IBADAH NATAL UMUM, 25 DESEMBER 2019
Tema: SILISILAH LAHIRNYA YESUS
(MATIUS 1:1-5)
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan-Nya, rahmat
dan kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, sehingga kita boleh ditarik
oleh Tuhan, dihimpunkan untuk mengusahakan Ibadah Natal 2019. Biarlah kiranya
Tuhan memberkati kita, biarlah kiranya kita menaikkan doa dan permohonan supaya
keluar firman, supaya terjadi pembukaan firman di sore petang ini.
Saya juga tidak
lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada. Mari
kita dengan rendah hati sambut firman yang akan kita terima pada saat sore
petang ini.
Kita masih
kembali memperhatikan tema natal tahun ini, yaitu: SILSILAH LAHIRNYA YESUS (MATIUS 1:1-5)
Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham. (1:2) Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda
memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron,
Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan
Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai, (1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Silsilah
Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham, dari Abraham sampai Daud ada 14
keturunan.
Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud
sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke
Babel sampai Kristus.
Setelah Adam
dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, bagaikan kita
dilemparkan di dunia ini, seperti bangsa Israel dibuang ke Babel, tetapi puji
Tuhan Yesus Kristus lahir.
Kemudian
silsilah Yesus Kristus terkait dengan empat rahim perempuan bangsa kafir,
yakni:
1. Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.
4. Isteri Uria orang Het atau Betsyeba,
Namun
empat belas keturunan yang pertama hanya ada tiga perempuan bangsa kafir yang
tercatat:
1. Tamar.
2. Rahab.
3. Rut.
Secara
khusus natal 25 Desember 2019 kita akan melihat pribadi dari RUT.
Pertanyaannya:
SIAPAKAH RUT INI??
a. Satu dari empat rahim bangsa kafir yang terkait
dengan silsilah lahirnya Yesus Kristus.
b. Rut adalah menantu Naomi yang ditinggal mati
Mahlon suaminya, anak laki-laki Naomi yang pertama.
Pendeknya, Rut adalah seorang janda.
c. Rut adalah bangsa Moab atau bangsa kafir.
Selanjutnya,
di dalam kitab Rut nama Rut selalu dikaitkan dengan kata “Rut perempuan Moab,” dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1.
Rut 1:22.
2.
Rut 2:2.
3.
Rut 2:6.
4.
Rut 2:21.
5.
Rut 4:5.
6.
Rut 4:10.
Jadi
ada enam kali tulisan “Rut perempuan
Moab,” tadi sudah dibaca sebagai bukti ayat-ayatnya.
Sekarang,
CIRI DARI PADA BANGSA KAFIR ATAU BANGSA MOAB:
I. Hidup dalam penyembahan berhala.
II. Hidup dalam dosa kenajisan.
Pada
Ibadah Natal Kaum Muda Remaja telah saya terangkan mengenai hidup dalam
penyembahan berhala, berarti kesempatan sore ini kita akan melihat hidup dalam
dosa kenajisan.
Keterangan:
II. HIDUP DALAM DOSA KENAJISAN.
Mari
kita lihat sebagai pembuktiannya ...
Kejadian
19:36-38
(19:36) Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu
dari ayah mereka. (19:37) Yang lebih tua melahirkan
seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang
Moab yang sekarang. (19:38) Yang
lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami;
dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Lalu
mengandunglah kedua puteri Lot baik yang tertua maupun yang bungsu dari Lot
ayah mereka sendiri.
Puteri
Lot yang tertua melahirkan anak laki-laki dan menamainya Moab, dialah bapa orang Moab yang sekarang. Sedangkan puteri Lot
yang kedua melahirkan anak laki-laki juga dan menamainya Amon.
Kesimpulannya;
Moab dan Amon yang merupakan permulaan
dari pada bangsa kafir.
Pendeknya,
Moab lahir oleh karena kenajisan Lot dan puterinya yang tertua.
Jadi
benih yang tertanam pada rahim puteri Lot yang tertua adalah benih yang disertai dengan roh kenajisan,
maka tentu anak yang dilahirkan itu nanti akan lahir di dalam kenajisan. Inilah
ciri bangsa kafir, bangsa Moab.
Bilangan
25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah
bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Ketika
bangsa Israel berkemah di Sitim mereka berzinah dengan perempuan-perempuan
Moab.
Bangsa
Moab atau bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, sampai kapanpun pasti tetap
hidup di dalam dosa kenajisannya, tidak bisa tidak.
Sedangkan
kita di dalam Tuhan kadang tersirat sesuatu yang tidak baik di dalam hati dan
pikiran, apalagi bangsa Moab, apalagi bangsa kafir, apalagi bangsa yang di luar
Tuhan.
Matius
8:20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala
mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Tubuh
tanpa kepala selain menjadi liangnya serigala, juga menjadi sarangnya burung.
Burung,
menunjuk kepada; roh najis.
Sedangkan pekerjaan dari roh najis ialah merusak
nikah suci.
Perlu
untuk diketahui, hubungan kita dengan Tuhan disebut dengan hubungan nikah suci.
Kalau
hubungan nikah ini sudah rusak, diganggu oleh roh najis, maka hubungan kita
dengan Tuhan otomatis putus.
Kalau
hubungan gereja dengan Tuhan sudah putus (nikah suci sudah rusak), disitu
sering kali terjadi penyangkalan-penyangkalan dan tanpa merasa diri berdosa.
Wahyu
18:2
(18:2)
Dan ia berseru
dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota
besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat
bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis
dan yang dibenci,
Babel
adalah tempat bersembunyinya semua yang najis, itulah burung-burung yang najis.
Berarti tubuh Babel terbentuk karena roh
najis.
Berarti
oleh karena roh najis inilah pembangunan
tubuh Kristus terhambat (nikah suci terputus) karena dirusak oleh roh
najis.
Padahal
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada pesta nikah Anak
Domba, itu harus diketahui. Ibadah dan pelayanan ini tidak berakhir hanya
sebatas berkat, diberkati, dan tidak salah mujizat terjadi, tetapi jika hanya
sebatas disitu dan salib tidak ditegakkan, maka itu adalah ibadah pelayanan
yang menyesatkan, tidak sampai kepada sasaran akhir ibadah pelayanan kita di
atas muka bumi ini.
Jadi
sekali lagi saya sampaikan dengan tandas bahwa perjalanan rohani kita di atas
muka bumi ini sebetulnya berakhir pada pesta nikah Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:1-8. Tetapi kenyataannya dalam
Wahyu 19:17-18 ada juga pesta
burung-burung.
Wahyu 19:6-8 itu
berbicara tentang pesta nikah Anak Domba, itulah akhir dari perjalanan rohani
kita di atas muka bumi ini, bukan soal berkat dan mujizat tetapi pesta nikah
Anak Domba, itulah titik akhir perjalanan rohani kita, itulah ketetapan dari
firman yang ditentukan untuk kita. Tetapi rupanya pada ayat 17-18 ada juga pesta burung-burung.
Wahyu
19:17
(19:17) Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri
di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang
terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk
turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
Di
sini ada himpunan untuk turut dalam perjamuan Allah (persekutuan), yakni;
perjamuan yang besar.
Sebaliknya,
malam ini kita sedang menikmati perjamuan di dalam kerajaan Allah, serta
perjamuan dengan tubuh dan darah Yesus Kristus, sebab Yesus lahir dan
dibaringkan di palungan. Tetapi apakah sama seperti yang dinyatakan pada ayat
ini?
Wahyu
19:18
(19:18)
supaya kamu makan
daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan
dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang,
baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."
Ternyata
perjamuan disini bukan perjamuan menikmati firman Allah, bukan perjamuan
menikmati tubuh dan darah Yesus Kristus, tetapi kenyataannya disini perjamuan di dalam pesta seks.
Jadi
sekarang ini banyak orang bilang pesta tapi ternyata seks bebas, mereka bilang
itu perjamuan, mereka bilang itu pesta ternyata seks bebas. Seks bebas terjadi
kepada; raja, prajurit, tentara, semua orang, sedang berlangsung.
Sebab
itu, kita harus semakin sungguh-sungguh di hari-hari terakhir ini, sidang
jemaat juga saya tekankan supaya
tergembala dengan sungguh-sungguh, jangan liar, jangan beredar-edar
sebentar di tempat ini, sebentar di tempat itu, harus satu penggembalaan dengan
satu gembala, supaya pengertiannya jangan banyak (bercampur aduk).
Lihat
saja mereka berkata itu perjamuan dengan Allah, dunia juga begitu mari kita
mengadakan pesta tetapi seks bebas, kan sudah akal-akalan dari setan.
Inilah
kehidupan dari bangsa Moab, bangsa kafir, inilah kehidupan bangsa yang tidak
mengenal Tuhan, pasti akan berakhir dengan pesta tetapi seks bebas. Hubungan
kita dengan Tuhan menjadi rusak, terputus, pada saat hubungan dengan Tuhan
terputus disitulah seringkali terjadi penyangkalan demi penyangkalan, dan tidak
merasa diri berdosa.
Biar
kita terus mempertahankan hubungan nikah suci dengan Tuhan, Kristus kepala, Dia
suami, gereja Tuhan adalah tubuh-Nya, isteri-Nya, mempelai wanita-Nya,
pertahankan hubungan nikah suci ini. Jangan dirusak dengan pesta burung-burung,
memang setan selalu membuat tandingan dari awal sampai akhir selalu dibuat
tandingan.
Soal
kerajaan sorga dibuat tandingan, soal pembukaan firman ada juga air disemburkan
dari mulut naga sebesar sungai itu tandingan dari Wahyu 22:1, semua dibuat tandingan.
Setan
juga berkata “yang ada, tidak ada, lalu muncul lagi dari jurang maut”,
seolah-olah itu adalah pribadi dari Alfa dan Omega; yang ada, yang sudah ada,
yang akan datang, kemudian lanjut dengan kalimat hidup, mati, hidup.
Seolah-olah dia sama seperti Yesus yang juga hidup, mati di atas
kayu salib, sampai kepada Omega hidup lagi. Tetapi itu merupakan
akal-akalan dari setan.
Tadi
ketika bangsa Israel berkemah di Sitim, perempuan-perempuan Moab berbuat zinah
dengan bangsa Israel, dengan mudah sekali perempuan-perempuan Moab ini mau
menyodorkan dirinya. Karena mengapa? Karena benih yang tertanam di rahim dari
pada puteri tertua Lot itu adalah benih yang disertai dengan roh kenajisan,
maka anak yang dilahirkan pasti hidup dalam kenajisan apalagi tidak mengenal
Tuhan, itulah bangsa kafir.
APA
TUJUAN PEREMPUAN-PEREMPUAN MOAB BERZINAH DENGAN BANGSA ISRAEL??
Bilangan
22:2-4
(22:2) Balak bin Zipor melihat segala yang
dilakukan Israel kepada orang Amori. (22:3)
Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak,
lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel. (22:4) Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian:
"Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu
yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di
padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
Bagi
bangsa Moab, bangsa Israel adalah bangsa yang sangat besar dan kuat.
Bangsa
Israel adalah memang laskar atau tentara atau pasukan Tuhan yang kuat, tentara
yang kuat.
Kita
lihat dulu ayat pendukungnya ...
Keluaran
7:4
(7:4) Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu,
maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku,
umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman
yang berat.
Kedudukan
dari bangsa Israel di mata Tuhan:
1. Pasukan
Tuhan atau tentara Tuhan atau laskar Tuhan yang besar.
2. Disebut juga dengan umat Tuhan atau milik kepunyaan Allah = imamat rajani = bangsa yang
kudus = bangsa yang terpilih.
Dalam
hal ini bangsa Moab sangat memamahami betul kedudukan dari bangsa Israel di
mata Tuhan, mereka tahu kedudukan dari bangsa Israel sebagai tentara, sebagai
pasukan, sebagai laskar Tuhan yang kuat, termasuk sebagai umat Allah atau milik
kepunyaan Allah, itulah bangsa yang kudus, imamat yang rajani, bangsa yang
terpilih, suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Orang
yang melayani Tuhan kedudukannya sangat tinggi dan istimewa, kedudukan para
imam itu sangat tinggi dan istimewa, jangan main-main melayani Tuhan.
Kesempatan hanya satu kali, semua ada waktunya.
Kalau
dahulu saya selalu topang, ada yang seperti manja-manja sekarang tidak boleh
lagi, kalau tidak layak turun langsung, dalam hal itu saya tidak takut. Tuhan
yang pelihara kita semua, kalau kita sungguh-sungguh dalam tahbisan yang benar
Jadi
saya sampaikan dengan tandas, dalam hal ini bangsa Moab memahami betul
kedudukan bangsa Israel di mata Tuhan.
Setelah
bangsa Moab mengetahui kedudukan dari bangsa Israel sebagai pasukan Tuhan yang
kuat, juga sebagai milik kepunyaan Allah (imamat rajani, bangsa yang terpilih,
bangsa yang kudus itulah orang-orang yang melayani), suatu kedudukan yang
sangat tinggi dan istimewa menurut Wahyu
5:9-10, sebab itu ...
Bilangan
22:5-6
(22:5)
Raja ini mengirim
utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri
teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah,
ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi
olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku,
sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan
menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia
beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."
Karena
Balak raja Moab menyadari betul kedudukan bangsa Israel di hadapan Tuhan, Balak
meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel sebab ia ingin mengalahkan bangsa
Israel.
Balak
tanpa bantuan dari Bileam, ia sadar ia tidak mungkin mengalahkan bangsa Israel
yang besar, bangsa yang kuat.
Hari-hari
ini kita sedang berada dalam zona war
atau zona peperangan, setiap hari kita sedang berjuang tetapi bukan melawan
darah daging, bukan berjuang melawan sesama manusia tetapi perjuangan kita
melawan roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.
Sebab
itu perhatikan sungguh-sungguh, seorang pelayan Tuhan disebut tentara Tuhan,
seorang pelayan Tuhan (imam), kedudukannya sangat tinggi dan istimewa,
perhatikan itu.
Kedudukan
yang sangat tinggi berarti kuat, tidak ada orang yang kedudukannya tinggi,
jabatannya tinggi, lemah, tidak. Kedudukan yang tinggi itu pasti kuat, tentara
yang kuat, pasukan yang kuat, tetapi kalau melayani Tuhan lemah terhadap dosa
kenajisan jangan dulu melayani Tuhan.
Balak
mengakui dan berkata kepada Bileam; “Siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia
kena kutuk.”
Wahyu
2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya
mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Nasihat
Bileam kepada Balak ialah; untuk menyesatkan orang Israel yaitu dalam hal makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Balak
menyodorkan perempuan-perempuan yang cantik-cantik sesuai dengan nasihat
Bileam, supaya bangsa Israel berzinah. Dengan demikian nanti barulah Moab bisa
mengalahkan bangsa Israel.
Hebat
Bileam ini, hamba Tuhan kalau tidak berada dalam tahbisan yang benar,
hati-hati, tidak mencari dosa kenajisan tetapi dosa kenajisan sudah menyodorkan
diri. Ini termasuk kepada saya.
Jadi
nasihat Bileam kepada Balak adalah makan
pesembahan berhala dan berbuat zinah.
Pendeknya, kenajisan adalah jalan satu-satunya untuk menghancurkan kekuatan
dari tentara Tuhan sekaligus menghambat pembangunan dari tubuh Kristus.
Perikop
(judul) Ulangan 23:4; orang yang tidak boleh masuk jemaah Tuhan.
Kita ini sudah masuk dalam jemaah Tuhan bersyukur, kalau tidak diakui sebagai
anggota tubuh sama seperti bangsa Moab di luar Tuhan, itulah bangsa kafir.
Sebetulnya
bangsa Indonesia adalah bangsa kafir tetapi nyatanya sore ini kita menjadi
jemaah Tuhan, yaitu; keluarga Allah, sidang jemaat GPT “Betania” Serang
dan Cilegon, semua kemurahan Tuhan. Bersyukur apalagi sudah disebut tentara
Tuhan, kedudukannya berada di tempat yang tinggi dan istimewa, imamat rajani,
menjadi imam-imam bagi Allah.
Ulangan
23:4
(23:4) karena mereka tidak menyongsong kamu
dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka
mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya
dikutukinya engkau.
Bangsa
Moab tidak menyongsong bangsa Israel (pasukan Tuhan, imamat rajani) dengan roti
dan air, berarti membiarkan bangsa Israel dalam keadaan lapar dan haus.
Lapar dan haus berarti tidak berdaya, itu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang
Moab.
Sidang
jemaat jangan menanti kelemahan orang lain, jangan menunggu kekurangan orang
lain. Kalau ada borok jangan menjadi anjing yang menjilat, jangan seperti
bangsa Moab bangsa kafir menunggu-nunggu kelemahan, tidak mau membagi roti dan
air, bangsa Israel dibiarkan lapar, tidak berdaya, itu yang ditunggu. Ditambah
lagi nasihat dari pada Bileam, sekali tiga uang.
Saudara
dalam keadaan tidak berdaya Balak mengupah Bileam untuk mengutuki bangsa
Israel, inilah kesempatan yang digunakan, oleh bangsa kafir.
Jadi
kehidupan dari bangsa kafir, bangsa yang diluar Tuhan itu sangat tragis,
ironis, seperti ini yang dikerjakan oleh bangsa yang diluar Tuhan. Hidup yang
seperti ini menanti kelemahan orang lain, tidak berdoa untuk kelemahan orang
lain.
Ingat
pekerjaan ini besar, Tuhan sudah taruh di hati kita masing-masing Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT), jangan main-main lagi, jangan ikuti jejak yang
tidak baik, Tuhan mau datang.
Coba
bayangkan teror ular dimana-mana, sejak saya lahir belum pernah terjadi yang
seperti itu. Ular dari dulu sudah ada, tetapi teror ular kobra dimana-mana
tidak pernah terjadi, tsunami jarang terjadi tetapi sekarang ini tsunami
berkali-kali, kemudian gunung meletus berkali-kali, longsor dimana-mana, banjir
dimana-mana, angin puting beliung, sekarang hujan es dimana-mana, setahu saya
dulu hanya ada di luar negeri sekarang sudah ada dalam negeri.
Sedikit
perlahan-lahan firman Allah tergenapi, sebab itu jangan terlena di bumi,
mengapa? Karena kita berasal dari sang khalik, kita terbentuk dari seonggok
tanah liat dari penjunan, kita berasal dari Tuhan.
Karena
Adam dan Hawa berdosa diusir dari taman Eden bagaikan kita dilemparkan ke bumi
ini, tetapi sekalipun kita ada di bumi ini jangan terlena dengan pekerjaan,
dengan bisnis, dengan pendidikan yang tinggi boleh, tetapi jangan terlena,
karena tanah air kita adalah tanah air sorgawi dari situ kita berasal maka
harus kembali kesitu. Kita di bumi hanya sementara saja jadi jangan terlena,
boleh kerja jangan terlena, boleh menempuh pendidikan yang tinggi tetapi jangan
terlena, dari Tuhan harus kembali ke Tuhan, kita sementara saja di bumi ini,
kita harus kembali kepada tanah air sorgawi.
Saya
bersyukur dua saudara kita sedang beribadah bersama dengan kita, saya berdoa
mereka boleh mengerti firman. Mungkin selama ini mendengar firman dua tiga ayat
disertai cerita si kancil, si buaya, si kura-kura, tetapi ingat si kura-kura
tidak bawa kita masuk sorga, yang benar ayat menjelaskan ayat, murni pribadi
Yesus Kristus.
Bilangan
22:5-6
(22:5)
Raja ini mengirim
utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri
teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah,
ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi
olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku. (22:6) Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku,
sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan
menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia
beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."
Singkatnya
dari apa yang sudah dibaca, Balak meminta supaya Bileam mengutuki bangsa Israel
karena Balak menyadari siapa yang diberkati oleh Bileam maka diberkati oleh
Tuhan dan siapa yang dikutuki nabi Bileam maka dia akan terkutuk, tetapi ketika
Balak mengutus utusannya kepada Bileam posisi Bileam tepat berada di tepi
sungai Efrat, sungai yang besar, tentu itu bukan suatu kebetulan.
Ini
ketujuh malapetaka, ini malapetaka yang terakhir dari Allah Trinitas, tiga kali
tujuh.
Tujuh
yang pertama hukuman dari tujuh meterai, kemudian penghukuman dari tujuh kali
yang kedua itulah penghukuman dari tujuh sangkakala, kemudian penghukuman dari
Allah Trinitas tujuh kali yang ketiga itulah tujuh cawan murka Allah atau tujuh
bokor. Kita lihat ...
Wahyu
16:12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya
siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:13) Dan aku melihat dari mulut naga
dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis
yang menyerupai katak. (16:14)
Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan
mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka
guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Perbuatan
ajaib dan bicara soal berkat-berkat, tetapi salib tidak ditegakkan, itu adalah
ajaran setan. Biar mujizat terjadi berjuta-juta kali di depan mata, tetapi
apabila salib tidak ditegakkan di tengah ibadah pelayanan, itu adalah ajaran setan.
Maka
ibadah pelayanan kita di atas muka bumi tidak berakhir pada berkat, tidak
berakhir pada mujizat, akhir perjalanan rohani kita adalah pesta nikah Anak
Domba.
Maka
jangan singkirkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, satu-satunya
jalan yang membawa kita menjadi mempelai Tuhan tanpa cacat, tanpa cela,
sempurna, ini yang terus kita pertahankan.
Gereja
di akhir-akhir ini disesatkan oleh setan-setan, pelayanan mereka hanya sebatas
berkat, ironis sekali, pelayanan mereka hanya sebatas mujizat, setan juga bisa
membuat mujizat; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan. Tetapi kita harus
bangga kepada salib yang berkuasa mengubahkan hidup manusia.
Wahyu
16:14
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan
perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh
dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu
hari Allah Yang Mahakuasa.
Jadi
di sini ada perbuatan ajaib tetapi yang disertai dengan roh-roh najis, itulah
roh-roh setan. Maka sama seperti Bileam memberi nasihat tetapi nasihat yang
disertai roh najis, perbuatan ajaib tetapi disertai dengan roh-roh najis,
roh-roh setan, sinkron dengan Bileam. Ada nasihat tetapi disertai roh najis,
seharusnya nasihat firman itu menghibur, menasihati, membangun.
Tetapi
kemudian setelah cawan murka Allah ditumpahkan ke atas sungai yang besar itulah
sungai Efrat lalu keringlah sungai itu, siaplah jalan bagi raja-raja dari
timur. Selama kenajisan itu masih berkuasa di bumi ini maka kenajisan akan merusak
hubungan intim dengan Tuhan, merusak nikah suci, sehingga hubungan gereja
dengan kepala terputus, terjadilah penyangkalan demi penyangkalan dan ketika
terjadi penyangkalan demi penyangkalan dia tidak merasa berdosa, itulah keadaan
dari bangsa kafir.
Lihat
raja-raja dari timur ...
Siaplah jalan bagi raja-raja, siaplah jalan mereka dari timur sampai ke barat, dengan demikian terlaksanalah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mempelai Tuhan. Tetapi selama kenajisan itu masih ada menguasai gereja, nikah suci rusak, hubungan terputus, banyak terjadi penyangkalan, banyak terjadi ratap tangis, air mata tidak bisa lagi dibendung. Tetapi sering kali gereja tidak menyadari ini.
Jadi
saudara dari timur akan berlanjut sampai ke barat, jelas itu berbicara tentang
pembangunan tubuh.
Saudara
kita lanjut kembali membaca ...
Ulangan
23:3-6
(23:3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah
masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk
jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, (23:4)
karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu
perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari
Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. (23:5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau
mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat
bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. (23:6) Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan
kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.
Intinya
dalam Taurat Tuhan sudah ditetapkan bahwa orang Amon dan orang Moab dilarang
masuk jemaah Tuhan sampai keturunan yang kesepuluh bahkan sampai
selama-lamanya. Berarti bangsa kafir
tidak layak menjadi jemaat Tuhan, tetapi malam ini kita ada di
tengah-tengah perhimpunan ibadah untuk mengusahakan Ibadah Natal 2019, padahal
kita adalah bangsa kafir?
Sekarang
...
Efesus
2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu --
sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat
lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk
kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang
dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Bangsa
kafir disebut juga dengan bangsa yang
tidak bersunat, dengan kata lain; belum terjadi penanggalan terhadap tubuh
yang berdosa, berarti hidup dalam hawa nafsu daging.
Kemudian
kedudukan dari bangsa kafir:
1.
Tanpa
Kristus.
2.
Tidak
termasuk kewargaan Israel.
3.
Tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
4.
Tanpa
pengharapan.
5.
Tanpa Allah
di dalam dunia ini.
Itulah
kedudukan dari bangsa kafir, jelas tidak masuk dalam jemaah Tuhan. Itulah di
luar jemaah Tuhan penuh hawa nafsu daging. Yang terakhir tadi tanpa Allah
di dalam dunia, itu kedudukan bangsa kafir, bangsa Moab.
Mazmur
10:2-4
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu
orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. (10:3) Karena orang fasik memuji-muji
keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan
batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!",
itulah seluruh pikirannya.
"Allah tidak
akan menuntut! Tidak ada Allah!" itulah seluruh
pemikiran dari bangsa kafir atau orang fasik sehingga orang fasik menjadi
sombong dan congkak.
Sebab
ketika mereka mengatakan "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!" itu disertai batang hidung naik
ke atas. Kalau batang hidung naik saat berbicara itu sombong, congkak.
Tetap
rendah hati, apalagi sudah mengenal Pengajaran Mempelai tetap rendah hati, itu
yang dicari Kristus kepala, Dia tidak mau cari binatang.
Adam
cari pasangan yang pertama dari binatang tidak ditemukan, akhirnya diadakan
operasi, menggambarkan bahwa Yesus telah mati di atas kayu salib, supaya
terwujudnya pembangunan tubuh.
Laki-laki
sungguh-sungguh di dalam Tuhan, banyak berdiam (tidur), nanti ada operasi
besar-besaran, untuk diberi penopang yang baik. Dalam keadaan berdiam diri
engkau bisa melihat penopang yang baik.
Sebaliknya
pemudi lihat seorang pemuda yang berdiam diri, jangan lihat yang gusar, mudah
kecewa, mudah putus asa supaya nikahmu diberkati Tuhan.
Jadi
saudara "Allah tidak akan menuntut!
Tidak ada Allah!" itulah seluruh pemikiran dari bangsa kafir, orang
fasik, sehingga orang fasik menjadi sombong, congkak, pongah, tidak tahu diri.
Perlu
untuk diketahui, barangsiapa meninggikan diri ia akan direndahkan oleh Tuhan...
Matius 23:12.
Tempat
yang paling rendah adalah di dalam api neraka sama dengan binasa sampai
selama-lamanya. Jadi itulah tempat bangsa kafir, karena kesombongan mereka.
Itulah
akhir dari perjalanan bangsa kafir, binasa, berada di dalam tempat yang paling
rendah, di dalam api neraka.
Sekarang
tentu kita tidak akan binasa, kesempatan sore petang ini harus kita manfaatkan.
Kita ini harus menyadari bahwa kita memang bangsa kafir yang dahulu jauh dari
Tuhan, tidak ada pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia, ujungnya binasa karena disertai dengan
kesombongan, hidup dalam kenajisan ditambah lagi kecongkakan, pongah, tidak tahu
diri, tidak sadar diri, binasa. Tentu kita tidak mau binasa seperti binatang,
binatang ada hanya untuk dimusnahkan.
JALAN KELUARNYA ATAU
SOLUSI SUPAYA LEPAS DARI KEBINASAAN:
Menurut
pembagian dari Rut 1:
·
Rut 1:1-6, berbicara
tentang Naomi berada di Moab dan kematian Elimelekh sang suami, kemudian
kematian dari kedua anak Naomi yakni Mahlon dan Kilyon setelah mengambil isteri
dari bangsa Moab.
·
Rut 1:7-18, Naomi
pulang ke Betlehem tanah Yehuda, diikuti kedua menantunya yaitu Rut dan Orpa,
ketiganya adalah janda. Namun untuk masuk ke kota Betlehem terlebih dahulu
menghadapi ujian, baik Rut maupun Orpa harus terlebih dahulu menghadapi ujian.
Di dalam pengikutan
ke Betlehem Rut dan Orpa tiga kali diuji oleh Naomi:
1. Rut
1:8-10
2. Rut
1:11.
3. Rut
1:12-14.
Tadi Rut 1:1-6 Naomi ada di Moab dan
kematian sang suami dan kedua puteranya, Mahlon dan Kilyon. Kemudian Rut 1:7-18, Naomi mendengar bahwa tanah
Israel sudah diberkati dan dipulihkan oleh Tuhan, lalu dia berkemas pulang dan
diikuti oleh kedua menantunya Orpa dan Rut. Tetapi untuk memasuki Betlehem, Rut
dan Orpa harus menghadapi ujian.
Setiap anak
Tuhan pasti mengalami ujian, tidak ada orang yang tidak menghadapi ujian,
apalagi orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, pasti menderita aniaya...
2 Timotius 3:12. Demikian juga untuk memasuki Betlehem harus menghadapi
ujian.
Kita lihat
tiga hal di atas ...
Keterangan: UJIAN
YANG PERTAMA (RUT 1:8-10)
Rut 1:8-10
(1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya
itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN
kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada
orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan,
masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka
menangis dengan suara keras (1:10)
dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada
bangsamu."
Naomi
berkata kepada Rut dan Orpa: "Pergilah,
pulanglah masing-masing ke rumah ibunya.”
Alasan menyuruh
pulang, Naomi menyinggung tempat perlindungan masing-masing di rumah suaminya.
Tetapi saya
mau memberi tahu kepada saudara, perlindungan yang aman hanya di dalam Yesus
Kristus, Dialah suami kita kelak, mempelai Tuhan akan bersanding dengan Mempelai
Pria Sorga, sebagai tempat perlindungan yang aman.
Walaupun
memang Naomi memberi alasan ini, tetapi Rut dan Orpa bersikeras untuk ikut
Naomi, point pertama ini sudah bagus sebetulnya.
Artinya
kalau mereka bersikeras untuk mengikuti Naomi berarti menyadari betul bahwa
Kristus Yesus Tuhan Dialah Kepala Mempelai Pria Sorga perlindungan yang aman,
Dialah batu karang, korban Kristus.
Keterangan: UJIAN
YANG KEDUA (RUT 1:11)
Rut 1:11
(1:11) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah,
anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi
anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?
Naomi
berkata kepada Rut dan Orpa: “Pulanglah.”
Alasan
menyuruh pulang, karena Naomi tidak mungkin lagi bersuami dan melahirkan anak
laki-laki untuk dijadikan suami bagi Rut dan Orpa.
Tetapi
mereka juga tidak menanggapi ujian yang kedua ini, mereka tetap merindu untuk
menjadi mempelai Tuhan.
Keterangan: UJIAN
YANG KETIGA (RUT 1:12-13)
Rut 1:12-13
(1:12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah,
sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan
bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih
melahirkan anak laki-laki, (1:13)
masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus
menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku,
bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN
teracung terhadap aku?"
Naomi
berkata: “Pulanglah, anak-anakku,
pergilah.”
Alasan Naomi
menyuruh mereka pulang:
1. Naomi
tidak dapat diharapkan lagi karena sudah terlalu tua untuk bersuami, itu alasan
pertama.
2. Apa
yang dialami Naomi jauh lebih pahit dari pada apa yang dialami oleh Rut dan
Orpa kedua menantunya, itu alasan yang kedua.
Dengan ujian
yang ketiga ini, maka kita lihat RESPON Rut dan Orpa.
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu
Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Akhirnya
Orpa mencium Naomi mertuanya itu dengan maksud minta diri, dengan kata lain Orpa berhenti di tengah jalan untuk
mengikuti Naomi mertuanya sampai Betlehem.
Singkatnya,
Orpa akhirnya kembali ke Moab justru pada saat di tengah-tengah perjalanan
menuju ke Betlehem, itu sama artinya membuang-buang waktu, menyia-nyiakan
kesempatan emas, karena ia lebih memilih kembali kepada kekafiran.
Kalau ikut
Tuhan, ikut Tuhan sungguh-sungguh, jangan berhenti di tengah jalan, jangan
buang-buang waktumu, jangan sia-siakan waktumu. Siapapun kita jangan
buang-buang berkatmu, dari Tuhan kembali kepada Tuhan. Sudah berapa puluh tahun
kita ikut Tuhan.
Rut dan Orpa
sudah hidup menikah hampir sepuluh tahun di Moab, lalu ada kesempatan untuk
menuju ke Betlehem, Tuhan sudah membuka jalan untuk menuju ke Betlehem, lalu
tiga janda berjalan tetapi di tengah jalan hanya karena dua alasan pada ujian
yang ketiga saja, Orpa kembali ke Moab, Orpa kembali kepada kekafiran, dia
buang-buang waktu, dia menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sangat ironis
sekali, sangat disayangkan.
Kita ini
bangsa kafir, kalau Tuhan sudah buka jalan untuk kita menjadi bilangan Tuhan
bersyukur, jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Kalau akhirnya nanti kita
bisa menjadi bagian dari tubuh Kristus, mempelai Tuhan, kita harus bersyukur.
Tetapi Orpa
tidak mengerti rencana Allah yang besar, hanya karena ujian sepele saja.
Sebenarnya ujian
yang pertama sudah lolos, dia merasa bahwa Kristus Yesus, Dia Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia suami yang bisa menjadi perlindungan yang
teguh, yang aman. Ujian yang kedua juga lolos, tetap merindu
menjadi mempelai Tuhan.
Tetapi ujian
yang ketiga hanya karena mendengar kata tidak ada pengharapan dan
mendengar pengalaman pahit yang dialami oleh Naomi, langsung menciut. Rencana
Allah yang besar tidak menjadi bagian dari pada Orpa, yakni; masuk dalam
perjamuan malam kawin Anak Domba.
Orpa tidak
masuk dalam rencana Allah yang besar, bagaimana dengan kita? Mau sia-siakan
kesempatan? Sementara kedatangan Tuhan sudah dekat.
Saya kira
pembukaan firman malam ini bukan suatu kebetulan dan juga kedatangan saudara di
tempat ini bukan suatu kebetulan, karena saudara juga harus mengerti rencana
Allah yang besar.
Jadi
ternyata Orpa lebih memilih kepada kekafiran, kembali menyembah berhala,
kembali jatuh kepada kenajisan. Itu noda kekafiran.
Kolose
1:19-20
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan
diam di dalam Dia, (1:20) dan
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada
di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh
darah salib Kristus.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di
dalam Dia,
kita bersyukur akan hal itu.
Dengan
bukti, hanya oleh darah salib Kristus
kita boleh diperdamaikan oleh Allah, baik yang di bumi, baik yang di
sorga termasuk bangsa kafir.
Kolose
1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari
perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang
diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya,
untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Yang dahulu
hidup jauh dari Allah itulah bangsa kafir diperdamaikan
oleh tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya.
Yesus Imam
Besar Agung menjadi korban pendamaian, demikian juga imam-imam, kedudukannya
antara Allah dan manusia berdosa, tugasnya memperdamaikan dosa manusia kepada
Allah, berarti rela menjadi korban, itulah yang disebut korban pendamaian.
Tujuannya:
untuk menempatkan sidang jemaat kudus dan tidak bercacat dan tidak bercela di
hadapan-Nya.
Jadi kalau
Orpa berhenti di tengah jalan untuk mengikuti Naomi mertuanya ke Betlehem
adalah suatu kebodohan yang amat sangat, di tengah-tengah perjalanan dia
mundur, bukan undur dari awal.
Kalau dia
sadar, kalau dia mengerti bahwa seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam
Kristus Yesus maka apapun ujian, seperti ujian yang pertama dan ujian yang
kedua dia lalui, maka ujian yang ketiga juga seharusnya dia lalui, sampai
kepada pergumulan-pergumulan yang lain, gereja Tuhan harus melewati ujian demi
ujian.
Saya tahu
selama kita mendiami kemah (tubuh) ini, kita tidak lepas dari pergumulan,
banyak menanggung penderitaan, ujian pertama belum selesai ujian yang kedua
sudah muncul, ujian yang kedua belum selesai, ujian yang ketiga muncul, terus
silih berganti, tetapi itu harus kita lalui.
Bertekun
dalam iman dan sabarlah dalam pengharapan, sebetulnya begitu, tetapi Orpa tidak
mengerti rencana Allah yang besar, dia hanya mengerti berhala-berhala.
Meninggalkan
ibadah demi pekerjaan dan demi perkara yang lain-lain itu adalah berhala, Orpa
hanya mengerti sebatas disitu, tetapi dia tidak mengerti rencana Allah yang
besar. Sangat disayangkan, tetapi kita tidaklah demikian.
Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam
iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser
dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di
seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi
pelayannya.
Supaya
bangsa kafir berdamai dengan Allah, menjadi bagian dari bilangan Tuhan, menjadi
bagian dari tubuh Kristus, maka harus
memperhatikan dua hal penting:
1. Bertekun dalam iman, berarti tetap teguh
tidak bergoncang sekalipun menghadapi ujian demi ujian silih berganti.
Apa
iman? Dasar kita untuk berharap, dan bukti dari yang tidak kita lihat (percaya
walaupun tidak melihat, itu iman).
Kita
beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan karena mencari yang tidak kelihatan itu
iman, bertekunlah dalam iman. Berarti tetap teguh tidak bergoncang sekalipun
menghadapi ujian-ujian silih berganti supaya nanti bangsa kafir tertolong.
2. Jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
Pengharapan
Injil, menunjuk kepada: Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, berkuasa
melabuhkan hidup kita sampai ke belakang Tabir yakni Ruangan Maha Suci menjadi
mempelai Tuhan.
Sebab
pengharapan itu suci, siapa menaruh pengharapan kepada Tuhan dia harus hidup
suci... 1 Yohanes 3:3.
Pengharapan
itu dalam susunan Tabernakel terkena pada RUANGAN SUCI, disitu kita bisa
menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kuasanya melabuhkan
kita sampai ke belakang Tabir (RUANGAN MAHA SUCI).
Bertekun
dalam iman, kita dibenarkan oleh iman, darah salib. Selanjutnya, jangan mau
digeser dari pengharapan Injil. Pengharapan itu berarti hidup suci (1 Yohanes 3:3), tetapi pengharapan itu
juga sauh yang kuat. Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh
yang kuat, mengapa? Karena melabuhkan kita sampai ke belakang Tabir itulah
Ruangan Maha Suci, berarti menjadi mempelai Tuhan tanpa cacat dan tanpa cela.
Jadi
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat dan aman
bagi jiwa kita.
Kita kembali
membaca ...
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras,
lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Sebaliknya
Rut tetap berpaut kepada Naomi mertuanya itu, oleh sebab itu di dalam
menghadapi ketiga ujian di atas tadi, dalam menghadapi persoalan-persoalan
apapun di atas muka bumi ini kita harus tetap bertahan dengan iman yang teguh
dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
1 Korintus
15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang
kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu
dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia.
Berdirilah teguh jangan goyah, bertekun
dalam iman, kita dibenarkan oleh iman. Dalam iman berarti setelah percaya
(pintu gerbang) akan melihat, yakni:
1. Mebah Korban Bakaran, itu menunjuk kepada:
pertobatan.
2. Kolam Pembasuhan Tembaga, berbicara
tentang baptisan Kristus, mati dan bangkit.
Kalau
dikaitkan dengan anatomi manusia, maka:
-
Mezbah Korban Bakaran ada
diantara mata kaki dengan lutut, berarti di tungkai bawah.
-
Kolam Pembasuhan Tembaga ada
diantara lutut dengan pangkal paha, itu tungkai atas.
Berdiri
teguh, itu merupakan dasar kita untuk memikul pelayanan di Ruangan Suci.
Sebab kita
tahu dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payah tidak sia-sia, jangan mundur sekalipun menghadapi ujian-ujian.
Persekutuan kita dengan Tuhan tidak sia-sia.
Kebaktian
Natal Persekutuan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) 27-28 Desember 2019
sudah di depan mata, ayo untuk menopang ini perlu mezbah korban bakaran dan
kolam pembasuhan tembaga, bertobat, lahir baru, dan penuh Roh Kudus, giat
selalu (berkobar-kobar), jangan menjadi lemah.
Ini enaknya
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel terukur sampai kita dibawa masuk
sorga, terukur tidak asal main comot ayat.
Jadi saudara
kita bersyukur Tuhan Yesus baik, Dia juga rupanya memperhatikan bangsa kafir,
bangsa Moab tadi.
Sekarang
pertanyaannya: MENGAPA HARUS BERTINDAK DENGAN DUA HAL DI ATAS??
Jawabnya: persekutuan dengan Tuhan, jerih payah kita
tidak sia-sia.
Persekutuan,
terkait dengan 3 alat di dalam Ruangan Suci, yakni;
1. Pelita Emas -> Persekutuan dengan Roh
Allah.
2. Meja Roti Sajian -> Persekutuan dengan
Firman Allah.
3. Mezbah Dupa -> persekutuan dengan
kasih Allah.
Kita kembali
membaca ...
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras,
lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
“Menangis
pula mereka dengan suara keras.” Biarpun menangis keras-keras jika
kita tidak berpaut dengan Tuhan, tidak melangkah bersama dengan Tuhan, tidak
melangkah sesuai firman Tuhan maka air mata, tangisan, tidak ada artinya, tidak
akan dapat menyelesaikan masalah.
Sore ini
barangkali kita disentuh oleh firman, menangis itu wajar, tidak salah. Tetapi
kalau firman itu tidak dilakukan, firman itu tidak di follow up itu hanya menyentuh perasaan, sama seperti perasaan dari
pada Orpa disentuh, tetapi tidak mau melangkah maju sesuai dengan
langkah-langkah firman, sesuai dengan ketetapan firman.
Tiap hari
setelah dengar firman menangis, tetapi tidak diikuti langkah firman sampai ke
Betlehem, bodoh, tidak bijaksana. Tidak dilarang menangis, saya yakin kalau
saudara dengar firman sungguh-sungguh, tidak menoleh ke kiri dan ke kanan pasti
hati akan hancur, tetapi yang Tuhan mau ialah; melakukan apa yang telah
didengar (tindak lanjuti).
Tetapi Rut
tetap berpaut dengan Naomi, itu yang Tuhan mau, berjalan terus bersama Naomi
melangkah sesuai dengan ketetapan dari langkah-langkah Firman Tuhan. Naomi ini
gambaran dari gembala, ayo ikuti terus gembala.
Sejauh ini
kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,
ikuti saja kemana Dia mau, ikuti saja, yang pasti kita dibawa ke dalam rencana
Allah yang besar. Perjalanan rohani kita akan berhenti pada satu titik yakni;
pesta nikah Anak Domba, tidak lain tidak bukan, bukan soal berkat.
Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah
pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti
iparmu itu."
Ternyata
setelah Orpa pulang, Naomi itu tidak berhenti menguji Rut.
Tadi tiga
ujian untuk Rut dan Orpa, tetapi setelah Orpa pulang tidak berhenti Naomi ini
menguji. Jadi ujian yang dihadapi Rut ini tidak sedikit, tidak kecil, silih
berganti, tidak berhenti, tidak berkesudahan.
Saudara
belajar bijaksana, dewasa, jangan cengeng saat menghadapi ujian, karena hal itu
tidak menyelesaikan masalah. Tetapi kalau hamba Tuhan menangis seperti Rasul
Yohanes di pulau Patmos karena tuntutan pembukaan firman, tangisan semacam itu
dapat menyelesaikan masalah.
Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau
bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku; (1:17) di
mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku
dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada
itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada
maut!"
Orpa kembali
kepada kekafiran namun Rut tetap mengikuti Naomi sekalipun ia didesak dengan
ujian-ujian berikutnya. Tidak sedikit orang Kristen berhenti di dalam
pengikutan kepada Tuhan, langkah rohaninya berhenti mengikut Tuhan karena
didesak oleh persoalan-persoalan dan dihimpit oleh banyaknya masalah, akhirnya
ngambek, dan salahkan Tuhan.
Kemudian,
KETETAPAN HATI RUT UNTUK MENGIKUTI NAOMI DIBUKTIKAN DENGAN PERKATAANNYA, adapun
perkataanya:
1. Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku
pergi.
2. Di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam.
Hikmat
sedang disampaikan di jalan-jalan, dimana-mana saja, itu yang kita butuhkan di
hari-hari terakhir ini sebab kalau tidak ada Wahyu liarlah bangsa.
3. Bangsamulah bangsaku dan,
4. Allahmulah Allahku.
5. Di mana engkau mati, aku pun mati di sana.
Perkataan Rut
di atas dibagi 5, suatu pernyataan yang luar biasa. Adakah kita mau mengakui
dan mengucapkan hal-hal yang seperti ini kepada Tuhan? Kiranya itu terjadi...
Puji Tuhan.
Hal 1 dan 2
berbicara soal iman, HALAMAN.
Hal 3 dan 4
berbicara soal pengharapan, itu
RUANGAN SUCI.
Hal 5
berbicara soal kasih terkena pada
RUANGAN MAHA SUCI.
Rut 1:18
(1:18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut
berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata
kepadanya.
Rut berkeras
untuk ikut bersama Naomi, ujianpun berhenti. Begitu Naomi melihat Rut berkeras,
ia pun berhenti menguji.
Ternyata
ujian juga bosan melihat kita kalau kita berdiri teguh, ujian saja jijik
melihat orang yang berdiri teguh, tetapi Tuhan jijik kepada orang yang tidak
berdiri teguh.
Pilih mana
ditolak dunia atau ditolak Tuhan?
Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka
tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota
itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"
Akhirnya sampailah Rut dan Naomi di Betlehem,
berarti; natal terjadi.
Berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di
Betlehem, Betlehem
artinya: rumah roti, sebab Yesus
lahir di Betlehem, dan dibaringkan di
palungan, menunjukkan bahwa Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari
sorga, sebab palungan adalah tempat makan minum domba-domba.
Rut akhirnya
mengalami natal setelah melewati perjalanan yang panjang, perjuangan yang berat
dan luar biasa.
-
Iman, kemana engkau pergi disitu juga aku pergi,
dimana engkau bermalam disitu juga aku
bermalam.
-
Pengharapan, bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku.
Bangsanya Tuhan
itulah imamat rajani, orang yang melayani Tuhan itu berarti harapannya besar.
-
Kemudian kasih
berfungsi sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, itu sebabnya
Rut berkata: jikalau sesuatu apa pun
memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!
Kemudian,
adapun jaminan dari roti hidup atau jaminan natal pada malam ini, kalau kita
menikmati roti hidup, serta tubuh dan
darah itulah pribadi Yesus yang dibaringkan di palungan, jika dikaitkan dengan Injil Yohanes 6 ada tiga:
1. Dibangkitkan
pada akhir zaman ... Yohanes 6:54.
Puji
Tuhan, bersama dengan Abraham, Ishak, Yakub, Daniel, dan lainnya dibangkitkan
pada kali yang kedua.
2. Satu
dengan Tuhan .... Yohanes 6:56.
Kalau
kita satu dengan Tuhan tidak ada lawan kita.
3. Ia
akan hidup selama-lamanya ... Yohanes
6:58.
Roti hidup,
roti yang turun dari sorga, kita kaitkan lagi dalam ...
Mazmur 78:23
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari
atas, membuka pintu-pintu langit,
Sesudah
Yesus dibaptis air, langit terbuka, biar kita dibasuh oleh air firman Tuhan sehingga langit terbuka. Kita dibasuh
firman, maka langit terbuka.
Maka jangan
bosan mendengar firman Tuhan, beri diri dibasuh oleh air dan firman, maka
langit akan terbuka.
Jadi tidak
usah jungkir balik berdoa, tetapi untuk menyembah harus sesuai dengan
ukurannya, takarannya 1 jam untuk sidang jemaat. Tetapi jungkir balik untuk
memohon tidak perlu, yang terpenting beri diri dibasuh oleh air dan firman Tuhan,
pasti langit terbuka mencurahkan berkat-Nya.
Jadi jangan
doa nomor satu tetapi memalingkan telinga dari firman, doanya kekejian.
Mazmur
78:24-25
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk
dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit; (78:25) setiap orang telah makan
roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Kasih
mempelai, kasih yang luar biasa, roti hidup, roti yang turun dari sorga disebut
juga “gandum dari langit” yaitu roti malaikat.
Roti malaikat artinya: firman
penggembalaan yang terus menggembalakan kerohanian kita, itulah perbekalan
yang berlimpah-limpah.
Firman
penggembalaan dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang dan Cilegon, ini
sekedar mengingatkan saja:
-
Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab
disertai perjamuan suci adalah kitab Rut.
- Firman
penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, untuk saat ini
berada pada Wahyu 11:7.
-
Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan,
untuk saat ini berada dalam Kolose 3:9.
-
Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja
tentang study Yusuf, Kejadian 39 untuk sementara ini.
Inilah perbekalan yang berlimpah-limpah yang tidak
berkesudahan, bekal ini cukup untuk membawa kita sampai ke Betlehem.
Kalau langit
sudah terbuka apa saja Tuhan nyatakan sebagai tanda kasih dan kemurahan, itulah
kasih mempelai.
Bukankah
tadi Naomi ini yang adalah gambaran dari gembala, berbicara soal suami, ujian pertama
soal suami, ujian kedua soal suami, ujian ketiga juga soal suami cuma ada
tambahannya, yaitu; Naomi tidak bisa diharapkan lagi, kemudian
pengalaman pahit yang dia alami. Mendengar tambahan ini gugurlah iman dari pada
Orpa. Tetapi Rut inilah gambaran dari bangsa kafir, mewakili bangsa kafir untuk
menjadi mempelai Tuhan.
Saya
berharap kiranya firman itu dimeteraikan dalam loh-loh daging kita, ditukik di
hati kita, jangan berlalu begitu saja. Kasih mempelai sedang membebat hati kita
sekarang, kalaupun ada ujian demi ujian jangan berhenti berharap.
Yang kuliah
tidak ada uang, jangan berhenti. Saya juga sempat sekolah Alkitab di Lempin-El
Makasar tidak ada uang untuk beli sabun, pada saat itu bunda (orang tua saya)
tidak ada uang juga, sementara mengontrak di Bekasi.
Namun
terpaksa saya cari sabun di selokan dari kamar mandi, saya tangkap pergi, tidak
tertangkap, ternyata licin, akhirnya saya berusaha dapat juga, itulah saya
pakai untuk mandi.
Jangan
karena ujian sedikit berhenti di tengah jalan, terus lanjut, demi sasaran akhir
perjalanan rohani, yakni; pesta nikah Anak Domba.
Setelah itu
saya menjadi pengerja, kurang lebih satu tahun di Banyuwangi, lalu masuk di
Provinsi Banten bukan keinginan saya, Tuhan yang bawa saja, karena saya tidak
pernah berfikir kesini.
Setelah
sampai di bumi provinsi Banten, saya tidak menyangka karena Banten ini luar
biasa sengsaranya buka pelayanan, seperti pengalaman Daniel di gua singa, saya
berpikir seperti itu, dalam hati saya berkata; Tuhan betul- betul saya ini
Daniel ya Tuhan, setiap hari saya menangis dan melangkah kemana saja langkah
ini dibawa dan dituntun oleh Tuhan.
Sementara
perut kosong, mau membuka pelayanan tidak ada sidang jemaat, belum ada kolekte,
belum ada perpuluhan, saya hanya bisa menangis saja, itu ujian sedikit, jangan
berhenti. Walaupun sempat berpikir, ternyata menderita sekali untuk menjadi
hamba Tuhan.
Pada waktu
tahun 2001 ada panggilan kerja dari salah satu perusahaan tambang emas di NTB
karena saya mantan dari tambang emas di
Tembaga Pura, menggiurkan, gaji waktu itu luar biasa, lebih besar dari UMR
sekarang, beberapa puluh tahun lalu, hampir 20 tahun lalu, menggiurkan semua
falitas dilengkapi.
Saya tanya
bunda, bagaimana bunda? Bunda juga kalau soal uang cepat, karena waktu itu
sengsaranya minta ampun, kata bunda: ya udahlah kalau kerja yah kerja. Tetapi
dalam hati, dahulu bunda suruh saya menjadi hamba Tuhan, saya tidak mau menjadi
hamba Tuhan, ko ini terbalik, tetapi saya bertekat saya harus jadi hamba Tuhan.
Ujian demi
ujian terlewatkan oleh kemurahan Tuhan, Tuhan beri kekuatan yang luar biasa,
bukan oleh kekuatanku.
Jangan
berhenti yang belum mendapat pekerjaan lanjut terus, nanti yang kembali ke
kapal (ABK) ingat GPT “Betania”, terus ikuti live streaming.
Kasih Tuhan
kasih mempelai sedang membebat hati kita, Tuhan mau sembuhkan luka-luka batin
kita, hati yang hancur ini. Pedangnya memang melukai kita tetapi Tuhan mau
sembuhkan kita, mau membebat hati kita pada petang sore ini. Amin.
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang