IBADAH RAYA MINGGU,
22 OKTOBER 2017
(Seri 34)
Subtema : NYANYIAN MUSA DAN ANAK DOMBA ADALAH NYANYIAN KEMENANGAN.
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera
bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Tadi saudari Rut telah
menyaksikan segala kemurahan-kemurahan Tuhan, lewat firman ia telah diteguhkan
sehingga ia bertahan di dalam kandang penggembalaan. Kemudian, Tuhan menolong orang
tua (mama) yang dikasihinya sehingga tidak terjadi operasi lewat doa-doa kita,
Tuhan dengar doa kita, semua karena kemurahan Tuhan. Dan kita semua juga berada
dalam kandang penggembalaan ini karena kekuatan Tuhan lewat firman, Roh dan kasih-Nya yang kita terima selama ini.
Segera saja kita memperhatikan
firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 7.
Wahyu 7:10
(7:10) Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi
Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
Perhatikan
kalimat; “Dan dengan suara nyaring mereka (kumpulan orang banyak) berseru:
"Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak
Domba!"
Segera
kita mengetahui arti dari seruan ini...
Wahyu
12:10
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang
telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia
yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara
kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
Suara
yang nyaring di sorga berkata; “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa
dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah
dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang
dan malam di hadapan Allah kita.”
Kesimpulannya;
suara yang nyaring ini adalah nyanyian kemenangan, karena Setan yaitu, si
pendakwa telah dilemparkan ke bawah yaitu ke bumi dan ke laut.
Lebih
rinci lagi kita memperhatikan nyanyian kemenangan.
Wahyu
15:2-3
(15:2) Dan aku melihat
sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri
orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan
namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
(15:3) Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian
Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan,
Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Orang
yang mengalahkan binatang (antikris), patungnya
dan bilangan namanya (666) pada
mereka ada kecapi Allah sehingga mereka menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian
Anak Domba.
Wahyu
19:1-2
(19:1) Kemudian dari pada
itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak
di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan
adalah pada Allah kita,
(19:2) sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang
telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya;
dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
Kemudian
di sini kita melihat suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di
sorga adalah; nyanyian kemenangan atas jatuhnya Babel yaitu pelacur besar yang
merusakkan bumi dengan percabulan kenajisannya.
Kesimpulannya
dari apa yang kita baca ini, setelah musuh dikalahkan yaitu; Setan, antikris lalu pelacur besar, pada saat itu
terdengarlah suara yang nyaring baik yang ada di bumi, maupun di sorga, itulah
nyanyian kemenangan.
Sebaliknya,
kalau seseorang masih dikuasai dosa, kalah terhadap musuh yang menimbulkan
dosa, dari mulutnya tidak akan terdengar suara yang nyaring sebagai nyanyian
kemenangan.
Keluaran
32:17-18
(32:17) Ketika Yosua
mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi
sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab
Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian
kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Di sini kita melihat
Yosua berkata kepada Musa; Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di
perkemahan." Musa menanggapi dan berkata; "Bukan bunyi
nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi
berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Nyanyian berbalas-balasan
berarti; tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Sebetulnya kalau
berbicara tentang peperangan di situ akan terdengar bunyi nyanyian kemenangan
dan nyanyian kekalahan. Sebagai tentara Tuhan di tengah-tengah ibadah ini, kita
sedang berjuang, namun perjuangan kita bukan melawan darah dan daging melainkan
melawan penghulu dunia yang gelap, roh-roh jahat di udara dengan segala tipu
muslihatnya…Efesus 6:11-12.
Musa mendengar bunyi
nyanyian berbalas-balasan, misalnya; si A berbuat jahat kepada si B, kemudian
si B membalas kejahatan itu kepada si A, disebutlah itu kejahatan dibalas dengan
kejahatan atau kenajisan dibalas dengan kenajisan, sehingga dengan demikian tidak
ada yang menang dan tidak ada yang kalah berarti tidak terdengar bunyi nyanyian
kemenangan dan tidak terdengar bunyi nyanyian kekalahan.
Seharusnya, dosa kejahatan dan kenajisan harus dikalahkan / ditutupi di dalam
darah Anak Domba yaitu; kasih Allah, kejahatan jangan sampai dibalas dengan kejahatan,
di situ tidak akan terdengar bunyi nyanyian kemenangan. Maklum, Yosua masih
muda, maka bapa gembala Musa mengajar. Yesus Kristus Gembala Agung mengajar
kita yang masih muda-muda rohani ini supaya kita nanti bisa mendengar dan
mengetahui.
Roma 8:31
(8:31) Sebab itu apakah
yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah
yang akan melawan kita?
“Jika Allah di pihak
kita, siapakah yang akan melawan kita?” Jika Tuhan berpihak kepada
tentara-Nya (orang yang beribadah dan melayani) musuh dikalahkan, dengan
demikian terdengarlah bunyi nyanyian kemenangan dan bunyi nyanyian kekalahan.
Roma 8:33-34
(8:33) Siapakah yang akan
menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah
yang akan menghukum mereka?
(8:34) Kristus Yesus,
yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di
sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Kristus
Yesus telah mati di atas kayu salib, kemudian hari ketiga Ia bangkit dan
sekarang Ia dipermuliakan, duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan menjadi
pembela bagi kita.
Roma
8:37
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Kesimpulannya;
musuh dapat dikalahkan di dalam darah Anak Domba itulah kasih Allah, berarti
tidak terdengar lagi bunyi orang menyanyi berbalas-balasan.
Roma
8:38-39
(8:38) Sebab aku yakin,
bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
(8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Tidak
ada sesuatu atau makhluk lain atau dosa apapun yang dapat memisahkan kita dari
kasih Allah -> orang-orang
yang ada di dalam Kristus Yesus.
Pertanyaan;
mengapa ada bunyi orang menyanyi berbalas-balasan (tidak terdengar bunyi
nyanyian kemenangan dan bunyi nyanyian kekalahan)?
Mari
kita lihat jawabnya...
Keluaran
32:7
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab
bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Bangsa
Israel telah rusak lakunya di hadapan Tuhan sehingga, ada bunyi orang
menyanyi berbalas-balasan.
Keluaran
32:8
(32:8) Segera juga mereka
menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah
membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan
korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir."
Bangsa
Israel menyimpang dari jalan kebenaran / jalan salib.
Bukti
penyimpangan; mereka membuat patung anak lembu emas tuangan sehingga kepadanyalah
mereka sujud menyembah. Pendeknya, bangsa Israel jatuh dalam penyembahan
berhala.
Berhala
adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, antara lain; kesibukan di dunia
ini, misalnya karena pekerjaan kita jauh dari Tuhan disebut berhala, kemudian karena
harta dan kekayaan, uang, kedudukan dan lain sebagainya, kalau itu melebihi
dari Tuhan itu juga berhala dan termasuk kekerasan hati, itu juga berhala.
Perhatikan
kalimat; “Mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban.”
Saudaraku,
banyak orang Kristen berkorban untuk berhala bahkan mereka berjerih lelah hanya
untuk berhala, namun untuk sesuatu yang
benar, suci dan mulia, untuk ibadah, pelayanan dan segala kegiatan
di dalamnya, diabaikan.
Korban
apa yang mereka persembahkan?
Keluaran
32:6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan
korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu
untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Bangsa
Israel mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
-
Korban
bakaran berarti rela sampai hangus.
-
Korban
keselamatan berarti memberikan yang terbaik sampai rela merendahkan diri untuk
berhala tetapi untuk Tuhan tidak.
Maka
benar sekali apa yang dikatakan Allah kepada Musa; bahwa bangsa Israel telah
rusak laku mereka di hadapan Tuhan.
Apa yang terjadi ketika
mereka menyimpang dari jalan salib?
Keluaran
32:8
(32:8) Segera juga mereka
menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat
anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan
korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir."
Harun
berkata kepada bangsa Israel; “Hai Israel, inilah Allahmu yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Dari
perkataan ini menunjukkan bahwa mereka telah keliru dan sesat hati (perjalanan
rohani mereka sesat di tengah jalan) sebab berhala itu adalah allah yang mati
bukan Allah yang hidup.
Kalau
mengikuti allah yang mati pasti sesat di tengah jalan banyak menyimpang dari
kebenaran, dari pengajaran salib. Kalau menyimpang dari pengajaran salib,
tersesat di tengah jalan, maka tidak sampai kepada tujuan hidup; Yerusalem
baru. Jadi jelas mereka telah
keliru, berarti; sesat.
Markus
12:22
(12:22) Dan begitulah
seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah
mereka semua, perempuan itupun mati.
Tujuh laki-laki menikah
dengan satu perempuan yang sama, akhirnya ketujuh laki-laki itu mati dan
kemudian perempuan itupun mati.
Matius 12:23-25
(12:23) Pada hari
kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan
itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
(12:24) Jawab Yesus
kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab
Suci maupun kuasa Allah.
(12:25) Sebab apabila
orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Orang–orang
Saduki menjadi sesat karena mereka tidak mengerti tentang kebangkitan.
Penyebabnya;
mereka tidak mengerti kitab suci dan
kuasa Allah. Kitab suci dan kuasa Allah itulah pengajaran salib, jalan
kebenaran. Saudaraku, oleh karena pengajaran salib Yesus mati di atas kayu
salib kemudian hari ketiga Ia bangkit (hidup). Suasana kebangkitan, sama
seperti malaikat di sorga, berarti tidak ada lagi perasaan manusia daging di
situ.
Banyak
pengajaran-pengajaran di atas muka bumi ini, yang mengatasnamakan Tuhan.
Namun,
jikalau tanpa pengajaran salib saya ragu dengan keselamatan jiwa-jiwa yang
menerima pengajaran itu, sebab tanpa pengajaran salib pasti banyak
penyimpangan-penyimpangan, sehingga tersesat di tengah jalan dan tidak sampai
kepada tujuan akhir hidup yaitu; Yerusalem baru.
Kita
lihat suasana kebangkitan...
Matius
12:25
(12:25) Sebab apabila
orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Suasana
kebangkitan hidup seperti malaikat, tidak ada lagi perasaan daging, tidak kawin
mengawinkan, tidak dikuasai roh najis lagi di situ. Kawin mengawinkan ->
dosa kenajisan.
Keluaran
32:8
(32:8) Segera juga mereka
menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat
anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan
korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir."
Bangsa Israel telah menyimpang dari jalan salib,
dengan bukti, mereka berkata; “Hai Israel, inilah Allahmu yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Keluaran
32:11
(32:11) Lalu Musa mencoba
melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN,
murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir
dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Yang
benar adalah; bahwa Tuhanlah yang melepaskan bangsa Israel dari Mesir dengan
kekuatan dua tangan Tuhan yang kuat, bukan berhala. Jadi apapun yang kita
miliki, baik harta, kekayaan, uang, kedudukan dan jabatan tidak dapat membawa
kita mendekat kepada Tuhan. Yang membawa kita dekat kepada Tuhan adalah dua
tangan Tuhan yang kuat. Biar seseorang banyak uang, itu tidak bisa membuat dia
dekat kepada Tuhan, justru kadang kalau dia tidak siap, uang itu justru yang membuat
dia jauh dari Tuhan, juga sama dengan kedudukan, jabatan dan kesibukan apapun,
kalau dia tidak siap, justru itu semua yang membuat dia jauh dari Tuhan.
Jadi, sudah terjadi kekeliruan yang banyak di sini. Yang pertama;
mereka menyembah patung berhala dan yang
kedua; mereka mempersembahkan korban, harusnya kita menyembah Allah
yang hidup dan mempersembahkan korban kepada Tuhan, korban bakaran dan korban
keselamatan. Korban bakaran; mengasihi Tuhan berarti daging tidak bersuara
lagi, korban keselamatan; kita berbuat sesuatu yang baik dan merendahkan diri di
hadapan-Nya, itu yang benar. Yang ketiga; mereka berkata; “Inilah Tuhan Allahmu yang
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir”, ini kekeliruan, akhirnya banyak
penyimpangan-penyimpangan.
Sampai
akhirnya Tuhan berkata…
Keluaran
32:9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan
sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Oleh
Karena penyimpangan-penyimpangan itu, Tuhan berkata; bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk.
Tegar
tengkuk berarti tidak mau menundukkan kepala, tidak mau taat / patuh pada
ajaran yang benar.
Penyebab mereka menyembah berhala.
Keluaran
32:3-4
(32:3) Lalu seluruh
bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan
membawanya kepada Harun.
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat,
dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka:
"Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir!"
Di
sini kita melihat seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada
pada telinga mereka dari situlah baru terbentuk penyembahan berhala / menyembah
patung anak lembu emas tuangan. Anting-anting emas yang ada di telinga itu
adalah salah satu perhiasan kita. Dengar-dengaran
adalah salah satu perhiasan rohani. Ketika seseorang sudah tidak lagi
dengar-dengaran kepada pengajaran salib, jalan kebenaran di situ akan muncul
penyembahan berhala, sebab itu jangan pernah melepaskan anting-anting emas pada
telingamu, tetaplah dengar-dengaran, dengarlah pengajaran salib, jangan dengar ajaran yang lain-lain.
Supaya
nanti betul-betul kita lepas dari dosa / berkemenangan sebagai umat pilihan
itulah tentara Tuhan yang sedang berperang di tengah ibadah dan pelayanan ini,
perjuangan kita bukan melawan darah daging melainkan penghulu dunia yang gelap,
yaitu; roh jahat di udara dengan segala tipu muslihatnya. Jangan lepaskan lagi
anting-anting emas di telinga, belajar terus dengar-dengaran pada bapa di bumi,
bapa rohani (gembala sidang) dan Bapa di Sorga (Tuhan Yesus Kristus). Jangan
dengar suara asing, yaitu: suara daging dan
suara Setan.
Kita
lihat, jalan keluarnya.
Pertama: Dari pihak kumpulan
besar orang banyak.
Wahyu
7:3-4
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau
pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi
mereka!"
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus
empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan
Israel.
Mereka
masuk pada pemeteraian sebab Wahyu 7:1-18 ini di bagi menjadi dua bagian;
-
Bagian
pertama ayat 1-8 itulah pemeteraian terhadap seluruh keturunan Israel
jumlahnya 144.000 orang. Mereka inilah
inti dari pada pengantin perempuan Mempelai Anak Domba.
-
Bagian
kedua ayat 9-18 inilah himpunan besar orang banyak / bangsa kafir
yang datang dari Timur, Barat, Utara, Selatan, bayangan dari inti mempelai
wanita Tuhan.
Bumi, pohon, langit tidak akan dirusakkan
sebelum orang-orang yang menjadi milik Tuhan dimeteraikan pada dahi mereka. Jadi,
yang menjadi tanda sebagai milik kepunyaan Allah adalah; meterai Roh Kudus. Maka
kalau pemberitaan firman hanya berbicara
soal diberkati, diberkati, diberkati, tidak tahu tentang pemeteraian,
bagaimana mungkin bisa menjadi milik Tuhan.
Efesus
1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu
juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil
keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan
Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita
memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk
memuji kemuliaan-Nya.
Meterai
Roh Kudus itu adalah jaminan yang menjadikan kita sebagai milik
Tuhan.
Jadi saudara jangan sibuk
dengan berkat-berkat, tetapi tidak memperoleh pemeteraian. Inilah dari pihak
kumpulan orang banyak, masuk di dalam pemeteraian.
Pemeteraian Roh Kudus tandanya
ada huruf T di dahi itu berbicara tentang salib. Barangsiapa telah
dipimpin Roh Kudus, ia telah menyalibkan dagingnya…Galatia 5.
kedua
:
Dari himpunan besar di
sorga.
Himpunan besar di sorga
itu ada, itulah; para malaikat, empat makhluk dan 24 tua-tua. Para malaikat di
sorga jumlah mereka berjuta-juta laksa.
Saya tambahkan lagi;
barangkali Musa dan Elia ada di situ selain takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka
mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.
Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
“Mereka mengalahkan
dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka” kenapa? “Karena
mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” berarti; sangkal
diri dan pikul salib.
Mari kita lihat sangkal
diri dan pikul salib.
Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Sangkal diri dan pikul
salib = rela kehilangan nyawa di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, tetapi
sekalipun ia rela kehilangan nyawa ia akan hidup, dibangkitkan pada akhir
zaman.
Sampai kapan kita sangkal
diri dan pikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini?
Lukas 9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata:
"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga."
(9:23) Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Menyangkal dirinya dan
memikul salibnya setiap hari.
Setiap hari artinya;
salib sudah mendarah daging. Jadi bukan seminggu sekali / saat beribadah, atau
tiga hari sekali tetapi menyangkal diri dan pikul salib setiap hari. Inilah
syarat mengikut Tuhan, rela kehilangan nyawa.
Mohon maaf, puji Tuhan
saudara semua datang beribadah, tetapi kalau hanya datang beribadah tetapi
tidak mau sangkal diri dan pikul salib, saya tidak yakin dia disebut pengikut
Kristus sekalipun saudara berkata saya ini sudah dilahirkan menjadi orang
Kristen, karena Alkitab yang berkata syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan
adalah; sangkal diri dan pikul salib. mohon maaf jangan tersinggung. Banyak orang
Kristen tidak mengerti firman Tuhan sampai sudah menjadi opung-opung (nenek-nenek)
tidak mengerti buka Alkitab.
Dengan pengertian inilah
kita bersyukur sedalam-dalamnya kepada Tuhan, bukan berarti kita malah jengkel
kepada pemberitaan firman. Siapa lagi yang memberi pengertian, menerangi hati
yang gelap kalau bukan firman? Pengajaran salib? Juga imam-imam, kalau diajar
melayani dan berkorban, jangan tersinggung jangan terlalu mempertahankan harga
diri, karena syarat mutlak untuk melayani Tuhan adalah sangkal diri dan pikul
salib. Inilah kesaksian mereka, mereka mengalahkan dengan darah Anak Domba.
Roma 8:35-36
(8:35) Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,
kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Karena Kristus kita rela
kehilangan nyawa setiap hari. Rasul Paulus mengaku; “Kami telah dianggap
sebagai domba-domba sembelihan."
Ketika domba itu
disembelih barulah darah itu tercurah bagi kita semua. Yesus adalah Anak Domba
Allah yang disembelih di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita semua
dan oleh Dia kita rela kehilangan nyawa setiap hari, bahkan rasul Paulus telah
dianggap sebagai domba sembelihan.
Ketiga: Dari pihak yang
mengalahkan binatang, patung dan bilangan namanya.
Wahyu 15:2-3
(15:2) Dan aku melihat
sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri
orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan
namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
(15:3) Dan mereka
menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya:
"Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Pada mereka ada kecapi
Allah, ini alat musik petik, tentu kegunaannya adalah untuk mengiringi semua
orang yang bernyanyi.
“Mereka menyanyikan
nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba”, ini berbicara tentang
persekutuan yang indah dengan Tuhan / ada hubungan intim dengan Tuhan.
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar
suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang
dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang
memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
“Mereka menyanyikan
suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua
itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu” ini
berbicara tentang persekutuan yang indah dengan Tuhan / terjadi hubungan intim
dengan Tuhan (hubungan suami isteri).
Sama seperti suami
isteri, kalau hubungan itu begitu intim tidak ada yang mengetahui perkataan
antara suami dengan isteri, tidak ada orang yang dapat mempelajarinya.
Pertanyaannya; sejauh
mana hubungan kita dengan Tuhan, sejauh mana persekutuan kita dengan Tuhan?
Sudahkah ada kecapi pada tangan kita untuk melangsungkan hubungan intim dengan
Tuhan? Hanyakah hubungan kita kepada roh jahat dan roh najis? Hanyakah hubungan
kita kepada dunia? hanyakah hubungan kita kepada daging, daging dan daging? Saudaraku,
ketika terjadi hubungan intim, di situlah ada logat ganjil / bahasa asing /
yang disebut dengan bahasa roh. Maka setiap orang yang berlogat ganjil /
berbahasa asing / berbahasa roh menunjukkan bahwa ia telah melangsungkan
hubungan intim dengan Tuhan dan tidak ada seorangpun yang tahu mengartikan
bahasa roh / logat ganjil selain dia dengan Tuhan. Maka, setiap ada kesempatan
berada di bawah kaki salib, sujud menyembah Dia, manfaatkan kesempatan itu,
sujud menyembah, lewat penyembahan ada hubungan intim dengan Tuhan, tanpa
terasa air mata keluar, tanpa terasa terus terjadilah logat ganjil / bahas
asing / bahasa lidah.
Saya merindu sekali
semoga kita merasakan pembukaan rahasia firman ini, jangan lepaskan
anting-anting di telinga, wujudnya nanti; berhala.
Praktek supaya terwujud
hubungan intim dengan Tuhan.
Wahyu 15:2
(15:2) Dan aku melihat
sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca
itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya
dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
Orang-orang yang
mengalahkan binatang, patung dan bilangan namanya itu berdiri dekat dengan lautan
kaca bercampur api dan berdiri di tepi lautan kaca itu.
Dalam pelajaran
Tabernakel lautan kaca bercampur api -> mezbah korban bakaran.
Mezbah itulah salib, yang
jadi korbannya itulah Anak Domba, pribadi Yesus Kristus. Mereka tetap berdiri
di atas korban Kristus, tidak berdiri di atas yang lain-lain. Kalau pandangan
ini selalu mengarah kepada korban Kristus / salib Kristus di situ ada kekuatan
dan memberi kemenangan yang luar biasa. Korban Kristus membuat kita kuat, bukan
uang, kedudukan dan jabatan, sebaliknya ketika mata ini diarahkan kepada
pandangan yang lain-lain, diarahkan kepada uang, dunia dan kemegahannya,
hal-hal yang lahiriah, mulailah kita goyah. Tetapi kalau pandangan ini selalu
diarahkan kepada salib Kristus / Yesus yang dikorbankan, kita kuat. Itulah
lautan kaca bercampur api.
Yang kedua; mereka
juga berdiri ditepi lautan kaca.
Baptisan air / baptisan
Yesus berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus :
mengubur hidup lama.
Kuasa kebangkitan Yesus :
hidup dalam hidup yang baru.
Itu baptisan air / lautan
kaca.
Bukti bahwa mereka betul-betul berdiri di tepi
lautan kaca...
Wahyu 15:3
(15:3) Dan mereka
menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya:
"Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
“Mereka menyanyikan
nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba.”
Ini bukti mereka berdiri
di tepi lautan kaca -> suasana kebangkitan.
Keluaran 15:1-3
(15:1) Pada waktu itu
Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang
berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda
dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.
(15:2) TUHAN itu
kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji
Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
(15:3) TUHAN itu pahlawan
perang; TUHAN, itulah nama-Nya.
Ketika mereka menyeberangi laut Teberau, itu
berbicara tentang baptisan air, itulah lautan kaca yang ada di dalam kitab
Wahyu, itu penglihatan rasul Yohanes. Jadi penglihatan rasul Yohanes ini
sinkron dengan Musa. Musa ini menulis kitab Keluaran, jauh sebelum rasul Yohanes, tetapi karena penglihatan itu
dari Tuhan, rasul Yohanes menuliskannya lalu dikirimkan kepada tujuh sidang
jemaat yang ada di Asia kecil. Jadi lautan kaca itu berbicara tentang baptisan
air.
Saya akan buktikan
lagi....
1 Korintus 10:1-2
(10:1) Aku mau, supaya
kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah
perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi
pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Laut yang mereka seberangi
itu gambaran dari baptisan air itulah lautan kaca, sesuai dengan apa yang dilihat
rasul Yohanes di pulau Patmos.
Selain mereka menyanyikan
nyanyian Musa, mereka juga menyanyikan
nyanyian Anak Domba.
Wahyu 15:3
(15:3) Dan mereka
menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya:
"Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
Lautan kaca bercampur
api, dalam Pelajaran Tabernakel itulah mezbah
korban bakaran, itulah korban Kristus. Bukti bahwa mereka berdiri di atas
korban bakaran, mereka menyanyikan nyanyian Anak Domba; "Besar dan
ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Karya Allah yang terbesar
adalah salib Kristus. Sebab oleh karena salib Kristus, kehendak Allah terlaksana,
memberi kemenangan.
Kemudian, “Adil dan
benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!”
Tuhan kita adil, tidak
membedakan suku, kaum dan bangsa, tidak membedakan golongan, ras, miskin dan
kaya, salib-Nya berlaku atas bangsa kafir dan bangsa Israel, kaya, miskin, tua,
muda, laki-laki dan perempuan, adil. Itulah nyanyian Anak Domba.
Keempat.
Wahyu 19:3
(19:3) Dan untuk kedua
kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai
selama-lamanya."
"Haleluya! Ya,
asapnya naik sampai selama-lamanya” Ã doa penyembahan.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah
seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan
emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta
itu.
(8:4) Maka naiklah asap
kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu
ke hadapan Allah.
Asap kemenyan yang naik
di hadapan Tuhan itulah doa dan penyembahan dari orang-orang kudus, lewat
penyembahan inilah kita bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya.
Melayani, tetapi malas
menyembah sangat menyedihkan, padahal itu salah satu jalan keluar untuk
mengalahkan pelacur besar itulah Babel tempat bersembunyi roh jahat dan roh
najis.
Tadi, musuh pertama Setan, yang kedua binatang yang keluar dari dalam laut
(antikris) dan patungnya dan
bilangan namanya, yang ketiga pelacur
besar itulah Babel. Babel ini adalah tempat roh jahat dan roh najis
bersembunyi, dan oleh karena pelacur besar ini dia mempengaruhi raja-raja,
imam-imam, anak-anak Tuhan sehingga tidak lagi beribadah kepada Tuhan,
kecenderungan hatinya hanya untuk kekayaan, kekayaan dan kekayaan tetapi itu
sudah dikalahkan lewat penyembahan.
Kesimpulannya, untuk mengalahkan musuh supaya terdengar suara
nyaring/nyanyian kemenangan, maka:
-
Himpunan
besar orang banyak terlebih dahulu dimeteraikan oleh ROH KUDUS, supaya terlepas
(tertolong) pada saat bumi, laut, pohon-pohonan dirusakkan...Wahyu 7:3.
- Untuk mengalahkan Setan (si pendakwa) oleh DARAH
ANAK DOMBA...Wahyu 12:11.
-
Untuk
mengalahkan pelacur besar (Babel) adalah DOA PENYEMBAHAN...Wahyu 29:3-4.
Pendeknya, darah Anak Domba -> kebenaran yang sejati/FIRMAN iman =
Anak = Yesus.
Doa penyembahan -> KASIH = Bapa = Tuhan.
Dan meterai Roh Kudus = Kristus.
Kemudian, untuk mengalahkan antikris (binatang) dengan ajarannya,
yaitu: patungnya dan bilangan namanya dengan pengajaran salib (lautan
kaca bercampur api) dan dengan kesucian oleh firman (lautan kaca).
Kiranya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita selalu terdengar
suara nyanyian kemenangan. Amin.
tuhan
yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment