IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 NOVEMBER 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:
127)
Subtema: “BERKEMENANGAN KARENA KRISTUS TELAH MATI”
Shalom
saudaraku.
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, kita
patut bersyukur oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk
melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebentar kita akan membawa hidup kita
rendah di kaki salib Tuhan, namun biarlah kiranya firman Tuhan menopang segala
sesuatu sampai membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam
ataupun di luar negeri, dilima benua, di tiap-tiap negara.
Saya
kira dalam setiap ibadah semua sudah dipersiapkan Alkitab, catatan, dalam
setiap perkara kita bertanggung jawab, itu kehidupan yang dewasa rohani.
Kehidupan yang dewasa rohani siap dipertunangkan kepada Kristus sebagai kepala
Mempelai Pria Sorga, dia sudah bertanggung jawab dalam hal mengasihi Tuhan,
dalam hal mengasihi sesama. Jadi semua rapi tersusun.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, sekarang kita
akan memasuki ayat 18 sampai ayat 19.
Kolose
2:18-19
(2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri
dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya
yang duniawi, (2:19) sedang
ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang
ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima
pertumbuhan ilahinya.
Secara
khusus pada ayat 18 ini menceritakan
tentang orang-orang yang berkemenangan karena Kristus telah memberi kemenangan
itu.
Terlebih
dahulu kita membaca ayat 15.
Kolose
2:15
(2:15) Ia telah
melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka
tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Pendeknya;
Kristus telah berkemenangan, dengan bukti Ia telah melucuti
pemerintah-pemerintah juga penguasa-penguasa.
Kemudian
ayat 6.
Kolose
2:6
(2:6) Kamu telah
menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia.
Kemudian
pada ayat 6; kamu telah menerima Kristus Yesus, maka secara otomatis orang yang
menerima Kristus Yesus akan juga berkemenangan.
Kristus
telah berkemenangan Dia telah melucuti pemerintah-pemerintah, Dia telah
melucuti penguasa-penguasa maka secara otomatis orang yang menerima Kristus
Yesus akan juga berkemenangan.
Tadi
kita sudah melihat kehidupan atau anak Tuhan yang berkemenangan karena Kristus telah
memberi kemenangan itu kepada mereka juga tentu kepada kita, maka setelah kita
melihat kemenangan yang diberikan oleh Kristus, kita kembali membaca Kolose 2:18-19.
Kolose
2:18-19
(2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri
dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan
dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada
Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat
dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Yang
menjadi persoalan pokok disini adalah bagaimana caranya untuk mempertahankan
kemenangan itu?
Hari-hari
ini setan berusaha untuk merampas kemenangan yang sudah ada dalam genggaman dua
tangan anak-anak Tuhan, oleh sebab itu jangan kita biarkan kemenangan itu
digagalkan oleh orang-orang yang tidak berpegang teguh kepada kepala, Kristus
adalah kepala.
Saudaraku
hamba-hamba Tuhan yang tidak berpegang teguh kepada Kristus sebagai kepala prakteknya ada empat;
1. Pura-pura merendahkan diri.
2. Beribadah kepada malaikat.
3. Berkanjang pada
penglihatan-penglihatan.
4. Tanpa alasan
membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi.
Inilah
empat praktek hamba-hamba Tuhan yang tidak berpegang teguh kepada Kristus
sebagai kepala, inilah alat atau kaki tangan dari pada setan untuk merampas
untuk menggagalkan kemenangan yang ada pada dua tangan umat Tuhan (gereja Tuhan).
Sebab itu hati-hati dengan empat praktek tersebut.
Selanjutnya
lebih rinci mari kita mengikuti atau melihat empat praktek di atas, diawali
dengan ...
Tentang:
PURA-PURA MERENDAHKAN DIRI.
Wahyu
13:1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan
pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang
yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Selanjutnya
wujud binatang ini berkepala tujuh bertanduk sepuluh, kemudian;
-
Di
atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota.
-
Pada
kepala-kepalanya (tujuh kepala) tertulis
nama-nama hujat.
Sebetulnya
pembacaan dari ayat 1 ini sudah
menunjukkan bahwa antikris ini pura-pura
merendahkan diri, di atas tanduknya terdapat sepuluh mahkota ini berbicara
tentang kemenangan. Kemudian pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Awalnya
seolah-olah ada kemenangan yang berasal dari kuasa salib tetapi kenyataannya
pada kepalanya tertulis nama-nama hujat, berarti antikris ini pura-pura merendahkan
diri.
Lanjut
pada ayat 3.
Wahyu
13:3
(13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Antikris
ini benar-benar pura-pura merendahkan dirinya, sebab satu dari kepala-kepalanya
atau satu dari tujuh kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya,
tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Saudaraku
ada lima luka Yesus; dua di tangan, dua di kaki, serta satu tusukan pada
lambung. Itu terjadi karena Yesus telah merendahkan diri-Nya di atas kayu
salib.
Maka
ketika salah satu dari tujuh kepala binatang itu terluka parah bahkan luka itu
membahayakan dirinya itu sembuh = pura-pura merendahkan diri.
Wahyu
13:5
(13:5) Dan kepada
binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya
diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
Tadi
pada ayat 1 di atas sepuluh tanduk
terdapat sepuluh mahkota ini seolah-olah kemenangan ini berasal dari salib ini
merupakan tanda kerendahan hati, tetapi pada kenyataannya pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat. Pada ayat 5
mulut binatang itu penuh dengan kesombongan dan hujat sebab pada kepalanya tertulis
nama-nama hujat.
Saudaraku
di dalam kepala terdapat pikiran yang tersambung langsung dengan hati, dan
kalau pikiran hati terisi dengan firman maka mulut tentu penuh dengan firman
Allah, tetapi kenyataannya mulut dari binatang itu penuh dengan kesombongan dan
hujat berarti binatang ini melayani dengan kesombongan tetapi pura-pura
merendahkan diri.
Wahyu
13:6
(13:6) Lalu ia
membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Lalu
selanjutnya disini kita perhatikan binatang itu membuka mulut untuk;
-
Menghujat
Allah.
-
Menghujat
nama-Nya.
-
Menghujat
kemah kediaman-Nya.
-
Menghujat
semua mereka yang diam di sorga.
Betul-betul
penuh dengan kesombongan, memang sombong tetapi pura-pura merendahkan diri, itu
binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
Saudaraku
kiranya kita datang menghadap takhta kasih karunia dengan kerendahan hati,
jangan sampai kita beribadah melayani Tuhan dengan kesombongan, kita bungkus
dengan cara pura-pura merendahkan diri itu adalah kepalsuan dan kekeliruan. Tidak
ada artinya beribadah melayani dengan kepalsuan, sombong tetapi pura-pura
merendahkan diri, itu palsu tidak ada artinya.
Filipi
2:9-10
(2:9) Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, (2:10) supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi,
Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama
supaya di dalam nama Yesus bertekut lutut segala yang ada di langit, yang ada
di atas bumi, dan yang di bawah bumi.
Bertekuk
lutut berarti merendahkan diri tetapi di atas tadi kita lihat bahwa binatang
yang keluar dari dalam laut itu menghujat Allah, menghujat nama-Nya (nama Yesus),
menghujat kemah kediaman-Nya, dan juga semua yang berada di dalam kerajaan sorga.
Jadi
betul-betul penuh dengan kesombongan, tidak mau bertekuk lutut, tidak mau
merendahkan diri di tengah ibadah dan pelayanan. Inilah salah satu faktor
penyebab sehingga kemenangan yang ada di dalam tangan terampas olehnya.
Tidak
lengkap rasanya kalau kita hanya melihat antikris sekarang kita akan melihat nabi-nabi palsu.
Wahyu
13:11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama
seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang
yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi
palsu.
Wujud
dari binatang tersebut seperti anak domba tetapi saat dia berbicara sama
seperti seekor naga penuh dengan kepalsuan atau dusta, berarti sombong tetapi pura-pura
merendahkan diri.
Kesimpulannya;
binatang yang keluar dari dalam bumi itu sombong tetapi pura-pura merendahkan
diri.
Saudaraku
orang yang suka berkata dusta adalah orang yang sombong, sebab kalau dia tidak
sombong tidak mungkin berdusta.
Filipi
2:8
(2:8) Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
Sebagai
manusia Yesus Anak Allah telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan
sampai mati di atas kayu salib, menunjukkan bahwa Yesus sebagai Anak telah
merendahkan diri-Nya di hadapan Allah Bapa.
Yohanes
8:38, 40
(8:38) Apa yang
Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat
tentang apa yang kamu dengar dari bapamu. (8:40)
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan
kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang
demikian tidak dikerjakan oleh Abraham."
Yesus
melakukan kehendak Allah Bapa sesuai dengan apa yang Dia dengar, sesuai dengan apa yang
Dia lihat, Dia tidak berdusta, itu sebabnya Dia sanggup merendahkan
diri-Nya di hadapan Allah Bapa, di atas kayu salib. Berbeda dengan nabi palsu
bertanduk dua seperti anak domba seharusnya selanjutnya disembelih tetapi
kenyataanya tidak, kalau berbicara seperti naga penuh dengan kepalsuan, berarti
orang yang berdusta adalah orang yang sombong kalau dia tidak sombong tidak
mungkin berdusta. Yesus merendahkan diri-Nya di atas kayu salib sesuai dengan
yang Dia dengar dan Dia lihat dari Allah Bapa, itu yang Dia lakukan, Dia tidak
berdusta (tidak pura-pura merendahkan diri-Nya).
Jadi
faktor yang kedua yang merampas atau yang menggagalkan kemenangan yang sudah
ada dalam kedua tangan ini adalah dusta.
Yang
pertama tadi yang menggagalkan kemenangan yang ada pada dua tangan adalah
pura-pura merendahkan diri.
Tentang:
BERIBADAH KEPADA MALAIKAT.
Sesungguhnya
kita datang beribadah kepada Tuhan bukan kepada malaikat, sidang jemaat datang
beribadah kepada Tuhan bukan kepada hamba Tuhan, bukan kepada manusia, bukan
kepada yang lain-lain, itu harus dimengerti.
Hamba-hamba
Tuhan atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan disebut juga malaikat sidang
jemaat, sekalipun seorang hamba Tuhan dipakai dengan luar biasa sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan berikan bahkan sekalipun hamba
Tuhan itu melayani dalam tahbisan yang benar namun sidang jemaat tetap datang
beribadah harus kepada Tuhan bukan kepada malaikat, bukan kepada manusia.
Mari
kita perhatikan ...
Wahyu
22:6
(22:6) Lalu Ia
berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan,
Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk
menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi."
Allah
yang memberi roh kepada para nabi kemudian Allah juga mengutus malaikat-Nya,
tujuannya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan terjadi.
Kalau
hamba-hamba Tuhan dipakai oleh Tuhan untuk menunjukkan segala sesuatu tentang
apa yang harus terjadi termasuk tentang kedatangan Tuhan itu kemurahan Tuhan
bagi kita.
Wahyu
22:7-8
(22:7) "Sesungguhnya
Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat
kitab ini!" (22:8) Dan
aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah
aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah
menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.
Ketika
dia mendengar dan melihat malaikat Tuhan yang diutus itu menunjukkan segala
sesuatu yang akan terjadi, Rasul Yohanes tersungkur di depan kaki malaikat itu,
Rasul Yohanes tidak bisa membatasi luapan hatinya, tidak bisa membatasi keharuan
sampai akhirnya menyembah malaikat, itu kekeliruan (salah), itu kesalahan.
Kalau
hormat dua kali lipat kepada hamba Tuhan tidak salah Alkitab berapa banyak mencatatnya
tetapi bukan untuk beribadah kepada malaikat, kita datang bukan beribadah
kepada malaikat kita datang untuk beribadah kepada Tuhan, sekalipun malaikat
itu dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa sesuai dengan karunia-karunia dan
jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, keharuan dalam hati harus dibatasi supaya
kita datang hanya beribadah kepada Tuhan saja.
Saya
tidak merasa rugi kalau menyampaikan apa yang benar apa yang jujur apa yang
murni karena saya adalah manusia biasa bukan untuk disembah, kecuali kalau saya
pencuri kehormatan, pencuri miliknya Tuhan maka saya merasa tidak perlu
menyampaikan apa yang benar.
Sebab
itu jangan sampai kemenangan itu digagalkan oleh kepalsuan semacam ini, batasi
keharuan, kalaupun ada keharuan biar itu tertuju kepada Tuhan saja, hormat kepada
hamba Tuhan dua kali lipat boleh saja tidak salah tapi kita datang beribadah
kepada Tuhan bukan kepada hamba Tuhan.
Wahyu
22:9
(22:9) Tetapi ia berkata
kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti
engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti
segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"
Malaikat
Tuhan berkata kepada Yohanes; "Jangan
berbuat demikian!” Ini adalah sebuah ketegasan karena memang kita datang
beribadah kepada Tuhan bukan kepada malaikat Tuhan.
Kemudian
malaikat Tuhan itu berkata; “Aku adalah
hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi.” Malaikat
Tuhan adalah hamba Tuhan bukan Tuhan Allah yang harus disembah, dengan
pengertian semacam ini setelah malaikat itu memberi pengertian ini kepada Rasul
Yohanes, selanjutnya malaikat itu berkata; “Sembahlah
Allah!"
Kalau
kita sudah mendapat pengertian yang benar mari kita datang beribadah kepada
Tuhan, tidak untuk mencari hamba Tuhan, sembahlah Allah. Kalau kita menyembah
Allah yang hidup maka kita bebas dari
berhala. Ada dua jenis berhala:
1.
Terikat dengan perkara
lahiriah.
2.
Kekerasan hati.
Kalau
dua hal ini menjadi prioritas utama lebih mengutamakan dua perkara ini dari Tuhan
dari ibadah itu disebut berhala.
Wahyu
22:10
(22:10) Lalu ia
berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.
Malaikat
Tuhan berkata kepada Rasul Yohanes; "Jangan
memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini.” Artinya; seorang hamba
Tuhan yang benar dan jujur akan menyampaikan firman Allah dengan benar dan
jujur disertai dengan tulus ikhlas.
Kita
bersyukur karena pada sampai hari ini Tuhan menyatakan kemurahan-Nya kepada
kita lewat pembukaan rahasia firman supaya kita datang beribadah hanya kepada
Tuhan tidak kepada yang lain.
Tentang:
BERKANJANG KEPADA PENGLIHATAN-PENGLIHATAN.
Sama
artinya berkeras hati kepada penglihatan-penglihatan.
Zakharia
13:4
(13:4) Pada waktu
itu para nabi masing-masing akan mendapat malu oleh karena penglihatannya
sebagai nabi, dan tidak ada lagi dari mereka yang mengenakan jubah berbulu
untuk berbohong;
Seorang
nabi yang selalu berkeras hati atau yang berkanjang pada
penglihatan-penglihatan maka ia harus melakukan itu disertai dengan jubah
berbulu, artinya; memegahkan diri dengan cara memakai jubah nabi untuk menipu
umat Tuhan.
Zakharia
13:5
(13:5) tetapi
masing-masing akan berkata: Aku ini bukan seorang nabi, melainkan seorang
pengusaha tanah, sebab tanah adalah harta kepunyaanku sejak kecil.
Berkanjang
kepada penglihatan-penglihatan = PENGUSAHA TANAH = PETANI SAJA. Sebab tanahlah
yang menjadi harta kepunyaannya sejak kecil atau hidup dari tanah saja.
Kalau
Tuhan yang menjadi milik pusaka kita, kalau Tuhan yang menjadi kekayaan kita
maka kita hidup dari Tuhan, hidup oleh kekayaan dan kemurahan Tuhan.
Kalau
hanya berkanjang atau berkeras hati hanya kepada penglihatan-penglihatan,
kekayaannya hanya dari tanah saja. Tetapi kalau yang menjadi milik pusaka kita
adalah Tuhan, kalau yang menjadi kekayaan kita adalah Tuhan, kita hidup oleh
kemurahan hati Tuhan.
Dulu
saya lupa tepatnya tahun berapa waktu pemilu terjadi, waktu itu ada salah satu
partai Kristen ikut serta disitu, lalu dengan tidak merasa bersalah dengan
tidak merasa berdosa ada seorang hamba Tuhan yang kebiasaan berkanjang atau
berkeras hati kepada penglihatan-penglihatan (sampai hari ini) dia berkata;
saya melihat di langit sepuluh persen malaikat di sorga bersorak sorai. Kenapa
dia mengatakan itu? Karena kalau partai Kristen ini mendapat suara sepuluh
persen maka partai ini akan diuntungkan bahkan berhak menjadi presiden (pemimpin
negara ini) tetapi kenyataannya apa yang diucapkannya itu dusta, sampai hari
ini dia masih melakukan itu, sangat mengerikan. Kekayaannya tidak lebih tidak
kurang hanya tanah saja, hidup dari hasil pertanian, kalau kekayaan kita
berasal dari Tuhan maka kita hidup oleh karena kekayaan dan kemurahan hati
Tuhan, kita beribadah kepada Tuhan. Tuhan sudah memberikan ibadah dan pelayanan
ini sebagai milik pusaka kita karena Tuhanlah yang menjadi kekayaan kita.
Zakharia
13:6
(13:6) Dan apabila
ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?,
lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!"
Hamba-hamba
Tuhan yang berkanjang kepada penglihatan-penglihatan, yang berkeras hati hanya pada
penglihatan-penglihatan tidak kuat bahkan tidak sanggup memikul salib, tidak
sanggup menanggung kesusahan kelemahan orang lain sehingga dia terluka.
Pendeknya; hatinya terluka.
Kalau
hanya berkanjang pada penglihatan-penglihatan, ibadah ini tidak ditopang dengan
pengajaran salib, beribadah tidak berdiri di atas korban Kristus maka ia tidak
sanggup menerima kekurangan, menerima kelemahan dari sahabat atau sesamanya
sehingga ia terus merasa terlukai atau mengalami luka di batin.
Kalau
seseorang sanggup menanggung penderitaan, menyangkal diri dan memikul salib,
tidak akan merasa terlukai oleh saudara-saudaranya, ia tidak akan mengalami
sakit hati.
Maka
kalau gereja ini dibangun di atas korban Kristus itu kemurahan, sanggup
menerima kelemahan orang lain, hati tidak merasa terlukai, tidak merasa
tersakiti walupun sakit walaupun menderita, tetapi di hari-hari ini setan
berusaha untuk mengacau perhatian dari sidang jemaat Tuhan, dengan memakai
seorang hamba-hamba Tuhan yang berkanjang kepada penglihatan-penglihatan, itu
kerugian besar.
Tentang:
TANPA ALASAN MEMBERSAR-BESARKAN DIRI OLEH PIKIRANNYA YANG DUNIAWI.
Bandingkan
segera dengan ...
1
Korintus 3:3-4
(3:3) Karena kamu
masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan
bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi? (3:4) Karena
jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang
lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Saudaraku
manusia duniawi berarti tidak rohani, tandanya ada iri hati dan perselisihan.
Prakteknya;
membesar-besarkan satu golongan, ada blok-blokan, blok a, blok b, blok c.
Kenapa
ada blok-blokan blok ini blok itu? Karena membesarkan satu golongan, kalau yang
kita tinggikan korban Kristus maka kita tentu akan menjadi satu tidak ada
blok-blokan, tidak ada golongan sana dan golongan sini.
1
Korintus 3:4-6
(3:4) Karena jika
yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain
berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? (3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus?
Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut
jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku
menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
Saudaraku
kita tidak perlu membesar-besarkan satu golongan, seperti disini dikatakan; "Aku dari golongan Paulus," dan
yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos."
Semua
hamba Tuhan sama di hadapan Tuhan dan setiap hamba Tuhan melayani Tuhan sesuai
dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan. Paulus menanam,
Apolos menyiram yang terpenting adalah
Tuhanlah yang memberi pertumbuhan itu, tapi kalau hanya membesar-besarkan satu
golongan menunjukkan bahwa dia manusia duniawi. Apa arti dari manusia duniawi?
Tidak rohani, apa tanda tidak rohani? Ada iri hati, ada perselisihan karena
membesar-besarkan, satu goiongan atau golongannya sendiri, sehingga terjadi
blok ini dan itu, terjadi perpecahan.
Tidak
terlalu penting siapa yang menanam siapa yang menyiram yang terpenting Tuhan
memberi pertumbuhan rohani, maka seorang hamba Tuhan tidak boleh membesar-besarkan
dirinya.
Saudaraku
inilah empat perkara yang menggagalkan kemenangan yang sudah ada dalam genggaman
dua tangan. Bukankah tadi diawali dari kitab Kolose 2:18-19 Tuhan telah memberi kemenangan tetapi yang menjadi persoalan
pokok disini adalah bagaimana caranya supaya kita mempertahankan kemenangan
yang sudah ada dalam genggaman dua tangan? Tuhan Yesus telah melucuti
penguasa-penguasa dan pemerintah-pemerintah maka otomatis mereka yang hidup di dalam Kristus
Yesus otomatis berkemenangan juga.
Jangan
sampai kemenangan yang sudah ada pada genggaman dua tangan ini digagalkan oleh
empat perkara ini, tetapi malam ini empat perkara ini telah dinyatakan oleh
Tuhan, Tuhan nyatakan kepada saya dan kepada kita semua, supaya kita tetap bisa
mempertahankan kemenangan yang sudah kita peroleh oleh karena kemenangan yang
diberikan Allah melalui anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment