IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 03 AGUSTUS 2021
KITAB
KOLOSE
(Seri:154)
Subtema: HIDUP DALAM PENGGEMBALAAN
Pertama-tama kita mengucapkan puji
syukur kepada TUHAN yang sudah memungkinkan kita serta melayakkan kita berada
dalam perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Dan sebentar kita akan membawa diri
kita rendah di kaki salib Tuhan tersungkur dihadapan takhta Tuhan, sujud
menyembah Allah yang hidup sebagai puncak dari ibadah di atas muka bumi ini
bagaikan puncak Gunung Sion, gambaran dari Mempelai Tuhan, sedangkan inti dari
Mempelai Tuhan ada 144.000 orang yang telah ditebus dari bumi ini. Dan wujud
dari Gunung Sion adalah Doa Penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri
sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, bagaikan berada di bawah kepak
sayap Allah, sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, dan kubu
pertahanan kita sampai puncak gelap malam, berjalan dalam lembah
kekelaman. Tuhan tetap tolong, bela, dan
lindungi kita semua. Jiwa-jiwa kita terpelihara dan diselamatkan, sampai dibawa
kepada kekekalan. Puji Tuhan, kita bersyukur kepada Tuhan.
Dan saya tidak lupa menyapa anak-anak
TUHAN, umat TUHAN, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang sedang
mengikuti Ibadah dan Pemberitaan Firman Tuhan malam ini lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, di mana pun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita mohonkan kemurahan Tuhan, kiranya Firman itu keluar yakni; terjadi
pembukaan rahasia Firman untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi, menjadi suatu kehidupan yang senantiasa berpihak kepada Tuhan,
berpihak kepada ibadah dan pelayanan, berpihak kepada penggembalaan yang Tuhan
percayakan ini.
Dan
selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan
dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:19,
dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota
rumah tangga.”
Kolose
3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah
berlaku kasar terhadap dia.
Seorang
suami harus tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar. Kemudian, seorang
suami janganlah berlaku kasar terhadap
istrinya. Inilah sikap yang dituntut oleh TUHAN dari seorang suami di dalam
hal mengasihi isterinya.
Tentang
hal ini kita kaitkan dengan 1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri.”
1
Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Seorang
suami harus memperlakukan istrinya dengan bijaksana. Yesus Kristus adalah Kepala
Gereja dan Mempelai Pria Sorga, tetapi Dia juga adalah Suami dalam kebenaran,
Suami dalam keadilan, berarti Suami yang bijaksana kepada kehidupan kita yang
lemah ini.
Lebih
jauh kita melihat kehidupan yang BIJAKSANA di dalam Daniel 12.
Daniel
12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan
bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak
orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala.
Saya
rindu, kehidupan Keluarga GPT BETANIA Serang & Cilegon menjadi sama seperti
bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, kehidupan yang bersinar terang. Puji
Tuhan, Haleluya …
Adapun
tugas dari orang-orang bijaksana
ialah menuntun banyak orang kepada
kebenaran.
Biarlah
kiranya ALLAH senantiasa mengirimkan akal budi dan kebijaksanaan lewat
Pembukaan Rahasia Firman TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita
yang Tuhan percayakan ini, untuk selanjutnya menuntun kehidupan kita kepada
kebenaran yang sejati, itulah pribadi Yesus Kristus yang pernah mati di atas
kayu salib, namun sekarang berada di dalam kemuliaan kekal, duduk di sebelah
kanan yang Maha Besar, Dialah kebenaran yang sejati.
Demikian
halnya dengan Rasul Paulus terhadap
sidang jemaat di Korintus, yang tertulis dalam 1 Korintus 10, dengan
perikop: “Israel sebagai suatu
peringatan.”
1
Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah
penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai
orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Sebagai
seorang hamba TUHAN yang bijaksana, dalam nasihatnya yang suci dan tulus murni,
Rasul Paulus menghimbau dan mengingatkan sidang jemaat di Korintus untuk
menjauhi penyembahan berhala. Dalam hal ini, Rasul Paulus berjuang keras di
dalam hal menuntun jemaat di Korintus untuk dibawa sampai kepada kebenaran yang
sejati.
Pada
ayat 14 bagian B Rasul Paulus
berkata; “Jauhilah penyembahan berhala.”
Ada
ayat 15 bagian B Rasul Paulus
berkata: Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Kita
hubungkan ayat 14 dan ayat 15 dengan 1 Korintus 10:19-20.
1
Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu?
Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20)
Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan
kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu
dengan roh-roh jahat.
Penekanan dari
perkataan Rasul Paulus
pada ayat 14 dan ayat 15 bukan pada penyembahan berhala, tetapi yang dimaksud Rasul Paulus adalah; bahwa
persembahan bangsa Israel selama 40 tahun dalam perjalanan di Padang Gurun
ternyata kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan itulah sebabnya Rasul Paulus berkata; “Dan
aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.”
Mengapa
persembahan yang dipersembahkan Bangsa Israel justru kepada roh-roh jahat? Karena
ternyata sekalipun Bangsa Israel menjadi
barisan yang dipimpin oleh Musa,
atau menjadi rombongan jemaat yang nampaknya beribadah kepada TUHAN, namun mereka bersekutu dengan
roh-roh jahat, sehingga persembahan yang mereka persembahkan semuanya kepada
roh-roh jahat.
Oleh sebab itu saudara, jangan kita bersekutu
dengan roh-roh jahat, supaya segala
sesuatu yang kita bawa dan kita persembahkan di atas
mezbah TUHAN semuanya
benar-benar dipersembahkan kepada Tuhan, bukan kepada roh-roh jahat.
1
Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan
dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian
dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Kita
tidak mungkin dapat beribadah kepada TUHAN dan tidak mungkin dapat melakukan apa
yang menjadi kehendak Allah, apabila dalam kesempatan yang lain kita juga
bersekutu dengan roh-roh jahat = orang yang mendua hati, tidak akan mendapatkan
apa-apa, persembahannya juga kepada roh-roh jahat bukan kepada TUHAN.
Selanjutnya,
kita akan melihat PERSEKUTUAN BANGSA ISRAEL DENGAN ROH-ROH JAHAT, dalam 1
Korintus 10. Korintus 10:6-10
(10:6)
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita,
supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah
mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis:
"Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria."(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari
telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
“Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita.” Jadi,
apa yang telah terjadi dan menimpa Bangsa Israel dalam perjalanan mereka di Padang
Gurun selama 40 (empat puluh) tahun, itu merupakan contoh yang dijadikan
sebagai peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini. Tujuannya adalah supaya
jangan kita mengikuti contoh yang mereka perbuat, yakni; bersekutu dengan
roh-roh jahat.
Adapun
persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama 40 (empat puluh) tahun di
padang gurun, antara lain:
1. Pada ayat
6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2. Pada ayat
7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3. Pada ayat
8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4. Pada ayat
9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5. Pada ayat
10: Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
Kita
masih mengikuti penjelasan dari hal yang kedua.
Keterangan:
BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Adapun
peristiwa tersebut ditulis dengan lengkap dan jelas dalam kitab Musa yang
kedua, yakni Keluaran 32:1-35, menurut pembagiannya, antara lain:
A. Ayat 1-6; tentang lembu emas.
B. Ayat 7-14; tentang
murka Allah kepada bangsa Israel.
C. Ayat 15-20; tentang
2 (dua) loh batu yang dipecahkan.
D. Ayat 21-29; tentang
Musa marah kepada Harun, abangnya.
E. Ayat 30-35; tentang
Musa berdoa untuk bangsa Israel.
Secara singkat kita akan mengikuti penjelasan
tentang: MUSA MARAH KEPADA HARUN DAN BANGSA ISRAEL.
Kisah
itu ditulis pada Keluaran 32:21-29
Kita awali pembacaan dari Keluaran 32:25.
Keluaran
32:25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa
itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya,
sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka.
Setelah bangsa Israel jatuh kepada penyembahan berhala,
lembu emas tuangan, Musa sangat marah kepada Harun abangnya itu sebab Harun
telah melepaskan bangsa itu, seperti kuda lepas kandang =
liar tidak terkendali dan tidak dapat dikontrol lagi.
Memang apabila kehidupan seseorang jatuh dalam
penyembahan berhala, terikat dengan
berhala-berhala, kehidupan semacam ini
sama dengan kuda terlepas dari kandang = liar tidak terkendali dan tidak dapat dikontrol lagi
sehingga kehidupan semacam ini akan menjadi buah cemooh bagi lawan-lawannya,
menjadi sindiran.
Keluaran 32:26
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan
itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!"
Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
Selanjutnya
di sini kita perhatikan; Musa berdiri di pintu gerbang perkemahan serta berkata: "Siapa yang memihak
kepada TUHAN datanglah kepadaku!”
Kita
harus berpihak kepada TUHAN, tidak berpihak kepada perkara-perkara lahiriah, tidak berpihak kepada
perkara di bawah, perkara duniawi, tidak berpihak kepada Iblis atau Setan, tidak
berpihak kepada daging dan segala tabiat-tabiatnya.
Wujud
berpihak pada TUHAN:
1. Berpihak pada ibadah dan pelayanan = berpihak
pada kegiatan Roh.
2. Berpihak pada kandang penggembalaan, tempat kita
tergembala.
Bukti
apabila berpihak pada TUHAN: Berkumpullah
kepada Musa seluruh bani Lewi.
Artinya: Terhimpun dalam sebuah penggembalaan
yang benar dengan seorang Gembala sebagaimana kita malam ini berada dalam
perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan dalam sebuah penggembalaan GPT Betania Serang & Cilegon, Banten,
Indonesia, digembalakan oleh seorang Gembala, tidak banyak Gembala, dengan kata
lain tergembala dengan benar. Tergembalalah dengan benar saudara.
Kehidupan yang tergembala kalau kita
kaitkan pada injil Yohanes 10:2-4 berarti:
1. Mendengar.
2. Mengikuti
suara gembala.
Dengan kata lain; tidak bertahan
dengan pendirian masing-masing sama seperti sebelas suku Israel lainnya.
Tadi kita melihat, Berkumpullah
kepada Musa seluruh bani Lewi, tetapi sebelas suku yang lain bertahan dengan
pendiriannya masing-masing, bertahan dengan kekerasan di hati masing-masing,
bertahan dengan kebenaran diri masing-masing, bertahan dengan perasaannya
masing-masing. Tetapi bani Lewi terhimpun, berpihak kepada TUHAN, tergembala
dengan baik dan benar.
Ingat! kita semua harus tergembala
dengan baik, berarti mendengar dan mengikuti suara gembala sesuai injil Yohanes
10:2-4.
Keluaran 32:27-28
(32:27) Berkatalah ia kepada
mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan
pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan
itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh
saudaranya dan temannya dan tetangganya. (32:28) Bani
Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah
kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
Bani Lewi melakukan tepat seperti
yang dikatakan oleh Musa, yakni;
-
Bani Lewi menyandang
pedang masing-masing, selanjutnya,
-
Bani Lewi membunuh
saudaranya, membunuh temannya, dan membunuh tetangganya.
Artinya bani Lewi tidak berpihak
terhadap suara dan tabiat daging dari orang-orang yang terdekat dengan mereka.
Teman, tetangga, dan saudara jelas itu menunjuk
orang-orang terdekat.
Sekalipun dekat,
jangan kita berpihak kepada tabiat daging
dengan orang-orang yang terdekat dengan kita. Sekalipun itu orang tua,
jangan kita berpihak pada tabiat dagingnya. Sekalipun itu anak jangan berpihak
kepada tabiat dagingnya.
Tetapi marilah kita semua menyandang pedang di pinggang kita masing-masing dan
selanjutnya membunuh tabiat (keinginan daging, suara
daging) dari orang-orang yang
terdekat di sekitar kita.
Jangan
kompromi dengan tabiat daging siapapun dia, walaupun itu Nenek, Kakek, Saudara
Laki-laki, Saudara Perempuan, Opa, Oma, Engkong, Emak, sandang pedang
masing-masing, bunuh tabiat daging dari orang-orang yang terdekat, orang-orang
yang berada di sekitar kita masing-masing, jangan kompromi, jangan pakai
perasaan. Puji Tuhan …
Lebih baik kita masuk surga
dengan tangan kudung daripada utuh, tetapi masuk neraka.
Demikian juga lebih baik kaki kudung asal masuk surga, daripada utuh seluruh anggota tubuh tapi akhirnya
dilemparkan masuk dalam api neraka. Untuk apa kita
pertahankan tabiat daging dari orang-orang yang terdekat dengan kita.
Setelah kita melihat Bani
Lewi berpihak kepada Tuhan lalu akhirnya tewaslah kira-kira 3000 (tiga
ribu) orang dari Bangsa Israel.
Keluaran 32:28
(32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa
dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari
bangsa itu.
Bani
Lewi mendengar dan mengikuti Gembala itulah Musa, dan pada hari itu
tewas lah kira-kira 3000
(tiga ribu)
orang dari bangsa itu.” 3000 (tiga ribu) jelas itu berbicara
tentang kesucian dan kesempurnaan
ALLAH.
Singkat
kata; kesucian dan kesempurnaan ALLAH bertolak belakang dengan tabiat daging.
RUANGAN
SUCI ditambah dengan ruangan maha suci
semuanya ada 3000 Hasta. Ruangan Suci = Panjang x Lebar x Tinggi= 20 x 10 x 10 =
2000. Kemudian ruangan maha suci Panjang
x Lebar x Tinggi = 10 x 10 x 10 = 1000.
Ruangan
suci + Ruangan maha suci = 2000 + 1000 = 3000. Itulah RUANGAN SUCI dan RUANGAN
MAHA SUCI.
Singkat
kata; kesucian dan kesempurnaan Allah bertolak belakang dengan tabiat daging. Jadi kita harus berpihak kepada TUHAN. Prakteknya
menyandang pedang lalu membunuh semua tabiat daging dari orang-orang yang ada
di sekitar kita, tabiat daging dari orang-orang yang terdekat dengan kita, dengar
dan lakukan apa yang dikatakan oleh Musa itulah Gembala.
Dalam
Peta Zaman kita bisa melihat, 2000 (dua ribu) yang ketiga itu zaman Allah Roh Kudus,
ditambah 1000 itulah Kerajaan seribu tahun damai, jelas itu berbicara tentang ruangan suci dan RUANGAN maha suci.
Jadi kalau
kita kaitkan dengan Peta Zaman yang dirangkai dengan Pola Tabernakel, ruangan suci dan ruangan maha suci, 3.000 itu
berbicara tentang kesucian dan kesempurnaan Allah, bertolak belakang dengan
tabiat daging.
Contoh
kehidupan yang tergembala:
Mazmur
23, dengan perikop: TUHAN gembala ku
yang baik.
Mazmur
23:1
(23:1) Mazmur Daud.
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Dengan
jelas Daud berkata pada ayat 1: Tuhan
adalah Gembala ku.
Pengakuan
ini menunjukkan bahwasanya Daud adalah pribadi yang tergembala dengan baik dan
benar.
Biar
kita semuanya tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah penggembalaan dan
digembalakan oleh seorang Gembala, tidak banyak Gembala. Tidak banyak
koordinator-koordinator tetapi hanya satu gembala dalam sebuah penggembalaan.
Bukti Tergembala.
Yang Pertama: Daud mengaku Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Artinya:
-
Secara jasmani
apa yang dimakan, apa yang diminum dan dipakai dicukupkan oleh TUHAN. Sandang
pangan, perkara lahiriah dicukupkan oleh TUHAN.
-
Secara batiniah
atau rohani; segala kelemahan dan pelanggaran-pelanggaran tidak nampak lagi, kekurangan-kekurangan
tidak nampak lagi. Dengan demikian, dosa kejahatan dan dosa kejahatan kenajisan
kita telah diampuni dan disucikan oleh darah salib Kristus.
Berarti;
darah salib Kristus tidak berlaku manakala kita ada di luar penggembalaan. Darah
salib hanya berlaku manakala kita berada dalam penggembalaan, sebagaimana
domba-domba terlibat dalam penggembalaan, menjadi suatu kehidupan yang
tersembelih. Oleh darah salib jugalah, dosa kita diampuni, disucikan, dan dibenarkan
oleh TUHAN. Jadi kehidupan yang tergembala erat kaitannya dengan darah salib
Kristus.
(23:2) Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia
membimbing aku ke air yang tenang; (23:3) Ia
menyegarkan jiwaku.
Bukti
Tergembala.
Yang Kedua: Ia membaringkan aku di
padang yang berumput hijau, Ia membimbing
aku ke air yang tenang.
Artinya; berada di bawah pengaruh
yang besar dari Firman penggembalaan.
Ciri-ciri berada di bawah pengaruh yang besar dari Firman penggembalaan:
1. Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau.
Kehidupan
yang berada di bawah pengaruh yang besar dari Firman penggembalaan adalah dibaringkan, berarti tidak mengembara =
tidak berada di atas gunung-gunung lain untuk beribadah, tidak beribadah di sembarang
tempat lain.
2. Ia
membimbing aku ke air yang tenang;
Air merupakan gambaran dari Roh El-Kudus.
Berarti; kehidupan yang tenang oleh pengaruh dari Roh El-Kudus
Keuntungan yang diperoleh apabila seseorang tenang oleh pengaruh
dari Roh El-Kudus:
a. Memiliki kekuatan yang dahsyat.
Kekuatan yang dahsyat tertulis di
dalam Yesaya 30:15; “Sebab beginilah firman
Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel; Dengan bertobat dan tinggal diam
kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatan
mu.”
b. Supaya
dapat berdoa.
Supaya dapat berdoa tertulis di dalam 1 Petrus 4:7; Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah diri mu dan jadilah tenang, supaya
kamu dapat berdoa.
Dampak positif apabila dibaringkan dan tenang: Ia menyegarkan
jiwaku.
Artinya; TUHAN telah menyelesaikan dan
mengambil alih segala persoalan-persoalan, mengambil alih segala masalah yang
tidak dapat kita hadapi, dengan demikian jiwa menjadi segar.
Selama
seseorang terikat dengan sebuah persoalan (masalah) yang berat, jiwa tidak akan
pernah disegarkan. Kehidupan yang tidak pernah disegarkan, kalau itu
dipertahankan lama kelamaan seseorang akan menjadi depresi sampai akhirnya
tidak waras (penyakit jiwa). Tetapi kita patut berterimakasih kepada Tuhan
karena kita menjadi suatu kehidupan yang dibaringkan dan tenang, Tuhan segarkan
jiwa kita masing-masing. Bersyukurlah dan berterimakasih kepada Tuhan,
junjungan kita, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang harus kita hormati
lebih dari yang lainnya.
Mazmur
23:3B
(23:3) Ia menuntun aku di
jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Bukti
Tergembala.
Yang Ketiga: Ia
menuntun aku di jalan yang benar oleh karena
nama-Nya.
Saudara,
nama Yesus adalah nama yang
berkemenangan. Tetapi nama (julukan) Yesus juga ada banyak, antara lain:
-
Yesus tampil
sebagai Imam Besar Agung yang berkuasa untuk mengadakan pendamaian terhadap
dosa manusia, kemudian;
-
Yesus tampil sebagai
Kepala Rumah Tuhan yang berkuasa memimpin hidup rohani kita masing-masing.
-
Yesus tampil sebagai
Gembala Agung yang berkuasa untuk memberi contoh teladan yang baik sebagai
jalan yang diikuti oleh domba-dombanya. Gembala berjalan di depan untuk
menuntun domba-dombanya sehingga domba-dombanya berjalan dijalan yang benar
oleh karena nama-Nya.
Sinkron
dengan pengakuan Daud: “Ia menuntun aku di jalan yang benar.” Mengapa? Oleh
karena nama-Nya. Nama Yesus adalah nama yang harum dan mulia.
Dampak
positif dituntun dijalan yang benar:
Mazmur
23:4
(23:4) Sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada Mu dan tongkat Mu itulah yang menghibur aku.
“Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku.”
Saudaraku,
suatu saat nanti dunia ini akan berada dalam lembah kekelaman, tepatnya pada
saat antikris memerintah dan berkuasa di atas muka bumi ini selama tiga tahun
setengah. Tetapi sekalipun demikian, Daud berkata; Sekalipun berjalan dalam
lembah kekelaman tidak takut bahaya
sebab Tuhan beserta kita.
Yesus
Imam Besar agung, Dia Kepala Rumah TUHAN, Dia juga Gembala Agung; menuntun
domba-dombanya di jalan yang benar sehingga terang saja Daud berkata sekalipun
berjalan dalam lembah kekelaman tidak takut bahaya.
Jadi
dari penjelasan ini, dapat kita tangkap dan simpulkan, berarti kita mutlak tergembala. Hamba TUHAN harus
tergembala, jangan berkata: “Oh saya
sudah tahu Firman TUHAN, saya sudah tau poin-poin Firman, ayat dari kitab ini, tidak.
Jadi harus bergembala. Daud adalah raja besar. Maka Imamat rajanipun harus
bergembala. Baik hamba-hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan Rasul harus
tergembala sebagaimana Rasul Paulus tergembala. Baik hamba Tuhan yang menerima
jabatan Nabi harus bergembala. Samuel nabi besar tergembala, Elia juga Nabi
besar tergembala, Elisa nabi besar tergembala, semua nabi harus bergembala di
hadapan TUHAN.
Penginjil
yang memberitakan salib, dan yang di tengah pemberitaan Injil pemberitaan
salib, di situ banyak terjadi mujizat, namun Penginjil juga harus tergembala. Dan
saya juga seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan Gembala, harus
tergembala. Tidak mengembara, tidak berada di gunung-gunung lain, di rumah
tempat-tempat peribadatan yang lain untuk mencari uang. Harus setia untuk menggembalakan sidang
jemaat dalam sebuah penggembalaan.
Jadi
Gembala harus tergembala, jangan mengembara. Jangan sibuk mencari uang di
gunung-gunung lain, di tempat-tempat peribadatan yang lain, sementara ada domba-domba
dalam penggembalaan yang dipercayakan, yang harus di tanggung jawabi, namun ditelantarkan
begitu saja.
Itu
sebabnya kita semua harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, antara lain:
-
Tekun dalam
Ibadah Doa Penyembahan, berarti tergembala dalam Ibadah Doa Penyembahan.
-
Tekun dalam
Ibadah Pendalaman Alkitab, berarti tergembala lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.
-
Tekun dalam
Ibadah Raya Minggu, berarti tergembala lewat Ibadah Raya Minggu.
Semua
harus tergembala, jadi tidak cukup; “Oh
saya sudah tahu poin-poin Firman Tuhan yang tertulis dalam satu kitab dan saya
tahu poin-poin ayatnya.” Tidak cukup. Namun harus tergembala dalam sebuah
penggembalaan dengan seorang Gembala. Saudara ku, orang yang beribadah dengan
orang yang tergembala berbeda. Orang yang tergembala sudah pasti berbakti dan
ibadahnya memuncak sampai Doa Penyembahan, tetapi orang yang sekedar beribadah,
belum tentu tergembala. Berarti tidak dengar-dengaran dan tidak mengikuti Gembala
di dalam sebuah penggembalaan, dia ikuti semua gembala, Gembala A, B, C, D, E,
dia ikuti semuanya.
Ini
pengertian yang benar menurut hemat saya tentunya, kalau bertentangan dengan
pengertian saudara, tidak jadi soal, tetapi ini pengertian yang saya dapat dari
Mazmur pasal 23. Puji Tuhan … Supaya
pada saat Antikris memerintah dan berkuasa di atas muka bumi ini selama 3,5 (tiga
tahun setengah) tahun, kita akan berkata; “Sekalipun
berjalan dalam lembah kekelaman tidak takut bahaya”, sebab Yesus adalah Gembala
Agung, yang beserta kawanan domba-Nya.
Singkat
kata; baik Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, Imam-imam, Pelayan-Pelayan TUHAN,
sampai kepada seluruh sidang jemaat, kawanan domba Allah harus juga tergembala
dengan baik dan benar.
Mazmur
23:4
(23:4) Sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada Mu dan tongkat Mu itulah yang menghibur aku.
Alasan Daud tidak takut bahaya – berjalan dalam
lembah kekelaman --, Daud berkata; “Gada Mu dan tongkat Mu itulah yang menghibur
aku.” Artinya; didikan Firman
Allah dan didikan dari Roh Allah itu menjadi
penghiburan bagi kita di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan
ini, tidak terkecuali anak Tuhan, umat Tuhan yang tekun digembalakan oleh GPT
BETANIA Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat Live Streaming, Video
Internet, Youtube, Facebook.
Gada Tuhan merupakan didikan Firman Allah yang begitu keras, tetapi berkuasa untuk membentuk
suatu kehidupan.
Tongkat
TUHAN merupakan Kuasa
Roh Allah yang menuntun, menguatkan, mengajar, dan memimpin, serta
menghibur kehidupan kita. Jadi kalau kita berada di dalam pengaruh dari Roh
Allah yang besar = Tuhan sedang mengajar kita saudara. Roh Allah itu yang akan
mengajar kita dalam seluruh kebenaran dan ajarannya itu benar, tidak dusta.
Karena
itu, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada TUHAN. Dahulu kita tidak
memahami betapa pentingnya penggembalaan ini dalam kehidupan kita masing-masing,
tetapi apa yang tidak pernah dipikirkan, apa yang tidak pernah timbul dalam
hati, apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, itu yang TUHAN sediakan bagi
kita.
Mazmur
23:5
(23:5) Engkau menyediakan hidangan
bagiku, dihadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialah ku
penuh melimpah
Bahkan
dalam lembah kekelaman:
-
Engkau
menyediakan hidangan bagiku.
Artinya
menjadi meja roti sajian emas di hadapan lawan.
Tujuannya supaya orang lain dibenarkan.
-
Engkau
mengurapi kepalaku dengan minyak.
Artinya
menjadi pelita emas. Menjadi suatu kesaksian yang besar,
menjadi terang yang bersinar oleh karena pengurapan dari Roh Kudus.
-
Pialah
ku penuh melimpah.
Artinya
menjadi MEZBAH DUPA EMAS, hidup dalam
kelimpahan kasih Allah yang heran dan ajaib, sehingga kita berkemenangan.
Inilah
yang dialami oleh Daud, suatu kehidupan yang tergembala dengan baik dan benar
dihadapan satu Gembala Agung, TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja dan Mempelai Pria
Surga yang kita kasihi.
Mazmur
23:6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan
mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dirumah Tuhan sepanjang
masa.
Terdapat
dua perkara atas kehidupan yang tergembala dengan baik:
1.
Kebajikan
dan kemurahan belaka akan mengikuti aku.
Ini jelas berbicara tentang kelimpahan kasih karunia yang senantiasa mengikuti
dan menyertai kehidupan kita sepanjang masa.
2.
Aku
akan diam dirumah Tuhan sepanjang masa. Jelas
ini berbicara tentang Gunung Sion, puncak dari ibadah.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat:
sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan
bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan
di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa.
Jumlahnya
144.000 orang disebut juga dengan (14:3) Mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di
depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak
seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat
puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
“Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang.” Inilah
inti dari Mempelai Tuhan, jumlahnya ada 144.000 orang, disebut juga dengan
Gunung Sion. Kemudian, Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu,
dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada
seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari
bumi itu.
Ini
berbicara tentang hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci lewat Doa Penyembahan.
Singkat
kata, puncak dari ibadah adalah gunung Sion, dan wujudnya: Doa Penyembahan.
Puncak
dari ibadah di atas muka bumi, dalam Gunung Sion, wujudnya; Doa penyembahan =
hidup di dalam penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Jadi
saudara, kita tidaklah merasa rugi manakala kita tergembala dengan baik dan
benar, tergembala dengan sungguh-sungguh dengan seorang Gembala dalam sebuah
penggembalaan yang benar, karena apabila kita tergembala dengan baik dan benar,
maka ibadah kita dibawa sampai kepada puncaknya itulah Doa Penyembahan. Jadi penggembalaan
ini merupakan pengantara bagi kita untuk menjadikan kita sebagai Gunung Sion
mempelai TUHAN, jumlah dari inti mempelai Tuhan ialah: 144.000 (seratus empat puluh
empat ribu) orang.
Jadi
tidak seorangpun, biar dia Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan Guru, dapat mengaku; “Saya diutus Tuhan untuk memimpin gereja
menjadi 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang”, itu perkataan
bohong. Penggembalaan inilah yang menuntun kita sampai kepada Mempelai Tuhan
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, menjadi Gunung Sion, Puncak
ibadah, karena Yesus sendiri adalah Gembala Agung yang memimpin dan menuntun
domba-dombanya.
Jadi
kalau ada hamba TUHAN mengaku-ngaku dia diutus untuk menuntun sidang jemaat
kepada 144.000 orang, itu hamba TUHAN Pendusta, pengakuannya itu tidak Alkitabiah.
Sebab itu sekalipun ada mujizat di tengah ibadah dan pelayanannya, itu merupakan
mujizat palsu. Kalau Pengakuan itu bertolak belakang dengan salib maka mujizat di
tengah ibadah dan pelayanan yang dia lakukan, itu mujizat palsu, sesuai dengan Wahyu
13:3. Tetapi anehnya banyak orang Kristen, banyak orang kaya lebih suka
dengan mujizat palsu.
Mazmur
45:7
(45:7) Takhtamu
kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat
kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.
Kalimat pertama:
“Takhtamu kepunyaan Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya”,
ini berbicara tentang kekekalan.
Kalimat kedua:
Tongkat kerajaanmu adalah tongkat
kebenaran.
Jadi
singkat kata yang menuntun kita sampai kepada kekekalan adalah tongkat
penggembalaan.
Jadi
mutlak setiap Insan, setiap kehidupan, siapapun dia, sidang jemaat, termasuk
hamba TUHAN yang sudah menerima lima jabatan, harus tergembala, untuk
selanjutnya menuntun kehidupan kita sampai kepada kekekalan.
Wujud dari kekekalan, wujud dari Gunung Sion,
wujud dari Mempelai TUHAN adalah Doa Penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya
untuk taat kepada kehendak Allah.
KEKEKALAN = PENYEMBAHAN.
KEKEKALAN
= PENYERAHAN DIRI
Jadi
mutlak tergembala karena Yesus yang menggembalakan kawanan domba untuk dibawa
sampai kepada kekekalan, untuk
dibawa kepada Gunung Sion, untuk dibawa sampai kepada Mempelai TUHAN jumlahnya
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang.
Wujudnya Doa Penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya
untuk taat kepada kehendak Allah, tidak taat kepada kehendak yang lain.
Bersyukur
saudara, jadi kita tidak boleh terpaksa dan main-main untuk tergembala. Suatu
kerugian yang besar dan resikonya besar, apabila beribadah dalam sebuah
penggembalaan, tetapi ngantuk-ngantuk, tidak dengar Firman Tuhan
sungguh-sungguh, pikiran melayang-layang, maka tidak ada artinya kehidupan yang
tergembala semacam ini.
Jadi,
jangan kita berpikir untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga sesuatu yang mudah,
tidak mudah Saudara, tidak semudah cara berpikir Saudara. Kita berpikir, karena
kita orang Kristen, lalu saat ibadah pikiran melayang-layang, maka bisa masuk
Sorga. Tetapi sesungguhnya tidak seperti itu, kita harus ikuti step by step dari apa yang sudah Tuhan
ajarkan dalam kehidupan kita dalam ibadah pelayanan di tengah penggembalaan
ini. Puji Tuhan …
Kemudian,
kita tidak mungkin bisa berada dalam puncak yakni; ibadah Gunung Sion, Mempelai
TUHAN, intinya ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, apabila kita
menggembalakan diri sendiri. Demikian juga, kita tidak mungkin bisa menjadi
suatu kehidupan yang suci, apalagi menjadi sempurna, menjadi Mempelai Tuhan
dengan menggembalakan diri sendiri. Jadi mutlak harus bergembala.
Saudara
yang di luar negeri, di dalam negeri yang senantiasa tekun digembalakan oleh
GPT Betania Serang, Cilegon,
Banten, Indonesia, lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook dimanapun anda berada, perhatikan sungguh-sungguh. Kita mutlak
harus tergembala, siapapun anda, kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan,
harus tergembala. Bahkan hamba TUHAN yang menerima lima jabatanpun harus
tergembala. Tidak cukup berkata: “poin-poin
pada ayat itu saya mengerti, pada kitab-kitab itu.” Tidak cukup, tetapi
harus tergembala.
Bukti
harus tergembala 1 Samuel
17:12-14, dengan perikop: Daud
tiba di medan pertempuran.
Perikop
ayat ini adalah: Daud tiba di medan
pertempuran.
Saudara,
sebelum tiba di medan pertempuran, lihat dulu keadaan Daud. Jadi tidak mungkin
serta merta atau tiba-tiba berada di medan pertempuran, sementara tidak ada
dasarnya. Marilah kita melihat dasar kehidupan Daud di dalam …
1
Samuel 17:12-13
(17:12) Daud adalah anak seorang dari
Efrata, dari Betlehem Yehuda,
yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak
laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.
(17:13) Ketiga
anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama
ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung,
anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama.
Ketiga
anak Isai yang tertua ini selalu pergi berperang mengikuti Saul dimanapun Saul
menghadapi peperangan.
1 Samuel 17:14
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi
ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul (17:15) Tetapi Daud selalu pulang
dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya
di Betlehem.
Ayat 14 bagian A: Daudlah yang bungsu. Anak laki-laki yang ke-8 dari Isai. Jadi
ketiga anak yang besar-besar itu, itulah Eliab, Abinadab, dan Syama, pergi
mengikuti Saul. Tetapi Daud selalu pulang daripada Saul, tujuannya adalah
untuk menggembalakan domba ayahnya, di Betlehem. Artinya; sesibuk-sibuk apapun kita di atas muka
bumi, ini harus kembali kepada kandang penggembalaan, harus tergembala dengan
baik, dengan benar, terhimpun, berkumpul di dalam sebuah penggembalaan.
Daud
dalam kesibukannya di istana kerajaan Saul, dia tetap ingat untuk kembali ke kandang
penggembalaan. Jadi Sesibuk apapun kita di atas muka bumi ini harus tergembala.
Ingat kendang penggembalaan, tidak boleh sibuk dan terikat dengan kesibukan di
dunia ini, tetapi harus terikat dengan di penggembalaan.
Kesimpulannya;
baik Daud maupun Suku (Bani) Lewi, satu dari sebelas suku Israel, mereka
memihak kepada TUHAN, berkumpul, terhimpun dalam sebuah penggembalaan.
Makan
tidak makan biar kita semua berkumpul dalam sebuah penggembalaan ini. Senang
atau susah tetap berkumpul dalam pengembalaan. Jangan mengambil jalannya
masing-masing, itulah Roh Daud.
Jadi
baik Daud maupun bani Lewi tergembala dengan baik dan benar.
Penggembalaan
ini membawa kita sampai kepada Puncak ibadah, Doa Penyembahan yaitu sasaran
akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini. Haleluya … Amin …
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment