IBADAH RAYA MINGGU, 25
NOVEMBER 2019
KITAB WAHYU
(Seri:79)
Subtema:TIGA DITAMBAH EMPAT
SAMA DENGAN HARI PERHENTIAN
Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya
Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Raya Minggu.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube,
Facebook, di dalam maupun di luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan
memberkati kita.
Sebab itu mari kita memohon kemurahan hati Tuhan supaya
nyata turun di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu ini sehingga ibadah
pelayanan, nikah-nikah dan rumah tangga, hubungan kita dengan Tuhan adalah
nikah, itu semua nanti diperbaiki oleh Tuhan. Sebab yang mewarisi kerajaan
sorga adalah manusia roh, manusia batin.
Saya berharap kita takluk kepada firman Allah tidak
takluk kepada roh-roh asing yang membuat rohani kita gagal dan seperti jalan di
tempat, tetapi biarlah ibadah kita kepada Tuhan sampai kepada doa penyembahan,
penyerahan diri total kepada Tuhan, sehingga nanti kita melayani Tuhan di dalam
tahbisan yang benar, tahbisan yang suci, sehingg nanti jumlah jiwa-jiwa
bertambah.
Saya banyak kali merasa terkoreksi karena saya masih
merasa banyak kekurangan-kekurangan, setiap kali saya membaca Yesaya 53; di dalam kebangkitan Yesus
jumlah jiwa bertambah-tambah, orang kuat menjadi rampasan, orang besar menjadi
jarahan. Setiap kali saya membaca itu, saya selalu tertuduh, merasa kurang
baik, kurang benar, kurang suci, masih banyak kekurangan, setiap kali saya
membaca itu hati saya hancur, bukan terkadang-kadang tetapi setiap kali saya
membaca Yesaya 53 itu hati saya
hancur karena di dalam diri saya ini masih banyak kekurangan-kekurangan.
Tetapi biarlah kita sebagai tiang-tiang penopang di
dalam melayani pekerjaann Tuhan ini benar-benar
berada di dalam tahbisan yang benar.
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 10:1-3,
jangan kita lekas tertarik pada roh-roh yang tidak baik tetapi biarlah kita
lekas tertarik pada apa yang baik dari sorga, dari Tuhan, dari Allah turun
kepada kita.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku melihat seorang
malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi
ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan
tiang api. (10:2) Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan
kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, (10:3) dan ia berseru dengan suara
nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh
guruh itu memperdengarkan suaranya.
Disini kita melihat ada tujuh perkara hasil dari tujuh
kali percikan darah yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai imam besar;
1.
Berselubungkan
awan.
2.
Pelangi
ada di atas kepalanya.
3.
Mukanya
sama seperti matahari.
4.
Kakinya
bagaikan tiang api.
5.
Dalam
tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6.
Ia
menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7.
Ia
berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.
Kemudian tujuh perkara tersebut dibagi atas dua bagian;
a.
Perkara satu sampai dengan perkara
empat.
b.
Perkara lima sampai dengan perkara
tujuh.
Saudaraku perkara
satu sampai dengan perkara empat adalah sesuatu yang melekat di dalam diri Tuhan Yesus Kristus yang tidak
bisa dirubah-rubah, menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Domba
Paskah. Perkara satu sampai dengan perkara empat, saya telah menyampaikannya
dua minggu berturut-turut
Sekarang kita memperhatikan PERKARA LIMA SAMPAI DENGAN PERKARA TUJUH.
Berarti ada tiga perkara yang merupakan
tindakan-tindakan dari Tuhan Yesus Kristus yaitu mati dan bangkit.
Terlebih dahulu kita kaitkan dengan tujuh perkara yang terdapat di dalam diri
Rasul Paulus ...
Filipi 3:3
(3:3) karena kitalah
orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus
Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Yang disebut orang-orang yang bersunat adalah;
1.
Beribadah
oleh Roh Allah.
Jadi jangan kita menjalankan ibadah ini
menurut perintah daging atau menurut peraturan-peraturan, perintah-perintah,
ajaran-ajaran manusia.
2.
Bermegah
dalam Kristus Yesus.
Jangan bermegah dalam hal yang lahiriah,
jangan bermegah karena punya potensi, kemampuan, kecakapan, dan sebagainya.
Selain bermegah di dalam sengsara salib.
3.
Tidak
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Kalau orang lain punya mobil mewah dan
rumah mewah saudara tidak usah terlalu tergiur sampai tergoda, apalagi kalau
seorang isteri tidak mengerti kebenaran bisa saja mempersalahkan suaminya
karena tidak mampu membeli mobil mewah dan rumah mewah. Sebaliknya kalau
melihat kondisi isteri kurang menarik seorang suami jangan bertindak bodoh.
Filipi 3:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada
alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain
menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan,
dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian
terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran
dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Tujuh perkara lahiriah sebagai kelebihan-kelebihan dari
Rasul Paulus;
1.
Disunat
pada hari kedelapan.
2.
Dari
bangsa Israel (umat pilihan).
3.
Suku
Benyamin (berarti satu dari dua belas suku Israel).
4.
Orang
Ibrani asli (bukan keturunan, bukan campuran).
5.
Tentang
pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi.
6.
Tentang
kegiatan ia penganiaya jemaat.
7.
Tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat.
Jadi saudaraku ketujuh perkara tersebut juga terdiri
dari atas dua bagian;
a.
Perkara
satu sampai dengan perkara empat adalah sesuatu yang melekat, tidak dapat
diubah dari diri Rasul Paulus itu sendiri. Karena kalau kita perhatikan empat
perkara ini tidak bisa diganggu gugat, memang itu sudah mendarah daging dalam
dirinya, sudah melekat, tidak bisa diubah.
b.
Perkara
lima sampai perkara tujuh adalah tiga tindakan-tindakan dari Rasul Paulus.
Adapun ketiga tindakan yang dimaksud antara lain;
1. Tentang pendirian terhadap
hukum Taurat ia orang Farisi.
Orang Farisi masih tetap berpegang teguh
kepada adat istiadat, bahkan karena adat istiadat ini mereka mengesampingkan
perintah Allah.
2. Tentang kegiatan ia penganiaya
jemaat.
Saat ini kita melayani pekerjaan Tuhan atau
disebut juga dengan berada dalam kegiatan roh, maka yang kita layani adalah
Raja di atas segala raja, bahkan menjadi imamat rajani berarti terlepas dari
perhambaan dosa, yang senantiasa juga membawa berita pendamaian berarti menjadi
korban untuk memperdamaikan dosa manusia.
Tetapi sebaliknya dengan Rasul Paulus tentang kegiatan justru ia penganiaya
jemaat (tidak menjadi pendamaian).
3. Tentang kebenaran dalam
mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat.
Berarti dia benar-benar hidup di bawah hukum
Taurat.
Kelemahan dari hukum Taurat misalnya: “mata ganti mata, gigi ganti gigi,”
artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, berarti tidak mengampuni orang
yang berdosa, itu kelemahan dari hukum Taurat.
Tetapi seperti apapun ia menggunakan
kebenaran dari hukum Taurat, hukum Taurat tidak menyelamatkan manusia.
Sekarang kita akan membaca ...
Filipi 3:7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap
rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Tetapi akhirnya tujuh perkara tersebut dianggap rugi oleh Rasul Paulus karena Kristus, bahkan tujuh perkara
tersebut dianggap sampah supaya ia memperoleh Kristus.
Pendeknya; untuk memperoleh Kristus terlebih dahulu membuang sampah yaitu sesuatu yang
sifatnya merugikan kehidupan rohani kita masing-masing, apapun itu jenisnya.
Itu sebabnya di atas tadi Rasul Paulus berkata; “jika ada orang lain menyangka dapat menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah aku lebih lagi.” Tetapi pada akhirnya setelah
ia memperoleh Kristus tujuh perkara yang menjadi kelebihan dari Rasul Paulus
dianggap menjadi suatu kerugian bahkan dianggap menjadi sampah, sehingga ia
memperoleh Kristus.
Filipi 3:9
(3:9) dan berada dalam Dia
bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Namun setelah Rasul Paulus memperoleh Kristus maka iapun
dibenarkan oleh iman bukan karena ia
melakukan hukum Taurat, bukan karena ia menuruti perintah-perintah dan
ketentuan-ketentuan dari hukum Taurat itu sendri.
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Pada akhirnya setelah ia memperoleh Kristus selanjutnya
Rasul Paulus berkata; “Yang kukehendaki
ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya.” Dia tidak lagi bermegah
dengan tujuh perkara yang menjadi kelebihan dari Rasul Paulus itu.
Mari kita ikuti apa yang dikatakan Rasul Paulus ini,
kita kutip tentang kata MENGENAL DIA DAN
KUASA KEBANGKITANNYA.
Perkataan Rasul Paulus ini adalah nubuat dari Hosea 6:1-3.
Hosea 6:1-3
(6:1) "Mari, kita akan
berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan
menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. (6:2) Ia akan menghidupkan kita
sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita
akan hidup di hadapan-Nya. (6:3)
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi."
"Mari, kita
akan berbalik kepada TUHAN, untuk melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.”
Kenapa kita harus berbalik kepada Tuhan? Tujuanya tidak
lain tidak bukan untuk melihat
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Adapun perbuatan-perbuatan yang ajaib
itu ada tiga:
-
Dialah
yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita.
-
Yang
telah memukul dan yang akan membalut kita.
-
Ia
akan menghidupkan kita sesudah dua hari.
· Ia pasti muncul seperti
fajar.
· Ia akan datang kepada kita
seperti hujan.
Inilah tiga perbuatan-perbuatan yang ajaib dari Tuhan kalau
kita berbalik kepada Tuhan.
Berbalik
artinya; meninggalkan kehidupan yang
lama. Kalau kita berbalik kepada Tuhan maka kita akan melihat
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, itulah tiga hal yang sudah saya sampaikan
di atas tadi.
Tiga perbuatan ajaib dari Tuhan akan terjadi dengan
syarat; “Marilah kita mengenal dan
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN.”
Tadi yang pertama itu berbicara tentang sengsara salib,
yang kedua tadi dihidupkan sesudah dua hari, yang ketiga Ia pasti muncul
seperti fajar, Ia akan datang seperti hujan, setelah hari ketiga.
Kalau kita sungguh-sungguh mengenal Tuhan maka kita
tidak sungguh-sungguh mengenal yang lain, apa lagi yang tidak suci.
Sekarang kita akan melihat tentang ...
Yang
pertama:
PENYEMBUHAN DAN PEMBALUTAN.
1 Petrus 2:21-24
(2:21) Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi
Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di
kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Ia telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di atas
kayu salib, yang kemudian oleh bilur-bilur-Nya kita telah disembuhkan, berarti
telah terjadi penyembuhan dan pembalutan.
Pendeknya; di atas kayu salib Yesus telah mengerjakan
pekerjaan penyembuhan dan pembalutan.
Ayub 5:17-18
(5:17) Sesungguhnya,
berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak
didikan Yang Mahakuasa. (5:18) Karena
Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang
tangan-Nya menyembuhkan pula.
“Dialah yang
melukai, tetapi juga yang membebat.”
Jadi dilukai
dulu baru disembuhkan, seperti pada
sore ini pedang Roh yaitu; firman Allah telah melukai daging (dioperasi kekurangan),
setelah itu terjadilah kesembuhan, dibebat.
Kemudian; “yang
memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.” Seperti Yesus yang telah
menerima pukulan-pukulan yang begitu hebat di atas kayu salib, sehingga kita
disembuhkan.
Oleh sebab itu supaya perkara ini nyata dalam kehidupan
kita, ada hal yang harus kita perhatikan yaitu; jangan menolak didikan Yang Maha Kuasa, jangan menolak teguran-teguran Tuhan, pendeknya didikan dan teguran
Tuhan jangan ditolak.
Teguran nasihat dari firman Allah, kalau itu diabaikan
ada teguran yang lain dalam bentuk fisik, bisa saja ekonomi merosot, kehilangan
harta atau penyakit. Maka supaya pengalaman penyembuhan dan pembalutan itu
nyata dalam kehidupan kita ada hal yang harus diperhatikan yaitu jangan menolak
didikan dan ajaran Tuhan. Itu harus mutlak diperhatikan, dengan sungguh-sunguh.
Yesaya 53:8-10
(53:8) Sesudah penahanan dan
penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah. (53:9) Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di
antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak
ada dalam mulutnya. (53:10) Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Inilah yang terjadi ketika Yesus menerima
pemukulan-pemukulan di atas kayu salib; ia akan melihat keturunannya, umurnya akan
akan lanjut dan kehendak Tuhan akan teraksana olehnya.
Kita bersyukur sore ini Tuhan nyatakan kasih dan
kemurahan-Nya bagi kita.
Tentang ...
Yang
kedua: IA
MENGHIDUPKAN SESUDAH DUA HARI.
Matius 27:50-53
(27:50) Yesus berseru pula dengan
suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. (27:51)
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang
telah meninggal bangkit. (27:53) Dan
sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota
kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Yesus telah memberi dua hari yaitu dua ribu tahun,
supaya manusia bertobat dan percaya kepada Tuhan, kemudian pada hari ketiga
terjadilah kebangkitan orang-orang kudus lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Pendeknya; hari ketiga itulah seribu tahun damai, hal
ini diteguhkan di dalam kitab Wahyu.
Jadi dua tambah satu itu tiga hari, itulah
tindakan-tindakan Yesus tadi, tidak perlu kita ragu kita disitu.
Wahyu 21:5-6
(21:5) Ia yang duduk di atas
takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu
baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini
adalah tepat dan benar." (21:6)
Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan
Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan
cuma-cuma dari mata air kehidupan.
"Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!" Sebab Dialah Alfa dan Omega.
Wahyu 20:3-4
(20:3) lalu melemparkannya ke
dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya,
supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu
tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu
lamanya. (20:4) Lalu aku melihat
takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan
kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal
kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak
menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada
dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Jadi kerajaan seribu tahun damai itu
adalah hari ketiga sesudah hari kedua.
Tadi Ia menghidupkan sesudah dua hari,
itulah penyembuhan dan pembalutan supaya orang-orang bertobat dan percaya, lalu
sesudah dua hari Ia menghidupkan sehingga orang-orang kudus yang mati
dibangkitkan berada di kota kudus, Yerusalem yang baru...Wahyu 21:5-6.
Di Wahyu 20:3-4, menjadi raja-raja di dalam kerajaan seribu tahun
damai, jadi kita tidak perlu ragu, Dia menghidupkan kita sesudah dua hari. Dua
hari itu berbicara penyembuhan dan pembalutan supaya manusia bertobat dan
percaya, maka kita orang-orang kudus membawa jiwa-jiwa, nanti pada hari ketiga
Dia menghidupkan kita menjadi imam-imam raja-raja di dalam kerajaan seribu
tahun damai.
Sebab jelas di dalam 2 Petrus 3:8; “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun
sama seperti satu hari.”
Kita lihat dulu Yesus meneguhkan nubuatan Hosea tadi ketika Ia menjelaskan rencana-Nya
untuk menghancurkan pekerjaan iblis di dalam Lukas 13.
Lukas 13:31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah
beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah
tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." (13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah
kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari
ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Hari pertama setan diusir, hari kedua terjadi
penyembuhann dan pembalutan, hari ketiga Dia selesai, Ia menghidupkan kita
sesudah dua hari.
Jadi saudaraku yang pertama tadi ada dua hari mengusir
setan dan menyembuhkan yang sakit, dua hari jiwa-jiwa dibawa kepada Tuhan
tetapi pada hari ketiga pekerjaan Tuhan Yesus Kristus seleai.
Lukas 13:33
(13:33)
Tetapi
hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab
tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
“Hari ini dan besok
dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang
nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.”
Maka pekerjaan Tuhan ini harus dikerjakan sampai
selesai, sebab itu Tuhan juga sampai hari ini bekerja bersama-sama dengan kita di
dalam kematian dan kebangkitan-Nya, hari ini, besok, lusa.
Tiga hari menunjuk pengalaman kematian dan kebangkitan.
Jadi sampai hari ini Tuhan bekerja.
Tetapi perhatikan kalimat berikutnya; “sebab tidaklah semestinya seorang nabi
dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” Berarti orang yang beribadah dan
melayani Tuhan mau tidak mau banyak menanggung penderitaan, banyak menanggung
sengsara karena salib, aniaya karena firman Allah, itu pengertian sebab
tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
Supaya pekerjaan Allah ini selesai maka kita banyak
menanggung penderitaan, sengsara karena salib, aniaya karena firman di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah tentang Yerusalem.
2 Timotius 3:10-12
(3:10) Tetapi engkau telah
mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan
ketekunanku.
RASUL PAULUS MENGAJARKAN TUJUH PERKARA AJAIB kepada
Timotius anak rohaninya, yaitu;
1.
Mengikuti
ajarannya.
2.
Cara
hidupnya.
3.
Pendiriannya.
4.
Imannya.
5.
Kesabarannya
kepada Tuhan.
6.
Kasih
kepada Tuhan.
7.
Ketekunan
kepada Tuhan.
Setelah dia memperoleh Kristus justru tujuh perkara
ajaib dia peroleh dalam dirinya yaitu; ajaran
Kristus, hidupnya di dalam Tuhan, pendiriannya di dalam Tuhan, imannya di dalam
Tuhan, kemudian kesabarannya di dalam Tuhan, kasihnya di dalam Tuhan,
ketekunannya di dalam Tuhan.
Jadi supaya nyata kematian dan kebangkitan maka kita
harus bekerja melayani Tuhan ditandai dengan sengsara karena salib, aniaya
karena firman.
2 Timotius 3:11-12
(3:11) Engkau telah ikut
menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia
dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah
melepaskan aku dari padanya. (3:12) Memang
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya,
“Memang setiap orang
yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.”
Kalau hidup beribadah kepada Tuhan tanpa aniaya itu
bukan beribadah kepada Tuhan, tapi kalau mau hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya. Supaya tiga hari itu nyata Tuhan turut bekerja,
sampai hari ini Tuhan bekerja. Maka supaya tiga hari itu nyata yang adalah
tindakan-tindakan dari Tuhan Yesus Kristus maka setiap orang yang mau hidup
beribadah menanggung banyak penderitaan, sengsara karena salib, aniaya karena
firman, itu orang yang mau hidup beribadah.
Itulah pernyataan Yesus kepada orang Farisi; tidaklah semestinya seorang nabi mati kalau
tidak di Yerusalem, pusat kerajaan damai sejahtera, tempat kita beribdah
dan melayani, banyak menanggung penderitaan yaitu sengsara karena salib, aniaya
karena firman Allah.
Kesimpulannya kita terlebih dahulu membaca ...
Hosea 6:3
(6:3)
Marilah
kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul
seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada
akhir musim yang mengairi bumi."
Kesimpulannya; pada
hari ketiga Ia pasti muncul seperti fajar, artinya; kebaikan Tuhan, kasih
dan kemurahan-Nya tidak untuk ditunda-tunda bagi orang yang mengasihi Tuhan
yaitu orang-orang yang mau berbalik kepada Tuhan, orang-orang yang mau
meninggalkan kejahatannya, kenajisannya.
Kemudian Ia akan
datang kepada kita seperti hujan, mengairi kehidupan kita masing-masing,
membasahi setiap hati kita masing-masing, supaya hati kita menjadi tanah hati
yang subur sehingga setiap kali penaburan benih (firman Allah yang disampaikan
itulah benih), maka benih itu akan bertumbuh segera dan berakar selanjutnya
menghasilkan buah. Lalu digambarkan seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.
Kita ini sekarang tepatnya berada dalam pekerjaan Roh
Kudus hujan akhir, biarlah kiranya dipekerjaan Roh Kudus hujan akhir ini
betul-betul hati kita ini dihujani oleh Tuhan, dihujani oleh segala kemurahan,
kasih karunia, dihujani oleh rahmat-Nya, kebaikan-Nya, kasih sayang dan kasih
setia-Nya kepada kita masing-masing.
Saya berdoa Tuhan sudah menghujani hati kita
masing-masing.
Maka kesimpulannya; Adam sampai dengan Yesus ada empat hari yaitu kejatuhan Adam sampai
dengan penyaliban Yesus Kristus, dengan perincian; Adam sampai dengan Abraham dua ribu tahun = 2 hari x 1000 tahun.
Dari Abraham sampai Yesus Kristus
disalibkan dua ribu tahun = 2 hari x 1000 tahun, seluruhnya ada empat hari atau empat ribu tahun. Ditambah tiga hari itulah tindakan-tindakan Yesus
tadi, dan ketiganya adalah hari perhentian.
Jadi kesimpulannya; 4 hari + 3 hari = 7 hari. Tujuh
hari adalah hari perhentian, kalau
begitu masih ada hari ketujuh, hari perhentian tersedia bagi umat Tuhan.
Ibrani 4:9
(4:7) Sebab itu Ia menetapkan
pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama
berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari
ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (4:8) Sebab, andaikata Yosua telah
membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata
kemudian tentang suatu hari lain (4:9)
Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
Itulah tentang tujuh perkara yang dibagi atas dua
bagian, yaitu; empat tambah tiga hasilnya tujuh hari perhentian, Tuhan masih sediakan bagi kita.
Dengan catatan; kalau
hari ini engkau dengar suara Tuhan/firman jangan keraskan hatimu, jangan
condongkan hatimu lagi kepada yang tidak baik, sampai nanti Tuhan membawa kita
kepada hari ketujuh, hari perhentian.
Seandainya ketika Yosua membawa bangsa Israel tiba di
Kanaan itu disebut sebagai hari perhentian, maka tidak ada hari perhentian bagi
kita. Maka oleh karena kemurahan Tuhan masih tersedia suatu hari perhentian,
hari ketujuh bagi umat Allah.
Satu malaikat lain yang kuat itulah pribadi Tuhan Yesus
Kristus, Dia imam besar yang telah mengadakan pendamaian terhadap dosa sehingga
terjadilah tujuh perkara yang terdiri dari dua bagian; perkara satu sampai
perkara empat itu bagian pertama, perkara kelima sampai perkara tujuh itulah
tindakan-tindakan Yesus. Empat tambah tiga ada tujuh, hari perhentian masih
tersisa bagi kita, itulah hari sabat, hari perhentian.
Saudaraku sepuluh hukum Allah ditulis sebanyak dua
kali;
1.
Keluaran
20.
2.
Ulangan
5.
Hukum yang keempat itu berbicara tentang hari
perhentian bagi Tuhan Allah, hari ketujuh, hari sabat. Di dalam Keluaran 20 hari sabat (hari perhentian)
itu tujuannya supaya kita mengikuti
contoh teladang dari Tuhan. Sedangkan di dalam Ulangan 5 hari perhentian itu supaya kita terlepas dari perbudakan dosa.
Saat ini kita berada di dalam hari perhentian lewat
Ibadah Raya Minggu dan kalau hari ini kita mendengarkan suara Tuhan jangan
keraskan hatimu. Tuhan punya suatu rencana yang indah lewat tujuh perkara
supaya membawa kita masuk dalam hari perhentian yang kekal, Yerusalem yang
baru.
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada
lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya, (22:4)
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi
mereka. (22:5) Dan malam
tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan
cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Tadi ada tujuh perkara di dalam diri Yesus selanjutnya
ada tujuh perkara di dalam kerajaan sorga, hari perhentian (hari ketujuh)
yaitu;
1.
Tidak
ada lagi laknat (kematian).
2.
Takhta
Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya.
3.
Hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya.
4.
Mereka
akan melihat wajah-Nya.
5.
Nama-Nya
akan tertulis di dahi mereka.
6.
Malam
tidak akan ada lagi di sana.
7.
Hamba-hamba-Nya akan
memerintah sebagai raja
sampai selama-lamanya.
Itulah tujuh perkara pada hari perhentian, hari
ketujuh.
Tetapi dari tujuh perkara tersebut ada dua kegiatan;
1.
Beribadah,
itulah perkara yang ketiga.
2.
Melayani
Tuhan, itulah perkara yang ketujuh.
Itulah tujuh perkara dan dua kegiatan di dalam hari
perhentian.
Yang sudah beribadah dalam setiap pertempuan-pertemuan
ibadah puji Tuhan, bagus, tapi masih kurang satu lagi pada hari perhentian yaitu
melayani Tuhan. Harus tingkatkan ibadah sampai berada dalam doa penyembahan,
melayani Tuhan, barulah benar-benar kita layak berada pada hari ketujuh, hari
perhentian itu.
Dari tujuh perkara ini baru kita bisa mengerti siapa
yang layak, siapa yang tidak layak. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment