KITAB KOLOSE
(Seri: 73)
Subtema: ROH
DUSTA BERTOLAK BELAKANG DENGAN ROH MEMPELAI
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena rahmat
dan kasih karunia-Nya memberi kesempatan bagi kita untuk mengusahakan Ibadah
Doa Penyembahan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba
Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita. Oleh sebab itu,
mari kita memohon dalam doa dengan segala kerendahan hati, supaya kiranya Tuhan
membukakan firman-Nya bagi kita, supaya nyata pertolongan, pembelaan Tuhan bagi
kehidupan kita, nyata uluran dua tangan Tuhan untuk membawa kita dekat kepada
Dia.
Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena
kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
“Jangan lagi kamu saling mendustai”,
berarti; antara yang satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi
sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita masing-masing dengan
sebenar-benarnya di hadapan Tuhan maupun sesama dengan cara berkata jujur,
sebab perkataan-perkataan yang keluar dari mulut semuanya berasal dari hati
seseorang.
Singkatnya; dengan berkata jujur menunjukkan bahwa seseorang tidak hidup
dalam kepalsuan.
Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada
yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang
bercabang.
Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir manis, tetapi
hatinya bercabang, dengan lain kata; hatinya tidak semanis dan tidak seindah
perkataan-perkataan yang keluar dari mulut.
Kiranya jangan ada di antara kita; bermulut manis, tetapi hatinya
bercabang. Sementara kita sudah berulang-ulang menerima teguran firman dan
nasihat firman pada Kolose 3:9 ini.
Belajar untuk menghargai kemurahan dari Tuhan. Nasihat dan teguran Tuhan adalah
kemurahan hati Tuhan bagi kita sekaliannya. Kita diakui anak dan dikasihi oleh
Tuhan.
Sebagai contoh.
Wahyu 13:11
(13:11)
Dan aku melihat seekor
binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak
domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Di sini kita melihat; “Tampilnya seekor binatang lain keluar dari dalam
bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut; bertanduk dua sama seperti
anak domba. Jelas ini menunjuk hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang
senantiasa mengadakan pelayanan serta membawa korban dan persembahan.
Tetapi yang membuat kita menjadi bingung dan terheran-heran di sini ialah
apabila ia berbicara persis seperti seekor naga. Berarti,
perkataan-perkataannya penuh dengan perkataan dusta.
Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini tidak lain tidak
bukan ialah nabi-nabi palsu.
Kalau wujud (tampilan luarnya) terlihat baik, tetapi perkataannya palsu,
penuh dengan dusta, membuat orang menjadi bingung melihat keberadaan kita di
manapun kita berada. Jangankan orang lain, dalam satu rumah saja bisa heran dan
bingung melihat keberadaan kita kalau perkataan dan perbuatan kita tidak
sesuai.
Mari kita lihat lebih jauh tentang NABI PALSU.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya
mereka adalah serigala yang buas.
Sesungguhnya nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas, tetapi di
tengah-tengah ibadah pelayanan mereka datang dan menyamar seperti anak domba
bertanduk dua. Tetapi yang pasti, apabila nabi-nabi palsu berbicara persis
seperti naga; penuh dengan perkataan dusta.
Kita lihat lebih jauh tentang nabi-nabi palsu di mana mereka berkata dusta
dalam 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan (4:2)
oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap
mereka.
“Di hari-hari terakhir ini ada orang akan murtad”, bahkan banyak orang
akan murtad. Murtad, berarti; melepaskan diri dari kebenaran yang sejati atau
melepaskan diri dari kesucian.
Pendeknya: mereka menyangkali iman mereka, sama dengan; menyangkali salib
Kristus. Itulah yang disebut dengan murtad; melepaskan diri dari salib Kristus.
Akibatnya: Orang-orang yang murtad tersebut mengikuti roh-roh penyesat
dan ajaran setan-setan.
Mengapa hal itu terjadi? Mengapa banyak orang murtad? Mengapa ada orang
yang murtad?
Penyebabnya adalah oleh karena tipu daya pendusta-pendusta (nabi palsu),
melayani tetapi hati nuraninya memakai cap mereka, sama seperti daging yang
diselar dengan besi panas; susah untuk dihapus, susah untuk diluruskan, biarpun
sudah salah tetap saja merasa diri paling benar.
Perlu untuk diketahui, baik sidang jemaat GPT “BETANIA”, maupun para
pemirsa: Tidak ada lagi kebenaran di
luar salib Kristus. Di luar salib tidak ada lagi kebenaran. Kebenaran yang
sejati terletak pada salib Kristus.
Tetapi di hari-hari terakhir ini akan banyak orang murtad karena
pendusta-pendusta dengan ajaran palsu mereka.
Jangan satu pun di antara kita yang undur dari salib. Kalau orang undur
dari salib, pasti dia akan mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
Itu tidak mungkin tidak, itu pasti.
Apa bukti bahwa nabi-nabi palsu penuh dengan perkataan dusta?
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang
orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur
dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
Adapun ajaran dari pendusta-pendusta atau nabi-nabi palsu tersebut ialah:
1.
Melarang orang kawin.
2.
Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.
Kedua ajaran ini bertolak belakang dengan rencana Allah yang besar, yakni;
1.
Bertolak belakang
dengan pesta nikah Anak Domba.
Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas
muka bumi ini ialah berada dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, sama dengan;
menjadi mempelai Tuhan.
2.
Bertolak belakang
dengan sengsara salib (salib Kristus), sebab makanan Yesus sendiri ialah;
-
Melakukan kehendak Allah Bapa.
-
Menyelesaikan pekerjaan Allah.
Sementara kedua-duanya akan tergenapi apabila Yesus, Anak Allah, menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib.
Kita kembali memperhatikan Mazmur 12.
Mazmur 12:2-3
(12:2) Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh
telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari
antara anak-anak manusia. (12:3)
Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata
dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.
Sasaran dari tipu daya pendusta-pendusta ialah menghabisi atau melenyapkan
orang-orang saleh dan orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia, atau
dari antara orang-orang yang senantiasa menyangkal diri dan memikul salib.
Itulah sasaran dari nabi-nabi palsu; melenyapkan orang-orang saleh,
melenyapkan orang-orang yang setia memikul salib.
Kita bersyukur, di tengah ibadah dan pelayanan GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Tuhan berlaku jujur kepada kita. Kita mendengarkan ungkapan-ungkapan
yang keluar dari mulut Allah dengan benar dan murni, karena dorongan Roh Tuhan
merangkum ayat demi ayat yang kita dengar dari Kejadian sampai kitab Wahyu.
Berarti, besar kemungkinan kita lepas dari kebinasaan, karena sasaran dari
tipu daya pendusta-pendusta ialah menghabisi orang saleh, menghabisi orang yang
setia memikul salib.
Mulai malam ini, belajar untuk meletakkan ucapan syukur dengan tepat dan
benar. Tidak salah bila mengucap syukur karena diberkati; jam tangan baru,
cincin baru, boleh mengucap syukur. Tetapi yang benar apabila kita meletakkan ucapan syukur karena Tuhan telah
memperhatikan kita, dan telah melepaskan kita dari kebinasaan.
Mazmur 12:4-5
(12:4) Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang manis dan
setiap lidah yang bercakap besar, (12:5)
dari mereka yang berkata: "Dengan lidah kami, kami menang! Bibir
kami menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?"
Pendusta-pendusta itu berkata:
-
Dengan lidah
kami, kami menang!
-
Bibir kami
menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?
Pendeknya: Nabi-nabi palsu ini menyombongkan diri dengan
perkataan-perkataan dusta mereka.
Kalau hamba Tuhan jujur di dalam melayani Tuhan lewat pemberitaan firman
Tuhan, pasti dia menyampaikan firman disertai dengan kerendahan hati untuk
menyukakan hati Tuhan. Sekarang ini, tidak sedikit hamba-hamba Tuhan
menyombongkan diri dengan perkataan-perkataan dusta mereka.
Sebagaimana di dalam Injil Matius 7, nabi-nabi palsu sibuk dengan
tiga hal:
1.
Bernubuat demi nama Tuhan.
2.
Mengusir Setan demi nama Tuhan.
3.
Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Sebetulnya melakukan tiga hal ajaib di atas tadi, boleh dan sah-sah saja,
tetapi apabila salib tidak ditegakkan di dalam ibadah dan pelayanan, maka semua
perkataan hamba Tuhan itu adalah perkataan-perkataan dusta.
Kita harus belajar untuk disiplin terhadap diri sendiri supaya kita bisa
mengenal hamba Tuhan yang harus kita ikuti contoh teladannya.
Dan akhirnya, pada Matius 7:23, Tuhan berterus terang dan berkata:
1.
“Aku tidak pernah
mengenal kamu!”
2.
“Enyahlah dari
pada-Ku”
3.
“kamu sekalian
pembuat kejahatan!”
Kita kembali memperhatikan Mazmur 12.
Mazmur 12:4
(12:4) Biarlah TUHAN mengerat segala bibir yang
manis dan setiap lidah yang bercakap besar,
Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah yang
bercakap besar.
Bercakap besar, artinya; membesar-besarkan yang lahiriah di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan mereka, tetapi salib tidak ditegakkan, seperti yang sudah
saya sampaikan tentang Injil Matius 7 tadi, di mana mereka itu;
1.
Bernubuat demi nama Tuhan.
2.
Mengusir Setan demi nama Tuhan.
3.
Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Tetapi mengabaikan kehendak Allah, mereka mengabaikan salib Kristus, sama
dengan; lidah yang bercakap besar, menyombongkan diri.
Pendeknya: Pada akhirnya Tuhan akan mengerat bibir lidah mereka.
Biarlah kita belajar berkata jujur. Jangan lagi saling mendustai antara
yang satu dengan yang lain. Biarlah kita menampilkan diri sebenar-benarnya
dihadapan Tuhan maupun sesama dengan cara berkata jujur, sebab setiap perkataan
yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati. Kalau tidak berkata jujur, maka
Tuhan akan mengerat, Tuhan potong; hidupnya dipotong, dikerat, hidupnya tidak
lanjut alias binasa.
Apa bukti bahwa Tuhan
mengerat bibir lidah mereka (mengerat tipu daya pendusta-pendusta) ?
YANG PERTAMA.
Wahyu 21:8
(21:8) Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak
percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta,
mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh
api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Sepintas mengenai: “... Orang-orang
keji ...”
Apa itu orang-orang keji? Contoh; berdoa memohon pertolongan dengan segala
pergumulan-pergumulannya, tetapi dia tidak mau dengar firman di tengah ibadah,
itu adalah kekejian. Misalnya; pada saat pembinasa keji (antikris) berdiri di
tempat kudus selama 3.5 (tiga setengah) tahun, mereka itu menghentikan
korban sehari-hari; ibadah pelayanan dan firman Tuhan.
Tidak hanya nabi-nabi palsu, tetapi semua pendusta akan mendapat bagian
dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Inilah kematian yang
kedua, kematian kekal, sama dengan binasa sampai selama-lamanya.
Apa bukti bahwa Tuhan
mengerat bibir lidah mereka (mengerat tipu daya pendusta-pendusta) ?
YANG KEDUA.
Wahyu 21:27
(21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu
yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya
mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Sepintas mengenai: “ ... Tidak
akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis ... ”
Hati-hati soal kenajisan. Jangan biasakan mencari hiburan, kenikmatan diri
lewat kenajisan terhadap orang-orang yang di sekitar, terhadap lawan jenis,
atau seks pada diri sendiri, atau pun lewat andorid, jangan.
Orang yang berdusta tidak akan masuk ke dalam kota Yerusalem baru, kecuali
mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Jadilah suatu
kehidupan domba yang tergembala.
Dalam mengikuti Tuhan ada dua tanda:
1.
Tanda domba, berarti; memikul salibnya.
2.
Tanda Lewi, berarti; melepaskan segala
ikatan-ikatan di dunia ini supaya kita bebas mengikuti Tuhan.
Apa bukti bahwa Tuhan
mengerat bibir lidah mereka (mengerat tipu daya pendusta-pendusta) ?
YANG KETIGA.
Wahyu 22:15
(22:15) Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir,
orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan
setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal
di luar.
Beberapa dosa:
1.
Anjing-anjing adalah orang
yang terus menerus mengulangi kesalahan yang sama, tidak mau berubah.
2.
Tukang-tukang
sihir, berarti; maunya instan tetapi tidak mau pikul salib, maunya diberkati
tetapi tidak mau pikul salib, maunya enak tetapi tidak mau pikul salib. Maunya
bebas, liar, tidak mengerti penggembalaan, itulah tukang-tukang sihir.
3.
Orang-orang
sundal, berarti; mencemarkan diri dengan banyak dosa.
4.
Orang-orang
pembunuh, berarti; dikuasai roh kebencian.
5.
Penyembah-penyembah
berhala, itulah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya; karena pekerjaan,
karena kesibukan, karena uang, karena ini itu, dia harus tinggalkan ibadah,
tinggalkan pelayanan, tinggalkan Tuhan.
6.
Setiap orang yang
mencintai dusta. Tetap selalu dusta ini adalah dosa terakhir, baik yang
pertama, yang kedua, dan yang ketiga; dusta adalah dosa terakhir.
Setiap orang yang mencintai dusta dan melakukannya; tinggal di luar, tidak
masuk dalam kota kudus, Yerusalem yang baru.
Pendeknya:
1.
Wahyu 21:8.
2.
Wahyu 21:27.
3.
Wahyu 22:15.
Ketiga ayat tersebut melarang pendusta-pendusta masuk ke dalam kota kudus,
Yerusalem baru, itulah mempelai Tuhan.
Kalau kita memiliki Roh Mempelai (roh penyatuan) tidak mungkin ada dusta,
karena kita menginginkan kesatuan terwujud antara satu dengan yang lain,
teramat lebih suami dan isteri.
Berarti, Allah Trinitas, yakni Tuhan Yesus Kristus sangat bertolak belakang
dengan perkataan-perkataan dusta atau orang-orang yang dikuasai dengan roh
dusta.
Sebab tadi ada tiga kali pernyataan bahwa pendusta tidak masuk ke dalam
kota kudus, Yerusalem baru, tidak layak menjadi mempelai Tuhan, karena mempelai
Tuhan (orang yang memiliki Roh mempelai) tidak mungkin berdusta, karena dia
rindu supaya penyatuan itu terjadi.
Matius 5:33
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada
nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu
di depan Tuhan.
“Jangan bersumpah palsu, melainkan
peganglah sumpahmu di depan Tuhan”
Artinya, ayo kita berkata jujur saja di hadapan Tuhan, menampilkan hati
kita dengan sebenar-benarnya di hadapan Tuhan. Tidak usah pakai sumpah-sumpah
palsu, apalagi sumpah pocong, hanya untuk meyakinkan hati orang lain.
Kita ini perlu meyakinkan Tuhan, tampilkan hati masing-masing di hadapan
Tuhan dengan sebenar-benarnya. Tidak perlu kita berbuat sesuatu untuk menyenangkan
hati manusia, tetapi biarlah kita tampilkan hati kita di hadapan Tuhan saja.
Kalau kita sudah tampilkan hati kita di hadapan Tuhan, maka sudah pasti kita
menampilkan hati kita dengan sebenar-benarnya dengan cara berkata jujur
terhadap sesama.
Bolak balik Tuhan menyampaikan hal ini, berarti masih banyak dusta di
antara kita.
Matius 5:34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi
adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Besar; (5:36) janganlah juga
engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37)
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Jangan kita bersumpah palsu di hadapan Tuhan, baik demi apapun. Jika ya,
hendaklah kita katakan: ya, jika tidak, hendaklah kita katakan: tidak. Dengan lain
kata; ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal
dari si jahat (Iblis atau Setan).
“Setan adalah bapa pendusta.” Berarti, orang yang suka berdusta, dia adalah anak
setan. Sekalipun dia ada di tengah-tengah ibadah pelayanan, sedikit saja dia
berdusta, berarti dia adalah anak setan. (TITIK).
Dusta itu bibirnya manis, tetapi hatinya bercabang. Tuhan melihat yang
seperti itu; manis lembut, bahkan suaranya bisa bernada lembut, tetapi hatinya
bercabang.
Malam ini, dua tangan Tuhan terulur untuk menyingkirkan kita dari roh
dusta. Belajar menyingkir dari roh dusta. Tampilkan diri dengan
sebenar-benarnya di hadapan Tuhan, bukan di hadapan sesama.
Jalan keluanya
(solusinya).
Wahyu 22:15-16
(22:15)
Tetapi anjing-anjing dan
tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh,
penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan
yang melakukannya, tinggal di luar. (22:16)
"Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian
tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas,
yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."
Setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya; tinggal di luar,
tidak layak masuk dalam kota kudus, Yerusalem baru, pendeknya tidak layak menjadi
mempelai wanita Tuhan.
Tetapi pada ayat 16, Yesus berkata: “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku, yakni hamba-hamba Tuhan,
pemimpin-pemimpin sidang jemaat, untuk
memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat.” Apakah
yang dimaksud di sini?
Intinya: Tuhan sudah menyatakan segala sesuatunya kepada malaikat Tuhan -- itulah hamba-hamba Tuhan, pemimpin-pemimpin
sidang jemaat -- baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru,
tentang pribadi Yesus yang adalah;
1.
Tunas Daud.
2.
Bintang timur yang gilang-gemilang.
Itu harus kita ketahui dengan baik supaya nanti kita terlepas dari roh
dusta, sampai akhirnya nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, layak
masuk dalam kota kudus, Yerusalem baru, dengan lain kata; layak menjadi
mempelai Tuhan, bahagia bersama, bersanding dengan Dia di dalam kerajaan yang
kekal sampai selama-lamanya. Tuhan melenyapkan segala air mata, dukacita,
perkabungan, kematian, laknat tidak ada lagi, kesusahan tidak ada lagi, kecuali
dua perkara (Wahyu 22:3-5);
1.
Hamba-hamba-Nya beribadah kepada-Nya.
2.
Melayani Tuhan.
Itu adalah kebahagiaan kita; saya bahagia kalau beribadah, saya bahagia
kalau melayani Tuhan. Saya tidak bahagia kalau jauh dari Tuhan. Hal itu sudah
saya alami sendiri sampai hari ini.
Tentang: TUNAS DAUD.
Menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja di atas segala raja, sama dengan; Raja
besar dan berkuasa yang memberi kemenangan, kelepasan dosa terhadap manusia.
Jadi, Yesus adalah Raja di atas raja-raja di bumi ini, berarti; Raja yang
berkuasa, Raja yang memberi kemenangan, Raja yang memberi kelepasan terhadap
dosa.
Yesus Raja di atas segala raja, dan Dia jadikan kita sebagai raja-raja di
atas gunung Tuhan untuk memerintah di atas muka bumi ini, dengan lain kata;
terlepas dari perhambaan dosa. Jadi, seorang raja-raja, seorang imam, seorang
pelayan Tuhan seharusnya berbahagia karena kedudukannya berada di tempat yang
tinggi dan istimewa, lepas dari perbudakan dosa.
Kalau ada seorang imam bersungut-sungut dengan pelayanannya, ini adalah
imam yang belum mengerti apa-apa. Ini seorang imam yang belum mengerti
pelayanan, perlu penataran kembali.
Saat ini kita masih harus menyewa gedung gereja sehingga kita harus bongkar
pasang musik atas seijin Tuhan; kalau engkau adalah pelayan musik, maka angkat
alat musikmu. Tidak usah bersungut-sungut.
Tentang: BINTANG TIMUR YANG GILANG GEMILANG.
Menunjukkan bahwa Yesus adalah pribadi dalam pengurapan yang penuh,
pengurapan yang besar dari Allah untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Dengan lain kata; sebagai hamba yang diurapi memperoleh keberhasilan yang besar
di dalam hal menuntun banyak orang dalam kebenaran.
Wahyu 22:17
(22:17) Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau,
hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Roh dan pengantin
perempuan itu berkata: "Marilah!"
Artinya, kalau kita memiliki roh mempelai, kita terpanggil untuk
menghimbau, membawa orang lain kepada Tuhan.
Mengapa Tuhan nyatakan ini kepada kita? Berarti, masih ada orang yang iri,
sirik, tidak suka kalau sidang jemaat semakin bertambah-tambah di tempat ini.
Sekali lagi saya nyatakan: Kalau kita memiliki roh mempelai, kita
terpanggil untuk menghimbau, untuk membawa sebanyak mungkin orang kepada Tuhan.
Dan kita tidak akan pernah berhenti, tidak merasa lelah untuk menghimbau banyak
orang untuk datang kepada Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Kalau kita merasa terkoreksi dengan apa yang sudah kita dengar malam ini,
menangislah, jangan semakin mengeraskan hati.
Ingat; kalau kita memiliki roh mempelai, kita terpanggil
untuk membawa sebanyak-banyaknya orang kepada Tuhan, dengan berbagai cara,
dengan hikmat yang kita miliki dari Tuhan, dengan segala daya upaya kita
menghimbau sebanyak mungkin orang. Itulah roh mempelai, roh penyatuan.
Singkatnya, Roh mempelai, sama dengan; roh penyatuan, berarti; berjuang
untuk menyatukan anggota-anggota tubuh yang lain.
Kalau kita merindu untuk menyatu dengan anggota tubuh yang lain, pasti kita
akan menghimbau sebanyak mungkin orang dengan hikmat, akal budi dan
kebijaksanaan, dengan segala tenaga, pikiran dan segala daya upaya, kita
kerahkan menghimbau sebanyak mungkin orang untuk datang kepada Tuhan sampai
terwujudnya penyatuan. Sebab Roh dan pengantin itu berkata: "Marilah!", berarti;
menghimbau.
Kita punya hikmat, akal budi, kita punya kekuatan, ayo kita kerahkan untuk
membawa sebanyak mungkin anggota tubuh yang lain kepada Tuhan sampai
terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna, menjadi mempelai Tuhan.
Kalau masih ada dusta, tidak layak menjadi mempelai Tuhan, melainkan
tinggal di luar saja.
Kemudian, “ ... Barangsiapa
yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Malam ini bukankah Tuhan sudah menghimbau kita? Himbauan yang sudah kita
dengar dari Tuhan, kita perhatikan, lalu kita juga harus menghimbau orang lain.
Yang sudah mendengar himbauan, juga harus menghimbau orang lain.
Dimulai dari dalam nikah yang terkecil, yaitu nikah rumah tangga. Ayo,
himbau orang yang terdekat dalam rumah. Kemudian, dalam penggembalaan, di
Yerusalem, sampai nanti di ujung bumi, kita menghimbau, sehingga nanti bangsa
kafir dan bangsa Israel bersatu. Itulah roh mempelai, roh penyatuan.
Jangan kita sirik kalau jumlah jiwa bertambah-tambah di tempat ini. Malah
kita ngeri kalau orang lain dipakai Tuhan. Itu adalah kesalahan yang besar, itu
bukan roh mempelai.
Justru seharusnya kita semakin merendah dan merendah, menghargai himbauan,
supaya akhirnya kita juga menghimbau orang lain untuk membawa mereka datang
kepada Tuhan, sehingga kita bersama-sama digembalakan oleh Pengajaran Mempelai
dan Pengajaran Tabernakel.
Berarti, yang mendengar himbauan juga harus menghimbau, tidak boleh berdiam
diri.
Tidak cukup hanya melayani, selesai ibadah pulang ke rumah, yang penting
saya punya pekerjaan, mendapat upah. Itu salah, itu bukan roh mempelai.
Selanjutnya di sini dikatakan: “... Barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!”
Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel adalah kemurahan dari
Tuhan bagi kita, diperoleh dengan cuma-cuma. Ambillah dengan gratis. Mari kita
menikmati air kehidupan itu dengan cuma-cuma berarti gratis. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman: