IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 NOVEMBER 2018
KITAB RUT
(Seri: 34)
Subtema: JANGAN MEMBAWA DIRI KE LADANG SI PEMALAS.
Shalom saudaraku.
Selamat malam bagi
kita sekaliannya, salam sejahtera dan bahagia memenuhi hidup kita dan ruangan
ini, biarlah kiranya Tuhan menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan
firman Tuhan yang akan kita terima, sebab itu kita menaikkan permohonan supaya
Tuhan berkemurahan bagi kita malam ini.
Puji Tuhan, saya juga
tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun berada
di dalam maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Mari kita ikuti firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2:2.
Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada
Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di
belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya:
"Pergilah, anakku."
Di sini kita melihat
Rut meminta ijin sekaligus memohon doa restu dari Naomi dan ia pun direstui.
Dalam hal ini Rut sangat menghormati
Naomi sebagai mertua atau orang tua.
Kemudian adapun isi
permohonan Rut kepada Naomi dibagi atas;
a.
Biarkanlah aku pergi ke ladang.
b.
Memungut bulir-bulir jelai.
c.
Di belakang orang yang murah hati kepadaku.
Kita masih
memperhatikan ...
Keterangan: A. BIARKANLAH AKU PERGI KE LADANG.
Saudaraku pernyataan
dari Rut ini menunjukkan bahwa hari demi hari yang dia lalui bersama dengan Tuhan
ditandai dengan kemurahan Tuhan yang semakin meningkat, bukan semakin merosot.
Saudaraku saat ini
kita berada di ladang Tuhan itu bukan suatu kebetulan, sungguh ini merupakan
perhatian Tuhan sekaligus kemurahan dari Tuhan yang sangat besar di dalam memelihara
kehidupan kita masing-masing. Oleh sebab itu hati-hati jangan sampai kita
membawa diri ke dalam ladang orang yang pemalas, itu merugikan diri sendiri.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan
kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup
dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
Di sini kita
perhatikan ladang si pemalas tandanya ada dua;
1.
Seluruh tanahnya ditumbuhi onak.
2.
Seluruh tanahnya tertutup dengan jeruju atau duri.
Onak dan duri ini yang
akhirnya akan membuat umat Tuhan menderita dan sangat sakit, sakit dan
menyakiti itu suatu penderitaan yang besar.
Pertanyaannya bagi
kita sekarang; SIAPAKAH PEMALAS DISINI??
Jawabnya ialah orang yang tidak berakal budi atau orang yang tidak mempunyai akal yang sehat.
Kalau ia mempunyai
akal budi, akal yang sehat pasti seseorang tidak malas, dia pasti rajin.
Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku
melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33)
"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar
lagi untuk tinggal berbaring,"
Tanda seseorang tidak
berakal budi atau tidak memiliki akal yang sehat ada tiga;
1.
Tidur sebentar lagi.
2.
Mengantuk sebentar.
3.
Melipat tangan sebentar lagi.
Itulah tanda orang
yang tidak berakal budi atau tidak memilki akal yang sehat.
Kalau dilihat dari
tiga pembagian ini sebetulnya aneh karena biasanya mengantuk dulu baru tidur
tapi disini diawali tidur sebentar lagi, kemudian mengantuk sebentar lagi,
kemudian melipat tangan sebentar lagi, jadi disini ada suatu keanehan.
Menunjukkan bahwa orang yang tidak berakal budi, orang yang tidak memiliki akal
sehat ini betul-betul malas.
Sekarang kita akan
melihat tiga pembagian tersebut ...
Keterangan: TIDUR SEBENTAR LAGI.
Artinya; seseorang
penuh dengan kelemahan bahkan tidak lepas dari kelemahan.
Orang yang berada di
dalam kelemahannya disebut dengan tidur
rohani, maka keadaan yang semacam ini harus segera dibangunkan dari
tidurnya atau dari kelemahannya.
Matius 25:5
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak
datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Karena mempelai itu
lama tidak datang-datang mengantuklah mereka yaitu lima gadis yang bijaksana
dan lima gadis yang bodoh.
Mengantuk lalu tertidur, artinya; berada di dalam kelemahan. Jadi memang siapapun manusia di atas
muka bumi ini tidak ada yang sempurna.
Matius 25:6
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara
orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Keadaan tidur, artinya; berada dalam kelemahan
dan dalam kelemahan itu ia tidak bisa melepaskan diri. Yang dapat membangun, kerohanian yang tertidur adalah Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kita tidak usah ragu dalam hal
ini karena baik lima gadis yang bijaksana maupun lima gadis yang bodoh awalnya
mereka mengambil pelitanya dan pergi menyongsong Mempelai laki-laki sorga.
Namun karena mempelai
laki-laki itu lama tidak datang-datang mengantuklah mereka lalu tertidur, ini
berbicara tentang kelemahan. Lalu pada ayat
6 mereka dibangunkan oleh Firman Pengajaran Mempelai.
Keterangan: MENGANTUK SEBENTAR LAGI.
Sama artinya; mata
terlalu berat untuk dibuka = tertutup. Artinya rohaninya; berada dalam gelap.
Matius 6:22-23
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu
baik, teranglah seluruh tubuhmu; (6:23)
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada
padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Di sini kita
perhatikan mata adalah pelita tubuh,
oleh sebab itu posisi mata berada di tempat yang tinggi untuk menerangi seluruh anggota tubuh.
Seandainya mata
ditaruh di bawah maka aktivitas manusia tidak sempurna, kerugiannya dia tidak
tau apa yang harus dia kerjakan, tidak tau apa yang harus dia perbuat. Tetapi
puji Tuhan, posisi
mata berada di tempat yang tinggi, sehingga dapat melihat segala sesuatu yang
terkait di dalam anggota-anggota tubuh, dapat menerangi, dapat mengawasi
anggota-anggota tubuh.
Tetapi sebaliknya jika terang yang ada pada kita itu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu -> orang yang mengantuk sebentar lagi.
Lebih jauh kita
memperhatikan ...
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta,
yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah
yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.
Saudaraku ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi melayani
Tuhan tetapi mereka terikat dengan perkara-perkara lahiriah, menunjukkan bahwa
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi disebut dengan pemimpin-pemimpin buta dan orang-orang
bodoh, artinya; berada di dalam gelap dan kebodohan.
Itulah yang dimaksud
terang yang ada padamu menjadi gelap atau kalau terang yang ada pada kita
menjadi gelap, betapa jahatnya kejahatan itu, betapa gelapnya kegelapan itu.
Ini suatu kejahatan
yang luar biasa yang ditunjukkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
yang notaben sebagai pemimpin-pemimpin guru-guru dalam rumah Tuhan.
Saudaraku akibat
dibutakan oleh kegelapan;
a.
Mengabaikan kesucian.
Mereka
berkata tadi; “Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat.” Berarti mengabaikan kesucian.
b.
Mengabaikan mezbah.
Karena
mereka berkata; “Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.”
Sekarang mari kita
perhatikan ciri-ciri kedua hal ini ...
Ciri-ciri mengabaikan kesucian:
Kalau dikaitkan dengan
tiga alat yang di
dalam RUANGAN SUCI berarti;
1.
Tanpa
persekutuan dengan firman Allah ->
Meja Roti Sajian.
2.
Tanpa
persekutuan dengan Roh El Kudus
-> Kaki Dian Emas.
3.
Tanpa
persekutuan dengan kasih Allah ->
Mezbah Dupa.
Kemudian sekarang ciri-ciri mengabaikan mezbah: tidak ada korban yang dipersembahkan kepada
Tuhan.
Kita menghampiri mezbah Tuhan tujuannya tidak
lain tidak bukan untuk membawa korban dan mempersembahkan di atasnya. Bersyukur
saja imam-imam yang sudah dipercaya karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El
Kudus, tugasnya adalah untuk membawa korban dan mempersembahkannya di atas
mezbah.
Jangan sampai
imam-imam yang sudah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus
mengabaikan mezbah, itu adalah suatu kekeliruan di tengah-tengah ibadah
pelayanan kepada Tuhan.
Kita lihat MENGABAIKAN
MEZBAH lebih dalam ...
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi
berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh
masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di
atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah
ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Pada pertengahan tujuh
masa yaitu tiga tahun setengah pembinasa keji akan menghentikan korban
sehari-hari yaitu;
1.
Korban sembelihan -> ibadah dan pelayanan.
2.
Korban santapan -> firman Allah.
Pendeknya; tidak ada
lagi korban dan persembahan yang dipersembahkan di atas mezbah.
Ada korban untuk
dipersembahkan tapi mezbah diabaikan, tidak ada artinya korban persembahan. Seperti itulah jadinya nanti pada saat
pembinasa keji berdiri di tempat kudus, pada saat antikris berkuasa selama tiga
tahun setengah, mereka akan menghentikan korban sehari-hari.
Perlu untuk diketahui;
firman Allah berkuasa untuk menopang kehidupan kita di dalam hal melakukan sesuatu
yang baik, sesuatu yang benar, sesuatu yang suci dan berkenan, bahkan ibadah
ini dapat terselenggara dengan baik itu karena di topang oleh firman Allah.
Sekarang kita lihat
...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang
buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang
beribadah di dalamnya.
Yang masuk dalam
ukuran Tuhan ada tiga;
1.
Bait Suci Allah, berarti hidup di dalam kesucian oleh kuasa
firman Allah dan oleh kuasa Roh Allah dan oleh kuasa kasih Allah.
2.
Mezbah -> korban dan persembahan kepada Tuhan.
3.
Beribadah di dalamnya -> doa penyembahan.
Maka saya tandaskan
malam ini kepada kita sekaliannya serta kepada para pemirsa yang sedang
mengikuti live streaming atau video
internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada ibadah kita harus memuncak
sampai kepada doa penyembahan, ibadah itu tidak boleh jalan di tempat tetapi
ibadah itu harus meningkat hari demi hari sampai nanti memuncak sampai kepada
doa penyembahan, seperti itulah yang dialami Rut di dalam mengikuti dan
mengiringi Tuhan. Hari-hari yang dia lalui ditandai dengan kemurahan.
Harus ada peningkatan
rohani dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun.
Kita sudah berada di
penghujung tahun, saat ini kita berada di bulan dua belas di penghujung tahun,
berarti tidak lama lagi kita akan memasuki tahun yang baru seharusnya kita
beribadah dengan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan supaya
masuk dalam ukurannya Tuhan.
Sekarang bandingkan dengan mereka yang tidak masuk
dalam ukurannya Tuhan ...
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci
yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan
kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh
dua bulan lamanya."
Sedangkan pelataran Bait Suci di sebelah luar
tidak masuk dalam ukuran Tuhan, tidak dilindungi dan tidak dibela oleh Tuhan
melainkan diserahkan kepada antikris untuk
diinjak-injak selama 42 bulan atau tiga
tahun setengah.
Jadi suatu kerugian
yang besar kalau kita mengabaikan kesucian dan mengabaikan mezbah, dan itulah
yang terjadi kepada pemimpin-pemimpin buta dan orang bodoh yang disebut juga
dengan mengantuk rohani.
Orang yang mengantuk
tidak konsentrasi dalam hal melayani pekerjaan Tuhan di tengah ibadah-ibadah
yang dipercayakan oleh Tuhan. Maka orang yang suka ngantuk persiapkan diri dari
tempat kediaman saudara, tidak boleh mengantuk dalam beribadah apalagi melayani
pekerjaan Tuhan.
Jadi kita memang harus
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Rut, dia berada di ladang Boas, penebus
gambaran dari pribadi Tuhan Yesus Kristus. Maka kita patut bersyukur saat ini
kita berada di ladang Tuhan itu kemurahan supaya disitu kita mendapat
pemeliharaan, pembelaan, perlindungan sebagai perhatian dari Tuhan Yesus
Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi.
Kemudian kita kembali
memperhatikan tanda tidak berakal budi ...
Keterangan: MELIPAT TANGAN SEBENTAR LAGI.
Amsal 26:13-15
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di
jalan! Ada singa di lorong!" (26:14)
Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat
tidurnya. (26:15) Si pemalas
mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk
mengembalikannya ke mulutnya.
Perhatikan disini
tentang si pemalas atau tanda melipat tangan ada tiga;
1.
Si pemalas berkata; "Ada
singa di jalan! Ada singa di lorong!"
Artinya;
membesar-besarkan masalah sehingga tidak berani melangkah, menyelami
jalan-jalan dan lorong-lorong yang harus ditempuh.
Memang si
pemalas yang kesukaannya melipat
tangan cenderung menggunakan berbagai-bagai alasan, membesar-besarkan situasi
kondisi keadaan, padahal sebetulnya dia adalah seorang pemalas saja.
2.
Si pemalas seperti pintu berputar pada
engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya. Berada disekitar tempat tidur, areanya atau zona kenyamannya hanya
seputar tempat tidur saja disitu dia berputar-putar tidak lebih tidak kurang.
3.
Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
Tetapi
bukan berarti dia bosan untuk makan, hanya karena malas saja. Menunjuk kepada
orang yang menunda-nunda pekerjaan Tuhan, pendeknya, mengabaikan yang baik,
yang suci dan benar
Si pemalas melipat tangan dengan tiga alasan; yang pertama: suka membesar-besarkan masalah, yang kedua
berputar-putar di tempat tidur itu saja area dan zona kenyamanannya, yang ketiga malas untuk dibenarkan,
malas untuk berubah, malas
untuk dibentuk -> orang yang suka menunda-nunda pekerjaan Tuhan sehingga keadaan orang seperti ini tidak
dapat berubah sampai kapanpun.
Gunakan dua tangan
untuk melayani pekerjaan Tuhan disitu nanti terjadi keubahan, kemudian tidak
berada disekitar tempat tidur, serta tidak lagi menggunakan
alasan-alasan untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Amsal 26:26
(26:16) Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak
dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
Sampai pada akhirnya
si pemalas selalu merasa lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan
bijaksana, menganggap lebih bijak dari orang yang berakal budi.
Sebab itu Tuhan tidak
mencari orang yang berhikmat dari dunia ini, Tuhan tidak mencari orang yang
kuat dari dunia ini, Tuhan mau mencari orang yang mau menyerahkan dua tangannya
untuk melayani pekerjaan Tuhan. Tuhan mencari orang yang bodoh dari dunia ini
untuk mempermalukan hikmat dunia, Tuhan memanggil orang yang
lemah dari dunia ini untuk mempermalukan orang yang kuat dari dunia ini, itu yang mau dipakai Tuhan
yaitu yang mau menyerahkan dua tangan untuk dipakai Tuhan.
Kita kembali membaca
...
Amsal 24:33-34
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan
seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Pendeknya; ladang si
pemalas ditumbuhi onak dan duri.
Onak dan duri ini
menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Jadi onak dan duri ini
hanya membuat umat Tuhan menjadi sakit dan tersakiti.
MISKIN berarti tidak kaya,
cirinya; tidak mampu memberi, tidak mampu berbagi, dan tidak mengerti pekerjaan
Tuhan. Untuk
pekerjaan Tuhan hitung-hitungan dan suka bersungut-sungut.
Pemberitaan firman semacam ini adalah
perhatian Tuhan kepada kehidupan kita, barangkali diantara kita masih ada yang malas-malasan.
Gambaran dari
kemiskinan sama seperti seorang penyerbu.
Kalau seseorang diserbu oleh musuh keadaan menjadi terdesak, jadi kemiskinan ini sangat menakutkan
sekali.
Kaya tapi tidak mau berbagi itu sangat
menakutkan, tidak
mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan digambarkan seperti seorang penyerbu.
Mari kita berfikir
seperti Tuhan berfikir, kiranya hati pikiran kita diisi oleh firman supaya
perkataan dan perbuatan menjadi suatu kesaksian hidup tidak kosong.
Kemudian KEKURANGAN berarti tidak mempunyai
kelebihan, orang semacam ini tidak bisa diandalkan.
Saya tau manusia tidak
ada yang sempurna, tetapi di dalam kekurangan kita mau menyerahkan diri kepada
Tuhan nanti Tuhan yang akan memberi banyak kelebihan-kelebihan, nanti Tuhan
yang akan memberi kemampuan-kemampuan asal saja di dalam kekurangan kita mau
mengakui dan menyerah kepada Tuhan.
Sedangkan gambaran
dari kekurangan disini sama seperti orang
yang bersenjata, berarti orang yang mengalami kekurangan senantiasa
mengalami ancaman maut, hidupnya selalu mengalami ancaman sana, ancaman sini,
menghadapi berbagai-bagai ancaman.
Kalau setiap hari menghadapi ancaman orang yang seperti ini
tidak lama akan stroke.
Saya tau awal
dipanggil oleh Tuhan kita datang dengan penuh kekurangan, tidak memiliki kelebihan,
tidak memiliki kemampuan tetapi satu kesempatan bagi kita untuk menghargai
panggilan Tuhan dengan cara menyerahkan diri supaya Tuhan memberi kelebihan dan
kemampuan itu kepada kita.
Pendeknya; kemiskinan dan kekurangan ini menyebabkan
rasa takut yang amat sangat, membuat seseorang menjadi cemas, gelisah,
gundah gulana, tidak memiliki kepercayaan diri sampai akhirnya kehilangan jati
diri.
Kalau seseorang kehilangan jati diri dia tidak yakin
lagi dengan kebenaran, dia tidak percaya lagi dengan kebenaran, dia tidak
percaya lagi dengan hidupnya. Itu tanda bahwa seseorang kehilangan jati diri.
Dulu itu adalah
pengalaman saya, untuk berbuat sesuatu yang baik saja saya sudah tidak percaya
lagi karena sudah terlebih dahulu diintimidasi dengan pemikiran yang jelek.
Tapi sekarang berbeda saya tidak peduli orang menolak, orang menghina tetapi
bagi saya, saya harus tetap melayani Tuhan.
Hati saya terharu
malam ini dalam hal menyampaikan firman, berarti Tuhan melihat mungkin keadaan
kita sungguh sangat malas sekali, sehingga banyak terjadi kekeliruan disana
sini, sampai banyak teguran-teguran kita alami.
Sekarang kita
memperhatikan lebih jauh lagi tentang LADANG SI PEMALAS ...
Amsal 24:31
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak,
tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
Ladang si pemalas selain ditumbuhi onak dan tanahnya tertutup dengan
jeruju, juga temboknya sudah roboh,
artinya; tidak ada lagi penjagaan dari Tuhan, tidak ada lagi pembelaan dan perlindungan dari Tuhan, sampai akhirnya
diinjak-injak oleh binatang buas.
Orang muda harus
memperhatikan ini dengan baik, dengan apakah orang muda mempertahankan
kelakuannya suci, bersih? Dengan memperhatikan firman Tuhan sebagai pembelaan,
penjagaan dari Tuhan.
Kalau temboknya sudah
roboh maka binatang buas akan masuk dan menginjak-nginjak.
Binatang buas ini
terdiri dari dua jenis;
1.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris (Wahyu 13: 1-3).
Binatang
ini gabungan dari tiga jenis binatang antara lain; sama seperti macam tutul,
dan kakinya sama seperti kaki beruang, dan mulutnya sama seperti mulut singa.
Ini binatang yang pertama, inilah yang akan memasuki ladang si pemalas dan
menginjak-nginjaknya. Pendeknya; dikuasai antikris.
Apa
tandanya kalau ladang si pemalas telah diinjak-injak binatang buas (antikris)? Tandanya; di dahi dan di tangan
kanannya ada cap meterai dari antikris itu sendiri yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam).
Artinya; tubuh, jiwa, dan rohnya dikuasai oleh daging.
6 pertama
-> tubuh dikuasai oleh daging.
6 kedua
-> jiwa dikuasai oleh daging.
6 ketiga
-> roh sudah dikuasai oleh
daging.
Roh itu
penurut tetapi daging lemah tetapi kalau sudah diinjak-injak oleh binatang
pertama antikris maka cap meterai dari antikris 666 itu akan nyata di dahi ataupun di tangan
kanan, artinya; tubuh jiwa dan roh sudah
dikuasai daging.
Kita
sekarang berada di ladang Tuhan, jangan kita sibuk membawakan diri kita ke
ladang si pemalas. Jangan anggap enteng dengan ibadah sebab seharga dengan setetes darah Yesus.
2.
Binatang yang keluar dari dalam bumi...Wahyu
13:11.
Binatang
yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi
palsu. Nabi-nabi palsu disebut juga dengan seriga berbulu domba akan menginjak-injak
lading si pemalas.
Saudaraku inilah
kerugian yang terjadi kalau temboknya rubuh, tidak ada lagi penjagaan, tidak
ada lagi pembelaan, perlindungan dari Tuhan. Sehingga binatang buas (antikris dan
nabi-nabi palsu) masuk dan
menginjak-nginjak ladang si pemalas seperti yang tertulis di dalam Wahyu 11:2. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh,
kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar, tidak boleh malas, sangkal diri dan pikullah
salib masing-masing.
Kita lihat sebagai
contoh Adam dan Hawa di taman Eden ...
Kejadian 2:15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi
perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17)
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Di sini kita
perhatikan Adam dan isterinya ditempatkan di taman Eden, tujuannya adalah untuk
mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Saat ini Tuhan membawa
kita di ladang Tuhan, Tuhan menempatkan kita bagaikan Adam dan isterinya di
taman Eden, tapi perlu kita perhatikan tujuan kita ditempatkan di ladang Tuhan
untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Tiga macam ibadah
pokok itu ibadah yang berasal dari Allah, dari sorga turun ke bumi seperti yang
terjadi di mata bangsa Israel di atas gunung Sinai. Kehadiran Allah di atas gunung Sinai ditandai tiga hal;
1.
Api.
2.
Awan
padat.
3.
Sangkakala
berbunyi.
Itu menunjuk kepada
tiga macam ibadah pokok.
Api disertai kilat -> Ibadah Raya
Minggu disertai dengan kesaksian.
Kemudian awan padat -> Ibadah Doa Penyembahan.
Lalu sangkakala -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Inilah tiga macam
ibadah pokok yang harus kita usahakan dan kita pelihara sampai Tuhan datang kembali.
Syarat untuk mengusahakan
dan memelihara taman Eden; Adam dan isterinya harus
memperhatikan perintah dan larangan Tuhan Allah kepada mereka.
Berarti mengusahakan
dan memelihara ibadah itu tidak
boleh sembarangan, tidak boleh menggunakan aturannya sendiri, kehendak sendiri atau sesuai dengan maunya sendiri.
Tiga macam ibadah
pokok berasal dari sorga
dari Allah bukan dari bumi bukan buatan tangan manusia, maka syarat mengusahakan
dan memelihara ibadah itu harus memperhatikan perintah dan larangan Tuhan Allah, tidak boleh seenaknya melayani.
Adapun perintah dan larangan itu ialah;
-
Perintah:
“Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas.”
-
Larangan:
“Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”
Konsekuensinya; pada hari memakannya, pastilah mati.
Kejadian 2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman
itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Bagian dari perintah terdiri dari;
-
Yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya -> Roh El Kudus.
Hidup dalam
pengurapan Roh El Kudus itu bebas dinikmati.
-
Buah pohon kehidupan -> firman
Allah.
Menikmati
firman Allah dengan bebas itu diijinkan oleh Tuhan.
-
Kemudian, larangan: Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat, tidak boleh dimakan.
Pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat artinya: tau yang baik tetapi tau juga berbuat jahat, atau persamaannya mengasihi
sesama atau mengasihi orang yang mengasihi tetapi membenci musuh, buah pohon
seperti ini tidak boleh dimakan. Tetapi yang Tuhan mau supaya kita mau
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Syarat untuk mengusahakan dan memelihara
ibadah pelayanan ini, tidak boleh dengan aturan sendiri, dia harus menikmati firman Allah dengan bebas, dia harus
menikmati Roh Allah dengan bebas,
dan dia harus menikmati kasih Allah
dengan bebas, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Sekarang ...
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu
baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya
pun memakannya. (3:7) Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Tetapi disini kita
perhatikan akhirnya Adam dan Hawa
melanggar perintah Tuhan, sama seperti si pemalas mencelupkan tanggannya ke
dalam pinggan tetapi enggan membawa tangannya kembali ke mulut.
Akibat
melanggar larangan Tuhan: Adam dan Hawa telanjang,
terlihat kekurangan-kekurangan, terlihat kelemahan-kelemahan yang sangat
memalukan.
Mengusahakan dan memelihara ibadah dan
pelayanan dengan sesuka hati akan melanggar perintah dan larangan Tuhan. Ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh.
Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu:
"Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah
pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka
terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari
rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18)
semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan
tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Rumput duri dan semak duri
gambaran dari ketidak taatan kepada
perintah Tuhan -> orang yang malas mengusahakan dan memelihara ibadah
dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Mengusahakan dan memelihara ibadah dan
pelayanan, dengan syarat memperhatikan perintah dan larangan Tuhan, dibela diberkati oleh Tuhan, tidak
kekurangan apapun, dicukupkan, apa yang kita makan minum dan pakai dicukupkan. Beda dengan orang malas
ladangnya ditumbuhi onak dan duri tanda ketidak taatan kepada perintah Tuhan.
Supaya hal ini tidak
menimpa kita, mari kita segera lihat JALAN
KELUARNYA ...
Amsal 6:6-9
(6:6) Hai pemalas, pergilah kepada semut,
perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (6:7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau
penguasanya, (6:8) ia
menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu
panen. (6:9) Hai pemalas, berapa
lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
Jalan keluarnya; mendapat teguran dari Tuhan, itu tanda
perhatian Tuhan.
Malam ini kita ditegur,
diajar, dididik itu tanda perhatian Tuhan, pembelaan, penjagaan Tuhan supaya
kita tetap menjadi ladangnya Tuhan, binatang buas tidak dibiarkan masuk dan menginjak-injak kehidupan kita
masing-masing.
Maka teguran Tuhan
disini kepada si pemalas adalah; memperhatikan
semut.
Kalau merasa diri
malas ayo teguran malam ini adalah pergilah
kepada semut, perhatikanlah lakunya.
Kalau kita belajar kepada semut dan memperhatikan
lakunya seseorang akan berakal budi dan memiliki akal sehat.
Alasan saya mengatakan
itu adalah karena semut memiliki kelebihan yaitu;
1.
Ia menyediakan rotinya di musim panas -> Kemurahan.
Kesempatan untuk
mengumpulkan firman Allah, itu adalah kemurahan Tuhan. Sebab sekali waktu
nanti, Tuhan akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan lapar akan
makanan bukan haus akan minuman tetapi lapar haus akan mendengarkan firman
Tuhan.
2.
Mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
Saudaraku
ketika Rut dan mertuanya kembali ke Betlehem tepatnya pada permulaan musim
menuai jelai gandum, itu berbicara tentang sorak sorai, sukacita kemenangan.
Saudaraku
tidak mungkin seseorang dapat mengumpulkan makanan kalau hatinya tidak ada
sukacita, itu sebabnya saya katakan di atas tadi bahwa kemurahan Tuhan, yang dialami Rut semakin hari semakin meningkat bukan
semakin merosot. Jangan sampai usia bertambah tetapi kerohanian semakin
merosot, itu suatu keanehan.
Itulah kelakuan dari
pada semut, itu alasan saya mengatakan bahwa setiap orang yang datang dan belajar
serta memperhatikan semut adalah orang yang berakal budi, orang yang memiliki akal sehat.
Selanjutnya kalau kita perhatikan pada Amsal 6:7; biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia
melakukan dua perkara itu.
APA ARTINYA BUAT KITA
SEKARANG???
1 Yohanes 2:27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada
pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu
diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang
segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan
sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap
tinggal di dalam Dia.
Jadi kesimpulannya;
sekalipun tidak ada pengatur, penguasanya (pemimpin) tetapi semut
menyediakan rotinya
pada musim panas, dan menungumpulkan makanan pada musim panen.
Kehidupan yang diurapi
tidak perlu diajar, dia tidak perlu diperintah, diatur-atur oleh orang lain
karena Roh Kudus itu akan mengajar dia dalam segala sesuatu.
Malam ini kita dilawat
oleh Tuhan, supaya kita tidak lagi membawa kehidupan kita ini kepada ladang si
pemalas, karena ladang si pemalas hanya menghasilkan onak dan duri dan yang menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment