IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 OKTOBER 2017
KITAB
KOLOSE
(Seri 129 )
Subtema : HUBUNGAN NIKAH.
Shalom saudaraku...
Selamat malam bagi
kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Kita kembali memperhatikan firman
penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari kitab yang dikirim oleh rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:26-27
(1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke
abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada
orang-orang kudus-Nya.
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan,
betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu:
Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan!
“Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad tetapi sekarang telah
dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.”
Ada dua rahasia besar yang harus
kita ketahui yaitu;
1. Efesus 5:32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Rahasia yang besar
itu ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
2. 1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah
menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan
diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam
kemuliaan."
“Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita.” Jadi rahasia besar yang kedua
adalah; rahasia ibadah. Jadi ibadah
itu juga rahasianya besar.
Keterangan: HUBUNGAN KRISTUS DAN JEMAAT.
Efeus 5:22-23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Hubungan Kristus dan
jemaat adalah hubungan suami isteri / hubungan nikah / hubungan intim, sebab
Kristus adalah kepala (suami) sedangkan jemaat adalah tubuh (isteri). Jadi
hubungan Kristus dengan jemaat adalah hubungan suami isteri / hubungan nikah
yang begitu intim.
Banyak anak Tuhan /
orang Kristen tidak memahami hubungannya dengan Tuhan, dia hanya tahu bahwa
Tuhan adalah Allah yang besar yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya,
itu benar tidak salah, tetapi lebih dari pada itu dia harus mengetahui
hubungannya dengan Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan nikah bukan
semata-mata Dia adalah gembala Agung dan kita umat-Nya, bukan sebatas di situ, melainkan Dia adalah suami dan jemaat
adalah tubuh-Nya berarti isterinya. Sekali lagi saya tandaskan, hubungan kita
dengan Tuhan adalah hubungan nikah, hubungan suami dan isteri.
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit
bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang
kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak
seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat
puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
“Mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk
dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu
selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang
telah ditebus dari bumi itu.”
Ini berbicara tentang
hubungan nikah / hubungan suami isteri yang begitu intim. Hubungan antara suami
dan isteri yang begitu intim tidak dapat dipelajari oleh siapapun (diketahui
oleh siapapun). Hubungan intim ini
harus terjalin dengan erat, hubungan itu tidak boleh terputus, hubungan kita
dengan Tuhan harus terjaga dengan baik, untuk memasuki era baru.
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,
dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
Suatu kali nanti akan tejradi
perjamuan besar-besaran / pesta besar-besaran yaitu perjamuan kawin Anak Domba /
pesta nikah Anak Domba.
Pertanyaannya; siapa yang pantas masuk pesta nikah Anak
Domba?
Jawabnya adalah; orang-orang yang telah siap sedia à orang-orang yang
senantiasa menjalin hubungan intim dengan Tuhan, yang senantisa menjaga
hubungannya dengan Tuhan, tidak mencemari hubungannya dengan Tuhan (menghormati
hubungan nikahnya dengan Tuhan).
Saudaraku, perjamuan kawin Anak
Domba adalah perjamuan yang begitu besar, digambarkan seperti himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan deru guruh yang hebat, mereka datang dari empat penjuru bumi, Timur,
Barat Utara, Selatan dan menjadi suatu himpunan besar. Kiranya kita ada di
antara himpunan besar itu. Siapapun kita belajar untuk menghormati nikah baik nikah jasmani teramat lebih nikah rohani.
Kita lihat…
Wahyu 14:2
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah
dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
Jadi hubungan intim / hubungan nikah itu begitu dahsyat, oleh
sebab hubungan itu jangan sampai dicemari, harus dihormati. Supaya kita mampu
menghormati nikah orang lain
maka terlebih dahulu menjaga hubungan intim dengan Tuhan.
Hubungan yang dimaksud bukan hubungan antara laki-laki dengan
perempuan, bukan seperti hubungan kasih eros, itu tidak dahsyat, tetapi hubungan
kita dengan Tuhan yang dibungkus dengan kasih agape itu begitu hebat, dahsyat
sekali.
Wahyu 14:3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah
ditebus dari bumi itu.
Selalu baru dan baru, tidak ada
di situ perkataan kotor,
perkataan lama, pikiran kotor, pikiran lama, sikap yang lama, semua baru, maka
hubungan intim dengan Tuhan itu
betul-betul dahsyat dan begitu hebat sekali.
Kalau saudara memahami ini pasti
saudara tersentuh dan terharu, bukan hanya terharu tetapi betul-betul menyadari
betapa selama ini keadaan kita terpuruk, tidak dahysat, tidak ada sesuatu yang
luar biasa. Mulai malam ini hidup kita harus berarti, karena ada sesuatu yang luar biasa di
dalam hidup, bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat.
Wahyu 14:4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama
seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke
mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Bukti-bukti bahwa 144.000 orang menjalin hubungan intim
dengan erat, antara lain;
1. “Mereka adalah orang-orang yang
tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.”
Artinya; tidak hidup
dalam hawa nafsu daging dan tidak menuruti kehendak daging, sehingga keadaan
mereka; murni sama seperti perawan = suci di atas suci. Sudah murni
perawan lagi, berarti suci di atas suci.
2. “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.”
Yohanes 12:24-26
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja;
tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini,
ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut
Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa
melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
“Dimana Aku berada disitupun pelayan-Ku berada.”
Artinya; syarat
melayani dan mengikuti Tuhan adalah sangkal
diri dan pikul salib = rela
kehilangan nyawa à
biji gandum yang telah mati = benih yang siap ditaburkan.
Kalau biji gandum
tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah. Demikianlah keberadaan dari 144.000 orang-orang mengikuti Anak Domba kemana saja
Ia pergi.
3. “Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi
Allah dan bagi Anak Domba.”
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah
dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan
mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah
akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya.
Di dalam kerajaan
sorga ada takhta Allah dan takhta Anak Domba kemudian di dalamnya
ada dua kegiatan yaitu;
1. Beribadah kepada-Nya.
2. Memerintah sebagai
raja sampai selama-lamanya = melayani
Tuhan.
Dua kegiatan tersebut
adalah pekerjaan dari orang-orang yang ditebus dari bumi sebagai korban –
korban sulung. Umat Israel dijadikan sebagai anak sulung sebab nereka akan beribadah
di tanah Kanaan, sedangkan anak-anak sulung dari orang-orang Mesir sampai kepada
hewannya semua binasa.
Itulah yang disebut
korban-korban sulung; beribadah dan melayani Tuhan saja. Jadilah korban –
korban sulung sebab ini adalah satu cara untuk tetap mempertahankan hubungan
intim dengan Tuhan. Maka jangan terpaksa untuk beribadah, apalagi melayani
Tuhan, dan tidak boleh memilih-milih pelayanan, kerjakanlah
semuanya untuk Tuhan.
4. “Di dalam mulut mereka tidak
terdapat dusta” à orang-orang yang
diurapi Roh Kudus sesuai dengan 1
Yohanes 2:27.
Orang-orang yang
diurapi Tuhan tidak perlu diajar
oleh orang lain sebab Roh itu yang mengajar dia dalam segala sesuatu dan ajarannya itu benar tidak dusta.
5. “Mereka tdiak bercela.”
Efesus 5:26-27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat
di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Cemerlang tanpa cacat, atau kerut atau yang serupa itu = jemaat kudus dan tidak bercela à mereka telah
mengalami penyucian air dan firman yang limpah.
Jadi untuk memelihara
hubungan itu terjalin dengan baik; memberi diri disucikan oleh air dan firman
yang limpah, ayat satu menjelaskan ayat lain, kuasanya meyingkapkan segala
rahasia yang terkandung di dalam hati /
menyingkapkan segala yang terselubung = dosa dibongkar dengan tuntas.
Praktek menjalin hubungan intim.
Dari pihak jemaat.
Efesus 5:22, 24
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah
isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Isteri harus tunduk
kepada suaminya dalam segala sesuatu.
1 Petrus 3:3-5
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu
dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan
pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah
yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang
lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan
kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka
tunduk kepada suaminya,
Salah satu perhiasan
seorang isteri adalah tunduk kepada suaminya.
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu
adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Gambaran dari
ketundukkan seorang isteri kepada suami, sama seperti Sara taat kepada suaminya
(Abraham).
Ibrani 5:6-8
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
“Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi
taat dari apa yang telah di derita-Nya.” Kita harus belajar untuk menjadi taat dari segala pergumulan dan penderitaan yang kita alami.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
“Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.”
Taat sampai mati di
atas kayu salib berarti;
1. Setia.
2. Dengar-dengaran.
Banyak anak-anak
Tuhan bahkan ada hamba Tuhan rela meninggalkan pelayanan hanya
karena uang dan perut = tidak taat dari apa yang diderita.
Mungkin pergumulan-pergumulan yang dilalui
semakin lama semakin terasa
berat, sehingga tidak
lama pelayanan berhenti di tengah jalan, pelayanan bubar, berarti tidak taat
dari apa yang di derita, tetapi di sini kita melihat Yesus taat sampai mati
bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum
cawan Allah artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib
dengan demikain kehendak Allah terlaksana. Melakukan kehendak
Allah menunjukkan bahwa Yesus Kristus taat, berarti; setia dan dengar-dengaran.
Bukti Dia taat
terlihat dari seruannya; “Ya Bapa-Ku”,
tidak ada penolakan sedikitpun di situ.
Kita ini banyak kali
menolak dengan menggunakan berbagai macam alasan karena ini dan itu. Yesus
sekalipun Anak, Ia taat dari apa yang diderita-Nya, tidak ada kata-kata penolakan (tidak ada bantahan), Dia tetap berkata; “Ya Bapa-Ku.”
Ketika saya di Bogor
saya mendengar kesaksian Om Victor; ketika beliau sebagai pengerja, tiap kali
beliau dipanggil melalui
aiphone, jawabnya: “Ya
om” tidak lama kemudian; “lakukan ini”,
“ya om”, selalu iya om, tidak ada
satu kalipun kata-kata penolakan dengan alasan-alasan. Satu kali seorang hamba
Tuhan datang dan melhiat keadaan itu lalu berkata; “kamu ini pembantu atau apa?”, kalau hamba Tuhan pertanyaannya
seperti ini, berarti dia belum tahu tentang
taat, setia dan dengar-dengaran.
Saya rindu kita semua menjadi taat dari apa yang diderita,
tidak berhenti di tengah jalan, sampai kita semua setia, dengar-dengaran. Orang
yang dengar-dengaran selalu berkata; “Ya Bapa”, tidak ada penolakan
/ tidak ada nego; untuk minum dari cawan, misalnya; yang ditusuk tangan kiri saja, dengan alasan tangan sebelah kanan bisa
di gunakan untuk melayani. Sebenarnya masuk akal yang ditusuk kaki dan tangan
kiri saja, supaya kaki dan tangan kanan dapat digunakan untuk melayani Tuhan,
tetapi Yesus tidak gunakan alasan, tetap “Ya Bapa” dalam segala
perkara.
Ayo, taat, setia dan
dengar-dengaran, itu bukti ketundukkan seorang isteri dan ketundukkan itu
adalah salah satu perhiasan rohani yang terindah, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tentram di dalam segala kegiatannya, tidak menimbulkan huru-hara.
Yang masih menimbulkan huru-hara dalam perkataan, dalam sikap dan perbuatan,
minta ampun kepada Tuhan, sebab sikap yang seperti itu menunjukkan bahwa ia tidak taat, setia dan
dengar-dengaran.
Kita kembali
memperhatikan…
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu
adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Seorang isteri yang
taat kepada suami, maka ia akan menempatkan diri sebagai hamba dan menjadikan suaminya
sebagai tuannya.
Efesus 6:5
(6:5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar,
dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,
Ketaatan seorang hamba menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang tulus
hati mengasihi Tuhan. Dan orang yang jujur selalu dipimpin oleh ketulusan hati à dia adalah seorang
hamba yang diurapi.
Yehezkiel 36:24-27
(36:24) Aku akan menjemput kamu dari antara
bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu
kembali ke tanahmu.
(36:25) Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih,
yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua
berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
(36:26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
(36:27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang
pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Orang yang taat
adalah orang yang senantiasa menuruti segala ketetapan-ketetapan Tuhan dan
berpegang pada peraturan-peraturan Tuhan dan melakukannya. Taat = patuh pada
ajaran yang benar.
Kalau Tuhan sudah
memberikan hati yang taat berarti; orang seperti ini terlepas dari hati yang
keras. Orang taat itu tidak keras hati artinya; menuruti segala peraturan dan
berpegang pada ketetapan-ketetapan dan melakukannya.
Inilah dari pihak
isteri minggu depan kita akan melihat dari pihak suami. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment