IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 12 JUNI 2021
STUDY
YUSUF
(Seri:
237)
Subtema:
DITEBUS UNTUK MENJADI MILIK KEPUNYAAN ALLAH
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia memerintah DI dalam kehidupan kita
masing-masing.
Tidak
lupa juga saya menyapa umat
ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri di mana
pun anda berada.
Selanjutnya,
marilah kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya
pembukaan Firman TUHAN terjadi meneguhkan setiap kehidupan kita
pribadi lepas pribadi di mana pun kita berada, sehingga kedatangan kita tidak menjadi percuma, tidak menjadi sia-sia; bahkan sebaliknya, Firman itu betul-betul
menjadi berkat yang besar, sehingga kita boleh melihat keheranan
TUHAN Yesus di dalam hidup kita
masing-masing, di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN, mengingat
hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan TUHAN sudah tidak
lama lagi.
Oleh
sebab itu, kehidupan muda remaja tidak boleh lagi bermain-main,
namun biarlah
kehidupan kita belajar dari pribadi Yusuf; betul-betul memperhatikan waktu-waktu, sehingga semua hari-hari yang dia lalui sesuai dengan rencana Allah
dalam kehidupannya, sampai pada satu titik; dia menjadi penebus dan
penyelamat dunia.
Kita
akan segera memperhatikan STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41, dan kembali kita membaca ayat 45, dengan
perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
Kejadian
41:45
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah,
serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya.
Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Setelah
Yusuf dilantik sebagai mangku bumi atau sebagai
kuasa atas seluruh tanah Mesir, selanjutnya di sini kita perhatikan; Firaun
memberi nama baru kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah, sebuah
istilah Mesir yang artinya penyelamat dunia atau penebus
dunia.
Sesungguhnya, nama baru tersebut selaras (seiras) dengan
pengalaman hidup, serta lika-liku yang dilalui oleh Yusuf.
Terkait
dengan pengalaman hidup yang dilalui oleh Yusuf, kita akan membaca Kejadian 45, dengan perikop: “Yusuf
memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya”.
Kejadian
45:1
(45:1) Ketika
itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di
dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari
sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf,
ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
Setelah
kedatangan dari saudara-saudaranya untuk yang kedua kalinya, pada akhirnya
Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, tepatnya pada kunjungan
yang kedua dari Kanaan ke Mesir.
Kalau
Yusuf mau memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, menunjukkan bahwasanya;
Yusuf mau menerima keberadaan dari saudara-saudaranya; sama seperti ia pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Kalau
kita mau memperkenalkan diri kepada seseorang, dengan kata lain; kita mau
menerima keberadaan orang lain itu di dalam diri kita masing-masing.
Kejadian
45:2
(45:2) Setelah
itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir
dan kepada seisi istana Firaun.
Setelah
memperkenalkan dirinya, menangislah Yusuf sejadi-jadinya di hadapan
saudara-saudaranya. Bagi kita, hal ini menunjukkan dua hal tentang Yusuf:
YANG
PERTAMA: Yusuf adalah pribadi yang rendah
hati dan bertanggung-jawab, sama
seperti Rasul Paulus banyak mencucurkan air mata, karena ternyata dia adalah
seorang hamba TUHAN yang rendah hati dan tidak lalai di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN;
-
tidak lalai mengajarkan
dari hal Firman TUHAN,
-
tidak lalai memberitakan dari hal Firman
TUHAN,
-
dan tidak lalai bersaksi
dari hal Firman TUHAN.
Untuk perkara itu, dia banyak mencucurkan air mata; itu adalah
tanda kerendahan hati.
YANG
KEDUA: Yusuf adalah pribadi atau sosok
yang sangat peduli dan sangat mengerti orang lain.
Jadi,
tangisan itu menunjukkan kepada kita bahwa;
1. Yusuf
adalah orang yang rendah hati, hatinya sudah hancur, itulah
tanah yang baik, lemah lembut dan rendah hati.
2. Kemudian, Yusuf adalah pribadi atau sosok yang sangat peduli dan sangat mengerti orang lain.
Kejadian
45:3
(45:3) Dan Yusuf
berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah
bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab
mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
Kemudian,
pada saat Yusuf memperkenalkan dirinya, di sini kita melihat:
Saudara-saudaranya tidak dapat berkata-kata lagi, sebab mereka takut dan
gemetar terhadap Yusuf.
Berarti,
situasi pada saat itu berbanding terbalik dengan tempo dulu (masa lalu),
tepatnya kurang lebih 22 (dua puluh
dua)
tahun yang silam, ketika Yusuf masih tinggal bersama-sama
dengan saudara-saudaranya di rumah Yakub, ayah mereka. Pada waktu
itu, saudara-saudaranya tidak
menghormati, tidak menghargai Yusuf, bahkan Yusuf sangat
dibenci karena iri hati saudara-saudaranya itu. Jadi,
berbanding terbalik.
Pendeknya:
Saudara-saudara Yusuf takut dan gemetar karena
bayang-bayang pada masa lalu.
Kejadian
45:4
(45:4) Lalu kata
Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka
mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang
kamu jual ke Mesir.
-
Untuk yang pertama kali, Yusuf berkata
kepada saudara-saudaranya: “Marilah dekat-dekat.”
-
Kemudian, Yusuf berkata lagi: “Akulah
Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.”
Perkataan
Yusuf tersebut menunjukkan bahwasanya; darah Yesus benar-benar mengalir di dalam
diri Yusuf, dengan lain kata; Yusuf senantiasa menghargai dan menjunjung
tinggi korban Kristus.
Jadi,
pada ayat 4 ini, untuk yang pertama kalinya, Yusuf
berkata kepada saudara-saudaranya: “Marilah
dekat-dekat.” Oleh
darah salib Kristus, yang “jauh” menjadi “dekat”. Itu sebabnya, saya katakan;
perkataan ini menunjukkan bahwa darah Yesus mengalir dalam diri
Yusuf.
Kemudian, perkataan yang kedua, Yusuf berkata lagi: “Akulah
Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir”.
Singkat
kata: Perkataan-perkataan Yusuf kepada saudara-saudaranya itu
menunjukkan bahwa darah salib Kristus mengalir di dalam diri Yusuf. Sebab,
kalau kita perhatikan Efesus 2:13-14,
yang “jauh” menjadi “dekat” itu terjadi oleh karena
darah salib.
Kejadian
45:5
(45:5) Tetapi
sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri,
karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah
Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Selanjutnya,
Yusuf kembali berkata kepada saudara-saudaranya: Janganlah bersusah hati dan
janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk
memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Artinya;
orang yang benar-benar mengerti rencana Allah dan benar-benar hidup dalam
rencana Allah yang besar, maka kehidupan (orang) yang seperti ini ...
-
Tidak akan menaruh rasa dendam.
-
Tidak akan membalas kejahatan dengan
kejahatan.
Pendeknya:
Tidak dikuasai oleh roh kebencian dan tidak ada kepahitan.
Kalau kita mengerti rencana TUHAN, maka segala
sesuatu yang tidak enak bagi diri kita, semuanya adalah berkat. Jadi, bukan hanya yang “enak” bagi diri kita disebut “berkat”, tetapi
yang “tidak enak” pun, baik itu kesusahan, penderitaan, pergumulan, kesulitan, itu semua “berkat”.
Dan
kalau kita mengerti itu adalah rencana Allah, maka di dalam diri kita ini tidak
ada dendam, tidak ada kebencian, tidak ada kepahitan; tidak dikuasai roh
kebencian dan kepahitan oleh karena kesusahan pada masa lalu.
Kejadian
45:6
(45:6) Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun
lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
Suatu
kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, yakni suatu
kelaparan yang hebat, namun bukan kelaparan akan makanan dan bukan pula
kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Allah, sesuai dengan
nubuatan Amos 8:11-14.
Jadi,
hal itu harus diperhatikan sesuai dengan mimpi dari Potifar sebanyak dua kali.
-
Mimpi yang pertama: Muncullah 7 (tujuh)
lembu yang gemuk dari sungai Nil; sesudah itu, muncul pula 7 (tujuh) lembu yang
kurus, lalu menghabisi 7 (tujuh) lembu yang gemuk.
-
Mimpi yang kedua -- pada malam yang sama
--: Muncullah 7 (tujuh) bulir gandum yang berisi dan bernas; sesudah itu,
muncullah 7 (tujuh) bulir yang kosong, lalu menghabisi 7 (tujuh) bulir yang
bernas itu.
Jadi,
arti dari kedua mimpi itu sama. Walaupun dua kali bermimpi, tetapi arti kedua
mimpi itu sama.
Artinya;
Suatu kali nanti, akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelimpahan besar-besaran. Sesudah
7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, akan menyusul 7 (tujuh) tahun kelaparan yang
hebat, sesuai dengan nubuatan Amos 8:11-14, TUHAN akan mengirimkan kelaparan
atas negeri ini, bukan lapar akan makanan, bukan haus karena minuman, tetapi
lapar haus karena mendengarkan Firman TUHAN, sehingga yang terjadi pada saat
itu;
-
Orang-orang akan mengembara dari laut ke
laut.
-
Sesudah itu, orang-orang akan menjelajah
dari Utara ke Timur.
Tujuannya
adalah untuk mencari Firman TUHAN.
Tetapi
justru, mereka tidak akan mendapatkan Firman TUHAN, sebaliknya, mereka akan rebah
dan lesu dan tidak akan bangkit-bangkit, mengapa?
YANG
PERTAMA: Karena pada saat mereka mengembara dari laut ke laut,
yang mereka temukan adalah ajaran antikris. Tetapi puji TUHAN, dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita, kita ini betul-betul menjalankan ibadah sorgawi
di bumi ini (ibadah dari sorga turun di bumi).
-
Kita tidak sibuk menjalankan ibadah laut;
tidak sibuk bicara soal kelimpahan, tidak sibuk bicara soal keberhasilan, dengan
kata lain; di tengah-tengah ibadah, kita tidak dikuasai oleh roh jual beli (roh
antikris).
-
Kemudian, di tengah ibadah ini kita tidak
sibuk menjalankan ibadah bumi, artinya; tidak sibuk bicara soal mujizat, tidak
sibuk bicara soal tanda-tanda heran, tidak sibuk bicara soal mengadakan banyak
keajaiban-keajaiban.
Tetapi
betul-betul, kita sibuk menjalankan ibadah di bumi seperti ibadah di sorga;
mencari Kerajaan Sorga serta kebenarannya. Kebenarannya itu ada di dalam sorga
sekarang, itulah pribadi Yesus yang mati di kayu salib.
Jadi,
jangan sampai kita ada di dalam suasana sorga, tetapi yang kita cari bukan
kebenaran yang sejati, sebaliknya menjalankan ibadah laut dan ibadah bumi, itu
adalah suatu ibadah yang keliru di hadapan TUHAN.
Selanjutnya,
selain mengembara, YANG KEDUA: Mereka juga menjelajah dari Utara ke Timur,
sehingga yang mereka temukan pada waktu itu adalah ajaran setan-setan, yang
sudah menunggangi nabi-nabi palsu, itulah pemberitaan Firman TUHAN yang
ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat
kosong; itu adalah ajaran setan-setan dari nabi-nabi palsu.
Sehingga,
ketika mereka menemukan dua ajaran itu -- yaitu ajaran antikris dan ajaran
setan-setan --, tentu saja mereka akan rebah dan lesu, tidak bangkit-bangkit,
dengan lain kata; binasa.
Oleh
sebab itu, sudah sepatutnyalah kita bersyukur kepada TUHAN dan berterima-kasih setinggi-tingginya
kepada Dia yang sudah membawa kita kepada sebuah ibadah yang berasal dari
sorga. Kita tidak menjalankan ibadah bumi dan ibadah laut; bersyukurlah.
Yang
ada ini akan berlalu nanti; jadi, saudara jangan terlena di bumi ini, supaya
saudara juga jangan berlalu bersama dengan bumi ini.
Kejadian
45:7
(45:7) Maka
Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga
sebagian besar dari padamu tertolong.
Sesungguhnya,
Yusuf dijual ke Mesir untuk;
-
Untuk menjamin kelanjutan keturunan
manusia di bumi ini.
-
Untuk memelihara hidup manusia di bumi
ini.
Jadi;
-
Yang menjamin kelanjutan dari
anak cucu manusia di atas muka bumi ini bukan ibadah laut -- yang
berbicara soal kelimpahan --, tetapi kebenaran yang sejati.
-
Kemudian, yang memelihara hidup manusia
di bumi ini bukan ibadah bumi -- itulah tanda-tanda heran yang diadakan oleh
nabi-nabi palsu --, melainkan kita menjalankan ibadah sorgawi, serta kebenaran
yang ada di dalamnya. Di dalam Kerajaan Sorga ada kebenaran, itulah Pribadi
Yesus yang mati di kayu salib.
Jadi,
jangan tertipu lagi dengan tipu muslihat dari pada guru-guru palsu, di mana
mereka melayani dengan cap hati mereka sendiri.
Kesimpulannya:
Dari Kejadian 45:1-7, Yusuf dijadikan sebagai korban -- ditumbalkan
sebagai korban -- untuk penebusan dan penyelamatan terhadap hidup manusia di
bumi ini, dengan demikian; pengalaman hidup Yusuf yang penuh dengan dinamika,
penuh dengan lika-liku, dan bermacam-macam kesulitan dan penderitaan yang
dihadapi oleh Yusuf selaras dengan nama baru yang diberikan oleh
Firaun kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah.
Akhir
kata, kita dapat mengambil kesimpulan: Pengalaman hidup Yusuf ini merupakan
bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus.
Marilah
kita buktikan itu sejenak di dalam 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan
syukur atas kasih karunia Allah” Berucap syukur oleh karena kemurahan hati
TUHAN, itulah yang dinyatakan Rasul Paulus kepada Timotius, sesuai dengan judul
atau perikop dari pada tulisannya yang dikirim kepada Timotius.
Mengucap
syukurlah, karena kita ada sebagaimana ada karena kasih karunia. Coba,
andaikata seperti pengalaman dari pada bangsa Israel di padang gurun pada waktu
mereka menyembah patung lembu emas itu, sampai nyatalah nyanyian berbalas-balasan.
Apa nyanyian berbalas-balasan? Tidak menang tidak kalah.
Kalau
dikaitkan dengan 2 (dua) perkara lain, “tidak menang tidak kalah” persamaannya
adalah;
Yang
Pertama: Tidak hidup, tidak mati. Berarti, setengah mati dong
hidup ini.
Yang
Kedua: Tidak dingin, tidak panas = Suam. Kalau pengikutan suam itu
dipertahankan, akhirnya sama seperti jemaat di Laodikia yang memperkayakan diri
dengan harta, dengan uang yang ada. Tetapi justru sebaliknya, di hadapan TUHAN,
mereka itu ...
1.
Melarang, malang, miskin.
2.
Buta.
3.
Telanjang.
Lalu,
setelah Musa melihat bangsa itu bernyanyian berbalas-balasan karena lembu emas,
pada saat itulah Musa membantingkan, memecahkan 2 (dua) loh batu yang berisikan
10 (sepuluh) hukum, yang ada di tangannya. Karena, kalau Musa datang kepada
bangsa Israel dengan tetap mempertahankan 2 (dua) loh batu yang berisikan 10
(sepuluh) hukum yang dia bawa, maka yang mati adalah bangsa Israel.
Karena,
sudah jelas; di dalam loh batu itu, tertulis hukum yang pertama; Akulah
TUHAN, Allahmu ... Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat
bagimu patung yang menyerupai apa pun ... Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya. Kalau ini dipertahankan, maka yang mati adalah bangsa
Israel.
Tetapi
puji TUHAN, dua loh batu itu akhirnya dipecahkan, supaya bangsa Israel
mengalami penebusan dan diselamatkan; itulah pekerjaan penebusan yang telah dikerjakan
oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, di
mana Dia telah memecahkan segenap hidup-Nya supaya kita terlepas dari maut oleh
karena ibadah Taurat (ibadah lahiriah). Jadi, penebusan yang kita alami, itu
karena kasih karunia.
Mari
kita baca dan memperhatikan 1 Timotius 1 ini.
1
Timotius 1:15
(1:15)
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus
datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di
antara mereka akulah yang paling berdosa.
Rasul
Paulus berkata kepada Timotius: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa”, dengan demikian; Kristus Yesus adalah
penyelamat dunia atau pun penebus dunia. Pendek kata: Yesus Kristus dijadikan
sebagai korban untuk penebusan terhadap dosa dunia, dijadikan sebagai korban
untuk menyelamatkan seisi dunia.
1
Timotius 1:16
(1:16) Tetapi
justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang
paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan
demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya
dan mendapat hidup yang kekal.
Selanjutnya,
di sini kita perhatikan: Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya
terhadap orang-orang berdosa.
Demikian
halnya dengan Yusuf; ia sabar menghadapi segala macam kesulitan, segala macam
kesusahan dan penderitaan yang dia derita, sampai akhirnya tibalah pada satu
titik, yaitu dia tampil sebagai penyelamat dunia atau pun penebus dunia.
Sabar-sabar
saja, sampai kita betul-betul mengalami penebusan, dan akhirnya menjadi contoh teladan.
Kalau sudah mengalami penebusan, maka harus menjadi contoh teladan. Imam-imam
harus menjadi contoh teladan, baik lahir maupun batin.
1
Timotius 1:17
(1:17) Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah
yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Sampai
pada akhirnya, Yusuf dipermuliakan menjadi kuasa atau menjadi kepala
pemerintahan atas seluruh tanah Mesir. Demikian juga Kristus Yesus; bagi Dialah
hormat kemuliaan, sebab Dialah Raja segala zaman, Dialah Allah yang kekal, yang
tak nampak, yang esa.
Jadi,
jelas, nama yang diberikan oleh Firaun kepada Yusuf selaras dengan pengalaman
hidup Yusuf itu sendiri. Itulah sedikit tentang Zafnat-Paaneah.
Kita
kembali memperhatikan Kejadian 41:45.
Kejadian
41:45
(41:45) Lalu
Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak
Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya.
Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Selain
memberi nama baru, Firaun juga memberi Asnat, anak Potifera, imam di On, kepada
Yusuf sebagai isterinya. Sebenarnya, hal ini merupakan satu paket, menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Jadi,
nama baru, sekaligus memberi Asnat sebagai isterinya, itu adalah satu kesatuan
yang tidak terpisahkan; sebenarnya seperti itu. Dan itu bukan suatu kebetulan;
setelah Firaun memberi nama baru, yakni Zafnat-Paaneah, lalu Firaun juga memberikan
Asnat, anak Potifera, imam di On, kepada Yusuf sebagai isterinya, itu bukan
suatu kebetulan, tetapi itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Setelah
saya amat-amati, saya teliti dengan seksama, dan Roh TUHAN memberi pengertian
yang memantapkan dan meneguhkan hati saya, maka itu sebabnya saya katakan:
Kalau Firaun memberi nama baru, selanjutnya memberi Asnat, anak Potifera, imam
di On, sebagai isteri Yusuf, itu bukan suatu kebetulan, tetapi itu merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dan itu juga akan dialami oleh setiap
orang yang percaya kepada Kristus Yesus.
Kita
akan memperhatikan dalam Efesus 4, dengan perikop: “Kesatuan jemaat
dan karunia yang berbeda-beda”.
Efesus
4:7
(4:7) Tetapi
kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut
ukuran pemberian Kristus.
Rasul
Paulus menuliskan hal ini kepada jemaat di Efesus, yaitu: Kepada kita
masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian
Kristus. Inilah yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
Apa
maksud dari ayat 7 ini? Marilah kita perhatikan ayat 8-9.
Efesus
4:8-9
(4:8) Itulah
sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa
tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga
telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
Yesus
telah mengerjakan penebusan itu lewat kematian dan kebangkitan-Nya 2.000 (dua
ribu) tahun yang lalu.
Naik dan turun,
itu adalah pengalaman kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus.
Efesus
4:10-12
(4:10) Ia yang
telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada
semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,
Lewat
kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, Ia telah memenuhkan segala
sesuatunya, antara lain; Ia memberikan 5 (lima) jabatan, yakni; jabatan rasul, jabatan
nabi, jabatan penginjil, jabatan gembala, dan jabatan guru (pengajar).
Tujuannya
adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus, hamba-hamba TUHAN, imam-imam,
pelayan-pelayan TUHAN;
-
Bagi pekerjaan pelayanan.
-
Bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan
demikian, terwujudlah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, disebutlah itu
tubuh Mempelai.
Jadi,
jelas; ayat 8-9, itulah pekerjaan penebusan lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
Kemudian, tujuan dari kematian dan kebangkitan itu adalah untuk memenuhkan
segala sesuatu, termasuk memberikan 5 (lima) jabatan untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna, dengan lain kata; terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna, itulah
tubuh Mempelai.
Efesus
4:13-14
(4:13) sampai
kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga kita bukan
lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,
Sampai
kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus.
Ini berbicara gereja TUHAN yang sudah bertumbuh dan dewasa rohani.
Sehingga
kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran.
Gereja yang sudah dewasa bukan lagi anak-anak, berarti; tidak mudah lagi
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu.
Efesus
4:15
(4:15) tetapi
dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di
dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Singkat
kata: Kedewasaan rohani menunjukkan bahwasanya kita tidak lagi kanak-kanak
secara rohani, tidak lagi mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran
palsu. Sebaliknya, di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah
Dia, Kristus yang adalah Kepala, Dialah Kerajaan Sorga dan Mempelai Pria Sorga.
Jadi,
sama saja; Efesus 4:7-15 sama dengan Kejadian 41:45.
Pada
Kejadian 41:45, Setelah diberikan nama baru, yakni Zafnat-Paaneah kepada
Yusuf -- di mana artinya adalah penyelamat dunia atau pun penebus dunia --,
selanjutnya Firaun juga memberikan Asnat, anak dari Potifera, imam di On
sebagai isterinya, sebagai milik kepunyaannya.
Juga
Efesus 4:7-15, dalam pembagiannya;
-
Ayat 8-9, itu adalah pekerjaan penebusan
oleh Yesus Kristus 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu, lewat kematian dan
kebangkitan-Nya.
-
Lalu, ayat 13-15, itu berbicara soal
kedewasaan dari gereja TUHAN yang akhirnya menjadi milik kepunyaan Allah.
Kita
bandingkan hal yang senada dan yang terjadi di dalam kitab Wahyu 5,
dengan perikop: “Kitab yang dimeterai dan Anak Domba”.
Wahyu
5:6
(5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Di
sini kita melihat: Anak Domba telah dipermuliakan, tetapi tanda penyembelihan
itu masih nyata.
Hal
ini harus menjadi suatu pelajaran yang baik bagi kita: Untuk dipermuliakan,
maka tanda penyembelihan itu harus nyata. Jadi, melayani TUHAN itu tidak boleh
instan; melayani pekerjaan TUHAN juga tidak boleh instan; sampai kelak
dipermuliakan pun, tanda penyembelihan itu harus ada. Kalau pengalaman
kematiannya benar, maka kebangkitannya juga pasti benar, sampai kelak
dipermuliakan.
Wahyu
5:9-10
(5:9) Dan
mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10)
Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari
tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Singkatnya:
Terjadi penebusan terhadap mereka dari tiap-tiap suku, tiap-tiap bahasa,
tiap-tiap kaum dan bangsa oleh darah Anak Domba. Atau, dengan lain kata; Anak
Domba telah disembelih, lalu terjadilah penebusan dari tiap-tiap suku, bahasa,
kaum dan bangsa. Jadi, ayat 9 ini adalah penebusan terhadap tiap-tiap suku,
bahasa, kaum dan bangsa.
Setelah
terjadi penebusan, selanjutnya Allah membuat mereka menjadi suatu kerajaan.
Singkatnya; mereka yang ditebus menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, itulah
imamat rajani. Jadi, setelah penebusan, selanjutnya, mereka mereka yang ditebus
itu dijadikan sebagai imamat rajani, milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi,
“penebusan”, selanjutnya kehidupan yang ditebus dijadikan sebagai “milik
kepunyaan Allah” itu adalah satu paket, satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kita
harus mengetahui hal ini.
Jadi,
kita ditebus untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, Dialah Kepala Gereja,
Mempelai Pria Sorga, Dialah suami. Kemudian, gereja TUHAN sebagai tubuh-Nya,
mempelai perempuan-Nya, sebagai isteri-Nya, milik kepunyaan-Nya sendiri.
Sesuai
dengan nubuatan Hosea; Dialah suami dalam keadilan dan kebenaran, Dialah suami
yang bijaksana. Baik juga dalam kitab Yesaya; Dia lupakan aib kejandaan, Dia
lupakan dosa masa lalu.
Coba
kita perhatikan; kehidupan yang ditebus itu yang selanjutnya dijadikan milik
kepunyaan Allah, di dalam 1 Petrus 2.
1
Petrus 2:9-10
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (2:10) kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya,
yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas
kasihan.
Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih yang sudah ditebus tadi, imamat yang
rajani -- dijadikan menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam bagi
Allah untuk memerintah di atas muka bumi ini --, bangsa yang kudus, umat (milik)
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang
telah menjadi umat-Nya, menjadi milik kepunyaan-Nya, yang dahulu tidak
dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Itulah milik
kepunyaan Allah; ditebus dengan darah, sesudah penghancuran terhadap tubuh
Kristus.
Jadi,
tentu saja kita mengucap syukur kepada TUHAN, lewat pemahaman atau pengertian
yang kita peroleh dari sorga ini.
Jadi;
-
Nama baru, itulah Zafnat-Paaneah, yang artinya; penebusan dan penyelamatan terhadap
dunia,
-
Kemudian, sekaligus diberikan Asnat, anak dari Potifera, imam di On,
itu
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena pada dasarnya TUHAN
mendambakan saya dan saudara (kaum muda remaja) untuk menjadi milik kepunyaan
Allah sendiri, sehingga penebusan yang dikerjakan oleh Yesus 2.000 (dua ribu)
tahun yang lalu di atas kayu salib, lewat kematian dan kebangkitan-Nya, tidak
menjadi sia-sia.
Jadi,
jangan sia-siakan hidupmu, karena engkau sangat berharga bagi TUHAN.
Untuk
yang ketiga kalinya, kita kembali membaca dan memperhatikan Kejadian 41:45.
Kejadian
41:45
(41:45) Lalu
Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak
Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf
muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Lihat:
Asnat, anak Potifera, imam di On. Berarti, Asnat ini asli orang Mesir,
bukan orang Israel. Jadi, Asnat ini betul-betul asli bangsa Mesir, bukan bangsa
Israel.
Jadi,
dari sini, kita dapat mengambil kesimpulan ...
Syarat
untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua), YANG PERTAMA.
Kita
perhatikan 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan ada lagi noda
kekafiran” Kita ini adalah bangsa kafir dengan segala kenajisan dari bangsa
kafir itu sendiri, kemudian hidup dalam penyembahan berhala; itulah noda
kekafiran, itulah kenajisan dari bangsa kafir. Sebelum mengenal Allah, bangsa
kafir ...
1.
Hidup dalam penyembahan berhala.
2.
Hidup dalam kenajisan.
Jangan
ada lagi noda kekafiran; oleh sebab itu, perhatikanlah ayat 14-16.
2
Korintus 6:14-16
(6:14) Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15)
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah
bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena
kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah
mereka, dan Aku akan menjadi Allah
mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Jangan
masuk dalam nikah, di mana di dalam nikah itu kita menjadi pasangan
yang tidak seimbang.
Jangan
gampangkan nikah itu; hanya karena dia ganteng, hidungnya mancung sebelah,
matanya kebiru-biruan, rambutnya pirang, tinggi, putih, lalu engkau kepincut
dengan mudahnya. Bukan itu ukurannya, sebab itu bukanlah jaminan.
Atau
sebaliknya, seorang pemuda melihat perempuan yang rambutnya pirang, padahal karena
dicat merah, akhirnya tertipulah dia. Lalu, mata perempuan itu biru, padahal
perempuan itu sedang memakai softlens; lalu, tangannya kemerahan-merahan,
padahal sedang memakai kutek; jangan tertipu, itu adalah kepalsuan, dan itu
bukanlah jaminan.
Harus
menjadi pasangan yang seimbang dengan TUHAN. Demikian juga, walaupun Asnat itu
bangsa kafir, bangsa Mesir, bukan bangsa Israel, tetapi dia adalah anak imam di
On, dia adalah puteri dari seorang imam yang sudah mengenal Allahnya Israel.
Jadi,
diwajibkan janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang; artinya; lepaskanlah
diri dari noda kekafiran. Walaupun kita
bangsa kafir, lepaskan diri dari noda kekafiran, yaitu berhala dan kenajisan.
-
Kebenaran dan kedurhakaan, itu bukan pasangan yang
seimbang.
-
Terang dan gelap, itu bukan pasangan yang
seimbang.
-
Kristus dan Belial, itu bukan pasangan yang
seimbang, itu berlawanan.
-
Orang-orang yang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya dengan Kristus, itu bukan pasangan yang seimbang, itu
berlawanan. Keluarlah dari noda kekafiran itu.
-
Bait Allah dengan berhala, itu juga bukan pasangan yang
seimbang. Kita adalah Bait Allah yang hidup menurut Firman Allah.
Oleh
sebab itu, jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang, berarti; lepaskan diri
dari noda kekafiran, keluarlah dari noda kekafiran.
Kalau
kita keluar dari noda kekafiran, maka jaminannya ada 4 (empat), sesuai dengan
pernyataan Allah:
1.
Aku akan diam bersama-sama dengan mereka.
2.
Dan hidup di tengah-tengah mereka.
3.
Dan Aku akan menjadi Allah mereka.
4.
Dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Singkat
kata: Menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, asal kita keluar dari noda
kekafiran itu.
Kita
ini adalah Bait Allah; oleh sebab itu, jangan hidup dalam penyembahan berhala.
Yang
di Serang, perhatikan; jangan main HP (gawai) sampai larut malam. Yang di
Cilegon, perhatikan; jangan main HP (gawai) sampai larut malam. Gunakan waktu
dengan baik, sebab kita adalah Bait Allah, tidak ada kaitannya dengan berhala;
keluarlah dari sana. Gunakan waktu istirahat yang baik, supaya bisa
mempersiapkan diri untuk tetap menjadi Bait Allah, lewat pertemuan-pertemuan
ibadah yang TUHAN percayakan.
2
Korintus 6:17
(6:17) Sebab
itu: Keluarlah kamu dari antara
mereka, dan pisahkanlah dirimu
dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah
menjamah apa yang najis, maka Aku
akan menerima kamu.
Singkat
kata: Jangan kita menjamah apa yang najis, supaya pada akhirnya kita diterima
sebagai milik kepunyaan Allah sendiri. Lepaskan diri dari noda kekafiran;
-
Yang pertama; lepaskan diri dari
penyembahan berhala.
-
Yang kedua; jangan
menjamah apa yang menajiskan.
Selanjutnya,
TUHAN akan menerima kita untuk selanjutnya dijadikan
sebagai milik kepunyaan Allah.
Itulah
syarat pertama bagi bangsa kafir untuk menjadi milik kepunyaan Allah, yaitu lepaskan
diri dari noda kekafiran. Ada 2 (dua) pokok noda kekafiran;
1.
Penyembahan berhala. Sebelum
mengenal TUHAN, betul-betul bangsa Israel mudah sekali ditarik kepada berhala
bisu.
2.
Kenajisannya. Karena jelas, kalau
terjadi pemupukan daging, maka ujung-ujungnya daging menjadi takhtanya roh
najis.
Jangan
lagi menjamah apa yang najis. Jangan lagi hidup dalam penyembahan berhala. Berhala,
artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
-
Kalau pekerjaan nomor satu, lalu TUHAN
nomor dua; itu berhala. Prakteknya; meninggalkan ibadah dan pelayanan.
-
Kalau HP (gawai) nomor satu, ibadah nomor
dua; itu berhala juga.
-
Kalau kesibukan di dunia ini nomor satu,
ibadah pelayanan nomor dua; itu berhala juga.
Lepaskan
diri dari berhala dan jangan menjamah apa yang najis, artinya; perbuatan hidup
kita jangan lagi dalam kenajisan.
Terkait
dengan hal itu, maka kita akan dituntun oleh Roh TUHAN untuk membaca Mazmur 24,
sehingga jelas ayat itu menjelaskan ayat itu sendiri.
Kita
perhatikan Mazmur 24, dengan perikop: “Kedatangan Raja kemuliaan
dalam Bait Allah” Kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja
di atas segala raja untuk bertakhta di dalam Bait Allah. Bagaimana caranya?
Mazmur
24:1
(24:1) Mazmur
Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia
serta yang diam di dalamnya.
TUHANlah
yang empunya dunia, serta manusia yang mendiami dunia ini. Pendeknya: Kita ini
adalah milik kepunyaan Allah sendiri.
Rupanya,
sebagai ciptaan Allah yang termulia, manusia adalah milik kepunyaan Allah
sendiri. Kalau kita memang betul-betul milik kepunyaan Allah, maka kita harus
menjadi pasangan yang seimbang dari Allah, berarti; lepaskan diri dari noda
kekafiran tadi, yaitu berhala dan kenajisan, karena ternyata kita ini
(ciptaan Allah) adalah milik kepunyaan Allah; ingat itu.
Mazmur
24:2
(24:2) Sebab
Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas
sungai-sungai.
Dasar
kita untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua):
1.
Kerendahan hati. Permukaan laut
adalah titik terendah, titik nol, itulah kerendahan hati; itulah dasar kita
untuk menjadi pasangan yang seimbang.
2.
Kelimpahan kasih karunia, sehingga
dengan demikian, kita tegak di hadapan TUHAN. Apa kelimpahan kasih karunia?
Sama seperti sungai-sungai yang mengalir, tidak pernah menjadi kering, itulah
kelimpahan kasih karunia.
Jadi,
kembali saya katakan: Dasar kita untuk menjadi milik kepunyaan Allah adalah;
1.
Kerendahan hati
2.
Kelimpahan kasih karunia.
Hargailah
kemurahan TUHAN, supaya engkau tegak di atas muka bumi ini, sama seperti
kelimpahan dari sungai-sungai yang tidak pernah kering, supaya engkau tegak di
hadapan TUHAN. Orang yang menghargai kemurahan adalah orang yang selalu tegak
berdiri, dia tidak pernah jatuh; itulah orang yang menghargai kemurahan, menghargai
kelimpahan kasih karunia.
Mazmur
24:3-4
(24:3)
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh
berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (24:4) "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan,
dan yang tidak bersumpah palsu.
Siapakah
yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Gunung TUHAN
adalah gunung Sion, itulah milik kepunyaan Allah. Siapa yang menjadi milik
kepunyaan Allah? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?
Syarat
untuk menjadi milik kepunyaan Allah:
Yang
Pertama: Bersih tangannya.
Berarti,
perbuatan hidupnya bersih, terlepas dari noda kekafiran.
Yang
Kedua: Murni hatinya.
Murni,
berarti; tidak tercampur dengan hal-hal yang tidak suci. Kemudian, datang
beribadah dan melayani tidak ada motif-motif, tidak ada kepentingan, tidak
mencari keuntungan, bukan untuk menonjolkan diri, bukan untuk pamer-pamer;
murni hatinya.
Ayo,
melayani harus dengan murni hati, sebab itu adalah milik kepunyaan Allah,
itulah roh yang ada di dalam diri mempelai perempuan TUHAN; milikilah roh itu,
yaitu murni hatinya.
Yang
Ketiga: Tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan.
Kalau
bekerja, jangan ada tipu-tipu.
-
Sebentar lagi ada yang diwisuda menjadi
sarjana akuntansi; kalau bekerja nanti di akunting, jangan sampai angka nol nya gelinding ke kantongnya, satu pun jangan.
Jangan pura-pura lupa, sebab itu adalah penipuan.
-
Yang bekerja di laundry; saking hematnya,
akhirnya tidak bersih, itu adalah penipuan. Yang bekerja
di laundry hanya diberikan busa-busa sedikit, lalu disemprot
wangi-wangian, itu adalah penipuan.
-
Yang bekerja di pabrik;
jangan banyak tidur, sebab itu adalah penipuan. Ketika orang lain bekerja,
namun engkau banyak tidur terus, itu penipuan.
Bekerja
apa saja, dalam hal apa saja, jangan bawa dirimu kepada penipuan; itulah roh
yang dimiliki oleh mempelai perempuan, milik kepunyaan Allah.
Yang
Keempat: Tidak bersumpah palsu.
Berarti,
“ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak”, lebih dari pada itu, itu adalah perkataan
Setan.
Ini
adalah syarat untuk menjadi milik kepunyaan Allah; lepaskan dirimu dari noda
kekafiran -- itulah berhala dan kenajisan --, supaya kita layak untuk
menjadi pasangan yang seimbang dengan Allah dalam kemuliaan-Nya.
Selain
itu, ada bonus bagi yang menjadi milik kepunyaan Allah, kalau lepas dari noda
kekafiran. Apa itu?
Mazmur
24:5
(24:5) Dialah
yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang
menyelamatkan dia.
Dialah
yang akan menerima berkat dari TUHAN ... Inilah yang layak
untuk menerima berkat dari TUHAN ... Dan keadilan dari Allah yang
menyelamatkan dia; Dia juga layak menerima keadilan dari Allah yang
menyelamatkan dia.
Itu
adalah bonus, tetapi bukan itu yang utama. Yang utama adalah melepaskan diri
dari noda kekafiran. Kalau bonus, pasti ditambahkan; tetapi, carilah dahulu
Kerajaan Allah, maka semua ditambahkan. Berkat itu hanyalah bonus saja, tetapi
bukan itu yang utama. Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, itulah
yang harus kita cari, bukan bonusnya.
Oleh
sebab itu, selama kita hidup di bumi, selama kita menjalankan ibadah di bumi, janganlah
kita menjalankan ibadah di laut dan
ibadah bumi, melainkan ibadah sorga yang turun di bumi, karena
di dalamnya ada kebenaran, itulah pribadi Yesus yang mati di kayu salib.
Jadi,
kemuliaan itu harus ada tanda penyembelihan, itulah tanda mencari
Kerajaan Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya.
Jangan
susah-susah untuk mengerti hal ini; oleh sebab itu, janganlah pikiran ini
dikacaukan oleh guru-guru palsu. Saya tidak tunjuk siapa itu guru palsu, tetapi
melenceng dari apa yang sudah kita terima, itu palsu. Oleh sebab itu, berpegang
teguhlah kepada Pengajaran Pembangunan Tabernakel (Tubuh Kristus). Pengajaran pembangunan tubuh
Mempelai (Tabernakel).
Syarat
untuk menjadi milik kepunyaan Allah ada 2 (dua), YANG KEDUA.
Kita
akan memperhatikan Roma 11, dengan perikop: “Israel tersandung,
bangsa-bangsa lain selamat” Berarti, selama bangsa Israel mengeraskan hati,
itu adalah kesempatan bagi kita semua.
Roma
11:11
(11:11) Maka aku
bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh
pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa
lain, supaya membuat mereka cemburu.
TUHAN
izinkan Israel tersandung, supaya bangsa kafir juga mendapatkan keselamatan, supaya
bangsa kafir juga berhak untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. Kalau
andaikata bangsa Israel tidak tersandung ya bangsa Israel saja yang
menjadi milik kepunyaan Allah, lalu bagaimana dengan nasib kita yang adalah
bangsa kafir?
Roma
11:12-13
(11:12) Sebab
jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan
mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan
mereka. (11:13) Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku
menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, (11:14) yaitu kalau-kalau aku
dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging
dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka.
Perlu
untuk diketahui:
1.
Pelanggaran dari bangsa Israel itu
merupakan kekayaan bagi bangsa kafir.
2.
Kekurangan mereka adalah kekayaan bagi
bangsa kafir.
3.
Teramat lebih kesempurnaan bangsa Israel
adalah merupakan kekayaan bagi bangsa kafir.
Aku
berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi, itulah bangsa
kafir. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ...
Jadi, Rasul Paulus ini adalah rasul untuk bangsa kafir, rasul yang ketiga-belas,
yang dikhususkan untuk bangsa kafir.
...
Aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat
membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat
menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Kalau lewat
pelayanan pemberitaan Injil bangsa
kafir selamat, maka itu akan memicu kecemburuan bagi bangsa Israel.
Jadi,
sebetulnya, bukankah ini unik sekali? Bangsa Israel diizinkan tersandung. Kemudian,
dalam kesempatan yang lain, Rasul Paulus diutus untuk melayani bangsa kafir. Ketika
bangsa kafir melepaskan diri dari noda kekafiran, akhirnya diterimalah menjadi
milik kepunyaan Allah, dengan demikian; timbullah kecemburuan bangsa Israel untuk
kembali kepada TUHAN, karena pada dasarnya, Israel adalah milik kepunyaan Allah
sendiri (umat pilihan).
Jadi,
uniklah cara TUHAN ini supaya baik bangsa pilihan maupun bangsa kafir kembali kepada
Allah; sangat unik sekali, tidak terselami oleh akal pikiran manusiawi. Tetapi,
kita harus tabah-tabah saja, dan diperlukan iman orang-orang kudus.
Roma
11:17-18
(11:17) Karena
itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas
liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian
dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, (11:18) janganlah
kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah,
ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar
itu yang menopang kamu.
Karena
itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan -- ini adalah
perumpamaan ketika bangsa Israel tersandung; sama seperti beberapa cabang telah
dipatahkan -- dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya
-- tunas liar, itulah bangsa kafir dicangkokkan kepada pohon zaitun -- dan turut mendapat bagian dalam akar pohon
zaitun yang penuh getah.
Kalau
tunas liar dicangkokkan kepada pohon zaitun, itu kan kemurahan? Kita ini
kan bangsa kafir (tunas liar) tetapi mendapat bagian dalam akar pohon
zaitun yang penuh getah; itu adalah kemurahan.
Janganlah
kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Kehidupan yang
sudah mendapatkan kemurahan, jangan bermegah, jangan
merasa lebih dari bangsa Israel. Kita ini adalah bangsa kafir, tidak akan
melebihi bangsa Israel; ingat itu.
Jikalau
kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan
akar itu yang menopang kamu.
Bukan
kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kita. Tunas
liar yang dicangkokkan, itu adalah kemurahan, yang ditopang oleh akar pohon
zaitun yang penuh getah.
Yesus
dalam pengorbanan-Nya, itu bagaikan getah yang pahit, dan itu adalah kemurahan.
Pohon dan akarnya, itu adalah pribadi Yesus yang penuh getah. Getah itu rasanya
pahit; itulah pengalaman Yesus di atas kayu salib untuk menebus bangsa kafir. Penebusan
pada bangsa kafir, ini adalah kemurahan; jangan bermegah, karena kita hanyalah
tunas liar.
Roma
11:19-20
(11:19) Mungkin
kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan
di antaranya sebagai tunas. (11:20) Baiklah! Mereka dipatahkan
karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah
kamu sombong, tetapi takutlah!
Mungkin
kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan -- bangsa Israel
tersandung --, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas; itu
adalah pemikiran bangsa kafir. Tetapi ingat ayat 20: Baiklah! Mungkin saja itu bisa terjadi; mereka
dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman,
bukan berdasarkan pilihan. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
Kalau
kita hidup di dalam kemurahan, mendapat bagian dari anggota tubuh Kristus dan
menjadi milik kepunyaan Allah; jangan sombong, tetapi takutlah akan TUHAN,
hargailah kemurahan. Itulah syarat kedua.
Asnat,
anak Potifera, imam di On, di Mesir, itu adalah bangsa kafir. Menghargai
kemurahan, jangan sombong, takutlah kepada TUHAN Yesus, takutlah berbuat dosa;
bencilah kejahatan itu.
Roma
11:21
(11:21) Sebab
kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan
menyayangkan kamu.
Bangsa
kafir tidaklah lebih utama dari pada bangsa Israel. Oleh sebab itu, kita ini
hidup oleh karena kemurahan TUHAN saja; jangan sombong supaya jangan dipatahkan, tetapi takutlah
kepada TUHAN. Hidup ini hanya karena kemurahan.
Roma
11:22
(11:22) Sebab itu
perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu
kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya,
yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong
juga.
Oleh
sebab itu, Rasul Paulus berkata dengan tandas kepada jemaat di Roma.
1.
Perhatikanlah kemurahan Allah.
2.
Perhatikanlah kekerasan-Nya.
Perhatikanlah
kemurahan TUHAN. Siapa yang memperhatikan kemurahan TUHAN? Yaitu mereka yang
hidup (beroleh) kemurahan; kalau tidak, ya dipotong juga.
Jangan
pernah bermegah. Jangan sombong, tetapi takutlah akan TUHAN. Kalau engkau
diberkati, puji TUHAN; tinggal bersyukur, jangan sombong, karena semua adalah
karena kemurahan TUHAN.
Lihatlah
ayat 23 ...
Roma
11:23
(11:23) Tetapi
mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam
ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka
kembali.
Tetapi
mereka pun akan dicangkokkan kembali ... Jadi, hanya sementara waktu
saja, supaya bangsa Kafir mendapat kemurahan, sebab Allah
berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.
Jadi,
bangsa kafir tidaklah lebih utama dari bangsa Israel. Dan kalau kita juga
mendapat bagian di dalam TUHAN, itu hanya karena kemurahan TUHAN saja. Orang
yang sudah mendapatkan kemurahan TUHAN, maka harus menghargai kemurahan; hidup
di dalam kemurahan hati TUHAN.
Inilah
dua syarat pokok untuk menjadi milik kepunyaan Allah, seperti Asnat, anak
perempuan Potifera, yang merupakan bangsa kafir asli.
Ingat,
kembali saya sampaikan: Orang yang sudah mendapatkan kemurahan harus menghargai
kemurahan, supaya tetap berada di dalam kemurahan itu sendiri.
Saya
tambahkan sedikit ayat lagi, dari 1 Korintus 15, dengan perikop: “Kebangkitan
Kristus”
1
Korintus 15:8-9
(15:8) Dan yang
paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. (15:9) Karena
aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut
rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10) Tetapi karena
kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja
lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih
karunia Allah yang menyertai aku. (15:11) Sebab itu, baik aku, maupun
mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi
percaya.
Dan
yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti
kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Setelah
Yesus bangkit, Dia menampakkan diri kepada semua rasul. Dan yang terakhir, Ia menampakkan
diri juga kepada Paulus, dan peristiwa itu dilukiskan sama seperti anak yang
lahir sebelum waktunya, berarti disebutlah itu bayi prematur; tidak berdaya,
tidak mampu berbuat apa-apa, itulah bayi prematur. Kepalanya saja tidak bisa
digerakkan, kakinya pun tidak bisa digerakkan, tangannya tidak bisa digerakkan;
tidak berdaya.
Tetapi
sekalipun Paulus yang digambarkan sebagai bayi prematur -- dengan lain kata; suatu
kehidupan yang tidak berdaya --, namun TUHAN tetap menampakkan diri-Nya kepada
Paulus; itu adalah kemurahan. Jika TUHAN menyatakan diri-Nya kepada kita yang
tidak berdaya ini, itu adalah kemurahan.
Karena
aku adalah yang paling hina dari semua rasul ... Lebih jelas lagi,
Rasul Paulus menyadari diri sebagai pribadi yang paling hina dari antara semua
rasul. Kemudian, Rasul Paulus berkata: Bahkan tidak layak disebut rasul,
tidak layak untuk menerima jabatan rasul.
Mengapa
dia mengatakan hal itu? Karena sebelum terpanggil dan menerima jabatan rasul,
Rasul Paulus itu adalah penganiaya jemaat. Kemudian, di dalam kitab Timotius
dikatakan bahwa dia adalah sama seperti binatang buas, yang ganas. Saudara tahu
apa itu binatang buas? Tidak malu berkelamin di depan manusia, tidak
malu melakukan sesuatu yang tidak benar; itulah binatang buas.
Tetapi
oleh
karena kasih karunia Allah, oleh karena kemurahan TUHAN, aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang. Jadi, kita ada sebagaimana kita ada sekarang,
itu adalah karena kemurahan hati TUHAN.
-
Diberi kesempatan untuk beribadah lewat
ibadah Kaum Muda Remaja, itu adalah kemurahan hati TUHAN.
-
Lewat ibadah pemuda remaja ini, kita
menerima pemberitaan Firman dari Allah, dari sorga, berada di tengah
perhimpunan Ibadah Pemuda Remaja, itu adalah kemurahan TUHAN.
-
Kita mengerti Kerajaan Sorga dan rahasia
Kerajaan Sorga, itu adalah kemurahan TUHAN.
-
Kita boleh menerima penyucian dan rela
disucikan, itu adalah kemurahan.
-
Bahkan sampai sempurna, itu adalah
kemurahan TUHAN.
-
Kita diberkati lahir maupun batin, itu adalah
kemurahan TUHAN.
-
Kita mendapat pekerjaan, itu karena
kemurahan TUHAN.
-
Bekerja sambil kuliah, itu kemurahan
TUHAN.
-
Menerima gaji setiap bulan, mendapat hasil
dari pekerjaannya, itu adalah kemurahan TUHAN.
-
Diberi nafas hidup, itu kemurahan TUHAN.
Intinya:
Kita ada sebagaimana ada, itu karena kemurahan TUHAN, hal itu tidak
bisa kita pungkiri.
Semuanya
tidak ada yang kebetulan di atas muka bumi ini; oleh sebab itu, hargailah
kemurahan TUHAN.
Dan
kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Kemurahan
yang dia terima tidak sia-sia. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kemurahan
TUHAN.
Sebaliknya,
aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua ... Ciri-ciri
orang yang menghargai kemurahan adalah bekerja lebih keras dari pada mereka
semua; melayani TUHAN lebih giat, melayani pekerjaan TUHAN lebih giat.
Jangan
giat untuk daging, tetapi untuk yang rohani tidak giat; itu adalah orang yang
tidak menghargai kemurahan, ini adalah orang yang salah kaprah, tidak tahu
apa-apa soal kemurahan. Tetapi ciri-ciri orang yang menghargai kemurahan adalah
bekerja lebih giat untuk TUHAN, berarti; tidak usah diatur-atur.
...
Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Hargailah
kemurahan TUHAN, dengan bekerja lebih keras, lebih giat untuk TUHAN dan
pekerjaan TUHAN, supaya kasih karunia atau kemurahan TUHAN tetap menyertai
kita.
Jadi,
orang yang sudah menerima kemurahan, maka harus menghargai kemurahan, maka
nanti kemurahan itu pada akhirnya tetap
menyertai
kita, sampai layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sebab
itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu
menjadi percaya. Biarlah kita semua betul-betul menghargai kemurahan TUHAN,
supaya orang lain juga percaya kepada TUHAN Yesus Kristus yang penuh dengan
belas kasihan, penuh dengan kemurahan, supaya orang lain juga mendapatkan
kemurahan. Kalau kita menghargai
kemurahan, maka orang lain juga mendapat kemurahan.
Tidak
lama lagi ada nanti pemuda yang datang dari Ambon akan bergabung ke tempat ini.
Tetapi saya ragu, bukan ragu kepada dia, tetapi terhadap orang yang di
sekitarnya nanti; apabila nanti dia satu rumah, lalu melihat yang di sekitarnya
di dalam satu rumah itu pemalas semua, inilah keraguan saya. Tetapi saya tetap
berdoa; jangan sampai dia tersandung dengan contoh-contoh yang ada di
sekitarnya.
Banyak
orang yang akan mau datang ke tempat ini, kita doakan terus, lewat pemberitaan
Injil lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, teristimewa di
tanah air dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab itu, hargailah kemurahan
TUHAN; itulah syarat yang kedua untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi
sudah sangat jelas; nama baru yang diberikan Firaun, yakni Zafnat-Paaneah,
merupakan satu paket (satu kesatuan) dengan Firaun memberikan Asnat, anak
perempuan dari Potifera, imam di On. Apa imam di On? Berarti, sudah percaya
kepada Allahnya Israel, tandanya;
-
Lepas dari noda kekafiran, itulah berhala
dan kenajisan.
-
Kemudian, menghargai kemurahan, berarti; jangan
sombong, tetapi takutlah kepada TUHAN, jangan berani berbuat dosa.
Amin…
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment