IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 10 NOVEMBER 2018
STUDY
YUSUF
(Ser: 145)
Subtema: “ROH PENGASIHAN
MEMBERI KEKUATAN”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan
kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa kaum muda remaja, umat Tuhan, anak-anak Tuhan,
hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming, video internet, youtube, facebook, di dalam maupun di luar
negeri, dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.
Mari
kita mohonkan kemurahan hati Tuhan lewat doa supaya kiranya kasih, kemurahan,
dan rahmatnya turun di tengah-tengah ibadah ini.
Kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari Study
Yusuf.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua
orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu,
sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada
kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab
katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
Anak yang sulung bernama Manasye, anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya
kita akan memperhatikan arti nama kedua anak laki-laki Yusuf, dimulai dari anak
yang sulung yaitu; Manasye.
Manasye, artinya;
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua hal, yaitu:
1. Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Sekarang
kita akan memperhatikan,
Keterangan:
YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Kesukaran
Yusuf pada masa mudanya terdiri dari tiga fase.
FASE YANG PERTAMA: KETIKA YUSUF
TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Seluruh
peristiwa itu ditulis jelas di dalam Kejadian 37. Sedangkan kejadian 37
terbagi atas dua bagian:
- Ayat 1-11; Yusuf dibenci oleh
saudara-saudaranya hanya karena Yakub mengasihi Yusuf lebih dari anak-anaknya
yang lain. Kebencian dari saudara-saudara Yusuf semakin bertambah-tambah
setelah Yusuf menceritakan kedua mimpinya tersebut.
- Ayat 12-36; Yusuf dijual ke tanah
Mesir.
Sekarang
kita akan memasuki bagian yang kedua..
Kejadian
37:12
(37:12) Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya
menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.
Pada
suatu kali saudara-saudara Yusuf pergi menggembalakan kambing domba ayahnya
dekat Sikhem. Sedangkan Yusuf ditinggal oleh saudara-saudaranya. Yusuf tidak
diikut sertakan oleh saudara-saudaranya itu.
Sekarang
kita bandingkan di dalam..
Kejadian
37:2
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur
tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing
domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang
kejahatan saudara-saudaranya.
Kalau
kita perhatikan, sebagai riwayat keturunan Yakub, di sini dijelaskan bahwa
Yusuf biasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan
saudara-saudaranya.
Berarti;
ketika Yusuf ditinggal oleh saudara-saudaranya, itu adalah hal yang tidak
biasa, tidak sewajarnya. Karena pada ayat 2 ini, kita sudah melihat bahwa Yusuf
biasa menggembalakan kambing doba bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Maka
di sini sudah mulai terlihat suatu kejanggalan, terlihat suatu keanehan timbul
dari sikap saudara-saudara Yusuf.
Kejadian
37:13
(37:13) Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah
saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau
kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."
Saudara-saudara
Yusuf berada di dalam penggembalaan. Namun sepertinya penggembalaan mereka
ditandai dengan dua hal:
1. Tidak
mau kena mengena dengan Yusuf.
2. Menjauhkan
diri dari Yakub.
Dua
gejala menunjukkan bahwa mereka adalah gembala-gembala yang hatinya tidak
bersih. Karena:
- Penuh
dengan kebencian.
- Penuh
dengan amarah.
- Penuh
dengan iri hati.
- Penuh
dengan hawa nafsu.
Inilah
ciri-ciri dari gembala upahan.
Yohanes
10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang
bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan
domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan
mencerai-beraikan domba-domba itu.
Gembala
upahan yaitu yang bukan pemilik domba-domba membiarkan kawanan domba diterkam
dan dicerai-beraikan oleh si serigala. Inilah gembala upahan, tidak bertanggung
jawab terhadap kawanan domba Allah.
Maka
kalau seorang gembala penuh dengan hawa nafsu, iri hati, kebencian, amarah, ini
adalah gambaran dari gembala upahan. Gembala upahan tidak akan bertanggung jawab
dengan kawanan dombanya, membiarkan kawanan dombanya diterkam dan dicerai-beraikan
oleh si serigala.
Kalau
domba-domba tercerai-berai dari kawanannya maka domba-domba menjadi liar. Liar,
berarti; mengambil jalannya masing-masing, menuruti kata hati.
Maka
seringkali saya pesankan, kalau pemuda remaja betul-betul tergembala maka tidak
boleh liar dalam segala perkara. Ada kalanya tidak terpantau, tubuhnya di dalam
penggembalaan, tetapi hatinya kepada android, sehingga tidak terpantau lagi,
sudah diterkam oleh serigala.
Yohanes
10:13
(10:13) Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan
domba-domba itu.
Gembala
upahan tidak memperhatikan/tidak bertanggung jawab terhadap kawanan domba.
Tanggung
jawab -> bahu memikul salib. Tuhan memberikan kita bahu kanan dan bahu kiri
maka sempunakanlah kasih Allah di dalam
diri kita karena kita adalah pribadi yang bertanggung jawab.
Yohanes
10:11;14
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan
nyawanya bagi domba-dombanya; (10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku
dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Di
sini kita perhatikan, sebaliknya ciri gembala yang baik memberi nyawanya kepada
domba-dombanya. Berarti; bahu memikul salib, artinya bertanggung jawab
dihadapan Tuhan.
Sebagai
kawanan domba, pilih mana, gembala yang bertanggung jawab atau gembala upahan?
Tentu
kita merindukan suatu gembala yang bertanggung jawab.
Praktek
gembala yang bertanggung jawab mengenal domba-dombanya. Berapapun jumlah
kawanan domba dalam penggembalaan, gembala wajib mengenalnya. Mengenal
domba-domba artinya;
-
Mengetahui apa yang terjadi terhadap
domba-domba.
Ketika
domba-domba dalam keadaan lapar, dalam keadaan susah ataupun senang, gembala
harus mengenal, harus mengetahui. Maka domba-domba tidak boleh lari dari kenyataan.
Kalau memang kita kaum muda remaja membutuhkan seorang gembala yang bertanggung
jawab maka tidak boleh lari dari kenyataan. Jangan ngomel kalau diperhatikan,
jangan ngomel kalau dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, jangan bersungut-sungut.
- Mengetahui apa yang dialami dan dirasakan oleh
domba-domba.
Jadi kalau sudah merasakan susah,
merasakan banyak kepedihan, gembala harus mengetahuinya, gembala harus
melibatkan dirinya. Kalau gembala melibatkan diri maka domba-domba tidak boleh
lari dari kenyataan.
Selanjutnya
timbul dua pertanyaan bagi kita..
I. APA ARTI TIDAK MAU KENA MENGENA KEPADA YUSUF?
Jawaban
yang pertama ada di dalam..
Kejadian
37:3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain,
sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia. (37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya
lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu
kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Perhatikan
kalimat; “...Maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya
dengan ramah.”
Artinya
saudara-saudara Yusuf tidak mau berkata-kata dengan ramah kepadanya karena roh
pengasihan yaitu jubah yang maha indah yang diberikan Yakub kepada Yusuf.
Jubah yang maha indah –> karunia-karunia dan jabatan jabatan Roh Kudus.
Memang ini merupakan suatu kebanggaan bagi seorang imam.
Tentang:
SEMBILAN KARUNIA-KARUNIA
1
Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Ada
rupa- rupa karunia (sembilan karunia), sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.
Semuanya
dituliskan di dalam 1 Korintus 12: 8-10. Sembilan karunia ini dibagi
atas:
a. Tiga
karunia pembukaaan rahasia firman Allah.
1.
Karunia hikmat.
2.
Karunia pengetahuan.
3.
Karunia
menimbang.
b. Tiga karunia kuasa.
1. Karunia iman. Kalau ada iman ada kuasa.
2 Karunia kesembuhan. Kalau ada kuasa terjadi
kesembuhan.
3. Karunia mujizat.
c. Tiga karunia penyembahan.
1. Karunia bernubuat.
2. Karunia bahasa lidah (logat ganjil).
3.Karunia
menafsirkan bahasa Roh.
Inilah
roh pengasihan jubah yang maha indah. Itulah sembilan karunia roh kudus.
Tentang:
SEMBILAN JABATAN-JABATAN.
1
Korintus 12:28
(12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat:
pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.
Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk
menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata
dalam bahasa roh.
Inilah
sembilan jabatan dirampingkan menjadi lima jabatan, yaitu:
1. Jabatan rasul.
2. Jabatan nabi.
3. Jabatan penginjil.
4. Jabatan gembala.
5. Jabatan guru.
Kita
kembali memperhatikan..
Kejadian
37:3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain,
sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia. (37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya
lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu
kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Kalau
imam melayani, dipercaya karunia-karunia dan jabatan-jabatan, puji Tuhan. Tapi
tidak boleh dilupakan yaitu setelah mendapatkan karunia-karunia dan
jabatan-jabatan dari Tuhan, selanjutnya timbullah kata-kata yang tidak ramah,
timbullah kata-kata yang tidak baik dari saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf.
Jadi
setelah seorang imam menerima karunia-karunia, menerima jabatan-jabatan, jangan
lupa harus siap untuk dibenci, siap untuk menerima kata-kata yang tidak ramah,
yang tidak baik. Maka dalam hal ini seorang imam mau tidak mau harus siap
menerima hujatan dan kebencian. Seorang imam jangan enak-enak saja berdiri di
altar, tetapi tidak siap menerima kebecian, kata-kata yang tidak ramah, serta
hujatan.
Jadi
ukuran kelayakan dari seorang imam untuk melayani pekerjaan Tuhan bukan dilihat
dari kemahirannya, bukan dilihat dari kemampuannya, bukan dilihat dari
kecakapannya, tetapi apakah setelah dia menerima karunia-karunia, setelah dia
meneriman jabatan-jabatan, dia siap untuk dibenci, siap untuk menerima kata-kata
yang tidak ramah, siap menerima kata-kata hujat.
Kebencian
itu timbul saat kapan? Setelah menerima roh pengasihan; jubah yang maha indah,
karunia-karunia dan jabatan-jabatan dari Tuhan.
Jadi,
sebelum menerima itu belum ada kebencian, walaupun memang dasarnya
saudara-saudara Yusuf adalah orang jahat, tetapi kebencian itu belum nyata
terlihat. Namun nanti setelah Yusuf menerima roh pengasihan, jubah yang maha
indah, karunia-karunia roh kudus, dan jabatan-jabatan, timbullah kata-kata yang
tidak ramah, kebencian, dan hujatan. Dan mau tidak mau soeorang imam harus siap
menerima semua itu.
Kita
semakin diperlengkapi oleh Tuhan. Dalam kesempatan Ibadah Pendalaman Alkitab;
kita juga sudah menerima tahbisan oleh karena pribadi Rut. Tahbisan, berarti;
berbakti kepada Tuhan disertai kesucian.
Maka
dari itu jangan hanya enak-enak melayani, tetapi tidak siap menerima kebencian,
hujatan. Kalau hanya mau pamer-pamer dalam melayani, tetapi tidak siap menerima
kenyataan, itu belum menjadi suatu ukuran untuk menjadi layak.
Kesimpulannya:
seorang imam mau tidak mau harus siap menerima hujatan dan kebencian.
Kebencian
masa sekarang; ditolak oleh dunia.
Kebencian
di masa yang akan datang; akan mengalami yang namanya kebencian dari
antikris selama tiga tahun setengah. Kebencian oleh antikris itu lebih sadis
dari penolakan di masa sekarang.
Maka
agar kita mampu menghadapi kebencian dari antikris selama tiga tahun setengah
maka kita belajar untuk menerima penolakan dunia atas kita.
Kalau
Tuhan menerima kita, tetapi dunia menolak, itu tidak jadi soal. Tidak ada
artinya kita diterima dunia, tetapi Tuhan menolak.
Kidung
Agung 5:7-9
(5:7) Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku,
dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok. (5:8) Kusumpahi
kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan
kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku! (5:9) Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai
jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang
lain, sehingga kausumpahi kami begini?
Di
sini kita melihat, pengantin perempuan mencari pengantin laki-laki sebab cintanya
hanya kepada kekasihnya itu, tidak ada yang lain.
Kita
cinta hanya kepada Mempelai Laki-laki Sorga, tidak ada yang lain.
Kemudian,
di tengah-tengah pencariannya itu, penunggu-penunggu kota bertindak dua hal
yaitu:
1. Mempelai perempuan dipukuli dan dilukai.
Berarti menanggung banyak penderitaan, sengsara karena salib, aniaya karena
firman. Ini harga yang harus dibayar oleh mempelai perempuan Tuhan.
2. Selendang (tudung kepala) dirampas oleh penunggu-penunggu kota dari mempelai
perempuan.
Saudaraku,
penyebab dua hal ini dialami oleh mempelai perempuan adalah kecemburuan dari penunggu-penunggu
kota.
Tadi
di atas saya sudah sampaikan, perkataan yang tidak ramah, perkataan yang tidak
baik/kebencian, hujatan oleh saudara-saudara Yusuf, itu timbul setelah Yusuf
menerima roh pengasihan, jubah yang maha indah, itulah karunia-karunia dan
jabatan-jabatan dari Roh El-Kudus.
Maka
di sini juga kita melihat suatu kecemburuan yang besar dari penunggu-penunggu
kota. Dan oleh kecemburuan yang besar dari penunggu-penunggu kota ini kepada
mempelai perempuan yang cintanya begitu mendalam terhadap satu kekasih yang
tidak lain tidak bukan itulah Mempelai Laki-laki sorga maka Mempelai perempuan
siap menanggung penderitaan. Sebab penunggu-penunggu kota itu memukul dan melukai
mempelai perempuan itu, kemudian mereka juga menarik selendang (tudung kepala)
dari mempelai perempuan itu.
Itulah
kecemburuan dari penunggu-penunggu kota.
Kelebihan
dari pengajaran mempelai dari pengajaran yang lain yah di sini, yang suatu kali
nanti akan menimbulkan kecemburuan dari gereja-gereja lain, dari
penggembalaan-penggembalaan yang lain. Jadi jangan pernah anggap enteng
Pengajaran Mempelai. Hai engkau yang dulu malu menyebut Pengejaran Mempelai,
engkau tidak perlu malu menyebut
Pengajaran Mempelai sebab Pengajaran Mempelai adalah pengajaran yang besar.
- Selendang (tudung kepala) -> Karunia Roh Kudus.
- Penunggu-penunggu kota -> Penanggung
jawab/imam-imam lain cemburu kepada sidang mempelai karena ada karunia-karunia.
Saudaraku,
manarik (merampas) tudung kepala yang disebut selendang merupakan suatu
penghinaan.
1
Petrus 2:19-25
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan
kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan
karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus
menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya. (2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci
maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada
Dia, yang menghakimi dengan adil. (2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di
kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu
telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Menderita,
teraniaya, bahkan dihina karena kebenaran itu adalah kasih karunia; kemurahan
bagi sidang mempelai Tuhan. Jadi seorang imam tidak boleh kecil hati, seorang
imam harus berlapang dada, lapang hati, tidak boleh juga minder, mider itu
dosa, tidak boleh juga percaya diri berlebihan nanti menjadi sombong.
Kalau
teraniaya, dihina karena sebuah kebenaran yaitu menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan
dari Roh Kudus itu kemurahan, itu kasih karunia.
Sekarang
kita akan memperhatikan jawaban yang kedua..
Kejadian
37:5-11
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya
kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. (37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi
yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum,
lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu
sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah
engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?"
Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya
itu. (37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang
diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula:
Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan
saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu?
Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai
ke tanah?" (37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi
ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Jawaban
yang kedua adalah saudara-saudara Yusuf semakin benci karena Yusuf
memberitahukan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya. Bahkan kebencian itu
makin hari makin menjadi-jadi, makin mendalam.
Yeremia
23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
Nabi
yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh
firman Tuhan harus menceritakannya dengan benar.
Kalau
kita bandingkan Kejadian 37:5-11 dengan Yeremia 23:28, maka kita
dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa Yusuf adalah seorang nabi yang jujur dan
benar, dia tidak menyimpan firman Tuhan untuk dirinya sendiri. Kabar yang benar
itu harus disampaikan kepada orang banyak dari timur sampai ke barat.
Itulah
yang menjadi kerinduan saya sehingga kalau saudara perhatikan, anak-anakku
pemuda remaja, kenapa kita harus berjuang dalam hal menyampaikan firman Tuhan
lewat video internet, youtube, facebook, sementara pekerjaan ini bukan suatu
pekerjaan yang ringan, itu karena semua ajaran yang besar itulah Pengajaran
Mempelai harus disampaikan kepada khalayak banyak, harus disampaikan dari timur
sampai ke barat.
Kalau
seorang hamba Tuhan mempunyai pembukaan rahasia firman maka tidak boleh
disimpan-simpan, tidak boleh pelit, harus disampaikan. Maka kalu disampaikan
berarti hamba Tuhan semacam ini jujur, berkenan kepada Tuhan.
Itu
sebabnya sampai saat ini kita berjuang tidak hanya melaui video internet,
youtube, facebook, tetapi juga kita mengelola buli-buli emas berisi manna,
memberitakan firman Tuhan lewat tulisan, baik lewat media cetak, buli-buli emas
berisi manna, baik lewat media elektronik yaitu gptserangcilegon.blogspot.com,
kita berjuang dan saya juga siap berjerih lelah di situ. Maka saudara jangan
heran melihat kenapa om Daniel ini berjuang di sini? Karena itu maunya Tuhan.
Kita belajar memberi dari kekurangan.
Saudaraku,
pembukaan rahasia firman harus disampaikan dengan jelas dan terang sehingga
terlihatlah mana gandung dan mana jerami.
- Jerami -> Suatu kehidupan yang
tidak berisi dengan firman Tuhan/tidak penuh dengan firman.
Saudaraku, Tuhan memberikan petunjuk
kepada Musa di atas gunung Sinai untuk mendirikan Kemah Suci (Tabernakel). Itu
sebabnya dia berada di atas gunung Sinai dan berpuasa di sana selama empat
puluh hari, empat puluh malam. Setelah menerima petunjuk dari Tuhan untuk
mendirikan Tabernakel, Musa menerima dua loh batu yang berisikan sepuluh Hukum
Allah yang ditulis langung oleh ujung jari Allah. Sebab Tabernakel (rumah Tuhan)
adalah tempatnya firman Allah.
Tidak ada artinya rumah Tuhan, kehidupan
anak Tuhan kalau hatinya tidak di isi oleh firman. Sebaliknya, tidak ada
artinya sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu kalau rumah Tuhan tidak
ada.
Kesimpulannya kalau hati tidak berisi
dengan firman maka menjadi kehidupan yang omong kosong, hari-hari omong kosong,
perkataannya omomg kosong, sikap perbuatannya juga omong kosong. Tetapi kalau
hatinya berisi firman Allah maka perkataan, perbuatan, membangun, menghibur, menasihati
orang lain di manapun berada.
- Gandum -> Suatu kehidupan yang
berisi dengan firman Allah.
Kalau hati penuh dengan firman maka
perkataan penuh dengan firman, kalau hati penuh dengan firman, sikap, perbuatan
menjadi kesaksian hidup di manapun berada.
Maka Pengajaran Mmempelai memang harus
disampaikan supaya terlihat mana jerami, mana gandum. Namun kalau Pengajaran
Mempelai tidak disampaikan maka tidak akan pernah terlihat perbedaan antara
jerami dengan gandum. Maka ini merupakan suatu kerugian yang besar, orang yang
semacam ini bisa terkejut manakali Tuhan Yesus datang pada kali yang kedua. Di
tengah-tengah dia terkejut, dia juga akan persalahkan Tuhan dan hamba Tuhan.
Tetapi kita bukan pribadi yang terkejut manakali Tuhan datang untuk kali yang
kedua sebagai Mempelai Pria Sorga karena sampai detik ini kita telah menerima
pengajaran yang besar, itulah Pengajaran Mempelai. Mempersiapkan kaum muda
remaja menjadi gandum-gandum yang dikumpulkan seperti satu ikat berkas gandum
milik Yusuf.
Kejadian
37:6
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi
yang kumimpikan ini:
Yusuf
berkata kepada saudara-saudaranya; “..coba dengarkan mimpi yang kumimpikan
ini...”
Menunjukkan
dua hal tentang Yusuf:
1. Yusuf seorang yang berkata benar dan jujur.
2. Yusuf berusaha untuk memberitakan kabar yang
besar sehingga orang lain dapat mengetahui pengajaran yang besar itulah
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Saudaraku,
mimpi itu datangnya dari Tuhan, Yusuf bermimpi bukan atas kehendaknya sendiri.
Jadi
kalau kita amati, kebencian dari saudara-saudara Yusuf ini seolah-olah diijinkan oleh Tuhan. Bahkan
mimpi Yusuf yang pertama pun sebetulnya Yusuf sudah dibenci, ditambah lagi
Yusuf menceritakan mimpi yang kedua maka makin benci lagi saudara-saudaranya,
namun kebencian itu dibiarkan oleh Tuhan, sebab apa? Tuhan malah ijinkan Yusuf
bermimpi dua kali.
Jadi
Yusuf dibenci bukan keinginannya, tetapi Tuhan ijinkan terjadi.
Jadi
jangan kaget kalau kita meneriman pengajaran yang besar ini. Dan itu harus
terjadi.
Kejadian
37:7
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum,
lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
Adapun
kabar yang besar yang diberitakan oleh Yusuf antara lain:
1. Satu ikat berkas gandum Yusuf tegak berdiri,
sedangkan sebelas ikat berkas gandum saudaranya datang menyembah.
Ini merupakan pengajaran yang bersifat
untuk mengumpulkan jiwa-jiwa untuk diselamatkan.
Kita
bandingkan dengan NUBUATAN YESAYA di dalam..
Yesaya
2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat
rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di
atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari,
kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Tegak
berdiri, berarti:
1. Mengajar.
2. Menjadi contoh teladan.
Inilah
Pengajaran Mempelai (Pengajaran yang besar) membuat kita tegak berdiri.
Jadi
jangan sampai kita menerima kabar yang besar/Pengajaran yang besar, tetapi
tidak tegak berdiri. Itu sungguh memalukan sekali. Kalau tegak berdiri di hulu
gunung-gunung dan tegak berdiri di atas buki-bukit, pada saat itu akan terjadi
pengumpulan jiwa-jiwa sebab segala suku bangsa akan datang berduyun-duyun ke
atas gunung Sion. Maka jiwa-jiwa semacam ini tertolong.
Tadi
saya mendapatkan berita dari televisi, 2050 Jakarta lenyap, tidak ditemukan
lagi, hari demi hari terjadi penyusutan. Jadi dalam hal ini firman Tuhan
tergenapi.
Wahyu
6:12-14
(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai
yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari
menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya
bagaikan darah. (6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi
bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang
angin yang kencang. (6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang
digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
Ketika
meteria ke-enam dibuka, yang terjadi:
1. Gempa bumi yang dahsyat.
Akibatnya; bergeserlah gunung-gunung dan
pulau-pulau dari tempatnya. Sedangkan kita sudah melihat bahwa gunung Sion tadi
tegak berdiri. Jadi kalau di gunung tempat rumah Tuhan Yakub tidak disampaikan
kabar yang besar itulah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel maka
itulah nanti yang disebut gunung yang akan bergeser dan pulau-pulau (daratan)
yang bergeser dan tidak terlihat lagi.
Itu berlaku jasmani maupun rohani.
Biarlah kita berada di ladang dalam
pengumpulan gandum, pengumpulan jiwa-jiwa, jangan sampai nanti kita binasa juga
hanya karena menolak Pengajaran Mempelai. Jadi pengumpulan gandum itulah
Pengajaran Mempelai/ pengajaran yang besar, itulah yang akan menolong kehidupan
kita pribadai lepas pribadi.
Jadi jangan dulu lekas bersungut-sungut
manakala ada salib yang kita pikul di
atas bahu ini, jangan cepat-cepat putus asa, sabar sampai menantikan
penggenapan firman Tuhan.
Adapun
kabar yang besar yang diberitakan oleh Yusuf yang kedua adalah:
2. Matahari, bulan, dan sebelas bintang sujud
menyembah kepada Yusuf.
Ini merupakan Pengajaran Mempelai.
Wahyu
12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang
perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Suatu
tanda besar di langit yaitu seorang perempuan berselubungkan matahari, bulan di
bawah kakinya, dan mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ini
menunjuk suatu gereja Tuhan yang sempurna yang disebut juga Mempelai Perempuan
Tuhan. Mempelai Perempuan Tuhan menjadi
suatu tanda yang besar di langit.
Pengajaran
mempelai membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna
menjadi tubuh dari Mempelai Tuhan, menjadi milik kepunyaan Allah.
Inilah
jaminan dari kabar yang besar (kabar Mempelai), sedangkan kalau kabar yang lain
tidak bisa menjadi jaminan untuk menjadi mempelai.
Jadi
sebetulnya kehidupan dari remaja Gpt Betania ini bagaikan kehidupan yang
mendapatkan undian, kemurahan besar. Yang dahulu kita tidak pernah pikirkan,
bisa datang dari tempat asal kita masing-masing ke tempat ini, tidak pernah
terbayangkan bahwa kita akan tergembala dalam Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel, suatu pengajaran yang besar. Kalau kita betul-betul
menyadari, kalau kita betul-betul merenungkannya, kita memperoleh pengajaran
yang besar, yaitu; yang pertama pengumpulan gandum untuk diselamatkan, kemudian
pengajaran Mempelai untuk membawa kita masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna menjadi Mempelai Wanita Tuhan, menjadi suatu tanda yang besar di
langit, siapa pernah membayangkan ini. Dan biarlah itu menjadi doa saya, kiranya itu nyata dalam kehidupan
kita pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali. Maka segala sesuatu yang telah
kita korbankan tidak menjadi sia-sia.
Kita
telah berkorban, kita datang dari asal kita masing-masing dengan segala
pengorbanan, tenaga, waktu, pikiran, dan semuanya tidak menjadi sia-sia,
melainkan membawa hasil yang memuaskan, jauh dari apa yang kita pikirkan.
Kita
patut bersyuskur buat kemurahan Tuhan.
Wahyu
12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah
disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ
seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Kemudian
pada masa aniaya antikris, Mempelai Perempuan Tuhan dipelihara selama tiga
tahun setengah (3,5 tahun). Tetapi keturunan yang tertinggal mengalami aniaya,
mengalami penderitaan dari kekejian olhe antikris.
Inilah
keuntungan yang besar.
Sekarang
kita akan memperhatikan pertanyaan yang kedua.
II. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MENJAUH DARI YAKUB?
Roma
8:27
(8:27) Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Allah
menyelidiki hati nurani dan mengetahui maksud roh itu yaitu sesuai kehendak
Allah berdoa untuk orang-orang
kudus.
Jadi
jelas Roh Kudus itu membantu kita manaikkan doa disertai dengan keluhan-keluhan
kita kepada Tuhan. Sedangkan Yakub -> Roh Kudus. Maka kalau kita menjauh
dari Yakub (Roh Kudus) berarti menolak hati ini untuk diselidiki oleh Tuhan sebab
Roh Kudus itu membantu kita untuk menaikkan segala doa, segala permohonan
disertai dengan keluhan. Jadi Roh Tuhan itu diutus supaya tau hati nurani kita,
supaya tau keluhan-keluhan kita.
Roma
8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan
hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal
yang dari Roh.
Ada
suatu perbedaan yang mencolok pada ayat ini yaitu; mereka yang hidup menurut
daging memikirkan hal-hal yang dari daging, tidak memikirkan hal-hal yang dari
Roh (pekerjaan Tuhan), sedangkan mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal
yang dari Roh, memikirkan ibadah, pelayanan, dengan segala kegiatan yang ada di
dalamnya. Berarti kalau mejauh dari Yakub maka jauh dari pekerjaan Tuhan.
Banyak orang Kristen menjauh dari Roh Tuhan, menjauh dari pekerjaan Tuhan.
Mereka itu adalah orang-orang yang hidup menurut keinginan daging sebab mereka
yang hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging. Itulah
jawabannya.
Maka
dari itu kita patut bersyukur kepada Tuhan sampai sejauh ini kita ada dalam
kegiatan Roh untuk mamikirkan hal-hal yang dari Roh. Tetapi mereka yang hidup
menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging. Bahkan tadi dalam Roma
8:27; menjauh dari Roh Allah berarti tidak memberi diri untuk diselidiki
oleh Tuhan karena ternyata mereka hidup menurut daging yang senantiasa
memikirkan hal-hal yang dari daging, tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Itu
sebabnya pada suatu kali saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing damba
ayahnya ke Sikhem. Meninggalkan Yusuf, tidak mau kena mengena dengan Yusuf dan
menjauh dari Yakub.
Orang
yang jauh dari kandang penggembalaan susah sekali membawa hatinya diselidiki
oleh Tuhan, itulah saudara-saudara Yusuf. Mereka tidak mau sikap mereka diketahui
oleh Roh Tuhan.
Itu
gambaran gembala yang tidak baik, tidak bersih, penuh dengan iri hati, penuh
dengan amarah, penuh dengan kebencian, dan penuh dengan hawa nafsu.
Kejadian
37:2;12-13
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh
belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama
dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan
Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya. (37:12) Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan
kambing domba ayahnya dekat Sikhem. (37:13) Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu
menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada
mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."
Di
sini kita melihat Yakub mengutus Yusuf kepada saudara-saudaranya. Pengutusan
Yusuf merupakan perhatian Roh Kudus yang di dalamnya terdapat seluruh sidang
jemaat Tuhan. Sekalipun saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing, domba,
jauh dari Yusuf, namun di sini kita melihat Yakub mengutus Yusuf kepada
saudara-saudaranya.
Sampai
hari ini perhatian Tuhan besar kepada kita. Sekalipun jauh, tetapi Roh Tuhan
tetap berkarya, Roh Tuhan tetap menjangkau kehidupan kita. Tuhan juga
menjangkau penggembalaan sidang jemaat kaum muda Gpt Betania sehingga kita
menerima kabar yang besar yaitu pengumpulan gandum dan pengajaran mempelai.
Yusuf
adalah gambaran dari:
1. Kabar yang besar untuk disampaikan.
2. Membawa kabar dan doa untuk disampaikan
kembali kepada Yakub.
Jadi
Yusuf ini menjadi pengantara, menjadi pendamaian dosa. Sama seperti Yesus dari
sorga, dari Allah, di utus ke bumi menjadi pengantara antara Allah dan manusia
di atas kayu salib.
Tetapi
perlu untuk diketahui, kalau Pengajaran Mempelai disampaikan maka terlihatlah kekurangan.
Kalau terlihat kekurangan ini menjadi persoalan yang besar. Itu sebabnya banyak
orang tidak mau meneriman Pengajaran yang besar.
Kejadian
37:2
(37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur
tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri
ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan
saudara-saudaranya.
Jadi
ini menjadi persoalan besar sebab dari sinilah mula dari malapetaka itu. Yusuf
gambaran dari dua hal untuk disampaikan kepada saudaranya, yaitu; kabar yang
besar untuk disampaikan, selanjutnya membawa kabar dari gembala-gembala dan doa
untuk dibawa kembali kepada Yakub yang mengutus. Tetapi ketika kabar tentang
kajahatan itu dibawa kepada Yakub, di sinilah awal dari persoalan itu timbul,
maka tidak banyak anak Tuhan mau meneriman Pengajaran Mempelai.
Ketika
boroknya ditunjukkan, ketika kekurangannya disampaikan, ditelanjangi, ini yang
menjadi persoalan besar. Kalau boroknya dibuka, kekurangan disampaikan =
mempermalukan orang yang berbuat dosa itu. Dan inilah yang menjadi persoalan besar.
Barangkali
juga kalau pemuda remaja belum sanggup untuk dikoreksi maka ini menjadi
persoalan besar. Dari sinilah mula dari persoalan besar itu.
Tetapi
kita tetap bersyukur kepada Tuhan bahwa Tuhan mengutus Rohnya kepada kita untuk
menyelidiki hati nurani kita sampai akhirnya kita naikkan permohonan dengan
segala keluhan kepada Dia.
Justru
itu adalah kemurahan Tuhan sebab siapa lagi yang menyelidiki hati nurani kalau
bukan Tuhan.
Jadi
kalau Tuhan mengutus utusan-Nya, kita bersyukur, kalau kita telah menerima
pengajaran yang besar, kita bersyukur sampai hati nurani kita diselidiki, kita
bersyukur.
Yesus
telah menaikkan doa penyahutan di atas kayu salib; “Eloi, Eloi lama
sabakhtani?” Dia sudah menaikkan semua doa-doa permohonan yang disertai dengan
keluhan.
Dia
membawa kabar yang besar untuk keselamatan dunia, tetapi Dia juga harus membawa
kabar dari bumi kepada Bapa. Apakah kita keberatan seperti imam-imam kepala dan
tua-tua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment