IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 25 APRIL 2018
KITAB
KOLOSE
(Seri:
126)
Subtema:”DIBERSIHKAN ADALAH TANDA PERSEKUTUAN YANG
INDAH”.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah
Doa Penyembahan.
Sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, tersungkur di
hadapan takhta-Nya untuk sujud menyembah Allah yang hidup, terlebih dahulu kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 2: 6-7
(2:6) Kamu telah menerima
Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh
dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur.
Setelah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita, kemudian
ditindaklanjuti dengan empat tindakan, yaitu:
1.
hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia
2.
Hendaklah
kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia
3.
hendaklah
kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu
4.
hendaklah
hatimu melimpah dengan syukur
Sekarang kita akan memperhatikan tindakan yang pertama.
Keterangan: “HENDAKLAH HIDUPMU TETAP DI DALAM
DIA”.
Yohanes 15: 1-5
(15:1) "Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
Tinggal tetap di dalam Tuhan sama seperti ranting yang
melekat pada pokok anggur yang benar.
-
Ranting
adalah gambaran dari anak-anak Tuhan.
-
Pokok
anggur yang benar -> pribadi Yesus Kristus.
Keuntungan tinggal tetap di dalam Tuhan: ia berbuah
banyak.
Ciri-ciri
ranting yang berbuah banyak.
Yohanes 15: 2-3
(15:2) Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Memberi diri dibersihkan oleh firman Allah, bukan menurut kebenaran diri sendiri.
Inilah ciri ranting yang tinggal tetap di dalam Tuhan.
Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu
marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman
yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Firman Allah adalah air yang murni, sanggup dan
berkuasa untuk membersihkan baik lahir maupun batin kita.
Batin
= hati nurani. Lahir -> perbuatan
atau sikap tingkah laku yang terlihat dari setiap tindakan-tindakan kita masing-masing.
Efesus 5: 26
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
“Dimandikan
dan dibersihkan dengan air dan firman”, berarti supaya bersih
dibutuhkan kelimpahan air dan firman.
Kalau mandi dengan dua atau tiga gayung air tidak akan
bersih, harus dengan air yang limpah. Juga kalau menyampaikan dua tiga ayat
firman, tidak akan membersihkan baik lahir maupun batin kita, sekalipun itu
disertai atau ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol ataupun dongeng
nenek-nenek tua.
Segera saja kita memperhatikan AIR YANG LIMPAH.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir
ke luar dari
takhta Allah
dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba, ini air dan firman yang limpah.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba dikaitkan dengan dua loh batu yang pertama dan yang
kedua.
Tentang;
“SUNGAI
AIR KEHIDUPAN YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ALLAH” -> dua loh batu yang
pertama.
Keluaran 31: 18
(31:18) Dan TUHAN
memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung
Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
Dua loh batu yang pertama ditulisi oleh jari Allah,
berarti Allah adalah sumber kebenaran dan keadilan.
1 Petrus 2: 23
(2:23) Ketika Ia
dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia
tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi
dengan adil.
Manusia bukanlah sumber kebenaran, sebab itu kejahatan
tidak boleh dibalas dengan kejahatan tetapi hendaklah menyerahkan segala
persoalan, segala perkara yang kita hadapi kepada Allah, sebab Dia adalah hakim
yang adil, Dia adalah sumber kebenaran.
Jadi karena Allah adalah sumber kebenaran, maka kita
tidak berhak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan menyerahkan segala
persoalan, menyerahkan
kepada Dia segala perkara yang kita hadapi Allah,
Dialah yang berhak untuk menghakimi dan penghakimannya itu adil dan benar.
Yohanes 12: 47
(12:47) Dan jikalau
seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi
hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.
Yesus berkata: “Aku
datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya”
Berarti perkataan dan perbuatan-Nya sama, sinkron.
Tadi dalam 1
Petrus 2: 23, Yesus berkata: “Ketika
Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia
tidak mengancam”, tetapi menyerahkan segala persoalan itu kepada Allah,
sebab Dia adalah hakim yang adil.
Jadi perkataan dan perbuatan-Nya sinkron, pendeknya, berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Yakobus 1: 21
(1:21) Sebab itu
buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa
menyelamatkan jiwamu.
Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hati, yang berkuasa
menyelamatkan jiwa.
Terimalah firman dengan lemah lembut, artinya: tidak usah menghakimi,
tetapi biarlah kita serahkan segala persoalan itu kepada Allah, Dialah sumber
kebenaran. Manusia bukan sumber kebenaran, oleh sebab itu kita tidak berhak
menghakimi siapapun juga.
Roma 2: 1
(2:1) Karena itu,
hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri
tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi
dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal
yang sama.
Setiap orang yang menghakimi sesamanya, ia sendiri
tidak bebas dari salah, dari perbuatan yang salah.
Roma 2: 2
(2:2) Tetapi kita
tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat
demikian.
Yakobus 4: 11-12
(4:11)
Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah
saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya;
dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi
hakimnya.
(4:12) Hanya ada satu
Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan
membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu
manusia?
Pendeknya,
menghakimi atau memfitnah orang lain, berarti mencela dan menghakimi hukum.
Perlu diketahui, hanya ada satu Pembuat hukum dan
Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan.
“Tetapi siapakah
engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”
Dari pernyataan ini jelas bahwa kita bukanlah sumber
kebenaran, melainkan Allah lah yang menjadi sumber kebenaran.
Sekali lagi saya sampaikan; menghakimi dan memfitnah
sesama = menghakimi dan mencela hukum. Siapa yang lebih benar, manusia atau
hukum Allah? Tetapi yang
benar adalah hukum Allah.
Keluaran 32: 19
(32:19) Dan ketika
ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang
menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh
itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
Dua loh batu yang pertama dipecahkan oleh Musa karena
bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala. Segenap hidup Yesus telah
dipecah-pecahkan di atas kayu salib, karena dosa manusia. Jadi betul, Dia
datang ke dalam dunia bukan untuk menghakimi tetapi untuk menyelamatkannya.
Kalau kebenaran yang bersumber dari Allah ada dalam kehidupan kita, maka kita
tidak akan menjadi hakim, tetapi menjadi korban.
Itulah kebenaran, sungai air kehidupan yang keluar dari
takhta Allah yang dikaitkan dengan dua loh batu yang pertama. Kalau Allah
sumber kebenaran, maka kita tidak akan menghakimi sesama, dengan demikian
firman Allah itu sudah membersihkan kehdupan kita masing-masing, pribadi lepas
pribadi.
Tentang: “SUNGAI AIR KEHIDUPAN YANG
MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ANAK DOMBA”
-> dua loh batu yang kedua.
Keluaran 34: 4-7
(34:4) Lalu Musa memahat
dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah
ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan
membawa kedua loh batu itu di tangannya.
(34:5) Turunlah
TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
(34:6) Berjalanlah
TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan
pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
(34:7) yang
meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan,
pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang
bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan
cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
Dua
loh batu yang kedua ini dipahat oleh Musa, sama dengan dua loh batu yang
pertama.
Artinya; firman itu dimeteraikan, dituliskan oleh
Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing.
2 Korintus 3: 1-3
(3:1) Adakah kami
mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain
menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2) Kamu adalah surat
pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat
dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah
ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan
kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,
bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam
hati manusia.
Surat Kristus atau surat pujian itu ditulis bukan dengan
tinta tetapi ditulis (dimeteraikan) oleh Roh Kudus di dalam
loh-loh daging dan ditukik dalam hati kita masing-masing.
2 Korintus 3: 4-6
(3:4) Demikianlah
besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri
kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah
pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
(3:6) Ialah membuat
kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang
tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum
yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Huruf yang tertulis pada dua loh batu itu mati, tetapi
Roh lah yang menghidupkan, maka ketika firman itu mendarah daging, itu bukan
pekerjaan seorang hamba Tuhan, tetapi itu adalah pekerjaan Allah oleh kuasa Roh
Kudus yang memeteraikan firman di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita.
Perlu untuk diketahui; ketika firman itu mendarah
daging atau dimeteraikan oleh Roh Kudus itu adalah tanda bahwa seseorang telah
menikmati pelayanan Roh, bukan lagi pelayanan tubuh.
Pelayanan tubuh itu sama dengan ibadah yang dijalankan
secara lahiriah. Mendengarkan
firman Tuhan sampai mencucurkan
air mata tetapi tidak ditindaklanjuti dengan keubahan hidup, itu adalah
pelayanan tubuh.
Sementara pelayanan Roh; firman itu telah dimeteraikan
oleh Roh Kudus di dalam daging sehingga kehidupan kita diubahkan dari sehari ke
sehari.
2 Korintus 3: 7-9
(3:7) Pelayanan yang
memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian
kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga,
cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan
menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih
besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
(3:9) Sebab, jika
pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya
lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Pelayanan Roh itu akan memimpin kita sampai kepada
pembenaran dan kemuliaan.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran
mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih
tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa
disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai
pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang
menutupi hati mereka.
Betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai
pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu
mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Sebab kalau kita bandingkan dengan ayat 14-15 ini, pelayanan Roh itu berkuasa untuk menyingkapkan
segala yang terselubung, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, sampai akhirnya
firman itu mendarah daging. Itulah tandanya firman itu dimeteraikan oleh Roh
Kudus dan ditukik di dalam hati; dosa dibongkar dengan tuntas.
Kemudian, kita kembali lagi membaca Keluaran 34.
Keluaran 34: 6-7
(34:6) Berjalanlah
TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang
dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
(34:7) yang meneguhkan
kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan,
pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang
bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan
cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
Ketika dua loh batu yang kedua itu dipahat oleh Musa,
maka di sini ada seruan: “TUHAN, TUHAN,
Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya”
kemudian “yang meneguhkan kasih setia-Nya
kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa”
Berarti, ketika firman itu mendarah daging, kita
merasakan bahwa Tuhan Allah penyayang, pengasih, panjang sabar, berlimpah
kasih-Nya dan setia-Nya, kemudian yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada
beribu-ribu orang dan yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.
Inilah yang disebut dengan firman kasih karunia.
Jadi ketika firman itu mendarah daging itulah yang
disebut firman kasih karunia.
Kisah Para Rasul 20: 29-32
(20:29) Aku tahu,
bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
(20:30) Bahkan dari
antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu
mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut
mereka.
(20:31) Sebab itu
berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan
tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air
mata.
(20:32) Dan sekarang
aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya,
yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang
ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
Menikmati firman kasih karunia, berarti dilepaskan dari
nabi-nabi palsu dengan ajaran palsu.
Binatang buas atau serigala -> nabi-nabi palsu yang
mengusung pengajaran palsu.
Kiranya firman itu dipahat, ditukik di dalam hati kita
masing-masing, berarti firman itu
telah dimeteraikan oleh Roh Kudus, berarti dosa itu telah
dibongkar dengan tuntas itulah yang disebut firman kasih karunia.
Kesimpulannya; kehidupan kita telah disucikan oleh air
dan firman.
Air firman sungai air kehidupan yang mengalir keluar
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba yang dikaitkan dengan dua loh batu.
Dua loh batu yang
pertama, berarti ada penganpunan, tidak
menghakimi. Dua loh batu yang kedua,
berarti firman itu telah dimeteraikan di dalam loh daging, segala dosa
dibongkar dengan tuntas, itu tanda bahwa kita telah menikmati firman kasih
karunia.
Dampak positif tinggal di dalam Tuhan.
Yohanes 15: 7
(15:7) Jikalau kamu
tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dampak positif tinggal di dalam Tuhan: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya”
Markus 11: 22-24
(11:22) Yesus
menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!
(11:23) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan
tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa
apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
(11:24) Karena itu
Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah
bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
“apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepada kamu”, ini menunjuk kepada orang yang percaya dan
yakin kepada firman Allah, yang berkuasa untuk mengadakan hal-hal yang
mustahil. Inilah dampak positif tinggal di dalam Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment