IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 JUNI 2021
KITAB KOLOSE
(Seri:145)
Subtema: MURKA ALLAH KEPADA BANGSA ISRAEL
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah
melayakkan dan memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Doa
Penyembahan. Biarlah kiranya oleh kuasa pembukaan Firman, membawa kita rendah
di bawah kaki salib TUHAN, selain membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh
Kristus yang sempurna.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di
Malaysia, bahkan umat TUHAN yang setia dalam ketekunan untuk digembalakan oleh
GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri dan di luar negeri, di mana
pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan
hati TUHAN supaya lewat pembukaan Firman TUHAN, kita boleh merasakan suatu
lawatan yang heran bagi kita masing-masing, sampai akhirnya membawa kita rendah
di ujung kaki salib TUHAN. Dan sebentar kita akan tersungkur di hadapan TUHAN,
sujud menyembah Dia, sebab Dia layak diagungkan, ditinggikan dan dimuliakan,
Dialah Allah sesembahan kita masing-masing.
Kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose
3, dan kita masih berada pada ayat 19, dengan perikop: “Hubungan
antara anggota-anggota rumah tangga”.
Kolose
3:19
(3:19) Hai suami-suami,
kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Singkat
kata: Seorang suami harus tahu untuk mengasihi isterinya dengan
benar. Kemudian, sikap dari seorang suami di dalam hal
mengasihi isterinya ialah seorang suami jangan berlaku
kasar terhadap isterinya.
Terkait
dengan seorang suami mengasihi isterinya, kita langsung hubungkan juga di dalam
1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami
isteri”.
1
Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga
kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum
yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia,
yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Di sini kita melihat: Seorang
suami dihimbau untuk berlaku bijaksana terhadap isterinya.
Yesus Kristus adalah Kepala
Gereja dan Mempelai Laki-Laki Sorgawi, Dialah Suami dalam keadilan dan
kebenaran = Suami yang bijaksana.
Hal yang “bijaksana” ini kita
baca kembali di dalam Daniel 12, dengan perikop: “Akhir zaman”.
Daniel
12:3
(12:3) Dan
orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang yang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di
cakrawala. Adapun tugas dari orang yang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Kita
berdoa, supaya TUHAN senantiasa setia mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan
di tengah-tengah perhimpunan ibadah kita untuk menuntun kita kepada kebenaran. Demikian
halnya Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
Kita
akan memperhatikan 1 Korintus 10,
dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan”. Israel itu adalah suatu peringatan. Jadi, Israel itu ada di atas
muka bumi ini untuk menjadi berkat bagi kita. Mereka itu menjadi contoh,
menjadi teladan, menjadi peringatan, sehingga kita boleh mengerti rencana
TUHAN, justru lewat bangsa Israel. Jadi, apapun yang diperbuat bangsa Israel,
kita tidak bisa mencela bangsa Israel.
Supaya
saya dan saudara sama-sama memahami rencana TUHAN, sebelum kita memperhatikan 1
Korintus 10, mari kita sejenak membaca Roma 11. Sedikit kita akan memperhatikan
Roma 11 ini karena terkait dengan Israel sebagai suatu peringatan. Jadi, Israel
itu akan menjadi berkat bagi seantero dunia ini; apapun yang mereka kerjakan,
itu adalah peringatan untuk kita semua. Jadi, mereka itu adakan berkat bagi
dunia ini.
Kita
perhatikan Roma 11, dengan perikop: “Israel tersandung, bangsa-bangsa lain selamat”. Ketika tersandung pun, bangsa kafir tertolong,
apalagi kalau mereka sudah diberkati oleh TUHAN.
Roma 11:11-12
(11:11) Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali
tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada
bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. (11:12) Sebab jika
pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan
bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.
Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali
tidak! Biar tersandung, tetapi tidak
akan terjatuh. Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada
bangsa-bangsa lain, keselamatan telah sampai kepada bangsa kafir, tujuannya supaya membuat mereka
cemburu, supaya bangsa Israel cemburu
dan kembali bertobat; itu saja kok, tetapi mereka tidak akan
terjatuh. Sekalipun tersandung, namun mereka tidak akan terjatuh, karena mereka
adalah umat pilihan.
Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, pelanggaran mereka adalah kekayaan bagi
bangsa-bangsa lain, bagi bangsa kafir, dan kekurangan mereka itu juga kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, apalagi kalau mereka sempurna, maka lebih lagi kita
bangsa Kafir diberkati oleh TUHAN.
Itulah
sedikit terkait dengan “Israel sebagai suatu peringatan”. Jadi, apa pun yang
mereka alami, itu adalah berkat bagi kita semua.
Mari
kita lihat 1
Korintus 10:14-15.
1
Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai
orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, Rasul Paulus berkata kepada
sidang jemaat di Korintus: jauhilah
penyembahan berhala! Dia mengatakan hal itu kepada sidang jemaat di Korintus sebagai hamba
TUHAN yang bijaksana.
1
Korintus 10:19-20
(10:19)
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang
kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Apakah yang
kumaksudkan dengan perkataan itu? Apa yang dimaksud dengan jauhilah penyembahan berhala? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau
bahwa berhala adalah sesuatu? Apakah dia sibuk berbicara
soal berhalanya? Bukan! Jadi, bukan semata-mata soal berhalanya, tetapi yang
dimaksudkan oleh Rasul Paulus ialah bahwa
persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, persembahan dari pada umat Israel selama 40
(empat puluh) tahun di padang gurun adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Oleh sebab itu, sebagai seorang hamba TUHAN
yang bijaksana, dengan tegas Rasul Paulus menghimbau, supaya jemaat di Korintus
ini jangan bersekutu dengan roh-roh jahat.
Kembali
saya sampaikan: “Jauhilah
penyembahan berhala.” Maksudnya di
sini adalah agar jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan roh-roh jahat, seperti bangsa
Israel selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, sekalipun mereka menjadi barisan yang dipimpin
oleh Musa, atau menjadi rombongan jemaat yang nampaknya beribadah kepada TUHAN;
namun kenyataannya, persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat,
bukan kepada Allah. Mengapa hal ini bisa terjadi?
1
Korintus 10:21
(10:21)
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh
jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan
juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Oleh
sebab itu, kita tidak boleh bersekutu dengan TUHAN, namun dalam kesempatan yang
lain bersekutu dengan roh-roh jahat. Tujuannya adalah supaya segala sesuatu yang
kita persembahkan bukan kepada roh-roh jahat, melainkan hanya kepada TUHAN. Hanya
kepada Dia sajalah kita berbakti, supaya TUHAN jangan menjadi cemburu kepada
kita.
Selanjutnya,
marilah kita melihat PERSEKUTUAN DENGAN ROH-ROH JAHAT yang dimaksud oleh Rasul
Paulus, di dalam 1 Korintus 10.
1
Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini
telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8)
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh
beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga
ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut
ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh
malaikat maut.
Singkat kata: Bangsa Israel
bersekutu dengan roh-roh jahat, antara lain:
1.
Pada
ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.
Pada
ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.
Pada
ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada
ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.
Pada
ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
Inilah persekutuan antara bangsa
Israel dengan roh-roh jahat, sehingga persembahan mereka bukanlah kepada Allah,
melainkan kepada roh-roh jahat. Oleh sebab itu, kita tidak bisa bersekutu dengan
TUHAN sekaligus bersekutu dengan roh-roh jahat, supaya persembahan kita jangan
dipersembahkan kepada roh-roh jahat, melainkan tetaplah bersekutu dengan TUHAN,
supaya segala sesuatu yang kita persembahkan, semuanya kepada TUHAN dan
menyenangkan hati TUHAN, menarik hadirat TUHAN.
Kita masih mengikuti penjelasan
dari hal yang kedua.
Keterangan:
BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Adapun peristiwa tersebut ditulis di dalam kitab
Musa yang kedua, yakni Keluaran 32:1-35, menurut
pembagiannya, antara lain:
A.
Ayat 1-6 tentang lembu
emas.
B.
Ayat 7-14 tentang murka
Allah kepada bangsa Israel.
C.
Ayat 15-20 tentang 2 (dua)
loh batu yang dipecahkan.
D.
Ayat 21-29 tentang Musa
marah kepada Harun, abangnya.
E.
Ayat 30-35 tentang Musa
berdoa untuk bangsa Israel.
Keluaran 32:1-6, tentang “lembu
emas” telah disampaikan beberapa seri, empat kali berturut-turut. Sekarang,
kita akan melihat tentang “murka Allah”.
Tentang:
MURKA ALLAH KEPADA BANGSA ISRAEL (KELUARAN 32:7-14)
Keluaran 32:7-14
(32:7) Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin
keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. (32:8) Segera juga
mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah
membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan
mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." (32:9) Lagi firman TUHAN
kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu
bangsa yang tegar tengkuk. (32:10) Oleh sebab itu biarkanlah Aku,
supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan
mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar." (32:11)
Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata:
"Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa
keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
(32:12) Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar
dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung
dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang
bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan
kepada umat-Mu. (32:13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu
sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak
bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan
kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." (32:14)
Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Intinya:
Allah sangat murka kepada bangsa Israel, sebab bangsa Israel
tidak setia dan tidak dengar-dengaran, bahkan Allah hendak membinasakan mereka
semua, karena mereka semua tidak setia dan tidak
dengar-dengaran.
Ada 3 (tiga) persamaan wujud dari murka
Allah:
1.
Telah rusak
lakunya, ayat 7.
2.
Tegar tengkuk, ayat
9. Tegar tengkuk = tidak tunduk, sebab tengkuknya tegar,
sehingga tidak bisa tunduk.
3.
Api neraka, ayat
10.
Perihal hal yang ketiga ini, yaitu “api neraka”, kita
akan melihat Keluaran 32:10 dengan perbandingannya:
-
Dalam bentuk ejaan
baru: Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap
mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat
menjadi bangsa yang besar."
-
Dalam bentuk ejaan
lama: Maka
sekarang biarkanlah Aku menyalakan murka-Ku akan dia serta menghanguskan
dia, maka Aku akan menjadikan dikau suatu bangsa yang besar.
-
Dalam versi NKJV: Now
therefore, let Me alone, that My wrath may burn hot against them and I
may consume them. And I will make of you a great nation.”
Itulah “api yang menghanguskan” = Api neraka.
Peristiwa demi peristiwa yang telah terjadi sesuai dengan
3 (tiga) perkara di atas, kita akan lihat PERSAMAANNYA, Yang Pertama: TELAH RUSAK
LAKUNYA.
Kita tidak menemukan secara detil tentang “telah rusak
lakunya” pada Kejadian 32:7, namun
kita bisa melihat persamaan (sinonim) dari “telah rusak lakunya” di dalam Kejadian
6, dengan perikop: “Riwayat Nuh”.
Kejadian 6:12-13
(6:12) Allah menilik
bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan
hidup yang rusak di bumi. (6:13) Berfirmanlah Allah kepada Nuh:
"Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab
bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan
mereka bersama-sama dengan bumi.
Singkat kata: Allah melihat bumi sungguhlah
rusak benar, mengapa? Sebab
manusia menjalankan hidup yang rusak
dan penuh dengan kekerasan.
Jadi, kalau bumi ini rusak ya karena kelakuan
manusia juga rusak dan manusia juga menjalankan hidup penuh dengan kekerasan.
Tidak peduli satu dengan yang lain, tidak peduli dengan sesamanya, itulah
kekerasan. Dan akibat yang ditimbulkan hutan yang rusak pun tidak dipedulikan
oleh manusia, walaupun hal
itu menyakiti orang lain.
Terkait dengan kelakuan yang rusak, kita akan juga
temukan pada ayat 1-3, dengan perikop: “Kejahatan manusia”.
Kejadian 6:1-3
(6:1) Ketika
manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka
lahir anak-anak perempuan, (6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa
anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri
dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (6:3)
Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam
manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan
seratus dua puluh tahun saja."
Melihat anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu
anak-anak Allah itu mengambil isteri untuk mereka dari antara perempuan-perempuan
itu siapa saja yang disukai oleh mereka. Jadi, anak-anak Allah mengambil isteri
dari perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
Begitu melihat yang cantik; diambil. Melihat yang cantik;
dijadikan isteri. Kemudian, melihat yang cantik kembali; dijadikan isteri.
Pendeknya: Hidup dalam
kenajisan, dikuasai oleh roh kenajisan. Akibatnya:
Manusia kehilangan Roh Allah.
Kembali kita perhatikan ayat 3: Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan
selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging,
tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
Akibatnya ialah manusia itu
ditinggalkan oleh Roh Allah itu sendiri, dengan lain kata;
manusia kehilangan Roh Allah.
Itu sebabnya, Rasul Paulus berkata kepada Timotius, anak
kekasihnya: Latihlah dirimu beribadah, sebab latihan badani terbatas gunanya.
Tetapi kalau toh juga manusia mengalami pemupukan terhadap daging, maka
jangan heran kalau pada akhirnya daging menjadi takhtanya roh najis. Dan kalau
daging sudah menjadi takhtanya roh najis, maka manusia akan kehilangan Roh
Allah.
Oleh sebab itu, jangan kita sesekali menuruti hawa nafsu
dan keinginan daging itu sendiri, supaya daging jangan menjadi takhtanya Setan,
dengan lain kata; supaya kelakuan kita jangan rusak di hadapan TUHAN.
Kita kembali membaca ayat 12-13.
Kejadian 6:12-13
(6:12) Allah menilik
bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang
rusak di bumi. (6:13) Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah
memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh
dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama
dengan bumi.
Karena
TUHAN melihat bumi sangat rusak benar seiring dengan rusaknya manusia dan menjalankan hidup yang penuh dengan kekerasan, akhirnya TUHAN
memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk di atas muka bumi. Itulah keputusan TUHAN untuk membinasakan semua makhluk yang hidup.
Tetapi, kita akan bandingkan dengan Kejadian 6:8-9.
Kejadian 6:8-9
(6:8) Tetapi Nuh
mendapat kasih karunia di mata TUHAN. (6:9) Inilah riwayat
Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara
orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Riwayat
Nuh, di sini kita melihat: Nuh mendapat kasih karunia di mata
Allah pada masa itu, pada zaman Nuh, sebab Nuh adalah;
1.
Seorang yang benar.
2.
Tidak bercela.
3.
Kemudian, Nuh hidup bergaul
dengan Allah.
Itulah sebabnya Nuh hidup dalam kasih karunia, lepas dari
kebinasaan.
JIKA
DIKAITKAN DENGAN POLA TABERNAKEL:
“Hidup benar” terkena pada daerah
HALAMAN. Sedangkan di daerah halaman terdapat 2 (dua) alat:
1.
Mezbah Korban Bakaran, bayangan dari salib Kristus. Mezbah Korban Bakaran adalah salibnya, sedangkan binatang yang dipersembahkan
di atas mezbah, itulah pribadi Yesus yang dikorbankan di atas kayu salib.
2.
Kolam Pembasuhan Tembaga, yang merupakan bayangan dari baptisan, yaitu kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus.
Biarlah kiranya kita dibenarkan oleh kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus, dimulai dari pada korban-Nya, sampai kepada pengalaman kematian
dan kebangkitan-Nya; itulah yang membenarkan kita. Dan hikmat pun dibenarkan
oleh perbuatan salib, dan kematian dan kebangkitan Yesus di atas kayu salib.
“Tidak
bercela”, terkena
pada daerah RUANGAN SUCI, dengan 3
(tiga) alat yag ada di dalamnya:
1.
Meja Roti Sajian = Persekutuan
dengan Firman Allah.
2.
Pelita Emas = Persekutuan dengan
Roh Allah.
3.
Mezbah Dupa = Persekutuan
dengan kasih Allah.
Jadi, 3 (tiga) alat yang ada di dalam Ruangan Suci, itu
menunjuk; persekutuan kita dengan Allah Trinitas. Itulah pribadi Nuh yang tidak
bercela, karena tabiat Allah Trinitas itu ada di dalam dirinya, sehingga Nuh
tidak bercela.
“Bergaul dengan Allah”,
terkena pada RUANGAN MAHA SUCI = Kesempurnaan,
dengan satu alat di dalamnya, yaitu Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian ini terdiri dari 2 (dua) bagian:
Yang Pertama: Peti dari Tabut Perjanjian yang terbuat
dari kayu penaga, namun telah disalut dengan emas murni dari dalam maupun dari
luar. Kemudian, di dalamnya ada 3 (tiga) perkara:
1.
Tongkat
Harun yang pernah bertunas = Roh Kudus tinggal secara permanen. Tidak seperti keadaan pada zaman Nuh; setelah TUHAN melihat manusia itu
menuruti tabiat daging, akhirnya Roh TUHAN meninggalkan mereka, tetapi 3 (tiga)
perkara yang ada di dalam Tabut Perjanjian itu sifatnya permanen.
2.
Dua
loh batu yang berisikan 10 (sepuluh) hukum = Kasih Allah yang
permanen.
3.
Buli-buli
emas berisi manna = Firman Allah yang bersifat permanen.
Biarlah kiranya kita bergaul erat dengan TUHAN, supaya 3
(tiga) tabiat Allah itu permanen tinggal di dalam kehidupan kita masing-masing.
Yang
Kedua: Tutup Grafirat dengan 2 kerub diatasnya -> pribadi dari Allah
Trinitas, yakni; Tuhan, Yesus, Kristus.
Itulah mengenai “telah rusak lakunya”, tetapi Nuh
mendapatkan kasih karunia.
Peristiwa demi peristiwa yang telah terjadi sesuai dengan
3 (tiga) perkara di atas, kita akan lihat PERSAMAANNYA, Yang Kedua: TEGAR TENGKUK.
Kita akan memperhatikan Roma 9, dengan perikop: “Pilihan
atas Israel”. Yakub -- adik dari Esau -- berganti nama menjadi Israel.
Roma 9:17-18
(9:17) Sebab Kitab
Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau,
yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya
nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." (9:18) Jadi Ia
menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan
hati siapa yang dikehendaki-Nya.
Di sini kita melihat: TUHAN turut menegarkan hati dari pada
Firaun.
Kalau
kita tegar hati, maka TUHAN akan turut menegarkan
hati orang yang tegar hati. Janganlah kita tegar
hati, supaya TUHAN jangan turut menegarkan hati kita. Biar sampai sepuluh kali
tulah terjadi, namun Firaun tetap tegar hati; tetapi TUHAN membangkitkan
Firaun, sebab TUHAN mau menyatakan kemuliaan-Nya kepada Firaun.
Tetapi ingat: TUHAN menegarkan hati orang yang menegarkan
hati. Jangan
biasakan diri untuk tegar hati, tetapi biarlah kita mau menundukkan
kepala dan menjadi orang yang rendah hati; kalau tidak, maka TUHAN turut menegarkan hati orang yang tegar hati.
Lihat, apa yang saya maksud dengan hal ini? Mari kita
perhatikan ayat 11-16.
Roma 9:11
(9:11) Sebab waktu
anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat,
-- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan
berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya --
Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan, itulah Esau dan Yakub, dan belum melakukan yang baik atau yang jahat,
-- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan
perbuatan dari kedua anak itu, tetapi berdasarkan panggilan TUHAN
--.
Jadi, rencana Allah tentang pemilihan-Nya
diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan seseorang, bukan
karena hasil usaha seseorang, bukan karena
kemampuan sekarang, tetapi
berdasarkan panggilan TUHAN.
Biarlah kiranya kehidupan yang sudah dipanggil di dalam
TUHAN bersegera atau secepatnya berpadanan dengan panggilan itu sendiri. Jangan
kita seolah-olah berada dalam panggilan, tetapi tegar hati; itu tidak baik.
Roma 9:12-13
(9:12) dikatakan
kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," (9:13)
seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
TUHAN berkata: “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau” Orang pasti kaget kalau TUHAN berkata-kata semacam ini.
Kalau orang sekilas (sepintas) mendengar pernyataan ini,
orang pasti berkata: TUHAN ini aneh. TUHAN ini ternyata pilih kasih. Tetapi,
lihatlah ayat 14-16.
Roma 9:14-16
(9:14) Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (9:15)
Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan
kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati
kepada siapa Aku mau bermurah hati." (9:16) Jadi hal itu tidak
tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi
kepada kemurahan hati Allah.
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Kalau TUHAN mengatakan “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau”,
apa yang hendak manusia katakan? Apa yang hendak kita perbuat? Apa yang hendak kita
tunjukkan di hadapan TUHAN? Apa kita mau demo, atau kita mau memberontak, atau
kita mau menentang pernyataan TUHAN?
Lalu kita berkata: Allah tidak adil? Mustahil! Allah
itu adil.
Allah berfirman kepada Musa: Aku akan menaruh belas
kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati
kepada siapa Aku mau bermurah hati.
TUHAN
menaruh belas kasihan kepada siapa TUHAN mau menaruh belas kasihan. TUHAN akan bermurah
hati kepada siapa TUHAN mau bermurah hati. Jadi
hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada
kemurahan hati Allah.
Sekali lagi saya sampaikan: Rencana Allah
tentang pemilihan-Nya diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan, bukan berdasarkan
kekuatan, kemampuan atau hasil usaha, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Jadi, semua
karena belas kasih, semua karena kemurahan hati TUHAN; oleh
sebab itu, jangan kita tegar tengkuk, supaya TUHAN jangan turut menegarkan tengkuk kita masing-masing.
Tetapi
pada akhirnya, kita melihat: TUHAN turut menegarkan tengkuk dari pada
Firaun sampai
sekualitas dengan Setan, artinya; TUHAN tidak izinkan lagi dia
bertobat dan darah penebusan tidak lagi berlaku atas dia.
Kalau malaikat berbuat dosa, maka tidak ada lagi pengampunan
atas dia; tetapi sebaliknya, dia berubah menjadi Setan. Untuk
sementara, malaikat yang berubah menjadi Setan itu disimpan di dalam gua untuk
menantikan penghukuman kekal. Tetapi kepada manusia yang berdosa, ia masih
mendapat kesempatan untuk bertobat dan berbalik kepada Dia, selagi darah Yesus masih
berlaku untuk mengampuni dosa kita, selagi ibadah dan pelayanan ini masih tegak
di atas muka bumi ini.
Tetapi, tentang pemilihan-Nya diteguhkan bukan
berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Oleh sebab itu,
berpadananlah dengan panggilan; hargailah kemurahan TUHAN.
Peristiwa demi peristiwa yang telah terjadi sesuai dengan
3 (tiga) perkara di atas, kita akan lihat PERSAMAANNYA, Yang Ketiga: API NERAKA.
2 Petrus 2:6
(2:6) dan jikalau
Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api,
dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan
untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,
Singkat kata: Allah membinasakan dan memusnahkan Sodom
dan Gomora dengan api. Hal itu merupakan peringatan kepada kita untuk masa sekarang, yang tidak boleh diabaikan.
Kita akan melihat tingkah laku orang-orang yang hidup di
dalam suasana
api neraka. Jadi, sebelum binasa, namun mereka sudah
bersuasanakan api neraka.
Kita akan memperhatikan Kejadian 19, dengan perikop: “Sodom
dan Gomora dimusnahkan. Lot diselamatkan”
Kejadian 19:1,4-5
(19:1) Kedua
malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu
gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu
sujud dengan mukanya sampai ke tanah, (19:4) Tetapi sebelum mereka
tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai
yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung
rumah itu. (19:5) Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah
orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami,
supaya kami pakai mereka."
Lot tinggal di tengah-tengah orang fasik di Sodom dan
Gomora. Kemudian, mereka berteriak kepada Lot: “Di manakah orang-orang yang
datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai
mereka.”
Inilah suasana api neraka, yaitu memiliki tabiat yang
tidak normal, di
mana mereka ingin "memakai" laki-laki. Itu sebabnya, orang yang suka dengan laki-laki, perilaku seperti ini
disebut sodomi, dan sodomi itu berawal dari kota Sodom. Ini adalah perilaku
yang tidak normal.
Mereka berkata: “Bawalah mereka keluar kepada kami,
supaya kami pakai mereka”. Jadi, suasana api neraka itu adalah suasana yang
tidak wajar.
Kejadian 19:6-8
(19:6) Lalu keluarlah
Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, (19:7)
dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat.
(19:8) Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang
belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah
kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan
orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam
rumahku."
Lot berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya
berbuat jahat.”
Zaman
Lot tinggal di Sodom pada waktu itu, yang hidupnya normal hanyalah Lot dan
keluarganya, sedangkan yang lainnya, semuanya berlaku abnormal, di mana mereka ingin memakai laki-laki, kecuali Lot dan keluarganya. Hal itu bisa terlihat, di mana Lot berkata: “Saudara-saudaraku,
janganlah kiranya berbuat jahat”, dengan lain kata; jangan berlaku seperti
suasana api neraka.
Lalu, selanjutnya Lot berkata kepada orang-orang yang
berperilaku dengan suasana api neraka: “Aku mempunyai dua orang anak
perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki” Nah, ini kan yang
normal, di mana laki-laki berpasang-pasangan dengan perempuan.
Selanjutnya Lot berkata: “Baiklah mereka kubawa ke
luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya
jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk
berlindung di dalam rumahku.”
Demi
dua malaikat yang diutus oleh TUHAN, Lot merelakan kedua puterinya, supaya
semua laki-laki,
bahkan seisi kota Sodom memiliki suasana sorga, supaya mereka memiliki
pandangan yang baik. Tetapi, lihatlah ayat 9.
Kejadian 19:9
(19:9) Tetapi mereka
berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini datang ke sini
sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang
kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!" Lalu
mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak
pintu.
Mereka berkata: "Enyahlah!" Berarti,
tidak peduli dengan pandangan yang baik, tidak peduli dengan perilaku yang
semestinya, di mana laki-laki normal berpasangan dengan
perempuan.
Kemudian, lagi kata mereka: “Orang ini datang
ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita!” Mereka
tidak mau menerima keberadaan orang asing, dan mereka tidak mau dihakimi, tidak
mau diluruskan segala yang bengkok. Itulah keadaan pada zaman Lot di Sodom.
Kemudian, apa lagi? “Sekarang kami akan
menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!” Bahkan, mereka mau
berlaku sadis, karena hendak menganiaya kedua malaikat itu. Lalu mereka
mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk
mendobrak pintu, singkatnya; perilaku mereka sampai tidak terkendali lagi.
Ini adalah suasana api neraka, yaitu berperilaku tidak
wajar, bahkan di situ juga terjadi kekerasan, tidak mau menerima orang asing,
tidak mau dihakimi dosanya yang bengkok itu, bahkan di situ identik terjadi
kekerasan; itulah Sodom, itulah suasana api neraka.
Jadi, sebelum masuk dalam penghukuman api neraka, mereka
sudah terlebih dahulu merasakan suasana api neraka di dunia; itulah gambaran
dari pada Sodom.
Kemudian, kita perhatikan ayat 10-11.
Kejadian 19:10-11
(19:10) Tetapi kedua
orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu
menutup pintu. (19:11) Dan mereka membutakan mata orang-orang
yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga
percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu.
Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot
masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. Kedua malaikat itu segera menarik Lot masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu. Setelah menarik Lot,
selanjutnya kedua malaikat itu membutakan mata
semua orang -- tanpa
terkecuali -- di depan pintu rumah Lot itu, sehingga percumalah orang-orang
itu mencari-cari pintu. Percumalah orang buta mencari pintu, apalagi mencari
Lot.
Kejadian 19:12
(19:12) Lalu kedua
orang itu berkata kepada Lot: "Siapakah kaummu yang ada di sini lagi?
Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota
ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini,
Kemudian, kedua malaikat itu masih bertanya kepada Lot: Menantu
atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini,
bawalah mereka keluar dari tempat ini.
Saya mau tambahkan sedikit: Rupanya, TUHAN
masih memperhatikan keluarga dari pada orang-orang yang
suci. Jadi, kalau kita suci, maka keluarga kita juga mendapat
perhatian, kalau masih ada kesempatan. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah
di dalam TUHAN, dimulai dari dalam diri kita masing-masing.
Suami bisa kok menolong isteri; sebaliknya, isteri
bisa menolong suami. Atau, bahkan orang tua bisa menolong anak; sebaliknya,
anak yang suci hidupnya bisa menjadi saluran berkat, sehingga orang-orang yang
terdekat dengan orang-orang suci itu mendapat perhatian dari malaikat TUHAN. Jadi,
dimulai dari kehidupan kita masing-masing; oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah.
Jadi, kalau saudara rindu supaya orang tua, sanak,
saudara laki-laki, saudara perempuan ingin tergembala digembalakan Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT), maka dimulai dari kita, sebab antikris sudah di
depan mata, dan sesudah itu kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
Kalau kita melihat tanda zaman ini, sudah tidak ada lagi
tanda-tanda untuk menikmati dunia ini lebih lama lagi. Dunia ini sudah tidak
bisa lagi dinikmati, sebab manusia sudah menjalankan hidup yang egois, angkuh,
dan hidup dalam kekerasan, buktinya apa? Tidak peduli dengan orang lain,
dunia ini sudah rusak seiring rusaknya kelakuan manusia.
Jadi, dimulai dari kita. Kalau kita memang mengasihi saudara kita
masing-masing, maka dimulai dari kita sendiri untuk hidup suci di hadapan
TUHAN, tidak berperilaku suasana api neraka.
Kejadian 19:13-14
(19:13) sebab kami
akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini
di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya."
(19:14) Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya,
yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah,
keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi
ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok
saja.
Oleh karena pertanyaan dari kedua malaikat itu, lalu Lot keluar
-- tidak bisa lagi terganggu, karena mata penduduk itu sudah buta; jadi, Lot
bisa keluar -- dan berbicara dengan kedua bakal menantunya yang akan
kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah
dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia
dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.
Di sini kita melihat: Lot memperhatikan kedua bakal menantunya
itu, tetapi kedua bakal menantunya itu, tidak yakin dengan apa yang dinyatakan
oleh Lot, di mana TUHAN hendak membakar kota Sodom dengan api.
Memang,
sebelum Lot mendatangi kedua laki-laki bakal menantunya
itu, TUHAN sudah berbicara kepada Abraham waktu Abraham
menaikkan doa syafaat, dimulai dari 50 (lima puluh) orang, “apakah engkau
masih akan memusnahkan Sodom dan Gomora?” TUHAN katakan: Kalau ada 50
(lima puluh) orang ya tidaklah. Tetapi kenyataannya, tidak ada 50 (lima
puluh) orang.
Lalu, Abraham menaikkan syafaatnya lagi: “Kalau
misalnya 40 (empat puluh) orang, apakah TUHAN mau lenyapkan juga Sodom dan
Gomor?” Tetapi kenyataannya, tidak ada 40 (empat puluh) orang. Sampai akhirnya,
10 (sepuluh) orang; tetapi kenyataannya, 10 (sepuluh) orang pun tidak. Bahkan andaikata
pun dimohonkan 6 (enam) orang, namun 6 (enam) orang pun tidak ada. Hanya ada 4 (empat) orang saja, itulah Lot isteri dan dua puteri Lot.
Jadi, luar biasa, tidak ada satu pun yang benar; semua
berperilaku dalam
suasana api neraka. Tidak normal; tidak mau menerima orang asing,
tidak mau dihakimi dosa yang bengkok itu, dan identik dengan kekerasan.
Kejadian 19:15-17
(19:15) Ketika fajar
telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera,
katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini,
supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." (19:16)
Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua
anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu
kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. (19:17)
Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah
seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang,
dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke
pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."
Ketika Lot, isteri dan kedua puterinya berlambat-lambat, secepatnya malaikat itu memegang tangan isteri dan kedua anak Lot, sebab TUHAN hendak mengasihi Lot, isteri dan kedua puterinya; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.
Sekali lagi saya sampaikan: Malaikat TUHAN
menarik keluarga Lot, isteri dan kedua anaknya, sebab TUHAN hendak mengasihani
Lot, isteri dan kedua anaknya, sedangkan Sodom dan Gomora dibakar oleh api dan belerang.
Jadi, kalau kita perhatikan dari 3 (tiga) perkara
tersebut;
-
Baik pada keterangan
mengenai “telah rusak lakunya”,
namun pada
akhirnya tertolong oleh karena kasih karunia Allah dinyatakan kepada Nuh.
-
Demikian juga
keterangan tentang “tegar tengkuk” namun pada
akhirnya tertolong hanya karena kasih karunia, kemurahan TUHAN
sehingga tidak binasa.
-
Demikian juga hal
yang ketiga soal “api neraka”, namun pada akhirnya tertolong hanya karena TUHAN hendak mengasihati
Lot, isteri dan kedua puterinya.
Jadi, semua karena kasih
karunia,
supaya kita lepas dari penghukuman, sebagaimana TUHAN memutuskan untuk
menghukum dan membinasakan bangsa Israel.
Praktek untuk mendapatkan kasih karunia.
Keluaran 32:11-13
(32:11) Lalu Musa
mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah,
TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah
Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? (32:12)
Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud
menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan
membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala
itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. (32:13)
Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada
mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada
mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh
negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya
dimilikinya untuk selama-lamanya."
Kasih
Allah ada di dalam diri Musa, sehingga ia berbicara kepada TUHAN dan menaikkan
permohonannya dalam doa kepada TUHAN, untuk melunakkan hati TUHAN supaya murka
Allah surut atas bangsa Israel. Singkatnya: Kita
butuh untuk digembalakan oleh TUHAN.
Yesus
adalah Gembala Agung, Dia akan menuntun kehidupan kita sampai Yerusalem yang baru.
Dia juga adalah Imam Besar yang melayani,
berdoa dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu
salib, sehingga dengan demikian kita boleh mengalami kasih karunia TUHAN.
Kita
memperoleh keselamatan bukan karena hasil usaha kita masing-masing, bukan karena kemampuan kita, tetapi oleh karena
kasih karunia TUHAN, kita diselamatkan. Jadi, tiada
seorang pun yang mendapatkan keselamatan tanpa kasih karunia TUHAN; maka, mau
tidak mau, kita butuh Gembala Agung, dan menjadi suatu kehidupan yang
tergembala di hadapan TUHAN.
Dengan tegas, saya berani berkata: Kalau seseorang
tidak tergembala, maka ia tidak selamat. Ingat itu. Jadi, harus tergembala, barulah selamat.
Seseorang tidak cukup hanya "beribadah",
tetapi seseorang harus "tergembala". Kalau “beribadah”, belum tentu mengerti “tergembala”, tetapi kalau
“tergembala”, pasti beribadah, berbakti, menyembah Allah yan hidup; di situlah
kita boleh merasakan kasih karunia TUHAN. Singkat kata: Diselamatkan hanya oleh
karena kasih karunia.
Lihatlah kasih karunia itu; kasih TUHAN ada di dalam diri
Musa, sehingga oleh kasih itulah dia didorong untuk menaikkan doa permohonan
untuk melunakkan hati TUHAN.
Jadi, jangan kita berlaku sombong. Kita ini selamat
karena kasih karunia. Akuilah kemurahan TUHAN kepada orang lain; jangan engkau
membuang muka tidak mengakui. Saya sudah perhatikan hal itu bertahun-tahun
terjadi di dalam dirimu.
TUHAN berkasih karunia kepada siapa ia berkasih karunia;
jadi, tidak bisa engkau tegar tengkuk, tegar hati, tidak mau menundukkan kepala
dengan mengakui kemurahan TUHAN kepada seseorang. Ingat itu; kita selamat hanya
karena kasih karunia.
Tiga peristiwa itu sudah saya sampaikan sinonimnya untuk
tertolong;
-
Baik Nuh tertolong karena kasih karunia,
-
Baik Israel tertolong karena kasih karunia,
-
Baik juga zaman api neraka, di zaman akhir ini, juga tertolong oleh karena
kasih karunia.
Maka, praktek dari kasih karunia itu, di sini kita sudah
melihat: Sebagai Gembala yang baik dan rendah hati, memang TUHAN sudah taruh
kasih Allah di dalam diri Musa, sehingga oleh kasih itu, dia didorong untuk
menaikkan doa dan permohonan untuk melunakkan hati TUHAN, supaya apa? Supaya
kelepasan yang terjadi oleh kekuatan dari tangan TUHAN yang kuat membawa bangsa
Israel sampai ke tanah perjanjian, dibawa masuk ke tanah perjanjian, sehingga
rencana itu terlaksana. Dan kita butuh Yesus sebagai Gembala Agung, untuk
menuntun perjalanan rohani kita sampai dibawa masuk dalam Kerajaan yang kekal,
Yerusalem yang baru.
Kita lihat terlebih dahulu 2 Petrus 2.
2 Petrus 2:5-9
(2:5) dan jikalau
Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh,
pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air
bah atas dunia orang-orang yang fasik; (2:6) dan jikalau Allah
membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian
memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik
di masa-masa kemudian, (2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang
yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak
mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8)
sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat
dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang
benar itu tersiksa -- (2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan
orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,
Nyata, bahwa TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang yang
saleh dari pencobaan dan
tahu menyimpan orang-orang yang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman. Jadi, semua karena
kasih karunia.
Keluaran 32:14
(32:14) Dan menyesallah
TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Menyesallah TUHAN, berarti doa permohonan dari pada Musa yang didorong oleh kasih Allah yang tinggal di dalam dirinya
didengar
oleh TUHAN.
Malam ini bawalah diri masing-masing berada di ujung kaki
salib, tersungkur di hadapan TUHAN, sujud menyembah TUHAN, untuk melunakkan
hati TUHAN, supaya TUHAN menyesal. TUHAN memperhatikan dan mengampuni kita, mengampuni
kelakuan yang rusak, baik dari kejahatan, baik suasana api neraka tadi, baik
berperilaku tidak normal, baik juga dengan tegar tengkuk tadi. Jangan bertahan
dengan kebodohan. Malam ini, kita tersungkur, supaya TUHAN menyesal.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment