IBADAH RAYA MINGGU, 15 AGUSTUS 2021
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri:10)
Subtema: PEDANG TERHUNUS MENGHADANG KEBINASAAN
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat dan kasih karunia
yang dianugerahkan kepada kita sehingga kita kembali dimungkinkan untuk yang
pertama kali berada dalam Ibadah Raya Minggu setelah PPKM hampir dua bulan.
Kita bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN, berarti dengan demikian masih
terbuka lebar-lebar bagi kita atau masih besar kesempatan bagi kita untuk
memperoleh keselamatan kekal.
Kiranya
damai sejahtera Kristus memerintah hidup kita di tengah ibadah dan pelayanan
ini, baik juga di tengah-tengah kediaman sidang jemaat yang sedang mengikuti
pemberitaan firman TUHAN di rumah masing-masing, baik yang di Serang dan
Cilegon sekitarnya, Banten, maupun yang di Bandung dan di Malaysia, maupun umat
TUHAN di tanah air; di berbagai-bagai daerah, Sabang sampai Merauke, TUHAN Yesus
memberkati saudara. Demikian juga umat ketebusan TUHAN yang ada di luar negeri
(manca negara), di tiap-tiap negara, dimanapun anda berada saya tidak lupa
menyapa saudara: TUHAN Yesus memberkati saudara dan juga mengurapi saudara dan
di sana juga TUHAN Yesus hadir sebagai Imam Besar; melayani, berdoa, dan juga
memperdamaikan dosa kita kepada Allah lewat Ibadah Raya Minggu pada petang
malam ini. Terpujilah TUHAN.
Saya
tidak lupa menyapa di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu ini bersama-sama dengan
kita hadir Bapak Pdt. Yantje Mamahit bersama Ibu, selamat petang malam, TUHAN
memberkati kita masing-masing.
Kita
kembali menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 13, dan kita masih berada di ayat
12 bagian a. Dengan perikop: “Binatang
yang Keluar dari Dalam Bumi” itulah nabi palsu.
Wahyu
13:12a
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu
dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua
penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama
itu dijalankannya di depan matanya. Berarti, seluruh pekerjaan dari binatang
yang pertama yang keluar dari dalam laut yakni Antikris dijalankan atau
dikerjakan oleh binatang kedua yang keluar dari dalam bumi yakni nabi-nabi
palsu. Kemudian, segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru-guru palsu, nabi-nabi
palsu, pemimpin-pemimpin rohani yang palsu dipantau dan disaksikan langsung
oleh Antikris tersebut.
Tanpa
ragu saya mengatakan: Pada akhirnya dunia pun turut menyoroti gerak langkah dan
aktivitas-aktivitas dari gereja TUHAN, persis seperti apa yang dialami oleh
nabi Daniel, sebagaimana pada minggu lalu telah diterangkan pada Daniel 6:5-6 dan Daniel 6:21-23.
Kiranya
apa yang sudah kita terima pada minggu lalu masih jelas pada ingatan kita, dan
doa saya kiranya hal itu juga menjadi berkat bagi kita semua, karena ternyata
dalam peristiwa pada Daniel 6; selendang dari pengantin perempuan sudah
dirampas, kemudian itu juga menjadi alasan untuk mencari kesalahan-kesalahan.
Kiranya panjangkanlah di hati masing-masing, sebab saya tidak bisa menjabarkan
dengan leluasa.
Sekali
waktu dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat pembinasa
keji yakni Antikris berdiri di tempat kudus bahkan nanti akan berkuasa dan
memerintah atas seluruh dunia selama tiga setengah tahun lamanya, tepatnya pada
pertengahan tujuh masa yang kedua.
Jadi,
Wahyu 13:12a intinya
adalah Antikris yaitu binatang yang pertama bersinergi atau bekerja sama dengan
nabi-nabi palsu atau guru-guru palsu itulah binatang kedua yang keluar dari
dalam bumi. Sebab seluruh kuasa atau pekerjaan dari Antikris dikerjakan oleh
nabi-nabi palsu.
Kita
akan melihat kuasa dari binatang yang pertama yakni Antikris yang dijalankan
oleh binatang yang kedua yakni itulah nabi-nabi palsu, yaitu Wahyu 13:3, dengan
perikop: “Binatang yang Keluar dari Dalam
Laut” itulah Antikris.
Wahyu
13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya
seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut
binatang itu.
Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang
membahayakan hidupnya itu sembuh.
Di
sini kita melihat: Antikris mengadakan mujizat kesembuhan namun hal itu
merupakan mujizat kesembuhan palsu, sebab Antikris mengadakan mujizat
kesembuhan tetapi mengabaikan sengsara salib atau mengabaikan kematian dan
kebangkitan TUHAN Yesus Kristus. Maka, sekalipun terjadi mujizat kesembuhan
tetap disebut mujizat kesembuhan palsu.
Adapun
maksud dan tujuan Antikris untuk mengadakan mujizat kesembuhan palsu adalah supaya
seluruh
dunia heran. Berarti Antikris sibuk dengan sensasi-sensasi semata di
tengah ibadah dan pelayanan, tujuannya hanya untuk mencuri dan menyedot
perhatian banyak orang, bahkan seantero dunia ini.
Pendeknya,
oleh karena mujizat kesembuhan palsu seluruh dunia heran dan nantinya akan
mengikuti Antikris.
Praktek
pelayanan yang demikian juga ternyata terjadi di tengah-tengah sidang jemaat di
Pergamus.
Wahyu
2:12-13
(2:12) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:
(2:13) Aku tahu di mana engkau diam,
yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada
nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak
pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan
kamu, di mana Iblis diam.
Yesus
tampil sebagai pedang yang tajam dan bermata dua untuk memeriksa atau
mengoreksi keadaan sidang jemaat di Pergamus. Dan ternyata setelah dikoreksi
oleh pedang yang tajam itu, ditemukanlah bahwasanya keadaan jemaat di Pergamus
ternyata diam di tempat takhta iblis,
berarti jemaat ini ada di tengah suasana yang penuh kefasikan, yang penuh
dengan kemunafikan, yang penuh dengan kejahatan dan kepalsuan-kepalsuan.
Pada
dasarnya daging ini adalah takhta iblis, oleh sebab itu daging ini harus
dihancurkan, sehingga tidak layak menjadi takhta dari pada iblis setan dan
tidak ada lagi kepalsuan, kemunafikan, dan lain sebagainya.
Namun
sekalipun jemaat di Pergamus diam di takhta iblis:
-
Jemaat
di Pergamus tetap berpegang teguh kepada
nama TUHAN = tidak mau melepaskan nama TUHAN.
-
Jemaat
di Pergamus tidak menyangkal iman mereka
kepada TUHAN.
Banyak
orang Kristen seperti ini; biar sudah melakukan sesuatu yang salah tetap saja
berpegang kepada nama TUHAN.
-
Jemaat
di Pergamus tidak gentar sekalipun
menghadapi ancaman maut. Mengapa? Sebab Antipas, saksi Yesus yang setia
kepada TUHAN dibunuh langsung di depan mata mereka, tetapi sekalipun demikian
mereka tidak gentar pada ancaman maut.
Inilah
yang menjadi kelebihan-kelebihan dari sidang jemaat di Pergamus.
Kita
bersyukur untuk kelebihan-kelebihan dari sidang jemaat di Pergamus.
Wahyu
2:14-15
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap
engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka
makan persembahan berhala dan berbuat zinah. (2:15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran
pengikut Nikolaus.
Namun,
sekalipun jemaat di Pergamus mempunyai kelebihan-kelebihan yang banyak dan luar
biasa, ternyata TUHAN mempunyai
keberatan di hati kepada jemaat di Pergamus, yaitu: Membiarkan ajaran setan
menyusup di tengah-tengah sidang jemaat di Pergamus, yakni menerima ajaran Bileam dan menerima ajaran Nikolaus.
Marilah
kita melihat dua ajaran yang menyesatkan ini, tentu saja diawali dengan: AJARAN
BILEAM.
Mari
kita lihat peristiwa di dalam Bilangan
22, dengan perikop: “Balak Memanggil
Bileam”, Balak, raja Moab memanggil nabi Bileam, nabinya TUHAN sebetulnya.
Bilangan
22:5-7
(22:5) Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke
Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk
memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari
Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang
berkemah di depanku. (22:6) Karena
itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari
padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini,
sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang
kaukutuk, dia kena kutuk." (22:7)
Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di
tangannya upah penenung; setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah
kepadanya pesan Balak.
Bileam
mengutuki bangsa Israel yang sedang berkemah di dataran atau tanah Moab atas
perintah raja Moab. Kemudian, Bileam melakukan sesuai dengan apa yang
diinginkan Balak hanya karena upah yang diberikan Balak, raja Moab kepada dia.
Pendeknya;
Bileam adalah gambaran dari seorang hamba TUHAN di akhir zaman, namun berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya karena mencari upah. Inilah gambaran
hamba TUHAN di akhir zaman; melayani hanya karena upah.
2
Petrus 2:15
(2:15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang
benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak
Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.
Jikalau
seorang hamba TUHAN melayani hanya karena upah, menunjukkan bahwa ia telah tersesat karena telah meninggalkan
jalan benar itulah jalan Salib.
2
Petrus 2:16
(2:16) Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk
kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara
manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.
Untuk
kejahatannya itu sebenarnya Bileam diperingatkan oleh TUHAN dengan keras dan
tegas, sebab keledai beban yang bisu itu berbicara secara langsung dengan suara
manusia untuk mencegah kebebalan nabi Bileam.
Jadi,
jika kesesatan nabi Bileam ini sudah mendarah daging dalam diri seorang hamba
TUHAN, sangat susah untuk dicegah. Sekalipun keledai tunggangan dari pada
Bileam itu berbicara seperti suara manusia untuk mencegah Bileam, namun hasrat
dan keinginan untuk mencari upah sudah tidak tertahankan lagi.
Kita
baca Bilangan 22, dengan perikop: “Balak
Memanggil Bileam” berarti akhirnya Bileam mau dipanggil Balak raja Moab
hanya karena upah untuk mengutuki bangsa yang diberkati.
Bilangan
22:12
(22:12) Lalu berfirmanlah Allah kepada Bileam: "Janganlah
engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab
mereka telah diberkati."
Di
sini kita melihat: Secara langsung TUHAN melarang Bileam pergi untuk mengutuki
bangsa Israel sebab bangsa itu sudah diberkati oleh TUHAN.
Lalu
kita lihat, wujudnya dalam ayat 21
dan ayat 22.
Bilangan
22:21-22
(22:21) Lalu bangunlah Bileam pada waktu pagi,
dipelanainyalah keledainya yang betina, dan pergi bersama-sama dengan
pemuka-pemuka Moab. (22:22) Tetapi bangkitlah
murka Allah ketika ia pergi, dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan
sebagai lawannya. Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang
bujangnya ada bersama-sama dengan dia.
… dipelanainyalah keledainya yang betina …
Kalau
pelayanan motifnya untuk upah susah dicegah. Pelayanan semacam ini kalau sudah
mendarah daging susah dicegah biar bagaimanapun.
Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia
pergi, sebab
sudah dilarang pada ayat 12 dan
langsung TUHAN yang mencegah. Tetapi Bileam tetap pergi walaupun sudah dicegah
TUHAN.
… berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai
lawannya. Akhirnya berdirilah malaikat TUHAN di jalan yang ia lalui itu
supaya menjadi lawan dari pada Bileam.
Bilangan
22:23
(22:23) Ketika keledai itu melihat Malaikat TUHAN
berdiri di jalan, dengan pedang terhunus di tangan-Nya, menyimpanglah
keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang. Maka Bileam memukul keledai itu
untuk memalingkannya kembali ke jalan.
Ketika
keledai betina itu melihat Malaikat TUHAN berdiri di jalan yang harus dilalui,
dengan pedang terhunus (pembukaan Firman yang berkuasa membongkar dosa dengan
tuntas), menyimpanglah keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang.
Namun
kita akan lihat sikap dari hamba TUHAN kalau melayani karena upah dan pelayanan
semacam itu sudah mendarah daging: Maka
Bileam memukul keledai itu. Jadi, Bileam terlalu bodoh, bahkan lebih bodoh
dari keledai (binatang).
Sikap
keledai: Melihat malaikat TUHAN dengan pedang terhunus dia menyimpang ke
ladang, dia tidak berani berhadapan. Sikap keledai sudah bagus. Saat ini kita
semua sudah berada di ladang TUHAN = KEGIATAN ROH ALLAH.
Tetapi
lihat sikap sang penunggang itulah seorang nabi TUHAN yang amat sangat
disayangkan karena terlalu bodoh, karena motivasi pelayanannya hanya karena
upah dan sudah mendarah daging. Akhirnya, ketika keledai itu menyimpang ia
memukul keledai itu = yang benar dipersalahkan.
Maka Bileam memukul keledai itu untuk
memalingkannya kembali ke jalan, untuk membawa ke jalan yang semula.
Setelah
berada di trek (jalur) yang seharusnya …
Bilangan
22:24-25
(22:24) Kemudian pergilah Malaikat TUHAN berdiri pada jalan
yang sempit di antara kebun-kebun anggur dengan tembok sebelah-menyebelah. (22:25) Ketika keledai itu melihat
Malaikat TUHAN, ditekankannyalah dirinya kepada tembok, sehingga kaki
Bileam terhimpit kepada tembok. Maka ia memukulnya pula.
Ketika keledai itu melihat Malaikat TUHAN,
ditekankannyalah dirinya kepada tembok. Takut pada malaikat TUHAN yang
ditangan-Nya terdapat pedang terhunus. Biarlah kita tekankan diri ini ke
tembok. Tekankan dirimu kepada iman,
kepada TUHAN. Jangan tekankan dirimu kepada perkara lahiriah lagi.
Cara
dari keledai ini sudah benar, tetapi kita lihat sikap dari pada Bileam terhadap
sikap dari keledai ini.
Akhirnya
pada saat tubuh dari pada keledai itu ditekankannya kepada tembok, terhimpitlah
kaki Bileam, dia mungkin merasa kesakitan dan akhirnya keledai tunggangannya
itu dipukul untuk yang kedua kalinya.
Siapa
yang benar: Keledai atau Bileam? Jawabnya: Yang benar adalah keledai. Binatang
lebih benar dari pada seorang nabi. Inilah kalau hamba TUHAN melayani dengan
motif upah dan kalau pelayanan semacam itu sudah mendarah daging bodohnya tidak
ketulungan, bahkan bisa lebih bodoh dari binatang. Percayalah dengan apa yang
saya sampaikan pada petang malam hari ini.
Jangan
kita bodoh, layanilah TUHAN dengan tulus hati dan dengan murni. Layanilah TUHAN
dengan korban berdarah-darah supaya jangan bodoh.
Itu
peristiwa yang kedua antara Bileam dengan keledai tunggangannya.
Ayo,
tekankan dirimu kepada iman dan kepada TUHAN. Jangan tekankan dirimu kepada
perkara lahiriah; jangan imanmu kepada gajimu sampai over time dan tinggalkan ibadah. Sekali lagi saya katakan: Tekankan
dirimu kepada iman. Memang pasti ada yang tehimpit tetapi tidak menjadi soal,
terima saja resikonya.
Kita
lihat peristiwa yang ketiga antara Bileam dengan keledai tunggangannya.
Bilangan
22:26-27
(22:26) Berjalanlah pula Malaikat TUHAN terus dan berdirilah
Ia pada suatu tempat yang sempit, yang tidak ada jalan untuk menyimpang ke
kanan atau ke kiri. (22:27) Melihat
Malaikat TUHAN meniaraplah keledai itu dengan Bileam masih di atasnya.
Maka bangkitlah amarah Bileam, lalu dipukulnyalah keledai itu
dengan tongkat.
Berjalanlah pula Malaikat TUHAN terus dan
berdirilah Ia pada suatu tempat yang sempit.
Kemudian,
malaikat TUHAN berdiri pada suatu tempat yang sempit, yang tidak ada jalan
untuk menyimpang ke kanan dan ke kiri. Melihat malaikat TUHAN dengan pedang
terhunus, keledai langsung meniarap (tersungkur), istilah sekarang adalah doa penyembahan.
Kalau
kita sudah dihadang TUHAN dengan pembukaan rahasia firman yang begitu tajam,
langsung saja menyerah dan secepatnya tersungkur di kaki salib TUHAN, itulah
sikap yang ditunjukkan keledai tunggangan dari Bileam.
Tetapi
bangkitlah amarah Bileam, dan kembali dipukulnyalah keledai itu untuk ketiga
kalinya. Pendeknya, Bileam menunjukkan suatu kebodohan yang amat besar; yang
benar dia persalahkan untuk membenarkan kesalahannya.
Saat
ini kita sedang ditunggangi oleh TUHAN untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam
Yerusalem yang baru. Kita ini bangsa kafir tetapi kalau kita mau ditunggangi
dengan tulus dan rela hati pasti dibawa masuk sampai Yerusalem baru.
Bilangan
22:28
(22:28) Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu,
sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu,
sampai engkau memukul aku tiga kali?"
Setelah
Bileam memukul keledai betina tunggangannya sebanyak tiga kali, selanjutnya:
TUHAN membuka mulut keledai itu, lalu berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai
engkau memukul aku tiga kali?"
Kita
lihat jawaban dari pada Bileam …
Bilangan
22:29
(22:29) Jawab Bileam kepada keledai itu: "Karena engkau
mempermain-mainkan aku; seandainya ada pedang di tanganku, tentulah
engkau kubunuh sekarang."
Karena
Bileam merasa bahwa keledainya itu mempermain-mainkan dia, maka dia berkata: “seandainya ada pedang di tanganku, tentulah
engkau kubunuh sekarang." Sadis sekali ya. Perbuatan baik tetapi
diterima dengan pukulan-pukulan sebanyak tiga kali, serta dengan kata-kata yang
tidak baik. Dan itu harus diterima kalau memang kita mau ditunggangi oleh
TUHAN.
Saat
ini kita sedang menghadapi ajaran-ajaran palsu; yang benar pasti dipersalahkan
dan yang salah nanti dibenarkan, kita harus sudah bisa terima resiko yang semacam
itu.
Bilangan
22:30
(22:30) Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam:
"Bukankah aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai
sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?" Jawabnya:
"Tidak."
Keledai
itu kembali berkata kepada Bileam: "Bukankah
aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah
aku berbuat demikian kepadamu?" Jawab Bileam: “Tidak.”
Berarti
Bileam ini tidak peka; dia nabi tetapi tidak peka dengan suara TUHAN. TUHAN
sendiri melarang dia pergi untuk berjumpa dengan Balak raja Moab, bahkan di
tengah jalan pun keledai sudah memberikan tanda-tanda (sinyal) dengan tiga kali
tanda-tanda (sinyal) besar yang seharusnya seorang nabi tanggap, peka, cepat
mengerti. Tetapi di sini kita melihat: Bileam tidak paham, tidak tanggap, tidak
mengerti.
Seorang
hamba TUHAN kuat sekali dengan psikologinya; bisa membaca pikiran sidang
jemaat. Walaupun kelihatan sidang jemaat seperti mendengar firman TUHAN tetapi
hamba TUHAN tetap tahu arah pikirannya kemana. Tetapi Bileam ini tidak; dia
tidak mengerti, tidak peka.
Jadi,
Bileam tidak memiliki roh kepekaan sebab hatinya sudah sepenuhnya dikuasai oleh
upah. Hati-hati, jangan sampai alarm atau kepekaan itu hilang hanya karena hati
terikat dengan upah.
Roh
Allah itu adalah salah satu harta yang berharga, yang tidak boleh dianggap
enteng. Kita butuh Roh Allah untuk memuliakan nama TUHAN di tengah ibadah dan
pelayanan ini. Tidak bisa kita memuji TUHAN dengan kemampuan daging, sebab
kemampuan daging itu terbatas.
Bilangan
22:31
(22:31) Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah
Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di
jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.
Karena
Bileam tidak peka, tidak memiliki roh kepekaan itu, akhirnya mau tidak mau
TUHAN pun membuka atau menyingkapkan mata Bileam, dan akhirnya dia melihat
malaikat TUHAN yang menghadang jalan mereka dengan di tangan-Nya ada pedang
terhunus, barulah Bileam berlutut dan sujud.
Jadi,
sudah sangat jelas, Bileam ini tidak mempunyai iman. Kalau orang yang beriman:
Percaya walaupun tidak melihat. Tetapi tidak dengan Bileam: Melihat dulu baru
sujud.
Tuhan
menjanjikan kemuliaan kekal, itulah perkara yang tidak dapat dilihat, tetapi
kita percaya dan manusia batiniah kita melihat. Apa buktinya manusia batiniah
kita melihat? Jawabnya: Kita rela menanggung penderitaan yang sementara selama
di bumi ini. Itulah bukti bahwa kita melihat kerajaan Sorga.
Bilangan
22:32
(22:32) Berfirmanlah Malaikat TUHAN kepadanya: "Apakah
sebabnya engkau memukul keledaimu sampai tiga kali? Lihat, Aku keluar sebagai
lawanmu, sebab jalan ini pada pemandangan-Ku menuju kepada kebinasaan.
Akhirnya
malaikat TUHAN pun berbicara dengan berterus terang dan berkata kepada Bileam: "… Lihat, Aku keluar sebagai lawanmu,
sebab jalan ini pada pemandangan-Ku menuju kepada kebinasaan.”
Kalau
TUHAN menghadang kita dengan pedang yang terhunus dan TUHAN mengutus malaikat
sidang jemaat untuk membawa pedang yang terhunus, sudah seharusnya kita
bersyukur supaya kita jangan sampai kepada kebinasaan.
Bilangan
22:33
(22:33) Ketika keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia
menyimpang dari hadapan-Ku; jika ia tidak menyimpang dari hadapan-Ku,
tentulah engkau yang Kubunuh pada waktu itu juga dan dia Kubiarkan hidup."
Ketika
keledai melihat malaikat TUHAN dengan pedang yang terhunus, tiga kali dia
menyimpang dari jalan yang harus dia lalui, tetapi jika ia tidak menyimpang dari hadapanku tentulah engkau yang Kubunuh,
engkau yang mati.
Begitu
hebatnya keledai ini, ini tidak lain tidak bukan adalah kehidupan bangsa kafir
yang ditunggangi, dimana ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa
penyembahan. Bersyukurlah kepada TUHAN Yesus, TUHAN kirimkan kita ada di tengah
ibadah pelayanan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, itulah tangan
kanan pembelaan TUHAN.
… tentulah engkau yang Kubunuh pada waktu
itu juga dan dia Kubiarkan hidup." Tetapi TUHAN masih berkemurahan kepada
Bileam walaupun pada akhirnya binasa (mati) juga karena kesalahannya.
Kita
kembali memeriksa sidang jemaat di Pergamus, dalam Wahyu 2:14.
Wahyu
2:14
(2:14) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap
engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang
memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka
makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Ajaran
Bileam adalah ajaran yang menyesatkan dan disertai dengan dua hal:
1.
Persembahan
berhala.
2.
Berbuat zinah.
Hati-hati
dengan pelayanan seperti Bileam; melayani karena upah, itu pelayanan yang
menyesatkan karena disertakan dengan dua hal:
1.
Persembahan
berhala.
Orang yang hidup di dalam penyembahan berhala adalah orang yang keras hati,
karena keras hati itu setara dengan penyembahan berhala.
2.
Berbuat zinah, berarti dikuasai
oleh roh kenajisan secara total.
Filipi
3:18-19
(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan
kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak
orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. (3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah
perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Karena, seperti yang telah kerap kali
kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis. Rasul Paulus ini
adalah hamba TUHAN yang rendah hati, di tengah ibadah dan pelayanannya dia
tidak jarang mencucurkan air mata. Meterai kerendahan hati dari seorang hamba
TUHAN adalah air mata, hancur hati.
Selanjutnya,
disertai air mata Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Filipi: “banyak orang yang hidup sebagai seteru salib
Kristus.” Dan Rasul Paulus tidak sedikit mencucurkan air mata, dia sering
menangis karena banyak orang Kristen menjadi seteru salib Kristus. Itu sudah
menjadi tanda (sinyal) bahwa hati TUHAN juga hancur kalau kita juga menjadi
seteru salib Kristus.
Mari
kita lihat kehidupan yang menjadi seteru salib Kristus: Kesudahan mereka ialah kebinasaan. Mengapa? Jawabnya: Praktek
seteru salib ada tiga;
1.
Tuhan mereka ialah
perut mereka.
2.
Kemuliaan mereka
ialah aib mereka.
3.
Pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Melayani
tetapi terikat dengan upah, sudah pasti menjadi seteru salib. Sehingga Rasul
Paulus banyak kali mencucurkan air mata.
Bantu
doa supaya keluarga besar GPT “BETANIA” jangan menjadi
seteru salib.
Filipi
3:20
(3:20)
Karena kewargaan kita adalah di
dalam sorga, dan dari situ
juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
Karena kewargaan kita adalah di dalam
sorga.
Kita ini orang asing di dunia ini dan kita rindu mencari tanah air Sorgawi,
dari sana kita datang dan harus kembali kesana. Jangan terlena dengan tiga
perkara yang menjadi praktek seteru salib, tetapi mari kita belajar dari
teladan yang ditinggalkan oleh Rasul Paulus.
Kita
baca Filipi 3:17, dengan perikop: “Nasihat-Nasihat
kepada Jemaat.”
Filipi
3:17
(3:17) Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan
perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi
teladanmu.
Saudara-saudara yang terkasih,
keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia, baik yang di Bandung maupun yang di Malaysia.
Termasuk umat ketebusan TUHAN yang setia dalam ketekunan Ibadah Raya Minggu dan
yang digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia lewat live
streaming Youtube, Facebook dimanapun anda berada, dalam dan luar negeri perhatikan
Firman baik-baik: Mari kita mengikuti teladan
Rasul Paulus.
Mari
kita lihat teladan yang ditinggalkan oleh Rasul Paulus, di dalam 1 Korintus 9, dengan perikop: “Hak dan Kewajiban Rasul.”
Saya
ini hamba TUHAN sudah menerima jabatan gembala, meterainya adalah sidang
jemaat. Hak dan kewajiban saya ada, dan sidang jemaat harus tahu. Inilah yang
disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Asia kecil terkhusus kepada
sidang jemaat di Filipi.
1
Korintus 9:13-14
(9:13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam
tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka
yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (9:14) Demikian pula Tuhan telah
menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan
Injil itu.
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang
melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu. Saya hamba TUHAN
menerima jabatan gembala, jika saya hidup dari penghasilan sebagai supir
angkot, itu tidak mungkin dan saudara harus tahu itu. Jadi kalau kita membawa
korban berdarah-darah jangan bersungut-sungut.
TUHAN
menuntut supaya kita mengikuti peraturan-peraturan dalam penggembalaan ada dua
kalau kita kaitkan dengan Yehezkiel 37:
1.
Persembahan-persembahan
khusus.
Jadi, yang dikhususkan bukan hanya satu perkara tetapi banyak.
2.
Persembahan roti
sajian.
… dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat
bahagian mereka dari mezbah itu?
Demikian pula Tuhan telah menetapkan,
bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
Itu
yang semestinya, yang disampaikan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus
dan kepada jemaat di Filipi.
1
Korintus 9:15-16
(9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari
hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga
demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat
ditiadakan siapa pun juga! (9:16)
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan
diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil.
Selanjutnya,
Rasul Paulus berkata; “Tetapi aku tidak
pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu.”
Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku
pun diperlakukan juga demikian. Dia menulis surat dan menyampaikan hal
yang baik, yang suci, yang mulia kepada jemaat di Korintus, bukan supaya dia
diperlakukan seperti itu. Dia bukan mata duitan, melayani bukan karena upah.
Rasul
Paulus selanjutnya berkata: Sebab aku
lebih suka mati dari pada ...! Sebab aku lebih suka mati dari pada melayani
karena upah. Masih banyak lagi titik titik yang bisa saudara jawab di dalam kehidupan
saudara. Taruh titik titik dalam kehidupan saudara dan katakan di hadapan TUHAN:
“aku lebih suka mati dari pada tidak melayani TUHAN”, “aku lebih suka mati dari
pada melayani karena upah”, “aku lebih suka mati dari pada melayani dengan
penonjolan diri”, “aku lebih suka mati dari pada melayani seperti Bileam.”
Masing-masing
jawab titik titik itu di hati saudara, dan mulai sekarang buktikan di hadapan
TUHAN. Saya pun buktikan di hadapan TUHAN, sama-sama kita buktikan.
Selanjutnya
Rasul Paulus berkata: Sungguh,
kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga! Jadi sungguh dia
bermegah di dalam pelayanannya di hadapan TUHAN; bermegah dalam kelemahan,
bermegah dengan sengsara salib di tengah pemberitaan Injil.
Karena jika aku memberitakan Injil, aku
tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri.
Imam-imam
juga kalau diberi kesempatan untuk melayani, maka tidak ada kesempatan untuk
menyombongkan diri dan berlaku sombong. Kalau dipercaya jangan suka bermegah.
Saya
masih melihat satu dan dua orang kalau sudah diberi kesempatan untuk melayani
langsung lupa diri. Orang semacam ini langsung saya cegah di jalan supaya tidak
menuju kebinasaan. Saya langsung hadang dengan pedang terhunus, karena saya
tahu jalan yang dia tuju menuju kebinasaan. Contohnya: Hanya karena sedikit
repot sudah merasa berjasa, langsung saya hadang dengan pedang terhunus, karena
saya tahu jalan itu akan menuju kebinasaan. Sudah berapa banyak yang mengalami
seperti itu, bahkan tidak sedikit saya teriaki langsung karena saya tahu,
tetapi mungkin orang lain tidak bisa tahu. Saya ini hamba TUHAN, ibu dan juga
bapa yang memahami anak-anak yang dilahirkan.
Kalau
diberi kesempatan untuk melayani TUHAN sesuai karunia jabatan, bersyukur,
layani dengan hati yang tulus dan murni. Kalaupun disertai dengan cucuran air
mata biar saja.
Selanjutnya
Rasul Paulus berkata: Sebab itu adalah
keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Jadi
Rasul Paulus ini adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab di
tengah-tengah ibadah dan pelayanannya.
Bantu
doa supaya saya juga menjadi seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab teramat
lebih soal keselamatan jiwa. Di hadapan kita Antikris sudah menghadang.
Hati-hati. Ini tanggung jawab saya di hadapan TUHAN.
Sedikit
saya bersaksi: Isai anak sulung saya beberapa hari yang lalu bermimpi -- dia
jarang bermimpi sebetulnya --, mimpinya adalah Antikris sudah ada di depan
mata. Lalu ada tulisan atau daftar list orang-orang yang bisa pergi bebas dari Antikris,
lalu suara itu mengatakan kepada dia “kamu
juga boleh pergi bebas dari Antikris, tetapi kamu harus pergi.” Mimpi itu satu
kali tetapi seolah-olah dua kali. Lalu dia bertanya kepada saya “kenapa pih?” Lalu saya jawab: TUHAN mau
teguhkan pernyataan TUHAN kepada kita keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA”.
Dua kali
itu saksi sah; satu mimpi tetapi kesannya seperti dua kali. Lalu saya berpikir “mengapa mimpi yang demikian Engkau berikan
kepada Isai TUHAN?” Oh saya langsung mendapat suatu pemahaman, sebab dia
anak sulung saya. Jadi ibadah dan pelayanan ini adalah hak kesulungan, dan
ibadah dan pelayanan ini yang membawa kita lepas dari mata ular yaitu Antikris.
Di situ saya pahami, “oh iya.”
Jadi
jangan ada diantara kita berpikir untuk meninggalkan penggembalaan ini, jangan,
terlalu bodoh itu namanya. Sudah berada pada mil-mil terakhir lalu kita masih
berpikir meninggalkan TUHAN, hanya karena perkara lahiriah = binasa sebelum
mati. Camkan apa yang saya sampaikan ini. Bukan saya sok bernubuat, tetapi
camkanlah.
Rasa-rasanya
setiap kali saya menyampaikan sebuah pernyataan tidak asal-asalan, saudara
selalu ingat itu.
1 Korintus
9:17
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku
sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan
menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang
ditanggungkan kepadaku.
Kalau andaikata aku melakukannya menurut
kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah.
Kalau
ibadah pelayanan ini pekerjaan manusia daging seperti seseorang yang sedang
membangun bisnisnya, maka orang itu berhak mendapatkan keuntungan besar, karena memang ada perhitungan dalam
mengelola bisnis. Tetapi melayani TUHAN tidak boleh dijadikan sebagai ajang
bisnis.
Tetapi karena aku melakukannya bukan
menurut kehendakku sendiri. Ibadah pelayanan adalah kehendak Allah.
Ibadah pelayanan ini seharga dengan setetes darah salib. Oleh karena setetes
darah salib kehendak Allah jadi; ibadah jadi, pelayanan jadi.
Hargailah
ibadah pelayanan ini, yang seharga dengan setetes darah salib sehingga kehendak
Allah jadi.
… pemberitaan itu adalah tugas
penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Sebagai seorang pelayan TUHAN,
seorang hamba TUHAN harus menjadi hamba yang loyal kepada TUHAN. Layani saja
TUHAN tanpa upah; melayani dengan rasa tanggung jawab, penuh dengan dedikasi
dan loyalitas kepada TUHAN.
1 Korintus
9:18
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini:
bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak
mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah
ini:
memberitakan Injil tanpa upah,
berarti dipercayakan oleh TUHAN, diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
melayani TUHAN. Itu upah yang besar, untung besar.
Jangan
kita menerima ajaran Bileam di tengah ibadah dan pelayanan ini, sebab ajaran
Bileam menyesatkan karena disertakan dengan berhala dan kenajisan. Jangan itu
terjadi.
Kita
bersyukur soal ajaran Bileam secara singkat sudah tuntas.
Sudah tau upah pelayanan kita saudara? Upah kita adalah
melayani tanpa upah, berarti dipercayakan melayani TUHAN seluas-luasnya, itu
upah besar. Bayangkan orang kaya tetapi tidak bisa menikmati, tidak ada
artinya. Tetapi diberi kesempatan untuk menikmati pelayanan, itu upah besar.
Ingat;
penggembalaan adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pembelaan. Kalau
tidak tergembala maka tidak selamat, saya yakin mengatakan itu.
Oleh
sebab itu, tergembalalah. Yang di Bandung dan di Malaysia tergembalalah
sungguh-sungguh. Hanya satu gembala tidak boleh dua, karena pengertiannya
terlalu banyak nanti, akhirnya bentrok; yang satu begini, yang lain begitu.
Harusnya sama-sama begini, sama-sama begitu supaya sejalan, kalau beda-beda
pengertian nanti susah.
Setelah
kita lihat ajaran Bileam, sekarang kita lihat tentang: AJARAN NIKOLAUS.
Wahyu
2:15
(2:15) Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang
kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Di
tengah-tengah sidang jemaat di Pergamus ini juga ada pada mereka orang-orang yang berpegang pada ajaran
pengikut Nikolaus. Yang benar seharusnya berpegang kepada ajaran yang murni
dan benar itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel, tetapi di sini tidak
seperti itu.
Pendeknya,
ajaran ini hanyalah berusaha untuk mengumpulkan massa (orang) sebanyak-banyaknya
sehingga dikategorikan menjadi orang-orang pengikut Nikolaus karena berpegang
kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Menurut
hemat saya, ada dua cara yang digunakan untuk mengumpulkan masa sebagai
pengikut Nikolaus:
YANG
PERTAMA: Godaan berupa uang atau godaan lewat mamon yang akan dibagi-bagikan
supaya akhirnya dia menjadi pengikut Nikolaus.
Saya
punya asumsi terhadap ajaran Nikolaus ini bahwa sebetulnya Santa Claus atau sinterklas itu kalau dilihat dari sejarahnya itu
betul-betul berasal dari Asia kecil, termasuk dari Turki juga. Jadi, dia
seorang santo (hamba) yang setiap melayani membagi-bagi uang. Akhirnya itu
dibuat menjadi lambang setiap orang merayakan natal; setiap ada natal nanti ada
Santa Claus meletakkan sesuatu berkat
di kaos kaki anak-anak, atau kado-kado dan lain sebagainya. Tetapi sebetulnya
menurut saya itu datangnya dari ajaran Nikolaus; menggunakan mamon atau suka
bagi-bagi uang supaya berpegang pada ajaran pengikut Nikolaus.
YANG
KEDUA: Iming-iming dengan sebuah kedudukan dan jabatan di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan. Ini juga menggiurkan.
Saudara
bisa langsung rasakan apabila seorang imam turun dari pelayanan, begitu
sakitnya bukan. Hamba TUHAN ini tahu.
Untuk
menjadi pengikut Nikolaus maka akan diiming-iming sebuah kedudukan dan jabatan
di tengah-tengah pelayanan dan ini juga bisa jadi pemicu sehingga seseorang
tergoda untuk menjadi pengikut Nikolaus.
Sedikit
kesaksian: Beberapa tahun lalu awal mula saya masuk ke provinsi Banten saya
masih melihat dengan jelas dengan seksama untuk menjadi pengikut dalam sebuah
gereja antara lain:
-
Ditawari
jemputan. Okelah kalau hal ini difasilitasi.
-
Kepada
orang yang menggaet atau orang yang bisa menarik jiwa masuk menjadi pengikut
gereja itu, orang itu akan dibayar.
-
Kalau
bisa seseorang mengumpulkan dua belas orang maka dia menjadi gembala komsel,
dan ujung-ujungnya menjadi gembala sidang.
Yang
lebih parah lagi pada waktu itu -- saya masih ingat jelas dalam ingatan saya --
orang-orang dibagi sembako. Membagi sembako tidak salah, tetapi motifnya yang
salah. Kalau saya berbagai kepada Pdt. Mamahit atau sebaliknya Pdt. Mamahit
berbagi kepada saya, itu tidak salah. Tetapi jangan ada motif lain.
Sekarang
trik-trik itu sudah hilang karena menyadari bahwa hal itu salah dan akhirnya
malu sendiri.
Ituloh
yang dimaksud dengan berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. Jadi tujuannya
hanya untuk mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya, tetapi tujuan dari ibadah
pelayanan itu tidak jelas. Bagaimana mungkin kita berada di tengah perhimpunan
tetapi sasaran akhir dari ibadah pelayanan tidak jelas.
Tetapi
oleh kemurahan TUHAN, sampai sejauh ini kita digembalakan oleh Pengajaran
Pembangunan Tabernakel. Pengajaran Pembangunan Tubuh Mempelai; pengajaran ini
membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh
mempelai dan di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan ini ibadah kita
dibawa sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, dengan lain kata
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Dengan demikian,
inilah gambaran dari gunung Sion, wujudnya adalah hubungan intim itulah doa
penyembahan.
Tadi
doa pemimpin pujian begitu: Kami
bersyukur TUHAN, kami berterimakasih kami ada di tengah penggembalaan ini
supaya ibadah ini dibawa sampai puncaknya, doa penyembahan. Gunung Sion,
wujudnya adalah doa penyembahan. Jelas, TUHAN tidak bodoh-bodohi kita.
Jadi
hati-hatilah dengan ajaran sesat semacam ini. Bila seseorang sudah terikat
dengan dua ajaran sesat di atas tadi, maka sangat susah untuk diluruskan dan
saya punya alasan untuk mengatakan itu.
Jangan
sampai kita terikat dengan dua ajaran yang tadi dan menyusup di tengah-tengah
sidang jemaat di Pergamus. Kalau dua ajaran itu masuk sangat susah diluruskan.
Mari
kita perhatikan 1 Timotius 4, dengan
perikop: “Tugas Timotius dalam Menghadapi
Pengajaran Sesat.” Dari perikop ini timbul dalam hati saya supaya kita juga
harus menghadapi pengajar sesat, tidak boleh kita berdiam diri. Walaupun banyak
hamba TUHAN yang kebakaran jenggot di hari-hari terakhir ini saya tidak peduli,
dan saya tidak membenci dia. Sebab yang saya sampaikan adalah kebenaran.
1
Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat
dan ajaran setan-setan (4:2) oleh
tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa
di waktu-waktu kemudian, pada waktu itu Rasul Paulus menyampaikan kepada
Timotius, jelas itu menunjuk hari ini.
… ada orang yang akan murtad lalu
mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
Ada
orang yang murtad, keluar dari bilangan TUHAN, lalu mengikuti roh-roh penyesat
dan mengikut ajaran setan-setan.
Mengapa
bisa demikian? Sebab, oleh tipu daya pendusta-pendusta, itulah nabi-nabi palsu
yang melayani dengan hati nuraninya memakai cap mereka, bukan meterai dari
TUHAN.
Dalam
ejaan lama 1 Timotius 4:2.
(4:2) oleh keadaan orang munafik yang memberitakan dusta,
yang di dalam perasaannya seperti diselar dengan besi hangat.
… Diselar dengan besi hangat. Jadi besi dipanasi
lalu ditempelkan di dalam tubuh. Kalau sudah ditempelkan di dalam tubuh nanti
akan berbekas, dan kalau sudah berbekas akan susah dihilangkan. Karena mengapa?
Jawabnya: Karena melayani dengan cap mereka.
Jadi
pelayanan semacam itu, yaitu menerima ajaran Bileam dan Nikolaus susah
diluruskan dan kita sudah melihatnya tadi. Sekalipun TUHAN sudah berbicara
langsung dengan Bileam, tetap susah diluruskan. Ditambah lagi binatang (keledai)
yang berbicara, juga tidak mau diluruskan. Akhirnya yang benar jadi salah dan
yang salah jadi benar.
Tetapi
oleh karena kemurahan TUHAN, TUHAN menuntun setiap langkah-langkah perjalanan
rohani kita sesuai dengan ketetapan Firman Allah sehingga kita tidak tersesat
di tengah jalan. TUHAN tuntun sampai ketujuan hidup itulah Yerusalem baru, kota
mempelai.
Wahyu
13:3b
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya
seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut
binatang itu.
Sesudah
Antikris mengadakan mujizat kesembuhan palsu, akhirnya seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu, menjadi pengikut-pengikut Antikris.
Wahyu
13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan
kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil
berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat
berperang melawan dia?"
Pengikut-pengikut
dari Antikris digiring sampai kepada puncak kesesatan, yakni menyembah naga dan
menyembah Antikris. Itu loh kalau
orientasi ibadah hanya sekedar mencari mujizat, bahaya sekali.
-
Alasan
untuk menyembah naga: Karena naga sudah
memberikan kuasa yang besar kepada Antikris.
-
Alasan
untuk menyembah Antikris: Karena Antikris
telah mengadakan mujizat kesembuhan palsu.
Jadi
ujung-ujungnya digiring sampai kepada puncak kesesatan, yaitu; menyembah setan dan menyembah Antikris.
Siapa
yang bisa mengalahkan kepala dan ekor ular naga merah padam, kalau kita tidak
tergembala dengan sungguh-sungguh?
Di
sini kita melihat, Antikris mengadakan mujizat lalu pengikut-pengikutnya
digiring sampai kepada puncak kesesatan dan hal yang senada juga dilakukan oleh
nabi-nabi palsu.
Wahyu
13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu
dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua
penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama
itu, itulah
Antikris, dijalankan oleh guru-guru palsu di depan mata Antikris.
Ia menyebabkan seluruh bumi; nabi palsu
menyebabkan seluruh penduduk bumi dan
semua penghuninya menyembah binatang pertama, itulah Antikris. Kuasa dari
binatang yang pertama dijalankan oleh nabi palsu itulah binatang yang kedua.
-
Antikris
merupakan kepala dari ular naga.
-
Sedangkan
nabi palsu merupakan ekor dari pada ular naga.
Jadi,
ekor dan kepala itu seiring dan sejalan.
Jangan
kita mengandalkan kekuatan kita di dalam menghadapi setan, kita tidak akan
mampu. Jadi mau tidak mau kita harus tergembala, siapapun dia. Rasul tergembala, Nabi tergembala, Penginjil
tergembala, seorang Gembala seperti
saya juga harus tergembala, Guru
juga harus tergembala. Tidak boleh tidak tergembala, harus tergembala dalam
satu penggembalaan dengan satu gembala.
Namun
saudara jangan langsung mencap; lalu siapa yang menggembalakan mu? Yah TUHAN Yesus. Saya sudah buktikan
tiga macam ibadah pokok plus Ibadah
Kaum Muda dan kita sudah digembalakan. Saya belajar setia tidak akan
meninggalkan penggembalaan apapun yang terjadi.
Yesaya
9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan
nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
Tua-tua, orang yang terpandang, itulah
kepala ular naga, itulah Antikris. Antikris itu datangnya dari lautan dunia
itulah bangsa-bangsa; suku, kaum, bahasa.
Sedangkan
Nabi yang mengajarkan dusta, itulah
ekor naga merah padam.
Jadi
kuasa dari binatang yang pertama dijalankan oleh binatang kedua itulah nabi
palsu. Jadi kepala dengan ekor itu seiring dan sejalan; satu visi dan satu
misi.
Itu
sebabnya setelah dikoreksi pedang tajam bermata dua, TUHAN mempunyai keberatan kepada
Jemaat di PERGAMUS karena ternyata mereka menerima ajaran Bileam dan ajaran
Nikolaus.
Sudah
jelas jalan yang dilalui oleh Bileam itu pasti menuju kebinasaan. Kalau TUHAN menghadang
kita sekarang dengan pedang terhunus, pedang tajam bermata dua, lalu
mengoyak-ngoyak hati kita, memang sakit bagi daging, tetapi katakan kepada
TUHAN sekarang ini juga: Terimakasih
TUHAN, akhirnya saya tidak berujung kepada kebinasaan.
Jangan
kita salahkan yang benar, lalu mengatakan: Kalau ada pedang di tanganku, saya
bunuh itu gembala, sebab hari-hari dosa saya dikoreksi. Maka engkau berhadapan
kepada TUHAN nanti.
Tidak
ada seorangpun yang dapat menghadapi setan dengan kekuatannya, sekalipun dia
datang dari latar belakang dengan sederet gelar di atas pundak, dia datang
dengan seorang yang mempunyai pengalaman secara sekuler, dia sebagai orang yang
berpengetahuan secara ilmiah, tidak akan mampu menghadapi setan. Percayalah.
Andalkan
TUHAN dalam laku kita masing-masing, yang TUHAN tunggu dari kita semua adalah
hati kita; penyerahan diri. Bukan soal siapa yang mengerti Firman, tetapi hati
yang mau melakukan firman dengan rendah hati, itu kehidupan yang tergembala.
Penggembalaan
ini adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pembelaan dari TUHAN, sesuai dengan
pengakuan Daud, yakni; Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, itulah
gua singa (Antikris), Daud berkata: Aku tidak takut bahaya, karena tergembala
dengan baik.
TUHAN
sudah sampaikan kepada kita dengan rinci tentang kepala dan ekor naga merah
padam, satu visi satu misi.
Wahyu
13:12b
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu
dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua
penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua
penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
Jadi
sama, apa yang dikerjakan oleh Antikris juga dikerjakan oleh nabi palsu.
Dulu
ada teman yang juga sangat dikenal Bapa Pdt. Mamahit, teman ini dari Nias.
Teman ini pernah menantang pemberitaan firman lewat blogspot -- pada waktu itu
belum ada pemberitaan Firman lewat live
streaming --, beliau berkata: Antikris tidak terkait dengan nabi palsu.
Semoga TUHAN luruskan pengertiannya.
Wahyu
13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat,
bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Selanjutnya
nabi-nabi palsu juga mengadakan tanda-tanda yang dahsyat sama seperti yang
dilakukan oleh Antikris.
Jika
TUHAN izinkan minggu yang akan datang kita akan melihat dan mengikuti
penjelasan dari Wahyu 13:13a
ini. Kita doakan supaya TUHAN tolong kita di minggu yang akan datang. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment