba. Kiranya kasih karunia, damai
sejahtera, makin melimpah atas kita semua.
Sumber kasih karunia
tidak datang dari mana-mana, sumber kasih karunia itu datangnya dari salib.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ditanggung adalah kasih karunia...1 Petrus 2:20.
1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena
Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai
dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita
penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
Barangsiapa telah
menderita badani, ia telah berhenti berbuat dosa, berhenti dari segala
pekerjaannya, orang seperti ini layak untuk masuk pada hari perhentian penuh,
itulah hari raya pondok daun/hari raya Tabernakel. Maka saya bangga memiliki
Pengajaran Mempelai dan juga disertai dengan Pengajaran Tabernakel. Kalau
menyampaikan firman tidak pakai rumus/pola Tabernakel, ayatnya akan asal main
comot, sedangkan firman Pengajaran Mempelai dia akan
diiringi dengan Pengajaran Tabernakel, sehingga kotbah itu terarah dan
memperoleh hasil, yaitu; terwujudnya pembentukan tubuh Kristus yang sempurna,
layak untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jadi, orang yang
menerima percikan darah; berhenti berbuat dosa. Apa pekerjaannya? Mencuci jubah
dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba. Biarlah kita mempersenjatai diri
dengan pemikiran yang demikian, jangan memikirkan yang tidak dipikirkan oleh
Tuhan! Ayo, jangan lari dari rencana Tuhan, rencana semula yang Tuhan
buat/tetapkan dalam hidupmu.
1 Petrus 4:2
(4:2) supaya waktu
yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak
Allah.
Maka waktu yang
tersisa ini jangan kita pergunakan menurut kehendak daging, melainkan menurut
kehendak Tuhan. Sedangkan waktu yang banyak, yang Tuhan berikan saja sangat
sukar untuk mengubah sikap, apalagi waktu yang singkat, manfaatkan sebaik
mungkin, jangan lagi pergunakan waktu yang sedikit ini menurut kehendak daging,
tetapi biarlah waktu yang singkat (sisa) sedikit ini kita pergunakan menurut
kehendak Tuhan.
Bandingkan
dengan orang yang tidak taat.
1 Petrus 4:3
(4:3) Sebab telah
cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan,
kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Orang-orang yang
tidak mengenal Allah (tidak taat) telah hidup dalam:
-
Rupa-rupa hawa nafsu.
-
Rupa-rupa keinginan.
-
Kemabukan.
-
Pesta pora.
-
Perjamuan minum.
-
Penyembahan berhala yang terlarang.
Kenapa mereka
melakukan enam perkara ini? Karena mereka adalah orang-orang yang tidak taat, itulah
orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Ibrani 4:5-6
(4:5) Dan dalam nas itu
kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
(4:6) Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang
akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih
dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
Sedangkan kepada
mereka (bangsa Israel) yang lebih dahulu diberitakan kabar
kesukaan itu, itulah hari perhentian penuh, mereka tidak masuk, karena
ketidaktaatan mereka.
Tidak taat, berarti
tidak patuh pada ajaran yang benar. Hati-hati ya, kalau kita sudah dengar
firman, jangan sampai lari dari situ, bahaya, nanti resiko tanggung sendiri. Seseorang boleh memiliki uang dan
harta tetapi itu tidak bisa memberi jaminan untuk masuk pada hari perhentian.
Ibrani 4:7
(4:7) Sebab itu Ia
menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah
sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan
hatimu!"
Penyebab bangsa
Israel tidak taat ialah; oleh karena kekerasan
hati mereka.
Kekerasan hati adalah
sumber penyebab ketidaktaan, bukan karena yang lain-lain, tidak ada kaitannya
karena dia bodoh dari lahir. Biar dia bodoh secara manusiawi tetapi kalau dia
tidak keras hati, pasti dia taat, patuh pada ajaran yang benar.
Ibrani 4:8
(4:8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka
masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian
tentang suatu hari lain.
“Andaikata
Yosua telah membawa mereka (bangsa Israel) masuk ke tempat perhentian, pasti
Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.” Oleh
sebab itu, pada hari ini, jika kita mendengar Firman Allah yang disampaikan
janganlah mengeraskan hati!!
Ibrani 4:2
(4:2) Karena kepada kita
diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman
pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak
bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
Bukti kekerasan hati
bangsa Israel; iman mereka tidak bertumbuh sekalipun telah mendengarkan firman
Allah. Bahkan firman itu tidak berguna bagi mereka.
Banyak orang
beribadah bahkan sudah mengambil bagian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, namun semuanya itu hanya sebatas simbol, buktinya; firman yang
didengar tidak berguna, sehingga imannya tidak bertumbuh (iman yang kerdil).
Baca kembali...
Ibrani 4:7
(4:7) Sebab itu Ia
menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah
sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan
hatimu!"
Tetapi sekalipun
kepada mereka pertama-tama diberitakan tentang hari
raya pondok daun, mereka tidak masuk pada hari perhentian penuh karena mereka
tidak taat, oleh karena kekeraasan hati. Apa buktinya? Iman
tidak bertumbuh, firman yang mereka dengar tidak berguna.
Ayo, kita harus
cemburu Ilahi kepada orang banyak itu, mereka memegang daun-daun palem, mereka
sudah masuk pada hari perhentian, karena mereka sudah berhenti dari segala
kegiatan, mereka (orang-orang yang
keluar dari kesusahan besar).
Mazmur 95:7-11
(95:7) Sebab Dialah Allah
kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
(95:10) . Empat
puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu
bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
(95:11) Sebab
itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku."
Bangsa Israel adalah
bangsa yang keras hati, sehingga mereka tidak
taat, oleh sebab itu Tuhan bersumpah kepada mereka, bahwa
mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian penuh. Tuhan jemu melihat bangsa
Israel selama 40 tahun, kenapa? Karena mereka sesat hati, mereka tidak bisa
mengikuti jalan Tuhan atau tidak patuh pada ajaran, karena mereka itu adalah
orang yang keras hati, sementara selama 40 tahun mereka telah melihat mujizat
demi mujizat, hari demi hari telah dilalui selama berada di padang gurun,
bahkan baju yang mereka kenakan tidak pernah diganti dan tidak pernah usang, mereka berjalan di padang gurun tetapi kaki
mereka tidak bengkak, itu suatu
mujizat, tetapi mereka tetap mengeraskan hati dan tidak taat kepada Tuhan,
bosanlah Tuhan melihatnya (jemu) seharusnya dengan angka 40 ini, tamatlah
daging, tetapi justru daging mereka tidak tamat-tamat, masih terus mengikuti
kehendak daging, bukan kehendak Tuhan.
Jangan sampai Tuhan
bosan melihat tingkah laku kita, Dia bersumpah: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku”, berarti tidak
merayakan hari raya pondok daun, hari raya Tabernakel/tidak masuk pada hari perhentian penuh.
Bangsa Israel adalah
bangsa yang keras hati, di sini kita melihat mereka mencobai Tuhan di Masa dan
Meriba. Kita lihat sejenak peristiwa itu...
Keluaran 17:1-3
(17:1) Kemudian berangkatlah
segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan
ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di
Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
(17:2) Jadi mulailah mereka
itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami,
supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka:
"Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai
TUHAN?"
(17:3) Hauslah bangsa itu akan air di sana;
bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula
engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan
ternak kami dengan kehausan?"
Kekerasan hati
bangsa Israel;
-
Bangsa Israel bertengkar dengan Musa.
-
Bangsa Israel mencobai Tuhan Allah, penyebabnya karena
bangsa Israel mengalami kehausan.
Keluaran 17:6-7
(17:6) Maka Aku akan
berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul
gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat
minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
(17:7) Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh
karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai
TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau
tidak?"
Pada saat
bangsa Israel
kehausan, mereka berkata: “Adakah TUHAN
di tengah-tengah kita atau tidak?”, perkataan ini = mencobai Tuhan sehingga tempat
mereka mencobai Tuhan itu disebutlah Masa
dan Meriba.
Seringkali kita
ini saat mengalami sesuatu yang tidak enak, tanpa berpikir panjang langsung
mencobai Tuhan. Saya pernah seperti itu, setelah selesai kontrak kerja, lama
saya tidak mendapat pekerjaan, saya marah kepada Tuhan dan berkata; “adakah Tuhan melihat saya sebagai orang
yang susah in?”, sebetulnya mencobai Tuhan dapat menyakiti hati Tuhan.
Seringkali terjadi di dalam kehidupan anak-anak Tuhan, sedikit tidak enak
langsung mencobai Tuhan dan berkata; “Tuhan
lihat saya tidak?” = Tuhan ada tidak?
Betul-betul
bangsa Israel
adalah bangsa yang keras hati, sehingga mereka tidak taat dan oleh karena
ketidaktaatan itu Tuhan jemu dan muak bahkan bersumpah bahwa mereka tidak akan
masuk pada hari perhentian penuh (hari ke-7). Ini suatu pelajaran dari
orang-orang yang menuruti keinginan daging, dari orang-orang yang tidak taat
karena kekerasan hatinya, dengar firman tetapi firman itu tidak berguna
baginya, seolah-olah pekerjaan, uang, kesibukan, perkara lahiriah di bumi itu
yang paling berguna sehingga firman yang didengarpun tidak berguna lagi,
sehingga iman menjadi kerdil, tidak bertumbuh, padahal darah dan daging tidak
mewarisi kerajaan sorga, Ayub pernah berkata; “aku lahir ke bumi dengan telanjang, kembali ke Tuhan juga dengan
telanjang, aku datang tidak membawa apa-apa dan kembali kepada Tuhan yang
mengaruniakan tidak juga membawa apa-apa” berarti perkara lahiriah,
pekerjaan, uang, kesibukan, harta, kekayaan, tidak menjamin hidup untuk masuk
pada hari perhentian penuh.
Saudaraku,
kerajaan sorga itu tidak sesempit cara berpikir manusia daging. Di sini kita
harus mengintrospeksi diri karena kita sering mencobai Tuhan, menggaransikan
hidup kepada sesuatu yang tidak menjamin. Suatu kali saya pernah mengikuti
asuransi, bulan depannya saya langsung diuji, saya jatuh dari sepeda motor, sebelumnya
saya sudah mendapat teguran dari bunda (orang tua saya), tidak usah ikut
asuransi, Tuhan sudah memelihara kita, tetapi kadang-kadang angin sepoi-sepoi
ini enak sekali, dengan iming-iming 10 tahun ke depan akan berlipat kali ganda
dan lain sebagainya, ini angin-angin surga semu, saya minta ampun kepada Tuhan.
Setiap orang boleh mengambil jalan hidupnya tetapi resikonya tanggung sendiri,
tetapi kalau kita di pihak Tuhan, resikonya ditanggung Tuhan.
Supaya Tuhan
tidak muak melihat kehidupan kita.
Jalan keluarnya.
1 Petrus 4:2
(4:2) supaya waktu
yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut
kehendak Allah.
Dengan waktu
yang singkat ini, jangan lagi dipergunakan menurut keinginan manusia (daging)
tetapi pergunakan menurut kehendak Tuhan.
Kejadian
25:26-28
(25:26) Sesudah itu
keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah
besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang
suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada
Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Esau adalah
orang yang suka berburu daging, berarti hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging. Esau tidak mempergunakan kesempatan yang Tuhan berikan sehingga pada
saat ia kembali untuk menerima berkat yang satu itu (hak kesulungan) ia ditolak
karena ia tidak mempergunakan kesempatan. Waktu yang Tuhan berikan adalah
kesempatan. Gunakan waktu yang singkat ini bukan lagi menuruti keinginan daging
tetapi menurut kehendak Tuhan.
Mari kita
belajar seperti Yakub, seorang yang tenang dan yang suka tinggal di kemah.
Kalau orang suka tinggal di kemah menunjukkan, bahwa dia adalah orang yang
tenang, dia bergantung kepada kemurahan Tuhan, beda dengan orang yang hidup
menurut keinginan daging, dia sibuk sana
dan sini, sampai wajahnya tua, tidak sesuai dengan usia.
Beberapa waktu
lalu saya mengikuti suatu acara, dengan tidak diduga-duga, bertemu dengan teman
SD (Sekolah Dasar) dari kelas satu sampai kelas enam, sekarang dia menjadi
pengusaha dan kaya raya. Puluhan tahun tidak bertemu, pada waktu ketemu,
wajahnya tampak tua, tidak sesuai dengan usia.
Peristiwa Kejadian 25:26-28 cukup memberkati nabi
Yesaya, lalu pengalaman ini dia tuliskan kembali. Biarlah pengalaman ini
dituliskan dalam loh daging bukan dengan tinta tetapi dituliskan/dimeteraikan
oleh Roh Tuhan dan ditukik pada loh hati kita masing-masing, supaya kita
menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca, dikenal setiap orang,
menjadi kesaksian dalam perkataan, perbuatan, solah tingkah dan gerak-gerik
sekecil apapun.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan
terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri
tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala
bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub,
supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan
menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari
Yerusalem."
Pengalaman
Yakub ini cukup memberkati pribadi Yesaya, sehingga kehidupan Yakub dan
pengalamannya dituliskan kembali oleh nabi Yesaya.
Kemah/rumah Allah Yakub ternyata disebut juga
gunung Sion. Sedangkan dari gunung
Sion keluar Pengajaran Mempelai dengan pola Tabernakel dengan satu tujuan;
mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan supaya kita mengikuti dan berjalan
menempuh jalan Tuhan.
Jangan seperti
bangsa Israel di padang
gurun mereka sesat hati / keras hati, mereka tidak dapat menempuh jalan-jalan
Tuhan, mereka tidak taat.
Dari gunung
Sion keluar Pengajaran Mempelai dan kalau kita ada di gunung Sion maka
Pengajaran Tabernakel akan mengajar kita tentang jalan-jalan Nya dan kitapun
akan berjalan menempuh jalan salib sesuai dengan pengajaran yang kita terima di
gunung Sion, rumah Allah Yakub.
Tenang saja,
Tuhan yang akan menggiring kita semua, termasuk soal berkat-berkat, tenang
tidak usah gelisah soal masa depan, penghidupan.
Tenang berarti;
tinggal di kemah, tinggal di gunung Sion. Tidak usah risau soal jodoh,
pekerjaan, ini dan itu, tidak usah.
Kita tidak
mungkin menempuh jalan Tuhan / jalan salib kalau kita tidak menerima Pengajaran
Tabernakel. Sepintar dan sehebat apapun
seseorang, ia tidak akan bisa menempun jalan Tuhan kalau dia tidak ada di rumah
Allah Yakub, tidak ada di gunung Sion. Siapa yang ada di gunung Sion? Itulah
mereka yang tenang, tidak gelisah soal masa depan, tidak kuatir soal
penghidupan kesusahan hari ini cukup hari ini, hari esok mempunyai kesusahannya
sendiri. Kadang kita belum menghadapi hari esok, sudah memikirkan kesusahan hari
esok, akhirnya tua sebelum waktunya.
1 Petrus 2:6-7
(2:6) Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah
batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya
kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu
bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya:
"Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu
penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Jalan yang kita
tempuh adalah jalan salib, dan barang siapa menempuh jalan salib tidak akan
dipermalukan oleh Tuhan, melainkan dipermuliakan oleh Tuhan. Hari ini mungkin
kita boleh menganggur dulu, atau ekonomi kita pas-pasan tetapi barang siapa
menempuh jalan salib ia tidak akan dipermalukan.
Ayo, jangan
sampai pemberitaan firman ini diabaikan seperti bangsa Israel tadi, padahal
kepada merekalah pertama-tama diberitakan hari raya perhentian penuh tetapi
bagi mereka firman itu tidak berguna, tetapi bagi kita firman itu sangat mahal.
Dampak positif menerima pengajaran salib, ada dua
yaitu:
Yesaya 2:2
(2:2) Akan terjadi
pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di
hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana,
1.
“Gunung Sion / rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung.”
Arti rohaninya bagi kita adalah; pengajaran salib
adalah pengajaran yang hebat yang membuat kita tetap berdiri teguh.
Hanya satu gunung yang berdiri tegak di hulu
gunung-gunung, itulah gunung Sion. Apa tanda tempat kita berdiri ini
(beribadah) adalah gunung Sion? Yaitu di sini keluar Pengajaran Mempelai dan Pengajaran
Tabernakel yang disebut juga Pengajaran salib. Gunung ini akan berdiri teguh.
Saudara yang belum mengenal firman Pengajaran
Mempelai terimalah dengan ketulusan hati, ini bukan kata saya, ini firman
Allah, tepat dan benar tidak perlu diragukan.
Kita
perhatikan dalam...
Wahyu
6:12-14
(6:12) Maka aku
melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
(6:13) Dan
bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara
menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
(6:14) Maka
menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah
gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Gunung-gunung
lain akan bergeser tetapi gunung Sion dia tidak akan pernah tergeser sampai
kapanpun. Pada saat Dia datang kembali, kita berdiri tegak di hadapan takhta
Allah dan takhta Anak
Domba
(berdiri di hadapan takhta kasih karunia). Ini bukan isapan jempol tetapi
fakta, ada gunung-gunung lain yang bergeser.
2.
“Gunung Sion
menjulang tinggi di atas bukit-bukit.”
Artinya:
Pengajaran salib melepaskan kita dari segala bukit-bukit persoalan. Berbeda
dengan gunung-gunung tempat beribadah tanpa Pengajaran Tabernakel (Pengajaran
salib) yang hanya berbicara soal mujizat...Matius
7:21-23.
Seribu kali
mujizat (tanda heran) terjadi di depan mata kita, misalnya; yang sakit sembuh,
kerasukan Setan dilepaskan dan tanda-tanda yang lain terjadi di depan mata
kita, kalau tidak ada Pengajaran salib, masalah tidak akan pernah selesai dalam
hidup kita.
Intinya,
masalah tidak terselesaikan, yang dapat menyelesaikan masalah kita adalah
Pengajaran salib.
Bersyukurlah
kepada Tuhan, dari gunung Sion keluar Pengajaran salib yang akan menolong kita.
Benda-benda penerang di langit akan berjatuhan, tetapi
kita akan tetap tegak berdiri saat Ia datang pada kali yang kedua, dimana Ia
tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dan kita masuk pada hari perhentian
penuh, kita memegang daun-daun palem. Haleluyah...
1 Petrus 4:6
(4:6) Itulah
sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya
mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh
dapat hidup menurut kehendak Allah.
Pengajaran salib
yang harus diberitakan kepada orang-orang mati. Orang mati bukan berarti tidak
bernapas (upah dosa adalah maut). Orang-orang mati adalah orang-orang yang
betul-betul mencemplungkan diri ke dalam dosa, maka Pengajaran salib ini harus
diberitakan, supaya mereka beroleh hidup kembali. Kalau berita salib tidak
diberitakan kepada mereka yang mencemplungkan diri ke dalam dosa, sampai
kapanpun ia tidak akan hidup, ia akan mati, sehingga pada saat Dia datang, ia
tidak akan tegak berdiri di hadapan-Nya.
1 Petrus 1:3
(1:3) Terpujilah
Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
Lewat Pengajaran
salib kita dihidupkan kembali, kita memperoleh pengharapan kembali dari Dia.
1 Petrus 1:4-5
(1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak
dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan
di sorga bagi kamu.
(1:5) Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan
Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia
untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Sampai akhirnya kita
memperoleh hidup yang kekal, masuk pada hari raya pondok daun, itulah hari perhentian penuh/Tabernakel
Sorgawi. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment