IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 05 JUNI 2021
STUDY YUSUF
(Seri: 236)
Subtema: ZAFNAT-PAANEAH
Salam
sejahtera dan bahagia kiranya memerintah di tengah ibadah dan pelayanan kita,
dan menguasai kehidupan kita masing-masing, baik yang mengikuti secara offline,
maupun yang mengikuti secara online, baik di dalam negeri maupun di luar negeri
di mana pun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya Firman
yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi.
Mari
kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja, dari Kejadian 41.
Kejadian
41:45
(41:45) Lalu
Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak
Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul
sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Setelah
Yusuf dilantik sebagai mangkubumi atau sebagai kepala pemerintahan di seluruh negeri Mesir,
selanjutnya Firaun pun memberi nama baru kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah,
sebuah istilah Mesir, yang artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia. Dan
hal itu (arti nama Yusuf) sangat selaras dengan perbuatan Yusuf dalam hidupnya
sendiri; arti dari pada Zafnat-Paaneah itu sinkron dengan perbuatan
hidup Yusuf.
Kejadian
45:3
(45:3) Dan Yusuf
berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah
bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab
mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
Ketika
Yusuf memperkenalkan dirinya, maka saudara-saudaranya tidak dapat berkata-kata
lagi, sebab mereka takut dan gemetar terhadap Yusuf. Berarti, situasi ini
berbanding terbalik dengan situasi 22 (dua puluh dua) tahun sebelumnya, ketika
mereka tinggal bersama-sama di rumah Yakub, ayah mereka; pada waktu itu,
saudara-saudaranya tidaklah menaruh rasa hormat dan tidak menghargai Yusuf,
bahkan Yusuf disepelekan oleh mereka, dan sangat dibenci karena iri hati mereka
kepada Yusuf.
Pendeknya:
Saat menghadap Yusuf di Mesir, mereka takut dan gemetar kepada Yusuf, karena bayang-bayang
masa lalu.
Kejadian
45:4-5
(45:4) Lalu kata
Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka
mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang
kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah
hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini,
sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Selanjutnya,
Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: Janganlah bersusah hati dan
janganlah menyesali diri, serta janganlah takut dan gemetar.
Mengapa
Yusuf berkata demikian? Sebab apapun yang telah diperbuat saudara-saudaranya
itu, termasuk menjual Yusuf ke Mesir sebagai budak di Mesir, itu merupakan
rencana Allah untuk memelihara hidup dunia.
Berarti,
orang-orang yang mengerti rencana Allah; tidak menaruh dendam dan tidak ada keinginan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan = Tidak
dikuasai oleh kebencian dan kepahitan di hati.
Mulai
dari sekarang, saya menghimbau kepada kita semua: Baik susah maupun senang, itu
semua berkat TUHAN, karena TUHAN sedang membawa kita di dalam sebuah rencana
yang indah. Kita harus belajar untuk mengerti rencana TUHAN.
Kejadian
45:6
(45:6) Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima
tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun
lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Berarti,
seluruhnya ada 7 (tujuh) tahun nanti terjadi kelaparan yang hebat. Dan pada
saat 7 (tujuh) tahun itu, orang tidak akan menabur dan tidak akan menuai; dan
itu akan terjadi atas seizin TUHAN.
Pendeknya:
Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, suatu
kelaparan yang hebat selama 7 (tujuh) tahun. Bukan kelaparan akan makanan dan
bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Allah untuk
menggenapi Amos 8:11-14.
"Sesungguhnya,
waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan
mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan
kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. Itulah 7
(tujuh) tahun kelaparan yang akan terjadi; dan pada saat itu, orang tidak akan
menabur dan tidak akan menuai lagi.
Kemudian,
oleh karena kelaparan yang hebat itu: Mereka akan mengembara dari laut ke
laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi
tidak mendapatnya. Jadi, sudah sangat jelas sekali; selama 7 (tujuh) tahun
kelaparan, orang tidak akan menabur, orang tidak akan menuai.
Akibat
7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat itu: Pada hari itu akan rebah lesu
anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus ... dan
tidak akan bangkit-bangkit lagi." Mengapa demikian?
-
Sebab ketika orang-orang mengembara dari laut ke laut, justru yang
mereka temukan pada saat itu adalah ajaran yang tidak sehat, itulah ajaran antikris
yang membinasakan, sehingga tidak bangkit-bangkit.
-
Kemudian, ketika mereka menjelajah dari Utara ke Timur, yang
mereka temukan adalah ajaran palsu yang membinasakan, sehingga mereka tidak
akan bangkit-bangkit lagi.
Teruna-teruna
dan anak-anak darah à Hidup
gereja TUHAN yang masih muda rohani, belum dewasa.
Kita
kembali untuk memperhatikan Kejadian 45.
Kejadian
45:7
(45:7) Maka
Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga
sebagian besar dari padamu tertolong.
Yusuf
dijual ke Mesir sebagai budak;
-
untuk menjamin kelanjutan keturunan manusia
di bumi ini,
-
untuk memelihara hidup manusia di bumi ini,
sehingga
sebagian besar dari manusia itu akan tertolong dan terselamatkan.
Dari
Kejadian 45-3-7, dapatlah kita menarik kesimpulan: Yusuf dijadikan
sebagai korban penebusan untuk menolong dan menyelamatkan hidup manusia di bumi
ini.
“Menjadi
korban”, sebab banyak sengsara yang dialami ketika dia dijual ke Mesir sebagai
budak, dengan satu tujuan; untuk dijadikan sebagai penebusan untuk menolong dan
untuk menyelamatkan hidup manusia di bumi ini.
Jadi,
sudah jelas, dia dijadikan sebagai korban penebusan, dengan demikian; perbuatan
hidup Yusuf selaras dengan nama baru yang diberikan oleh Firaun kepada Yusuf,
yaitu Zafnat-Paaneah, artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia.
Pendeknya:
Perbuatan Yusuf ini adalah bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus. Pengalaman,
pengorbanan dari pada Yusuf ini adalah bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus,
sebagaimana dengan pernyataan Paulus kepada Timotius.
Selanjutnya,
kita akan perhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih
karunia Allah”.
1
Timotius 1:12-15
(1:12) Aku
bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita,
karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini
kepadaku -- (1:13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang
penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya,
karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar
iman. (1:14) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan
dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:15)
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus
datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di
antara mereka akulah yang paling berdosa.
Aku
bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita,
karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. TUHAN
mempercayakan suatu pelayanan kepada Rasul Paulus, karena TUHAN menganggap dia
setia. Setialah, supaya TUHAN mempercayakan karunia dan jabatan Roh-El Kudus
kepadamu.
Aku
yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, intinya;
hidup di dalam dosa yang besar, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena
semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Sebagai
orang berdosa, dia hidup melakukan dosa itu di luar imannya.
Tetapi
pada ayat 14: Kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Tetapi, kepada
orang yang berdosa, kasih karunia TUHAN dikaruniakan dengan limpah, sehingga pada
ayat 15 dikatakan: Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya --
itulah ayat 12-14 tadi --: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling
berdosa. Intinya: Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang
berdosa.
Yusuf
dijual ke Mesir sebagai budak adalah untuk memelihara hidup manusia. Dengan
demikian, Kristus Yesus adalah penyelamat dunia atau penebus dosa dunia. Pendeknya:
Yesus dijadikan sebagai korban untuk penebusan terhadap dosa dunia.
Jadi,
pengalaman Yusuf merupakan bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus, sehingga Dia
layak untuk menjadi penyelamat dunia dan penebus dosa dunia.
1
Timotius 1:16
(1:16) Tetapi
justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang
paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan
demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan
mendapat hidup yang kekal.
Singkat
kata: Yesus Kristus telah menunjukkan kesabaran-Nya terhadap orang-orang
berdosa.
Demikian
halnya dengan Yusuf; ia sabar untuk melewati segala macam kesulitan, sabar
melewati berbagai macam kesusahan dan pergumulan dan penderitaan yang dialami,
sampai pada satu titik; ia tampil sebagai penyelamat dunia, ia tampil sebagai
penebus dunia. Inilah arti Zafnat-Paaneah.
Dahulu
memang, waktu anak kami Isai lahir, hampir saya memberi namanya “Zafnat-Paaneah”,
tetapi saya ada keraguan, mana tahu nama yang diberikan oleh Firaun ini adalah
pengertian sepihak, artinya hanya pengertian di pihak orang Mesir saja, bukan
datang dari TUHAN, sehingga saya urungkan niat itu; itulah sekilas mengenai
anak kami yang pertama, Isai David Sitohang.
1
Timotius 1:17
(1:17) Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah
yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Sampai
pada akhirnya, hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya;
-
Bagi Raja
segala zaman.
-
Bagi Allah
yang kekal.
-
Bagi yang
tak nampak, itulah
pribadi Yesus Kristus.
-
Bagi yang
esa, berarti;
satu-satunya penyelamat dan penebus dosa dunia.
Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi yang esa, berarti; satu-satunya
penyelamat dan penebus dosa dunia, tidak ada yang lain; tidak
harta, tidak kekayaan, tidak kedudukan, tidak jabatan, tidak ijazah tinggi, hanya
Dialah penyelamat dunia, penebus dunia, hanya Dia satu-satunya.
Oleh
sebab itu, jangan kita bergantung kepada yang bukan Juruselamat, yang bukan
penebus dosa dunia. Uang tidak bisa menebus dosa, karena uang tidak mempunyai
darah. Hanya darah salib yang berkuasa menebus dosa dunia.
Lebih
rinci tentang YANG ESA, kita perhatikan dalam 1 Timotius 2, dengan perikop: “Mengenai
doa jemaat”.
1
Timotius 2:1-2
(2:1) Pertama-tama
aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan.
Rasul
Paulus berkata: Pertama-tama aku menasihatkan, yaitu
1.
naikkanlah permohonan,
2.
kemudian meningkat; doa syafaat,
3.
meningkat lagi; ucapan syukur,
untuk
semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, tujuannya; agar
kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Kesimpulan
dari 1 Timotius 2:1-2 ialah TUHAN menghendaki supaya kita tampil menjadi
pengantara antara Allah dan manusia.
Kalau
Rasul Paulus merindukan atau menasihati Timotius, anak kekasihnya, termasuk
sidang jemaat, untuk menaikkan doa permohonan,
doa syafaat, doa syukur untuk semua orang, berarti; TUHAN mendambakan kita untuk
tampil sebagai pengantara, tampil sebagai pendamaian terhadap semua dosa.
Kita
ini harus menjadi pengantara. Jadi, tidak berhenti hanya sebatas doa
minta-minta, doa permohonan, tetapi meningkat; bersyafaatlah untuk raja-raja,
pembesar-pembesar, bersyafaat untuk ibadah pelayanan ini. Meningkat lagi, bukan
lagi hanya bersyafaat (meminta), tetapi syukur; susah ya syukur, senang ya
syukur, sebab itu adalah berkat. Semua kesusahan adalah berkat dari TUHAN,
karena kalau itu diizinkan terjadi, itu adalah berkat.
Bukan
hanya kesenangan yang menjadi berkat, bukan sukacita saja yang menjadi berkat,
tetapi anggaplah semua kesusahan itu merupakan berkat besar dari sorga, supaya
kita layak menjadi pengantara (pendamaian) terhadap dosa.
Ayat
referensi untuk menguatkan 1 Timotius 2:1-2, yaitu suratan 1 Yohanes
2, dengan perikop: “Kristus pengantara kita”
1
Yohanes 2:1-2
(2:1)
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat
dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia.
Tugas
dari seorang pengantara ialah untuk memperdamaikan dosa dunia; mengerjakan
pendamaian terhadap dosa dunia. Itulah tujuan nasihat dari pada Rasul Paulus kepada
Timotius dan anggota-anggota sidang jemaat yang dilayani.
Jadi,
menjadi pengantara dan mengerjakan pendamaian terhadap dosa, semata-mata bukan
saja imam-imam, pelayan TUHAN, tetapi ternyata sampai kepada seluruh sidang
jemaat, sesuai dengan nasihat dari pada Rasul Paulus kepada Timotius dan sidang
jemaat TUHAN.
1
Yohanes 2:3-6
(2:3) Dan
inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti
perintah-perintah-Nya. (2:4) Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia,
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di
dalamnya tidak ada kebenaran. (2:5) Tetapi barangsiapa menuruti
firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan
itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (2:6) Barangsiapa mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah
hidup.
Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup. Kita
semua wajib untuk menjadi pengantara, wajib menjadi pendamaian terhadap dosa
dunia.
Barangsiapa mengaku bahwa ia tinggal
di dalam TUHAN”, maka dia wajib menjadi pengantara, dia wajib untuk mengerjakan
pendamaian terhadap dosa dunia.
Jangan
sampai ada yang terhilang satu pun dari antara anggota keluarga besar GPT “BETANIA”. Oleh sebab itu, jangan kita turuti hawa
nafsu supaya kita jangan menjadi pendusta, tetapi biarlah betul-betul kita
menurut Firman TUHAN, sama artinya; kita tinggal di dalam TUHAN, berarti wajib
untuk menjadi pendamaian terhadap dosa; kalau tidak, maka sama dengan pendusta.
-
Naikkan doa permohonan (meminta-minta)
kepada TUHAN,
-
lebih berkorban lagi; naikkan doa syafaat
-- masih tetap meminta, tetapi untuk orang lain --,
-
lebih berkorban lagi; naikkan doa syukur.
Jadi,
korban susah atau pun menderita, syukuri saja, sebab itu adalah berkat. Yang pasti kita harus menjadi pendamaian terhadap dosa
dunia; maka kita akan menjadi pendusta. Jangan menjadi pendusta. Jangan menjadi
orang munafik.
Maka,
kita kembali untuk membaca 1 Timotius 2.
1
Timotius 2:3-4
(2:3) Itulah
yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4)
yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran.
Untuk
menjadi pengantara atau untuk menjadi pendamaian terhadap dosa, itulah yang
baik, itulah yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita. Mengapa? Sebab Allah
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan supaya semua orang di
dunia ini memperoleh pengetahuan akan kebenaran, secara khsusus
pengetahuan tentang menjadi pendamaian terhadap dosa.
Itulah
betul-betul Zafnat-Paaneah, artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia. Dan
nama itu selaras dengan perbuatan hidup dari pada Yusuf; dan Yusuf merupakan
bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus. Ayo, perbuatan kita harus betul-betul merupakan
bayangan dari TUHAN Yesus Kristus.
1
Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah
itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan
diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada
waktu yang ditentukan.
Perlu
untuk diketahui: Allah itu esa.
Inilah
pengertian Allah itu esa lebih rinci dari apa yang sudah kita terima di atas
tadi dalam 1 Timotius 5:17.
Allah
itu esa, artinya; Dialah satu-satunya yang memperdamaikan dosa manusia kepada
Allah di atas kayu salib, dan yang telah mengerjakan penebusan atas dosa dunia
di atas kayu salib di bukit Golgota.
Itulah
kesaksian yang pada waktu yang ditentukan. Tetapi hari ini, TUHAN juga tentukan
kehidupan kita untuk menjadi kesaksian yang sama.
Yesus
Kristus satu-satunya yang telah mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap
dosa dunia di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, itulah
waktu yang ditentukan. Tetapi, TUHAN juga menentukan kita untuk mengerjakan
pendamaian dan penebusan dosa terhadap manusia sekarang ini.
1
Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian
itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang
kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar
orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
Sebagai
hamba TUHAN yang telah menerima jabatan penginjil,
jabatan rasul, jabatan guru, di sini kita melihat: Rasul
Paulus rela untuk menjadi pendamaian dan penebusan terhadap dosa dunia, secara
khusus bagi bangsa kafir (bangsa yang bukan Israel).
Apapun
jabatan kita, baik hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, juga
imam-imam yang sudah melayani sesuai karunia-karunia yang dipercayakan oleh
TUHAN, maka wajib untuk mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa
sesama. TUHAN menentukan hal itu untuk menjadi kesaksian di atas muka bumi ini.
Biarlah
kiranya kita mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa dunia, sampai
nanti dunia mengakui bahwa TUHAN Yesus adalah Allah yang esa, satu-satunya
Juruselamat dan Penebus dosa dunia; sampai nanti dunia mengakui itu. Berarti,
selain memperoleh keselamatan, dunia juga memperoleh pengetahuan yang benar;
sampai dunia memperoleh pengetahuan yang benar.
Marilah
kita melihat Injil Yohanes 4.
Yohanes
4:29,41-42
(4:29)
"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu
yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" (4:41)
Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, (4:42)
dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi
bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar
Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Orang-orang
Samaria berkata kepada perempuan Samaria: Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami
tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.
Jadi,
oleh karena satu kesaksian dari perempuan Samaria, maka seluruh orang Samaria
mengerti dan mengetahui bahwasanya Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia;
satu-satunya, tidak ada yang lain.
Oleh
sebab itu, marilah kita berbuat seperti apa yang telah diperbuat oleh perempuan
Samaria ini; banyak diampuni, banyak berbuat kasih. Jadi, kalau kita
mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa, itu karena dosa yang banyak
itu telah diampuni; itulah sebabnya, hati ini terbeban untuk banyak berbuat kasih.
Banyak diampuni, banyak berbuat kasih; termasuk mengerjakan pendamaian dan
penebusan terhadap dosa, sehingga orang lain memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
yaitu Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat dunia.
Sekarang,
mari kita berangkat untuk memperhatikan Yohanes 4:13.
Yohanes
4:13
(4:13) Jawab
Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
Suatu
kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan yang hebat atas negeri ini, bukan
lapar akan makanan dan bukan haus akan air, melainkan akan mendengarkan Firman
TUHAN.
Oleh
sebab itu, jangan kita bergantung kepada sumur dunia ini, jangan kita
bergantung kepada yang ada di dalam dunia ini, tetapi biarlah kita bergantung
kepada Firman Allah, sebab suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan
atas negeri ini, bukan lapar akan makanan, bukan haus akan air, melainkan akan
mendengar Firman TUHAN. Ingat itu.
Kejadian
45:6-7
(45:6) Karena
telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun
lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (45:7) Maka Allah telah
menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di
bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari
padamu tertolong.
Di
sini kita melihat, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: Karena telah dua
tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak
akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk
menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu,
sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
Singkat
kata: Yesus datang ke dalam dunia ini, tujuannya adalah;
-
Untuk menjamin kelanjutan hidup manusia
dan keturunannya di bumi ini.
-
Untuk memelihara kelangsungan hidup
manusia.
Dengan
demikian, banyak orang yang tertolong. Tidak semua orang tertolong, tetapi banyak
orang nanti yang akan tertolong.
Pertanyaannya:
Siapakah sebagian besar orang yang tertolong itu?
Yohanes
4:14
(4:14) tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
Yesus
Kristus adalah sungai air kehidupan untuk memberi hidup kekal kepada dunia ini.
Firman Allah yang hidup adalah sungai air kehidupan yang harus kita hargai
untuk memberi hidup kekal kepada dunia ini.
Jadi,
kita harus menghargai pembukaan Firman, itulah air hidup, sungai air kehidupan,
supaya kita memperoleh hidup kekal.
Syarat
untuk mendapatkan pertolongan.
Yohanes
4:15-17
(4:15) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya
aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." (4:16)
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini." (4:17) Kata perempuan
itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
Syarat
untuk mendapatkan pertolongan:
YANG
PERTAMA: Mau menghargai Firman Allah yang adalah air hidup.
Tepat
seperti yang dikatakan oleh perempuan Samaria itu: “Tuhan, berikanlah aku
air itu”, berarti dia mau menghargai air kehidupan, itulah Firman Allah.
Itulah syarat pertama. Jika kita datang menghadap TUHAN lewat pertemuan ibadah
pemuda remaja malam ini, maka kita harus menghargai Firman Allah sebagai air
hidup; itulah syarat pertama.
YANG
KEDUA: Sesudah menerima Firman Allah sebagai air kehidupan, selanjutnya ialah mau
mengakui dosa.
Semua
dosa harus diakui dengan jujur, seperti perempuan Samaria mengakui dosa
kenajisannya kepada Yesus Kristus dengan sejujur-jujurnya; itulah syarat kedua.
Jangan mengakui dosa setengah-setengah, apalagi dosa itu dicicil-cicil untuk
diakui; harus tuntas di dalam hal mengakui dosa.
Siapa
yang masih belum tuntas dalam hal pengakuan dosa? Kalau tidak diakui, berarti
dusta. Kalau berdusta, maka tidak masuk sorga, tidak ada pengurapan di dalam
melayani TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan: Apakah ada yang belum tuntas dalam hal pengakuan dosa?
Kalau tidak diakui, berarti dusta. Dusta, berarti anak Setan, kemudian tidak
masuk sorga, dan kerugian berikutnya adalah tidak dalam pengurapan. Kalau
berdusta, maka ibadah tidak ada artinya.
Yohanes
4:17-18
(4:17) Kata
perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus
kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18)
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Di
sini kita perhatikan: Lewat pengakuan dari perempuan Samaria ini, ia dibenarkan
oleh Yesus Kristus, sebab pengakuan perempuan Samaria tersebut ialah ia telah
hidup dengan 5 (lima) laki-laki + 1 (satu) laki-laki ketika ia
berbicara dengan Yesus. Berarti, jumlah keseluruhannya; semuanya ada 6 (enam)
laki-laki yang pernah singgah dalam hidup perempuan Samaria tersebut.
Hal
ini menunjukkan bahwasanya perempuan Samaria tersebut pernah lapar dan haus;
itu sebabnya, ia berbuat zinah atau kenajisan dengan 6 (enam) laki-laki yang seluruhnya
bukan suaminya.
Itulah
syarat yang kedua, yaitu harus mengakui dosa dengan jujur dan tuntas, maka
Yesus pun membenarkan dia.
Jadi,
kalau Firman Allah disampaikan kepada kita malam ini, bukan berarti TUHAN tidak
tahu dosa kita, tetapi TUHAN mau mendengar pengakuan yang keluar dari mulut ini
harus benar-benar dengan jujur dan berasal dari dalam hati kita masing-masing.
Bukan TUHAN tidak tahu dosa kita; TUHAN tahu, tetapi TUHAN mau supaya kita
menuntaskan dosa itu dengan jujur.
5
(lima) laki-laki + 1 (satu) laki-laki, seluruhnya 6 (enam) laki-laki pernah
singgah di dalam hidupnya. Tetapi laki-laki yang ketujuh, itulah pribadi Yesus
Kristus, Dialah hidup kekal.
Angka
7 (tujuh), di sini menunjuk kepada; sabatnya TUHAN Yesus Kristus, hari
perhentian kekal, hidup kekal.
Mari
kita lihat, bahwa Yesus adalah benar-benar TUHAN dan hari Sabat, di dalam Injil
Matius 12, dengan perikop: “Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat.”
Matius
12:1-2
(12:1) Pada
waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena
lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. (12:2)
Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu
berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
Singkat
kata: Murid-murid Yesus memetik gandum pada hari Sabat, karena pada waktu itu,
mereka dalam keadaan lapar. Tetapi, orang-orang Farisi menganggap bahwa
perbuatan mereka itu adalah salah, karena mereka memetik gandum pada hari
Sabat.
Coba
saudara bayangkan: Pada waktu perempuan Samaria lapar dan haus, kenajisan itu
luar biasa terjadi, ketika itu dia hanya bergantung
kepada sumur (dunia) ini, sehingga dia
tetap dalam keadaan lapar dan haus.
Tetapi
di sini kita perhatikan: Atas seizin TUHAN, murid-murid Yesus masuk ke ladang
gandum untuk memetik gandum, walaupun itu pada hari Sabat; dan orang-orang
Farisi tidak menerima perbuatan mereka itu, karena pada hari itu adalah hari
Sabat. Jadi, dari kisah ini, orang-orang Farisi ini menjalankan ibadahnya
secara Taurat, sehingga setiap orang yang berdosa harus dihukum, bahkan dirajam
sampai mati dengan batu, apalagi lapar dan haus seperti kenajisan dari
perempuan Samaria.
Matius
12:3-7
(12:3) Tetapi
jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, (12:4) bagaimana ia
masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang
tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali
oleh imam-imam? (12:5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa
pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah,
namun tidak bersalah? (12:6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang
melebihi Bait Allah. (12:7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini:
Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu
tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Yesus
menjawab orang-orang Farisi: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, rombongan dari pada Daud itu
lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan
roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang
mengikutinya, kecuali oleh imam-imam yang menyajikan roti tersebut?”
Kemudian,
Yesus kembali berkata: “Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa
pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah,
namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait
Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah
belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang
tidak bersalah.”
Ketika
mendengar tuduhan-tuduhan orang Farisi tersebut yang mempersalahkan tindakan
murid-murid Yesus, pada ayat 3-4, sontak saja Yesus memberi contoh seperti Daud.
Ketika Daud dan pengikut-pengikutnya itu lapar, lalu masuk ke dalam rumah TUHAN
(Bait Allah), lalu mereka makan dari roti pertunjukkan yang tidak boleh dimakan
oleh orang awam, termasuk pengikut-pengikut Daud, kecuali oleh imam-imam itu.
Tetapi
oleh karena belas kasihan TUHAN, TUHAN mengampuni orang-orang yang lapar, TUHAN
menebus dosa orang-orang yang jatuh dalam dosa kenajisan.
Oleh
sebab itu, hargai Firman Allah, air kehidupan, supaya kita jangan lapar dan
haus. Jangan kita hidup sesuai dengan hidup orang Farisi yang menjalankan
ibadah Taurat; datang, duduk, dengar Firman, tetapi Firman itu berlalu begitu
saja; itu adalah ibadah Taurat, sehingga mereka sibuk atau pamer dengan korban
dan persembahan mereka.
Kalau
kita menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah), maka orang semacam ini pusing
dengan hal yang lahiriah, pusing dengan korbannya, pusing dengan
persembahannya, dia sibuk dengan pamer-pamer korban, tetapi tidak mengerti
pengampunan, tidak mengerti belas kasihan, pekerjaannya selalu menjustifikasi
orang yang berdosa, orang-orang yang lapar dan haus, dengan kata lain;
tidak mengenal belas kasihan, sebab mereka hanya pamer dalam hal yang lahiriah,
pamer dalam hal perbuatannya.
Oleh
sebab itu, jangan kita menjalankan ibadah lahiriah. Engkau datang bukan tubuhmu
yang dilihat, tetapi TUHAN mau supaya kita hidup di dalam kasih karunia (belas
kasihan); mengampuni karena kita diampuni.
Matius
12:7-8
(12:7) Jika
memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (12:8)
Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Jika memang kamu mengerti maksud firman
ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu
tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Belas
kasihan Tuhan berkuasa untuk menolong orang-orang
yang berdosa.
Karena
Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. Dialah laki-laki
yang ketujuh untuk perempuan Samaria, gambaran dari gereja TUHAN yang lapar
haus, yang hidup dalam dosa kejahatan, hidup dalam dosa kenajisan. TUHAN penuh
dengan belas kasihan.
Ingat;
kita semua adalah kehidupan yang lapar dan haus. Dahulu, kita hidup di dalam
daging -- itulah 6 (enam) laki-laki --, sampai betul-betul lapar dan haus, kejahatan
dan kenajisan menguasai kita. Tetapi oleh karena belas kasihan, maka dosa yang
banyak itu diampuni. Jadi, kalau hari ini kita
banyak berbuat kasih, itu karena dosa yang banyak itu telah diampuni.
Kemudian,
ingatlah: Anak Manusia adalah TUHAN atas hari Sabat.
Sabatnya
orang Yahudi adalah hari Sabtu; tetapi sabatnya TUHAN Yesus Kristus adalah hari
perhentian kekal (hidup kekal).
Jadi,
Yesuslah laki-laki yang ketujuh (pribadi yang sempurna); Dialah
hidup kekal, sabatnya TUHAN Yesus Kristus, hari
perhentian kekal (hidup kekal).
Jangan
kita terpaku dengan hari Sabtu. Kalau kita hanya terpaku pada “hari Sabtu”, nanti
kita tidak mengerti tentang hidup kekal, bahwa Yesuslah TUHAN atas hari Sabat. Dialah
hari perhentian kekal, Dialah Tabernakel sejati, Dialah hari raya pondok Daud,
Dialah Sabat sejati, Dialah hidup kekal kita.
Sebelum
kita sampai kepada hidup kekal, bagaikan berada pada hari yang keenam;
betul-betul lapar dan haus, betul-betul penuh dengan dosa kejahatan,
betul-betul dosa kenajisan menguasai. Tetapi puji TUHAN, kita bertemu dengan
laki-laki yang ketujuh; Dialah TUHAN atas hari Sabat. Jelas, ini adalah belas
kasihan TUHAN.
Yusuf
dijual sebagai budak ke Mesir, itu karena rencana Allah; Dialah penyelamat
manusia, Dialah penebus dosa manusia, Dialah Zafnat-Paaneah. Jadi, semata-mata
bukan hanya sebatas kepala pemerintahan yang dia tonjolkan, tetapi dia juga
diberi nama baru, itulah Zafnat-Paaneah.
Banyak
orang hanya mencari gelar tinggi, kedudukan yang tinggi, hanya menginginkan
sebatas kedudukan tinggi, tetapi tidak mau menjadi Zafnat-Paaneah, tidak
mau nama baru, tidak mau menjadi penyelamat dunia, tidak mau menjadi penebus
dunia; jangan kita seperti itu. Jangan puas hanya sebatas imam, tetapi harus
menjadi pendamaian terhadap dosa, harus mengerjakan penebusan terhadap dosa.
Pikullah salib masing-masing. Jangan kita datang menghadap TUHAN dengan
menjalankan ibadah Taurat seperti orang-orang Farisi tadi.
Selanjutnya,
kita perhatikan Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus adalah pengantara dari
perjanjian yang baru”.
Ibrani
9:11-12
(9:11) Tetapi
Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik
yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih
sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk
ciptaan ini, -- (9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya
ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah
anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah
mendapat kelepasan yang kekal.
Tetapi
Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan
datang
... Yesus Kristus datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan
datang.
Mengapa
demikian? Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna,
yang bukan dibuat oleh tangan manusia, termasuk Tabernakel yang dibuat oleh
Musa, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, itulah Tabernakel Musa
--.
Dan
Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Singkat
kata: Yesus tampil sebagai pengantara; Ia telah mengerjakan pendamaian terhadap
dosa manusia di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu.
Ibrani
9:15
(9:15) Karena
itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka
yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia
telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama.
Karena
itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru ... Kalau
zaman dahulu, itulah zaman Taurat (perjanjian yang pertama): Untuk mengadakan
pendamaian dosa, maka Imam Besar Harun sekali setahun masuk ke dalam Ruangan
Maha Suci dengan membawa darah lembu jantan dan membawa darah domba jantan.
Itulah perjanjian yang pertama menurut hukum Taurat.
Tetapi,
di sini dikatakan: Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang
dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang
telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Ingatlah itu.
Yesus
telah mati di atas kayu salib, di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu; Dia telah
mengerjakan penebusan terhadap dosa, terhadap pelanggaran manusia. Intinya; Dia
telah menggenapi perjanjian yang pertama, itulah hukum Taurat.
Hukum
Taurat bukan untuk ditiadakan, melainkan untuk disempurnakan.
Kita
patut bersyukur, dari pelajaran tentang Zafnat-Paaneah, malam ini kita sudah
diberkati dan sangat diberkati. Sungguh heranlah pekerjaan penebusan dan
pendamaian yang dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota,
2021 tahun yang lalu, untuk kebaikan kita masing-masing di masa sekarang dan
yang akan datang. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment